A. Konsep Penyakit
sering menyerang laki-laki dan sering berakibat fatal. PPOM juga lebih
1
sering terjadi pada suatu keluarga, sehingga diduga ada faktor yang
diturunkan.
Bekerja di lingkungan yang tercemar oleh asap kimia atau debu yang
paru-paru.
Gejala paling umum dari PPOM adalah produksi sputum, sesak napas
waktu yang lama dan biasanya bertambah parah seiring waktu. Tidak
gejala yang mungkin timbul atau tidak timbul pada penderita PPOM.
2
2. Klasifikasi
a. Bronkitis Kronis
mukopurulen.
b. Emfisema
3
c. Asma
napas.
d. Bronkiektasis
a. Bronkitis
4
3) Sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)
4) Lelah
kanan
kemerahan
8) Sakit kepala
b. Emfisema
1) Dispnea
2) Takipnea
paru
ekspirasi
6) Hipoksemia
7) Hiperkapnia
8) Anoreksia
9) Penurunan BB
10) Kelemahan
5
c. Asma
1) Batuk
2) Dispnea
3) Hipoksia
4) Takikardi
5) Berkeringat
d. Bronkiektasis
lain:
2) Polusi udara
4) Umur
5) Jenis kelamin
6) Ras
6
4. Patofisiologi Paru Obstruktif
a. Patofisiologi Bronkitis
7
timbulkan dapat menyebabkan efek vasodilatasi pada arteriol
dapat diraba dan terasa nyeri ketika ditekan. Gejela ini timbul
8
berdekatan dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan membentuk
pernapasan.
mengakibatkan emfisema.
Pathway
9
Kelelahan Intoleransi aktivitas
Kompensasi frekuensi
napas
Anoreksia Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ketidakefektifan pola
napas
b. Patofisiologi Emfisema
ruang rugi (area paru dimana tidak ada pertukaran gas yang dapat
10
mengakibatkan peningkatan tekanan karbondioksida dalam darah
edema tungkai, distensi vena leher atau nyeri pada region hepar
Infeksi akut dan kronis dengan demikian menetap dalam paru yang
persendiannya.
11
Terdapat dua jenis emfisema utama, yang di klasifikasikan
12
Pathway
Sumber: aininurseskill.blogspot.com
c. Patofisiologi Asma
13
mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-
14
paru, beberapa diantaranya melewati kapiler pulmo tanpa
semakin sulit.
adalah:
pada bronkitis.
asma.
emfisema
15
Pathway
Sumber: setiakawan29.blogspot.com
d. Patofisiologi Bronkiektasis
bernapas.
16
juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti
al, 1993).
17
sudah timbul gejala sesak, biasanya sudah dapat di buktikan adanya
akan lebih cepat dan lebih banyak yang tertutup. Akibat cepatnya
dan perfusi di alveoli (V/Q rasio yang tidak sama). Timbul hipoksia
18
Pathway
Ketidakefektifan pola
Kekurangan mekanisme Kelainan struktur
napas
pertahanan yang didapat congenital (fibrosis
congenital (Ig gama kistik, sindroma
Anitripin alfa I) kartagener, kurangnya
kartilago bronkus) Kuman berkembang dan
v infeksi bakteri pada
Pnumoni berulang Terkumpulnya sekret dinding bronkus
Kerusakan permanen
pada dinding bronkus Kerusakan pada jaringan Peningkatan suhu tubuh
otot dan elastin
v batuk
Ketidakefektifan Hipertermi
Kerusakan bronkus yang
menetap
Inhalasi uap dan gas,
aspirasi cairan lambung
Kemampuan bronkus Tekanan intra pleura lebih
untuk kontraksi negatif dari atmosfer
Ketidakefektifan
berkurang dan selama
bersihan jalan naps
ekspirasi menghilang
Bronkus dilatasi
Kemampuan
mengeluarkanv sekret
menurun
19
Pengumpulan sekret,
infeksi sekunder dan
Mudah terjadi infeksi terjadi siklus
cadangan paru.
g. Deformitas toraks
20
Faktor Resiko Penyakit Paru Obstruksi Menahun
1) Kebiasaan merokok
2) Polusi lingkungan
1) Bertambahnya usia
2) Jenis kelamin
5) Factor genetic
6) Ras
21
7) Defisiensi alfa-1 antitripsin
9) Pekerjaan
a. Hipoksemia
b. Asidosis Respiratory
tachipnea.
c. Infeksi Respiratori
22
d. Gagal jantung
ini.
e. Cardiac Disritmia
Timbul akibat dari hipoxemia, penyakit jantung lain, efek obat atau
asidosis respiratory.
f. Status Asmatikus
a. Pemeriksaan Radiologist
perlu diperhatikan:
23
1) Tubular shadows atau farm lines terlihat bayangan garis-garis
kanan.
c. Pemeriksaan EKG
Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila
pulmonal pada hantaran II, III, dan aVF. Voltase QRS rendah Di
V1 rasio R/S lebih dari 1 dan V6 rasio R/S kurang dari 1. Sering
24
d. Kultur sputum, untuk mengetahui petogen penyebab infeksi.
remisi (asma).
asma.
dan asma.
(asma).
25
n. Kimia darah antara lain alfa satu antitripsin dilakukan untuk
8. Penatalaksanaan
a. Medis
udara.
laktamase.
26
sekunder atau tanda-tanda pneumonia, maka dianjurkan
dengan baik.
eksasebrasi akut.
c) Fisioterapi.
27
g) Rehabilitasi, pasien cenderung menemui kesulitan bekerja,
28
Penatalaksanaan medis untuk bronkhitis kronis didasarkan pada
29
menegakkan diagnosa. Terkadang diperlukan tindakan
yang berkesinambungan.
30
2) Terapi oksigen jangka panjang (>15 jam sehari): pada PPOM
a) PaO2 < 55 mmHg, atau SO2 < 88% dengan atau tanpa
hiperkapnia
31
3) Nutrisi
32
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru
1. Pengkajian :
Alergen.
Stress emosional.
Polusi udara.
c. Pemeriksaan fisik :
Peningkatan dyspnea
hidung).
33
Takipnea.
Asthma
seperti terikat.
stetoskop.
Bronkhitis
Sesak nafas
Penampilan sianosis
34
Emphysema
paru-paru).
d. Pemeriksaan diagnostik
asthma
Obstruktif Kronik
emphysema).
35
Transfer gas (kapasitas difusi).menurun
3) Darah :
pulmunale.
5) Sputum:
Streptococcus pneumoniae.
Hemophylus influenzae.
Moraxella catarrhalis.
6) Radiologi:
paru-paru.
36
ekspirasi kuat.
8) EKG
Kelainan EKG yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila
pulmonal pada hantaran II, III dan aVF. Voltase QRS rendah. Di V1
rasio R/S lebih dari 1 dan di V6 V1 rasio R/S kurang dari 1. Sering
e. Lain-lain perlu dikaji Berat badan, rata-rata intake cairan dan diet harian.
Gejala
Tanda
otot
2) Sirkulasi
Gejala
Tanda
37
Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung,
3) Hygiene
Gejala
Tanda
4) Pernafasan
Gejala
Tanda
38
redup/pekak karena adanya cairan), Kesulitan bicara 4-5 kalimat
menurun.
5) Interaksi sosial
Gejala
Tanda
2. Diagnosa Keperawatan
Definisi
Batasan Karakteristik
Subjektif
Dispnea
Gangguan penglihatan
Objekif
39
pH arteri tidak normal
Konfusi
Diaforesis
Hiperkapnia
Hiperkarbia
Hipoksia
Hipoksemia
Iritabilitas
Gelisah
Somnolen
Takikardia
Definisi
Batasan Karakteristik
40
Subjektif
Dispnea
Objektif
Sianosis
Ortopnea
Gelisah
Sputum berlebihan
Definisi
Batasan Karakteristik
Subjektif
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menolak makan
41
Indigesti
Objektif
Definisi
autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
42
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan
Batasan Karakteristik
Perilaku
Penurunan produktivitas
hidup
lengan
Gelisah
Memandang sekilas
Insomnia
Resah
Afektif
Gelisah
Distres
Ketakutan
Perasaan tidakadekuat
Peningkatan kekhawatiran
43
Iritabilitas
Gugup
Gembira berlebihan
Marah
Menyesal
Perasaan takut
Ketidakpastian
Khawatir
Fisiologis
Wajah tegang
Insomnia
Peningkatan keringat
Peningkatan ketegangan
Terguncang
Suara bergetar
Parasimpatis
Nyeri abdomen
Penurunan nadi
Diare
Pingsan
44
Keletihan
Mual
Gangguan tidur
Sering berkemih
Simpatis
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Diare
Mulut kering
Wajah kemerahan
Jantung berdebar-debar
Peningkatan nadi
Peningkatan pernapasan
Dilatasi pupil
Kesulitan bernapas
Kedutan otot
Kelemahan
Kognitif
Konfusi
45
Penurunan lapang pandang
Mudah lupa
Melamun
Definisi
topic spesifik.
Batasan Karakteristik
Subjektif
Objektif
46
No. DX Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
I NOC : NIC
bila perlu
dan suara nafas yang bersih, tidak - Keluarkan sekret dengan batuk
mengoptimalkan keseimbangan
Respiratory Monitoring
PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi paru berupa
saluran nafas dan tidak banyak mengalami perubahan dalam masa observasi
Faktor resiko dari PPOM adalah : merokok sigaret yang berlangsung lama,
Polusi udara, Infeksi paru berulang, Umur, Jenis kelamin, Ras, Defisiensi alfa-1
48
Daftar Pustaka
EGC.
49