Disusun Oleh :
Erlyana Rahayu Fibriani
NIM : 01.3.20.00446
LEMBAR PENGESAHAN
Erva Elli K., S.Kep., Ns., M.Kep Desi Natalia T.I., S.Kep., Ns., M.Kep
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Inflamasi
Bronkokontriksi
O2 menurun
CO2 meningkat
Sesak
Intake menurun
Batuk efektif 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menuru meningkat
n
Produksi sputum 1 2 3 4 5
Mengi 1 2 3 4 5
Wheezing 1 2 3 4 5
Mekonium (pada 1 2 3 4 5
neunatus)
Dispnea 1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5
Sulit bicara 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menuru meningkat
n
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menuru meningkat
n
Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menuru meningkat
n
Dispnea 1 2 3 4 5
Bunyi nafas 1 2 3 4 5
tambahan
Pusing 1 2 3 4 5
Penglihatan kabur 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Nafas cuping 1 2 3 4 5
hidung
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
Menuru meningkat
n
PCO2 1 2 3 4 5
PO2 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
pH arteri 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Warna kulit 1 2 3 4 5
SIKI
Manajemen Asma (I.01010)
Definisi: mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan nafas
1. Observasi
a) Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
b) Monitor tanda dan gejala hipoksia (mis. gelisah, agitasi,penurunan
kesadaran)
c) Monitor bunyi napas tambahan (mis. wheezing, mengi)
d) Monitor saturasi oksigen
2. Terapeutik
a) Berikan posisi semi fowler 30-45°
b) Pasang oksimetri nadi
c) Lakukan penghisapan lendir,jika perlu
d) Berikan oksigen 6-15 L via sungkup untuk mempertahankan SpO2 >
90%
e) Pasang jalur intravena untuk pemberian obat dan hidrasi
f) Ambil sempel darah untuk pemeriksaan hitung darah lengkap dan
AGD
3. Edukasi
a) Anjurkan meminimalkan ansietas yang dapat meningkatkan kebutuhan
oksigen
b) Anjurkan bernapas lambat dan dalam
c) Ajarkan teknik pursued-lip breathing
d) Ajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu (mis. debu, bulu
hewan, serbuk bunga, asap rokok, polutan udara, suhu lingkungan
ekstrem, alergi makanan)
4. kalaborasi
a) kalaborasi pemberian bronkodilator sesuai indikasi
b) kolaborasi pemberian obat tambahan jika tidak responsif dengan
bronkodilator.
1.2.2.2 Diagnosa Keperawatan II : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penggunaan otot bantu pernapasan
Pola Napas Tidak Efektif
Kategori : Fisiologis D.0005
Subkategori : Respirasi
Definisi : inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
Penyebab
Fisiologis
1. Depresi pusat pernapasan
2. Hambatan upaya napas (mis. Kelemahan otot pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuscular
6. Gangguan neurologis
7. Imaturitas neurologis
8. Obesitas
9. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
10. Sindrom hipoventilasi
11. Penurunan energy
12. Kerusakan inervasi diafragma
13. Cedera pada medulla spinalis
14. Efek agen farmakologi
15. Kecemasan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
Dispnea 1. penggunaan otot bantu pernapasan
2. fase ekspirasi memanjang
3. pola napas abnormal (mis. Takipnea,
bradipnea, hiperventilasi, kussmaul
dan cheyne-stokes)
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
1. ortopnea 1. pernapasan pursed-lip
2. pernapasn cuping hidung
3. diameter thoraks anterior-posterior
meningkat
4. ventilasi semenit menurun
5. kapasitas vital menurun
6. tekanan ekspirasi menurun
7. tekanan inspirasi menurun
8. ekskursi dada berubah
Kondisi klinis terkait
1. depresi system saraf pusat
2. cedera kepala
3. trauma thoraks
4. gullian barre syndrome
5. multiple sclerosisis
6. myasthenia gravis
7. stroke
8. kuadriplegia
9. intoksikaki alcohol
Pola Napas Tidak Efektif
Luaran Utama :
Pola napas
Luaran Tambahan :
Berat Badan
Keseimbangan Asam Basa
Konservasi Energy
Status Neurologis
Tingkat Ansietas
Tingkat Keletihan
Tingkat Nyeri
Asih, Niluh Gede Yasmin. (2010). Keperawatan Medikal Bedah Klien dengan
Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta : EGC Buku Kedokteran.
Hidayat, Azis Alimul. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: DPP PPNI
1. BIODATA :
Nama : Tn. F No.Reg: 515802
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Katholik
Alamat : Raifatus - Belu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Tanggal MRS : 10 Juli 2019
Tanggal Pengkajian : 15 Juli 2019
Golongan Darah :-
Diagnosa Medis : PPOK
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh sesak nafas disertai nyeri saat bernapas didaerah dada kanan, mengeluh sesak
napas sejak seminggu yang lalu, sesak bertambah saat pasien melakukan aktivitas fisik.
(Pengkajian yang terdapat pada studi kasus sudah lengkap dan sesuai pengkajian PQRST).
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: menikah
: keturunan
: tinggal serumah
: pasien
: meninggal
7. POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI ( Makan, istirahat, tidur, eliminasi, aktifitas, kebersihan
dan seksual ).
No Activity Daily Living Sebelum Sakit Sesudah Sakit
(ADL)
1. Pemenuhan Makan/Minum Makan/Minum
kebutuhan Nutrisi Jumlah : 3 kali sehari Jumlah : 3 kali sehari
dan Cairan Makanan yang disukai buah- Jenis : bubur
buahan 1) Nasi : 1(porsi)
Jenis : 2) Lauk : ada/tidak,
1) Nasi : 1 (porsi) nabati/hewani
2) Lauk : ada/ tidak, 3) Sayur : ada/tidak
nabati/hewani 4) Minum : 3500 cc /hari
3) Sayur : ada/ tidak
4) Minum : 8-9 gelas/ 1800- Pantangan : Tidak ada
2000 cc/hari
Kesulitan Makan/Minum :
Tidak ada kesulitan Usaha Mengatasi Kesulitan :
tidak ada
Usaha mengatasi kesulitan :
Tidak ada
2. Pola Eliminasi BAK : 3 kali sehari BAK : 4-5 kali sehari
No Activity Daily Living Sebelum Sakit Sesudah Sakit
(ADL)
Jumlah : 1500 cc Jumlah : 2000 cc
Warna kuning jernih Warna agak kemerahan
BAB : 1 x sehari BAB : 12x/ hari
Konsistensi : padat, warna Konsistensi : lembek, warna
kuning, tidak ada keluhan kuning, tidak ada keluhan
9. TANDA-TANDA VITAL
Suhu Tubuh : 36 ºC
Denyut Nadi : 80 x/menit
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Pernafasan : 26 x/menit
BB / TB : 47Kg, 160cm
10.PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala : tidak ada benjolan atau massa, bentuk simetris, pasien mengeluh pusing,
bentuk kepala normal, tidak ada lesi, wajah tampak simetris
Mata : penglihatan normal, konjungtiva merah muda, sklera putih, pasien tidak
menggunakan kacamata, tidak ada nyeri pada mata, tidak ada tanda-tanda
peradangan
Hidung : ntidak ada alergi rhinnitud, tidak memiliki riwayat polip, tidak ada riwayat
sinusitis, tidak ada epistaksis
(Pada jurnal Rahmad, 2017. Pasien terpasang selang kanul oksigen dengan dosis 3 Lpm)
Mulut : keadaan gigi normal, tidak ada caries gigi, tidak memakai gigi palsu, tidak
ada gangguan bicara, tidak terdapat gangguan menelan, tidak terdapat
pembesaran kelenjar leher, bibir pucat
Telinga : tidak mengalami gangguan pendengaran, tidak terdapat nyeri, tidak terdapat
gangguan pendengaran
B. Pemeriksaan Integumen Kulit dan Kuku :
Tidak terdapat lesi, turgor kulit baik, wara kulit normal, kelembaban normal, tidak terdapa
petechie, kuku, pucat
C. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak ( Bila diperlukan ):
Pada jurnal tidak dijelaskan, pemeriksaan Payudara dan Ketiak seharusnya ditemukan: tidak
ada kelainan pada payudara dan ketiak.
H. Pemeriksaan Neurologi :
Pasien tampak sadar penuh, GCS 15 (E4,V5,M6) tingkat kesadaran Composmetis.
Pupil isokor, pasien tidak mengalami kelumpuhan, tidak parasthesia, koordnasi gerak
normal, cranial nerves normal, reflek normal.
J. Pemeriksaan Status Mental :
Tidak dijelaskan di jurnal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan status mental untuk
mengetahui menilai status mental pasien dalam keadaan sadar penuh atau tidak.
11. Pemeriksaan Penunjang Medis
Tanggal :10 Juli 2019
Hasil Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Tanggal
10 Juli 2019 13 Juli 2019
1 Haemoglobin 13,0-18,0 6,6 mg/dl 9,5 mg/dl
2 Monosit 2-8 16,3 17,5
3 Eosinofil 1,0-5,0 2,9 6,1
4 Jumlah Eosinofil 0,00-0,40 0,26 0,43
5 Jumlah Monosit 0,00-0,70 1,45 1,24
6 Jumlah Trombosit 150-400 445 576
7 SGPT <41 13
8 SGOT <35 39
Pada jurnal Rahmad, 2017. Didapatkan hasil peningkatan sel darah putih (leukosit) dengan data
Leukosit 54 ribu/mL dengan nilai normal 5-10 ribu/mL, meningkatnya sel darah putih (leukosit
merupakan salah satu data penunjang yang menunjukkan adanya riwayat eksaserbasi. Eksaserbasi
merupakan kondisi dimana gejala PPOK seseorang menjadi memburuk.
- Pemeriksaan caian pleura : PH 9,0 warna coklat keruh
- Hitung jenis PMN : 63%, MN : 37%
2. 03-11-2020 -
Pola napas tidak efektif ERLYANA
berhubungan dengan hambatan
upaya napas ditandai dengan
pasien mengatakan sesak nafas
dan nyeri dada kanan saat pasien
bernafas, pasien tampak lemah,
pasien tampak sesak, terdapat
retraksi otot pernafasan saat
inspirasi, fremitur teraba
meningkat, perkusi terdengar
bunyi redup pada dada bagian
kanan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada
2. SIKI :
l. Dipertahankan/ditingkatkan pada
m. Dipertahankan/ditingkatkan pada
n. Dipertahankan/ditingkatkan pada
o. Dipertahankan/ditingkatkan pada
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SIKI :
l. Dipertahankan/ditingkatkan pada
m. Dipertahankan/ditingkatkan pada
n. Dipertahankan/ditingkatkan pada
o. Dipertahankan/ditingkatkan pada
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada