Anda di halaman 1dari 9

PPOK

PENYAKIT PARU
OBSTRUKSI KRONIS

RIZAL JASCHA ADE KUSUMA


1020183143
4C S1 KEPERAWATAN
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
Pengertian
• Penyakit paru obstruksi kronik adalah klasifikasi luas
dari gangguan yang mencakup bronkitis kronik,
bronkiektasis, emfisema dan asma, yang merupakan
kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat
aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara
paru-paru.
• Penyakit paru obstruksi kronik adalah suatu penyakit
yang menimbulkan obstruksi saluran napas, termasuk
didalamnya ialah asma, bronkitis kronis dan emfisema
pulmonum.
KLASIFIKASI
Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah sebagai
berikut:

• 1. Bronkitis kronik
Bronkitis merupakan definisi klinis batuk-batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran
dahak, sekurang-kuranganya 3 bulan dalam satu tahun dan terjadi paling sedikit selama 2
tahun berturut-turut.
• 2. Emfisema paru
Emfisema paru merupakan suatu definisi anatomik, yaitu suatu perubahan anatomik paru
yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara bagian distal bronkus
terminalis, yang disertai kerusakan dinding alveolus.
 
• 3. Asma
Asma merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensitivitas cabang-cabang
trakeobronkial terhadap pelbagai jenis rangsangan. Keadaan ini bermanifestasi sebagai
penyempitan saluran-saluran napas secara periodic dan reversible akibat bronkospasme.

• 4. Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah dilatasi bronkus dan bronkiolus kronik yan mungkin disebabkan oleh
berbagai kondisi, termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus, aspirasi benda asing,
muntahan, atau benda-benda dari saluran pernapasan atas, dan tekanan terhadap tumor,
pembuluh darah yang berdilatasi dan pembesaran nodus limfe.
ETIOLOGI
• Etiologi penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini
dikaitkan dengan faktor-faktor risiko yang terdapat pada
penderita antara lain:
• 1. Merokok sigaret yang berlangsung lama
• 2. Polusi udara
• 3. Infeksi paru berulang
• 4. Umur
• 5. Jenis kelamin
• 6. Ras
• 7. Defisiensi alfa-1 antitripsin
• 8. Defisiensi anti oksidan
PATOFISIOLOGI
• Fungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya
usia tua yang disebabkan elastisitas jaringan paru dan
dinding dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih
lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat
berkurang sehingga sulit bernapas.
• Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen
seseorang, yakni jumlah oksigen yang diikat oleh darah
dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi
oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke
paru-paru. Berkurangnya fungsi paru-paru juga
disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi
seperti fungsi ventilasi paru
TANDA DAN GEJALA
A. Tanda dan gejala akan mengarah pada dua tipe pokok:
• 1. Mempunyai gambaran klinik dominant kearah bronchitis
kronis (blue bloater).
• 2. Mempunyai gambaran klinik kearah emfisema (pink
puffers).

B. Tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut:


• 1. Kelemahan badan
• 2. Batuk
• 3. Sesak napas
• 4. Sesak napas saat aktivitas dan napas berbunyi
• 5. Mengi atau wheeze
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan radiologis
• Pemeriksaan faal paru
• Analisa Gas Darah
• Kultur sputum, untuk mengetahui petogen penyebab
infeksi.
• Laboratorium darah lengkap
KESIMPULAN
• Penyakit paru obstruksi kronik adalah klasifikasi luas dari
gangguan yang mencakup bronkitis kronik, bronkiektasis,
emfisema dan asma, yang merupakan kondisi ireversibel yang
berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran
masuk dan keluar udara paru-paru.
• Penyakit paru obstruksi kronik adalah suatu penyakit yang
menimbulkan obstruksi saluran napas, termasuk didalamnya
ialah asma, bronkitis kronis dan emfisema pulmonum.
• Penyakit paru obstruksi kronik adalah kelainan paru yang
ditandai dengan gangguan fungsi paru berupa memanjangnya
periode ekspirasi yang disebabkan oleh adanya penyempitan
saluran napas dan tidak banyak mengalami perubahan dalam
masa observasi beberapa waktu.
SARAN
1. Bagi Perawat Peran perawat sangat penting dalam proses penyembuhan
pasien, oleh karena itu untuk mencapai hasil keperawatan yang optimal,
sebaiknya proses keperawatan dilaksanakan secara berkesinambungan,
mengingat angka penyakit paru obstruksi kronik makin meningkat setiap
tahunnya.

2. Bagi Pasien
Untuk pasien harus banyak mencari informasi tentang penyakit yang dialami,
harus menjaga pola hidup sehat dan makan makanan sehat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, melakukan olah raga secara teratur, dan memeriksakan
kesehatan ke pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas untuk
mengetahui status kesehatan.

3. Bagi keluarga pasien Untuk keluarga harus mensuport pasien untuk menjaga
kesehatan pasien, dengan cara mengingatkan hal-hal yang membuat atau
menjadi penyebab penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) pasien kambuh lagi

Anda mungkin juga menyukai