Anda di halaman 1dari 40

KELOMPOK 4

Tutor: dr.Noviana Zara,MKM


Ahmad Roqyal Ain Pratama Putra
Wina andria
Siti Akramah
Aya Sofia
Muhammad Raihan
Maulana Asyie
Rizki Alfalah
Ummi Issayyidah
Jihan Nazirah
Liza Berlina
Putri Monganisa
Nur Rahmy
MODUL 5
PSIKOPATOLOGI GANGGUAN AFEKTIF, GANGGUAN ANSIETAS-SOMATOFORM, GGN
TERKAIT STRESS, GANGGUAN PRILAKU NAPZA
Skenario 5
Boring
An. G (laki-laki, 17 tahun, pelajar kelas X SMA favorit di suatu kota kecil) tertangkap
sedang merokok dan menghisap ganja di belakang sekolahnya. Selama ini ia dikenal
sebagai siswa yang berprestasi, baik di bidang intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Ia
merupakan anak tunggal dan kedua orang tuanya merupakan orang yang sibuk dengan
kegiatan pekerjaan dan kegiatan sosial. Ayahnya seorang pejabat publik dan ibunya
seorang pengusaha yang sukses. Dan selama ini, ia lebih banyak diasuh oleh nenek dari
pihak ibu. Pada pemeriksaan psikiatri terhadap An. G terlihat berbadan tegap, berwajah
murung dan tampak depresi. Ia mengeluh sangat kesepian dan “boring” karena tidak ada
sahabat karib, merasa jengkel kepada orangtua terutama ibu yang menjadi sangat cerewet
akhir-akhir ini kepadanya. Pasien kadang-kadang ingin mati dan ingin melakukan tentamina
suicidum, merasa hidupnya tidak berguna lagi karena merasa nilai UAS-nya “jeblok”.
Dengan kejadian ini, pihak sekolah mempunyai kebijakan untuk mengeluarkan siswa yang
terlibat pemakaian ganja dan NAPZA lainnya dan akan melakukan tes urin pada seluruh
siswa. Sekolah juga menjalin kerjasama dengan BNN untuk proses rehabilitasi siswa yang
membutuhkan.
Bagaimana saudara menjelaskan apa yang terjadi pada An. G serta bagaimana cara
mengatasinya?
JUMP 1 : TERMINOLOGI

1.Psikopatologi : adalah studi tentang penyakit mental, tekanan


mental, dan abnormal/perilaku maladaptif. Istilah ini paling
sering digunakan dalam psikiatri di mana patologi mengacu
pada proses penyakit.
2.Gangguan Afektif : merupakan sekelompok gambaran klinis
yang ditandai dengan berkurang atau hilangnya kontrol emosi
dan pengendalian diri
3.Gangguan Anxietas – Somatoform : adalah keadaan tegang
yang berlebihan atau tidak pada tempatnya yang ditandai oleh
perasaan khawatir, cemas, tidak menentu atau takut
4.Stress : adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan. Tekanan
ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau keinginannya.

5.NAPZA :  adalah zat-zat atau obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau
pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut bekerja dengan mempengaruhi susunan saraf sentral.

6.BNN :  adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang mempunyai
tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan
penyalahgunaan
7.Depresi : adalah suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak negatif
terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang

8.Psikiatri : adalah bidang medis yang mengkhususkan diri pada kesehatan mental mulai dari
diagnosis, pengobatan, dan pencegahan

9.Tetamina Sucidium : merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara
sengaja

10.Rehabilitasi : adalah sebuah kegiatan ataupun proses untuk membantu para penderita yang
mempunyai penyakit serius atau cacat yang memerlukan pengobatan medis untuk mencapai
kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang maksimal.
RUMUSAN MASALAH & HIPOTESA

1. APAKAH TERDAPAT FAKTOR UMUR AN.G TERHADAP PERILAKUNYA?

JWB: ADA, KRN AN G DILIHAT DR UMURNYA BERKISAR UMUR REMAJA, PD MASA REMAJA BIASANYA
MERASAKAN TEKANAN AGAR MEREKA MENYESUAIKAN DIRI DG LINGKUNGAN SESUAI DAN LINGKUNGAN
BURUK JUGA MENGAKIBATKAN PRILAKU BURUK.

2. APA PENYEBAB GANGUAN AFEKTIF BISA TERJADI?

JWB: KONDISI OTAK, OTAK DPT MELEWATI TINGKAT PERUBAHAN FISIK

FAKTOR GENETIK

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL.

3. APA FAKTOR YG MENYEBABKAN REMAJA MEMAKAI OBAT TERLARANG?

JWB: MENURT BNN 2011 : -FAKTOR KEPRIBADIAN - MASYARAKAT & KOMUNITAS

- KELUARGA - POPULASI DAN RENTAN

- LINGKUNGAN

- PENDIDIKAN

4. APA SAJA PENGOBATAN DAN TERAPU PD PASIEN DG GANGGUAN AFEKTIF?

JWB : PENOBATAN YG DIBERIKAN:

MUSTABILIZER, EX: LITHIUM

ANTIKONFULSAN, EX: ARIPRIPAZOLE


Terapi yg diberikan:
• interpersonal and social rhythm therapy(URT)
• cognitive behavioral therapy (CBT)
• psycoeducation
5. Abagaimana cara kerja obat terlarang dalam tubuh?
jwb:-depresan : menekan fungsi kesadaran,merasa tenang
- stimulan : bekerja memacu kerja susunan saraf pusat
- halusinogen : menimbulkan efek halusinasi/hayalan
6. Apa saja golongan narkotika dan jelaskan?
Jwb: gol 1 : potensi tinggi, ketergantungan ex: heroin
gol 2 : potensi tinggi & ketergantungan, ex: morfin,petidin dll
gol 3 : potensi ringan, ketergantungan ex: kodein
7. Apa efek yg terjadi terhadap fisik dan mental jika rutin menghisap narkoba dlm jangka pjg?
Jwb: -efek fisik: masalah pernapasan, meningkatkan detak jantung,perubahan struktur otak,
terganggu kesuburan, melemahkn sistem imun,menghambat tumbuh kembang janin.
- efek mental: penurunan kesadaran kognitif, risiko adanya psikotik ex: depresi, bunuh
diri, sering gelisah, hilang percaya diri,tingkah laku dll.
8. Apakah ada hubungan ortu yg kurang memberikan waktu kpd anak dg penyalahgunaan
narkoba?
Jwb: ada, krn penting keluarga pd remaja seperti mengingatkan anaknya, memberikan situasi
dlm mendidik anak dll
9. Bagaimana hukum dr penyalahgunaan narkoba?
Jwb: -uu no.35 2009 terdiri 37 pasal ttg narkotik
- uu no. 1 thn 1997
10. Apa yg mendorong seseorg melakukan suicidum?
Jwb: yaitu depresi, gangguan jiwa, adanya dorongan impulsif akibat pengaruh obat-
obatan dan alkohol.
11. Apa saja yg menyebabkan tentamina suicidum pd remaja?
Jwb: - faktor individu : kebanyakan penyalahgunaan napza dimulai pd remaja yg
segdang mengalami perubahan biologis.
- faktor lingkunga
12. Bagaimana etiologi dr penyalahgunaan napza pd ssp ?
Jwb: trgantung golongannya yaitu:
-merangsang ssp: opium,morfin,kodein.
- menurunkan ssp: kafein,kokain,tembakau,ekstasi
- mengacaukan ssp: LSD, meskalin, ganja
13. Bagaimana pemeriksaan lab pd penggunaan napza?
Jwb : keluarkan alat uji napza dari saset,buka ujungnya kemudian celupkan dlm
spacimen urin selama 10-15 detik, jarak di tempat datar, tunggu muncul garis merah,
dinaca 5 menit setelah itu hasilnya.
JUMP 4
SKEMA
PSIKIATRI

PSIKOPATOLOGI

SUICIDE----------------------------------------AFEKTIF------------------PENYALAHGUNAAN NAPZA

DEPREASI-------------------------------BIPOLAR--------------------------------MANIK

ETIOLOGI, EPIDEMIOLOGI, PATOFISIOLOGI, MAIFESTASI KLINIS

DIAGNOSA : A. ANAMNESIS
B. P. FISIK
C. P. PENUNJANG

TATALAKSANA : A. FARMAKOLOGI
B. NON FARMAKOLOGI
PROGNOSIS
JUMP 5 : LO

1. Gangguan Afektif :
a. depresi
b. Manik
c. Bipolar

2. Penyalahgunaan NAPZA, Aspek Hukum, dan


Rehabilitasi.
Dari Etiologi- prognosis
GANGGUAN AFEKTIF
GANGGUAN AFEKTIF

• Gangguan suasana perasaan merupakan


hilangnya kontrol penderita terhadap mood
atau efek disertai perubahan tingkat
aktifitas, kemampuan kognitif,bicara dan
vegetative

• Perubahan mood dapat terjadi ke arah


depresi maupun elasi (manik)
EPIDEMOLOGI

• Gangguan afektif merupakan gangguan


mental yang paling umum dalam populasi
dewasa dengan beberapa bukti yang
mengarah pada peningkatan prevalensinya.
• Prevalensi gangguan afektif bervariasi antara
20-40%. Prevalensi sepanjang hidup dari
komorbiditas depresi dan siklotimia berkisar
1,5-2,5% pada populasi dewasa pada
berbagai negara dan kultur
GANGGUAN AFEKTIF

• Gangguan afektif dapat terdiri dari :

• Gangguan Depresi
• Gangguan Manik
• Gangguan Bipolar
GANGGUAN AFEKTIF
(DEPRESI)
GANGGUAN DEPRESI

Gangguan depresi adalah gangguan psikiatri yang


menonjolkan mood sebagai masalahnya, dengan
berbagai gambaran klinis yakni gangguan episode
depresif, gangguan distimik, gangguan depresif
mayor dan gangguan depresif unipolar serta bipolar
Depresi: sebagai gangguan (disorder) dari
suasana alam
perasaan (‘bete’/perasaan tertekan)
DARI RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT DIDAPATKAN
• Penurunan suasana alam perasaan yang
berkepanjangan/mood depresi ( feeling "blue")
• Anhedonia
• Menarik diri
• Penurunan motivasi
• Toleransi yang rendah terhadap stres (mudah frustrasi)
• Penurunan libido, anoreksia, BB
turun/naik,insomnia,/hipersomnia, energy yang menurun
• Keluhan somatik
STATUS MENTAL

• PENAMPILAN : retardasi psikomotor atau


agitasi,kontak mata yang kurang,menangis,kurang
peduli dengan Penampilannya
• AFEK: Labil atau terbatas
• MOOD: depresi, iritabel, sedih, frustasi
• PEMBICARAAN : sedikit atau tak ada respon, sering
• terhenti, pelan dan halus
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI DEPRESI
1) Usia Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif
berat adalah kira-kira 40 tahun; dan 50% dari pasien
memiliki onset anatara usia 20-50 tahun.
2) Jenis kelamin Pada pengamatan yang hampir uiversal,
terlepas dari kultur atau negara, terdapat prevalensi
gangguan depresif berat yang dua kali lebih besar pada
wanita dibandingkan laki-laki.15 Hal ini mungkin
disebabkan oleh rendahnya kesehatan maternal.
3) Pendidikan Terdapat hubungan yang signifikan pendidikan
dengan depresi pada usia dewasa-tua. Tingkat pendidikan
berkaitan dengan kesehatan fisik yang baik.Penelitian di
Inggris menyebutkan bahwa lansia yang hanya menamatkan
pendidikan dasar mempunyai risiko terhadap depresi 2,2 kali
lebih besar.
4) Status pernikahan Pada umumnya, gangguan depresif
berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki
hubungan interpersonal yang erat atau yang tercerai atau
berpisah.
Gangguan depresi mayor adalah salah satu gangguan
depresi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang
signifikan pada individu di semua usia dan ras.
Global Burden of Disease (GBD) of theWorld Health
Organitation (WHO) telah menunjukkan terjadinya masalah
yang sama di seluruh dunia bahwa gangguan depresi mayor,
meningkatkan risiko terjadinyapercobaan bunuh diri yang jika
tidak ditangani dengan benar akan menyebabkan tindakan
bunuh diri (complete suicide) yang memakan banyak korban .
MANIK
DEFINISI
GANGGUAN SUASANA PERASAAN MERUPAKAN HILANGNYA KONTROL PENDERITA
TERHADAP MOOD ATAU AFEK, DISERTAI PERUBAHAN TINGKAT AKTIVITAS,
KEMAMPUAN, KOGNITIF BICARA, DAN VEGETATIF. PERUBAHAN MOOD DAPAT TERJADI
KE ARAH DEPRESI MAUPUN ELASI (MANIK)
EPISODE MANIK
DITUNJUKKAN DENGAN SUASANA PERASAAN YANG CENDERUNG MENINGKAT
DISERTAI DENGAN PENINGKATAN AKTIVITAS FISIK DAN MENTAL SERTA IRITABEL.
DIAGNOSIS EPISODE MANIK APABILA GEJALA TIMBUL SEBAGAI EPISODE TUNGGAL.
DALAM EPISODE MANIK, DAPAT DITEMUKAN TIGA ATAU LEBIH GEJALA BERIKUT
INI :
• RASA PERCAYA DIRI BERLEBIHAN
• WAKTU TIDUR BERKURANG
• PEMBICARAAN YANG BANYAK DENGAN GAGASAN BERPINDAH
• SERING MELAKUKAN TINDAKAN TANPA DIPIKIRKAN AKIBATNYA LEBIH LANJUT
• SERING KALI TERLIHAT SEPERTI ORANG MENGAMUK
KLASIFIKASI
1. Hipomania
Manifestasi klinis :
Perasaan bahagia berlebihan atau iritabel yang menetap selama paling sedikit 4 hari secara
berturut turut desertai dengan gejala : peningkatan aktivitas seksual, meningkatnya sosiabilitas
dan kemarahan, bicara banyak, cenerung ceroboh.episode ini tidak disebabkan oleh penggunaan
zat psikoaktif maupun gangguan mental organik
2. Mania tanpa gejala psikotik
Manifestasi klinis :
Ditemukan mood yang meningkat ataau iritabel yang menetap selama 1 minggu. Selain itu
disertai dengan 3 gejala yaitu keinginan terus berbicra, hilangnya inhibisi sosial, tidak butuh
tidur, adanya ide kebesaran.
Episode ini tidak disebabkan oleh penggunaan zat psikoaktif maupun gangguan mental organik.
3. Mania dengan gejala psikotik
Manifestasi klinis :
Gejala yang timbul sama dengan manifestasi klinis lainnya. Dapat ditemukan waham kejar atau
waham kebesaran dengan halusinasi, delerium hiperaktivitas motorik, flight of ideas yang sangat
cepat.
Bipolar
Þsuatu penyakit mental disebut juga dengan episode
“mania-depresi” yaitu antara perasaan gembira berlebihan
dengan perasaan depresi yang tak terkendali.

Terdapat 4 eposide dalam bipolar:


1. Mania (bipolar 1)
2. Hipomania (bipolar 2)
3. Depresi
4. Campuran (cyclotimia)
1. Mania ( bipolar 1)
Cendrung terjadi pada individu yang mengalami depresi
berat sehingga merasa frustasi secara tidak normal

2. Hipomania ( bipolar 2)
• Keadaan merasa sangat bahagia secara berlebihan
dan tidak dapat disembunyikan
• Krikteria gangguan : apabila ada kemunculan sebuah
episode depresi berat / lebih ketika eposide hipomania
berlangsung
3. Depresi
Ditandai dengan gejala frustasi, stress yang terjadi secara
berkelanjutan.

4. Campuran (cyclotimia)
Kondisi dimana gejala mania dan depresi terjadi secara
bersamaan.
Individu cendrung mengalami disfungsi yang tidak teratur
pada anggota tubuhnya yang disebabkan terjadinya
pengkombinasian energi tinggi dan rendah
LO 2 :
PENYALAH GUNAAN NAPZA
NAPZA
Pengertian NAPZA :
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi
menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan
ketergantungan (BNN, 2004).
Jenis–Jenis NAPZA :
NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan
adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok,
diantaranya :
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
28
ketergantungan.

Berdasarkan Undang-Undang No.35 Tahun 2009, jenis narkotika dibagi ke
dalam 3 kelompok, yaitu narkotika golongan I, golongan II, dan golongan III.

a) Narkotika golongan I adalah : narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya
sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan apapun,
kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya ganja, heroin, kokain,
morfin, opium, dan lain-lain.

b) Narkotika golongan II adalah : narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah petidin dan
turunannya, benzetidin, betametadol, dan lain-lain.

c) Narkotika golongan III adalah : narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein dan
turunannya.

2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku.29
Berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun 1997, psikotropika dapat
dikelompokkan ke dalam 4 golongan, yaitu :
 a. Golongan I adalah : psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat,
belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti
khasiatnya.
Contohnya adalah MDMA, ekstasi, LSD, dan STP.

 b. Golongan II adalah : psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna


untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin,
metamfetamin,metakualon, dan sebagainya.

 c. Golongan III adalah : psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal,
buprenorsina,fleenitrazepam, dan sebagainya.

 d. Golongan IV adalah : psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta


30
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah nitrazepam
(BK,mogadon, dumolid), diazepam, dan lain-lain
3. Bahan Adiktif Lainnya
Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain
narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan. Contohnya :
a) Rokok
b) Kelompok alkohol dan minuman lain yang
memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
c) Thinner dan zat-zat lain, seperti lem kayu,
penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila
dihisap, dihirup, dan dicium, dapat memabukkan.
Jadi, alkohol, rokok, serta zat-zat lain yang memabukkan
dan menimbulkan ketagihan juga tergolong NAPZA31
Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan NAPZA
yang bersifat patologis, paling sedikit telah
berlangsung satu bulan lamanya sehingga
menimbulkan gangguan dalam pekerjaan dan fungsi
sosial.
 Penyalahgunaan NAPZA secara tetap ini
menyebabkan pengguna merasa ketergantungan
pada obat tersebut sehingga menyebabkan
kerusakan fisik.
32
Ketergantungan terhadap NAPZA dibagi
menjadi 2, yaitu :
a) Ketergantungan fisik adalah keadaan bila
seseorang mengurangi ataumenghentikan
penggunaan NAPZA tertentu yang biasa ia gunakan,
ia akanmengalami gejala putus zat. Selain ditandai
dengan gejala putus zat,ketergantungan fisik juga
dapat ditandai dengan adanya toleransi.
b) Ketergantungan psikologis adalah suatu
keadaan bila berhenti menggunakanNAPZA
tertentu, seseorang akan mengalami kerinduan
yang sangat kuat untuk menggunakan NAPZA
tersebut walaupun ia tidak mengalami gejala fisik.
33
• Faktor Risiko Penyalahgunaan NAPZA :
1) Faktor genetik
2) Lingkungan keluarga
3) Pergaulan (teman sebaya)
4) Karakteristik individu
a. Umur
b. Pendidikan
c. pekerjaan

34
ASPEK HUKUM
• Di Indonesia, terdapat dua undang-undang yang dapat
menjadi rujukan berkaitan dengan narkoba, yaitu Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 
• perbuatan pidana (krimanilitas) bidang narkoba termasuk
salah satu hukum pidana yang memiliki ancaman sanksi
sangat berat. Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
misalnya, mengenai ancaman sanksi dicantumkan dalam
satu bab tersendiri tentang ketentuan Pidana. Bab tersebut
terdiri dari 37 pasal, yaitu dari Pasal 111 sampai dengan
pasal 148. Dalam Pasal 114, misalnya, dinyatakan bahwa :
• Pasal 114
(1)    Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hokum menawarkan
untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam
jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
(2)    Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan,
atau menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu)
kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk
bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan
pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling
singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditambah 1/3 (sepertiga).
REHABILITASI
DI INDONESIA, REHABILITASI MEMILIKI TIGA TAHAP, YAITU :
• DETOKSIFIKASI , ADALAH TAHAP DIMANA DOKTER AKAN
MEMBERIKAN OBAT TERTENTU YANG BERTUJUAN UNTUK
MENGURANGI GEJALA PUTUS OBAT (SAKAU) YANG MUNCUL.
SEBELUM PASIEN DIBERIKAN OBAT PEREDA GEJALA, DOKTER
TERLEBIH DAHULU AKAN MEMERIKSA KONDISINYA SECARA
MENYELURUH.
• TERAPI PERILAKU KOGNITIF, PADA TAHAP INI, PASIEN AKAN DIBANTU
OLEH PSIKOLOG ATAU PSIKIATER BERPENGALAMAN. TERLEBIH
DAHULU AKAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN KONDISI, GUNA
MENENTUKAN TIPE TERAPI YANG SESUAI. TERAPI PERILAKU
KOGNITIF BERTUJUAN UNTUK MENCARI CARA BAGAIMANA
MENGATASI KEINGINAN MENGGUNAKAN OBAT DI SAAT KAMBUH,
DAN MEMBUAT STRATEGI, UNTUK MENGHINDARI, DAN MENCEGAH
KAMBUHNYA, KEINGINAN MENGGUNAKAN OBAT.
• Bina lanjut, tahap ini memungkinkan pasien ikut serta
dalam kegiatan yang sesuai dengan minat. Pasien
bahkan dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja.
Namun tetap dalam pengawasan grafis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai