5.NAPZA : adalah zat-zat atau obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau
pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut bekerja dengan mempengaruhi susunan saraf sentral.
6.BNN : adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang mempunyai
tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan
penyalahgunaan
7.Depresi : adalah suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak negatif
terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang
8.Psikiatri : adalah bidang medis yang mengkhususkan diri pada kesehatan mental mulai dari
diagnosis, pengobatan, dan pencegahan
9.Tetamina Sucidium : merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara
sengaja
10.Rehabilitasi : adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu para penderita yang
mempunyai penyakit serius atau cacat yang memerlukan pengobatan medis untuk mencapai
kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang maksimal.
RUMUSAN MASALAH & HIPOTESA
JWB: ADA, KRN AN G DILIHAT DR UMURNYA BERKISAR UMUR REMAJA, PD MASA REMAJA BIASANYA
MERASAKAN TEKANAN AGAR MEREKA MENYESUAIKAN DIRI DG LINGKUNGAN SESUAI DAN LINGKUNGAN
BURUK JUGA MENGAKIBATKAN PRILAKU BURUK.
FAKTOR GENETIK
- LINGKUNGAN
- PENDIDIKAN
PSIKOPATOLOGI
SUICIDE----------------------------------------AFEKTIF------------------PENYALAHGUNAAN NAPZA
DEPREASI-------------------------------BIPOLAR--------------------------------MANIK
DIAGNOSA : A. ANAMNESIS
B. P. FISIK
C. P. PENUNJANG
TATALAKSANA : A. FARMAKOLOGI
B. NON FARMAKOLOGI
PROGNOSIS
JUMP 5 : LO
1. Gangguan Afektif :
a. depresi
b. Manik
c. Bipolar
• Gangguan Depresi
• Gangguan Manik
• Gangguan Bipolar
GANGGUAN AFEKTIF
(DEPRESI)
GANGGUAN DEPRESI
2. Hipomania ( bipolar 2)
• Keadaan merasa sangat bahagia secara berlebihan
dan tidak dapat disembunyikan
• Krikteria gangguan : apabila ada kemunculan sebuah
episode depresi berat / lebih ketika eposide hipomania
berlangsung
3. Depresi
Ditandai dengan gejala frustasi, stress yang terjadi secara
berkelanjutan.
4. Campuran (cyclotimia)
Kondisi dimana gejala mania dan depresi terjadi secara
bersamaan.
Individu cendrung mengalami disfungsi yang tidak teratur
pada anggota tubuhnya yang disebabkan terjadinya
pengkombinasian energi tinggi dan rendah
LO 2 :
PENYALAH GUNAAN NAPZA
NAPZA
Pengertian NAPZA :
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi
menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan
ketergantungan (BNN, 2004).
Jenis–Jenis NAPZA :
NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan
adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok,
diantaranya :
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
28
ketergantungan.
Berdasarkan Undang-Undang No.35 Tahun 2009, jenis narkotika dibagi ke
dalam 3 kelompok, yaitu narkotika golongan I, golongan II, dan golongan III.
a) Narkotika golongan I adalah : narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya
sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan apapun,
kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya ganja, heroin, kokain,
morfin, opium, dan lain-lain.
b) Narkotika golongan II adalah : narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah petidin dan
turunannya, benzetidin, betametadol, dan lain-lain.
c) Narkotika golongan III adalah : narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein dan
turunannya.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku.29
Berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun 1997, psikotropika dapat
dikelompokkan ke dalam 4 golongan, yaitu :
a. Golongan I adalah : psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat,
belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti
khasiatnya.
Contohnya adalah MDMA, ekstasi, LSD, dan STP.
c. Golongan III adalah : psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal,
buprenorsina,fleenitrazepam, dan sebagainya.
34
ASPEK HUKUM
• Di Indonesia, terdapat dua undang-undang yang dapat
menjadi rujukan berkaitan dengan narkoba, yaitu Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
• perbuatan pidana (krimanilitas) bidang narkoba termasuk
salah satu hukum pidana yang memiliki ancaman sanksi
sangat berat. Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
misalnya, mengenai ancaman sanksi dicantumkan dalam
satu bab tersendiri tentang ketentuan Pidana. Bab tersebut
terdiri dari 37 pasal, yaitu dari Pasal 111 sampai dengan
pasal 148. Dalam Pasal 114, misalnya, dinyatakan bahwa :
• Pasal 114
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hokum menawarkan
untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam
jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan,
atau menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu)
kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk
bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan
pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling
singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditambah 1/3 (sepertiga).
REHABILITASI
DI INDONESIA, REHABILITASI MEMILIKI TIGA TAHAP, YAITU :
• DETOKSIFIKASI , ADALAH TAHAP DIMANA DOKTER AKAN
MEMBERIKAN OBAT TERTENTU YANG BERTUJUAN UNTUK
MENGURANGI GEJALA PUTUS OBAT (SAKAU) YANG MUNCUL.
SEBELUM PASIEN DIBERIKAN OBAT PEREDA GEJALA, DOKTER
TERLEBIH DAHULU AKAN MEMERIKSA KONDISINYA SECARA
MENYELURUH.
• TERAPI PERILAKU KOGNITIF, PADA TAHAP INI, PASIEN AKAN DIBANTU
OLEH PSIKOLOG ATAU PSIKIATER BERPENGALAMAN. TERLEBIH
DAHULU AKAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN KONDISI, GUNA
MENENTUKAN TIPE TERAPI YANG SESUAI. TERAPI PERILAKU
KOGNITIF BERTUJUAN UNTUK MENCARI CARA BAGAIMANA
MENGATASI KEINGINAN MENGGUNAKAN OBAT DI SAAT KAMBUH,
DAN MEMBUAT STRATEGI, UNTUK MENGHINDARI, DAN MENCEGAH
KAMBUHNYA, KEINGINAN MENGGUNAKAN OBAT.
• Bina lanjut, tahap ini memungkinkan pasien ikut serta
dalam kegiatan yang sesuai dengan minat. Pasien
bahkan dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja.
Namun tetap dalam pengawasan grafis.
TERIMA KASIH