MANAGE
MENT
RESPONSI
SYSTEM
MORBUS HANSEN TIPE MB
Pembimbing :
dr. Lukman Ariwibowo, M.Sc, Sp.KK
Here is where your
Penyusun : presentation begins
Moh. Abdul Frengki (20190420315)
Anamnesis
Identitas Pasien Keluhan Utama
Nama : Tn. P Pasien datang ke Puskesmas
Pembesaran Saraf
• n. Auricularis magnus dextra: +
• n. Ulnaris dextra :+
Pemeriksaan Saraf
Fungsi sensorik dan motorik
• Tidak ada gangguan
Pemeriksaan Penunjang
• Zhiel Nielsen BTA (+) IB +3, IM 38 %
Diagnosis
Morbus Hansen Tipe Multibasiler (MB)
Diagnosis Banding
Psoriasis, pityriasis versicolor, vitiligo
Tata laksana
Medikamentosa Non Medikamentosa
Oral : - Pengobatan bulanan: hari pertama • Disarankan istirahat yang cukup
(obat diminum didepan petugas) • Memberikan informasi pada pasien bahwa penyakit
2 kapsul rifampisin 300 mg (600 mg) kusta merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri,
3 tablet lampren 100mg (300 mg) dan dapat menular bila terjadi kontak dalam waktu lama
1 tablet dapson/DDS 100 mg (beberapa tahun), pentingnya pengobatan.
Pengobatan harian: hari ke 2-28 • Memberikan edukasi kepada pasien untuk segera datang
1 tablet lampren50 mg ke pelayanan kesehatan jika lesi yang ada menjadi lebih
1 tablet dapson/DDS 100 mg merah, bengkak, disertai kehilangan fungsi dan timbul
lesi baru.
Planning Monitoring ● PROGNOSIS
• Keluhan penderita berkurang, tetap atau makin ● Dubia ad bonam jika terapi dilakukan
bertambah berat. dengan disiplin dan teratur
• Durasi dan selesainya pengobatan
Planning Edukasi
• Menganjurkan kepada pasien untuk kontrol secara
teratur.
• Mengingatkan penderita meminum obat secara
teratur dan disiplin agar proses penyembuhan
dapat berjalan lancar.
Definisi
• Kusta atau morbus hansen merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah
Mycobacterium leprae yang bersifat obligat intraseluler.
• Penyakit ini menyerang saraf perifer sebagai afinitas pertama, kemudian selanjutnya dapat
menyerang kulit, lalu menyebar ke organ lain kecuali susunan saraf pusat
Epidemiologi
• Brazil, India, dan Indonesia menyumbang 80% kasus global
• Pada tahun 2016 214,783 kasus baru dari 143 negara
dengan Asia Tenggara sebagai regio dengan insiden kusta
tertinggi (161,263 kasus)
• Distribusi di indonesia telah mencapai status eliminasi kusta
namun tidak semua bagian di 10 provinsi di Indonesia
(Sulawesi, Maluku, Papua)
Etiologi
Etiologi M. leprae
• Bakteri aerob, tidak berspora, batang, membran sel lilin, bisa
berkelompok (globi) atau sendiri
• Obligat intraseluler dan tahan asam BTA
• Tidak dapat dikultur
• Terdapat pada manusia, armadillo
• Dapat bertahan berbulan-bulan diluar tubuh
Patogenesis
Mycobacterium Peningkatan Sistem Imun
Leprae jumlah bakteri Seluler
dan infeksi
Migrasi dari
jaringan saraf ke
Sel Schwan Penurunan
sensasi
Klasifikasi
Menurut Ridley Jopling (1962) Menurut WHO (1995)
• Lepromatosa (LL)
B. Histopatologis
Diwarnai dengan pewarnaan HE granulasi, giant cell, sel Virchouw, epitel folikel, dll.
C. Serologi antibodi anti PGL-1
D. Biopsi PCR,
Diagnosis banding
Pityriasis
psoriasis vitiligo versicolor
Penatalaksanaan
Farmakologis
Pemakaian regimen MDT-WHO pada pasien secara umum
• MDT merupakan terapi untuk tipe PB maupun MB dengan lebih
banyak kelebihan
• Kelompok yang membutuhkan MDT
Pasien baru
Pasien ulangan relaps, default, pindah masuk,
ganti tipe
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Pemantauan dan evaluasi pengobatan
• Monitor tanggal pengambilan obat
• Jika telat mengambil paling lama 1 bulan dilacak
• RFT setelah dosis selesai tepat waktu tanpa pemeriksaan lab keluarkan dari registrasi kohort
• Lakukan pengamatan pada pasien RFT dengan faktor resiko
• Jika default/putus obat keluargan dari registrasi, ulang default kedua lanjutkan
pengobatan
• Relaps MB pemeriksaan BTA setelah RFT BTA +2 dari pemeriksaan sebelumnya
• Keadaan khusus beri beberapa blister langsung dan penyuluhan lengkap
Penatalaksanaan
Non-farmakologi
• Rehab medis fisioterapi, splint, protese, terapi okupasi
• Rehab non-medis konseling
• Edukasi pada pasien keluarga dan masyarakat
• Setiap kontrol lakukan pemeriksaan pencegahan
disabilitas
• Bedah
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam hingga dubia ad malam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam hingga dubia ad malam