Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUAHAN KEPERAWATAN

PADA NY. E DENGAN DIAGNOSA MEDIS G3P2A0

RUANG KIA PUSKESMAS PAHANDUT

PALANGKA RAYA

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Praktik Pra Klinik Keperawatan II

Oleh :
ARINTINA HERAWATI
NIM :2019.C.11a.1000

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Ini Disusun Oleh:


Nama : Arintina Herawati
NIM : 2019.C.11a.1000
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : “ Laporan Pendahuluan Pada Ny. E Dengan Diagnosa Medis Di UPT
Puskesmas Pahandut.

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menempuh Praktik


Praklinik Keperawatan 2 (PPK 2) Pada Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Rimba Aprianti, S. Kep., Ners Hesti Warastuti Luwarsih, S. Kep., Ners

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul
“Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Diagnosa Medis Di
UPT Puskesmas Pahandut”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas Praktik
Praklinik Keperawatan II(PPK II).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1.Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka Raya.
2.Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes Eka
Harap Palangka Raya.
3.Ibu Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners selaku koordinator Praktik Praklinik Keperawatan 2
Program Studi Sarjana Keperawatan serta selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
4.Ibu Hesti Wirastuti Luwarsih, S.Kep., Ners selaku bimbingan lahan dari Puskesmas
Pahandut Palangkaraya yang telah memberikan izin ditempat.
5.Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan
sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 16 Oktober 2021

Arintina Herawati

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
LEMBARAN PERSETUJUAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.(Prawiroharjo,
2013). Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di
dalam keluarga.Pada umumnya kehamilan berkembangnya dengan normal dan menghasilkan kelahiran
bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat
memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilanya. Oleh karena itu pelayanan/asuhan
antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal (Prawiroharjo, 2013).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan
yang terjadi dalam dirinya, perubahanperubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan
ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk Payudara,
pigmentasi kulit, serta pembesaran abdomen secara 2 keseluruhan membuat ibu hamil tersebut
tampak jelek dan tidak percaya diri,kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya tidak berdasar, untuk itu
ibu hamil memerlukan nasehat dan saran khususnya dari bidan dan dokter yang dapat menjelaskan
perubahan yang terjadi selama kehamilan sehingga ibu tidak khawatir dengan perubahan yang
dialaminya (Helen keller, 2013)
Kehamilan dibagi menjadi III trimester, selama kehamilan ibu hamil dianjurkan melakukan
kunjungan antenatal minimal 4 kali untuk mengetahui masalah kesehatan selama kehamilan, apakah
masalah tersebut bersifat fisiologis atau masalah tersebut bersifat patologis yang dapat mengancam
kehamilan. Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan antara lainhiperemesis gravidarum,
perdarahan, anemia, eklampsi, nyeri perut yang hebat (Sarwono, 2014) Salah satu indikator untuk
menilai kualitas pelayanan antenatal care dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan pelayanan antenatal care.
Hal ini dapat dilihat pada cakupan kunjungan ibu hamil, untuk mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai dengan standar yang ditetapkan, dengan syarat minimal satu kali pada trimester I dan trimester
II, dua kali kontak pada trimester III (K4) (Meilani et al,2010) .
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan banyak faktor, diantaranya kualitas
perilaku ibu hamil yang tidak memanfaatkan ANC (Antenatal Care) pada pelayanan
kesehatan.Disamping faktor geografis maupun ekonomi, pengetahuan ibu yang rendah berkaitan dengan
kehamilannya menjadi masalah tersendiri bagi para tenaga medis dalam 3 memberikan pelayanan yang
menjadi kurang sempurna. Rendahnya kunjungan pada ANC dapat meningkatkan komplikasi maternal
dan neonatal serta kematian ibu dan anak karena adanya kehamilan beresiko tinggi yang tidak segera
ditangani (Wulandari, 2016). Selain penyebab di atas, ada faktor-faktor yang mengakibatkan tinggi
angka kematian yaitu 3 Terlambat dan 4 Terlalu. 3 Terlambat adalah Terlambat mengenali tanda bahaya
dan mengambil keputusan mencari pertolongan, Terlambat mencari fasilitas pelayanan kesehatan
dan Terlambat memperoleh pertolongan yang memadai. Sedangkan 4 Terlalu adalah muda (35

1
Tahun), Terlalu sering melahirkan dan Terlalu dekat jarak kehamilan.Selain itu, rendahnya aksebilitas
atau cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan juga menjadi faktor tingginya angka kematian ibu
(Detik Health com, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO) mengenai status kesehatan nasional pada capaian target
Sustainable Development Goals (SDGs) menyatakan secara global sekitar 830 wanita meninggal setiap
hari karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan, dengan tingkat AKI sebanyak 216 per
100.000 kelahiran hidup.Sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah kehamilan, persalinan atau
kelahiran terjadi di negaranegara berkembang. Rasio AKI masih dirasa cukup tinggi sebagaimana
ditargetkan menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO, 2017).
Angka Kematian Ibu di Indonesia tercatat 305 per 100.000 kelahiran hidup. Dilaporkan bahwa tahun
2016 sebanyak 400.000 ibu meninggal setiap bulannya, dan 15 ibu meninggal setiap harinya dengan
penyebab kematian tertinggi 3 disebabkan oleh perdarahan, 26% disebabkan hipertensi yang
menyebabkan terjadinya kejang, keracunan kehamilan hingga menyebabkan kematian pada ibu.
Penyebab lain yang menyertai seperti faktor hormonal, kardiovaskuler dan infeksi (Widiarini, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana
Pemberian Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Medis

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman langsung tentang bagaimana
menerapkan Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Medis .
1.3.2 Tujuan Khusus
a.Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnosa keperawatan, membuat intervensi
keperawatan, mampu melakukan perawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah
diberikan.
b.Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat mengatasi masalah keperawatan
pada kasus tersebut.
c.Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung serta permasalahan yang
muncul dari asuhan keperawatan yang diberikan.

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Untuk mengembangkan wawasan dari ilmu keperawatan khususnya Penyakit Skleroderma
dan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian.

1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga


Menambah informasi mengenai dan pengobatannya sehingga dapat digunakan untuk membantu
progam pemerintah.

2
1.4.3 Untuk Institusi
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan pertimbangan bagi yang
berkepentingan untuk melanjutkan penelitian sejenis dan untuk publikasi ilmiah baik
jurnal nasional maupun internasional.

1.4.4 Untuk IPTEK


Memberikan informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama dalam keperawatan
komunitas yang menjadi masalah kesehatan pada

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kehamilan


2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan
berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat
kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi, 2011:11).
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki
anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Sukarni
dan Wahyu, 2013).
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu;
kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu,
dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu (Yuli, 2017).
Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita terdapat hasil konsepsi
(pertemuan ovum dan spermatozoa).Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis
(Yanti, 2017)
Menurut usia, kehamilan dapat dibagi menjadi:
a) Kehamilan trimester I : 0-12 Minggu
b) Kehamilan trimester II : 13-28 Minggu c) Kehamilan trimester III : 29-42 Minggu

2.1.2 Anatomi Fisiologi


Anatomi Fisiologis Pada Ibu Hamil
1.Payudara
Kehamilan akan menyebabkan peningkatan jumlah estrogen dan progesteron, mulanya diproduksi
oleh korpus luteum dan kemudian plasenta, meningkatnya aliran darah ke payudara, prolaktin
meningkat, yang diproduksi oleh pituitary anterior. Tanda klinis dan gejala yang dapat muncul pada
payudara antara lain ketegangan, perasaan penuh, dan peningkatan berat payudara sampai 400
gram.
Selain itu ibu juga dapat merasakan pembesaran payudara, puting susu, areola, dan folikel
Montgomery (kelenjar kecil yang mengelilingi puting susu). Ibu akan memiliki striae, karena
penegangan kulit payudara untuk mengakomodasi pembesaran jaringan payudara. Pada permukaan
payudara akan tampak vena karena meningkatnya aliran darah. Memproduksi kolostrum, sekresi cairan
yang berwarna kuning yang kaya akan antibodi, yang mulai diproduksi pada akhir minggu 16
kehamilan.

4
Gambar 1. Anatomi payudara.

Gambar 2. Tinggi fundus dalam rahim (pada 12–36 minggu).

2.Uterus
Uterus dibagi menjadi 3 bagian yaitu fundus (bagian atas), isthmus (bagian bawah), serviks
(bagian paling bawah), sering disebut sebagai leher rahim. Peningkatan jumlah estrogen dan
progesteron, sehingga menyebabkan pembesaran uterus untuk mengakomodasi perkembangan janin dan
plasenta. Keadaan pH vagina berubah menjadi asam, dan terjadi hipertropi (pembesaran) pada dinding
uterus. Pertumbuhan uterus, dapat dipalpasi di atas simpisis pubis pada kehamilan 12–14 minggu.
Setelah 4 bulan kehamilan, kontraksi uterus dirasakan pada dinding abdomen (Braxton Hicks sign)
dengan ciri: kontraksi/mulas ireguler/tidak teratur, kontraksi tidak terasa sakit yang terjadi berselang
seling selama kehamilan. Ujung servix lembut (goodell sign), tanda ini terjadi karena peningkatan
vaskularisasi, hiperplasi, hipertropi. Gerakan pasif fetus yang tidak terikat (ballotement). Gerakan bayi
(quickening) biasanya sulit dibedakan dari peristaltik.
3.Vagina dan vulva
Pada vagina dan vulva terjadi peningkatan vaskularisasi menghasilkan warna ungu kebiru–
biruan pada mukosa vagina dan cervix (chadwick sign). Leukorrhea adalah lendir putih kental, cairan
yang kental dan banyak ini terjadi karena respon rangsangan serviks oleh progesteron & estrogen.
Kondisi pH sekresi vagina berkisar 3,5–6 selama kehamilan. pH vagina yang asam dapat menghambat
pertumbuhan bakteri namun candida albicans dapat tumbuh pada pH asam ini. Hal ini yang
menyebabkan ibu hamil berisiko terjadi kandidiasis.
4.Sistem kardiovaskuler
5
Hemodelusi (volume darah meningkat 40–50%, volume plasma meningkat, hemoglobin
menurun) atau anemia fisiologis kehamilan. Peningkatan volume darah mengakibatkan peningkatan
curah jantung sehingga jantung memompa dengan kuat dan terjadi sedikit dilatasi. Progesteron
menimbulkan relaksasi otot polos dan dilatasi pembuluh darah yang akan mengimbangi peningkatan
kekuatan jantung sehingga tekanan darah mendekati normal dan mudah terjadi hipotensi supinasio
karena vena cava inferior tertekan oleh isi uterus. Tekanan pada vena iliaka dan vena cava inferior oleh
uterus menyebabkan peningkatan tekanan vena dan mengurangi aliran darah ke kaki terutama pada
posisi lateral sehingga menyebabkan edema, varises vena dan vulva, hemoroid.

Gambar a. Perubahan letak jantung dan paru–paru sela kehamilan.


Gambar b. Kondisi kompresi vena cava.
5.Sistem respirasi
Peningkatan konsumsi oksigen 15–20 %, gejala dan tanda klinis yang timbul berupa peningkatan
tidal volume 30–40 %, dan dispnea.
6.Sistem perkemihan
Peningkatan level progesteron menyebabkan relaksasi otot polos. Gejala dan tanda klinis yang
timbul berupa dilatasi renal pelvis dan ureter sehingga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK),
penurunan tonus bladder disertai peningkatan kapasitas bladder sehingga frekuensi berkemih meningkat
dan terjadi inkontinensia. Edema sering terjadi karena penurunan aliran renal (aliran darah ke ginjal)
pada trimester ketiga. Perubahan pada saluran perkemihan tejadi karena faktor hormonal dan mekanis.
Progesteron memiliki efek relaksan pada serabut otot polos, terjadi dilatasi, pemanjangan dan
penekukan ureter; penumpukan urin (terjadi pada ureter bawah), penurunan tonus kandung kemih
sehingga pengosongan kandung kemih tidak tuntas. Frekuensi berkemih meningkat akibat pembesaran
kehamilan terutama pada akhir kehamilan. Penurunan tonus otot dasar panggul dan penurunan tekanan
akibat penambahan berat isi uterus sehingga mengakibatkan stres inkontinensia akibat desakan yang
ditimbulkan peningkatan tekanan intrabdomen yang mendadak
7.Sistem gastrointestinal/pencernaan
Peningkatan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan perubahan metabolisme karbohidrat
dapat menyebabkan mual muntah pada trimester I. Peningkatan progesteron menyebabkan penurunan
tonus otot dan memperlambat proses digestif sehingga menyebabkan konstipasi dan pengosongan
lambung menjadi lambat. Perubahan mengecap dan membaui sehingga menyebabkan mual.

8.Sistem musculoskeletal

6
Peningkatan estrogen menyebabkan peningkatan elastisitas dan relaksasi ligament sehingga
menimbulkan gejala nyeri sendi. Sedangkan peregangan otot abdomen karena pembesaran uterus
menyebabkan diastasis recti.

Gambar 1. Diastasis Recti (Diastasis absent vs Diastasis Present).

Gambar 2. Kondisi perut ibu hamil dengan striae (A) dan linea nigra (B).
9.Sistem integument
Peningkatan estrogen dan progesterone merangsang peningkatan penyimpanan melanin sehingga
menyebabkan linea nigra, cloasma gravidarum, warna areola, putting susu, vulva menjadi lebih gelap.
Striae gravidarum/stretch marks terjadi akibat kulit perut, payudara, pantat teregang sehingga serabut
kolagen mengalami rupture.
10.Sistem endokrin
Peningkatan prolaktin dan oksitosin memfasilitasi laktasi, menstimulasi kontraksi uterus.

7
2.1.3 Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :ovum, adalah suatu sel dengan
diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung- apung dalam vitelus dilingkari
oleh zona pellusida oleh kromosom radiata. Spermatozoa, berbentuk seperti kecebong, terdiri dari
kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.Konsepsi, suatu peristiwa
penyatuan antara hasil konsepsi ke dalam endometrium. Plasentasi, alat yang sangat penting bagi janin
yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. Kehamilan dibagi menjadi
3 triwulan : triwulan i antara 0-12 minggu, 20 triwulan ii antara 12-28 minggu dan triwulan iii antara 28-
40 minggu (mochtar, 2010 : 17

2.1.4 Klasifikasi
Kehamilan menurut Prawirohardjo (2011) diklasifikasikan dalam 3 trimester, yaitu:
1) Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu).
2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).
3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).

2.1.5 Patofisiologi (WOC)


Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang lakilaki maka bisa
jadi perempuan tersebut akan hamil (terjadinya kehamilan). Kehamilan terjadi ketika sel sperma
yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-
laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan
mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi)
ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim,
saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.
(kusmiyati, yuni, dkk.2009).
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga
sperma mudah menembus ke dalam rahim.Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba
falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit.Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah
terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut
berada dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah
pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu
dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur
yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya
dapat dibuahi oleh satu sperma.

8
WOC / PATHWAY ANTENATAL

Kehamilan

Trimester I (Usia Trimester II (usia Trimester III (usia


kehamilan kehamilan minggu kehamilan minggu ke-
minggu 1- ke-14- minggu ke-26 27- minggu ke-38
Pemeriksaan laboratorium
minggu ke-13) sampai 40

HbsAg Positif
Peningkatan progesteron
Pembesaran uterus Perubahan fisiologis pada abdomen Proses penyakit
Tonus otor menurun

Menekan daerah punggung Kurang


HCL lambung meningkat Dilatasi pelvis dan Mual,
Penekanan kandung kemih Diafragma dan pinggang pengetahua
ureter tertekan muntah,
n
Mual dan muntah nafsu makan
turun
Daya tampung urin Laju aliran urin lebih Ekspansi dada tidak Nyeri akut
menurun lambat maksimal
Kurang asupan Kehami
Resiko defisit volume Resiko pemenuhan Krisis situasional
Frekuensi berkemih Media makanan lan
cairan nutrisi kurang dari Ketidakefektifan pola
meningkat perkembangbiakan berisik
kebutuhan tubuh nafas
mikroorganisme o
Ansietas
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Resiko
Resiko infeksi saluran kemih kebutuhan tubuh ketidakefektifa
Gangguan pola eliminasi
n proses
kehamilan-
melahirkan
1
2
2.1.1 Manifestasi
Tanda-tanda tidak pasti

1. Tidak Datang Bulan (Amenorrhoe)


Semua wanita hamil akan mengalami amenorrhoe, tetapi amenorrhoe ini terjadi
pula pada keadaan yang lain, misalnya : pergantian lingkungan, gangguan
emosi, penyakit khronis, seperti : tuberculosa, anemia, gangguan pekerjaan
ovarium/endocrine secretie, juga dipengaruhi perubahan iklim. Terkadang pada
kehamilan terjadi pengeluaran darah sedikit yang disangka
menstruasi.Perdarahan ini disebabkan karena implantasi dari ovum ke dalam
decidua
2. Perubahan buah dada
Setiap wanita hamil akan mengalami perubahan buah dada. Tetapi bisa juga
perubahan buah dada disebabkan oleh tumor/cyste
3. Perasaan mual di waktu pagi (morning sickness)
Sebagian wanita hamil kira-kira 50 % atau lebih,menderita perasaan mual di
waktu pagi terutama pada kehamilan pertama kali. Namun keadaan seperti ini
bisa terjadi pada penyakit lain, seperti hepatitis, malaria ulcus ventricule
4. Sering buang air kemih
Umumnya pada bulan ke dua kehamilan, wanita itu akan sering buang air
kemih, berhubung uterus yang membesar dan akan keuar dari PAP yang
menekan kandung kemih. Keadaan ini tidak menjadi tanda pasti sebab dapat
juga dikarenakan ada gangguan pada kandung kemih yang menyebabkan
volume menjadi lebih kecil dan menimbulkan rangsangan untuk buang air
kemih, misalnya tumor dan penyakit lain.
5. Pergerakan janin yang pertama (Quickening)
6. Pada kehamilan terjadi antara kehamilan 16-20 minggu. Ini belum menjadi
tanda pasti karena perasaan ini adalah subyektif yang dirasakan ibu sendiri.
Wanita yang sangat menginginkan hamil akan merasakan adanya quickening,
walaupun sebenarnya tidak ada. Daapat pula disebabkan karena gas di dalam
pencernaan Membesarnya Perut
Pada kehamilan, perut makin lama makin besar teruitama setelah kehamilan 5
bulan, tetapi membesarnya perut bisa juga disebabkan oleh ascites, ovarial
cyste,tumor.

3
Tanda-tanda kemungkinan
1. Tanda Hegar : Segmen bawah rahim melunak
2. Tanda chadwick : Perubahan warna vulva/vagina menjadi kebiruan
3. Tanda Piscasek : Adanya benjolan asimetris pada uterus. Uterus membesar ke
salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
4. Tanda Braxton Hicks : Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini
khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar
tetapi tidak ada kehamilan,misalnya pada mioma uteri, tanda braxton hicks
tidak ditemukan.
5. Suhu basal : jika sesudah ovulasi tetap tinggi terus antar 32,5 sampai 37,8
adalah salah satu tanda akan bahaya kehamilan. Serimg dipakai dalam
pemeriksaan kemandulan
6. Periksa HCG (Human chorionic gonadotropin)
Dengan tes kehamilan tertentu air kencing pagi hari ini dapat membantu
membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya.
Tanda-tanda pasti
1. Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin
2. Dapat dicatat dan didengar bunyi DJJ (denyut jantung janin)
3. Dapat dirasakan gerakan janin
4. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin
5. Dengan USG dapat diketahui pertumbuhan janin

2.1.7 Komplikasi

1) Komplikasi kehamilan pada trimester 1

Mual muntah berlebihan adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilan trimester i. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari.Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang
lebih 10 minggu.Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-
60 % multigravida.Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi
lebih berat. Perasaan mual ini23 disebabkan oleh karena meningkatnya kadar
hormon estrogen dan hcg dalam serum. Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah
4
yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.keadaan inilah disebut
hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan
berat ringanya penyakit. Mual muntah dapat diatasi dengan: makan sedikit
tapi sering, hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak, jaga masukan
cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat, selingi
makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering
pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya,
jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran
serta makanan lain, isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual,
hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi, istirahat
cukup dan hindari hal–hal yang membuat anda berkeringat atau kepanasan,
yang dapat memicu rasa mual. Komplikasi jika seseorang itu muntah terus
menerus adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya
tekanan darah ketika penderita muntah.Perdarahan pervaginam, perdarahan
yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.

Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan


dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu: abortus adalah berakhirnya
suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu
atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan. Kehamilan mola
adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan ditemukan jaringan
seperti buah anggur. Secara makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu
berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih,
dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm dan kehamilan
ektopik terganggu terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan
tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi
keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik
terganggu. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik
terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara
tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan
penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.

2) Komplikasi pada trimester ke 2


5
Hiperemesis gravidium yaitu mual dan muntah secara berlebihan.Pada
umumnya, gejala mual dan muntah sudah berangsur reda saat kehamilan
memasuki trimester 2.Namun, ketika hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil
mengalami komplikasi kehamilan.Hiperemesis gravidium pada trimester 2
dapat 24 meningkatkan risiko keracunan kehamilan (preeklamsia).Selain itu
juga rentan mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas dari dinding
rahim.Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil harus menjalani perawatan medis
untuk mengurangi rasa mual dan muntah.

Gingivitis komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah


gingivitis atau radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil
disebabkan karena kadar hormon progesteron yang mengalami peningkatan.
Dalam keadaan ini, gusi menjadi lebih sensitif ketika terkontaminasi bakteri.
Selain gusi yang lebih sensitif, perdarahan juga akan terjadi, terutama
jika rongga mulut mendapat suplai darah yang lebih banyak. Diabetes
gestasional, ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah
ibu sering lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung
menurun. Bila menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam
darah. Pandangan kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya.
Tekanan darah tinggi, ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan
darah. Sebenarnya, hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk
memberikan oksigen pada janin. Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar
tidak terjadi secara berlarut- larut.

3) Komplikasi kehamilan pada trimester 3

Plasenta previa komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di
trimester ketiga.Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi
jalan lahir. Bila ini terjadi, ibu hamil akan mengalami perdarahan. Perdarahan
tersebut ada yang terjadi secara perlahan-lahan, ada juga yang secara tiba-
tiba. Karena itu, ibu hamil bisa langsung shock dan lemas.Sakit kepala hebat
umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu terjadi
karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat.Biasanya, sakit kepala
tersebut hilang dengan sendirinya setelah beristirahat.Namun, ada kelainan
yang dapat terjadi pada ibu hamil di trimeseter ketiga, berupa sakit kepala

6
yang sangat hebat.Rasa sakit ini tidak hilang meskipun ibu hamil telah
beristirahat.

Gejala ini adalah tanda preeklamsia.Anggota tubuh bengkak, komplikasi


kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah bengkaknya anggota
tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa terjadi pada ibu
hamil. Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut tidak hilang setelah
beristirahat. Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya disebut edema,
adalah penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh.Pembengkakan
pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang menunjukkan
tanda-tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal jantung atau
anemia. Ketuban pecah, ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi
pada ibu yang sedang hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan keluarnya
cairan pervaginam. Pecahnya ketuban dapat disertai dengan keluarnya
anggota tubuh janin, seperti tangan, kaki, atau plasenta.Ibu hamil yang belum
cukup bulan untuk 25 melahirkan, bila mengalami kejadian ini, harus
segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan ketuban sangat penting dalam
proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum waktunya, disebabkan karena
berbagai hal.Pertama, karena selaput ketuban kurang kuat. Kedua, adanya
infeksi dari mulut rahim atau vagina (marjati dkk, 2010 ; 100 - 106).

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang

1. Periksa HCG (Human chorionic gonadotropin)

Dengan tes kehamilan tertentu air kencing pagi hari ini dapat membantu
membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya.

2. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin

3. Dengan USG dapat diketahui pertumbuhan janin

4. Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah


pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin
adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil
yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah
endemis (malaria, HIV, dll).

7
2.1.9 Penatalaksanaan Medis

Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai jenis


pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis
(kejiwaan) ibu hamil.

Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu pada TM I TM II TM III


:

1. Keadaan Umum

2. Suhu tubuh.

3. Tekanan darah

4. Berat badan

5. LILA

6. TFU

7. Presentasi Janin

8. DJJ

9. Pemeriksaan Hb

10. Golongan darah

11. Protein urin

12. Gula darah/reduksi

13. Darah Malaria

14. BTA

15. Darah Sifilis

16. Serologi HIV

17. USG

8
2.2. Konsep Antenatal Care

2.2.1 Pengertian Antenatal Care

Antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa


observasi, edukasi, dan penangana medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan (
Walyani ,2015). Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan komprehensif dan
berkualitas mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan
sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat ( Buku KIA,
2015).

2.2.2 Tujuan Antenatal Care

Menurut Walyani (2015), tujuan asuhan antenatal care (ANC)


adalah sebagai berikut:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial


pada ibu dan bayi.

3.Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi


yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan

4.Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu


maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5.Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian


ASI Ekslusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran


bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

9
2.2.3 Tujuan Antenatal Care

Selain tujuan antenatal care juga memiliki tiga fungsi yaitu yang
pertama, sebagai promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan
aktifitas pendidikan. Fungsi yang kedua yaitu untuk melakukan screening,
identifikasi wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu.
Fungsi yang terakhir adalah untuk memantau kesehatan selama hamil dengan
usaha mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi (Padila, 2014).

2.2.4 Jenis Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten yaitu


dokter, bidan dan perawat terlatih sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari (DepKes RI, 2014).

1. Anamnesa

Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu ada beberapa


hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan anamneses, yaitu :

1) Menanyakan keluhan atau masalah yng dirasakan oleh ibu saat ini

2)Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah


kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil

a) Muntah berlebih

Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama
pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan berumur 3
bulan.Keadaan ini tidak perlu dikhwatirkan, kecuali kalau memang cukup
berat, sehingga tidak dapat makan dan berat badan menurun terus.

b) Pusing

Pusing biasa muncul pada kehamilan muda, apabila pusing sampai


mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.

c) Sakit kepala

10
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin.

d) Perdarahan

Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan


tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.

e) Sakit perut hebat

Nyeri perut hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya.

f) Demam

Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari
liang Rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda bahaya
pada kehamilan.

g) Batuk lama

Batuk lama lebih dari dua minggu perlu ada pemeriksaan lanjut.Dapat
dicurigai ibu menderita TBC.

h) Berdebar-debar

Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu masalah


pada kehamilan yang harus diwaspadai.

i) Cepat lelah

Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbulrasa lelah,
mengantuk yang berlebihan dan pusing yang biasa terjadi pada sore hari.
Kemungkinan ibu menderita kurang darah.

j) Sesak nafas atau sukar bernafas

11
Pada akhir bulan ke delapan biasanya ibu hamil sering merasa
sedikit rnafas karena bayi menekan paru-paru ibu.Namun apabila hal ini
terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.

k) Keputihan yang berbau

Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu
hamil

l) Gerakan janin

Gerakan janin mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan


keempat. Apabbila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini,
gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus
diwaspadai.

m) Prilaku berubah selama hamil seperti gaduh, gelisah, menarik diri,


bicara sendiri, tidak mandi dan sebagainya. Selama kehamilan ibu bisa
mengalami perubahan perilaku. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal.
Pada kondisi yang mengganggukesehatan ibu dan janinnyamaka dikonsulkan
ke psikiater.

n) Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan


informasi kekerasan terhadap perempuan terutama ibu hamil sering kali sulit
digali . korban kekerasan seringkali tidak mau berterus terang. Dalam hal ini
petugas kesehatan dapat mengenali korban dan memeberikan dukunganagar
mau membuka diri.

3) Menanyakan status kunjungan (baru atau lama). Riwayat riwayat


kehamilan sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya
dan riwayat penyakit yang diderita.

4) Menanyakan status Imunisasi Tetanus Toksoid.

5) Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.

6) Menanyakan obat-oabatan yang dikonsumsi seperti: antihipertensi ,


diuretika, antipiretika, antibiotika, obat TB, dan sebagainya.

12
7) Di wilayah endemis Malaria, tanyakan gejala Malaria dan riwayat
pemakaian obat Malaria.

8) Di daerah resiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat


penyakit pasanganya, informasi ini penting untuk penanggulangan
penyakit menular seksual.

9) Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah.


Frekuensi, dan kualitasasupan makanan dengan kandungan gizinya.

10) Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi


kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan.

2. Pemeriksaan

Menurut (Midwifery Update, 2016), Dalam melakukan


pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai standar (10T) terdiri dari:

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal


dilakukan untuk mendeteksi ada nya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan kurang dari 9 kg selama kehamilan atau 1
kg penambahan setiap bulannya, menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali
kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada bumil.

2) Pengukuran tekanan darah


Dilakukan setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi ada nya
hipertensi (tekanan darah >140/90 mmHg).
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I
untuk skrining ibu hami beresiko KEK.
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
Dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan usia kehamilan.

13
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
toksoid sesuai status imunisasi. Untuk mencegah terjadi nya tetanus
neonatrum. Pemberian imunisasi TT pada kontaK pertama dengan
ibu hamil disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini.
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat
tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet
selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama. Cara
pemberian tablet FE 1x1 hari dan diminum pada malam hari sesudah
makan dengan air putih dan jus yang mengandung vitamin C untuk
membantu proses penyerapan.
7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui letak janin.
1) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin
darah (Hb), pemeriksaanprotein urin dan pemeriksaan golongan
darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya).
2) Tatalaksana kasus.
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada
ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan
bidan.
3) Pelaksanaan temu wicara
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
yang meliputi : Kesehatan ibum, perilaku hidup bersih dan sehat,
peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan, tanda bahaya pada kehamilan, Asupan gizi seimbang,
dan sebagainya seputar kesehatan ibu hamil.

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi ANC


Menurut Notoatmodjo (2016) yang dikembangkan oleh
Lawrence Green Kunjungan ANC oleh ibu hamil dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Pembagian faktor yang mempengaruhi perilaku
14
seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan berdasarkan
teori Lawrence Green (1980), yaitu berasal dari faktor perilaku
(behavior cause) dan faktor di luar perilaku (non-behavior causes).
Sedangkan dalam pembagian menurut konsep dan perilaku
sesorang seperti yang dikemukakan oleh Green meliputi faktor
predisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling
factor), dan faktor penguat atau (reinforcing factor).
1. Faktor predisposisi (predisposing factor) adalah faktor yang
mempermudah terjadinya perubahan perilaku seseorang. Faktor ini
mencakup 3 kelompok karakteristik predisposisi yaitu:
1) Ciri-ciri demografi meliputi: umur, jenis kelamin, status
perkawinan, jumlah anggota keluarga.
2) Struktur sosial meliputi jenis pekerjaan, pendidikan, ras, agama,
dan kesukuan.
3) Kepercayaan kesehatan meliputi keyakinan, pengetahuan dan
sikap masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, dokter dan
penyakitnya.
2. Faktor pemungkin (enabling factor) adalah faktor yang memfasilitasi
perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana
berupa kelengkapan alat-alat kesehatan dan prasarana berupa
penghasilan keluarga, jarak tempat tinggal, media informasi,
kebijakan pemerintah atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat
seperti,rumah sakit, poliklinik, posyandu, dokter atau bidan praktik
swasta.
3. Sedangkan, faktor penguat (reinforcing factor) adalah faktor yang
mendorong atau memperkuat terwujudnya dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lainnya, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat. Faktor ini mencakup faktor sikap
dan perilaku petugas kesehatan, tokoh agama took masyarakat dan
para petugas kesehatan,dukungan suami dan dukungan keluarga.
Menurut Romauli (2015) Faktor- faktor yang mempengaruhi
kunjungan Antenatal Care (ANC) meliputi: Faktor Lingkungan,
Faktor sosial (fasilitas kesehatan,umur, paritas, tingkat pendidikan

15
dan pekerjaan), faktor budaya dan adat istiadat, dan faktor
ekonomi/pendapatan.
Leopold I

Gambar 3.1 Pemeriksaan Leopold 1


Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian apa
yang di fundus.
- Buka pakaian pasien pada bagian yang akan diperiksa saja yaitu
bagian abdomen ( Perut ibu ) dan berikan selimut.
- Pemeriksa berdiri sebelah kakan pasien dan melihat ke arah
muka pasien
- Setelah mencuci tangan gosok- gosokan kedua tangan, lalu secara
perlahan letakkan kedua tangan pada abdomen.
- Lakukan palpasi pada abdomen dengan cara menyusuri tangan dari
abdomen bagian bawah sampai ke fundus.
- Pastikan apakah bagian yang di palpasi pada bagian fundus ibu itu
bagian kepala janin atau bokong dengan memantau konsistensi,
bentuk dan mobilitasnya. Jika bagian kepala keras membulat, jika
lunak kemungkinan bagian bokong.
Leopold II

Gambar 3.2 Pemeriksaan Leopold II


16
Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dimana letaknya bagian-bagian kecil.
- Menghadap ke bagian ibu, Letakkan kedua tangan pada sisi kiri dan
kanan abdomen ibu hamil.
- Tahan satu tangan di satu sisi abdomen ibu hamil, sementara
permukaan jari tangan yang lain secara bertahap mempalpasi
abdomen ibu pada sisi yang lain dari bagian bawah uterus sampai
dengan fundus.
- Rasakan bagian-bagian yang dipalpasi, jika bagian yang dipalpasi
terba keras seperti papan maka itu merupakan bagian punggung janin.
Jika tidak teraba keras atau teraba bagian kecil maka itu bagian
ekstremitas janin.
- Ulangi tindakan no 3 pada sisi abdomen yang lain. Tangan yang telah
digunakan untuk mempalpasi tetap diam di tempat dan tangan lainnya
melakukan palpasi.
Tentukan bagian mana yang teraba keras, jika yang teraba keras
pada bagian kanan ibu hamil maka letak punggung kanan (puka), jika
yang teraba keras memanjang seperti papan pada bagian kiri, maka
posisi janin punggung kiri (puki).
Leopold III

Gambar 3.3 Pemeriksaan Leopold III


Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu
atas panggul.
- Pegang bagian bawah abdomen secara mantap, tepat diatas simfisis
pubis diantara ibujari dan jari lainnya.
17
- Tekan ibu jari dan jari-jari tangan lainnya secara bersamaan sebagai
usaha untuk memegang bagian presentasi janin seperti ditunjukkan
pada gambar 3.
- Rasakan apakah kepala janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP)
Leopold IV

Gambar 3.4 Pemriksaan Leopold IV


Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
- Kaki pasien ditekukkan pada lutut dan lipatan paha
- Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si pasien
- Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian bawah
- Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah
- Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba diluar:
o Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
o Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
o Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul

2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian
1) Identitas
1) Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat
terjalin komunikasi dengan baik.
18
2) Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20
sampai 30 tahun.
3) Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan/informasi bila
diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya
alamat tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal
pasien/klien dan lingkungannya.
4) Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan pasien.
5) Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien.
6) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
7) Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah
kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang keberapa kalinya.
8) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar
sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak
mahal).
2.Riwayat keperawatan
a) Riwayat obstetri
- Menarche : untuk menanyakan kapan terjadinya haid pertama kali
- Siklus : apakah siklus menstruasinya teratur atau tidak
- Banyaknya : untuk mengetahui banyaknya pengeluaran darah
- Lamanya : untuk mengetahui berapa lamanya menstruasi

- HPHT : Untuk mengetahui hari pertama haid terakhir


- TP : Untuk mengetahui tafsiran persalinan
19
b) Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas yang lalu, untuk
mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang
terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga
dapat memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang
dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya
c). Kehamilan sekarang : Berapa kali periksa dan dimana Pemeriksaan
sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal
sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan dilakukan
tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu. Gerakan
janin.Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18
minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi
gravida. Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari
setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu. Keluhan-keluhan
yang lazim pada kehamilan. Imunisasi TT diberikan sekurang-
kurangnya diberikan 2x dengan interval minimal 4 minggu,
kecuali bila sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada
kehamilan yang lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup
diberikan satu kali (TT boster).Pemberian TT pada ibu hamil tidak
membahayakan janin walupun diberikan pada kehamilan muda.
Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual
hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan
d. Riwayat KB, ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak,
apa macamnya, ada keluhan/tidak, setelah persalinan rencananya
ibu menggunakan KB apa.
e. Riwayat Kesehatan yang Lalu, ditanyakan untuk mengetahui
penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah
menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun
penyakit keturunan seperti: jantung, darah 35 tinggi, ginjal, kencing
manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor, serta
untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau
tidak.
f. Riwayat Kesehatan Sekarang, ditanyakan untuk mengetahui apakah
ibu sedang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis,
malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi,
20
ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker
ataupun tumor.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga, ditanyakan mengenai latar
belakang keluarga terutama: Anggota keluarga yang mempunyai
penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing
manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
h. Riwayat Psikososial dan Budaya, untuk mengetahui keadaan
psikologis ibu terhadap kehamilannya serta bagaiamana tanggapan
suami dan keluarga tentang kehamialn. Budaya ditanyakan untuk
mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga
berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat
dan semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
Pola Spiritual, untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.
i. Pola aktivitas, wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya
tidak melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya:
pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi
jangan menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru,
pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat
mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan
di pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang dapat
mengganggu janin dalam kandungannya.
3. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala dan wajah: inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut
(normal rambut bersih, tidak terdapat lesi pada kulit kepala dan
rambut tidak rontok), cloasma gravidarum, keadaan sclera
(normalnya sclera berwarna putih), konjungtiva (normalnya
konjungtiva berwarna merah muda, kalau pucat berarti anemis),
kebersihan gigi dan mulut (normalnya mulut dan gigi bersih, tidak
berbau, bibir merah), caries. Palpasi palpebra, odem pada mata dan
wajah; palpasi pembesaran getah bening (normalnya tidak ada
pembengkakan), JVP, kelenjar tiroid.
b. Dada: inspeksi irama napas, dengarkan bunyi nafas dan bunyi
jantung, hitung frekuensi. Payudara: pengkajian payudara pada ibu
21
hamil meliputi inspeksi ukuran, bentuk, warna, dan kesimetrisan
dan palpasi konsisten dan apakah ada nyeri tekan guna menentukan
status laktasi. Normalnya putting susu menonjol, areola berwarna
kecoklatan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka, payudara
simetris dan tidak ada benjolan atau masa pada saat di palpasi.
c) Abdomen: menginspeksi adanya striae atau tidak, adanya luka/insisi,
adanya linea atau tidak
4) Pemeriksaan leopold
a) Leopold 1
Sebelum anda melakukan leopold 1 , anjurkan ibu untuk BAK,
agar ibu merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan.
Kemudian posisikan ibu supine/ terlentang dengan satu bantal
dibawah kepala & posisi lutut fleksi/menekuk. Tempatkan gulungan
handuk kecil dibawa pinggang kanan atau kiri klien untuk
memindahkan uterus jauh dari pembuluh darah mayor ( untuk
mencegah terjadinya sindrom hipotensi akibat supine / terlentang).
Jika menggunakan tangan kanan , berdiri disebelah kanan klien ,
lihat wajah klien . leopold bertujuan untuk mengetahui bagian janin
yang terdapat pada fundus uterus ibu hamil . jika pada saat
mempalpasi anda merasa bulat , keras, mudah digerakkan , maka
bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut, agak
melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian fundus
itu teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung
janin. Jika bagian fundus itu teraba bagian – bagian kecil , maka
bagian itu adalah ekstermitas janin.
b). Leopold 2
Leopold 2 bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
terdapat pada bagian kanan dan kiri uterus ibu hamil. Jika pada saat
mempalpasi anda merasa bulat, keras, mudah digerakkan, maka
bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut, agak
melenting maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan
atau kiri teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah
punggung janin. Jika bagian kanan atau kiri itu teraba bagian –
bagian kecil , maka bagiam itu adalah ekstermitas janin.
22
c) Leopold 3
Leopold 3 bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
terdapat pada bagian presentasi atau bawah uterus ibu hamil. Jika
pada saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah
digerakkan, maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasa
lembut, agak melenting maka bagian itu adalah bokong janin. Jika
bagian kanan atau kiri teraba memanjang dan keras maka bagian
itu adalah punggung janin. Jika bagian kanan atau kiri itu teraba
bagian – bagian kecil , maka bagian itu adalah ekstermitas janin.
Jika saat anda palpasi hasilnya adalah kepala , maka goyangkan
kepala bagian janin tersebut , apakah kepala masih goyang atau
terfiksasi. Jika kepala masih bisa digoyangkan dengan tangan
anda maka anda tidak perlu melakukan pemeriksaan leopold 4.
Namun jika saat melakukan palpasi anda merasakan bahwa kepala
tidak dapat digoyangkan maka anda lanjutkan pemeriksaan ke
leopold 4.
d). Lepold 4
Lepold 4 bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala
masuk kedalam pintu atas panggul. Cara pemeriksaannya adalah
tempatkan jari – jari tangan anda dengan tertutup disebelah kiri
dan kanan pada segmen bahwa rahim kemudian tentukan letak dari
bagian presentasi tersebut (konvergen / divergen) e. Tentukan TFU
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri , anda harus pastikan apakah
ibu hamil sudah memasuki trimester 2 atau 3 atau belum. Jika sudah
memasuki trimester 2 atau 3 , maka anda harus menentukkan TFU
dengan cara mengumpulkan rahim atau uterus ibu kemudian
tentukan fundus uterus. Lalu gunakan meteran/ metline dan lakukan
pengukuran dengan cara 39 mengukur fundus uterus ibu hamil
sampai simfisis pubis. Lihat berapa cm TFU ibu hamil.

23
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
(D.0074 Hal. 166 )
2. Risiko defisit Nutrisi berhubungan dengan perubahan nafsu makan,
mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik. (D.0032
Hal.81)
3. Ansietas berhubungan dengan adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis
situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari
tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi. (D.0080
Hal.180)
4. Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal

24
2.2.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1.Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan Perawatan Kenyamanan (I.08245)
berhubungan dengan gangguan keperawatan selama 1x20 menit Observasi :
adaptasi kehamilan (D.0074 Hal. diharapkan status kenyamanan 1. Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis.
166) meningkat dengan kriteria hasil : mual,nyeri,gatal, sesak)
1. Pusing/nyeri yang dilaporkan 2. Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan
tidak ada perasaannya
2. Perilaku tidak nyaman 3. Identifikasi masalah emosional dan spiritual.
menurun/tidak ada Terapeutik :
3. Gangguan dalam rutinitas tidak 1. Berikan posisi yang nyaman
ada 2. Berikan kompres dingin atau hangat
4. Menunjukan perasaan rileks 3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
4. Berikan pemijatan
5. Berikan terapi akupresur
6. Berikan terapi hypnosis
7. Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam
terapi/pengobatan
8. Diskusikan mengenai situasi dan pilihan
terapi/pengobatan yang diinginkan
Edukasi :
1. Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan

1
2. Ajarkan terapi relaksasi
3. Ajarkan latihan pernapasan
4. Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgesic, antipruritus,
anthistamin, jika perlu

2. Risiko defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor berat badan


berhubungan dengan perubahan keperawatan selama 1x20 menit 2. Timbang berat badan secara rutin
nafsu makan, mual/muntah, tidak diharapkan Risiko defisit nutrisi 3. Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan
mengenal peningkatan kebutuhan teratasi dengan kriteria hasil : suatu pemicu pengeluaran makanan (mis. Pengeluran
metabolik. (D.0032 Hal. 81) 1. Nafsu makan membaik yang disengaja, muntah, aktivitas berlebih)
2. Asupan Nutrisi membaik 4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
5. kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu

Setelah dilakukan tindakan Reduksi


3. Ansietas (D.0080 Hal.180) keperawatan selama 1x20 menit ansietas(I.09314)
diharapkan tingkat ansietas menurun Observasi :
dengan kriteria hasil : Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
1. Verbalisasi kebingungan Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
menurun Monitor tanda-tanda ansietas
2. Verbalisasi khawatir akibat Terapeutik :
kondisi yang dihadapi Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan

2
menurun kepercayaan
3. Perilaku gelisah menurun Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
4. Perilaku tegang menurun memungkinkan
5. Keluhan pusing menurun Pahami situasi yang membuat ansietas
6. Diaforesis menurun Dengarkan dengan penuh perhatian
7. Tremor menurun Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
8. Pucat menurun Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
9. Konsentrasi membaik Edukasi :
10. Pola tidur membaik Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
11. Frekuensi pernapasan, nadi Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
dan tekanan darah membaik pengobatan, dan prognosi
12. Kontak mata membaik Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
13. Pola berkemih membaik Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
14. Orientasi membaik Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian anti ansietas

3
4. Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien
perubahan fisik, pengaruh keperawatan selama 1x20 menit 2. Kaji status pernapasan klien.
hormonal nyeri hilang/berkurang dengan hasil : 3. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung
1. Tanda-tanda vital dalam batas dan perubahan cara jalan.
normal 4. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk
2. Ungkapan verbal/non verbal dari meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian
kenyamanan dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu,
sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk
lama.

4
2

5
.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana perawat
melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2017).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang berkoordinasi
dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah kesehatan pasien
yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan
mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan
yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada tahap
evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaan telah tercapai.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini merupakan
bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk
menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang observasi. Diagnosis
juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada tahap
intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif. (Nursalam,
2018).

1
BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

I. IDENTITAS KLIEN & PENANGGUNGJAWAB


A. Identitas Klien
Nama : Ny.E
Tempat / tanggal lahir : Maliku/19 Januari 1983
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan terakhir : DIII
Pekerjaan : IRT
Golongan Darah :-
Alamat : Jl. Rta milono Km.6
Diagnosa Medis : G3 P2 A0 (Anemia)
Penghasilan Per Bulan :
Tanggal Masuk RS : 18-10-2021
Tanggal Pengkajian : 18-10-2021 jam 10.00 WIB
Nomor Rekam Medik :-
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.D
Umur :-
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan terakhir :-
Pekerjaan :-
Golongan Darah :-
Alamat : Jl. Rta milono Km.6
Hubungan dengan Klien : Suami
II. STATUS KESEHATAN
1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama : Pasien mengatakan lemah tidak ada semangat
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Pada hari senin 18 10 2021 Ny.E dengan usia kehamilan 21 minggu datang ke puskesmas pahandut untuk
control kehamilan. Pasien mengatakan ingin control kehamilan dengan masalahlemah tidak ada
semangat . Hasil pengkajian: Td : 100/80mmHg, BB : 64kg, TB : 152cm, LILA :29, TPU : 1 jari dibawah
pusat, DJJ : 132x/menit.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami : Pasien mengatakan tidak mengalami
penyakit menular/ menurun
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : tidak dikaji

2
III. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI
Riwayat Ginekologi:
a. Riwayat Menstruasi :
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 27 hari
Lamanya Haid : 5 hari
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) : Khas darah hait
Gangguan sewaktu menstruasi : -
Gejala pre menstruasi : Nyeri perut,pnggang,dan payudara
HPHT : 20-05-2021
Taksiran Persalinan : 27-02-2022
Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) : tidak dikaji
Usia Pernikahan :-
Lamanya Pernikahan :-
Pernikahan Ke :-
Riwayat Keluarga Berencana : tidak dikaji
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil :
Waktu dan lamanya penggunaan :
Apakah ada masalah dengan cara tersebut :
Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang :
Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : 3
Riwayat Obstetri :
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G3 P2 A0

Umu Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keadaa
No r BB Hami
partus partus Penolong kelamin Lahir Nifas Bayi n Anak
hamil l
1
2
3 21
ming
gu

Keterangan :
 Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi saluran perkemahan, perdarahan,
premature, dll
 Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi, perdarahan, kejang-kejang, dll
 Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll
 Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat, meninggal dalam kandungan,
meninggal setelah lahir, dll
b. Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian : Hidup
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
 Amenorhoe : tidak ada
 Keluhan waktu hamil : pusing, lemas, sakit sebagian perut, kram perut bawah
 Gerakan anak pertama di rasakan : 21 minggu
 Imunisasi : lengkap saat hamil
 Penambahan BB selama hamil : 4kilo
 Pemeriksaan kehamilan : teratur

3
 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : UPT Puskesmas Pahandut
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Subjektif Objektif
a. Keadaan Umum Suhu : 360C
BB sebelum hamil 60 kg Nadi : 80x/menit
Tekanan Darah : 110/80mmHg
BB : 64kg
Tinggi Badan : 152cm
Kesadaran : Composmentis
Turgor Kulit : Tidak dikaji

b. Kepala Tidak ada benjolan


Keluhan : Tidak ada Keadaan bersih
Tidak ada ketombe
Tidak ada rambut rontok
Berwarna hitam

c. Muka Hyperpigmentasi :-
Rasa bengkak? Tidak ada Cloasma gravidarum : -
Edema :-
Simetris

d. Mulut Mukosa mulut & bibir :


Keluhan : Tidak ada Keadaan gigi : Normal
Fungsi Pengecapan : Baik
Keadaan Mulut : Normal
Fungsi menelan : Baik

e. Mata Ukuran pupil : Normal


Keluhan: Tidak ada . Konjungtiva : Normal
Sklera : Putih
Fungsi Penglihatan : Kabur/buram

f. Hidung Reaksi alergi : Tidak ada


Keluhan : Tidak ada Pernah flu : tidak
Frekuensinya dalam 1 tahun : Tidak ada
Perdarahan/peradangan : tidak ada
Keadaan/kebersihan : Bersih

g. Telinga Keadaan : simetris kiri dan kanan


Keluhan : tidak ada Fungsi pendengaran : Normal

h. Leher Pembesaran kel.Tyroid : tidak ada

4
Pembengkakan : Tidak ada Distensi vena jugularis : tidak ada
Pembesaran KGB : tidak ada
i. Daerah dada
Jantung dan paru-paru : tidak ada keluhan Sesak napas : tidak ada
Batuk : tidak ada
Sakit dada : tidak pernah
Suara napas : normal
Bunyi jantung : reguler

Payudara : simetris kiri dan kanan Palpitasi : tidak ada

Palpasi:
j. Abdomen TPU : 1 jari pusat
DJJ : 132x/menit
LILA : 29

k. Genitalia Eksterna Tidak ada keputihan


Tidak berbau
Tidak ada gatal atau iritasi

l. Anus Tidak dilakukan pemeriksaan

m. Ekstremitas atas dan


bawah
Ukuran panggul luar :
n. Pemeriksaan -Distantia spinarum : Tidak dilakukan
Panggul pemeriksaan
-Distantia cristarum : Tidak dilakukan
pemeriksaan
-Conjugata externa : Tidak dilakukan
pemeriksaan
-Lingkar panggul : Tidak dilakukan
pemeriksaan

Ukuran panggul dalam :


-Promonotorium : Tidak dilakukan
pemeriksaan
-Linea inominata : Tidak dilakukan
pemeriksaan
-Dinding samping : Tidak dilakukan
pemeriksaan
-Spina Ischiadika : Tidak dilakukan
pemeriksaan
5
-Sacrum : Tidak dilakukan pemeriksaan
-CV : Tidak dilakukan pemeriksaan
-CD : Tidak dilakukan pemeriksaan

V. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola Nutrisi : Normal
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) : Normal 2-3x/hari
b. Buang Air Besar (BAB) : Normal 2x/hari
3. Pola tidur dan istirahat : Normal
4. Pola aktivitas dan latihan : Normal
5. Personal Hygiene :
Kulit : Normal
Rambut : tidak ada kelainan
Mulut & Gigi : normal
Pakaian : normal
Kuku : baik
Vulva Hygiene : baik
Ketergantungan fisik : tidak dikaji
Merokok :-
Minuman Keras :-
Obat-obatan :-
Lain-lain :-
VI. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
1. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi : iya,
pasien mengetahui cara pemberian ASI dan merawat bayi
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya : iya
c. Jenis kelamin yang diharapkan : tidak terkaji
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah : suami
e. Apakah hamil ini diharapkan : iya, pasien mengatakan sangat diharapkan
2. Persepsi diri
 Hal yang amat di pikirkan saat ini : pasien mengatakan ingin bayi dengan kondisi sehat dan
persalinan lancar

 Harapan setelah menjalani perawatan : pasien mengatakan ingin bayi dan


dirinya dalam keadaan sehat
 Perubahan yang dirasa setelah hamil : -
3. Konsep diri
 Body image :-
 Peran : pasien mengatakan dirinya seorang ibu
 Ideal diri : pasien ingin dirinya dan suami selalu bahagia
 Identitas diri : pasien mengatakan dirinya ibu rumah tangga
 Harga diri : Pasien mengatakan dirinya sangat berharga
4. Hubungan/komunikasi

6
 Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti orang lain
 Bahasa utama : Dayak- Indonesia
 Bahasa daerah : Dayak
 Yang tinggal serumah : pasien, dua anak, dan Suami
 Adat istiadat yang di anut : Adat Dayak
 Yang memegang peranan penting dalam keluarga : suami
 Motivasi dari suami : Selalu menemai selama proses kehamilan
 Apakah suami perokok : -
 Kesulitan dalam keluarga :Tidak ada
5. Kebiasaan seksual
 Gangguan hubungan seksual : tidak ada
 Pemahaman terhadap fungsi seksual : pasien mengatakan cukup memahami
6. Sistem Nilai – Kepercayaan
 Siapa dan apa sumber kekuatan : Tuhan dan dukungan keluarga
 Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : Pasien mengatakan Tuhan,
agama, dan kepercayaan sangat penting dalam hidupnya
 Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi) :-
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di RS : berdoa

VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
 HB: 8,6 g/dL
 Golongan Darah/Rh : -
 Gula Darah : -
 Leukosit : -
 VR/VDRL : -
2. Urine
 Protein:-
 Sedimen : -
 Reduksi:-
3. Pemeriksaan tambahan
 TTT/NST :-
 TTO/OCT :-
 USG :-
 Amnioscopy : -
 TORCH :-
 Rontgent :-

7
VIII. PENGOBATAN
Tablet fe hufabion 250 mg 2 x 1

Palangka Raya, 19 Oktober 2021

Arintina Herawati

ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN DATA
KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
OBYEKTIF
1. DS : Pasien mengatakan lemas
dan mual mudah lelah ketika kondisi fisiologis (anemia dalam Keletihan
beraktivitas, nafsu makan kehamilan) (SDKI 2017,
menurun. halaman 130, kode
Do: wajah pasien terlihat pucat, D.0057)
keadaan umum lemah, mukosa
bibir kering kesadaran baik
dengan tanda- tanda vital :
TD : 100/80 mmHg.
Suhu : 36◦C
Nadi : 80 x/menit ,
Pernapasan : 22x/menit
DJJ(+) : 132x/menit
TPU : 1 jari dibawah pusat

8
PRIORITAS MASALAH

1. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia dalam kehamilan) pasien mengatakan
lemah tidak ada semangat mudah lelah ketika beraktivitas, nafsu makan menurun.Wajah pasien terlihat
pucat,keadaan umum lemah, kesadaran baik dengan tanda tanda vital : TD : 100/80 mmHg. Suhu :
36◦C Nadi : 80 x/menit , Pernapasan : 22x/menit, DJJ(+) : 132x/menit, TPU : 1 jari dibawah pusat.

9
10
11
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.E

Ruang Rawat : UPT Puskesmas Pahandut

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Keletihan berhubungan dengan kondisi Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima - Untuk mengetahui kesiapan ibu hamil dalam
fisiologis (anemia dalam kehamilan) keperawatan selama 1x30 informasi. menerima informasi.
menit diharapkan keletihan
menururn . -Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan - Untuk membantu ibu hamil dalam dalam
istirahat. memahami materi.
Kriteria hasil:
- Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan. - Untuk memberikan pendidikan kesehatan pada
1.Ferbalisasi kepulihan energi ibu hamil yang terjadwal.
pada ibu hamil meningkat - Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
- Untuk membantu ibu hamil memiliki jadwal
2. Tenaga ibu hamil meningkat - Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat. aktivitas dan istirahat yang teratur.

3. Lesu pada ibu hamil -Kolaborasikan dengan ahli gizi pemenuhan menu - Untuk memberi pemahaman kepada ibu hamil
menurun seimbang tentang kebutuhan istirahat.

4. Pola istirahat ibu hamil - Untuk menentukan menu seimbang bagi ibu
membaik hamil.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Senin -Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima S:
informasi tentang anemia pada kehamilan
18-10-2021 -Pasien mengatakan senang akan diberikan informasi
- Menyediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan kesehatan

12
istirahat berupa pengarahan jadwal aktivitas dan istirahat ibu O: Arin
hamil.
-tampak termotivasi untuk mendapatkan informasi kesehatan
-Menjadwalkan pemberian pendidikan kesehatan tentang
pengaturan istirahat dan tidur pada ibu hamil - Pemeriksaan ttv :

-Menganjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat. BB : 64 kg

-Mengajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat TD : 100/80 mmHg.

-Mengkolaborasi kan dengan ahli gizi pemenuhan menu Suhu : 36◦C


seimbang Nadi : 80 x/menit ,

Pernapasan : 22x/menit

A: masalah belum teratasi sebagian.

P: intervensi dilanjutkan

13
BAB 4
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal
care di wilayah kerja Puskesmas, tahun 2017, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Lebih dari separuh responden melakukan kunjungan antenatal care sesuai standar.
2. Hampir semua responden memiliki umur yang tidak berisiko (20-35 tahun), lebih dari separuh
responden berpendidikan tinggi (≥ SMA), dan sebagian besar responden tidak bekerja.
3. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang baik tentang kunjungan antenatal care,
4. Lebih dari separuh responden memiliki sikap negatif terhadap kunjungan antenatal care.
5. Lebih dari separuh suami responden yang mendukung dalam kunjungan antenatal care.
6. Tidak terdapat hubungan antara umur dan pekerjaan dengan kunjungan antenatal care
3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman pada kasus dalam
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat mengembangkan penerapan pendidikan asuhan kebidanan secara continuity of care
dengan tepat dalam proses belajar mengajar dan memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih efektif dan
efesien, sehingga kualitas sumber daya manusia di institusi meningkat.
3. Bagi Puskesmas
Agar lebih meningkatkan pelayanan dalam menangani ibu hami, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah R DKK, 2015. Evaluasi Pelaksanaan Standar 10 T Dalam Pelayanan Antenatal Terpadu. Stikes
Muhammadiyah. Palangka raya : 07 oktober 2021

Kumalasari, Intan. 2015. Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan Antenatal, Intranatal,
Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta: Salemba Medika

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Buku Ajar Ibu dan Anak. Jakarta: Gavi

Depkes RI. 2012. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR


Kamariyah Nurul, Anggasari Yasi, Muflihah Siti. 2014. Buku Ajar Kehamilan untuk Mahasiswa dan
Praktisi Keperawatn serta Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika

Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Jakarta.

PPNI.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.(SDKI). 2016. Jakarta

PPNI.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.(SIKI).2016. Jakarta

PPNI.Standar.Luaran.Keperawatan.Indonesia.(SLKI).2016.Jakarta.

15
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

OLEH :

Arintina Herawati

2019.C.11a.1000

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021

16
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik

Anemia pada ibu hamil

2. Sasaran

Program : Ny.E

3. Tujuan

a. Umum: Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit Ny.E dapat memahami tentang anemia pada
ibu hamil.

b. Khusus:

1) Ny.E dapat memahami tentang pengertian anemia pada ibu hamil

2) Ny.E dapat memahami tentang penyebab anemia pada ibu hamil

3) Ny.E dapat memahami tentang tanda dan gejala anemia pada ibu hamil

4) Ny.E dapat memahami cara pencegahan anemia pada ibu hamil

4. Materi (Terlampir)

a. Pengertian anemia pada ibu hamil

b. Penyebab anemia pada ibu hamil

c. Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil

d. Cara pencegahan anemia pada ibu hamil

5. Metode

Ceramah dan diskusi

6. Media

Materi dan leaflet

7. Waktu

a. Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2021

b. Pukul : 10.00-10.30 s/d

17
Alokasi Waktu

Acara Waktu yang diperlukan


Fase orientasi
Pembukaan 1 menit
Perkenalan 1 menit
Menyampaikan tujuan 1 menit
Menyampaikan kontrak,waktu, dan materi 1 menit
Fase kerja
Memberikan terapi bermain 10 menit
Memberikan kesempatan bertanya 5 menit
Evaluasi 4 menit
Fase terminasi
Rencana tindak lanjut 1 menit
Penutup 1 menit

8.Tempat
Ruang tamu kediaman dengan setting sebagai berikut :

: penyuluh : Ny.E

9. Evaluasi
a. Daftar Pertanyaan :
1) Apa pengertian anemia pada ibu hamil?
2) Apa saja faktor penyebab anemia pada ibu hamil?
3) Bagaimana tanda gejala anemia pada ibu hamil?
4) Bagaimana cara pencegahan anemia pada ibu hamil?

18
MATERI PENYULUHAN

ANEMIA PADA IBU HAMIL

1. Definisi anemia pada ibu hamil


Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan jumlah kadar hemoglobin dalam darah <11g%
pada trimester 1 yaitu 3 bulan awal kehamilan atau kada Hb <10,5 g% pada trimester 2 yauti 4-6 bulan
usia kehamilan (Aritanong, 2015). Menurut Irianto (2014) selama kehamilan, ibu hamil mengalami
peningkatan plasma darah hingga 30%, ssel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%. Sehingga
berakibat, frekuensi anemia pada ibu hamil cukup tinggi.

2. Penyebab anemia pada ibu hamil


1. Faktor dasar
a. Sosial dan ekonomi
Kondisi lingkungan sosial sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi di suatu daerah dan
menentukan pola konsumsi makanan dan gizi yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Misalnya,
kondisi sosial di pedesaan dan perkotaan memiliki pola konsumsi makanan dan gizi yang berbeda pula.
Kondisi ekonomi seseorang sangat menentukan dalam penyediaan makanan dan kualitas gizi. Semakin
tinggi tingkat perekonomian seseorang, maka kemungkinan akan semakin baik status gizinya dan
sebalinya (Irianto, 2014).
b.Pengetahuan
Ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan rendah berisiko mengalami defisiensi zat besi, jadi
tingkat pengetahuan yang kurang tentang defisiensi zat besi akan memberi pengaruh pada ibu hamil
dalam berperilaku kesehatan dan dapat berakibat pada kurangnya konsumsi makanan yang mengandung
zat besi dikarenakan ketidaktahuannya dan dapat berakibat anemia pada ibu hamil (Wati, 2016).
c.Pendidikan
Tingkat pendidikan yang baik akan diikuti kemudahan dalam memahami pengetahuan tentang
kesehatan. Sedangkan rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki seorang ibu hamil dapat
menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan keluarga (Nurhidayati,
2013).
d.Budaya
Larangan memakan jenis makanan tertentu, berhubungan dengan makanan yang dilarang atau
tidak boleh dimakan, dan banyaknya pola pantangan terhadap makanan tertentu. Tahayul dan larangan
yang beragam yang didasarkan kepada kebudayaan dan adat adat yang beragam di setiap daerah di
dunia ini, misalnya pada ibu hamil, ada sebagian masyarakatyang masih percaya ibu hamil tidak boleh
makan ikan, tidak boleh makan telur dan jenis makanan lainnya (Ariyani, 2016).

1.Faktor tidak langsung


a. Frekuensi Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita
selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan

19
dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap
mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016).

Menurut Rukiah & Yulianti (2014) mendefinisikan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang
diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan.
Tujuan pemeriksaan kehamilan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat,
melahirkan bayi yang sehat pelayanan antenatal yang terpadu, komprehensif, serta berkualitas,
memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI, meminimalkan
“missed opportunity” pada ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif
dan berkualitas, mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil, dapat
melakukan intervensi yang tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini mungkin pada ibu hamil dapat
melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada.
Selain itu pemeriksaan kehamilan atau antenatal care juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi
kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan, persalinan, dan persiapan menjadi orang tua (Novita,
2011)
e.Paritas
Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi
terjadi secara alamiah (Nurhidayati, 2013). semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan atau jarak kelahiran terlalu dekat maka semakin banyak kehilangan zat besi dan semakin
besar kemungkinan mengalami anemia (Fatkhiyah, 2018).
b.Umur ibu
Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu antara umur 20-35 tahun dan pada umur tersebut
resiko komplikasi kehamilan dapat dihindari, memiliki reproduksi yang sehat, kondisi biologis dan
psikologis dari ibu hamil sudah matang. Sebaliknya pada umur < 20 tahun beresiko anemia karena pada
kelompok umur tersebut perkembangan bilogis yaitu reproduksi belum optimal atau belum matang
sepenuhnya. disisilain, kehamilan pada usia diatas 35 tahun merupakan kehamilan yang beresiko tinggi.
Wanita hamil dengan umur diatas 35 tahun juga akan rentan mengalami anemia. Hal ini menyebabkan
daya tahan tubuh mulai menurun pada usia 35 tahun keatas dan mudah terkena berbagai infeksi selama
masa kehamilan (Fatkhiyah, 2018).
c.Dukungan suami
Dukungan secara informasi dan emosional merupakan peran penting seorang suami, dukungan
secara informasi yaitu membantu individu untuk menemukan alternative yang ada bagi penyelesaian
masalah, misalnya menghadapi masalah ketika istri menemui kesulitan selama hamil, suami dapat
memberikan informasi berupa saran, petunjuk, pemberian nasihat, mencari informasi lain yang
bersumber dari media cetak/elektronik, dan juga tenaga kesehatan; bidan, perawat dan dokter.
Dukungan secara emosional adalah kepedulian dan empati yang diberikan oleh orang lain atau suami
yang dapat meyakinkan ibu hamil bahwa dirinya diperhatikan yang membawa dorongan positif
(Anjarwati, 2016).

d.Faktor langsung

20
a. Pola konsumsi
Kejadian anemia sangat erat jika dihubungkan dengan pola konsumsi yang rendah kandungan
zat besinya serta makanan yang dapat memperlancar dan menghambat absorbsi zat besi (Bulkis, 2013).

b.Infeksi
Beberapa infeksi penyakit menyebabkan risiko anemia. Infeksi itu umumnya adalah TBC,
malaria, dan cacingan, karena menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel darah merah dan
terganggunya eritrosit. Cacingan sangat jarang menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya karena cacing menyerap kandungan makanan. Infeksi cacing
akan menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi pada ibu hamil. Infeksi
yang disebabkan penyakit malaria dapat menyebabkan anemia (Nurhidayati, 2013).
c.Pendarahan
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut
bahkan keduanya saling berinteraksi satu sama lain. Pendarahan menyebabkan banyak unsur besi yang
hilang keluar bersama darah sehinggga dapat berakibat pada anemia menurut (Bulkis, 2013).

C.Tanda dan Gejala anemia pada ibu hamil


Pada umumnya tanda-tanda anemia akan tampak jelas apabila kadar hemoglobin (Hb) <7gr/dl.
Gejala anemia dapat berupa kepala pusing, perbahan jaringan epitel kuku, palpitasi,berkunang-
kunang,pucat, lesu,gangguan system neuromuscular,lelah, dispahgia, kurang nafsu makan, menurunnya
kebugaran dalam tubuh, dan gangguan penyembuhan luka, serta pembesaran kelenjar limpa
(Irianto,2014).
Menurut Syaftrudin (2011) tanda dan gejala anemia bermula dengan berkurangnya konsentrasi
Hb selama masa kehamilan mengakibatkan suplai oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga
menimbulkan tanda dan gejala anemia. Pada umumnya gejala yang dialami oleh ibu hamil anemia
antara lain, ibu mengeluh merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang, pandangan mata
berkunangkunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, melalui pemeriksaan fisik akan di
temukan tanda-tanda pada ibu hamil seperti, pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku
penderita tampak pucat. Bahkan pada penderita anemia yang berat dapat berakibat penderita sesak napas
atau pun bisa menyebabkan lemah jantung.
D. Cara pencegahan anemia pada ibu hamil
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dengan asupan zat
besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh saat ibu sedang dalam masa kehamilan. Zat besi
dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti daging sapi. Zat besi
juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang
polong, serta kacangkacangan yang mudah di jumpai di pasar. Selain dijelaskan diatas, dangat perlu
diimbangi dengan pola makan sehat dengan mengonsumsi vitamin serta suplemen penambah zat besi
untuk hasil yang maksimal (Irianto, 2014). Menurut Arisman (2010), pencegahan anemia defisiensi zat
besi dapat dilakukan dengan 4 pendekatan yaitu:
1) Pemberian tablet atau suntikan zat besi, pemberian ini dapat diberikan kepada remaja yang
tengah bersiap untuk menjadi ibu.
2) Pendidikan kesehatan dan upaya pemberian informasi yang ada kaitannya dengan peningkatan
asupan zat besi melalui makanan.

21
3) Pengawasan penyakit infeksi yang sering diderita masyarakat.
4) Fortifikasi makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat dengan zat besi.

22
23
Apakah ANEMIA? 5. pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan
ANEMIA PADA IBU HAMIL menstruasi.
Anemia berarti kekuangan hemoglobin dalam darah.
Anemia dalam kehamilan adalah kodisi ibu dimana
kadar hemoglobin dibawah 11gr% pada trimester
1dan 3 atau kadar Hb <10,5gr% pada trimester 2.

Anemia
DISUSUN OLEH :
berarti Faktor Resiko ANEMIA pada ibu hamil

kurangnya
1.Umur < 20tahun atau> 30tahun
Arintina Herawati

2019.c.11a.1000

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA


hemoglobin
RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN PROGRAM S1
KEPERAWATAN
dalam 2. pendarahan Akut

TAHUN AJARAN 2021/2022


darah.
Anemia
24
Bagaimana tanda dan gejala ANEMIA pada ibu Cara pencegahan dan penanganan Anemia pada
hamil? ibu hamil
3. pekerja berat
1.Mengeluh cepat lelah,letih, lesi, lemas. 1.Meningkatkan makanan kaya akan zat besi, hewani,
dan nabati
2. tampak pucat
2.makanlah makanan yangkaya akan sumber zat besi
3.pusing secara teratur
4.mata berkunang-kunang.dll 3.Makanlah makanan yang kaya akan sumber Vit C
untuk memperlancar penyerapan zat besi, cukup buahn
dan sayur (terutama bayan,kangkung)

4. jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk


mencegah penyakit infeksi dan penyakit cacingan.
4. makan <3 kali dan makanan yang
dikonsumsi kurang zat besi

Apa DAMPAK ANEMIA pada ibu hamil?

Dampak yang terjadi:

1.Arbortus

2.persalinan premature

3.gangguan pertumbuhan janin dalam rahin.

25

Anda mungkin juga menyukai