LEPRA
MORBUS HANSEN
PUSKESMAS MENTIKAN
2019
Kusta
• Sinonim: LEPRA = MORBUS HANSEN
• Definisi:
– Peny inf kronik
– Disebabkan : Mycobacterium leprae
– Saraf perifer, kulit, mukosa tr. resp atas
organ lain, kec : saraf pusat
Epidemiologi
• Cara penularan: ???
– Anggapan : kontak langsung antar kulit lama dan
erat
• Masa tunas:
– Bervariasi
– 40 hr – 40 th
– Penyebaran o/ orang yang terinfeksi
Morbus Hansen
• Bukan penyakit turunan
• Semua umur
• Frek tertinggi umur 25 – 35 th
• Anak-anak < 14 th. ± 13 %
• BTA ditemukan di kulit, folikel rambut,ASI
jarang pada kel. keringat, sputum, urin
Komplikasi
Ulserasi Sosial
Menyeramkan &
Mutilasi ditakuti dampak: Psikologis
Deformitas
Ekonomis
Etiologi dan Patogenesis
• Mycobacterium leprae
• Basil tahan asam
• Positif gram
• Ukuran 3 – 8 Um x 0,5 Um
• Biakan medium artifisial (-)
KERUSAKAN SARAF
• Indeks Morfologi:
– Persentase bentuk solid dibandingkan dgn jumlah
solid dan non solid
Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan Histopatologik
– Untuk memastikan gambaran klinis
– Penentuan klasifikasi kusta
3. Pemeriksaan Serologis
– Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay)
– Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle
Aglutination)
– Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)
Diagnosis
Berdasarkan penemuan tanda Kardinal yaitu
– Dermatofitosis
– Tinea versikolor
– Pitiriasis rosea
– Pitiriasis alba
– Psoriasis
– Neurofibromatosis
– dll
Pengobatan
Multi Drugs Treatment (MDT):
• DDS (Diamino Difenil Sulfon)
• Klofazimin (Lamprene)
• Rifampisin
Pemberian MDT:
• Mencegah dan mengobati resistensi
• Memperpendek masa pengobatan
• Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
Pengobatan
Obat Alternatif:
• Ofloksasin
• Minosiklin
• Klaritromisin
Pengobatan
MDT Multibasiler (MB)
– BB,BLdan LL
– atau semua tipe BTA (+)
• Rifampisin 600 mg/bulan
• DDS 100 mg/hari
• Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari
• Diberikan 2 – 3 tahunbakterioskopik (-)
• Pemeriksaan klinis setiap bulan
• Pemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan
Pengobatan
MDT Pausibasiler (PB)
– I, TT, dan BT
• Rifampisin 600 mg
• Ofloksasin 400 mg
• Minosiklin 100 mg
Neuritis (-)
• Kortikosteroid (-)
• Analgetik kalau perlu
Komplikasi
Komplikasi
Mana yang merupakan lesi lepra?
Mana yang merupakan lesi lepra?
Lesi tuberkuloid polar yang muncul sejak 3 bulan. Lesi anular, soliter, anestetik. Batas
yang tegas, lesi eritem, dan skuama lebih jelas tampak daripada peninggiannya. Pada
bagian sentral terdapat ‘bintik-bintik merah’ yang merupakan sekuele/ ‘footprints’ dari
uji tusuk jarum (pinprick); hal ini terjadi karena pasien tidak merasakan sensasinya, bila
pasien merasakannya pasien akan withdraw.
Dua buah reaksi host yang berbeda pada penyakit lepra lepromatosa yang tampak pada
kedua telinga. Pada gambar kiri, infiltrasi yang difus terjadi begitu luas sehingga kulit
telinga terlipat, tidak terbentuk nodul. (Dikutip dari: Demis DJ: Clinical Dermatology,
23rd revision, vol 3, unit 16-29, 1996, p.14). Pada gambar kanan, pada helix telinga
didapatkan 4 buah nodul lepra lepromatosa, tersusun kronologis dimana nodul terbaru
terletak di atas dan terlama di bawah. Dua buah nodul di atas mempunyai batas tidak
tegas dibandingkan dengan dua buah nodul di bawah. Kulit di antara lesi juga
terinfiltrasi secara difus, tetapi tidak memberikan gejala perubahan klinis.
LLs:
• Infiltrat
• Makulaeritem
• Simetris
• Foto ini:
plak Borderline pada
bokong kiri – jarang
didapatkan
LLs:
• Kasus dini penyakit LL
• Infiltrat difus nyata
• Tersebar di seluruh
wajah & kedua
telinga
LLp:
• Kusta LL yang lanjut
• Infiltrat difus
• Simetris
• Nodul-nodul pada
wajah & kedua
telinga
• Madarosis
LLp:
• Kusta LL yang lanjut
• Iinfiltrat difus
bergabung dengan
nodulus-nodulus
• Pada alis mata, pipi,
cuping hidung dan
dagu ataupun pada
kedua cuping telinga
LLp:
• Kusta LL yang lanjut
• Infiltrasi difus & lesi
noduler