DISORDER
Pembimbing : dr. Susi Ruthmalem Bangun, M. Sc. SpKJ
Anggota kelompok :
• Nita Irawan Anugrah P
• Dhia Maulidya Mirwan
• Adriah Marini Saputri
• Feni Lailani
• Siti Herdianty
• Febiorah Yusup
AUTISM
Definisi
Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf yang
ditandai dengan adanya deficit dalam komunikasi social dan adanya minat yang
terbatas dan perilaku berulang.
ASD dicirikan dengan serangkaian fitur klinis yang bervariasi dari satu individu
dengan individu lain dalam tingkat keparahan dan presentasi klinis yang
bervariasi2
AUTISME Slide 8
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Autisme Masa Kanak
• Gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya kelainan dan/atu hendaya perkembangan yang muncul
sebelum usia 3 tahun, dan dengan ciri kelainan fungsi dalam 3 bidang; interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang
• Biasanya tidak jelas ada periode perkembangan yang normal sebelumnya, tetapi bila ada, kelainan perkembangan sudah
menjadi jelas sebelum usia 3 tahun, sehingga diagnosis sudah dapat ditegakkan. Tetapi gejala-gejalanya (sindrom) dapat di
• Selalu ada hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang timpal balik. Ini berbentuk apresiasi yang tidak adekuat terhadap
isyarat sosio-emosional yang tampak sebagai kurangnya respons terhadap emosi orang lain dan/atau kurangnya modulasi
terhadap perilaku dalam konteks sosial; buruk dalam menggunakan isyarat sosial, emosional, dan komunikatif, dan
• Gangguan perkembangan pervasif yang berbeda dari autisme dalam hal usia
onset maupun tidak terpenuhinya ketiga kriteria diagnostik. Jadi kelainan dan
atau hendaya perkembangan menjadi jelas untuk pertama kalinya pada usia
seteah 3 tahun; dan/atau tidak cukup menunjukkan kelainan dalam satu atau
dua dari tiga bidang psikopatologi yang dibutuhkan untuk diagnosis autisme
(interaksi sosial timbal-balik, komunikasi, dan perilaku terbatas, stereotipik,
dan berulang) meskipun terdapat kelainan yang khas dalam bidang lain.
• Autisme tak khas sering muncul pada individu dengan RM yang berat,
yang sangat rendah kemampuannya, sehingga pasien tidak mampu
menampakkan gejala yang cukup untuk menegakkan diagnosis
autisme; Ini juga tampak pada individu dengan gangguan
perkembangan yang khas dari bahasa reseptif yang berat
Diagnosis Banding
• Retardasi Mental
• Skizofrenia
• Gangguan Perkembangan berbahasa
• Gangguan penglihatan dan pendengaran
• Gangguan kelekatan yang reaktif
• Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Terapi Autisme
• Tujuan terapi :
1. Mengurangi masalah perilaku.
2. Meningkatkan kemampuan belajar dan
perkembangannya, terutama dalam penguasaan bahasa.
3. Mampu bersosialisasi dan beradaptasi di lingkungan
sosialnya.
Terapi Edukasi
• Intervensi dalam bentuk pelatihan keterampilan sosial, keterampilan sehari-hari
agar anak menjadi mandiri.
• Metode TEACHC (Treatment and Education of Autistic and related Communication
Handicapped Children) metode ini merupakan suatu program yang sangat terstruktur yang
mengintegrasikan metode klasikal yang individual, metode pengajaran yang sistematik
terjadwal dan dalam ruang kelas yang ditata khusus.
Terapi Perilaku
Dengan modifikasi spesifik diharapkan dapat membantu anak dalam mempelajari
perilaku yang diharapkan dan membuang perilaku yang bermasalah.
- Metode option
Dengan pemberian terapi secara komprehensif, pada kelompok anak dengan gejala
seperti temper tantrum, agresivitas, melukai diri sendiri, dan hiperaktivitas serta
kondisi yang terakit dengan depresi, cemas, perilaku obsesif kompulsif dapat
mencegah perilaku yang menimbulkan masalah dan self injury pada anak.
Antipsikotik
.
PROGNOSIS
Dampak Autism Spectrum Disorder terhadap Kemandirian
Sekitar 60% individu dengan ASD tidak mampu menyelesaikan pendidikan formal. Dari 40% pasien ASD yang
menyelesaikan pendidikan hingga pendidikan tinggi, tingkat pengangguran masih cukup tinggi dan mencapai 76% yang
juga ditandai dengan tingkat perpindahan pekerjaan yang cukup tinggi pada populasi ini.
Aktivitas pada anak-anak ASD bertujuan meningkatkan integrasi sosial individu, biasanya diinisiasi oleh keluarga atau
pekerja sosial.
Sekitar 5-10% individu dengan ASD mampu mencari pasangan dan menikah serta memiliki hubungan yang baik dengan
pasangan dalam jangka waktu yang lama.
Di masa lampau, hampir 50% anak-anak yang terdiagnosis ASD prognosis yang buruk.
ADHD
Definisi
ADHD adalah salah satu gangguan neurobehavioral yang ditandai dengan perilaku
impulsive, hiperaktif dan kurangnya perhatian.
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik
anakanak sehingga menyebabkan aktivitas anakanak yang tidak lazim dan
cenderung berlebihan
Lebih dari 5% anak usia sekolah menderita ADHD. Gangguan ini dapat dipengaruhi
oleh factor genetik dan lingkungan
EPIDEMIOLOGI
ADHD adalah salah satu gangguan neurobehavioral paling umum yang muncul pada anak-anak
dan remaja6
ADHD mempengaruhi sekitar 4% hingga 12% anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan pada
hasil survey dan data epidemiologis menunjukkan 4-5% anak usia perguruan tinggi dan orang
dewasa menderita ADHD6
Prevalensi ADHD di Indonesia belum diketahui secara pasti. Penelitian yang secara terbatas
dilakukan di Jakarta dilaporkan prevalensi ADHD sebesar 4,2%, paling banyak ditemukan pada
anak usia sekolah dan pada anak laki-laki5
Etiologi
• Faktor genetik orang tua serta saudara kandung yang menderita
ADHD meningkatkan risiko mengalami ADHD
• Struktur anatomi pengecilan pada lobus prefrontal kanan, nucleus
kaudatus kanan, globus palidus kanan, seta vermis.
• Neurokimiawi gangguan dalam fungsi neurotransmitter dopamine
Manifestasi Klinis
1. Sering kali tangan atau kaki tidak dapat diam atau 7. Sering berpindah-pindah dari satu kegiatan yang belum
duduknya mengeliat-geliat. selesai ke kegiatan lainnya
2. Mudah bingung oleh dorongan-dorongan asing 8. Mengalami kesulitan untuk bermain dengan tenang
3. Mempunyai kesulitan untuk menunggu giliran dalam
9. Sering berbicara secara berlebihan.
suatu permainan atau keadaan di dalam suatu 10. Sering menyela atau mengganggu orang lain
kelompok 11. Sering tampaknya tidak mendengarkan terhadap apa yang
sedang dikatakan kepadanya
4. Seringkali menjawab dengan kata-kata yang tidak
dipikirkan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang 12. Sering kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk
belum selesai disampaikan tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang berbahaya secara
fisik tanpa mempertimbangkan kemungkinan-
5. Mengalami kesulitan untuk mengikuti instruksi-
instruksi dari orang lain kemungkinan akibatnya (misalnya berlari-lari di jalan raya
tanpa melihat-lihat).
6. Mengalami kesulitan untuk tetap bertahan
memperhatikan tugas-tugas atau aktivitas-aktivitas
bermain
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Berkurangnya perhatian tampak jelas dari terlalu dini diberhentikannya tugas dan
ditinggalkannya suatu kegiatan sebelum tugas selesai. Seringkali beralih dari satu
kegiatan ke kegiatan lain
16 tahun, ≥ 5 gejala untuk remaja usia 17 tahun atau lebih tua dan
• Tidak mampu duduk diam di kursi pada situasi dimana diharapkan untuk duduk diam
• Tidak dapat bermain atau dalam kegiatan menyenangkan yang memerlukan ketenangan
• Berbicara berlebihan
• Impulsivitas
• Seringkali memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai
diajukan
• Sering mengalami kesulitan dalam menunggu giliran
• Sering menginterupsi atau mengganggu orang lain
Diagnosis Banding
• Obat non-stimulant
• Norepinephrine uptake inhibitor : atomoxetine (dosis awal 0,5
mg/kgbb/hari)
• Alfa-adrenergic agonist : clonidine (Catapres),
• Antidepresan : Imipramin, flouxetine
Psikososial
• Prognosis dari ADHD ini umumnya baik, terutama bila pasien cepat didiagnosis sehingga segera
mendapatkan terapi.
• Sedikitnya 80% dari anak-anak yang menderita ADHD, gejalanya menetap sampai remaja bahkan
dewasa.
Conduct disorder
Definisi
Conduct disorder (gangguan perilaku) pola perilaku berulang dan persisten yang melanggar hak
orang lain atau melanggar norma atau aturan social yang sesuai dengan usia (menurut American
Psychiatric Association).
Conduct disorder dan perilaku antisosial adalah salah satu masalah mental dan perilaku yang paling
umum dijumpai pada anak-anak dan remaja
Perkiraan prevalensi seumur hidup gangguan perilaku di AS adalah 9,5% (12% pada laki-laki dan 7,1%
pada perempuan) dengan usia rata-rata awal 11,6 tahun.
Diperkirakan prevalensi gangguan perilaku pada anak dan remaja usia 6-18 tahun adalah 3,2% di
seluruh dunia dan prevalensinya tidak berbeda secara signifikan di berbagai Negara lain.
Data kini menunjukkan bahwa prevalensi gangguan perilaku adalah 2-5% pada anak usia 5-12 tahun
dan 5-9% pada remaja antara 13-18 tahun.
Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih cenderung mengalami gangguan
perilaku dibandingkan anak perempuan.
Etiologi
• Faktor sosiokultural status ekonomi rendah, keadaan rumah yang
kacau, kurangnya partisipasi dalam kehidupan bersosial
• Faktor psikologis pengaturan emosional yang buruk
• Faktor biologis
Manifestasi klinis Conduct Disorder
1. Melakukan kekerasan fisik pada orang lain atau hewan.
(a) suka melakukan intimidasi pada orang lain, (b) suka berkelahi, (c)
suka mencuri saat melakukan kejahatan, (d) melakukan kekerasan seksual,
(e) suka menggunakan senjata untuk melukai seseorang, (f) melakukan
kejahatan terhadap orang, (g) melakukan kejahatan terhadap hewan.
C. Apabila individu berusia 18 tahun atau lebih maka bukan Conduct Disorder
tetapi Antisocial Personality Disorder
Diagnosis Banding
• Gangguan mood
• Gangguan psikotik
• ADHD
Psikososial
1. Farmakoterapi :
• Antipsikotik (risperidone & olanzapine) : mengendalikan perilaku agresif dan
menyerang
• Antidepressan SSRI (fluoxetine) : mengurangi impulsivitas, iritabilitas, dan labilitas
mood.
2. Psikoterapi :
• Terapi untuk mengurangi gejala gangguan tingkah laku yang nyata, dibandingkan pada
gejala yang tidak terlihat
• Terapi multimodalitas menggunakan semua sumber daya keluarga dan komunitas
• Struktur lingkungan dengan peraturan yang konsisten dan dampak yang diperkirakan
• Edukasi keluarga bisa juga menerapkan perturan dirumah
• Begitu juga dengan lingkungan sekolah
PROGNOSIS
• Prognosis bervariasi dan tergantung pada adanya komorbiditas psikiatrik dan intervensi
awal. Pada umumnya, prognosis untuk anak dengan dengan gangguan tingkah laku paling
terbatas pada mereka yang memiliki gejala pada usia muda, menunjukkan gejala paling
banyak, dan paling sering menunjukkannya.
• Semakin banyak gangguan jiwa lain yang dimiliki seseorang, semakin sulit penanganannya.
Prognosis yang baik diperkirakan untuk gangguan tingkah laku ringan tanpa adanya
psikopatologi lain, dan fungsi intelektual yang normal.
Referensi
• Hodges H, Fealko C, Soares N. Autism Spectrum Disorder: Definition, Epidemiology,
Causes, and Clinical Evaluatiom. Transl Pediatr.2020;9(1):55-65.
• Pendergrass S, Girirajan S, Selleck S. Uncovering the Etiology of Autism Spectrum
Disorders: Genomics, Bioinformatics, Environment, Data Collection and Exploration,
and Future Possibilities. Pac Symp Biocomput.2014:422-6.
• Fambonne E. A Wrinkle in Time: From Early Signs to A Diagnosis of Autism. J Am Acad
Child Adolesc Psychiatry.2009;48:463-4
• Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5 Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma jaya. Jakarta. 2014 h:130
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kenali dan Deteksi Dini individu dengan
Spektrum Autisme Melalui Pendekatan Keluarga untuk Tingkatkan Kualitas
Hidupnya. Jakarta: Kemenkes RI. 2016
• Ougrin D, Chatterton S, Banarsee R. Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD): Review for Primary Care Clinicians. London J Prim Care
(Abingdon):2010;3(1):45-51.
• Adiputra IMS, Sutarga IM, Pinatih GNI. Faktor Risiko Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) pada Anak di Denpasar. Public Health and
Preventive Medicine Archive.2015;3(1):43-8
• Nurdin OFT. Komorbiditas Gangguan Pemusatan Perhatian Danhiperaktivitas
Pada Anak. Jakarta: Medical And Health Science Journal. 2019;3(2).
• Frick PJ. Current Research on Conduct Disorder in Children and
Adolescents. South African Journal of Psychology.2016;46(2):160-74.
• Sagar R, Patra BN. Patil V. Clinical Practice Guidelines fot the
Management of Conduct Disorder. Indian J Psychiatry.2019;61(2):270-
6.
• Patel RS, Amaravadi N, Bhullar H, Lekireddy J, Win H. Understanding
the Demographic Predictors and Associated Comorbidities in Children
Hospitalized with Conduct Disorder. Behav. Sci.2018;8(80):1-8.
Terimakasi