FAKULTAS KEDOKTERAN
UGJ
2020
2
• Agitasi: perilaku patologis yang ditandai adanya peningkatan aktivitas verbal atau
motorik yang tak bertujuan.
• Agresif: dapat berbentuk agresi verbal atau fisik terhadap benda atau seseorang
lain
• Kekerasan : bentuk agresi fisik oleh seseorang yang bertujuan melukai orang lain.
• Percobaan bunuh diri: segala bentuk tindakan yang secara sadar dilakukan oleh
pasien untuk dengan segera mengakhiri kehidupannya.
Identifikasi Etiologi ;
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Manajemen Penatalaksanaan :
2. Medikasi oral
- Lorazepam 1–2 mg
4. Restrain
5. Observasi pasien setiap 15-30 menit sekali, catat adanya peningkatan atau
penurunan perilaku (terkait dengan perilaku, verbal, emosi, dan fisik)
- Penyakit fisik
- Riwayat gangguan jiwa dan komorbiditas gangguan jiwa
1. Penyakit fisik
2. Gangguan mental
6
3. Depresi
4. Psikotik
5. Gangguan mental organic
6. Gangguan kepribadian
7. Penyalahgunaan zat adiktif.
PENATALAKSANAAN UMUM
A. Hospitalisasi
B. Psikofarmaka
PSIKOSA ORGANIK
Perhatikan !
DELIRIUM
Penilaian :
3. Pemeriksaan darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit, kimia darah,
urinalisis, EKG, dan foto toraks untuk menyingkirkan faktor presipitasi
delirium.
Penatalaksanaan :
1. Atasi kondisi medis yang diduga mencetuskan awal mula delirium pada
pasien.
2. Obat antipsikotik dosis rendah yakni haloperidol 0,5 mg p.o
3. Agitasi berat berikan injeksi haloperidol 2,5 mg IM dan dapat diulang setelah
30 menit. Dose maksimal dewasa 10 mg per hari.
4. Rujuk ke RS umum dengan ICU jika diperlukan untuk penanganan lebih
lanjut.
PANIK ATTACK
Panic merupakan serangan ansietas yang kuat ekstrim dan akut yang ditandai
dengan adanya keluhan jantung berdebar dan sesak nafas berlebih pada panic attack
ini. Ansietas atau cemas merupakan suatu keadaan cemas, gelisah, tidak menentu dan
kebingungan akan terjadi yang tidak pasti pada dirinya atau pada suatu hal masa
depan.
- Obat ansiolitik
8
PSIKOTIK
Pemeriksaan Penunjang :
“Ya Allah, jadikanlah pada hatiku cahaya dan pada penglihatanku cahaya, dan
pada pendengaranku cahaya, dan di kanan ku cahaya, dan di kiri ku cahaya, dan di
atas ku cahaya, dan di bawah ku cahaya, dan di depan ku cahaya, dan di belakang
ku cahaya, dan jadikan untukku cahaya.”
1. Attending
Mindfull adanya rasa perhatian terhadap sesuatu hal yang akan dipilih dan
dijalani digunakan selama perkuliahan dan selama kehidupan kita.
2. Niatkan diri untuk menjadi dokter terbaik.
3. Be happy
InsyaAllah, niatkan dalam diri bahwa menuntut ilmu itu adalah ibadah ke
Allah
Senantiasa selalu bahagia dan bersyukur atas semua nikmat yang kita terima
saat ini. Kuncinya bahagia, ada serotonin dan dopamine dan endorphin yang
cukup. Untuk melepaskan hormone kebahagiaan tersebut salah satunya kita
mencintai ilmu yang kita pelajari dari dosen, dari pasien, dari rekan rekan kita
selama kuliah di fakultas kedokteran.
1. Fenomena tantrum
2. Klasifikasi gangguan emosi dan perilaku pada anak dan remaja
3. Intervensi psikologi.
1. FENOMENA TANTRUM :
10
1. Berteriak
2. Memukul
3. Menendang
4. Menggigit
5. Menahan napas
6. Berbaring di lantai
Tantrum merupakan keadaan ketika masa kanak kanak dengan awal mula tantrum
rentang usia 1 sampai 6 tahun. Menurut Erick Erickson, masa tantrum pada usia 1
sampai 3 tahun dengan melalui stage anal atau masa memegang dan melepas, dimana
anak mulai belajar toilet training salah satunya anak tersebut belajar untuk bisa buang
air besar secara mandiri, dan autonomy vs shame and doubt. Masa tantrum pada usia
3 sampai 6 tahun dengan melalui stage phallic dan initiative vs guilty. Dikatakan 0
sampai 2 tahun itu ante tartum dan usia 2 sampai 4 tahun masa tantrum.
Anak dengan usia 1 tahun sampai usia 3 tahun menurut Freud stage termasuk
kedalam stage anal atau saluran pencernaan terakhir anus, saat belajar untuk buang air
besar, saat usia tersebut mungkin dikatakan sangat sulit sekali untuk menahan buang
air besar dan sulit mengatakannya, apabila buang air kecil masih bisa diminimalisir
dan masih menahan untuk buang air kecil, kemudian baru kemudian dia dibantu
untuk membersihkan buang air kecilnya dan buang air besarnya.
Ketika anak usia tersebut bisa mencapai stage tersebut maka anak tersebut
dikatakan berhasil menyesuaikan dengan situasinya, dan belajar ketika tangannya
untuk motoric kasar apabila melempar bola dia apakah kemudian apa namanya fase
nya untuk memegang atau melempar nah anak tersebut belajar untuk melepaskan.
Menurut Erick Erickson stage, anak usia 1 – 3 tahun ini anak itu belajar dan
mulai eksplorasi dan mereka mengeksplore apa yang dia sukai mengulang ulang
11
mainan yang disukai dan merangsang system indera nya system penciumannya
apabila dia suka maka dia menyukai dia termasuk ke dalam stage autonomy ketika
anak tersebut mengatakan aku tidak suka makanan itu maka anak tersebut
mengatakan aku tidak suka, misalkan “gamau mama..” kemudian anak tersebut tetap
intinya sama belajar untuk pengendalian atau kontrol, maka orang tua atau anak
ketika hal tersebut perlu untuk mencapai target untuk toilet training untuk
mengajarkan phb perilaku hidup bersih, apabila berhasil maka dia mandiri, apabila
tidak berhasil maka dia tidak bisa melakukan stage anal tersebut di masa anak
selanjutnya kemudian.
Biasanya anak anak ini dalam fase tantrum oa oa teriak atau menangis, maka
gapapa orang tua coba memahami anak tersebut, sehingga kemudian sulit untuk
meneruskan letting go. Maka pada fase ini anak harus mulai mencapai shame atau
memegang dan doubt atau melepas. Dan anak tersebut belajar untuk autonomy atau
memahami kondisi yang diterima kepada dirinya. Ketika anak tersebut sudah bisa
memeluk, mencium kedua orang tuanya dan keluarga sekitarnya.
Apabila fase ini terlambat dan atau terhambat maka fase ini akan
mempengaruhi fase fase selanjutnya kepada anak tersebut menjadi pemalu dan tidak
berani, karena pada usia 1-3 tahun ini stage anal tersebut tidak mencapai dengan
maksimal dan berhasil. Shame pada anak ini juga merasa anak tersebut ketika tidak
merasa baik di mata orang tuanya. Dan mulai anak tersebut membanding bandingkan
dirinya dengan orang lain atau bahkan adiknya sendiri. Maka pada fase ini dalam
tahapan perkembangan ini harus menghasilkan atau akan, akan melakukan sesuatu
yang baru dan melakukan hal menakjubkan baru lainnya.
Anak dengan usia 3 tahun – 6 tahun menurut Freud stage termasuk ke dalam
stage phallic, dan menurut Erick Erickson stage termasuk kedalam stage initiative vs
guilt, sehingga akan menghasilkan tahapan perkembangan untuk purpose atau pujian.
12
Pada usia anak ini menurut freud misalkan ketika seorang anak melalui masa
kecemburuan saat hidupnya didepan orang tuanya dan mulai eksplorasi tentang
genital. Anak pada fase ini misalkan anak laki-laki lebih dekat dengan ibunya, dan
ibunya pun merasa lebih mencintai anak laki-lakinya dibandingkan dengan suaminya
sendiri.
Ketika anak pada fase ini misalkan anak perempuan lebih dekat dengan
ayahnya, dan ayahnya pun merasa lebih mencintai anak perempuannya sendiri
dibandingkan dengan istrinya ini. Jadi anak mulai mengembangkan initiative atau
inisiatif untuk mulai berfikir lebih jauh dan mulai merencanakan lebih, jadi kalo
misalkan dia mencapai sesuatu kadang untuk mengambil bola jaraknya 10 meter
maka dia sudah merencanakan bahwa dia harus berjalan sejauh itu.
Maka pada fase ini dilakukan tahapan perkembangan motoric kasar dan
motoric halus serta sensoriknya. Dan apabila pada fase ini gagal atau tidak berhasil,
maka anak tersebut berfikiran timbul rasa bersalah dan gagal akan dirinya sendiri. Hal
yang harus dilakukan oleh orang tua kepada anak ini, orang tua harus sangat
kooperatif dan harus selalu menemani anaknya tersebut sebisa mungkin dikatakan
attachment. Biasanya di usia anak ini dikatakan karir usia orang tua sedang menanjak
atau sukses atau sedang sibuk sibuknya sehingga waktu dengan anak nya berkurang
sehingga harus dekat.
- ICD 10 & 11
- PPDGJ
- DSM [ IV & V ]
3. INTERVENSI PSIKOLOGI
a) Behavior therapy
b) Cognitive behavior therapy
c) Play therapy
d) Family therapy dan mindfulness.
LATAR BELAKANG
WHO (2015) yang dirilis dalam website UNICEF (2017) terdapat lebih dari
50 juta orang Indonesia belum menggunakan toilet sebagai sarana sanitasinya. sekitar
9 juta anak Indo-nesia mengalami stunting. Peluang terjadinya stunting 1,4 kali lebih
besar akibat sanitasi yang buruk.
Dalam rangka menuju negara Indonesia Sehat 2030 sesuai SDGs pada tahun
2016 dicanangkan program gerakan masyrakat hidup bersih dan sehat atau Germas.
Tujuan Germas merupakan memsyaratkan budaya hidup sehat serta meninggalkan
kebiasaan dan perilaku yang kurang sehat.
15
PHBS
Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapi. Rambut
bersih merupakan rambut yang tidak kusam, tidak bau dan tidak ada kutu nya.
Anak sekolah atau guru atau masyrakat sekolah menggunakan air bersih untuk
kebutuhan air sekolah sehari hari di lingkungan sekolah untuk anak anak guru
sekolah. Peraturan Presiden nomor 185 tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan
Air Minum dan sanitasi sebagai upaya untuk mencapai akses universal pada akhir
tahun 2019. Studi WHO pada 2007 menunjukkan jika setiap anggota keluarga dalam
suatu komunitas melakukan 5 pilar STBM akan dapat menurunkan angka kejadian
diare sebesar 94%.
Selalu mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air kecil atau bab
sesudah beraktifitas dan setiap kali tangan kotor memakai sabun untuk mencuci
tangan.
1. Reduce – kurangi
2. Reuse – pakai lagi
3. Recycle – daur ulang
Anak sekolah atau guru atau masyarakat sekolah harus mengkonsumsi jajanan
sehat dari kantin sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah untuk makan di
sekolahan.
14. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Anak sekolah atau guru atau masyrakat harus siswa ditimbang berat badan
dan diukur tinggi badan setiap bulannya agar diketahui tingkat pertumbuhan
perkembangannya selama masa di sekolahan setiap bulan secara rutin terus menerus.
Akan terjadi rentan terhadap penularan berbagai jenis penyakit, misalnya jika tidak
mencuci tangan memakai sabun sesudah atau sebelum melakukan sesuatu akan
menyebabkan diare karena belum tentu tangan kita bersih dari bakteri atau kuman.
Maka dari itu salah satu indikator terciptanya PHBS yang baik adalah mencuci tangan
menggunakan sabun. Selain itu penyakit diare bisa disebabkan karena bakteri dari
kuku yang tidak dipotong rapi serta jajanan kantin sekolah yang tidak higienis dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak ditangani. Kemudian pada
kamar mandi sekolah yang tidak dibersihkan atau dikuras serta genangan air hujan
yang menggenang dapat menjadi sarang dari perkembang biakan jentik nyamuk yang
berakibat pada penyakit demam berdarah. Itulah mengapa pentingnya menerapkan
PHBS di lingkungan sekolah agar seluruh guru, siswa maupun lingkungan sekolah
terhindar dari kerentanan penularan penyakit, maka dari itu mencegah lebih baik
20
Remaja atau menurut istilah latin yakni adolescent berarti tumbuh untuk
menjadi matang. Merupakan fase peralihan dari anak-anak ke dewasa. Fase topan
badai menuju untuk remaja dan lingkungannya. Fase pencarian jati diri dan idealism.
Fase pembentukan mental yang akan mempengaruhi pandangan hidup menjadi fase
dewasa.
21
• Mappiare : 12-21 tahun bagi perempuan dan 13-22 tahun bagi laki-laki
PERKEMBANGAN SOSIAL :
• Bergaul
• Kelompok sebaya
• Bersahabat
• Sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap orang
lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik seperti memperhatikan diri.
• Sangat mampu.
22
• Impulsif
PERKEMBANGAN MORAL :
• Keyakinan moral lebih terpusat pada benar dan kurang pada apa yang salah.
1. Pra konvensional
Mengemal benar salah, baik buruk, namun ditafsirkan dari segi akibat fisik atau
kenikmatan perbuatan.
2. Konvensional
3. Pasca konvensional
PERKEMBANGAN SEKSUAL
PERKEMBANGAN INTELEGENSI
• Patut diberikan akses informasi yang luas dan aman, dilatih, diskusi,
berkegiatan.
PERKEMBANGAN EMOSI
Pada akhir masa remaja merupakan remaja harus sudah merasa oleh karena
dengan dirinya sendiri kemudian lebihan dan kekurangan diri, falsafah hidupnya
dan cita – citanya akan masa depannya di masa yang akan dating.
1. Faktor individu
2. Faktor pola asuh
3. Faktor lingkungan
Faktor Individu :
• Genetik : disabilitas
• Orang tua tidak paham mengasuh, dan perceraian orang tua terhadap pola
asuh.
• Pola asuh harus dipelajari terus karena zaman berubah, bersaing dg teknologi.
Faktor Lingkungan :
• Hazing
• Napza
• Seks bebas
• Internet
• Perubahan psikoseksual
• Erick Erickson : tugas utama di masa remaja adalah membentuk identitas diri
yang mantap yang didefinisikan sebagai kesadaran akan diri sendiri serta
tujuan hidup yang lebih terarah
• Jhon.Piaget : terjadi tranformasi kognitif yang besar pada remaja menuju cara
berpikir yang lebih abstrak, konseptual, dan berorientasi ke masa depan.
1) Deteksi dini secara pasif dan pengelolaan di layanan dalam gedung di poli anak
- deteksi 2 menit
- deteksi dg srq20
keterampilan sosial pada masa remaja. Buku ini digunakan oleh petugas
kesehatan seperti dokter perawat bidan. Tujuan buku ini untuk kemudahan bagi
petugas kesehatan untuk melakukan pelayanan kesehatan peduli remaja secara
sistematis dan efektif terhadap remaja. Sehingga terbentuk pola pikir ideology
dalam menangani masalah kesehatan remaja dan satu keluhan bisa berbagai
etiologi atau multiple reason. Pedoman MTPKR diadopsi adolescent job aid
WHO yang disesuaikan dengan kondisi atau masalah kesehatan remaja serta
kebijakan dan protocol berlaku di Indonesia. Panduan skrining HEEDSSS,
panduan anamnesis, pf, klasifikasi, tatalaksana dan pemantauan atau rujukan
masalah kesehatan remaja.
1. Home
2. Education
3. Eating
4. Activity
5. Drugs
6. Sexuality
7. Safety
8. Suicide atau Depresi.
KUISIONER CRAFFT
• R: Apakah minum alkohol atau memakai obat untuk relaks, merasa lebih
baik?
• A: Apakah pernah minum alkohol atau memakai obat saat sendirian (alone)?
• F: Apakah keluarga atau teman (friend) anda pernah mengatakan kepada anda
untuk menghentikan kebiasaan minum-minum atau penggunaan obat-obatan?
Bila didapatkan dua atau lebih jawaban ya, maka remaja mempunyai masalah
yang serius dalam penyalahgunaan zat. Tidak ada metode pencegahan yang
sempurma dan dapat diterapkan untuk seluruh populasi. Populasi yang berbeda
memerlukan tindakan pencegahan yang berbeda pula. Pembagian metode
pencegahan adalah sebagai berikut :
1. Pencegahan universal
Ditujukan untuk populasi umum baik keluarga orangtua maupun anak keluarga
tsb.
2. Pencegahan selektif
Ditujukan bagi keluarga dan anak resiko tinggi. Resiko demografis, biologis,
psiko.
3. Pencegahan terindikasi
1. Menanamkan pola asuh baik pada anak sejak prenatal dan blita hingga dewasa
2. Membekali anak dengan dasar moral dan agama
28
3. Mengerti komunikasi yang baik dan elektif antara orangtua dan anak keluarga.
4. Menjalin kerjasama yang baik dengan guru dan anak baik di sekolah.
5. Menjadi tokoh panutan dalam perilaku maupun menjaga lingkungan yang
sehat
6. Menerapkan disiplin konsisten pada anak dan hindarkan anak dari napza.
• Memberikan keteladanan
• Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia).
• Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas
ybiaya khusus untuk remaja.
Saat ini masih sedikit klinik khusus kesehatan remaja, sehingga para remaja
yang memiliki masalah psikososial diperiksakan kepada dokter ahli jiwa psiakater
terdekat. Peran Puskesmas yang kini sudah mengakar di masyarakat bisa
dikembangkan untuk mempunyai divisi khusus menangani permasalahan remaja.
Upaya penanggulangan gangguan gizi pada anak dan remaja di layanan primer
Masalah gizi pada anak dan remaja Indonesia mengalami masalah gizi
ganda, gizi kurang yaitu kurang energy protein (KEP), Anemia Zat Besi, kurang
Vitamin A, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), perawakan pendek
(stunting), dan masalah gizi berlebih atau disebut obesitas, pada tahun 2015-2017
masalah stunting paling banyak dengan gizi buruk.
a) Stunting
Stunting yaitu masalah kurang gizi kronis disebabkan kurangnya gizi
dalam waktu lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak
yaitu tinggi badan anak lebih rendah atau pendek kerdil dari standar usia
sebayanya. Pada WHO negara Indonesia yaitu negara ketiga dengan angka
prevalensi stunting tertinggi di Asia pada tahun 2017 dan lumayan menurut
angkanya pada tahun 2018.
Dampak stunting jangka pendek yaitu adanya peningkatan kejadian
kesakitan dan kematian, perkembangan kognitif, motorik dan verbal pada
anak tidak optimal, dan peningkatan biaya kesehatan, dampak jangka
panjangnya yaitu postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa, meningkatnya
resiko obesitas dan penyakit lainnya, menurunnya kesehatan reproduksi,
kapasitasnya belajar dan performa yang kurang saat masa sekolah, dan
produktivitas kapasitas kerja yang tidak optimal.
Stunting merupakan masalah yang bisa dapat di cegah, kondisi tubuh anak
seringkali disebut faktor keturunan atau genetik dari kedua orang tuanya,
sehingga masyarakat banyak hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk
mencegahnya.
31
b) Gizi buruk
Gizi buruk yaitu ada tiga bisa adanya Kwashiorkor yaitu malnutrisi
karena kurangnya protein meski asupan energinya cukup, Marasmus yaitu
kekurangan asupan energi atau kalori semua bentuk makronutrien dari
32
Anak memiliki sesuatu ciri yang khas dan selalu tumbuh dan berkembang
sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja sekitar usia 0-18tahun. Anak
bukanlah dewasa dalam bentuk kecil atau diperkecil. Banyak sekali faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak yang perlu di fahami dengan
baik oleh seorang dokter, untuk mengoptimalkan potensi pikiran kognitif, psikomotor
dan psiko sosial generasi penerus bangsa. Anak selalu mempunyai potensi terbesar
dari diri nya sendiri.
Tumbuh kembang anak terdiri dari 2 kata yakni tumbuh dan kembang,
tumbuh merupakan definisi bertambahnya ukuran jumlah sel dan struktur tubuh dan
kuantitatif. Kembang merupakan suatu definisi bertambahnya kemampuan struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dan bersifat kualitatif. Tumbuh kembang
merupakan anak dapat tumbuh kembang melalui tahapan yang sesuai.
Pertumbuhan :
Perkembangan :
Masa prenatal
- Masa embrio merupakan sejak konsepsi saat usia kehamilan 8 minggu kehamilan.
- Masa fetus terbagi menjadi 2 yakni masa fetus dini usia 9 minggu – trimester 2
intrauterine dan masa fetus lanjut yakni trimester akhir intra uterine mas
kehamilan.
- Masa neonatal saat 0-28 hari
- Masa bayi
Masa bayi dini : 1-12 bulan
Masa bayi akhir : 1 – 2 tahun
- Masa pra sekolah saat usia 2 – 6 tahun
- Masa sekolah atau prapubertas saat perempuan usia 6 – 12 tahun, pria usia 6-
10thn.
- Masa remaja adolescent usia pria 10-18 tahun dan wanita usia 12-20 tahun
remajaa.
Ciri pertumbuhan :
1. Pertumbuhan ukuran
2. Perubahan proporsal
3. Hilangnya sifat lama
4. Tumbuh sifat baru.
Ciri perkembangan :
1. Melibatkan perubahan
37
Asuh :
Asuh :
Asah :
1. Faktor internal :
38
1. Faktor pranikah
2. Konseling genetic
3. Tidak hamil sebelum usia 18 tahun dan setelah usia 35 tahun
4. Tatalaksana malnutrisi
5. Penyakit kronis dan pemakaian zat zat adiktif
6. Infeksi
7. Imunisasi
Upaya upaya peningkatan kualitas harus dimulai sejak dini, bahkan sejak sebelum
lahir
Faktor prenatal
1. Dilakukan prenatal care teratur, hal yang harus diperhatian dalam kehamilan :
2. Nutrisi ibu hamil
3. Dukungan emosional
4. Mencegah infeksi dalam kehamilan dapat menyebabkan kelainan bawaan
seperti torch, varisela lues, dan hiv.
5. Imunisasi tetanus toksoid untuk mencegah tetanus neonatorum.
6. Mengontrol bila ada kelainan endokrin
7. Menghindari radiasi pada masa organogenesis.
Faktor perinatal
2. Masa kehamilan 28 minggu hingga 7 hari setelah lahir masa penting dalam
proses tumbuh kembang anak.
Faktor pascanatal
1. Perkembangan otak
2. Perkembangan moral
3. Perkembangan hormone atau neurotransmitter
4. Pencegahan dengan memanfaatkan periode nifas
5. Anak perlu berbagai stimuli
6. Anak perlu bermain
7. Anak perlu kalimat pendek dan jelas
8. Anak perlu belajar berhubungan dengan lingkungan
9. Anak memerlukan kasih sayang
10. Anak perlu makanan bekal
11. Anak perlu perhatian dan kesehatannya.
Pemantauan pertumbuhan :
Bentuk umum tubuh kea rah cephal caudal dan perubahan proporsi pada
pertumbuhan.
Berat badan BB :
- Bb lahir 3100-3400gr
- 5 bulan – 2xbbl
- 1tahun – 3xbbl
- 2,5 tahun – 4xbbl
- 5 tahun – 6xbbl
- 10tahun – 10xbbl.
Pemantauan kepala :
Lingkar kepala :
4. 3 tahun – 47 – 50 cm [1,25cm]
1. Berat badan
2. Panjang atau tingi badan
3. Lingkaran kepala
4. Lingkaran lengan atas
Buku patokan
FIDELITY
YOUNG ADULTHOOD INTIMACY VS ISOLATION – LOVE
1. Normal - milestones
2. Abnormal - motoric, bahasa, sosial, visual-fine, motor, kognitif, perilaku.
Gangguan proses tumbuh kembang dapat dikoreksi sejak awal agar hasil lebih baik
apabila terlambat dikoreksi walaupun kelainan minimal pun akan dapat menyebabkan
gangguan atau mempengaruhi kehidupan anak di kemudian hari.
Tujuan
Jadwal
Alat
- KMS balita
Interpretasi
Intervensi
- Rujuk ke puskesmas.
Tujuan
Jadwal
- Saat kontak dengan nakes dapat diukur pake timbangan dan ukuran pb / tb.
Alat
- Table BB / TB – NHCS
Interpretasi
45
Intervensi
Intervensi
Tujuan
Jadwal
- Anak balita dan pra sekolah 1-5 tahun sampai 6 bulan sekali
Alat
- Buku KIA
Interpretasi
Intervensi
Tujuan
- Deteksi dini masalah kesehatan mata dan gangguan penglihatan anak 3-6tahun
Jadwal
Alat
Interpretasi
- TKM dditemukan kelainan berarti ada masalah kesehatan pada mata anak
tersebut.
48
- TDL tidak dapat mencocokkan posisi E s/d baris ke – 3 berarti ada gangguan
mata.
Intervensi
Tujuan
Jadwal
Alat
- Daftar pertanyaan tes daya dengar utk kelompok usia 0-6bl ; 6-9bl ; 1-2th ; >3th.
Interpretasi
- Jika ada satu jawaban tidak berarti ada gangguan pendengaran pada anak tersebut.
Intervensi
- Rujuk ke RS.
Tujuan
Jadwal
- Bila ada keluhan atau kecurigaan karena anak tidak bisa duduk tenang sllu
bergerak
Alat
Interpretasi
Intervensi
- Anak dengan risiko menderita autis atau ada gangguan perkembangan lain dirujuk
ke RS dg fasilitas kesehatan jiwa tumbuh kembang anak.
- PERKEMBANGAN KECERDASAN
- ORGAN PENTING – OTAK
Sel otak atau neuron merupakan cabang sel otak atau dendrit dan terdapat synaps
merupakan hubungan antar cabang. Terdiri dari 200 milyar. Sejak awal kehamilan.
Trimester akhir kehamilan paling cepat dan berhenti sebelum masa kelahiran.
Saaat kelahiran - saat bayi lahir, otak belum lengkap, besar otak hanya
¼ otak dewasa dengan jumlah sel otak pada neonatus hanya sbesar 2/3 sel otak
dewasa.
1. Tingkat keluarga
KMS kartu menuju sehat
KIA buku kesehatan ibu anak
2. Tingkat pelayanan kesehatan dasar
SiDDTK
3. Tingkat pelayanan kesehatan rujukan atau dokter praktek
Pemantauan pertumbuhan CDC 2000
Pemantauan perkembangan PEDS, DENVER II.
- Buku ini berisi pesan kesan penting dan catatan kesehatan ibu dan anak.
- 2 bagian ada bag pertama merupakan bagian ibu, dan bagian ke2 merupakan
anak.
51
- Bagian ibu berisi catatan pesan penting menjaga kesehatan sejak hamil,
kelahirann.
SiDDTK
1. Bab 1 pendauluan
2. Bab 2 petumbuhan dan perkembangan anak
3. Bab 3 stimulasi tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah
4. Bab 4 deteksi dini tumbuh kembang anak
5. Bab 5 intervensi dan rujukan dini penyimpangan tummbuh kembang anak
6. Bab 6 pencatatan pelaporan monitoring dan evaluasi
7. Bab 7 penutup.
DENVER II
TINDAK LANJUT :
- Upaya diagnostic
Anamnesa, riwayat orangtua, pemeriksaan fisik, antropometrik, pem lab, pem
tamb
52
- Faktor penyebab
Internal dan eksternal lingkungan missal gizi berlebih.
Epidemiologi
Prevalensi anak usia sekolah sekitar 4-12% dengan laki : perempuan = 2-10 : 1.
ADHD deisertai komorbiditas : ODHD 35% CD 25% Anxiety disorder 25%
Depressive 18%.
Manifestasi klinis
Inatensi
Impulsivitas
Hiperaktifitas
KLASIFIKASI ADHD :
DIAGNOSIS BANDING :
1. Gangguan belajar
2. Retardasi mental
3. Gangguan berbahasa
4. Gangguan pendengaran atau penglihatan
5. Gangguan mental
6. PDD
7. Skizofrenia
PENATALAKSANAAN :
4. Meningkatkan kemandirian
5. Meningkatkan rasa harga diri
Terapi farmakologi :
1. Stimultan
2. Alfa adrenergic agonis.
AUTISME
1. Bicara terlambat
2. Tidak mau menengok kalai dipanggil
3. Bicaranya datar seperti robot atau mimic monoton, bicara aneh seperti planet
4. Tidak mau menatap kalua diajak bicara.
Penatalaksanaan
Prognosis fungsional
Kesimpulan :
Deteksi tumbuh kembang anak terbagi menjadi 2 adanya masalah maka lakukan
diagnostic dan intervensi dini lalu lakukan upaya pencegahan. Apabila sesuai
lakukan stimulasi optimal monitor rutin upaya pencegahan sejak pra konsepsi-
100.
DAFTAR PUSTAKA
1. Marcdante, KJ, Robert kliegman. Ilmu kesehatan anak esensial. Edisi update
keenam. Elsevier. Singapura: 2018
2. Taryatman. Budaya Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar untuk
Membangun Generasi Muda yang berkarakter. Vol. 3, Nomor 1. Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa. 2016; hlm. 8-13
3. Novi Afrianti, Mudatsir. Dkk. Analisis Implementasi Program Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Volume 5 nomor 2. Jurnal Ilmu
Keperawatan. 2017; Hlm 16-25
4. Maryani Setyowati, Retno Astuti. Pemetaan Status Gizi Balita dalam
mendukung Keberhasilan Pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs). Volume 10 nomor 2. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2015; hlm 110-
121
5. KEMENKES RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan lntervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak di Pelayanan Kesehatan Dasar. KEMENKES
RI; 2016
57