Anda di halaman 1dari 29

dr. Yanuar Surya S.

Sub Divisi Pulmonologi


DEFINISI ASMA
Penyakit heterogen, dengan karaketristik inflamasi kronik saluran napas, yang ditandai dengan gejala seperti
mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk yang bervariasi dalam hal waktu dan intensitas, disertai
variasi hambatan aliran udara respirasi

Variasi disebabkan oleh latihan, allergen, iritan,


perubahan cuaca, atau infeksi virus saluran napas

Gejala dan obstruksi saluran napas dapat segera


berkurang dengan obat-obatan

Dapat mengalami bebas serangan dalam hitungan pekan


atau bulan

Hambatan aliran udara dapat menjadi persisten


EPIDEMIOLOGI ASMA

 GINA, 2020: prevalensi 1-18%


populasi pada masing-masing
negara.
 Dharmage dkk, 2019: Asma
sebagai 16 besar penyebab
disabilitas di dunia
 RISKESDAS, 2018 : Di Indonesia,
prevalensia asma 2,4%
PATOGENESIS ASMA
Respon Imun Pada Asma (Perkembangan Konsep Inflamasi pada Asma)
PATOGENESIS ASMA
Respon Imun melalui sel Th2
PATOGENESIS ASMA
Respon Imun melalui non-Th2
FENOTIP ASMA
FENOTIP ASMA
Asma Alergi: dimulai sejak anak-anak, berhubungan dengan Riwayat alergi, merespon dengan terapi
ICS

Asma Non-Alergi: Tidak berhubungan dengan alergi, kurang merespon dengan terapi ICS

Adult Onset (Late-Onset) asthma: pertama kali dialami saat dewasa, termasuk asma non-alergik,
memerlukan dosis ICS yang lebih tinggi

Asma dengan hambatan saluran napas persisten: pada pasien dengan long-standing asthma,
diakibatkan oleh airway remodelling

Asma dengan dengan obesitas: memiliki gejala respiratori yang lebih menonjol dan sedikit inflamasi
eosinofilik saluran napas
DIAGNOSIS ASMA
Gejala Respirasi yang Bervariasi
Terdapat Wheezing, sesak, chest tightness, dan batuk dengan karakteristik:
 Lebih dari satu jenis gejala respirasi
 Gejala bervariasi sepanjang waktu dan intensitas yang bervariasi
 Memburuk saat malam hari atau saat berjalan
 Dicetuskan oleh olahraga, tertawa, allergen, udara dingin
 Memburuk dengan infeksi virus

Hambatan Saluran Napas yang Bervariasi

Variabilitas fungsi paru Dan Limitasi aliran ekspirasi, ditandai:


 Positif pada tes reversibilitas bronkodilator
 PEF selama 2 minggu yang bervariasi
 Peningkatan fungsi paru setelah 4 minggu terapi anti-inflamasi
 Positif pada exercise challenge test
 Positif pada Bronchial challenge test
ASMA KONTROL
Derajat Kontrol Asma
ASMA KONTROL
Faktor Risiko Asma Tidak Terkontrol

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi


 Medikasi: penggunaan SABA yang berlebih; ICS yang tidak adekuat atau tidak diberikan ICS; kepatuhan
pengobatan yang rendah; dan Teknik penggunaan inhaler yang tidak benar
 Komorbiditas: obesitas, rhinosinusitis, GERD, alergi makanan, kehamilan
 Konteks: masalah psikologis dan sosio-ekonomi mayor
 Fungsi paru: FEV1 yang rendah (<60% prediksi), reversibilitas bronkodilator yang tinggi
 Uji lainnya: pasien dengan inflamasi tipe 2 (eosinophil darah), peningkatan FeNO (dewasa dengan asma alergi
yang menggunakan ICS)

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

 Pernah diintubasi atau perawatan di ICU akibat asma

 ≥ 1 kali eksaserbasi berat dalam 12 bulan


TINGKAT KEPARAHAN ASMA

Asma Ringan • Terkontrol dengan pengobatan tahap 1 atau 2

Asma Sedang • Terkontrol dengan pengobatan tahap 3 atau 4

• Asma yang tidak terkontrol walaupun telah


menerima terapi ICS-LABA dosis tinggi, atau
Asma Berat
membutuhkan ICS-LABA dosis tinggi agar
terkontrol
TINGKAT KEPARAHAN ASMA
Masalah yang harus dieksklusi sebelum mendiagnosis Asma Berat

Teknik inhaler yang salah

Kepatuhan pengobatan yang buruk

Diagnosis asma yang salah

Komorbid dan kondisi komplikasi (rhinosinusitis, GERD, obesitas, OSA)

Paparan allergen yang kontinyu


TERAPI ASMA
Tujuan Terapi Asma

Mencapai kontrol gejala yang baik

Meminimalkan risiko mortalitas akibat asma,


eksaserbasi, limitasi aliran udara yang
persisten, dan efek samping terapi
TERAPI ASMA (Siklus Manajemen Asma)
TERAPI ASMA
Sebelum memulai terapi pereda

Temukan bukti diagnosis asma

Tentukan derajat kontrol asma dan faktor risiko, termasuk fungsi paru

Pikirkan faktor untuk pemilihan terapi

Pastikan pasien dapat menggunakan inhaler dengan benar

Jadwalkan kunjungan ke dokter


TERAPI ASMA
Setelah memulai terapi

Review respon pasien setelah 2-3 bulan terapi, atau lebih awal, disesuaikan dengan urgensi

Stepdown terapi Ketika sudah terkontrol baik selama 3 bulan


TERAPI ASMA
TERAPI ASMA
TERAPI ASMA
Stepping-down Terapi Ketika Asma sudah Terkontrol

 Pikirkan stepping down Ketika terapi asma sudah terkontrol baik dan fungsi paru stabil selama 3 bulan atau lebih
 Pilih waktu yang tepat (tidak ada infeksi respirasi, not-travelling, tidak hamil)
 Lakukan setiap tahap sebagai Therapeutical trial
 Stepping down dosis ICS sebanyak 25%-50% dengan interval 3 bulan
TERAPI ASMA

Management of asthma exacerbations


in primary care (adults, adolescents, children 6–11
years)
GINA, 2021
TERAPI ASMA

Management of asthma exacerbations


in acute care facility (adults, adolescents, children
6–11 years)
GINA, 2021
TERAPI ASMA
Terapi Asma setelah Hospitalisasi atau Perawatan Emergensi

Medikasi

 ICS: Inisiasi ICS segera sebelum pasien pulang


 OCS: diberikan selama ± 5-7 hari (prednisolone atau ekuivalent 40-50 mg/hari)
 Medikasi Reliever: sesuai kebutuhan

Faktor Risiko Eksaserbasi

Identifikasi faktor penyebab eksaserbasi dan implementasi strategi untuk menurunkan faktor
risiko yang dapat dimodifikasi
TERAPI ASMA
Terapi Asma setelah Hospitalisasi atau Perawatan Emergensi

Self Management Skill dan Asthma Action Plan

 Review Teknik inhaler


 Review Teknik PEF meter (bila digunakan)
 Sediakan Asthma Action Plan
 Evaluasi respon pasien terhadap eksaserbasi
 Review penggunaan kontroler pasien sebelumnya dan selama eksaserbasi

Jadwal Kunjungan ke Dokter

Kunjungan kontrol Kembali 2-7 hari setelah pulang dari rumah sakit
PANDUAN INTERIM TATALAKSANA ASMA SELAMA
PANDEMI COVID 19
Sarankan pasien dengan asma melanjutkan pengobatan asma, terutama ICS dan OCS (jika
diresepkan)

Pastikan semua pasien memiliki Asthma Action plan

Jika memungkinkan, hindari penggunaan nebulizer karena risiko transmiis infeksi

Hindari spirometri pada pasien terkonfirmasi/suspek COVID-19

Ikuti rekomendasi pengendalian infeksi bila prosedur yang menimbulkan aerosol diperlukan

GINA merekomendasikan vaksinasi COVID-19 pada pasien asma


TERIMA KASIH
DIAGNOSIS ASMA (Alur Diagnosis)

Anda mungkin juga menyukai