0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
72 tayangan17 halaman
Anak perempuan berusia 7 tahun ini didiagnosis dengan ADHD berdasarkan keluhannya yang sulit diam sejak usia 4 tahun, mudah bosan, dan sulit berkonsentrasi. Ia akan mendapatkan pengobatan psikofarmaka dan psikoterapi untuk menangani gejalanya.
Anak perempuan berusia 7 tahun ini didiagnosis dengan ADHD berdasarkan keluhannya yang sulit diam sejak usia 4 tahun, mudah bosan, dan sulit berkonsentrasi. Ia akan mendapatkan pengobatan psikofarmaka dan psikoterapi untuk menangani gejalanya.
Anak perempuan berusia 7 tahun ini didiagnosis dengan ADHD berdasarkan keluhannya yang sulit diam sejak usia 4 tahun, mudah bosan, dan sulit berkonsentrasi. Ia akan mendapatkan pengobatan psikofarmaka dan psikoterapi untuk menangani gejalanya.
hyperactivity disorder Pembimbing: dr. Roni Subagyo, Sp.KJ
Kelompok:
Moh. Abdul Frengki 20190420315
Muhammad Alvin R. 20190420316
Muhammad Rizky K. W. 20190420318
Muhammad Rizal A.S 20190420319
Identitas Nam a : An. AR pasien Umur : 7 ta hu n Jenis K elamin : P erempuan Anak k e : 1 d ari 1 b ersaudara Alamat : M arabahan Pendidikan : Tidak sekolah Agama : Islam Suku : Banjar Bangsa : Indonesia Status Perkawinan : Belum Kawin RMK : 9538 72 Tanggal kunjungan ke poli : 13 September 2011 Riwayat psikiatri Diperoleh dari alloanamnesa dari ayah dan ibu pasien pada tanggal 13 September 2011, pukul 10.00 WITA
Keluhan utama Tidak bisa diam
Keluhan Sulit berkomunikasi
tambahan Riwayat gangguan sekarang Sejak umur ± 4 tahun, penderita sulit diam dan sulit diajak bicara (kontak mata bila diajak bicara sangat singkat). Bila bermain mudah bosan, tidak bisa fokus pada satu permainan. Penderita mudah tertarik pada benda yang bergambar/berwarna menarik meskipun benda tersebut bukan mainan anak-anak. Saat ini di sekolah (TK) penderita sulit bergaul dengan teman sebayanya, sulit diam, dan sulit memusatkan perhatian pada gurunya. Penderita terlihat sedih jika ditinggal ibunya, senang jika ibunya datang. Penderita senang berputar-putar pada sumbu tubuhnya dan sering memukul- mukulkan tangan ke dagunya. Penderita marah bila aktivitas tersebut dihentikan dengan paksa. Penderita bilang bila menginginkan sesuatu. Riwayat gangguan sebelumnya Pada umur 2 tahun penderita baru bisa mengoceh tak beraturan, tidak dapat dimengerti, dan tidak berkomunikasi. Kalaupun menyebut ”mama” bukan berarti memanggil ibunya (bicara ”mama” ke semua orang). Penderita menunjuk-nunjuk bila menginginkan sesuatu. Penderita sering menggerak-gerakkan kedua tangan ke dada atau ke samping seperti mengepak-ngepak dan acuh bila dipanggil. Karena gangguan bicaranya penderita dibawa ke Poliklinik Anak RSHS. Penderita diduga mengidap autis, lalu dirujuk ke Bagian THT RSHS. Setelah dilakukan pemeriksaan, penderita disebut mengalami keterlambatan bicara ( speech delayed) . Riwayat kehidupan pribadi • Riwayat Antenatal dan Prenatal Selama mengandung penderita, ibu penderita merasa sehat dan kontrol teratur ke bidan. Tidak pernah mengalami pendarahan atau sakit berat. Penderita lahir cukup bulan, letak kepala, spontan, ditolong bidan. Setelah dilahirkan penderita langsung menangis. Berat lahir 3600 gram.
• Infancy (0 - 1,5 tahun) Basic Trust vs. Mistrust
Setelah lahir pucat (-), kuning (-), kebiruan (-), kejang (-). Pasien mendapatkan ASI dari ibunya sampai pasien usia 2 tahun. Sejak bulan pertama pasien mendapatkan ASI dan susu formula. Pada usia 4 bulan pasien mendapat makanan pendamping ASI. Penderita tidak pernah sakit berat pada usia ini, pasien juga tidak pernah kejang. Saat tidur bayi tenang, menyantap makanan dengan nyaman dan terjadwal. Bayi menangis apabila digendong orang asing atau ditempat asing. Penderita bisa merangkak pada umur 4 bulan, duduk umur 5 bulan, jalan umur 13 bulan. • Early Childhood (1,5 – 3 tahun) Autonomy vs. Shame & Doubt Penderita sulit untuk diajari, acuh bila dipanggil, kontak mata bila diajak bicara sangat singkat dan tidak pernah bermain dengan teman sebayanya. Bicara belum jelas namun mampu menirukan nyanyian. Pada usia ini anak diberi kebebasan dalam bermain, tapi hanya terbatas di dalam rumah dan masih dalam pengawasan orang tua. Pada usia ini pasien tidak pernah mengalami sakit berat dan tidak pernah kejang
• Preschool Age (3 – 6 tahun) Inisiative vs.
Guilt. Pada usia ini anak sering dan senang menemani pekerjaan ibunya, namun hanya diam saja tanpa mengganggu. Anak mulai tidak bisa diam dan sering membung barang-barang disekitarnya. Jika menginginkan sesuatu pasien hanya menunjuk tanpa berbicara dengan jelas dan marah jika tidak mendapatkannya. Pada usia ini anak mulai susah makan dan hanya makan ikan dan kue-kue saja, menolak makan nasi dan sayur. Dan pada usia ini pasien tidak pernah mengalami sakit berat, demam tinggi, ataupun kejang • School Age (6 – 12 tahun) Industry vs. Inferiority Pasien tidak sekolah karena tidak ada guru khusus yang mampu menangani penderita. Pada usia ini pasien masih tidak bisa diam dan harus mendapatkan apa yang diinginkan namun berhenti membuang-buang barang disekitarnya. Pasien juga tidak mau jauh dari ibunya Riwayat K eluarga Riwayat Situasi Sekarang Saat ini penderita tinggal bersama keluarga di sebuah rumah. Penderita tidak dimasukkan ke sebuah TK karena tidak ada guru khusus yang mampu menangani.
Persepsi dan Harapan Orang tua
Pasien Ibu penderita berharap penderita bisa seperti anak-anak lain sebayanya, setidaknya meskipun hiperaktif tapi mampu berinteraksi dengan orangtua, keluarga, dan teman-teman sebayanya. • Deskripsi U mum Status mental i. Penampilan Fisik : tampak sehat, ceria, berat badan sesuai ii. Kesadaran : kompos mentis iii. Perilaku : sangat aktif, banyak bergerak iv. Sikap thd pemeriksa: acuh bila dipanggil, menghindar ketika didekati, sulit mempertahankan kontak mata, tidak mau diajak bersalaman dan cium tangan. • Interaksi Orangtua dan Anak Sering acuh bila dipanggil, terkadang masih mengikuti larangan/perintah, senyum ada, mau dipeluk-cium, menunjuk dan merengek bila menginginkan sesuatu, sulit mempertahankan kontak mata bila diajak bicara. • Orientasi Orang, Tempat, dan Waktu: baik • Bicara d an B ahasa i. Jarang menjawab bila ditanya ii. Kata-kata tidak jelas ketika menginginkan sesuatu iii. mampu menirukan nyanyian • Mood: Stabil • Afek: Appropriate • Pikiran dan Persepsi: tidak dapat diketahui • Hubungan Sosial: Interaksi dengan orangtua baik, jarang bermain dengan temanteman sebayanya. Penderita hanya dekat dan berinteraksi dengan orang tua saja. • Perilaku Motorik: Motorik kasar dan motorik halus baik. • Kognisi dan Memori: baik • Penilaian dan insight: tidak diketahui
Tes Perkembangan, Psikologis, dan Pendidikan
1. Pervasive Development Disorders Screening Test (PPDST): Tidak dilakukan 2. Skala Derajat Autisme Anak Tidak dilakukan 3. Kuesioner Untuk Anak dengan GPPH Tidak dilakukan.
Penilaian Neuropsikiatrik: tidak dilakukan
Formulasi Biopsikosoial Penderita adalah seorang anak laki-laki berumur 5 tahun, anak ke 3 dari 3 bersaudara. Sejak umur ± 2 tahun, penderita sulit diam (hiperaktif), kontak mata bila diajak bicara sangat singkat. Bila bermain mudah bosan, tidak bisa fokus pada satu permainan. Penderita mudah tertarik pada benda yang bergambar/berwarna menarik meskipun benda tersebut bukan mainan anak-anak (inatensi). Di sekolah penderita sulit bergaul dengan teman sebayanya, sulit diam, dan sulit memusatkan perhatian pada gurunya. Karena keluhan tersebut, penderita dibawa berobat ke poliklinik Anak dan THT RSHS. Riwayat keluarga yang pernah menderita gangguan serupa disangkal. Hanya saja menurut ibu penderita, ada kakak laki-laki penderita yang juga hiperaktif sewaktu kecil tetapi masih bisa berkomunikasi/bersosialisasi dengan baik. Diagnosis Multiaksial Aksis I : Disorders usually diagnosed first in infance, childhood or adolescence Aksis II : Tidak ada diagnosis Aksis III : Tidak ada diagnosis Aksis IV : Tidak ada diagnosis Aksis V : GAF saat pemeiksaan: 100-91
Rencana Terapi a. Psikofarmaka - Rifaline (magnesium pemoline) 1x 4 mg b. Psikoterapi - Psikoterapi individual - Konseling parental - Terapi gangguan belajar - Group psychotherapy prognosis - Quo ad Vitam : ad bonam - Quo ad functionam : ad bonam Terima kasih