Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PPOK

(PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK)

OLEH :

NAMA : ALHAMIDA SALNAF ITUGA

STAMBUK : 14420202064

KELOMPOK : C1 A

Preceptor Institusi

(Ns. Rahmat Hidayat, S. Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
A. Konsep Medis
1. Defenisi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)
Menurut Enggram B, PPOK adalah suatu kondisi dimana aliran
udara pada paru tersumbat secara terus menerus. Proses penyakit
seringkali kombinasi dari 2 atau 3 kondisi berikut ini (bronkhitis kronis,
emfisema, asthma) dengan suatu penyebab primer yang lain adalah
komplikasi dari penyakit primer.
Dari pengertian diatas anda dapat menjelaskan penyebab Penyakit
Paru Obstruktif Kronis, gambaran penyebab PPOK anda dapat pelajari.
2. Etiologi
a. Bronkhitis Kronik, adalah infeksi pada bronchus
b. Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit ParuObstruksi Kronik
(PPOK) menurutMansjoer (2008) dan Ovedoff(2006) adalah :
1) Kebiasaan merokok, polusi udara, paparan debu,asapdangas-gas
kimiawi. Faktor Usia dan jenis kelamin sehingga mengakibatkan
berkurangnya fungsi paru-paru, bahkan pada saat gejalapenyakit
tidak dirasakan.
2) Infeksi sistem pernafasan akut,seperti peunomia, bronkitis,
danasmaorang dengan kondisi iniberisiko mendapat PPOK.
3) Kurangnya alfa anti tripsin. Inimerupakan kekurangan
suatuenzim yang normalnyamelindungi paru-paru darikerusakan
peradangan orangyang kekurangan enzim inidapat terkena
empisema padausia yang relatif muda, walaupun tidak merokok.
3. Patofisiologi
Faktor risiko utama dari PPOK adalah merokok. Komponen-
komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil
mukus bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami
kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan pada sel-sel
penghasil mukus dan silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris
dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan
sulit dikeluarkan dari saluran napas. Mukus berfungsi sebagai tempat
persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat
purulen. Proses ventilasi terutama ekspirasi terhambat. Timbul
hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit dilakukan
akibat mukus yang kental dan adanya peradangan. (Jackson, 2014).
Komponen-komponen asap rokok juga merangsang
terjadinyaperadangan kronik pada paru. Mediator-mediator peradangan
secara progresif merusak struktur-struktur penunjang di paru. Akibat
hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus, maka
ventilasi berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena
ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasif
setelah inspirasi. Dengan demikian apabila tidak terjadi recoil pasif,
maka udara akan terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps.
(Grece & Borley, 2011).
4.
5. Pathway/Penyimpangan KDM
Rokok dan polusi

Pencetus
(Asthma, Bronchitis Kronis, Emfisema) Inflamasi

PPOK Sputum meningkat

Perubahan anatomis parenkim paru Batuk

Pembesaran Alveoli
MK : Bersihan Jalan Nafas
Hiperatropi Kelenjar Mukosa Tidak Efektif

Penyempitan Saluran Udara Secara Periodik

Infeksi
Ekspansi Paru Menurun
Leukosit meningkat

Kompensasi tubuh untuk memenuhi MK : Gg. Pertukaran Gas


kebutuhan oksigen dengan meningkatkan Imun menurun
Suplay oksigen tidak adekuat
frekuensi pernapasan
keseluruh tubuh
Kuman patogen & endogen
diafagosit makrofag
Kontraksi otot pernapasan
Hipoksia penggunaan energi untuk
pernapasan meningkat Anoreksia

Sesak
MK : Intoleransi Aktifitas MK : Defisit Nutrisi

MK : Pola Nafas Tidak Efektif


6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis menurutReeves (2006) dan Mansjoer (2008)
pasien dengan penyakit paru obstruksi kronis adalah perkembangan
gejala-gejala yang merupakan ciri dari PPOK yaitu : malfungsi kronis
pada sistem pernafasan yang manifestasi awalnya ditandai dengan batuk-
batuk dan produksi dahak khususnya yang muncul di pagi hari. Napas
pendek sedang yang berkembang menjadi nafas pendek akut.
7. Komplikasi
Komplikasi Penyakit ParuObstruksi Kronik (PPOK) menurutGrece
& Borley (2011), Jackson(2014) dan Padila (2012):
a. Gagal napas akut atau Acute Respiratory Failure (ARF).
b. Corpulmonal
c. Pneumothoraks
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Uji faal paru dengan spirometri dan bronkodilator (post-
bronchodilator)
b. Foto toraks PA dan lateral
c. Analisa gas darah (AGD)
d. Pemeriksaan sputum
e. Pemeriksaan darah rutin
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama : meningkatkan oksigenasi dan menurunkan retensi
oksigen. Hal ini dicapai dengan :
1) Membebaskan obstruksi jalan napas yang reversibel (asthma)
2) Memfasilitasi pengeluaran sekresi bronkhial
3) Mencegah dan mengobati infeksi saluran pernapasan
4) Meningkatkan toleransi latihan
5) Control adanya komplikasi
6) Mencegah alergen / iritasi jalan napas
7) Membebaskan adanya ansietas dan mengobati depresi yang sering
menyertai obstruksi jalan napas kronis.
b. Farmakologi
Jenis obat yang biasa digunakan adalah :
1) Bronkodilator
2) Antihistamin
3) Steroids
4) Antibiotik
5) Ekspektorans
6) Oksigen digunakan 3 L/m dengan cannula nasal.
10. Prognosis
Beberapa penelitia menunjukkan prediktor mortalitas pasien PPOK
adalah usia tua dan penurunan porsi expiratory volume per detik
(FEVI).Pasien usia muda dengan PPOK memiliki tingkat mortalitas lebih
rendah kecuali pada keadaan defisiensi alpha1-antitrypsin, abnormalitas
genetic yang menyebabkan panlobular emfisema pada usia dewasa muda.
Defisiensi alpha1-antitrypsin harus dicurigai ketika PPOK muncul pada
lebih muda dari 45 tahun dan tidak ada riwayat bronchitis kronis atau
penggunaan tembakau, atau ada anggota keluarga dengan riwayat
penyakit paru obstruktif pafda usia muda.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat atau faktor penunjang :
1) Merokok (faktor penyebab utama)
2) Tinggal atau bekerja di area dengan polusi udara berat
3) Riwayat alergi pada keluarga
4) Riwayat asthma pada anak-anak
b. Riwayat atau adanya faktor pencetus eksaserbasi
1) Alergen
2) Stress emosional
3) Aktivitas fisik yang berlebihan
4) Polusi udara
5) Infeksi saluran napas
c. Pemeriksaan fisik :
1) Manifestasi klinik PPOK :
a) Peningkatan dispnea
b) Penggunaan otot-otot aksesori pernapasan (retraksi otot-
otot abdominal, mengangkat bahu saat inspirasi, napas
cuping hidung
c) Penurunan bunyi napas
d) Takipnea
e) Gejala yang menetap pada penyakit dasar
2) Asma
a) Batuk (mungkin produktif atau non produktif), dan
perasaan dada seperti terikat
b) Mengi saat inspirasi maupun ekspirasi yang dapat
terdengar tanpa stetoskop
c) Pernapasan cuping hidung
d) ketakutan dan diaforesis
3) Bronkhitis
a) Batuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu-
abuan, yang biasanya terjadi pada pagi hari
b) Inspirasi ronkhi kasar dan whezzing
c) Sesak napas
4) Bronkhitis (tahap lanjut)
a) Penampilan sianosis
b) Pembengkakaan umum atau “blue bloaters” (disebabkan
oleh edema asistemik yang terjadi sebagai akibat dari kor
pulmunal)
5) Emfisema
a) Penampilan fisik kurus dengan dada “barrel chest”
(diameter thoraksanterio posterior meningkat sebagai
akibat hiperinflasi paru-paru)
b) Fase ekspirasi memanjang
6) Emfisema (tahap lanjut)
a) Hipoksemia dan hiperkapnia
b) Penampilan sebagai “pink puffers”
c) Jari-jari tabuh
7) Pemeriksaan diagnostik
a) Gas darah arteri : PaO2 rendah, PaCO2 tinggi
b) Sinar X dada : hiperinflasi paru-paru, pembesaran jantung
dan bendungan area paru-paru
c) Pemeriksaan faal paru : FEV1 dan ratio FEV1/FVC
d) Darah : peningkatan Hb, hematokrit, jumlah darah merah
dan peningkatan IgE serum.
2. Diagnosis Keperawatan (SDKI)
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1) Defenisi :
Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan
napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
2) Penyebab :
Fisiologis
a) Spasme jalan nafas
b) Hipersekresi jalan napas
c) Disfungsi neuromuskuler
d) Benda asing dalam jalan napas
e) Adanya jalan napas buatan
f) Sekresi yang tertahan
g) Hiperplasia dinding jalan napas
h) Proses infeksi
i) Respon alergi
j) Efek agen farmakologis
Situasional
a) Merokok aktif
b) Merokok pasif
c) Terpajan polutan
3) Gejala dan Tanda Mayor
a) Objektif
(1) Batuk tidak efektif
(2) Tidak mampu batuk
(3) Sputum berlebih
(4) Mengi, wheezing, dan/atau ronkhi kering
(5) Mekonium di jalan napas
4) Gejala dan Tanda Minor
a) Subjektif
(1) Dispnea
(2) Sulit bicara
(3) Otropnea
b) Objektif
(1) Gelisah
(2) Sianosis
(3) Bunyi napas menurun
(4) Frekuensi napas berubah
(5) Pola napas berubah
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Gullian barre syndrome
b) Multiple Sclerosis
c) Myastenia Gravis
d) Prosedur diagnostik
e) Depresi sistem saraf pusat
f) Cedera kepala
g) Stroke
h) Kuadriplagia
i) Sindrom aspirasi mekonium
j) Infeksi saluran napas
b. Gangguan pertukaran gas
1) Defenisi :
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi
karbondioksida pada membran alveous-kapiler.
2) Penyebab :
a) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
b) Perubahan membran alveolus-kapiler
3) Gejala dan Tanda Mayor
b) Subjektif
(1) Dispnea
c) Objektif
(1) PCO2 meningkat/menurun
(2) PO2 menurun
(3) Takikardia
(4) pH arteri meningkat/menurun
(5) bunyi napas tambahan
4) Gejala dan Tanda Minor
a) Subjektif
(1) Pusing
(2) Peng;ihatan kabur
b) Objektif
(1) Sianosis
(2) Diaforesis
(3) Gelisah
(4) Napas cupping hidung
(5) Pola napas abnormal
(6) Warna kulit abnormal
(7) Kesadaran menurun
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
b) Gagal jantung kongestif
c) Asma
d) Pneumonia
e) Tuborkulosis paru
f) Penyakit membran hialin
g) Asfiskia
h) Persistent pulmonary hipertention of newbom (PPHN)
i) Prematuritas
j) Infeksi saluran napas
c. Pola nafas tidak efektif
1) Defenisi :
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat.
2) Penyebab :
a) Depresi pusat pernapasan
b) Hambatan upaya napas
c) Deformitas tulang dada
d) Deformitas dinding dada
e) Gangguan neuromuskular
f) Gangguan neurologis
g) Imaturitas neurologis
h) Penurunan alergi
i) Obesitas
j) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
k) Sindorm hipoventilasi
l) Kerusakan invasi diafragma
m) Cedera pada medulla spinalis
n) Efek agen farmakologis
o) Kecemasan
3) Gejala dan Tanda Mayor
a) Subjektif
(1) Dispnea
b) Objektif
(1) Penggunaan otot bantu pernapasan
(2) Fase ekspirasi memanjang
(3) Pola napas abnormal
4) Gejala dan Tanda Minor
a) Subjektif
(1) Otropnea
b) Objektif
(1) Pernapasan Pursed-lip
(2) Pernapasan cuping hidung
(3) Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
(4) Ventilasi semenit menurun
(5) Kapasitas vital menurun
(6) Tekanan ekspirasi menurun
(7) Tekanan inspirasi menurun
(8) Ekskursi dada berubah
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Depresi sistem saraf pusat
b) Cedera kepala
c) Trauma thorax
d) Gullian barre syndrome
e) Multiple Sclerosis
f) Myastenia Gravis
g) Stroke
h) Kuadriplagia
i) Intoksikasi Alkohol
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan
1) Defenisi :
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
2) Penyebab :
a) Ketidakmampuan menelan makanan
b) Ketidakmampuan mencerna makanan
c) Ketidakmampuan mengabsobsi nutrien
d) Peningkatan kebutuhan metabolisme
e) Faktor ekonomi
f) Faktor psikologi
3) Gejala dan Tanda Mayor
a) Objektif
(1) Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang
ideal.
4) Gejala dan Tanda Minor
a) Subjektif
(1) Cepat kenyang setelah makan
(2) Kram/nyeri abdomen
(3) Nafsu makan menurun
b) Objektif
(1) Bising usus hiperaktif
(2) Otot pengunyah lemah
(3) Otot menelan lemah
(4) Membran mukosa pucat
(5) Sariawan
(6) Serum albumin turun
(7) Rambut rontok berlebihan
(8) diare
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Stroke
b) Parkinson
c) Mobius syndrome
d) Cerebral palsy
e) Cleft lip
f) Cleft palate
g) Amyotropic lateral sclerosis
h) Kerusakan neuromuskular
i) Luka bakar
j) Kanker
k) Infeksi
l) AIDS
m) Penyakit crohn’s
n) Enterokolitis
o) Fibrosis kistik
e. Intoleransi aktivitas
1) Defenisi :
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2) Penyebab :
a) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
b) Tirah baring
c) Kelemahan
d) Imobilitas
e) Gaya hidup monoton
3) Gejala dan Tanda Mayor
a) Subjektif
(1) Mengeluh lelah
b) Objektif
(1) Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat
4) Gejala dan Tanda Minor
a) Subjektif
(1) Dispnea saat/setelah aktivitas
(2) Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
(3) Merasa lemah
b) Objektif
(1) Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istitahat
(2) Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah
aktivitas
(3) Gambaran EKG menunjukkan iskemia
(4) Sianosis
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Anemia
b) Gagal jantung kongestif
c) Penyakit jantung koroner
d) Penyakit katup jantung
e) Aritmia
f) Penyakit paru obstuktif kronis (PPOK)
g) Gangguan metabolik
h) Gangguan muskuloskeletal
3. Intrvensi dan Rasional
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Intervensi
Rasional
(SIKI)
Latihan Batuk Efektif (I.01006)
Observasi
- Identifikasi kemampuan batuk - menggali pengetahuan batuk
efektif
- Monitor adanya retensi sputum - mengkaji penghambat napas
- Monitor tanda dan gejala infeksi - mengkaji tanda-tanda Insfeksi
saluran napas saluran napas
- Monitor input dan output cairan - mengkaji balance cairan
Terapeutik
- Atur posisi semi-fowler atau - mengatur posisi terbaik
fowler
- Pasang perlak dan bengkok di - sebagai alat pembuang sputum
pangkuan pasien
- Buang sekret pada tempat - tidak tercecer sembarang tempat
sputum
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur - memberi pengetahuan prosedur
batuk efektif tindakan
- Anjurkan tarik napas dalam - meningkatkan kualitas
melalui hidung selama 4 detik, pengetahuan batuk efektif
di tahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
- Anjurkan mengulangi tarik - evaluasi tindakan batuk efektif
napas dalam hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat - memberikan tekanan sputum
langsung setelah tarik napas terdesak keluar
dalam yang ke-3
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian mukolitik - teknik farmakologi
atau ekspektoran, jika perlu
b. Gangguan pertukaran gas
Intervensi
Rasional
(SIKI)
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi
- Monitor frekuensi, irama, - Mengkaji status pernapasan
kedalaman dan upaya napas
- Monitor pola napas - Mengkaji pola pernapasan
- Monitor kemampuan batuk - Mengkaji pengetahuan tentang
efektif batuk efektif
- Monitor adanya produksi - mengkaji adanya agen
sputum penyumbat napas
- Monitor adanya sumbatan jalan - mengkaji tanda penghambat
napas jalannapas
- Palpasi kesemetrisan ekspansi - mengkaji balance pernapasan
paru patu kiri dan kanan
- Auskultasi bunyi napas - mengkaji bunyi napas tambahan
- Monitor saturasi oksigen - memantau status SPO2
- Monitor nilai AGD - memantau PCO2, PO2 dan pH
- Monitor hasil x-ray toraks - pemeriksaan penunjang
Terapeutik
- Atur interval pemantauan - pemantauan secara berkala
respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil - memantau perubahan
pemantauan pernapasan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur - memberi pengetahuan prosedur
pemantauan tindakan
- Informasikan hasil pemantauan, - evaluasi tindakan bstuk efektif
jika perlu
c. Pola napas tidak efektif
Intervensi
Rasional
(SIKI)
Manajemen Jalan Napas
(I.01011)
Observasi
- Monitor pola napas - Memantau pola pernapasan
- Monitor bunyi napas tambahan - Mengkaji adanya bunyi napas
- tambahan
- Monitor sputum - Mengkaji adanya agen
Terapeutik penghambat pernapasan
- Pertahankan kepatenan jalan - Teknik membuka jalan napas
napas dengan head-tilt dan chin
–lift(jaw thrust jika curiga
trauma servikal)
- Posisikan semi-fowler atau - Posisi kepatenan pembukaan
fowler jalan napas
- Berikan minum hangat - Membantu pegencerran sputum
- Lakukan fisioterapi dada, jika - Teknik pengeluaran sputum
perlu menempel
- Lakukan pengisapan lendir - Teknik pengisapan lendir
kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi - Mengurangi resiko aspirasi
sebelum pengisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda - Menghilangkan agen
padat dengan forsep McGill penghalang jalan napas
- Berikan oksigen, jika perlu - Terapi oksigen
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 - Balance cairan
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif - Pengetahuan tentang batuk
Kolaborasi efektif
- Kolaborasi pemberian - Terapi pengenceran sputum
bronkodilator, ekspektoran,
mukolik, jika perlu

d. Defisit Nutrisi
Intervensi
Rasional
(SIKI)
Manajemen Nutrisi (I.03119)
Observasi
- Identifikasi status nutrisi - Mengkaji keseimbangan nutrisi
- Identifikasi alergi dan - Mengurangi resiko alergi
intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang - Meningkatkan kualitas nafsu
disukai makan
- Identifikasi kebutuhan kalori - Balance gizi yang dibutuhkan
dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya - Mengatasi pemenuhan
penggunaan selang nasogastrik kebutuhan nutrisi
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan - Memantau perubahan BB
- Monitor hasil pemeriksaan - Mekanisme diet dan asupan
laporatorium nutrisi yang dibutuhkan
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum - Meningkatkan kualitas
makan, jika perlu kebersihan oral
- Fasilitas menentukan pedoman - Pemenuhan nutrisi tanpa resiko
diet kelebihan nutrisi
- Sajikan makanan secara - Meningkatkan nafsu makan
menarik dan suhu yang sesuai
- Mengurangi resiko konstipasi

- Berikan makanan tinggi serat


untuk mencegah konstipasi - Keseimbangan nutrisi

- Berikan makanan tinggi kalori


dan protein - Meningkatkan nafsu makan

- Berikan suplemen makanan,


jika perlu - Membantu meningkatkan

- Hentikan pemberian makan kualitas nutrisi menggunakan

melalui selang nasogastrik jika oral

asupan oral dapat di toleransi


Edukasi - Posisi terbaik pencernaan

- Anjurkan posisi duduk, jika


mampu - Pemenuhan nutrisi yang di

- Ajarkan diet yang diprogramkan butuhkan

Kolaborasi - Meningkatkan nafsu makan

- Kolaborasi pemberian medikasi ’

sebelum makan, jika perlu


- Kolaborasi dengan ahli gizi - Balance status nutrisi

untuk menentukan jumlah kalori


dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

e. Intoleransi Aktivitas
Intervensi
Rasional
(SIKI)
Manajemen Energi (I.05178)
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi - Mengkaji penyebab kelemahan
tubuh yang mengakibatkan dalam beraktivitas
kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan - Menghindari komplikasi
emosional
- Monitor pola dan jam tidur - Mengkaji kualitas istirahat tidur
- Monitor lokasi dan - Mengkaji fungsi gerak yang
ketidaknyamanan selama terganggu
melakukan aktivitas
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman - Memaksimalkan rentang gerak
dan rendah stimulus
- Lakukan latihan rentang gerak - ROM
pasif dan /atau aktif
- Berikan distraksi yang - Pengalihan rasa lelah
menenangkan
- Fasilitas duduk di sisi tempat - Menyesuaikan kondisi klien
tidur, jika tidak dapat berpindah dalam pemenuhan aktivitas
atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring - Mengurangi resiko kelelahan
- Anjurkan melakukan aktivitas - Penilaian gerak bertahap agar
secara bertahap tidak kelelahan
- Anjurkan menghubungi perawat - Penanganan segara agar tidak
jika tanda dan gejala kelelahan terjadi komplikasi
tidak berkurang
- Anjurkan strategi koping untuk - Distraksi
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi - Asupan nutrisi meningkatkan
tentang cara meningkatkan energi
asupan makanan.
4. Evaluasi (SLKI)
a. Bersihan jalan nafas
Kriteria Hasil :
- Batuk efektif meningkat
- Produksi sputum menurun
- Wheezing menurun
- Mekonium menurun
- Dispnea menurun
- Ortopnea menurun
- Sulit bicara menurun
- Sianosis menurun
- Gelisah menurun
- Frekuensi napas membaik
- Pola napas membaik
b. Gangguan Pertukaran Gas
Kriteria Hasil :
- Tingkat kesadaran meningkat
- Dispnea menurun
- Bunyi napas tambahan menurun
- Pusing menurun
- Penglihatan kabur menurun
- Diaforesis menurun
- Gelisah menurun
- Napas cuping hidung menurun
- PCO2 membaik
- PO2 membaik
- Takikardi membaik
- pH arteri membaik
- sianosis membaik
- pona napas membaik
- warna kulit membaik
c. Pola napas
Kriteria Hasil :
- Ventilasi semenit meningkaat
- Kapasistas vital meningkat
- Diameter toraks anterior-posterior meningkat
- Tekanan ekspirasi meningkat
- Tekanan inspirasi meningkat
- Dispnea menurun
- Penggunaan otot bantu napas menurun
- Pemanjangan fase ekspirasi menurun
- Ortopnea menurun
- Pernapasan pursed-lip menurun
- Pernapasan cuping hidung menurun
- Frekuensi napas membaik
- Ekskursi dada membaik
d. Status Nutrisi
Kriteria Hasil :
- Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
- Kekuatan otot pengunyah meningkat
- Kekuatan otot menelan meningkat
- Srum albumin meningkat
- Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi meningkat
- Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkat
- Pengetahuan tentang minuman yang sehat meningkat
- Pengetahuan tentang strandar asupan nutrisi yang tepat
meningkat
- Penyiapan dan penyimpanan makanan yang aman meningkat
- Penyiapan dan penyimpanan minuman yang aman meningkat
- Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan meningkat
- Perasaan cepat kenyang menurun
- Nyeri ambdomen menurun
- Sariawan menurun
- Rambut rontok menurun
- Diare menurunn
- Berat badan membaik
- Indeks massa tubuh (IMT) membaik
- Frekuensi makan membaik
- Nafsu makan membaik
- Bising usus menbaik
- Tebal lipatan kulit trisep membaik
- Membran mukosa membaik
e. Toleransi Aktivitas
Kriteria Hasil :
- Frekuensi nadi meningkat
- Saturasi oksigen meningkat
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
- Kecepatan berjalan meningkat
- Jarak berjalan meningkat
- Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
- Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
- Toleransi dalam menaiki tangga meningkat
- Keluhan lelah menurun
- Dispnea saat aktivitas menurun
- Dispnea setelah aktivitas menurun
- Perasaan lemah menurun
- Aritmia saat aktivitas menurun
- Aritmia setelah aktivitas menurun
- Sianosis menurun
- Warna kulit membaik
- Tekanan darah membaik
- Frekuensi napas membaik
- EKG iskemia membaik

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather., dan Shigemi Khamitsuru. 2018. Nanda-I Diagnosis


Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi 2018-2020 (NANDA Intnational
Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2018-2020). Jakarta :
EGC

Bachruddin, M., & Moh Najib. 2016. Keperawatan Medikal Bedah I. Jakarta :
Pusdik SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan.

Rahmadi, Yasir. 2015. Asukan Keperawatan Pada Tn.W dengan Gangguan


Sistem Pernapasan : penyakit paru Ostruksi Kronik (PPOK) RSUD
Pandan Arang Boyolali. Naskah Publikasi Riset Kesehatan

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Defenisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1 Persatuan Perawat Nasional
Indonesia(PPNI). Jakarta : Dewan pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Defenisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1 Cetakan II Persatuan
Perawat Nasional Indonesia(PPNI). Jakarta : Dewan pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Defenisi dan Kreteria Hasil Keperawatan Edisi 1 Cetakan II Persatuan
Perawat Nasional Indonesia(PPNI). Jakarta : Dewan pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai