Anda di halaman 1dari 15

Kusta=Lepra=Morbus Hansen

Dr.Achdannasich Sp.kk
Definisi
• Kusta merupakan penyakit
• Infeksi kronis
• Penyebab mycobacterium lepra, bersifat obligat intraseluler
• Afinitas primer saraf perifer-kulit-mukosa(tract respiratorius bagian atas)-
organ lain (mata, testis), kecuali ssp.
• Menimbulkan cacat primer dan sekunder
• Penyakit infeksi
• Kusta
• menular?
• Cara penularan?
• Manusia ke manusia?
• Masa inkubasi?
• Epidemiologi (gender, usia)
• Faktor sosial?
• Faktor individu/imunitas?
Pemeriksaan penunjang klinis
a. Lesi kulit
• Efloresensi (hipopigmentasi, eritema, makula, modul, e.t.c)
• Gejala/kelainan pada lesi
 Anestesi (baal)
 Atropi
 Alopesia
 Anhidrosis
b. Pemeriksaan saraf perifer
• N.Aurikularis magnus
• N.ulnaris
• N.poplithea lateralis
• N.radialis
• N.medianus
Mikrobiologi
• Mycobacterium lepra:
• Pemeriksaan pewarnaan ZN, batang tahan asam (BTA)
• Obligat intraseluler
• Postulat Koch (tidak terpenuhi)
• Dalam tubuh didapat dikulit (jaringan kelenjar keringat ASI,
mukosa/Tract respiratorius, terutama daerah dingin seperti hidung,
cuping telinga, kaki ekor (tikus percobaan)
Patogenesis
• Patogenitas dan daya infasi kuman rendah
• Respon imun perseorangan menentukan derajat dan tipe kusta
• SIS baik kearah tuberkulid, bila SIS rendah kearah Lepromatous
• SI humoral mengarah reaksi kusta ENL
Gejala klinis
1. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
A. Gambaran klinis dari kelainan kulit, kelainan saraf (motorik, tensorik)
B. Bakterioskopis (bakterial index dan morfologikal index
C. Histopatologi
• Sel virchow=sel lepra= sel busa
BI=Bakterial index, menghitung kepadatan BTA (solid dan non solid)
MI=Morfologikal index, menghitung persentasi bakteri yang solid
Gejala klinis
2. Zona spektrum kusta
• R Joplinguntuk diagnosis klinis
• Madridstatistik
• WHO dan puskesmasuntuk tata laksana terapi
3. Bakterioskopik
• Bentuk
• Solid-utuh/hidup
• Non solid-fragmented dan granuler
• Susunan
• Soliter-satusatu
• Clumps-kumpulan granuler
• Globi/globus-campuran
Pemeriksaan penunjang laboratorium
• BTA:
• Bahan diambil serum jaringan dari cuping telinga kanan kiri, dualesi aktif
• Hitung BI dan MI
• HB kurang 10 gr persen DDS ditunda
• Serologi-untuk kasus meragukan
TERAPI-MDT
A. Pauci basiler (PB1 dan PB2-5)
• PB1-ROM (Rifampisin 600mg, ofloxasin 400mg, minosiklin 100mg)-tunggal
• PB2-5- rifampisin 600mg per bulan, DDS 100mg perhari selama 6-9 bulan, RFT
2 tahun kemudian RFC
B. Multi basiler
• BDS 100mg perhari
• Rifampissn 600mg perbulan
• Lamprene 300mg perbulan, hari pertama, dilanjutkan 50mg perhari
• Terapi 12-18 bulan
• RFT 5 tahun kemudian RFC
Reaksi kusta
• Adalah episode ekut pada perjalanan penyakit kusta
• ENL-berhubungan dengan SI humoral (SIH), antigen berupa partikel
BTA, terutama pada kusta tipe BL dan L
• Reaksi reversal atau reaksi upgrading:
• Berhubungan dengan SIS
• Terjadi perpindahan spektrum
Cacat kusta
• Cacat primer (karena BTA)
• Jari teleskop
• Orchitis
• Madarosis
• Cacat sekunder (karena komplikasi)
• Mutilasi
• Sterillitas
• Kebutaan
Kriteria sembuh
• Klinis tidak ada lesi baru dan lesi lama redah/baik
• Laboratorium:
• BI= menurun
• MI=nol
• Gejala/keluhan sistemik tidak ada
Kasus
• Seorang laki-laki 27 tahun berobat dengan keluhan merah merah, tebal,
tidak gatal, tidak sakit, dimuka dan badan sudah kurang lebih 1 tahun
• Pada pemeriksaan:
Rasa panas dan dingin tidak terasa dikulit
Raba dan sakit tidak terasa
Kulit kering, madarosis positif
N.aurikularis magnus .ulnaris dan kanan kiri teraba membesar
• Pemeriksaan laboratorium BTA positif, B1=+6, MI 97%
• Diagnosis?
• Tata laksana?
Penutup
• Persiapan baca topik kusta pada buku ajar IP.Kulit dan kelamin FKUI
dan buku ajar yang lain.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai