Anda di halaman 1dari 27

TRAUMA KEPALA

BY
AMBO DALLE

HEAD INJURY
Trauma kepala dpt menyebabkan
-

fraktur pada tengkorak


Kulit
Jaringan lunak
Jar. otak seperti
Contusio ( memar otak, edema otak,
Laserasi ( perdarahan,

Tipe trauma kepala


1. Trauma kepala terbuka
2. Trauma kepala tertutup
Komosio serebri (Gegar otak)
Kontusio serebri (Memar otak )
Perdarahan epidural
Perdarahan subdural,
Perdarahan Intraserebral )

Trauma kepala terbuka


1. Trauma kepala ini menyebabkan
- fraktur tulang tengkorak
- laserasi duramater.
- Kerusakan jar. ( tertusuk
tulang )

Fraktur longitudinal kerusakan


meatus akustikus internus
otorrhoe (LCF keluar dari
telinga).
Perdarahan dari telinga
Pendarahan hidung
Rhinorrhoe ( LCF keluar dari

Fraktur basis Cranii tdk dpt dideteksi oleh


foto rontgen biasa,

Tanda klinik yg dpt membantu diagnosa :

Battle sign(warna biru/ekhimosis di


mastoid )

Hemotipanum ( perdarahan gendang


telinga )

Otorrhoe ( LCF kaluar dari telinga : frac


basis cranii media )

Rhinorrhoe ( fract basis cranii anterior


liquor keluar dari hidung )

Komplikasi

Komplikasi pada trauma kepala


terbuka :

infeksi,

meningitis

perdarahan

serosanguinis.

Trauma kepala tertutup


Komosio serebri = Gegar otak
Gejala :
pingsan (kurang dari 10 menit ).
Gejala lain mungkin termasuk
- pusing,
- noda-noda didepan mata
- linglung

Kontusio serebri (Memar otak )

Merupakan perdarahan kecil /


ptechie pecahnya pembuluh darah
kapiler.

Rusaknya jaringan saraf dan otak


yang akan menimbulkan edema
jaringan otak di daerah sekitarnya

Berdasarkan atas lokasi benturan

koup kontusio
- lesi terjadi pd sisi / tempat benturan.
- Kepala yang relatif diam

Kontra koup kontusio


- berlawanan arah tempat benturan

- kepala dalam keadaan bebas bergerak

Gejala perdarahan epidural klasik


kesadaran yang makin menurun,
Pupil anisokoria
hemiparese kontralateral.

Sedangkan perdarahan epidural di


daerah frontal dan parietal
tidak

memberikan gejala khas


hanya kesadaran (biasanya
somnolen) tidak membaik setelah
beberapa hari.

Perdarahan sub dural


Perdarahan antara duramater dan
arakhnoid,

biasanya perdarahan vena.

Dibedakan atas
akut,
subakut,
dan kronis

Perdarahan subdural akut :


cedera otak besar dan cedera batang
otak.
Tanda-tanda akan gejala klinis ;
sakit kepala,
perasaan kantuk, dan
kebingungan,
respon yang lambat, dan
gelisah.

Perdarahan subdural subakut

biasanya berkembang 7 - 10 hari

dihubungkan dengan kontusio


serebri yang agak berat.

TIK yg terus-menerus
kesadaran

Perdarahan subdural kronik

Terjadi karena luka ringan.

Mulanya perdarahan kecil memasuki ruang


subdural.

Beberapa minggu kemudian menumpuk di


sekitar membran vaskuler dan pelan-pelan
meluas.

Gejala tidak terjadi dalam beberapa


mingggu atau bulan.

Perdarahan Intraserebral

Merupakan penumpukan darah pada jaringan


otak.

Perdarahan mungkin contra coup phenomenon.

Kebanyakan dihubungkan dengan kontusio dan


terjadi dalam area frontal dan temporal.

Akibat adanya substansi darah dalam jaringan


otak akan menimbulkan edema otak.

Gejala neurologik tergantung dari ukuran dan


lokasi perdarahan.

Patofisiologi

Otak dapat berfungsi dengan baik bila


kebutuhan oksigen dan glukosa dapat
terpenuhi. Energi yang dihasilkan di dalam
sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui
proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan
oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke
otak walaupun sebentar akan menyebabkan
gangguan fungsi. Demikian pula dengan
kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar
metabolisme otak, tidak boleh kurang dari
20 mg%, karena akan menimbulkan koma.
Kebutuhan glukosa sebanyak 25% dari
seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga
bila kadar glukosa plasma turun sampai 70%
akan terjadi gejala-gejala permulaan
disfungsi serebral.

Faktor kardiovaskuler
Trauma kepala menyebabkan perubahan
fungsi jantung mencakup aktivitas
atipikal miokardial, perubahan tekanan
vaskuler dan edema paru.
Tidak adanya stimulus endogen saraf
simpatis mempengaruhi penurunan
kontraktilitas ventrikel. Hal ini
menyebabkan penurunan curah jantung
dan meningkatkan tekanan atrium kiri.
Akibatnya tubuh berkompensasi dengan
meningkatkan tekanan sistolik. Pengaruh
dari adanya peningkatan tekanan atrium
kiri adalah terjadinya edema paru.

Faktor Respiratori
Adanya edema paru pada trauma kepala
dan vasokonstriksi paru atau hipertensi
paru menyebabkan hiperpnoe dan
bronkokonstriksi
Konsentrasi oksigen dan karbon dioksida
mempengaruhi aliran darah. Bila PO2
rendah, aliran darah bertambah karena
terjadi vasodilatasi. Penurunan PCO2,
akan terjadi alkalosis yang menyebabkan
vasokonstriksi (arteri kecil) dan
penurunan CBF (cerebral blood fluid).
Edema otak ini menyebabkan kematian
otak (iskemik) dan tingginya tekanan
intra kranial (TIK) yang dapat
menyebabkan herniasi dan penekanan
batang otak atau medulla oblongata.

Faktor metabolisme
Pada trauma kepala terjadi
perubahan metabolisme seperti
trauma tubuh lainnya yaitu
kecenderungan retensi natrium dan
air dan hilangnya sejumlah nitrogen
Retensi natrium juga disebabkan
karena adanya stimulus terhadap
hipotalamus, yang menyebabkan
pelepasan ACTH dan sekresi
aldosteron.

Faktor gastrointestinal
Trauma kepala juga
mempengaruhi sistem
gastrointestinal. Setelah trauma
kepala (3 hari) terdapat respon
tubuh dengan merangsang
aktivitas hipotalamus dan
stimulus vagal. Hal ini akan
merangsang lambung menjadi
hiperasiditas.

Faktor psikologis
Selain dampak masalah yang
mempengaruhi fisik pasien, trauma
kepala pada pasien adalah suatu
pengalaman yang menakutkan.
Gejala sisa yang timbul pascatrauma
akan mempengaruhi psikis pasien.
Demikian pula pada trauma berat
yang menyebabkan penurunan
kesadaran dan penurunan fungsi
neurologis akan mempengaruhi
psikososial pasien dan keluarga.

Pemeriksaan diagnostik

X-Ray tengkorak
CT-Scan
Angiografi

Penatalaksanaan medis
pada trauma kepala

Dexamethason/kalmethason sebagai
pengobatan anti edema serebral, dosis
sesuai dengan berat ringannya trauma.
Therapi hiperventilasi (trauma kepala
berat). Untuk mengurangi vasodilatasi.
Pemberian analgetika.
Pengobatan anti edema dengan larutan
hipertonis yaitu manitol 20% atau
glukosa 40% atau gliserol 10%.
Antibiotika yang mengandung barrier
darah otak (penisilin) atau untuk infeksi
anaerob diberikan metronidazole

Makanan atau cairan. Pada trauma


ringan bila muntah-muntah tidak
dapat diberikan apa-apa, hanya
cairan infus dextrosa 5%,
aminofusin, aminofel (18 jam
pertama dari terjadinya
kecelakaan), 2-3 hari kemudian
diberikan makanan lunak.
Pembedahan.

Pada trauma berat, hari-hari


pertama (2-3 hari), tidak terlalu
banyak cairan. Dekstrosa 5% 8
jam pertama, ringer dekstrose 8
jam kedua dan dekstrosa 5% 8
jam ketiga. Pada hari selanjutnya
bila kesadaran rendah, makanan
diberikan melalui nasogastric
tube (2500-3000 TKTP).
Pemberian protein tergantung
nilai urea N.

Anda mungkin juga menyukai