A. DEFINISI
B. KLASIFIKASI
Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah
sebagai berikut:
1. Bronchitis Kronis
a. Definisi
b) Alergi
c. Manifestasi klinis
2. Emfisema
a. Definisi
b. Etiologi
3) Merokok
c. Manifestasi klinis
1) Dispnea
2) Takipnea
6) Hipoksemia
7) Hiperkapnia
8) Anoreksia
9) Penurunan BB
10) Kelemahan
3. Asthma Bronchiale
a. Definisi
Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari
trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi
berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan yang menyeluruh
dari saluran nafas (Bruner & Suddarth, 2002).
b. Etiologi
3) Stress
5) Obat-obatan
c. Manifestasi Klinis
1) Dispnea
2) Permulaan serangan terdapat sensasi kontriksi dada (dada terasa berat),
3) wheezing,
4) batuk non produktif
5) takikardi
6) takipnea
C. ETIOLOGI
1. asap rokok
a. perokok aktif
b. perokok pasif
2. polusi udara
D. MANIFESTASI KLINIS
E. PATOFISIOLOGI
1. Pemeriksaan radiologi
Pada bronchitis kronik secara radiologis ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
3. Pemeriksaan EKG
Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila sudah
terdapat kor pulmonal terdapat deviasi aksis kekanan dan P pulmonal pada
hantaran II, III, dan aVF. Voltase QRS rendah Di V1 rasio R/S lebih dari 1
dan V6 rasio R/S kurang dari 1. Sering terdapat RBBB inkomplet.
H. KOMPLIKASI
1) Hipoxemia
Hipoxemia didefinisikan sebagai penurunan nilai PaO2 kurang dari 55
mmHg, dengan nilai saturasi Oksigen <85%. Pada awalnya
klien akan mengalami perubahan mood, penurunan konsentrasi dan
pelupa. Pada tahap lanjut timbul cyanosis.
2) Asidosis Respiratory
3) Infeksi Respiratory
4) Gagal jantung
5) Cardiac Disritmia
Timbul akibat dari hipoxemia, penyakit jantung lain, efek obat atau asidosis
respiratory.
6) Status Asmatikus
Merupakan komplikasi mayor yang berhubungan dengan asthma
bronchial. Penyakit ini sangat berat, potensial mengancam kehidupan dan
seringkali tidak berespon terhadap therapi yang biasa diberikan.Penggunaan
otot bantu pernafasan dan distensi vena leher seringkali terlihat.
I. PENATALAKSANAAN
e) Pengobatan simtomatik.
Fisioterapi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data ada urutan – urutan kegiatan yang dilakukan yaitu :
a. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal (alamat), pekerjaan, pendidikan
dan status ekonomi menengah kebawah dan satitasi kesehatan yang kurang
ditunjang dengan padatnya penduduk dan pernah punya riwayat penyakit paru
lainnya
b. Riwayat penyakit sekarang
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang di
rasakan saat ini. Dengan adanya sesak napas, Batuk bertambah berat,
Produksi sputum bertambah, Sputum berubah warna, Sesak nafas bertambah
berat, Bertambahnya keterbatasan aktifitas, Terdapat gagal nafas akut pada
gagal nafas kronis, Penurunan kesadaran.
c. Riwayat penyakit dahulu
Keadaan atau penyakit – penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang
mungkin sehubungan dengan penyakit paru lainnya seperti ISPA dll
d. Riwayat penyakit keluarga
Mencari diantara anggota keluarga yang menderita penyakit tersebut.
e. Riwayat psikososial
Pada penderita yang status ekonominya menengah ke bawah dan sanitasi
kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya penduduk dan kurangnya
pengetahuan.
f. Pola fungsi kesehatan
1. Aktivitas dan Istirahat
Keletihan, kelelahan, malaise, Ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas, Ketidakmampian untuk tidur,
perlu tidur dalam posisi duduk tinggi, Dispnea pasa saat istirahat atau
respon terhadap aktivitas atau latihan
2. Sirkulasi
Pembengkakan pada ekstremitas bawah, Peningkatan tekanan darah,
Peningkatan frekuensi jantung, Distensi vena leher, Edema dependen,
tidak berhubungan dengan penyakit jantung, Bunyi jantung redup (yang
berhubungan dengan peningkatan diameterAPdada), Warna
kulit/membrane mukosa: normal/abu-abu/sianosis, sianosis perifer, Pucat
dapat menunjukkan anemia.
3. Integritas Ego
4. Makanan/ cairan
5. Hyegene
6. Pernafasan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN