Anda di halaman 1dari 8

Nama :Risal Hamdani

Kelas :3B Keperawatan


Nim :10118080

LAPORAN PENDAHULUAN
KECACINGAN

PENGERTIAN
Kecacingan merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalahkesehatan masyarakat yang berhubungan erat
dengan kondisi lingkungan. Penyebaran kecacingan ini melalui kontaminasi tanah oleh tinja yang mengandung telur
cacing. Telur tumbuh dalam tanah, dengan suhu optimal ± 30° C. lnfeksi cacing terjadi bila telur yang infektif masuk
melalui mulut bersama makanan atau minuman yang tercemar atau melalui tangan yang kotor (Depkes RI, 2007;WHO,
2011).
Cacingan atau kecacingan adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh hewan parasit yaitu cacing.
Berdasarkan hasil survei Departemen Kesehatan (2015) cacing parasit yang banyak menyerang anak-anak Indonesia adalah
Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator americanus, dan Trichuris trichiura. Keempatnya merupakan
nematoda usus penularannya melalui tanah sehingga disebut dengan Soil Transmitted Helminths (STH) (Kurniawan, 2010).
Ascariasis merupakan infeksi cacing yang paling sering ditemui. Diperkirakan prevalensi di dunia 25 % atau 1,25
miliar penduduk di dunia. Biasanya bersifat symtomatis. Prevalensi terbesar pada daerah tropis dan di negara berkembang
dimana sering terjadi kontaminasi tanah oleh tinja manusia atau penggunaan tinja sebagai pupuk (Soegijanto, 2005).

PATOFISIOLOGI
Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) Gangguan yang disebabkan cacing dewasa biasanya ringan. Kadang-kadang
penderita mengalami gejala gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi. Pada infeksi
berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga memperberat keadaan malnutrisi. Efek yang serius terjadi bila
cacing-cacing ini menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus (ileus)
Cacing Cambuk (Trichuris trichiura) Cacing dewasa lebih banyak ditemukan di sekum tetapi dapat juga berkoloni di dalam
usus besar. Cacing ini dapat menyebabkan inflamasi, infiltrasi dan kehilangan darah (anemia). Pada infeksi yang parah
dapat menyebabkan prolaps rektum dan defisiensi nutrisi
Cacing Tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) Larva cacing menembus kulit akan menyebabkan
reaksi eritematosa. Larva di paru-paru akan menyebabkan pendarahan, eosinofilia, dan pneumonia. Kehilangan banyak
darah dapat menyebabkan anemia

RIWAYAT KEPERAWATAN, KEMUNGKINAN DATA FOKUS


Dasar data pengkajian menurut Doenges (1999) adalah :
a. Aktifitas dan Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur semalam karena diare
Tanda : Merasa gelisah dan ansietas.
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardi {respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri.)
c. Nutrisi / Cairan
Gejala: Mual, muntah, anoreksia.
Tanda : Hipoglikemia, perut buncit, dehidrasi, berat badan turun.
d. Eliminasi
Tanda : diare, penurunan haluaran urine.
e. Nyeri
Gejala : Nyeri epigastrik, nyeri daerah pusat, colik.
f. Integritas Ego
Gejala : Ansietas.
Tanda : Gelisah, ketakutan.
g. Keamanan
Tanda : Kulit kemerahan, kering, panas, suhu meningkat

KEMUNGKINAN DATA FOKUS HASIL PEMERIKSAAN FISIK


 Askariasis pulmonaris: vesikular dan perkusi sonor. Febris, mengi, pada kasus yang lebih berat terdapat pneumonia
sehingga ditemukan ronki.
 Obstruksi intestinal: takikardia, takipneu, febris, muntah, nyeri hebat abdomen difus atau lokal (biasanya pada sisi
kanan). Teraba massa bolus askaris. Tanda-tanda perforasi atau sepsis jika obstruksi menjaid progresif.
 Askaris hepatobilier: pasien tampak sangat sakit dengan tanda-tanda vital abnormal (takikardia, takipneu, dan
demam) disertai dengan muntah.
 Kolik bilier: Nyeri disebabkan oleh cacing yang masuk ampula vater dari duodenum, pengambilan cacing segera
dapat menyembuhkan gejala langsung. Gejala kolangitis seperti demam menggigil dan ikterik ringan tidak selalu
tampak
 Kolangitis akut: demam tinggi, ikterik, nyeri perut bagian atas, hipotensi, hepatomegali
 Kolesistitis akut: nyeri hipokondriak kanan bisa disertai teraba massa bolus askaris, muscle guarding, dan demam
ringan
 Abses hepar: nyeri tekan hepatomegali, demam tinggi, edema dan nyeri pada penekanan intercostal, nyeri
hipokondriak kanan

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KEUARGA DENGAN MENGGUNAKAN TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA


1) Keluarga mandiri tingkat pertama (KM – I), kriteria :
a. Menerima petugas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
2) Keluarga mandiri tingkat dua (KM – II), kriteria :
a. Menerima petugas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
3) Keluarga mandiri tingkat tiga (KM – III), kriteria :
a. Menerima petugas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
4) Keluarga mandiri tingkat empat (KM – IV), kriteria :
a. Menerima petugas
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
g. Melakukan tindakan promotif secara aktif

KEMUNGKINAN DATA FOKUS HASIL PEMERIKSAAN KLINIS


Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
Gejala cacingan sering disamarkan oleh penyakit lain. Anak yang menderita cacingan biasanya lesu, tidak bergairah
dan kurang konsentrasi belajar. Pada anak-anak yang menderita Ascaris lumbricoides perutnya tampak buncit, perut sering
sakit, diare, dan nafsu makan berkurang. Biasanya anak masih dapat beraktivitas walau sudah mengalami penurunan
kemampuan belajar dan produktivitas. Pemeriksaan tinja sangat diperlukan untuk ketepatan diagnosis yaitu dengan
menemukan telur-telur cacing di dalam tinja tersebut. Jumlah telur juga dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan
beratnya infeksi
Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)
Infeksi Trichuris trichiura yang ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis yang jelas atau bahkan tidak tampak
sama sekali pada penderita.Akan tetapi pada penderita terutama anak dengan infeksi trichuris trichiura yang berat dan
menahun menunjukkan gejala-gejala yang jelas seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disentri, anemia, berat
badan turun, dan kadang disertai prolapsus rectum
Cacing Tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
Gabaran klinis walaupun tidak khas, tidak cukup mendukung untuk memastikan untuk dapat membedakan dengan
anemia karena defisiensi makanan atau karena infeksi cacing lainnya. Secara praktis telur cacing Ancylostoma duodenale
tidak dapat dibedakan dengan telur Necator americanus. Untuk membedakan kedua spesies ini biasanya dilakukan teknik
pembiakan larva. Larva cacing tambang kemudian bermigrasi ke bagian kerongkongan dan kemudian tertelan. Larva
kemudian menujuusus halus dan menjadi dewasa dengan menghisap darah pendeita. Cacing tambang bertelurdi usus halus
yang kemudian dikeluarkan bersama dengan feses

Manifestasi klinis menurut Soegijanto (2005), tergantung pada intensitas infeksi dan organ yang terlibat. Pada sebagian
besar penderita dengan infeksi rendah sampai dengan gejalanya asymtomatis. Gejala klinis paling sering ditemui berkaitan
dengan penyakit paru atau sumbatan pada usus atau saluran empedu. Ascaris dapat menyebabkan Pulmonari ascariasis
ketika memasuki alveoli dan bermigrasi ke bronki dan trakea. Manifestasi pada paru mirip dengan Syndrom Loffler dengan
gejala infiltrat paru sementara. Tanda-tanda yang paling khas adalah batuk, spuntum bercak darah, dan eosinofilia. Tanda
lain adalah sesak.
Cacing dewasa dapat menimbulkan penyakit dengan menyumbat usus atau cabang-cabang saluran empedu sehingga
mempengaruhi nutrisi hospes. Cacing dewasa akan memakan sari makanan hasil pencernaan host. Anak-anak terinfeksi
yang memiliki pola makan yang tidak baik dapat mengalami kekurangan protein, kalori, atau vitamin A, yang akhirnya akan
mengalami pertumbuhan lambat.

KEMUNGKINAN DATA FOKUS HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan laboratorium merupakan diagnosa pasti dari askariasis. Diagnosa askariasis ditegakkan dengan pemeriksaan
feses pasien dimana dijumpai telur cacing askaris. Setiap satu ekor cacing askaris mampu memproduksi jumlah telur yang
banyak, sehingga biasanya pada pemeriksaan pertama bisa langsung ditemui.
Saat cacing bermigrasi masuk ke paru biasanya berhubungan dengan eosinophilia dan ditemui gambaran infitrat pada foto
dada. Bahkan pada kasus obstruksi tidak jarang diperlukan foto polos abdomen, USG atau pemeriksaan lainnya.
Diagnosis askariasis ditegakkan dengan menemukan Ascaris dewasa atau telur Ascaris pada pemeriksaan tinja.

KEMUNGKINAN PRIORITAS INTERVENSI DENGAN MENGGUNAKAN SKORING


Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih dari satu, proses skoringnya dilakukan untuk
setiap diagnosis keperawatan.
a. tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan di Kalikan dengan bobot

NO KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN

Sifat Masalah
3
 Tidak/ kurang sehat
1. 2
 Ancaman Kesehatan 1
1
 Keadaan sejahtera

Kemungkinan masalah dapat


diubah 2 2
2.  Mudah 1
 Sebagian 0
 Tidak Dapat

Potensial masalah untuk


dicegah
3
 Tinggi 1
3. 2
 Cukup
1
 Rendah

Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus
2
segera ditangani
4. 1
 Ada masalah tetapi tidak
0 1
perlu ditangani
 Masalah tidak dirasakan
JUMLAH

Masalah keperawatan keluarga menurut friedman (2010) adalah:


1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
Intevensi:
a) Berikan informasi tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, serta penanganannya.
b) Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
c) Dorong sikap emosi yang sehat dalam mengatasi masalah keluarga.
d) Beri penjelasan tentang keuntungan mengenal masalah-masalah kesehatan.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan kesehatan yang tepat. Intervensi:
a) Musyawarah bersama keluarga mengenai akibat-akibat bila mereka tidak mengambil keputusan.
b) Perkenalkan kepada keluarga tentang altenatif yang dapat mereka pilih dan sumber-sumber yang diperlukan
untuk melakukan tindakan keperawatan.
c) Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi:
a) Beri penjelasan keluarga cara perawatan anggota keluarga yang sakit.
b) Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
c) Awasi keluarga melakukan perawatan.
d) Bantu anggota mengembangkan kesanggupan dalam merawat anggota keluarga yang sakit
4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan
pribadi anggota keluarga. Intervensi:
a) Modifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.
b) Beri penjelasan tentang keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah.
c) Gali sumber-sumber keluarga yang mendukung memperbaiki keadaan fisik rumah yang tidak sehat.
d) Berikan penjelasan kepada keluarga pentingnya sanitasi lingkungan.
e) Lakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumberdaya di masyarakat guna memelihara kesehatan. Intervensi:
a) Kenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga.
b) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang fungsi fasilitas kesehatan.
c) Bantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
d) Beri penjelasan tentang keuntungan menggunakan fasilitas kesehatan bagi keluarga.

KEMUNGKINAN DIAGNOSA YG MUNGKIN MUNCUL RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN :

Tgl Dx Tujuan Umum Tujuan Kriteria Hasil Intervensi TTD


Kep Khusus Respon Standar
No
Setelah Verbal dan Tanda dan gejala Intervensi mengikuti T.U.K
dilakukan psikomotor dari masalang
asuhan hilang
keperawatan
selama 6 hari
diharapkan
keluarga dapat
mengenal
masalah
kesehatan
dengan
keccingan pada
anak

TUK 1 : Verbal Keluarga mampu a. Jelaskan/diskusikan dengan


Setelah menjelaskan keluarga tentang kecacingan
dilakukan kembali tentang pada anak yaitu: definisi,
tindakan dan penyakit penyebab, tanda dan gejala,
kunjungan kecacingan pada penanganan dan pencegahan
keperawatan anak :
selama 1-2x a. Definisi b. Motivasi keluarga untuk
kunjungan b. Penyebab mengulang penjelasan
selama 60 c. Tanda dan c. Berikan pujian atas
menit, gejala
keluarga d. Penanganan kemampuan keluarga
mampu e. Pencegahan mengenal masalah
mengenal f. Cara Penularan
masalah pada d. Evaluasi penjelasan perawat
anggota
keluarga
dengan
kecacingan
pada anak

TUK 2 : Verbal Keluarga a. Kaji tindakan yang dilakukan


Setelah mengatakan : keluarga baik sesuai dan yang
dilakukan a. Membawa tidak dengan solusi menurut
tindakan dan anggota kesehatan
kunjungan 1- keluarga yang
2x kunjungan sakit ke b. Jelaskan solusi yang benar
selama 60 pelayanan menurut kesehatan
menit, kesehatan c. Diskusikan dg klg akibat bila
keluarga b. Mengatakan tidak melakukan tindakan
mampu dampak bila
mengambil tidak dbawa ke d. Motivasi keluarga untuk
keputusan yankes yaitu mengambil tindakan yang
yang tepat berdampak sesuai dg solusi
untuk buruk
e. Evaluasi sejauh mana
mengatasi
keluarga sudah mengambil
masalah pada
tindakan
anggota
keluarga
dengan
kecacingan
pada anak

TUK 3 : Verbal dan Keluarga mampu: a. Jelaskan cara perawatan


Setelah psikomotor a. Menyebutkan anggota klg dengan
dilakukan kembali cara kecacingan pada anak
tindakan dan perawatan
kunjungan 3- pada anggota 1) Terapi klinis :
4x kunjungan keluarga dgn 2) Terapi modalitas :
selama .60 Kcacingan 3) Terapi komplementer :
menit menit, pada anak b. Jelaskan dan demonstrasikan
keluarga 1) Terapi perawatan:
mampu klinis : 1) Terapi klinis :
merawat pada 2) Terapi 2) Terapi modalitas :
anggota modalitas : 3) Terapi komplementer :
keluarga 3) Terapi
dengan komplemen c. Berikan kesempatan pada
kecacingan ter : anggota keluarga untuk
pada anak b. Mendemonstra mendemonstrasikan prosedur
sikan perawatan
perawatan
d. Berikan pujian atas
anggota klg
pelaksanaan yg dilakukan klg
dengan
kecacingan e. Evaluasi keberhasilan klg
pada anak dalam melakukan perawatan
yaitu:
1) Terapi
klinis :
2) Terapi
modalita:
3) Terapi
komplemen
ter :

TUK 4 : Verbal dan Keluarga mampu: a. Jelaskan ling fisik rumah


Setelah psikomotor a. Menyebutkan yaitu: kriteria rumah sehat
dilakukan kembali cara
tindakan dan menciptakan/ b. Jelaskan ling psikologis
kunjungan 1- memelihara rumah yaitu: hubungan yang
2x kunjungan lingkungan harmonis antar anggota klg
selama 60 rumah yang c. Bantu & demonstrasikan
menit dapat menciptakan/memelihara
keluarga menunjang lingkungan rumah yang dapat
mampu kesehatan pada menunjang kesehatan pada
menciptakan/ anggota klg angg klg dengan kecacingan
memelihara dengan anemia pada anak
lingkungan dalam
yang dapat kehamilan d. Motivasi klg untuk
menunjang b. Mendemonstra menciptakan/memelihara
kesehatan sikan lingkungan rumah yg dapat
pada anggota lingkungan menunjang kesehatan pd
keluarga rumah yang angg klg dengan kecacingan
dengan dapat pada anak
anemia dalam menunjang
e. Berikan pujian atas
kecacingan kesehatan pada
pelaksanaan yg dilakukan klg
pada anak anggota klg
dengan f. Evaluasi keberhasilan klg
c. Anemia yaitu dalam
lingkungan menciptakan/memelihara
yang bersih lingkungan rumah yg dapat
dan sehat menunjang kesehatan pd
sebagai berikut angg klg dengan kecacingan
: pada anak
1) Menjaga
lingkungan
yg bersih
dan sehat
2) Menciptaka
n rumah yg
nyaman

TUK 5 : Verbal dan Keluarga mampu: a. Jelaskan fungsi dan macam-


Setelah psikomotor 1. Menyebutkan macam pelayanan yg
dilakukan kembali fungsi diberikan kpada masyarakat
tindakan dan dan macam-
kunjungan macam layanan b. Motivasi klg untuk
keperawatan dari pelyankes menggunakan yankes
selama 1-2x yaitu : c. Evaluasi penggunaan yankes
kunjungan a. Fungsi oleh klg
selama 60 b. Macam-
menit macam
keluarga fasyankes
mampu 2. Membawa
menggunakan anggota klg yg
pelayanan sakit ke
kesehatan pelyankes
untuk
mengobati
anggota klg
dengan
kecacingan
pada anak

EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau
timbul masalah baru. Melalui kegiatan evaluasi, perawat dapat menilai pencapaian tujuan yang diharapkan dan tujuan yang
telah dicapai oleh keluarga. Bila tercapai sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan pengkajian
lebih lanjut, memodifikasi rencana atau mengganti dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga
(Sudiharto, 2007)

SUMBER
Alimul, Aziz Hidayat. 2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Alimul, Aziz Hidayat. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Ayu, Komang Henny Achjar. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Anggota IKAPI.
Candra, Faisalado Widyanto. 2014. Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Nuha Medika.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/0cf56f576243b86dc9aef5c922934080.pdf
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123091-S-5280-Faktor-faktor-Tinjauan%20literatur.pdf

Anda mungkin juga menyukai