Anda di halaman 1dari 31

Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Rananta Saputra Sembiring


102010247
Anamnesa
• Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau
tanpa gejala pernapasan
• Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat
kerja
• Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
• Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis
berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas
berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
• Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
• Sesak napas atau tanpa bunyi mengi.4
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
• Barrel chest (diameter antero-posterior dan
transversal sebanding)
• Penggunaan otot bantu napas
• Pelebaran sela iga
• Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat
denyut vena jugularis leher dan edema
tungkai
• Palpasi
• Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
• Perkusi
• Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil,
letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah.
• Auskultasi
• Suara napas vesikuler normal, atau melemah
• Terdapat ronki atau mengi pada waktu bernapas biasa
atau pada ekspirasi paksa
• Ekspirasi memanjang
• Bunyi jantung terdengan jauh.
Pemeriksaan Penunjang
• Spirometri
• Uji Bronkodilator
• Radiologi
• Uji Provokasi Bronkus
• Uji Coba Kortikosteroid
Etiologi
• Merokok 80%-90% penyebab PPOK
• Kondisi lingkungan buruk :
• Dekat lokasi pertambangan
• Perokok pasif
• Polusi udara
Epidemiologi
• Laki-laki usia 30-40 tahun
• 10-15 % perokok menderita PPOK
Manifestasi Klinis
• Gejala timbul setelah 5-10 tahun merokok
• Batuk-batuk dan dahak
• Sesak nafas saat melakukan aktifitas
• Turunnya berat badan
• Nafas pendek
Diagnosa
• Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Pada anamnesa perlu diperhatikan bahwa
perjalanan penyakit yang lambat sehingga
penderita tetap asimtomatis bertahun sebelum
gejala manifestasi, perlu diteliti adanya sifat
batuk-batuk, adanya dahak, wheezing yang
merupakan tanda-tanda dini dari penyakit ini.
Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan
ekspirasi yang memanjang pada auskultasi di
trakea yang dapat dipakai sebagai petunjuk
adanya obstruksi jalan nafas yang dibuktikan
dengan pemeriksaan spirometri.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
• Penyakit Paru Obstruktif Kroniki (PPOK) adalah
penyakit obstruksi jalan napas karena
bronkitis kronik, emfisema atau asma.
Obstruktif tersebut umumnya bersifat
progresif, bisa disertai hiperaktivitas bronkus
dan sebagian bersifat reversibel.
Emfisema
• Emfisema suatu perubahan anatomi paru
yang ditandai dengan melebarnya secara
abnormal saluran udara bagian distal bronkus
terminalis, yang disertai kerusakan dinding
alveolus.
Patofisiologi
• Emfisema merupakan kelainan dimana
terjadinya kerusakan pada dinding alveolar,
dan akan menyebabkan overdistensi
permanen ruang udara, perjalanan udara
terganggu akibat dari perubahan ini. Kesulitan
selama ekspirasi pada emfisema merupakan
akibat dari adanya destruksi dinding (septum)
diatara alveoli, kolaps jalan nafas sebagian dan
kehilangan elastisitas recoil.
• Pada saat alveoli dan septa kolaps, udara akan
tertahan diantara ruang alveolar dan diantara
parenkim paru. Proses ini akan menyebabkan
ventilator pada dead space atau area yang
tidak mengalami pertukaran gas atau darah.
Kerja nafas meningkat dikarenakan terjadinya
kekurangan fungsi jaringan paru untuk
melakukan pertukaran oksigen dan karbon
dioksida.
Bronkitis Kronik
• Bronchitis merupakan definisi klinis batuk-
batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran
dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan dalam
satu tahun dan terjadi paling sedikit selama 2
tahun berturut-turut.
Etiologi Bronkitis
• Infeksi : stafilokokus, streptokokus,
pneumokokus, haemophilus influenza.
• Alergi
• Rangsang : misal asap pabrik, asap mobil, asap
rokok.
Gejala Klinis
• Batuk kronis
• Sesak nafas dan sesak pada dada
• Ada mengi
• Kehilangan nafsu dan berat badan
• kelelahan
• saluran pernapasan kecil yang berdiameter
kurang dari 2 mm menjadi lebih sempit,
berkelok-kelok, dan berobliterasi.
Penyempitan ini terjadi karena metaplasia sel
goblet. Saluran napas besar juga menyempit
karena hipertrofi dan hiperplasia kelenjar
mukus.
Bronkiekstasis

• Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang


ditandai dengan adanya dilatasi bronkus yang
bersifat patologis dan berlangsung kronik.
• Bronkiektasis penyakit yang ditandai dengan
adanya dilatasi bronkus yang bersifat patologis
dan berlangsung kronik.
Gejala Klinis
• Batuk yang terus menerus dengan sputum
yang banyak kurang lebih 200 - 300 cc,
disertai demam, tidak ada nafsu makan,
penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura,
dan lemah badan kadang-kadang sesak nafas
dan sianosis, sputum sering mengandung
bercak darah,dan batuk darah.
Patofisiologi
• bronkiektasis dimulai dari Infeksi merusak
dinding bronkial, menyebabkan kehilangan
struktur pendukungnya dan menghasilkan
sputum kental yang akhirnya dapat menyumbat
bronki. Dinding bronkial menjadi teregang secara
permanen akibat batuk hebat, infeksi melebar
sampai ke peribronkial, sehingga dalam kasus
bronkiektasis sekular, setiap tuba yang berdilatasi
sebenarnya adalah abses paru, yang eksudatnya
mengalir bebas melalui bronkus. Brokiektasis
biasanya setempat, menyerang lobus segmen
paru. Lobus yang paling bawah sering terkena.
Patofisiologi
• Retensi sekresi dan obstruksi yang diakibatkannya
pada akhirnya menyebabkan alveoli disebelah
distal obstruksi mengalami kolaps (atelektasis).
Jaringan parut atau fibrosis akibat reaksi inflamasi
menggantikan jaringan paru yang berfungsi. Pada
waktunya pasien mengalami insufisiensi
pernapasan dengan penurunan kapasitas vital,
penurunan ventilasi, dan peningkatan rasio
volume residual terhadap kapasitas paru total.
Terjadi kerusakan campuran gas yang di inspirasi
(ketidakseimbangan ventilasi-perfusi) dan
hipoksimia.
Asma Bronkial
• Asma ditandai dengan respon bronkoreseptor
yang berlebihan terhadap banyak stimuli yang
menyebabkan limitasi (kesulitan) paroksimal
aliran udara terutama saat ekspirasi, dengan
ditandai sesak napas dan “mengi” (wheezing).
Klasifikasi
(1) imunologik ekstrinsik asma : alergi,
(2) non imunologik intrinsik asma : abnormalitas
parasimpatis dari fungsi saluran udara
Patofisiologi
Chronic Heart Failure
• Gagal jantung kronik merupakan sindrom
klinis yang kompleks akibat kelainan fungsi
atau struktural jantung yang mengganggu
kemampuan jatung untuk berfungsi sebagai
pompa.
Kriteria Mayor Kriteria Minor

Paroxymal nocturnal dispnea Edema ekstremitas

Distensi vena-vena leher Batuk malam

Peningkatan vena jugularis Sesak pada aktivitas

Ronki Hepatomegali

Kardiomegali Efusi pleura

Edema paru akut Kapasitas vital berkurang 1/3 dari


normal

Refluks hepatojugular positif Takikardia (>120 denyut/menit)


Penatalaksanaan
• Bronkodilator :
• Ekspetoran
• Obat Mukolitik : Asetil cystein dan bromhexin
• Antibiotik : Erythomycin, tetracycline,
ampicilin.
• Kortikosteroid : Methylprednisolon
• Nebulisasi
Pencegahan
• Berhenti merokok
• Menggunakan masker untuk mengurangi
terpapar oleh polusi udara
• Menggunakan ventilasi udara di ruangan dan
membersihkan karpet dari debu.
Komplikasi
• Kor Pulmonal
• Eksaserbasi akut PPOK.
• Hipertensi paru.
• Pneumotoraks.
• Polisitemia sekunder.
• Kegagalan pernafasan.
Prognosis
• Prognosis penyakit ini bervariasi. Bila pasien tidak
berhenti merokok, penurunan fungsi paru akan
lebih cepat daripada bila pasien berhenti
merokok. Terapi oksigen jangka panjang
merupakan satu-satunya terapi yang terbukti
memperbaiki angka harapan hidup.2 Pada
eksaserbasi akut, prognosis baik dengan terapi.1
Bila FEV1 1,4 liter dapat hidup selama 10 tahun,
semakin kecil FEV1 masa hidup semakin pendek.
Bentuk bronkitis kronis asmatika lebih baik
daripada bentuk empisematous

Anda mungkin juga menyukai