Oleh:
Vallentina Jie Eka Huang
NIM: 2019.C.11a.1032
Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Praktik Pra Klinik Keperawatan
I Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya
Oleh:
Vallentina Jie Eka Huang
NIM: 2019.C.11a.1032
LAPORAN PENDAHULUAN
1.3 Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka
oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon
jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus.
Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu
akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada
proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2017).
WOC
Demam
Berkeringat
Menggigil
Susah bernapas
Dada sakit
Sementara, gejala yang cukup jarang terjadi tetapi bisa tetap muncul seperti:
Kepala sakit
Beberapa gejala tersebut umum dan sering terjadi pada orang yang mengalami
penyakit pneumonia dan akan berlangsung sekitar 24-48 jam. Namun, hal ini
tergantung juga dengan kondisi masing-masing individu.
Bahkan penyakit pneumonia pada anak juga dapat menimbulkan gejala yang
berbeda. Berikut adalah gejala yang akan muncul saat penyakit pneumonia pada
anak terjadi:
Anak di bawah usia 5 tahun, bisa mengalami napas yang cepat dan tidak teratur.
Bayi akan menunjukkan gejala muntah-muntah, lemas, tidak berenergi, dan sulit
makan serta minum.
2.4 Patofisiologi
Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan yang ada di
orofaring, kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan sumber
patogen yang mengalami kolonisasi di pipa endotrakeal. Faktor risiko pada
inang dan terapi yaitu pemberian antibiotik, penyakit penyerta yang berat, dan
tindakan invansif pada saluran nafas. Faktor resiko kritis adalah ventilasi
mekanik >48jam, lama perawatan di ICU. Faktor predisposisi lain seperti pada
pasien dengan imunodefisien menyebabkan tidak adanya pertahanan terhadap
kuman patogen akibatnya terjadi kolonisasi di paru dan menyebabkan
infeksi.Proses infeksi dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian
bawah setelah dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan
mekanik ( epitel,cilia, dan mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan
komplemen) dan seluler (leukosit,
makrofag, limfosit dan sitokinin).
Kemudian infeksi menyebabkan peradangan membran paru ( bagian
dari sawar-udara alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari
kapiler masuk. Hal ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun, saturasi
oksigen menurun. Pada pemeriksaan dapat diketahui bahwa paru-paru akan
dipenuhi sel radang dan cairan , dimana sebenarnya merupakan reaksi tubuh
untuk membunuh patogen, akan tetapi dengan adanya dahak dan fungsi paru
menurun akan mengakibatkan kesulitan bernafas, dapat terjadi sianosis,
asidosis respiratorik dan kematian.
WOC
2.5 Komplikasi
a. Pneumonia ekstrapulmoner, pneumonia pneumokokus dengan bakteriemi.
b. Pneumonia ekstrapulmoner non infeksius gagal ginjal, gagal jantung, emboli paru dan
infark miokard akut.
c. ARDS ( Acute Respiratory Distress Syndrom)
d. Komplikasi lanjut berupa pneumonia nosokomial
e. Sepsis
f. Gagal pernafasan, syok, gagal multiorgan
g. Penjalaran infeksi (abses otak, endokarditis)
h. Abses paru i. Efusi pleura
i. Gangguan pertukaran gas
j. Obstruksi jalan napas
k. Gagal pernapasan pleura effusion (bactery pneumonia) (Meadow, 2015).
2. Laboratorium
Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000 - 40.000 /ul, Leukosit
polimorfonuklear dengan banyak bentuk. Meskipun dapat pula
ditemukanleukopenia. Hitung jenis menunjukkan shift to the left, dan LED
meningkat.
3. Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan kultur darah untuk
mengetahui adanya S. pneumonia dengan pemeriksaan koagulasi antigen
polisakarida pneumokokkus.
4. Analisa Gas Darah
Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa kasus, tekanan
parsial karbondioksida (PCO2) menurun dan pada stadium lanjut
menunjukkan asidosis respiratorik.
2.7 Penatalaksanaan Medis
Pada prinsipnya penatalaksaan utama pneumonia adalah memberikan antibiotik
tertentu terhadap kuman tertentu infeksi pneumonia. Pemberian antibitotik bertujuan untuk
memberikan terapi kausal terhadap kuman penyebab infeksi, akan tetapi sebelum antibiotika
definitif diberikan antibiotik empiris dan terapi suportif perlu diberikan untuk menjaga
kondisi pasien.3 Terapi antibiotika empiris menggambarkan tebakan terbaik berdasarkan
pada klasifikasi pneumonia dan kemungkinan organisme, karena hasil mikrobiologis
umumnya tidak tersedia selama 12-72 jam.
Maka dari itu membedakan jenis pneumonia (CAP atau HAP) dan tingkat keparahan
berdasarkan kondisi klinis pasien dan faktor predisposisi sangatlah penting, karena akan
menentukan pilihan antibiotika empirik yang akan diberikan kepada pasien.16 Tindakan
suportif meliputi oksigen untuk mempertahankan PaO2 > 8 kPa (SaO2 > 92%) dan resusitasi
cairan intravena untuk memastikan stabilitas hemodinamik. Bantuan ventilasi: ventilasi non
invasif (misalnya tekanan jalan napas positif kontinu (continous positive airway pressure),
atau ventilasi mekanis mungkin diperlukan pada gagal napas.
BAB II
MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
B1 (Breathing)
Bentuk dada dan gerakan pernapasan, Gerakan pernapasan simetris. Pada klien
dengan pneumonia sering ditemukan peningkatan frekuensi napas cepat dan dangkal, serta
adanya retraksi sternum dan intercostal space (ICS). Napas cuping hidung pada sesak
berat dialami terutama oleh anak-anak. Batuk dan sputum. Saat dilakukan pengkajian
batuk pada klien dengan pneumonia, biasanya didapatkan batuk produktif disertai dengan
adanya peningkatan produksi sekret dan sekresi sputum yang purulent
Palpasi :
Gerakan dinding thorak anterior/ ekskrusi pernapasan. Pada palpasi klien dengan
pneumonia, gerakan dada saat bernapas biasanya normal dan seimbang antara bagian
kanan dan kiri. Getaran suara (frimitus vocal). Taktil frimitus pada klien dengan
pneumonia biasanya normal.
Perkusi :
Klien dengan pneumonia tanpa disertai komplikasi, biasanya didapatkan bunyi resonan
atau sonor pada seluruh lapang paru. Bunyi redup perkusi pada klien dengan pneumonia
didapatkan apabila bronkopneumonia menjadi suatu sarang (kunfluens).
Auskultasi ;
Pada klien dengan pneumonia, didapatkan bunyi napas melemah dan bunyi napas
tambahan ronkhi basah pada sisi yang sakit. Penting bagi perawat pemeriksa untuk
mendokumentasikan hasil auskultasi di daerah mana didapatkan adanya ronkhi.
B2 (Blood)
Auskultasi : Tekanan darah biasanya normal, bunyi jantung tambahan biasanya tidak
didapatkan.
B3 (Brain)
Klien dengan pneumonia yang berat sering terjadi penurunan kesadaran, didapatkan
sianosis perifer apabila gangguan perfusi jaringan berat. Pada pengkajian objektif, wajah
klien tampak meringis. Menangis, merintih, merengang, dan mengeliat.
B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan. Oleh karena
itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda awal
dari syok.
B5 (Bowel)
Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan napsu makan, dan penurunan
berat badan.
B6 (Bone)
3.5 Evaluasi
e. Peningkatan aktivitas
f. Cairan kembali terpenuhi ditandai dengan membran mukosa lembab, turgor kulit baik,
pengisian kapiler cepat, TTV normal.
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Riwa
yat Penyakit Sekarang :
Pasien mengalami penyakit batuk berdahak,sesak nafas,demam,penurunan BB
sejak 1 bulan yang lalu ,gatal-gatal diseluruh badan,riw.B20 reaktif dan minum
ARV 3 minggu lalu dibawa ke RS dan diberikan terapi infus NaCL
0,9%1000ml/24 jam
3. Riwa
yat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat
operasi)
Pasien sebelumnya tidak pernah masuk RS dan pasien tidak mempunyai riwayat
penyakit
4. Riwa
yat Penyakit Keluarga
Pasien sebelumnya tidak memiliki Riwayat penyakit kelurga
C. Kebutuhan Dasar
Rasa Nyaman Nyeri
Suhu : 38,9°C, : Gelisah : Nyeri Skala Nyeri : numeric rating
(✓)Hipertemi
1. Oksigenasi 2. Cairan
Pernapasan : 38 x /mnt Kebiasaan minum : 4-8 gls. /hari,
TD: 120 /90mmHg Jenis :
Bunyi Nafas : rokhi Turgor kulit : Normal(saat dicubit kulit
Respirasi : 38 x/mnt Kembali normal kurang 1 detik
Kedalaman : 4,66-6,71 mg/l Mukosa mulut : Normal(berwarna merah dan
Fremitus : Normal terasa batang bronkus saat kenyal)
pasien mengatakan 77 Punggung kaki : Normal warna :sawo matang
Sputum : normal tidak ada bakteri Pengisian kapiler :
Sirkulasi Oksigen :Normal Mata cekung :
Dada : Bidang Konjungtiva :normal(tidak anemis)
Oksigen : Tgl : / / Canula /sungkup : ltr/m Sklera : Normal(tidak icterus)
WSD : Tgl: di Keadaan Edema :Tidak ada
Riwayat Penyakit :sesaf nafas Distensi vena jugularis : Tidak ada
Lain - lain : Asites :Tidak ada
Minum per NGT :Tidak ada
Terpasang Dekompresi NGT :Tidak ada
(dimulai tgl :)
Jenis : ………dipasang di : )
Terpasang infuse :
(dimulai tgl : .Jenis : )
dipasang di : )
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
(✓)pola nafas tidak efektif
(✓)Hipertemi
3. Nutrisi 4. Kebersihan Perorangan
TB : 157cm, BB : 50Kg Kebiasaan mandi :2x/hari
Kebiasaan makan : 3kali /hari (teratur /tdk Cuci rambut :2x /hari
teratur) Kebiasaan gosok gigi :2x /hari
Keluhan saat ini :demam Kebersihan badan : (✓)Bersih
(✓)Tidak ada nafsu makan Mual Muntah Kotor
Sakit /sukar menelan Sakit gigi Keadaan rambut : (✓)Bersih
Stomatis Kotor
Nyeri ulu hati /salah cerna , berhub dengan : Keadaan kulit kepala: (✓)Bersih
Kotor
Disembuhkan oleh : Keadaan gigi dan mulut: (✓)Bersih
Pembesaran tiroid : hernia /massa : Kotor
Maltosa : Kondisi :Normal
Keadaan kuku : (✓)Pendek Panjang
Gigi/gusi :Normal
Keadaan vulva perineal :
Penampilan lidah :Normal
Keluhan saat ini :
Bising usus :5-35 x /mnt
Iritasi kulit : Tidak ada
Makanan /NGT/parental (infuse) :infus
Luka bakar :Tidak ada
(dimulai tgl : 24/11 Jam : 21.05 )
Keadaan luka :Tidak ada
Cairan :Nacl 0,9%
Lain lain :Tidak ada masalah keperawatan
Dipasang di: Intravena
Porsi makan yang dihabiskan :
Makanan yang disukai :
Diet :
Lain lain :
5. Aktivitas Istirahat 6. Eliminasi
Aktivitas waktu luang :istirahat Kebiasaan BAB :1x /hari
Aktivitas Hoby :menonton BAK : 4-5x /hari
Kesulitan bergerak :Terbatas Meggunakan laxan :Tidak ada
Kekuatan Otot : 3(sedang) Meggunakan diuretic : Tidak ada
Tonus Otot : Tidak ada Keluhan BAK saat ini : Tidak ada
Postur :Normal tremor : Tidak ada Keluhan BAB saat ini : Tidak ada
Rentang gerak :terbatas Peristaltik usus : 12 x mnt
Keluhan saat ini :Demam Abdomen : Nyeri tekan : Tidak ada
Penggunaan alat bantu : Lunak /keras :lunak
(tgl : di ) Massa :
Pelaksanaan aktivitas : Ukuran/lingkar abdomen : 78 cm
Jenis aktivitas yang perlu dibantu: ADL dibantu Terpasang kateter urine : Tidak ada
Lain - lain : (dimulai tgl : di:)
Penggunaan alcohol : Jlh /frek : x /hari.
Lain-lain:Tidak ada masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
11. Seksualitas
Aktif melakukan hubungan seksual : Aktif melakukan hubungan seksual :
Penggunaan kondom : Penggunaan kondom :
Masalah – masalah /kesulitan seksual : Masalah-masalah /kesulitan seksual :
Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat :. . Perubahan terakhir dalam frekuensi/minat :
Wanita:
Usia Menarche : ….thn, Lama siklus : ….hari Pria :
Lokasi : Rabas penis : Gg
Periode menstruasi terakhir : Prostat :Tidak ada
Menopause : Sirkumsisi :Tidak ada
Rabas Vaginal : Vasektomi :Tidak ada
Perdarahan antar periode : Melakukan pemeriksaan sendiri :
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri / Payudara test :
mammogram Prostoskopi /pemeriksaan prostatterakhir :
Tanda (obyektif ) Tanda ( obyektif )
Pemeriksaan : Pemeriksaan :
Payudara /penis /testis : Payudara /penis /testis :Normal
Kutil genatelia/test : Kutil genatelia/test :Normal
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
Nervus Kranial XII : : Respon lidah tidak baik, klien tidak bisa menggerakkan lidah
dari sisi yang satu ke yang lain.
3. Ekstermitas Superior :
a) Motorik
Pergerakan : bebas
Kekuatan : 5
b) Tonus : : meningkat
c) Refleks Fisiologis
Bisep : : negatif
Trisep : : negatif
Radius : : negatif
Ulna : : negatif
d) Refleks Patologis
Hoffman Tromer :negatif
e) Sensibilitas
Nyeri : skala 1
4. Ekstremitas Inferior :
a) Motorik
Pergerakan : : terbatas
Kekuatan ::5
b) Tonus : : negatif
c) Refleks Fisiologis
Refleks Patella : : negatif
d) Refleks Patologis
Babinsky : : negatif
Chaddock : : negatif
Gordon : : negatif
Oppenheim : : negatif
Schuffle : : negatif
5. Rangsang Meningen
a) Kaku kuduk : Tidak ada
b) Brudzinksky I & II : Tidak ada
c) Lassaque : Negatif
d) Kernig Sign : Negatif
e.Nurtisida metabolisme
Tinggi badan klien 157 cm, BB sekarang 40 Kg, dan BB sebelum sakit 50 Kg,
40 Kg
IMT= =16,2 (16,2 menunjukkan kategori kurus karena normal IMT
1,57 cmx 1,57 cm
18-25) , tidak ada kesukaran untuk menelan, klien mengatakan tidak nafsu makan, serta
pasien porsimakan sedikit.
Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum sakit
Fekuensi/hari 2 x sehari (tidak habis) 3x ( Habis )
Porsi Sedikit Cukup
Nafsu makan Kurang Baik
Jenis Makanan Bubur + lauk pauk Nasi + lauk pauk
Jenis Minuman Air putih Ar putih
Jumlah minuman/cc/24 jam 1000 cc 1500cc
Kebiasaan makan Kurang Baik
Keluhan/masalah Tidak nafsu makan Tidak ada
F. Data Genogram
G.Data Pemeriksaan Penunjang ( Diagnostik & Laboratorium
H.Penatalaksanaan Medis
No Nama Obat Dosis Pemberian Indikasi
1 Infus NACL 0,9% 1000 ml/24 yang digunakan sebagai pengganti cairan
jam tubuh
2 Injeksi Moxifloxacion 1 x 400 mg sebagai antibakteri spektrum luas yang
efektif terhadap bakteri gram positif,
bakteri gram negatif, dan patogen
atipikal
3 Inj Omeprazole 2 x 40 mg Omeprazole adalah obat untuk mengatasi
gangguan lambung, seperti penyakit
asam lambung dan tukak lambung
4 Inj Metilprednisolon 2 x 62,5 mg Kondisi inflamasi & alergi, Reumatik
yang responsif terhadap terapi
kortikosteroid, penyakit saluran nafas &
kulit, gangguan endokrin, macam-
macam penyakit autoimun, gangguan
hematologik, sindroma Nefrotik
DS: Defisit
-pasien mengatakan Ketidakmampuan mengabsorsi metabolism nutrisiSDKI(D.0019)
bahwa dia nutrient
mengalami
penurunan berat
badan
DO:
-pasien mengalami
penurunan BB sejak
1 bulan yang lalu
-Tidak ada nafsu
makan
- Klien mengalami
Penurunan 10% BB
-hipertemi
DS:
-pasien mengeluh
sulit tidur
DO:
-pasien tampak
kesulitan tidur
-pasien tampak
sering terjaga
-pasien tidak puas
Hambatan lingkungan
tidur Gangguan pola
-istirahatnya tidak tidur(D.0055)
cukup
-TTV TD 120/90
-N 139
-R 38 X/ MNT
-S 38 C
J.Prioritas Masalah
No Diagnosa Keperawatan Keperawatan Dasar
1 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Spasma jalan nafas dibuktikan dengan
sesak nafas SDKI(D.0149)
2 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorsi nutrient dibuktikan
dengan berat badan menurun minimal 10 % dibawah ideal SDKI(D.0019)
K.Rencana Keperawatan
Nama Pasien : Tn.JP
Ruang Rawat :Gardenia
Diagnosa Tujuan (Kriteria Intervensi
Keperawatan hasil)
SDKI(D.0149) Setelah dilakukan SIKI(I.01011)
pola nafas tidak intervensi manajemen jalan nafas
Observasi
efektif keperawatan 3×24
1.monitor pola nafas
berhubungan jam diharapkan : frekuensi
dengan Spasma Bersihan jalan 2.monitor bunyi nafas
jalan nafas nafasSLKI(L.01001 tambahan ronhki kering
)
Kriteria hasil Terapeuntik
1.produksi sputum 1.pertahankan kepatenan
berkurang dengan jalan nafas dengan head-
skor 5 tit dan chin-lift
Edukasi
1.anjurkan asupan cairan
2000ml/hari,jika tidak
kontraindikasi
2.ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
1.kolaborasi pemberian
bronkodilator,mukolitik,
Edukasi
1.anjurkan posisi duduk
Kolaborasi
1.kolaborasi dengan ahli
gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
Setelah dilakukan SIKI(I.05174)
SDKI(D.0055) intervensi Dukungan tidur
Observasi
Ganguan pola keperawatan 3×24
1.identifikasi pola
tidur jam diharapkan : akvitas dan tidur
berhubungan SLKI(L.05045) 2.identifikasi obat tidur
Pola tidur yang dikonsumsi
dengan
1.Keluhan kesulitan Teraupetik
hambatan 1.modifikasi lingkungan
tidurnya menurun
lingkungan dengan skor 1 dari
2.keluhan tidak puas pencahayaan,kebisingan,
tidur menurun suhu,matras,dan tempat
dengan skor 1 tidur
2.tetapkan jadwal tidur
rutin
3.lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanaan posisi
tidur
Edukasi
1.jelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
L. .Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Evaluasi(SOAP) Tanda
Hari/Tangga
Implementasi tangan dan
l
Nama
Jam
perawat
S
pasien masih mengatakan
sesak napas
O
- Kedalaman napas
klien tampak normal
SIKI(I.01011) manajemen - Irama pernapasan Vallentina
jalan nafas
klien vasikuler Jie Eka
1.memonitor pola nafas
frekuensi - Masih terdengar Huang
2.memonitor bunyi nafas bunyi ronki
tambahan ronhki kering
24 November - Dada klien tampak
3.mempertahankan kepatenan
2020 simetris
jalan nafas dengan head-tit dan
21.05WIB
chin-lift - Masih ada bunyi
4.menganjurkan asupan cairan
tambahan ronki
2000ml/hari,jika tidak
kontraindikasi A : masalah belum teratasin
5.mengajarkan teknik batuk
efektif P: lanjut kan Intervensi 1-5
S : pasien mengatakan sudah
ada napsu makan
O:
P: lanjutkan intervensi
1-7
S: -pasien mengeluh sulit
tidur
P: lanjutkan intervensi
1-6