Anda di halaman 1dari 35

Tuberkulosis Extra

Paru
Yessi Apriance

DIVISI PULMONOLOGI
PROGRAM STUDI PENYAKIT DALAM PROGRAM SPESIALIS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RS Dr. M. DJAMIL PADANG
2022
DEFINISI

• Kasus TB yg terdiagnosis bakteriologis maupun klinis yg


melibatkan organ selain paru, spt pleura, kelenjar getah
bening, abdomen, traktus genitorinarius, kulit, tulang,
sendi, dan selaput otak.
KLASIFIKASI
TB T B Saluran TB SSP&
T B Pleura
Limfadenopati Urogenital Meningen

T B Tulang TB TB
sendi T B Perikardial
Gastrointestinal Endometrium

T B Kulit T B Laring T B Mata T B Telinga


PEMERIKSAAN ANJURAN DIAGNOSIS
TB EXTRA PARU
PEMERIKSAAN ANJURAN DIAGNOSIS
TB EXTRA PARU
TUBERKULOSIS PLEURA
Gejala klinis • Batuk, nyeri dada, dan demam
• Penurunan BB, malaise, keringat malam hari dapat terjadi

Ukuran efusi • Kecil - sedang dan unilateral, (dapat) bersifat lokulasi pada 1/3
pleura kasus

• Basil tuberkulosis pd Cairan Pleura,


• Biopsi Pleura maupun granuloma di pleura pd pemeriksaan
Diagnosis : histopatologis
• Aktifitas Adenosine Deaminase (ADA), protein cairan pleura,
laktat dehidrogenase dan komponen seluler.
TUBERKULOSIS PLEURA

• 2RHZE/4RH, sma spt TB paru


• Torakosintesis
• Indikasi : ketebalan min 10 mm pada U S G thorak/foto
Terap thorak lateral dekubitus
i • Operatif
• Kondisi berat/ tidak membaik dengan terapi medis

• Fibrotorak
• Penebalan membran pleura diseluruh bagian hemitorak
Komplikas menetap > 8 minggu setelah fase intensif
• Pleuritis kalkarea
i • Kalsifikasi fibrotoraks  mengganggu fungsi paru
TUBERKULOSIS LIMFADENOPATI
Epidemiologi • Semua usia terutama 10-30 tahun, >>
wanita.

• Konstitusional pada 33-85% pasien.


Gejal
• Sesuai lokasi kelenjar limfe yang terkena.
a

• F N A B / biopsi kelenjar  inflamasi granulomatous


D iagnosi kaseosa dengan sel Datia Langhans.
s • Bipso kelenjar  pemeriksaan TCM.

• 2RHZE/4RH
• Durasi bervariasi 6 - 12 bulan tergantung kondisi
Pengobatan klinis.
• Eksisi bedah
• Gejala klinis simptomatis
• Kasus resistensi obat.
TUBERKULOSIS SALURAN UROGENITAL

• Nyeri punggung, pinggang dan suprapubik,


Gejalanya hematuria, frekuensi miksi bertambah dan nocturia
nonspesifi • Hematospermia, sistitis rekuren, pembengkakan
k testis
• Tersering epididymitis kronik dengan fistula skrotal

• Riw.Infeksi TB sebelumnya. Periode laten dapat


Perlu mencapai 30 tahun.
diperhatika • Gangguan miksi dan urgensi kronik yg tidak respons
n terhadap antibiotik

D iagnosi • Isolasi M.TB dari urin atau biopsi jaringan.


s
TUBERKULOSIS SALURAN UROGENITAL

Pemeriksaa • Kalsifikasi di daerah ginjal dan saluran urogenital


n foto bawah
polos

• Awal penyakit : nekrosis parenkim, fibrosis dan obstruksi total yg


membentuk deformitas kaliks kecil multipel, kaliseal berat dan
Pemeriksaa destruksi parenkim.
n urografi • Stadium lanjut : distorsi kaliseal, striktur uretra dan fibrosis
kandung kemih
TUBERKULOSIS SALURAN UROGENITAL

• Pemeriksaan mikroskopik (BTA urin)


• Biakan M.Tb (urin pagi, pulasan, sekresi, ejakulat, spesimen
Diagnosis TB
urogenital : jaringan)
• Pemeriksaan histopatologi (spesimen jaringan) dikombinasikan
dg BTA dan/atau TCM TB.

• 6 bulan untuk kasus tanpa komplikasi.


• Terapi 9-12 bulan dg komplikasi (kasus kambuh, immunospresi
Pengobatan dan HIV/AIDS)
• Nefrektomi pd hipertensi akibat komplikasi nefropati tuberkulosis
TUBERKULOSIS SISTEM SARAF PUSAT
DAN MENINGEN (Meningtis TB)
M anifestas • Meningitis, ensefalitis, mielitis, abses dan tuberkuloma,
i ventrikulitis, vaskulitis, dan infark.
patologi

• Penyebaran hematogen dari M.TB.


Meningitis • 1% dari keseluruhan tuberkulosis aktif bentuk terberat dari
TB infeksi M.TB

• Awitan gejala 7-30 hari.


• Nyeri kepala (80-90%), demam (60-95%), penurunan BB (60-80%),
penurunan kesadaran (30-60%), muntah (30-60%), dan kejang (50%).
Gejala
• Gejala + Defisit neurologis : kaku kuduk (40-80%), paresis saraf
kranial (30-50%), dan hemiparesis (10-20%).
STADIUM MENINGITIS TB
MEDICAL RESEARCH COUNCIL

Stadium I • GCS 15 tanpa defisit neurologis fokal

• GCS 11-14 atau GCS 15 dengan defisit neurologis


Stadium II
fokal

Stadium III • GCS ≤10


MENINGITIS TB
• BTA pada analisis C S S (sensitivitas 10-20%), atau
D iagnosis • Pemeriksaan T C M MTB/RIF positif dari CSS, atau
definit
• M.tb pada kultur C S S (sensitivitas 60-70%).

A nalisis • Peningkatan sel (jumlah sel >5) dg dominansi limfosit


CSS • Peningkatan protein, dg rasio antara glukosa C S dan serum
<50%.
C T scan /
MRI otak • Hidrosefalus, penyangatan kontras di daerah basal
dg meningens, tuberkuloma, vaskulitis, dan infark.
kontras

• OAT minimal 12 bulan.


• Urutan penetrasi OAT : isoniazid > pirazinamid > rifampisin
Terapi
• Penelitian terkini  meningkatkan dosis rifampisin oral 20 -
30 mg/kgBB maks 1200 mg/hari atau penggunaan rifampisin iv
TB TULANG & SENDI

Keterlambatan diagnosis
• Gejala tidak spesifik, perjalanan klinis lambat  lambat di diagnosis dan destruksi tulang & sendi 
50% foto toraks sesuai TB
• Nyeri dan bengkak (paling sering), tulang belakang kaku, nyeri gerak dan deformitas kifosis disertai nyeri
ketok  fistula kulit, abses, deformitas (penyakit lanjut)
Baku Emas Diagnosis
• Biakan mikobakterium jaringan tulang atau cairan sinovial
• Aspirasi jarum dan biopsi (CT guide) : konfirmasi spondilitis TB

Radiologis
• Tidak ada yg patognomonik
• Infeksi awal : pembengkakan jaringan lunak, osteopenia, destruksi tulang
• Infeksi lanjut : kolaps struktur, perubahan sklerotik, kalsifikasi jaringan lunak
TB TULANG & SENDI

TB artritis
• Sendi tunggal, lesi multifokal
• Gejala klini : pembengkakan, nyeri dan ggn fungsi progresif (minggu-bulan)
• Triad phemister : osteopenia juksta artikular, erosi tulang perifer, penyempitan gradual ruang diskus

Arthritis panggul
• Spasme paraspinal di sekitar tulang vertebra  saat tidur relaks, pergerakan permukaan terinflamasi,
tangisan malam hari yg khas

Tuberkulosis osteomielitis ekstraspinal


• Abses dingin : pembengkakan tidak hangat, eritema maupun nyeri
• Palpasi : knuckle kyphosis
TB TULANG & SENDI

Tuberkulosis spondilitis

• Tampak lesi osteolitik murni tanpa keterlibatan ruang diskus, terlihat


dibeberapa tempat
• Bisa tampak abses paravertebra pd foto polos

TB daktilitis : tangan dan kaki

• Gmbrn spt balon pd tulang falang


• Foto toraks untuk mengetahui bekas TB/ TB paru
• MRI untuk melihat perluasan infeksi
TB TULANG & SENDI
Pengobatan TB spondilitis Komplikasi TB spondilitis

• Terapi 9 – 12 bulan • Kompresi korda spinalis  paraparesis atau


• Evaluasi respon klinis : nyeri, gejala paraplegia (awitan cepat dlm 2th pertama,
konstitusional, mobilitas, dan tanda awitan lambat > 2th)
neurologis

Pengobatan TB sendi
• OAT standar 2RHZE 10 -16 RH
• Selama 1th – 18 bln
• Dianjurkan semua pasien menggunakan traksi
skeletal untuk stabilkan panggul
TUBERKULOSIS GASTROINTESTINAL
Gejala • Nyeri perut, penurunan BB, diare/konstipasi, darah pd rektum,
nyeri tekan abdomen, massa abdomen dan limfadenopati

• Sering terdiagnosa sbg inflammatory bowel disease  terapi


Missdiagnosed
imunosupresan  < 25% kasus bersamaan dg TB paru
• TB peritoneum : > Pr, < 40th
Faktor risiko • Infeksi HIV, sirosis, diabetes melitus, keganasan dan menerima dialisis
peritoneal.
Organ • Ileum terminal : sebaran KGB tinggi, waktu kontak isi usus
terlibat halus lebih lama

• Akut maupun kronik : intermiten


Gejala klinis • Nyeri perut, demam, diare, konstipasi, penurunan BB,
anoreksia dan malaise
TUBERKULOSIS ABDOMEN
• Foto polos : 50% hasilnya normal
• Apusan BTA cairan asites --> kepositifan rendah
• USG : mendeteksi keterlibatan peritoneum
Penunjang • CT Thorak : Penebalan peritoneum, asites dg septa halus dan
omental caking
• Biopsi jaringan : TCM TB MTB/RIF & Biakan M.tb
• Laparoskopi / Laparotomi TB peritoneum : sgt efisien

1. Peritoneum yang dipenuhi dengan tuberkel multipel


Hasil 2. Penebalan peritonium
pemeriksaan :
3. Peritonitis fibroadesif
TUBERKULOSIS ABDOMEN

Pengobatan • OAT konvensional minimal 6 bulan (2RHZE/4RH)

• Ulkus, perforasi, perlengketan, obstruksi, pendarahan,


Komplikasi
pembentukan fistula dan stenosis.

• Kasus komplikasi : Perforasi, obstruksi, fistula atau


Terapi bedah
pendarahan.
TUBERKULOSIS ENDOMETRIUM
• Ditemukan sekitar 10% T B paru  TB genital (5% infeksi pelvis)
Epidemiologi • 60-70% kasus T B genital pd wanita pascamenopause
• Penyebab infertilitas tersering di India
• Tidak spesifik dan asimptomatis
Gejala • WUS : gangguan siklus menstruasi atau nyeri pelvis,
• Pasca menopause : pyometra atau leucorrhea.

• U S G transvaginal : penebalan endometrium/pyometra


Penunjan
• Histerosalpingogram : gambaran distorsi rongga uterus
g
• Kuretase endometrial  gambaran granulomatosa melalui
Diagnosis pemeriksaan histopatologi sediaan biopsi atau kuretase jaringan
endometrium.

Pengobatan • Pemberian OAT, histerosalpingografi dan laparoskopi


TUBERKULOSIS PERIKARDIAL
• TB penyebab 4% perikarditis akut, 7% tamponade jantung dan 6%
perikarditis konstriktif
Epidemiologi
• 25% pasien dg TB perikarditis  keterlibatan organ lain (pleuritis
dan limpadenitis)

• Perikarditis akut dg atau tanpa efusi ; tamponade jantung yg


bersifat silent, efusi perikardial berulang, gejala toksik dg demam
Presentasi klinis persisten, perikarditis konstriktif akut, perikarditis konstriktif
subakut, perikarditis konstriktif-efusif atau perikarditis konstriktif
kronik dan kalsifikasi perikardial
• Foto thorak & ekokardiografi : efusi
Penunjang • CT scan/ MRI : tanda peradangan, efusi pericardial, pembesaran nodus limfatikus
mediastinum /trakeobronkial
• 2RHZE/4RH, sama spt TB paru
Pengobatan
• Pemberian kortikosteroid dg dosis prednisolon 1 mg/kgBB dg tappering off dalam
11 minggu  mencegah reakumulasi cairan
TUBERKULOSIS KULIT

Insiden • 1-1,5% dari kasus T B ekstra


paru.

• Eksogen → kuman MTb dari lingkungan masuk ke kulit


Penulara melalui trauma
n • Endogen → penyebaran hematogen, limfogen atau
keduanya

• Lesi kronik, tidak nyeri


gejala klinis • Patognominik : gambaran scrofuloform, plak anular
dengan batas verukosa pada lupus vulgaris atau plak
hiperkeratotik.
TUBERKULOSIS KULIT

• M.tb pd biakan jaringan dari biopsi kulit atau pulasan


Diagnosis sitologi,
• Ditemukan D N A Mycobacterium spp dg
pemeriksaan molekuler

• Ditemukan infeksi T B aktif di organ lain


Kriteria • Hasil tes tuberkulin positif kuat
menyokon
g • Respons baik terhadap terapi dengan
OAT.

• Minimal 12 bln atau 2 bulan setelah lesi kulit


Pengobatan
menyembuh
TUBERKULOSIS LARING
Insidensi • <1% dari semua kasus T B

• Langsung dari bronkus


Penyebaran
• Sedikit dri hematogenik.

Gejala • Serak, odinofagia, disfagia, sesak, stridor dan


hemoptisis.
• Lesi perikondritik, granulasi, lesi ulseratif, polipoid
dan inflamasi yang tidak spesifik.
Lesi
• Dapat mengenai area epiglotis, pita suara, arytenoid
dan subglotis.

Diagnosis • Sputum BTA, kultur jaringan, PCR/ Biopsi


laring
Pengobatan • 2RH Z E/4RH , s e l a m a 9 b u l a n , s e s u a i k a n k l i n i s
TUBERKULOSIS TELINGA
Mastoiditis
TB • Radang kronik mukosa telinga tengah

Insiden • Mengenai semua usia, 50% anak2, >> laki-laki

• Hematogen & Limfogen dari infeksi paru


3
• Penyebaran dari infeksi nasofaring melalui tuba eustachius
Mekanisme
• Implantasi langsung melalui kanalis auditorius eksterna
serta perforasi membran timpani
• Keluar cairan yang banyak dari telinga tanpa nyeri dan tuli berat
(tuli konduktif/sensorineural/keduanya
Gejala klinik
• Klasik : trias → secret supuratif tanpa nyeri, perforasi membrane
timpani multiple, kelemahan saraf wajah
• Limfadenopati servikal 5-10% kasus
TUBERKULOSIS TELINGA

• Histopatologi dari jaringan mastoid


• BTA cairan telinga tengah
• BIakan/tes molekular dari cairan/jaringan
D iagnosti • C T temporal : sklerosis rongga mastpid
k & opasifikasi pada telinga tengah &
mastoid
• Destruksi tulang pendengaran & destruksi.
kanalis fasialis

Terap • OAT 12
i bulan
TUBERKULOSIS MATA

Confirmed Terdapat satu atau lebih tanda klinis TB intraokular


TB
intraokula
r
Konfirmasi mikrobiologi M. tuberkulosis dari
cairan/jaringan okular
Probable TB Terdapat satu atau lebih tanda klinis TB intraokular (dan eksklusi
intraokular penyebab lain)

X-ray thorax menggambarkan lesi TB atau bukti klinis TB


ekstraokular atau konfirmasi mikrobiologi dari sputum atau organ
– organ ekstraokular

Salah satu dari : 1) Terdapat riwayat terpapar TB


dalam 24 bulan terakhir

2) Bukti imunologis (Tes


Mantoux / IGRA / PCR) yang
positif menunjukkan infeksi TB
Possible TB a. Terdapat satu atau lebih tanda klinis TB intraokular (dan
eksklusi penyebab lain)
intraokular
b. X-ray thorax tidak konsisten dengan infeksi TB dan tidak ada
bukti klinis TB ekstraokular
1) Terdapat riwayat terpapar TB dalam
c. Salah satu dari : 24 bulan terakhir
2) Bukti imunologis (Tes Mantoux /

ATAU IGRA / PCR) yang positif menunjukkan


infeksi TB

1) Terdapat satu atau lebih tanda klinis TB intraokular (dan


eksklusi penyebab lain)
2) X-ray thorax konsisten dg infeksi TB atau bukti klinis TB
ekstraokular tetapi tidak terdapat riwayat terpapar TB dalam 24
bulan terakhir dan tidak terdapat bukti imunologis (Tes Mantoux
/ IGRA / PCR) yang positif menunjukkan infeksi TB
TUBERKULOSIS MATA

• Penelitian membuktikan penggunaan


OAT selama 9 bulan menurunkan
Pengobatan
angka rekurensi uveitis T B sebanyak
11 kali lipat.
TUBERKULOSIS LATEN

• Seseorang yg terinfeksi kuman M.tb tetapi


tidak menimbulkan tanda dan gejala
klinik serta gambaran foto toraks normal
Definisi dengan hasil uji imunologik seperti uji
tuberkulin atau Interferon Gamma Release
Assay (IGRA) positif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai