Sistem Respirasi
dr.Amalia Tri Utami,M.Biomed
ATELEKTASIS
• Definisi : hilangnya volume paru yang disebabkan
disebabkan oleh ekspansi inadekuat rongga udara.
• Klasifikasi :
• 1. Atelektasis resorpsi : terjadi ketika ada obstruksi yang
mencegah udara mencapai jalan napas bagian distal.
• 2. Atelektasis kompresi : berhubungan dengan
akumulasi cairan, darah atau udara di rongga pleura.
Sering terjadi pada efusi pleura yang disebabkan CHF
• 3. Atelektasis kontraksi : terjadi karena perubahan
fibrotik lokal maupun menyeluruh di paru atau pleura
yang menghambat ekspansi dan peningkatan elastisitas
pengerutan selama ekspirasi.
Tipe
Atelektasis
JEJAS PARU AKUT
• Definisi : spektrum kerusakan paru bilateral (endotel
dan epitel) yang dipicu oleh berbagai kondisi.
• Jejas paru akut dapat berlanjut ke tahap yang lebih
berat yakni ARDS (acute respiratory distress
syndrome)
• Manifestasi :
• 1. Dispneu mendadak atau akut
• 2. Menurunnya tekanan oksigen arteri
• 3. Infiltrat paru di Foto Thorax, tanpa ada tandanya
gagal jantung kiri.
Gangguan Klinis yang Berkaitan
dengan Terjadinya Jejas Paru Akut
PENYAKIT PARU DIFUS
PENYAKIT OBSTRUKTIF -Disebabkan oleh meningkatnya
resistensi yang disebabkan oleh
hambatan parsial atau total
(karena hambatan)
-E.g. emfisema, bronkitis kronis,
bronkiektasis dan asma
PENYAKIT RESTRIKTIF -Terbatasnya pengembangan
parenkim paru yang disertai
dengan berkurangnya kapasitas
paru total (karena pembatasan)
- Obesitas, penyakit pleura,
Guillain barre, ARDS, dsb
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
• Prototipenya, yakni : emfisema, bronkitis kronis,
asma dan bronkiektasis
EMFISEMA
• Ditandai oleh adanya pelebaran abnormal yang
permanen dari rongga udara bagian distal dari
bronkiolus terminalis disertai destruksi dinding
tanpa fibrosis yang signifikan.
• Menurut distribusi anatomik didalam lobulus,
terdapat 4 tipe :
• 1. Sentriasinar
• 2. Panasinar
• 3. Asinar distal
• 4. Ireguler
Emfisema Sentriasinar
(Sentrilobular)
• Pola keterlibatan lobul : bagian tengan atau
proksimal dari asinus, yang dibentuk oleh
bronkiolus respiratorik, sedangkan alveoli distal
tidak terkena.
• Terkena di bagian apeks paru, bila berat bisa
sampai ke basal paru
• Sering karena akibat merokok.
MORFOLOGI
• Gambaran makroskopik : Paru bewarna merah
muda, lebih gelap dari panasinar. 2/3 bagian paru
atas lebih parah dibandingkan bagian basalnya
• Gambaran mikroskopik :
a. Destruksi dinding alveolus tanpa fibrosis
mengakibatkan rongga udara membesar
b. Jumlah kapiler alveolus berkurang
c. Hilangnya jaringan elastin pada septa alveolus
d. Alveolus cenderung kolaps
Emfisema Panasinar
(Panlobular)
• Asinus membesar secara seragam, mulai dari
bronkiolus respiratorik hingga alveolus terminal
yang buntu
• Cenderung terjadi pada bagian basal paru
• Terjadi pada orang dengan defisiensi
antitripsin-alpha1
Emfisema Asinar Distal
(Paraseptal)
• Bagian proksimal asinus masih normal tetapi
bagian distal paru yang terutama terlibat
• Gambaran khas : adanya rongga udara yang
membesar, multiple dan sambung
menyambung dg diameter <0.5 mm ~ >2cm
• Kadang membentuk struktur kistik, yang bila
berkembang menjadi bulla
EMFISEMA IREGULER
• Emfisema yang paling sering ditemukan
• Asinus yang terlibat tidak teratur dan
disebabkan oleh penyakit inflamasi
Bentuk emfisema yang lain
• Emfisema kompensatorik
• Emfisema bulosa
• Emfisema mediastinum
PATOGENESIS
EMFISEMA
GAMBARAN KLINIS
• Dispneu
• Barrel chest
• Pink puffer-literal
• Blue bloaters-literal
• Perlahan akan terjadi hipertensi paru sekunder
(akibat spasme vaskular yg diinduksi hipoksia dan
destruksi aleveolus)
• Kematian yang disebabkan emfisema biasanya
dikaitkan dg gagal paru disertai asidosis respiratorik,
hipoksia dan koma, atau karena gagal jantung kanan
BRONKITIS KRONIS
• Diderita oleh perokok dan mayoritas penduduk
kota yang penuh asap dan polusi
• Beberapa penelitian, 20-25% pria pada usia
40-65 tahun
• Diagnosis, berdasarkan kriteria klinis :
batuk produktif persisten selama sedikitnya 3
bulan berturut-turut dalam sedikitnya 2 tahun
berturut-turut
MORFOLOGI
• Makroskopik : Lapisan mukosa hiperemis dan
sembab oleh cairan edema
• Mikroskopik : Pembesaran kelenjar yang
mensekresi mukus, metaplasia sel goblet, dan
fibrosis dinding bronkiolus
ASMA
• Kelainan inflamasi kronik jalan napas yang
menyebabkan episode bunyi napas berdesing
berulang, sesak napas, dada tertekan, dan batuk
pada malam/pagi
• Tanda khas :
1. obstruksi jalan napas intermitten dan reversibel
2. radang bronkus kronis disertai eosinofil,
hipertrofi, dan hiperaktivitas sel otot polos
bronkus
3. meningkatnya sekresi mukus
TIPE ASMA
• 1. Asma Atopik
• 2. Asma Non-Atopik
• 3. Asma akibat obat
• 4. Asma akibat kerja
Asma atopik
• tipe tersering
• berawal dari masa kanak-kanak, riwayat atopi
di keluarga
• biasanya didahului rhinitis alergika, urtikaria
dan eksema
• reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang dimediasi
IgE
Asma non atopik
• Radang yang diinduksi virus pada mukosa jalan
napas menurunkan ambang reseptor vagus
subepitelial terhadap iritan.
• Mediator inflamasi yang terlibat eosinofil
Asma yang diinduksi obat
• Contoh aspirin
• Aspirin menghambat jalur siklooksigenase
metabolisme asam arakhidonat tanpa
mempengaruhi rute lipoksigense, sehingga
menggeser keseimbangan produksi ke arah
leukotrien --> spasme bronkial
Asma akibat kerja
• Terjadi akibat pajanan berulang dari antigen
yang memprovokasi
• Distimulasi oleh uap, debu organik, gas (toluen)
dan bahan kimia (platinum,dll)
MORFOLOGI
• Makroskopik : penutupan bronkus dan bronkiolus oleh sumbatan
mukus yang tebal
• Mikroskopik :
sumbatan mukus mengandung pusaran epitel yang lepas ( Spiral
Curschmann)
ditemukan kristal Charcot-Leyden (kumpulan kristaloid yang
dibentuk oleh protein eosinofil
penebalan dinding saluran pernapasan
fibrosis membran subbasemen
peningkatan vaskular pada submukosa
peningkatan ukuran kelenjar submukosa dan metaplasia sel goblet
pada epitel
Hipertrofi dan hiperplasia otot bronkus
BRONKIEKTASIS
• Dilatasi bronkus dan bronkiolus yang permanen
disebabkan oleh kerusakan otot dan jaringan
elastin pendukung akibat infeksi persisten agau
obstruksi
• Kondisi yang paling sering mendasari :
Obstruksi bronkus (tumor, benda asing)
Penyakit kongenital (sindrom kartagener,dsb)
Pneumonia nekrotikans atau supuratif
MORFOLOGI
• Makroskopik :
• Jalan napas berdilatasi hingga 4x lipat diameter
normalnya.
• Mikroskopik :
1. eksudat radang akut dan kronik yang padat di
dinding bronkus dan bronkiolus
2. deskuamasi epitel pelapis -> ulcer luas
3. fibrosis di bronkus, bronkiolus, peribeonkiolus
4. Kavitas abses -> tmpt tumbuh bola jamur (fungus
ball)
Gambaran klinis
• Batuk berat dan persisten disertai sputum
mukopurulen
• Hemoptoe
• Clubbing fingers
• Pada kasus berat : hipoksemia, hiperkapneu,
hipertensi paru, abses otak
INFEKSI PARU
PNEUMONIA
PATOGENESIS
Lobular Pneumonia
(Bronkopneumonia)
• Mikroskopik :
eksudat supuratif fokal yg mengisi bronkus, bronkiolus,
alveolus
LOBAR PNEUMONIA
PATOGENESIS
MORFOLOGI
KONGESTI
• Terjadi dalam 1-2 hari
• Makroskopik : Lobus yang terinfeksi menjadi
berat, bewarna merah, basah.
• Mikroskopik : kongesti pembuluh darah disertai
cairan berprotein, sebaran neutrofil, dan banyak
bakteri di dalam alveolus
Hepatisasi Merah
• Terjadi dalam 3-4 hari
• Gross : Lobus paru konsistensi seperti hati
• Mikros : rongga alveolus penuh dengan
neutrofil, sel darah merah dan fibrin
Hepatisasi Abu-abu
• Terjadi dalam 5-7 hari
• Makros : paru menjadi kering, abu-abu dan
padat
• Mikros : sel darah merah lisis, eksudat
fibrinosupururatif masih dalam alveolus
Resolusi
• terjadi pada kasus yang tidak mengalami
komplikasi (hari ke 8 - 3 minggu)
• Debris granuler yang kemudian diresorpsi dan
dicerna oleh makrofag yg selanjutnya
dibatukkan atau diorganisasi oleh fibroblas
yang tumbuh ke dalam lesi
KOMPLIKASI
TUBERKULOSIS
• Penyakit granulomatosa kronik menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis
• Biasanya mengenai paru, namun seluruh organ
ekstraparu dapat terlibat sebagai infeksi
tunggal
• Tipe :
1. TB primer
2. TB sekunder
3. TB miliar
PATOGENESIS
Tuberkulosis Primer
• suatu bentuk penyakit yg terjadi pada pasien yg
sebelumnya tidak pernah terpajan dan
tersensitisasi
MORFOLOGI
• Gross :
Awal akan terbentuk konsolidasi radang bewarna abu-abu
keputihan berukuran 1-1.5 cm yang disebut fokus Ghon
Bagian tengah fokus Ghon --> nekrosis kaseosa
Kombinasi lesi parenkim dan keterlibatan KGB --> Kompleks
Ghon
Kompleks Ghon yang mengalami fibrosis dan kalsifikasi -->
Kompleks Ranke
• Mikros :
Reaksi radang granulomatosa kaseosa dan non kaseosa,
terdiri dari histiosit epiteloid dan sel datia berinti banyak
Kompleks Ghon
Tuberkulosis Sekunder
• Penyakit yang muncul pada pejamu yang
sebelumnya telah tersensitisasi.
• TB paru sekunder secara klasik terbatas di
apeks lobus atas
• Peningkatan risiko TB terjadi pada semua
stadium HIV
• Gambaran Fibrokalsifikasi +
TB Miliar
• TB miliar merupakan TB yang menyebar
melalui darah dan limfatik
KANKER PARU
TERIMAKASIH