PENDAHULUAN
Obat Psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan
mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku (mind and behavior altering
drugs
Section
terapi
(psyc
24.1
24.2
obat
untuk
24.2.1
24
Psychotherapeutic
Drugs
Obat Psikotropik
Drugs used in
psychotic disorders
Anti-Psikosis
Chlorpromazine
Fluphenazine
Haloperidol
Risperidone
(supp
24.2.2
24.3
24.4
24.5
Medicine used in
bipolar disorders
gangguan
psikiatrik
hotherapeutic
medication).
Penggunaan
), digunakan untuk
klinis
Anti-depresi
Anti-insomnia
Amitriptyline
Fluoxentine
Anti-panik, Antimania
Carbamazepine
Lithium carbonate
Valporic acid (sodium
valproate)
Anti-anxietas
Diazepam
Anti-obsesif
kompulsif
Clomipramine
psikotropik ditujukan
Nicotine Replacement
Therapy (NRT)
Penggolongan
meredam
ression)
gejala
dengan
gejala
yang
ingin
ditanggulangi.
obat
psikotropik
berdasarkan orientasi pada gejala sasaran menurut 19th WHO-Model List of Essential Medicines
(April 2015) ialah sebagai berikut : 1,2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
bunuh diri.
Kepribadian premorbid: biasanya ada gangguan afek ringan. Personalitas siklotimik
menjadi sasaran gangguan afek ringan selama hidupnya, keadaan ini tidak
berhubungan dengan penyebab eksterna. Kepribadian depresi ditunjukkan dengan
b.
bervariasi dari kegembiraan ringan sampai keriangan liar dan keadaan terangsang.
Kegembiraan pasien menular tetapi cepat menjadi membosankan. Ada peningkatan
aktivitas fisik dan mental, kurang tidur dan berbicara terus menerus serta terlalu
optimis dalam merencanakan masa depan. Episode Manik ditandai dengan adanya
eforia yang signifikan, ekspansif, atau iritabilitas yang disertai dengan paling sedikit
tiga gejala tambahan (empat, bila mood hanya iritabel), berlangsung paling sedikit
satu minggu (atau waktunya bisa lebih pendek bila pasien dirawat). Gejala
tambahan yaitu meningkatnya kepercayaan diri, berkurangnya kebutuhan tidur,
banyak bicara, loncat gagasan, distraktibilitas, meningkatnya aktivitas bertujuan
atau agitasi psikomotor, dan impulsivitas. Episode manik, bila derajatnya berat,
dapat disertai gejala psikotik, hendaya berat pada fungsi sosial dan pekerjaan,
memerlukan hospitalisasi.5,6
Depresi umum. Pasien manik sangat bergairah, banyak bicara, kadangkadang menggelikan, dan sering hiperaktif. Suatu waktu mereka jelas psikotik dan
terdisorganisasi, memerlukan pengikatan fisik dan penyuntikan intramuscular obat
sedatif.
Mood, afek, dan perasaan. Pasien manik biasanya euforik tetapi juga dapat
lekas marah, khususnya jika mania telah ditemukan selama beberapa saat. Mereka
juga memiliki toleransi frustrasi yang rendah, yang dapat menyebabkan perasaan
kemarahan dan permusuhan. Pasien manik mungkin secara emosional adalah labil,
beralih dari tertawa menjadi lekas marah menjadi depresi di dalam beberapa menit
atau jam.
Bicara. Pasien manik tidak dapat disela saat mereka berbicara, dan mereka
sering rewel dan pengganggu bagi orang-orang disekitarnya. Pembicaraan sering
kali terganggu. Saat mania menjadi lebih kuat, pembicaraan menjadi lebih lantang,
lebih cepat, dan sulit untuk dimengerti. Saat keadaan teraktivasi meningkat,
pembicaraan menjadi penuh gurauan, kelucuan, sajak, permainan kata-kata, dan
hal-hal yang tidak relevan. Saat tingkat aktivitas lebih meningkat lagi, asosiasi
menjadi longgar. Kemampuan untuk berkonsentrasi menghilang, menyebabkan
gagasan yang meloncat-loncat (flight of ideas), kata yang campur aduk (word
salad), dan neologisme. Pada kegembiraan manik akut, pembicaraan mungkin sama
sekali inkoheren dan tidak dapat dibedakan dari pembicaraan orang skizofrenik.
Gangguan Persepsi. Waham ditemukan pada 75 persen dari semua pasien
manik. Waham manik sesuai mood sering kali melibatkan kesehatan, kemampuan,
atau kekuatan yang luar biasa. Waham dan halusinasi yang aneh dan tidak sesuai
mood juga ditemukan pada mania.
Pikiran. Isi pikiran pasien manik termasuk tema kepercayaan diri dan
kebesaran diri. Pasien manik sering kali mudah dialihkan perhatiannya. Fungsi
kognitif keadaan manik ditandai oleh aliran gagasan yang tidak terkendali dan
dipercepat.
Sensorium dan kognisi. Walaupun banyak yang telah ditulis tentang defisit
kognitif yang terlihat pada pasien skizofrenik, sangat sedikit yang ditulis tentang
defisit serupa pada pasien bipolar I, yang mungkin memiliki defisit kognitif minor
yang mirip. Defisit kognitif yang dilaporkan dapat diinterpretasikan sebagai
pencerminan disfungsi kortikal yang difus, walaupun pemeriksaan selanjutnya
mungkin mampu untuk melokalisasi bidang yang abnormal. Secara kasar, orientasi
dan daya ingat adalah intak, walaupun beberapa pasien manik mungkin sangat
euforik sehingga mereka menjawab secara tidak tepat. Gejala disebut mania
delirium (delirious mania) oleh Emil Kraepelin.
Pengendalian impuls. Kira-kira 75 persen dari semua pasien manik adalah
senang menyerang atau mengancam. Pasien manik memang berusaha melakukan
bunuh diri atau pembunuhan, tetapi insidensi perilaku tersebut tidak diketahui.
Pertimbangan dan tilikan. Gangguan pertimbangan merupakan tanda dari
pasien manik. Mereka mungkin melanggar peraturan dengan kartu kredit, aktivitas
seksual, dan finansial, kadang-kadang melibatkan keluarganya di dalam kejatuhan
finansial. Pasien manik juga memiliki sedikit tilikan terhadap gangguan yang
dideritanya.
Reabilitas. Pasien manik terkenal tidak dapat dipercaya dalam informasinya.
Kebohongan dan penipuan sering ditemukan pada mania, sering kali menyebabkan
klinisi yang tidak berpengalaman menghadapi pasien manik dengan keremehan yang
tidak sesuai.7
Kriteria Episode Manik Menurut DSM-IV-TR:
a. Mood elasi, ekspansif atau iritabel yang menetap, secara abnormal, selama
periode tertentu, berlangsung paling sedikit satu minggu (atau waktunya bisa
kurang dari satu minggu bila dirawat inap).
b. Selama periode gangguan mood tersebut, tiga (atau lebih) gejala dibawah ini
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
Berkurangnya kebutuhan tidur (merasa segar dengan hanya tidur tiga jam)
Bicara lebih banyak dari biasanya atau adanya desakan untuk tetap berbicara.
Loncatan gagasan atau pengalaman subjektif adanya pikiran yang berlomba
Distraktibilitas (perhatian mudah teralih kepada stimulus eksternal yang tidak
b. Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan hendaya nyata dalam fungsi
pekerjaan atau aktivitas sosial yang biasa dilakukan atau hubungan dengan
orang lain, atau memerlukan perawatan untuk mencegah melukai diri sendiri
atau orang lain, atau terdapat gambaran psikotik.
c. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung penggunaan zat
(misalnya, penyalahgunaan zat, atau obat, atau terapi lainnya) atau kondisi
medik umum (misalnya, hipertiroid).5
4. Gangguan Afektif Bipolar
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurangnya-kurangnya dua episode)
dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu
terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktifitas (mania atau
hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan
energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan
sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan
berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung
berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun
kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah
peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lain.4
5. Perjalanan Penyakit
Serangan yang khas dapat bertahan dari 6 sampai 9 bulan, tetapi bisa berkisar dari
beberapa jam sampai beberapa tahun. Pemulihan yang sempurna dapat saja terjadi,
tetapi sekitar 10 persen menjadi menahun, dengan perubahan afek menetap atau
berfluktuasi. Pada depresi, dua pertiga pasien mendapat serangan tunggal, pada
mania, setengahnya tak pernah kambuh. Pada pasien yang telah mendapat serangan
berulang, kebanyakan akan mendapatkan serangan depresi berulang, sekitar satu
dari tiga kasus akan bipolar (mania dan depresi) serta hanya 4 persen yang akan
10
mendapatkan serangan mania berulang. Intervalnya tak teratur dan tak dapat
diramalkan, tetapi dengan peningkatan jumlah serangan, maka waktu interval
cenderung berkurang.3
B. OBAT-OBAT ANTIMANIA
Sinonim : Mood Modulators, Mood Stabilizers, Antimanics
Obat acuan : Lithium Carbonate
Sediaan obat anti-mania dan dosis anjuran (yang beredar di Indonesia menurut IIMS Vol. 30
2001)1
No
1
2
Nama Generik
Lithium
Carbonate
Haloperidol
Carbamazepine
Valproic Acid
Divalproex Na.
Nama Dagang
Sediaan
Dosis Anjuran
250-500 mg/h
HALDOL (Janssen)
SERENACE
(Searle)
Tab. 0,5-2-5mg
Tab. 0,5-1,5-5mg
Liq. 2 mg/ml
Amp. 5 mg/ml
4,5-15 mg/h
COVOTIL
(Guardian Ph)
TEGRETOL
(Novartis)
BAMGETOL
(Mersifarma)
DEPAKENE
(Abbott)
DEPAKOTE
(Abbott)
Tab. 2-5 mg
Tab. 200 mg
5 mg (im) tiap 30
menit, maksimum
45 mg/h
4,5-15 mg/h
400-600 mg/h
2-3 x perhari
Caplet 200 mg
Syr. 250 mg/5 ml
3 x 250 mg/h
Tab. 250 mg
3 x 250 mg/h
Penggolongan1
Mania Akut :
11
Dalam jangka waktu paling sedikit satu minggu hampir setiap hari terdapat keadaan afek
12
1. Lithium Karbonat
Li+ ; nomor atom 3, Bentuk lepas-lambat, Eskalith CR, Tablet lepas-lambat Lithobid.
Lithium karbonat adalah jenis garam lithium yang paling sering digunakan untuk
mengatasi gangguan bipolar, menyusul kemudian lithium sitrat. Sejak disahkan oleh
Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 1970 untuk mengatasi mania akut,
lithium masih efektif dalam menstabilkan mood pasien dengan gangguan bipolar.8
a) Mekanisme Kerja
Bagaimana kerja lithium karbonat sebenarnya dalam mengatasi mania belum
diketahui secara pasti, diduga ion lithium menimbulkan efek menstabilkan mood
dengan menghambat inositol monophosphatase (IMPase) dengan subsitusi satu
dari dua ion magnesium pada sisi aktif IMPase. IMPase merupakan enzim yang
diyakini sebagai penyebab beberapa gangguan bipolar. Pendapat lain mengatakan
efek anti-mania dari lithium disebabkan kemampuannya mengurangi dopamine
receptor
supersensitivity,
dan
menghambat
cyclic
AMP
(adenosine
Depresi akut : bipolar (baik; lebih dari 80% memberi respons, tetapi lambat
bekerjanya, perlu 3-6 minggu) dan unipolar (sekitar 1/3 berespons; oleh
karena itu, merupakan obat pilihan kedua). Pertimbangkan dengan baik
penambahan Li untuk meningkatkan respons parsial terhadap antidepresan
14
memerlukan 5-8 hari untuk mencapai kadar plasma yang menetap (steady state).
Sekali tercapai steady state, kadar litium proporsional dengan dosis oral harian
(dan ditentukan oleh bersihan ginjal).
d) Profil Efek Samping
Efek samping Lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik pasien.
Jumlah dan berat efek samping meningkat seiring dengan terjadinya perubahan
cepat/peningkatan kadar Li dalam darah. Perubahan sedikit pada kadar darah (0,10,2 mEq/L) dapat mengubah secara dramatis banyaknya atau beratnya efek
samping. Efek samping ringan (tremor, gangguan koordinasi, disartria, haus,
anoreksia, gangguan GI) lazim terjadi pada kadar terapeutik (0,8-1,5 mEq/L), dan
efek samping berat (mual, muntah, bicara tidak jelas, diare, tremor kasar, ataksia
berat, bingung, delirium, kejang, koma, kematian) dapat terjadi hanya karena
kadarnya sedikit lebih tinggi (misal, hanya 2,0-2,5 mEq/L tetapi lebih sering pada
3-5 mEq/L). Gejala efek samping yang dini pada pengobatan jangka lama : mulut
kering, haus, gastrointestinal distress (mual, muntah diare, feces lunak),
kelemahan otot, poli-uria, tremor halus.
Efek samping yang spesifik termasuk yang berikut ini:
- Neurologik : EEG biasanya memperlihatkan peningkatan amplitudo dan
perlambatan yang menyeluruh (pada 50% pasien dengan kadar darah
terapeutik). Nyeri kepala, kadang-kadang pembicaraan tidak jelas.
Toksisitas: Bingung, konsentrasi buruk, dan kesadaran berkabut, kemudian
15
insidennya menurun seiring waktu (5% pada pasien yang sudah pakai lama).
Obati dengan beta bloker (misalnya propanolol oral 30-80 mg/hari).
Kelemahan muskular : terjadi pada 1/3 pasien selama minggu pertama
pengobatan; sementara.
Toksisitas neuromuskular : refleks hiperaktif, fasikulasi, paralisis
Ginjal : Poliuri dan polidipsi : sekunder akibat sindrom mirip-diabetes
insipidus yang resisten terhadap vasopresin. Bersifat reversibel dan terjadi
pada 50% dari seluruh kasus baru (5% dari seluruh kasus kronis). Gagal ginjal
oliguri reversibel dengan intoksikasi litium akut. Mungkin terjadi efek
nefrotoksik yang ireversibel pda sebagian pasien kronis fibrosis interstitial
kortikal fokal dengan atropi tubular dan sklerotik glomeruli. Awasi
peningkatan bertahap kadar lithium darah bertahap pada pasien yang
mendapat dosis oral konstan. Ada peningkatan kreatinin serum dan volume
urin 24 jam. Efek berat penggunaan litium jangka panjang membatasi
16
17
otak dan orang lanjut usia berisiko untuk mengalami efek samping
bahkan pada kadar di dalam darah yang rendah, jadi gunakan secara
berhati-hati.
Gejala intoksikasi : (serum lithium > 1,5 mEq/L)
o Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, konsentrasi pikiran
menurun, bicara sulit, pengucapan kata tidak jelas, dan gaya berjalan
tidak stabil.
o Dengan semakin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran
menurun (confusional state) dapat sampai coma dengan hipertoni otot
dan kedutan, oliguria, kejang-kejang.
o Penting sekali monitoring kadar Lithium dalam darah (mEq/L)
Faktor Predisposisi terjadinya intoksikasi Lithium :
o Demam (berkeringat berlebihan)
o Diet rendah garam (pasien dengan hipertensi)
o Diare dan muntah muntah
o Diet untuk menurunkan berat badan
o Pemakaian bersama diuretika, antirematika NSAID.
Tindakan mengatasi Intoksikasi Lithium :
o Mengurangi faktor predisposisi
o Forced dieresis dengan Garam fisiologis (NaCl 0,9 %) diberikan i.v
sebanyak 10 cc (1 ampul), bila perlu hemodialisis.
Tindakan pencegahan intoksikasi lithium dengan edukasi tentang faktor
predisposisi, minum secukupnya (sekitar 2500 cc perhari), bila berkeringat
dan dieresis banyak harus diimbangi minum lebih banyak, mengenai gejala
dini intoksikasi, kontrol rutin.
e) Interaksi obat
18
f) Cara penggunaan
Pemilihan obat
Pada mania akut diberikan : haloperidol (im) + tab. Lithium carbonate.
Haloperidol (im) untuk mengatasi hiperaktivitas, impulsivitas, iritabilitas
dengan
onset
of
action
yang
cepat
(kalau
perlu
dengan
rapid
neuroleptization).
Lithium carbonate efek anti-mania baru muncul setelah penggunaan 7-10
hari.
Pada gangguan afektif bipolar (manic-depressive disorder) dengan seranganserangan episodic mania/depresi: lithium carbonate sebagai obat profilaksis
terhadap serangan sindrom mania/depresi, dapat mengurangi frekuensi, berat,
dan lamanya suatu kekambuhan.
19
Bila oleh karena sesuatu hal (efek samping yang tidak mampu ditolerir dengan
baik atau kondisi fisik yang kontraindikatif) tidak memungkinkan penggunaan
obat Lithium carbonate, dapat menggunakan obat alternative: carbamazepine,
valproic acid divalproex, yang terbukti juga ampuh untuk meredakan sindrom
mania akut dan profilaksis serangan sindrom mania pada gangguan afektif
bipolar.
Pada gangguan afektif bipolar (recurrent unipolar depression), pencegahan
kekambuhan dapat juga dengan obat anti-depresi SSRI (e.g) Fluoxetine
Sertraline) yang lebih ampuh dari Lithium carbonate.
Pengaturan dosis
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:
Dosis awal harus lebih rendah pada pasien usia lanjut atau pasien dengan
gangguan fisik, yang mempengaruhi fungsi ginjal. Pengukuran serum
dilakukan dengan mengambil sampel darah pada pagi hari, yaitu sebelum
makan obat dosis pagi dan sekitar 12 jam setelah dosis petang (hari
sebelumnya). Untuk mengurangi efek samping pada saluran makanan (mual,
muntah, diare) obat lithium carbonate diberikan setelah makan.
g) Lama Pemberian
Pada penggunaan untuk sindrom mania akut, setelah gejala-gejala mereda,
lithium carbonate harus diteruskan sampai lebih dari 6 bulan, dihentikan secara
gradual (tapering off) bila memang tidak ada indikasi lagi.
Pada ganggan afektif bipolar dan unipolar, penggunaan harus diteruskan
sampai beberapa tahun, sesuai dengan indikasi profilaksis serangan Sindrom
Mania/Depresi. Penggunaan jangka panjang ini sebaiknya dalam dosis minimun
dengan kadar serum lithium ter-rendah yang masih efektif untuk terapi
profilaksis (kadar serum Lithium diukur setiap bulan).
h) Perhatian Khusus
Sebelum dan selama penggunaan obat anti-mania lithium karbonat perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium secara periodik. Kadar serum Na dan K (Li & Na saling
mempengaruhi di tubulus proximalis renalis). Kadar ini merendah pada pasien diet
garam dan menggunakan diuretika. Tes fungsi ginjal (serum kreatinin). Hampir
semua kadar lithium dalam darah diekskresi melalui ginjal. Tes fungsi kelenjar
tiroid (serum T3 & T4). Lithium merendahkan kadar serum yodium. Pemeriksaan
EKG (lithium mempengaruhi cardiac repolarization). Wanita hamil adalah
kontraindikasi penggunaan lithium (bersifat teratogenik). Lithium dapat melalui
placenta dan masuk keperedaran darah janin, khususnya mempengaruhi kelenjar
tiroid.
21
i) Rumatan
Pengobatan mania : jika pasien mempunyai riwayat mania berulang, lanjutkan
litium setelah serangan akut. Kadar rumatan efektif di dalam darah adalah 0,8
mEq/L (kisaran 0,6-1,0). Ketika stabil, ukur kadar darah setiap 2-3 bulan
(waspada bahwa diet ketat atau program latihan berat dapat mengubah kadar
darah pasien). Ajarkan pasien untuk waspada terhadap efek samping yang
mungkin toksik dan ukur kadar litium jika hal itu terjadi. Kadar litium
meningkat dengan hilangnya natrium, jadi nasihati pasien untuk waspada akan
perubahan makanan bergaram, berkeringat dan udara panas (walaupun litium
mungkin hilang lebih cepat daripada natrium, mengakibatkan kadar litium
jatuh). Perhatikan mengenai toksisitas ginjal bertahap yang terinduksi oleh
litium menurun: pengukuran standar kreatinin serum, urinalisis, ureum,
ekskresi protein, dan volume urin 24 jam setiap 6-12 bulan mungkin tidak
terlalu perlu. Monitor fungsi tiroid T3 dan T4, dan pemeriksaan fisik setiap 6
bulan.
Profilaksis manik/depresi dengan litium hanya bersifat sebagian. Jika pasien
yang sedang dalam terapi rumatan dengan litium memperlihatkan tanda-tanda
manik naikkan litium menjadi kadar terapi akut (50% atau lebih berespons).
Medikasi yang setara efektivitasnya untuk profilaksis termasuk karbamazepin,
valproat, antikonvulsan lainnya dan klonazepam; Li dan valproat mungkin
Struktur molekul adalah serupa dengan struk trisiklik dari imipramine. Suatu
antikonvulsan yang efektivitasnya tampak setara dengan litium untuk mengobati mania
akut (lebih baik daripada litium untuk yang siklusnya cepat) dan depresi bipolar, dan
untuk profilaksis mania. Lebih jauh lagi, mungkin berguna untuk mengobati individu
dengan perilaku kekerasan tertentu. Dosis biasanya 800 mg/hari atau lebih (kadar
dalam darah = 6-8 mg/L). Mulai perlahan-lahan, tingkatkan setelah 2-3 minggu, dan
periksa kadar dalam darah 5-6 kali selama bulan pertama karena obat menginduksi
metabolismnya sendiri. Efek samping meliputi kelelahan, mual, ataksia, dan diplopia.
Ruam alergik karena alergi lazim terjadi (5-15%), efek samping yang berkaitan dengan
dosis seperti sedasi dan pusing. Leukopenia, awal, ringan dan jinak lazim terjadi (10%),
tetapi awal kemungkinan yang lebih serius seperti anemia aplastik, agranulositosis, dan
toksisitas hepatik yang berkembang dalam beberapa bulan atau beberapa tahun. Periksa
darah lengkap dan hitung jenis setidaknya setiap pemeriksaan kadar obat dalam
darah.7,9,11
a) Mekanisme
Meningkatkan transmisi penyekat yang diperantarai GABA pada SSP. Mengurangi
eksibilitas listrik membran sel dengan menyekat saluran natrium.
b) Indikasi
Karbamazepin pertama-tama digunakan untuk pengobatan trigeminal neuralgia,
kemudian ternyata bahwa obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan
bangkitan tonik-klonik (antikonvulsan) dan sebagai mood modulator. Saat ini
karbamazepin merupakan antiepilepsi utama di Amerika Serikat untuk mengatasi
berbagai bangkitan kecuali bangkitan lena. Karbamazepin juga dapat digunakan
sebagai antimania dan terapi profilaksis.
c) Dosis
23
Karbamazepin biasanya dimulai dengan dosis 200-400 mg per hari dalam 3 atau 4
dosis dan ditingkatkan menjadi 800-1000 mg per hari pada akhir minggu pertama
pengobatan. Bila kemajuan terapi tidak tercapai pada akhir minggu ke-2
pengobatan dan pasien tidak mempunyai efek intoleransi obat maka dosis
karbamazepin dapat ditingkatkan sampai 1600 mg per hari. Dosis Anjuran untuk
karbamazepin adalah 400-600 mg per hari 2-3 kali pemberian.
d) Efek samping
a. Pencernaan: diare, mual, muntah, anoreksia
b. Neurologi: pusing, sakit kepala, ataksia, gangguan penglihatan
c. Hematologi: leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, anemia aplastik.
Seperempat dari jumlah pasien yang diobati mengalami efek samping. Gejala
intoksikasi akut karbamazepin dapat berupa stupor atau koma, kejang dan
depresi nafas. Karena potensinya untuk menimbulkan efek samping sangat
luas, maka pada pengobatan dengan karbamazepin dianjurkan pemeriksaan
nilai basal dari darah dan melakukan pemeriksaan ulangan selama
pengobatan.
e) Interaksi Obat
Pemberian bersama lithium, obat anti psikotik, verapamil atau nifedipin dapat
mencetuskan
efek
merugikan
sistem
saraf
pusat
akibat
karbamazepin.
dapat
meningkatkan
kadar
karbamazepin,
dan
biotransformasi
24
26
Pemberian haloperidol dengan lithium akan mengurangi metabolisme masingmasing obat, sehingga konsentrasi plasma kedua obat tidak akan meningkat.
Pemberian haloperidol bersama dengan metildopa akan menimbulkan efek aditif
hipotensif. Pemberian haloperidol bersamaan dengan antikonvulsan, alkohol,
depresan sistem saraf pusat dan golongan opioid dapat menimbulkan efek
potensiasi. Amfetamin dapat menurunkan efek haloperidol. Pemberian dengan
epinefrin akan menimbulkan hipotensi berat.10
4. Asam Valproat
Valproat (depakene) juga disebut asam valproat karena obat ini dengan cepat diubah
menjadi bentuk asam di dalam lambung. Valproat merupakan antikonvulsan yang dapat
digunakan untuk mania akut, depresi akut pada gangguan bipolar dengan kombinasi
antidepresan, dan profilaksis. Dosis awal sekitar 200 mg, dua atau tiga kali sehari.
Dosis dinaikkan setiap beberapa hari atau setiap minggu sebesar 200-400 mg/hari
sesuai dengan respons dan efek samping. Dosis maksimum sekitar 2400 mg/hari. Dosis
rumatan berkisar antara 1000 dan 2000 mg/hari. Waktu paruh adalah 12 jam atau lebih:
pertahankan kadar di dalam darah rata-rata 50 ng/mL (mulai dengan 250 mg bid, tetapi
mungkin perlu 1.000 mg atau lebih/hari).7
Pemberian valproat per oral cepat diabsorsi dan kadar maksimal serum tercapai
setelah 1 sampai 3 jam. Dengan masa paruh 8-10 jam kadar dalam darah stabil setelah
48 jam terapi.. Dari suatu uji klinik terkendali, dosis valproat 1200 mg sehari, hanya
menyebabkan kantuk, ataksia, dan mual selintas. Terlalu dini untuk mengatakan bahwa
obat ini aman untuk digunakan karena penggunaannya masih terbatas. 8 Sebelum
penggunaan asam valproat dianjurkan untuk melakukan uji darah komplit dan
a)
27
c)
sampai meninggal.
Interaksi Obat
Asam valproat akan meningkatkan kadar fenobarbital 40% karena terjadi
penghambatan hidroksi fenobarbital. Sedangkan interaksinya dengan fenitoin
terjadi melalui mekanisme yang lebih kompleks. Fenitoin total dalam plasma akan
turun, karena biotransformasinya yang meningkat dan pergeseran fenitoin dari
ikatan protein plasma, sedangkan fenitoin bebas dalam darah mungkin tidak
d)
dipengaruhi.
Kontraindikasi
Disfungsi hati, porfiria.9,10,11
5. Natrium divalproex
Obat antikonvulsan, namun juga digunakan dalam terapi mania. Di Amerika Serikat
dijual dengan berbagai nama dagang seperti Depacon, Depakene, Depakote dan
Depakote sprinkle. Obat ini secara kimia dibentuk oleh gabungan antara natrium
valproat dan asam valproat dengan perbandingan 1 : 1. Pertama kali ditemukan pada
tahun 1963 mempunyai efek sebagai antikonvulsan dan pada tahun 1978 diperbolehkan
28
digunakan di Amerika Serikat. Melalui penelitian yang dlakukan pada tahun 1995
ditemukan bahwa natrium divalproex juga efektif sebagai antimania.
a) Indikasi
Obat ini efektif untuk penanganan epilepsi, baik bangkitan sederhana, kompleks,
absent, campuran dan tonik klonik (grand mall). Natrium divalproex ini juga
digunakan untuk penanganan gangguan bipolar episode manik pada dewasa, dan
mencegah sakit kepala migrain. Natrium divalproex juga merupakan alternatif
terapi yang penting sebagai pengganti lithium dalam penggunaan dengan tujuan
pemeliharaan untuk kasus-kasus gangguan bipolar (terutama pada pasien dengan
siklus berulang), penderita dengan riwayat disforia atau mania campuran, gangguan
anxietas, atau penyakit otak organik.
b) Dosis
Sedian natrium divalproex tersedia dalam tablet 125 mg, 250 mg, 500 mg, bentuk
kapsul 125 mg dan bentuk sirup 250 mg per 5 ml. Untuk penanganan mania, terapi
diawali dengan dosis harian 750 mg. pada beberapa pasien dosis harus ditingkatkan
sampai 1000 mg per hari.
c) Efek samping:
Sangat sering: kram perut ringan, gangguan siklus menstruasi, diare, allopesia, mual
dan muntah, tremor pada ekstremitas, penurunan atau penambahan berat badan.
Sering: kram perut hebat, nausea dan vomiting berkelanjutan, perubahan mood,
kebiasaan dan pola berfikir, diplopia, jaundice, kekakuan pergerakan bola mata.
Jarang: gangguan keseimbangan, konstipasi, pusing, rasa berputar dan sakit kepala,
ruam kulit.
d) Interaksi Obat
Natrium divalproex dimetabolisme di hati. Konsentrasi obat lain dalam tubuh yang
dimetabolisme di hati dapat sangat menurun atau sangat meningkat bila
dikombinasikan dengan natrium divalproex. Tingkat konsentrasi natrium divalproex
dapat meningkat apabila dikombinasikan dengan felbamat, isoniazid, asam salisilat
29
BAB III
KESIMPULAN
Obat Psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP)
dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku (mind and behavior altering
drugs), digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik (psychotherapeutic medication) . penggunaan
klinis obat psikotropik ditujukan untuk meredam (suppression) gejala sasaran tertentu dan
pemilihan jenis obat disesuaikan dengan tampilan gejala sasaran yang ingin ditanggulangi,
misalnya gejala sasaran adalah mania, maka jenis obat yang digunakan adalah anti mania.
kelainan afektif mencakup penyakit-penyakit dengan gangguan afek (mood) sebagai gejala
primer; semua gejala lain bersifat sekunder. Afek bisa terus menerus depresi atau gembira (dalam
mania) dan kedua episode ini bisa timbul pada orang yang sama. Mania merupakan satu episode
30
meningkatnya afek seseorang yang jelas abnormal, menetap, ekspansif, atau iritabel. Afek yang
abnormal ini membuat fungsi harian pasien menjadi terganggu karena gangguan pada daya
mempertimbangkan lingkungan.
Obat antimania biasa disebut juga mood modulators dan mood stabilizers, diantaranya
adalah lithium karbonat, karbamazepin, asam valproat, haloperidol dan natrium divalproex.
Haloperidol digunakan untuk mania akut, karbamazepin, asam valproat dan natrium divalproex
adalah obat antiepileptik yang juga mempunyai efek anti mania, dan lithium carbonat digunakan
sebagai profilaksis mania.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, R. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya, Jakarta.
2. Anonim. 2015. 19th WHO Model List of Essential Medicine.
http://www.who.int/medicines/publications/essentialmedicines/EML2015_8-May-15.pdf
(diakses tanggal 7 Oktober 2016)
3. Ingram, Timbury, Mowbray. 1995. Notes on Psychiatry.Jakarta : EGC.
4. Maslim, R. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJIII. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
5. Elvira S. 2013. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : FKUI.
6. Kaplan H, Saddock B. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat . Jakarta : Widya Medika.
7. Kaplan & Sadock. 2010. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis.
Jakarta : EGC.
8. Santoso SO, Wiria MSS. 2007. Psikotropik. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Edisi
keempat. Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
31
Riau.
32