LAPORAN PENDAHULUAN
KECACINGAN
PENGERTIAN
Kecacingan merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalahkesehatan masyarakat yang berhubungan erat
dengan kondisi lingkungan. Penyebaran kecacingan ini melalui kontaminasi tanah oleh tinja yang mengandung telur
cacing. Telur tumbuh dalam tanah, dengan suhu optimal ± 30° C. lnfeksi cacing terjadi bila telur yang infektif masuk
melalui mulut bersama makanan atau minuman yang tercemar atau melalui tangan yang kotor (Depkes RI, 2007;WHO,
2011).
Cacingan atau kecacingan adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh hewan parasit yaitu cacing.
Berdasarkan hasil survei Departemen Kesehatan (2015) cacing parasit yang banyak menyerang anak-anak Indonesia adalah
Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator americanus, dan Trichuris trichiura. Keempatnya merupakan
nematoda usus penularannya melalui tanah sehingga disebut dengan Soil Transmitted Helminths (STH) (Kurniawan, 2010).
Ascariasis merupakan infeksi cacing yang paling sering ditemui. Diperkirakan prevalensi di dunia 25 % atau 1,25
miliar penduduk di dunia. Biasanya bersifat symtomatis. Prevalensi terbesar pada daerah tropis dan di negara berkembang
dimana sering terjadi kontaminasi tanah oleh tinja manusia atau penggunaan tinja sebagai pupuk (Soegijanto, 2005).
PATOFISIOLOGI
Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) Gangguan yang disebabkan cacing dewasa biasanya ringan. Kadang-kadang
penderita mengalami gejala gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi. Pada infeksi
berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga memperberat keadaan malnutrisi. Efek yang serius terjadi bila
cacing-cacing ini menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus (ileus)
Cacing Cambuk (Trichuris trichiura) Cacing dewasa lebih banyak ditemukan di sekum tetapi dapat juga berkoloni di dalam
usus besar. Cacing ini dapat menyebabkan inflamasi, infiltrasi dan kehilangan darah (anemia). Pada infeksi yang parah
dapat menyebabkan prolaps rektum dan defisiensi nutrisi
Cacing Tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) Larva cacing menembus kulit akan menyebabkan
reaksi eritematosa. Larva di paru-paru akan menyebabkan pendarahan, eosinofilia, dan pneumonia. Kehilangan banyak
darah dapat menyebabkan anemia
Manifestasi klinis menurut Soegijanto (2005), tergantung pada intensitas infeksi dan organ yang terlibat. Pada sebagian
besar penderita dengan infeksi rendah sampai dengan gejalanya asymtomatis. Gejala klinis paling sering ditemui berkaitan
dengan penyakit paru atau sumbatan pada usus atau saluran empedu. Ascaris dapat menyebabkan Pulmonari ascariasis
ketika memasuki alveoli dan bermigrasi ke bronki dan trakea. Manifestasi pada paru mirip dengan Syndrom Loffler dengan
gejala infiltrat paru sementara. Tanda-tanda yang paling khas adalah batuk, spuntum bercak darah, dan eosinofilia. Tanda
lain adalah sesak.
Cacing dewasa dapat menimbulkan penyakit dengan menyumbat usus atau cabang-cabang saluran empedu sehingga
mempengaruhi nutrisi hospes. Cacing dewasa akan memakan sari makanan hasil pencernaan host. Anak-anak terinfeksi
yang memiliki pola makan yang tidak baik dapat mengalami kekurangan protein, kalori, atau vitamin A, yang akhirnya akan
mengalami pertumbuhan lambat.
Pemeriksaan laboratorium merupakan diagnosa pasti dari askariasis. Diagnosa askariasis ditegakkan dengan pemeriksaan
feses pasien dimana dijumpai telur cacing askaris. Setiap satu ekor cacing askaris mampu memproduksi jumlah telur yang
banyak, sehingga biasanya pada pemeriksaan pertama bisa langsung ditemui.
Saat cacing bermigrasi masuk ke paru biasanya berhubungan dengan eosinophilia dan ditemui gambaran infitrat pada foto
dada. Bahkan pada kasus obstruksi tidak jarang diperlukan foto polos abdomen, USG atau pemeriksaan lainnya.
Diagnosis askariasis ditegakkan dengan menemukan Ascaris dewasa atau telur Ascaris pada pemeriksaan tinja.
Sifat Masalah
3
Tidak/ kurang sehat
1. 2
Ancaman Kesehatan 1
1
Keadaan sejahtera
Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus
2
segera ditangani
4. 1
Ada masalah tetapi tidak
0 1
perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
JUMLAH
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau
timbul masalah baru. Melalui kegiatan evaluasi, perawat dapat menilai pencapaian tujuan yang diharapkan dan tujuan yang
telah dicapai oleh keluarga. Bila tercapai sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan pengkajian
lebih lanjut, memodifikasi rencana atau mengganti dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga
(Sudiharto, 2007)
SUMBER
Alimul, Aziz Hidayat. 2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Alimul, Aziz Hidayat. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Ayu, Komang Henny Achjar. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Anggota IKAPI.
Candra, Faisalado Widyanto. 2014. Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Nuha Medika.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/0cf56f576243b86dc9aef5c922934080.pdf
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123091-S-5280-Faktor-faktor-Tinjauan%20literatur.pdf