Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. N DENGAN DIAGNOSA MEDIS G1P0A0


RUANG KIA PUSKESMAS PAHANDUT
PALANGKA RAYA

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Praktik Pra Klinik Keperawatan II

Di Susun Oleh :

Mahasiswa Tingkat III A/Semester V

Novin Anggraini

NIM. 2019.C.11a.1022

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2021
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:

Nama : Novin Anggraini

NIM : 2019.C.11a.102

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul : “Laporan Pendahuluan dan Asuahan Keperawatan Pada


Ny. N Dengan Diagnosa Medis G1P0A0 Di Puskesmas
Pahandut Palangka Raya”

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menempuh Praktik Praklinik Keperawatan II (PPK II) Pada Program Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners. Hesti Warastuty L., S.Kep.,Ners.


iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan
Asuahan Keperawatan Pada Ny. N Dengan Diagnosa Medis G1P0A0 Di
Puskesmas Pahandut Palangka Raya” Laporan pendahuluan ini disusun guna
melengkapi tugas (PPK II).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Hesti W. L., S.Kep.,Ners selaku pembimbing Klinik yang telah
memberikan izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik
manajemen keperawatan di Puskesmas Pahandut (KIA).
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Palangka Raya, 20 Oktober 2021

Novin Anggraini
iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB 1......................................................................................................................5
LAPORAN PENDAHULUAN..............................................................................5
1.1 Konsep Dasar Kehamilan..........................................................................5
1.1.1 Definisi...............................................................................................5
1.1.2 Fisiologi Kehamilan...........................................................................5
1.1.3 Etiologi Kehamilan..........................................................................15
1.1.4 Klasifikasi Kehamilan......................................................................16
1.1.5 Patofisiologi Kehamilan (WOC)......................................................17
1.1.6 Manifestasi Klinis............................................................................20
1.1.7 Komplikasi Kehamilan....................................................................21
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang...................................................................22
1.2 Konsep Dasar Antenatal Care (ANC).....................................................25
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan...........................................................31
BAB 2....................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................60
5

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar Kehamilan


1.1.1 Definisi
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung
dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum (fertilisasi)
dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang lamanya berkisar 40
minggu.
1.1.2 Fisiologi Kehamilan
1.1.2.1 Proses Kehamilan
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari
konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan
endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan
kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2012)
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun,
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan
terjadi ovulasi. Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur
dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae)
dan masuk ke dalam sel telur. Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu
kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi normal 28 hari.
b. Spermatozoa
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang menghubungkan
6

kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga
sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira sepuluh kali
bagian kepala. Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel-sel
primitive tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah
spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai akil balig.
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks,
spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi spermatosid
pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya
spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya
beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopii. Spermatozoa yang
masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari,
sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi
ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita,
dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma ke dalam
saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam masa ovulasi,
maka ada kemungkinan sel sperma dlm saluran reproduksi wanita akan
bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut sebagai
konsepsi/fertilisasi. Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder)
dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba.
Menurut Manuaba dkk, keseluruhan proses konsepsi berlangsung
seperti uraian dibawah ini:
(a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiate yang mengandung persediaan nutrisi.
(b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang vitelus.
(c) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran zona
pelusida.
7

(d) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas
yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.
Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
(e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
d. Nidasi atau Implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim
dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan
akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman.
Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut
blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblas dan di
bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini
berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi
plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormone hCG dimulai, suatu
hormone yang memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif)
dalam proses implantasi embrio.

Gambar 1.1
Proses Implantasi atau Nidasi
8

e. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan
dan perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan
ibu untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi penting (Afodun et al, 2015).
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia
plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi.
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya
mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki karakteristik berikut:
a) Bentuk budar /oval
b) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
c) Berat rata-rata 500-600 gr.
d) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di
tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung tepi/marginalis.
e) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon)
yang diliputi selaput tipis desidua basialis.
f) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh
korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
g) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu)
meningkat sampai 600-700 cc/ menit (aterm)
f. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi.
Menurut Dewi dkk, pertumbuhan dan perkembangan embrio dari
trimester 1 sampai dengan trimester 3 adalah sebagai berikut:
a) Trimester 1
(1) Minggu ke-1 Disebut masa germinal. Karekteristik utama masa
germinal adalah sperma membuahi ovum yang kemudian terjadi
pembelahan sel
(2) Minggu ke-2 Terjadi diferensiasi massa seluler embrio menjadi dua
lapis (stadium bilaminer). Yaitu lempeng epiblast (akan menjadi
ectoderm) dan hipoblast (akan menjadi endoderm). Akhir stadium ini
ditandai alur primitive (primitive streak)
9

(3) Minggu ke-3 Terjadi pembentukan tiga lapis/lempeng yaitu ectoderm


dan endoderm dengan penyusupan lapisan mesoderm diantaranya
diawali dari daerah primitive streak
(4) Minggu ke-4 Pada akhir minggu ke-3/awal minggu ke-4, mulai
terbentuk ruas-ruas badan (somit) sebagai karakteristik pertumbuhan
periode ini. Terbentuknya jantung, sirkulasi darah, dan saluran
pencernaan
(5) Minggu ke-8 Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat,
sampai dengan akhir minggu ke-8 terbentuk 30- 35 somit, disertai
dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya seperti
jantungnya mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk dengan
baik
(6) Minggu ke -12 Beberapa system organ melanjutkan pembentukan
awalnya sampai dengan akhir minggu ke-12 (trimester pertama).
Embrio menjadi janin. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke 12.
Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine
b) Trimester II
(1) Sistem Sirkulasi Janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut
jantung dan aliran darah. Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut
jantung dapat ditemukan sejak minggu ke-12.
(2) Sistem Respirasi Janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak
usia sekitar 18 minggu. Perkembangan struktur alveoli paru sendiri
baru sempurna pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai diproduksi
sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal
dan baru adekuat untuk pertahanan hidup ekstrauterin pada akhir
trimester III.
(3) Sistem gastrointestinal Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan
menelan sejak usia gestasi 14 minggu. Gerakan mengisap aktif tampak
pada 26-28 minggu. Secara normal janin minum air ketuban 450 cc
setiap hari. Mekonium merupakan isi yang utama pada saluran
pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu. Mekonium berasal
dari :
10

(a) Sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi


dan rontok.
(b) Cairan/enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari
saliva sampai enzim enzim pencernaan.
(c) Cairan amnion yang diminum oleh janin, yang terkadang
mengandung lanugo (rambut-rambut halus dari kulit janin yang
rontok). Dan sel-sel dari kulit janin/membrane amnion yang rontok.
(d) Penghancuran bilirubin.
(4) Sistem Saraf dan Neuromuskular Sistem ini merupakan sistem yang
paling awal mulai menunjukkan aktivitasnya, yaitu sejak 8-12 minggu,
berupa kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal. Sejak
usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak,
dengan refleks-refleks dasar yang sangat sederhana.
(5) Sistem Saraf Sensorik Khusus/Indra Mata yang terdiri atas lengkung
bakal lensa (lens placode) dan bakal bola mata/mangkuk optic (optic
cup) pada awalnya menghadap ke lateral, kemudian berubah letaknya
ke permukaan ventral wajah.
(6) Sistem Urinarius Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8
minggu. Ginjal mulai berfungsi sejak awal trimester kedua dan dalam
vesika urinaria dapat ditemukan urine janin yang keluar melalui uretra
dan bercampur dengan cairan amnion.
(7) Sistem Endokrin Kortikotropin dan Tirotropin mulai diproduksi di
hipofisis janin sejak usia 10 minggu mulai berfungsi untuk
merangsang perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar tiroid.
Setelah kelenjar-kelenjar tersebut berkembang, produksi dan sekresi
hormon-hormonnya juga mulai berkembang
c) Trimester III
(a) Minggu ke-28
Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun bokong adalah
sekitar 25 cm dan berat janin sekitar 1.100 g. Masuk trimester ke-3,
dimana terdapat perkembangan otak yang cepat, sistem saraf
mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh, mata mulai membuka.
11

Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu,


rambut kepala makin panjang, kukukuku jari mulai terlihat.
(b) Minggu ke-32
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk
persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm
dan panjang ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan berat sekitar 1.800
gr Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor.Bila bayi
dilahirkan ada kemungkinan hidup 50-70 %.
(c) Minggu ke-36
Berat janin sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai berkurang,
saat 35 minggu paru telah matur, janin akan dapat hidup tanpa
kesulitan. Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa
bergerak atau berputar banyak. Kulit menjadi halus tanpa kerutan,
tubuh menjadi lebih bulat lengan dan tungkai tampak montok. Pada
janin laki-laki biasanya testis sudah turun ke skrotum
(d) Minggu ke-38
Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi
seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam
batas normal.

Gambar 1.2
Tahap-Tahap Pertumbuhan janin Pada Masa Kehamilan
12

1.1.2.2 Perubahan Anatomi dan Fisiologi


1. Perubahan pada Sistem Reproduksi
a) Vagina dan Vulva
Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi
peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada vagina dan vulva.
Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang
disebut dengan tanda Chadwick (Kumalasari, 2015:3)
b) Serviks Uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (Soft) yang disebut
dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan
banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warna menjadi livid yang disebut dengan tanda Chadwick.
(1) Uterus
(a) Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi
adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar
akibat hipertropi dan hiperplasi otot rahim, serabut-serabut kolagennya
menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua. Jika penambahan
ukura TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam table berikut ini. Penyebab
pembesaran uterus adalah peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh
darah, hiperplasia dan hipertrofi, perkembangan desidua (Kumalasari,
2015:4)
(b) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram
pada akhir bulan.
1. Posisi rahim dalam kehamilan
a. Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi
b. Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis
c. Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati
13

d. Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga


abdomen kanan atau kiri

(2) Ovarium
Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih
terdapat korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm.
Setelah plasenta terbentuk korpus luteum graviditatum mengecil dan
korpus luteum mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron
(Kumalasari, 2015:5)

2. Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik


Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10
sampai 15 denyut per menit pada kehamilan. Oleh karena diagfragma makin naik
selama kehamilan jantung digeser ke kiri dan ke atas. Sementara itu, pada waktu
yang sama organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya. Keadaan ini
mengakibatkan apeks jantung digerakkan agak lateral dari posisinya pada keadaan
tidak hamil normal dan membesarnya ukuran bayangan jantung yang ditemukan
pada radiograf.

3. Perubahan pada Sistem Pernafasan


Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena
uterus yang tertekan kea rah diagfragma akibat pembesaran rahim.Volume tidal
(volume udara yang diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernafas normal)
meningkat. Hal ini dikarenakan pernafasan cepat dan perubahan bentuk rongga
toraks sehingga O2 dalam darah meningkat (Kumalasari, 2015:5)

4. Perubahan Pada Ginjal


Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran
darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi
(berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh
14

rahim yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada Trimester III kehamilan
dan di akhir kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala
janin ke rongga panggul yang menekan kandung kemih (Kumalasari, 2015:5)

5. Perubahan Sistem Endokrin


Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai menghasilkan estrogen dan
progesterone dan setelah plasenta terbentuk menjadi sumber utama kedua
hormone tersebut. Kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih
aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi),
keringat berlebihan dan perubahan suasana hati. Kelenjar paratiroid ukurannya
meningkat karena kebutuhan kalsium janin meningkat sekitar minggu ke 15-35.
Pada pankreas sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat (Kumalasari, 2015:5-6)

6. Perubahan Sistem Muskuloskeletal


Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone, dan elastin dalam
kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan
persendian. Pada kehamilan trimester II dan III Hormon progesterone dan hormon
relaksasi jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada satu minggu
terakhir kehamilan. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan
karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengompensasi
penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri
punggung pada beberapa wanita.

7. Perubahan Sistem Gastrointestinal


Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian
bawah sehingga terjadi sembelit (Konstipasi). Wanita hamil sering mengalami
Hearthburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena
makanan lebih lama berada di dalam lambung dan arena relaksasi sfingter di
kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali
ke kerongkongan (Kumalasari, 2015:7)
15

8. Perubahan Sistem Integumen


Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormone Melanophore
Stimulating Hormone di Lobus Hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. (Kamariyah dkk, 2014:34). Sehubungan dengan tingginya kadar
hormonal, maka terjadi peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Ketika terjadi
pada kulit muka dikenal sebagai cloasma. Linea Alba adalah garis putih tipis yang
membentang dari simfisis pubis sampai umbilikus, dapat menjadi gelap yang
biasa disebut Line Nigra. Pada primigravida panjang linea nigra mulai terlihat
pada bulan ketiga dan terus memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada
Muligravida keseluruhan garis munculnya sebelum bulan ketiga (Kamariyah dkk,
2014:34). Striae Gravidarum yaitu renggangan yang dibentuk akibat serabut-
serabut elastic dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini
mengakibatkan pruritus atau rasa gatal (Kumalasari, 2015:6).
Kulit perut mengalami perenggangan sehingga tampak retak-retak, warna
agak hyperemia dan kebiruan disebut striae lividae (timbul karena hormone yang
berlebihan dan ada pembesaran/perenggangan pada jaringan menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit menjadi biru). Tanda regangan
timbul pada 50% sampai 90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan
setelah partus berubah menjadi putih disebut striae albikans (biasanya terdapat
pada payudara, perut, dan paha) (Kamariyah dkk, 2014:34)

1.1.3 Etiologi Kehamilan


Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri atas suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh
kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan
ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
16

c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum dituba
fallopi.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

1.1.4 Klasifikasi Kehamilan


1.1.4.1 Kehamilan diklasifikasikan dalam 3 trimester menurut Sarwono
Prawirohardjo :
a. Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0- 12
minggu).
b. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).
c. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).
Menurut Muslihatun, usia kehamilan (usia gestasi) adalah masa sejak
terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama haid
terakhir (mesntrual age of pregnancy). Kehamilan cukup bulan (term/ aterm
adalah usia kehamilan 37 – 42 minggu (259 – 294 hari) lengkap. Kehamilan
kurang bulan (preterm) adalah masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari).
Dan kehamilan lewat waktu (postterm) adalah masa gestasi lebih dari 42 minggu
(294 hari).
1.1.4.2 Standart minimal Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama
kehamilan , yang terdistribusi dalam 3 trimester, yaitu sbb:
1) 1 kali pada trimester I
2) 1 kali pada trimester II
3) 2 kali pada trimester III
17
18

1.1.5 Patofisiologi Kehamilan (WOC)


TRIMESTER I
Fertilisasi Konsepsi Morulla Nidasi

Blastula, Trofoblas, Desidua Ansietes Perubahan Peran

Embriogenesis Kurang Pengetahuan Koping individu tidak efektif

Organogenesis Krisis situasi Krisis motivasi


(Janin, Plasenta, tali pusat)

Perubahan Fisiologi Perubahan pada ibu hamil Perubahan Psikologis

GIT (Gastrointestinal Track) Sistem Integumen Sistem Urinaria Sistem Reproduksi Sistem Kerdiovaskular

Estrogen Meningkat Progesteron Estrogen meningkat Uterus membesar Estrogen dan Progesteron Sirkulasi darah
HCG

Penurunan tonus otot GIT Asam Lambung Hiperpigmentasi Tekanan pada Hipertrofi otot Uterus Peningkatan Volume
Vesica Urinaria darah

Peristaltik menurun Mual, muntah, Areola Striae Frekuensi BAK Pembesaran Uterus Hemodelusi
Anoreksia mamae Gravidarum

Disfungsi Motilitas GANGGUAN CITRA GANGGUAN ELIMINASI Perubahan bentuk Anemia


Gastrointestinal TUBUH URIN tubuh

KONSTIPASI RESIKO KEKURANGAN GANGGUAN RASA NYAMAN Hb dan O₂ turun


VOLUME CAIRAN

Pusing
KETIDAKSEIMBANGAN RESIKO
NUTRISI KURANG DARI KETIDAKEFEKTIFAN
KEBUTUHAN TUBUH RESIKO JATUH PERFUSI JARINGAN
PERIFER
19

TRIMESTER II
RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN
PROSES KEHAMILAN
MELAHIRKAN

Perubahan Pada Ibu Hamil Ketidakmampuan mengakses


Pelayanan Kesehatan

Kurang Pengetahuan ANSIETAS

Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologis Krisis Situasi

Sistem Kardiovaskuler Sistem Respirasi Payudara Sistem Peningkatan Sistem


Muskuloskletal Berat Badan Reproduksi

Peningkatan Peningkatan Desakan Uterus Estrogen Peningkatan Beban menarik Aktifitas Otot Janin Sistem
Produksi Hormon Estrogen Ke Diafragma Meningkat Massa Ke depan Meningkat untuk Berkembang Urinaria
Steroid Oleh Menstimulasi Abdomen Menopang BB
Plasenta dan Adrenal Rongga Perubahan Tulang Belakang Uterus Penekanan
Korteks Adrenal dada sempit Jaringan Mamae Penekanan Tertarik Peningkatan Membesar Vesika Urinaria
Syaraf Lumbal Penggunaan Energi
Sekresi Aldosteron Komplien paru Suplai darah Upaya Ibu Peningkatan Peningkatan
Terbatas Merangsang Menyeimbangkan Energi Menurun Vaskularisasi Frekuensi BAK
Retensi Air dan Na⁺ Payudara membesar Reseptor Nyeri Posisi Tubuh Serviks dan
Ventilasi dan Tegang Perifer Keletihan Vagina GANGGUAN
Volume darah meningkat Lordosis ELIMINASI URIN
Pernafasan GANGGUAN Impuls Nyeri INTOLERANSI Sensitifitas
Hemodelusi Tekanan Darah RASA NYAMAN ke Otak GANGGUAN AKTIVITAS
Nafas Pendek CITRA TUBUH Peningkatan
Anemia fisiologis Perubahan Preload dan Dangkal NYERI AKUT Rangsangan Seksualitas
Dan Afterload
Hb dan O₂ POLA NAFAS
Hipertensi Ventrikel TIDAK
Pusing EFEKTIF
Resiko
RESIKO JATUH Dekompensasi Cordis
PENURUNAN CURAH JANTUNG
20

TRIMESTER III

RISIKO JATUH KONSTIPASI

HIPERTERMI Tremor halus makanan lebih lama di usus


/Kram otot RISIKO KETIDAKEFEKTIFAN
Suhu Meningkat relaksasi otot polos usus PROSES KEHAMILAN
Kecepatan MELAHIRKAN
Depolarisasi Otot Rangka progesteron
Basal Metabolic Rate Perubahan Pada Ibu Hamil Ketidakmampuan
Penggunaan Sistem Pencernaan Mengakses Pelayanan
Tiroksin, Hormon Korteks Energi Kesehatan
Adrenal, Hormon-hormon Seks
Hormon Thyroid Kurang Pengetahaun ANSIETAS

Sistem Endokrin Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologi Krisis Situasi

Sistem Kardiovaskuler Sistem Respirasi Payudara Sistem Peningkatan ekstremitas sistem urinaria
Muskuloskletal Berat Badan

Peningkatan Peningkatan Desakan Uterus Estrogen Peningkatan Beban menarik Aktifitas Otot Janin Janin
Produksi Hormon Estrogen Ke Diafragma Meningkat Massa Ke depan Meningkat untuk Berkembang Berkembang
Steroid Oleh Menstimulasi Abdomen Menopang BB
Plasenta dan Adrenal Rongga Perubahan Tulang Belakang Uterus Penekanan
Korteks Adrenal dada sempit Jaringan Mamae Penekanan Tertarik Peningkatan Membesar Vesika Urinaria
Syaraf Lumbal Penggunaan Energi
Sekresi Aldosteron Komplien paru Suplai darah Upaya Ibu penekanan Peningkatan
Terbatas Merangsang Menyeimbangkan Energi Menurun pembuluh darah Frekuensi BAK
Retensi Air dan Na⁺ Payudara membesar Reseptor Nyeri Posisi Tubuh panggul dan vena
Ventilasi dan Tegang Perifer Keletihan GANGGUAN
Volume darah meningkat Lordosis edema pada ELIMINASI URIN
Pernafasan GANGGUAN Impuls Nyeri INTOLERANSI ekstrimitas
Hemodelusi Tekanan Darah RASA NYAMAN ke Otak GANGGUAN AKTIVITAS
Nafas Pendek CITRA TUBUH RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN
Anemia fisiologis Perubahan Preload dan Dangkal NYERI PERFUSI JARINGAN PERIFER
Dan Afterload
Hb dan O₂ POLA NAFAS
Hipertensi Ventrikel TIDAK
Pusing EFEKTIF
Resiko
RESIKO JATUH Dekompensasi Cordis PENURUNAN CURAH JANTUNG
21

1.1.6 Manifestasi Klinis


Menurut Sitanggang dkk (2012:2), tanda-tanda kehamilan dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Tanda yang tidak pasti (probable signs)/tanda mungkin kehamilan
yaitu amenorhea, mual dan muntah, quickening, keluhan kencing,
konstipasi, perubahan berat badan, perubahan temperatur suhu basal,
perubahan warna kulit, perubahan payudara, perubahan pada uterus,
tanda piskacek’s,perubahan-perubahan pada serviks.
b. Tanda pasti kehamilan yaitu denyut Jantung Janin (DJJ), palpasi dan
Pemeriksaan diagnostik kehamilan seperti rontgenografi,
ultrasonografi (USG), fetal Electrografi (FCG) dan tes Laboratorium/
Tes Kehamilan.
c. Menurut Dewi dkk tanda dan gejala kehamilan adalah sebagai berikut:
a) Tanda pasti Kehamilan
(1) Gerakan janin yang dapat dilihat/ dirasa/ diraba, juga
bagianbagian janin.
(2) Denyut jantung janin
(3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.
b) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan (Presumptive)
(1) Amenorea
(2) Mual dan muntah (nausea and vomiting)
(3) Mengidam (ingin makanan khusus)
(4) Pingsan
(5) Tidak ada selera makan (anoreksia)
(6) Lelah (Fatigue)
(7) Payudara
(8) Miksi
(9) Konstipasi/Obstipasi
(10) Pigmentasi kulit
(11) Epulis
(12) Pemekaran vena-vena (varises)
c) Tanda-tanda kemungkinan hamil.
22

(1) Perut membesar


(2) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan
konsistensi dari rahim.
(3) Tanda Hegar, yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang
lebih lunak dari bagian lain.
(4) Tanda Chadwick, yaitu adanya perubahan warna pada
serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.
(5) Tanda Piscaseck, yaitu adanya tanda yang kosong pada
rongga uterus karena embrio biasanya terletak di sebelah
atas,dengan bimanual akan terasa benjolan yang simetris.
(6) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang
(Broxton Hicks)
(7) Teraba Ballotement
(8) Reaksi kehamilan positif.

1.1.7 Komplikasi Kehamilan


Komplikasi kehamilan merupakan masalah kesehatan yang sering
terjadi selama kehamilan dan persalinan. Masalah kesehatan ibu bisa
terjadi sebelum kehamilan yang pada akhirnya berdampak komplikasi
pada masa kehamilan. Komplikasi kehamilan dapat disebabkan oleh
berbagai faktor; mulai dari gen wanita sampai lingkungan. Semua faktor
tersebut dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental wanita.
Komplikasi kehamilan yang paling umum adalah :
a. Tekanan darah tinggi: Juga dikenal sebagai hipertensi, kondisi ini
terjadi ketika terjadi penyempitan pembuluh nadi, yang berfungsi
untuk mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh dan plasenta. Saat
hal ini terjadi, organ tubuh tidak cukup mendapatkan oksigen dan
mineral yang dibawa darah. Ada kemungkinan janin tidak akan
tumbuh secara normal. Pada beberapa kasus, hipertensi akan
menyebabkan kelahiran premature atau pre-eklamsia. Wanita yang
telah didiagnosis dengan hipertensi bahkan sebelum hamil harus
mengawasi kondisi mereka secara teratur dan terus mengonsumsi
23

obat-obatan. Apabila hipertensi terjadi saat kehamilan, maka kondisi


ini dinamakan hipertensi gestasional. Kondisi ini biasanya akan
menghilang setelah kehamilan, namun juga tetap harus diawasi.
Beberapa wanita yang mengalami hipertensi gestasional harus
menjalani operasi caesar darurat agar tidak lebih membahayakan
nyawa mereka dan bayi mereka. Pola makan yang tepat, olahraga
yang cukup, dan istirahat yang cukup dapat mengurangi risiko
terjadinya hipertensi gestasional.
b. Kelahiran prematur: Kelahiran prematur adalah persalinan yang
terjadi sebelum memasuki minggu ke-37 kehamilan. Risiko kelahiran
prematur dapat dikurangi dengan mencegah infeksi. Pada beberapa
kasus, obat-obatan dapat menghentikan atau memperlambat kondisi
ini.
c. Keguguran: Apabila kehamilan wanita tidak berkembang dalam 20
minggu, maka wanita telah mengalami keguguran. Apabila wanita
mengalami keguguran setelah 20 minggu, kondisi ini dinamakan
“lahir mati”. Sayangnya, banyak faktor risiko keguguran yang tidak
dapat dikendalikan oleh pasien, misalnya kelainan plasenta,
pertumbuhan janin yang buruk, dan kelainan kromosom.
d. Diabetes Gestasional: Perubahan hormon selama kehamilan dapat
mengganggu kemampuan pankreas untuk menghasilkan insulin,
sehingga menyebabkan diabetes gestasional. Kondisi ini dapat
menyebabkan gangguan yang serius pada kesehatan ibu dan bayinya.
e. Infeksi Saluran Kemih: Infeksi saluran kemih adalah kondisi yang
paling umum terjadi saat kehamilan. Kondisi ini disebabkan oleh
infeksi bakteri dan dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun,
dokter harus mengetahui bahwa pasien sedang hamil, sehingga ia
dapat memberikan antibiotik yang sesuai.
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang
Saat melakukan pemeriksaan kehamilan, dokter/bidan/perawat akan
mengukur berat badan serta tanda-tanda vital, yang meliputi tekanan
darah, denyut jantung, laju pernapasan, dan suhu tubuh.
24

Dokter/bidan/perawat juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan kandungan, termasuk pemeriksaan Leopold. Setelah itu,
dokter/bidan/perawat juga mungkin akan melakukan beberapa
pemeriksaan penunjang, seperti:
1. Tes golongan darah
Tes golongan darah bertujuan untuk mengetahui golongan darah dan
rhesus ibu hamil, guna mengantisipasi kemungkinan adanya perbedaan
rhesus antara ibu hamil dengan janin. Bila hasil tes darah menunjukkan
bahwa Ibu hamil memiliki rhesus negatif dan janin memiliki rhesus
positif, ada risiko untuk terjadi inkompatibilitas rhesus. Kondisi tersebut
akan menyebabkan bayi mengalami anemia akibat pecahnya sel darah
(anemia hemolitik) ketika ia lahir. Akibatnya, bayi bisa mengalami
penyakit kuning (jaundice).

2. Hemoglobin atau HB
Hemoglobin atau Hb adalah protein kaya zat besi yang ditemukan di
dalam sel darah merah. Hb memungkinkan sel darah merah untuk
mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh dan mengangkut karbon
dioksida dari seluruh tubuh untuk dibuang melalui paru-paru.Setiap ibu
hamil perlu menjalani pemeriksaan Hb untuk mendeteksi apakah terdapat
penyakit anemia atau kurang darah. Anemia perlu dicegah dan diobati
karena dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin. Anemia juga dapat
meningkatan risiko terjadinya kelahiran prematur, keguguran, berat badan
lahir rendah, dan perdarahan postpartum.

3. Tes gula darah


Tes gula darah adalah bagian dalam pemeriksaan kehamilan rutin.
Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami
diabetes kehamilan (diabetes gestasional). Ibu hamil lebih berisiko untuk
menderita diabetes selama hamil bila mengalami kelebihan berat badan
(overweight) atau obesitas, memiliki riwayat diabetes pada kehamilan
sebelumnya, atau memiliki riwayat penyakit diabetes sebelumnya.

4. Skrining penyakit infeksi


25

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat penyakit


infeksi pada ibu hamil. Skrining penyakit infeksi termasuk hepatitis B,
sifilis, HIV, dan TORCH. Semakin cepat terdeteksi, infeksi dapat semakin
cepat diobati. Selain untuk mencegah risiko penularan pada janin,
pemeriksaan ini juga penting dilakukan untuk mengurangi risiko
terjadinya penularan infeksi pada pasangan.

5. Pemeriksaan genetik
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah Ibu hamil memiliki
kelainan genetik, seperti thalasemia, yang berisiko diturunkan kepada
janin. Pemeriksaan genetik juga bisa dilakukan pada janin dengan
mengambil sampel cairan ketuban (amniocentesis) dan sampel darah janin
(fetal blood sampling).

6. Tes urine antenatal


Pemeriksaan ini dilakukan terhadap sampel urine ibu hamil. Tujuannya
adalah untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami gangguan tertentu,
seperti preeklamsia, infeksi saluran kemih, atau diabetes.

7. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan UGS dilakukan setidaknya 3 kali selama masa kehamilan,
yaitu:
a. Trimester pertama
26

Pemeriksaan USG pada trimester pertama atau usia kandungan 10–14


minggu bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan mendeteksi
kemungkinan hamil kembar atau kelainan pada janin, misalnya sindrom
Down.
b. Trimester kedua
Pemeriksaan USG pada trimester kedua (minggu 18–20) bertujuan untuk
menentukan apakah terdapat kelainan bawaan atau kongenital pada janin,
misalnya kelainan jantung bawaan dan cacat tabung saraf.
c. Trimester ketiga
Pemeriksaan USG di kehamilan minggu ke-32 atau memasuki trimester
ketiga dilakukan bila plasenta berada di atas tulang serviks. Pemeriksaan
USG bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kondisi plasenta
previa. Selain itu, USG juga digunakan untuk mengetahui berat badan
bayi, jenis kelamin, posisi bayi, dan menilai jumlah air ketuban.

1.2 Konsep Dasar Antenatal Care (ANC)


1.2.1 Definisi Antenatal Care (ANC)
Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap kegawatan yang ditemukan. (Syaifuddin, 2012)
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 2015)
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk
ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan. (Depkes RI, 2012).

1.2.2 Tujuan Antenatal Care


Menurut Manuaba (2015), secara khusus pengawasan ante natal bertujuan
sebagai berikut :

a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat dalam


kehamilan, saat persalinan dan kala nipas.
27

b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan


nifas
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

1.2.3 Frekuensi Kunjungan ANC


Menurut Saifuddin, AB (2012), sedikitnya empat kali kunjungan selama
periode antenatal, yaitu :
1) 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
2) 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 - 28)
3) 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah
minggu ke 36)
28

1.2.4 Informasi Saat Kunjungan ANC


1) Trimester I (Sebelum minggu ke 14)
 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil
 Mendeteksi masalah dan menanganinya
 Melakukan tindakan pencegahan, seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan persiapan menghadapi komplikasi
 Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan dan istirahat)
2) Trimester II (Sebelum minggu ke 28)
Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsia
(tanya ibu tentang gejala pre eklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema,
periksa untuk mengetahui proteinuria)
3) Trimester III (Sesudah minggu ke 36)
Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau
kondisi lain yang memerlukan kelahiran di RS. (Saifuddin, AB. 2012)

1.2.5 Nasehat Pada Ibu Hamil


1) Diet
Pada dasarnya dianjurkan makanan empat sehat lima sempurna. Karena
kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi, dianjurkan sebuah telur
sehari. Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya BB sekitar 6,5 –
15 Kg selama hamil. BB yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu
mendapat perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit
kehamilan. Kenaikan BB tidak boleh > ½ kg / minggu. (Manuaba, 2015)
2) Pekerjaan rumah
Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan. Bekerjalah sesuai dengan
kemampuan, dan makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan.
(Manuaba, 2015)
3) Wanita bekerja di luar rumah
29

Kehamilan bukan merupakan halangan untuk berkarya asalkan


dikerjakan dengan pengertian sedang hamil. Wanita karier yang sedang
hamil mendapatkan hak cuti hamil selama tiga bulan, yang dapat diambil
sebelum menjelang kelahiran dan dua bulan setelah persalinan.
(Manuaba,2015)
4) Pakaian hamil
Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari
katun, sehingga mempunyai kemampuan menyerap, terutama pakaian
dalam. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang longgar dan mempunyai
kemampuan untuk menyangga payudara yang makin berkembang. Pakaian
dalam sering diganti untuk menjaga kebersihan dan menghalangi suasana
lembab di sekitar pelipatan. (Manuaba, 2015)
5) Hubungan seksual
Menurut Manuaba (2015), hamil bukan merupakan halangan untuk
melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual disarankan untuk
dihentikan bila:
 Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri
atau panas
 Terjadi perdarahan saat hubungan seksual
 Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak
 Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami
gugur kandung, persalinan sebelum waktunya, mengalammi kematian
dalam kandungan, sekitar dua minggu sebelum persalinan.

6) Perawatan payudara
Menurut Manuaba (2015), perawatan payudara sebelum lahir bertujuan
untuk memelihara hygiene payudara, melenturkan / menguatkan putinng
susu, dan mengelurakan putting susu yang datar. Tehnik perawatannya
adalah :
a. Kompres putting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan
kapas / lap yang dibasahi minyak.
30

b. Bersihkan putting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering


yang bersih.
c. Pegang kedua putting susu lalu tarik keluar bersama dan diputar ke
dalam 20 kali, keluar 20 kali.
d. Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara diurut dari
pangkal menuju putting susu sebanyak 30 kali.
e. Kemudian pijat daerah areola sehinga keluar cairan 1 – 2 tetes
untuk memastikan saluran susu tidak tersumbat.
f. Pakailah BH yang menyokong payudara.

7) Pemberian obat – obatan dan imunisasi


Menurut Manuaba (2015), pengobatan penyakit saat hamil harus selalu
memperhatikan apakah obat tersebut berpengaruh terhadap tumbuh
kembang janin. Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat
menurunkan  angka kematian bayi karenainfeksi tetanus. Vaksinasi
toksoid tetanus dilakukan 2 kali selama hamil
31

Tabel 1. Interpal dan Efektifitas Pemberian Imunisasi TT

Antige
Interval Lama Perlindungan
n
TT1 Kunjungan pertama -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun atau seumur hidup

8) Persiapan persalinan dan laktasi


Salah satu tujuan persiapan persalinan adalah untuk meningkatkan
kesehatan optimal menjelang persalinan dan segera dapat memberikan
laktasi. Untuk dapat mencapai kesehatan optimal menjelang persalinan
perlu dilakukan dua langkah penting yaitu melakukan senam hamil dan
mempersiapkan keadaan puyudara untuk laktasi. (Manuaba, 2015)
9) Senam hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot
sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam
persalinan normal. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan
atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit
jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan,
hamil dengan gestosis, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai
anemia. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 – 28 minggu.

1.2.6 Tanda Bahaya Kehamilan


 Berkaitan dengan ibu
Menurut Saifuddin (2012), tanda bahaya ibu hamil adalah :
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala lebih dari biasa
c. Gangguan penglihatan
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan
e. Nyeri abdomen / epigastrik
32

 Berkaitan dengan janin


Menurut Manuaba (2015), tanda bahaya pada janin adalah :

a. Badan panas disertai tanda infeksi lainnya


b. Gerak janin terasa berkurang atau menghilang
c. Perut terasa semakin kecil.
33

1.2.7 Pathway
1.2.1 Kehamilan

1.2.2 (Konsepsi dan


nidasi)

Aktifitas kelenjar Perubahan


Pembesaran Penekakan pada Tonus otot saluran Perubahan
Metabolisme meningkat hormonal
uterus vesika urinaria pencernaan menurun psikologis
Meningkat
(peningkatan

Produksi Hcl
Cardiak out lambung dan saliva Diafragma Peran baru
Frekuensi miksi Motilitas usus
put meningkat meningkat tertekan dalam keluarga
meningkat menurun

Frekuensi nadi Rangsangan Pengembangan diafragma Keterbatasan


meningkat Inhibisi refluks spingter kognitif
terhadap medula tidak optimal
menurun
vomiting center
meningkat
Intake nutrisi
Sisa pencernaan Cemas
berkurang Ekspansi paru tertahan lama pada
Mual dan muntah menurun usus
Kelemahan Gangguan pola
fisik tidur dan
Aktifitas Pola napas tidak istirahat
Kekurangan Konstipasi
intoleras efektif
volume cairan

Sumber : Manuaba (2015)


34

1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan

1.3.1 Pengkajian Keperawatan


1) Identitas
 Nama suami dan istri  
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
 Usia  
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30
tahun.
 Alamat 
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila diperlukan.
Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut bidan dapat
mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
 Pekerjaan              
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
 Agama     
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.
 Pendidikan      
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
 Status perkawinan 
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang
keberapa kalinya.       
 Lama Perkawinan 
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
2) Riwayat Kesehatan
35

1. Keluhan utama
 Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang
mencari pertolongan.
 Riwayat keluhan utama
 P  : Provokasi / paliatif (penyebab)
 Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
 R : Region / dimana gejala dirasakan
 S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
 T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
2. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang
didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,
kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau
kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit
pinggang dan lain-lain.

3. Riwayat kesehatan dahulu


a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa
hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid atau
tidak.

b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu


Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau
tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.

c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi


Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal ini
penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.

4. Riwayat kesehatan keluarga


36

Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular


yang dapat mempengaruhi persalinan.

3) Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional


a) Inspeksi
1) Muka  : adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah
adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
2) Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar
gondok dan limpe.
3) Dada  : bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu,
keadaan puting susu, adakah kolostrum
4) Abdomen GIT  : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar), epigastrik
(gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri (ginjal),
umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis), hipokondria, iliaka kiri (scibala).
5) Abdomen obstetrik  : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi uterus,
adakah strie gravidarum atau bekas luka.
6) Vulva  : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flour albus.
7)  Anggota bawah   : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha,
CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
Palpasi

1) Tujuan :
 Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia kehamilan.
 Menentukan letaknya anak dalam rahim
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
37

 Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis pubis dan
puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara internasional
 Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
 12 minggu – 1-2 jari di atas simfisis.
 16 minggu – pertengahan antara simfisis dan pusat
 24 minggu – setinggi pusat
 28 minggu – 3 jari diatas pusat
 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
 36 minggu – 3 jari dibawah px
 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4) Menurut leopold
1) Leopold I
 Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
 Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah muka
penderita.
 Rahim dibawa ke tengah
 Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang terdapat
dalam fundus
 Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian apa yang
di fundus.
38

Gambar Leopold I

2) Leopold II
 Keadaan tangan pindah ke samping
 Tentukan dimama punggung anak , punggung anak terdapat di pihak
yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil,
yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak yang memberi
rintangan terbesar.
 Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak lintang.
 Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana
letaknya bagian-bagian kecil.

Gambar Leopold II

3) Leopold III
 Dipergunakan satu tangan saja.
 Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
 Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
 Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu atas panggul.
39

Gambar Leopold III

4) Leopold IV
 Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si penderita
 Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian bawah
40

 Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas


panggul dan berapa masuknya bagian bawah.
 Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian terbawah
dari kepala yang masih teraba diluar :
 Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
 Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
 Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul

Gambar Leopold IV

a. Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa


masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
b. Auskultasi
 Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang,
30 menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
 Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial
(kekurangan O2)
c. Pemeriksaan panggul
 Pengukuran Ukuran-ukuran panggul luar, meliputi :
 Distantia spinarum (N = 23-26 cm)
 Distantia cristarum (N = 26-29 cm)
41

 Conjungtiva externa/boudelogue ( N = 18-20 cm)


 Lingkar panggul ( N = 80-90 cm)
 Distantia spina illiaca posterior superior ( N = 8-10 cm)
 Distantia tuberum (N = 10,5-11 cm)
 Pengukuran panggul dalam, meliputi :
 Promotorium (N = tidak teraba)
 Linea inominata ( N = teraba 2/3 bagian)Sacrum ( N = cekung)
 Spina ischiadica (N = menonjol)
 Arcus pubis ( N = > 900)
d. Pemeriksaan laboratorium
 Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air kemih,
missal : gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang kandung
kencing.
 Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat
mendeteksi penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor
risiko dalam kehamilan maupun persalinan.
 Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia, bila Hb kurang dari 10 gr
%. (normalnya : 11 gr%)
e. USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan
perkiraan persalinan.
f. Pola kebiasaan sehari-hari
 Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil,
apakah sudah selesai kebutuhan ibu hamil.
 Eliminasi
42

Bagaimana pola BAB nya, konstipasi merupakan hal yang umum


selama kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan
peristaltik usus dan pembesaran uterus yang menahannya. Sering
kencing merupakan hal umum yang terjadi selama bulan pertama
dan terakhir masa kehamilan karena rongga perut dipenuhi oleh
pembesaran uterus.
 Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat
hendaknya diadakan pula waktu siang hari
- Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan,
bekerja sesuai kemampuan dan makin dikurangi semakin
tuanya kehamilan.
- Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang
perlu diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi :
kebersihan mulut, pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit,
muka dan kebersihan pakaian luar dan dalam.
 Sexual
Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama
kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.

1.3.2 Diagnosa Keperawatan


1. D.0080 Ansietas berhubungan dengan adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis
situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-
nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
2. D.0032 Risiko defisit Nutrisi berhubungan dengan perubahan napsu makan,
mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik.
3. D.0074 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
4. D.0009 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan kurangnya aktivitas fisik.
5. D.0077 Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
43
44

1.3.3 Intervensi Keperawatan


Diagnosis Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi
adanya factor-faktor resiko khusus, selama 1x24 jam diharapkan cemas kecemasan
krisis situasi, ancaman pada konsep berkurang/hilang dengan kriteria hasil : 2. Berikan informasi tentang penyimpangan
diri, konflik disadari dan tidak 1. Menerima tanggung jawab untuk genetic khusus, resiko yang dalam
disadari tentang nilai-nilai esensial menghilangkan kecemasan reproduksi dan ketersediaan
dan tujuan hidup, kurang 2. Melaporkan hasil penatalaksanaan tindakan/pilihan diagnosa.
informasi. kecemasan 3. Kembangkan sikap berbagi rasa secara
terus menerus.
4. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal
perubahan fisik/psikologis.
2. Risiko defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor berat badan
dengan perubahan napsu makan, selama 1x24 jam diharapkan Risiko defisit 2. Timbang berat badan secara rutin
mual/muntah, tidak mengenal nutrisi teratasi dengan kriteria hasil : 3. Anjurkan membuat catatan harian tentang
peningkatan kebutuhan metabolik. 1. Nafsu makan membaik perasaan dan suatu pemicu pengeluaran
2. Asupan Nutrisi membaik makanan (mis. Pengeluran yang disengaja,
muntah, aktivitas berlebih)
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
45

menentukan jumlah kalori dan jenis


nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
3. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakuakan asuhan keperawatan 1. Identifikasi skala nyeri
berhubungan dengan gangguan selama 1x24 jam diharapkan gangguan rasa 2. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
adaptasi kehamilan. nyaman teratasi dengan kriteria hasil: mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi pijat,
1. Keluhan nyeri menurun aromaterapi, kompres hangat atau dingin)
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu.
4. Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1. Periksa sirkulasi perifer secara menyeluruh
berhubungan dengan kurangnya 1x24 jam perfusi perifer meningkat dengan (mis. Pulsasi perifer, edema, pengisian
aktivitas fisik. kriteria hasil : kapiler, warna suhu ekstremitas, indeks
1. Denyut nadi perifer meningkat brakialis pergelangan kaki)
5. Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji secara terus menerus
perubahan fisik, pengaruh selama 1x24 jam nyeri hilang/berkurang ketidaknyamanan klien
hormonal dengan hasil : 2. Kaji status pernapasan klien.
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal 3. Perhatikan adanya keluhan ketegangan
2.Ungkapan verbal/non verbal dari pada punggung dan perubahan cara jalan.
46

kenyamanan 4. Perhatikan adanya kram pada kaki.


Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan
mengangkat telapak kaki bagian dalam ke
posisi dorsofleksi, menurunkan masukan
susu, sering mengganti posisi dan
menghindari berdiri/duduk lama.
5. Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton
hicks. Berikan informasi mengenai
fisiologi aktivitas uterus.
47

1.3.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2017).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu
masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.

1.3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
(Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini
merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data
perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan
kesesuaian perilaku yang observasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal
keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada tahap intervensi untuk
menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif. (Nursalam,
2018).
48

BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Novin Anggraini


Nim : 2019.C.11a.1022
Ruang Praktek : KIA
Tanggal & Jam Pengkajian : 20 Oktober 2021 & Jam 07.00 WIB

PENGKAJIAN

I. IDENTITAS KLIEN & PENANGGUNGJAWAB


A. Identitas Klien
Nama : Ny. N

Tempat / tanggal lahir :-

Agama : Islam

Suku Bangsa : Banjar/Indonesia

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : IRT

Golongan Darah :O

Alamat : Jl. Dr. Murjani

Diagnosa Medis : G1P0A0

Penghasilan Per Bulan :-

Tanggal Masuk RS : 20 Oktober 2021

Tanggal Pengkajian : 20 Oktober 2021


49

Nomor Rekam Medik :-

B. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. M

Umur :-

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku Bangsa :-

Pendidikan terakhir :-

Pekerjaan :-

Golongan Darah :-

Alamat : Jl. Rindang Banua

Hubungan dengan Klien : Suami

II. STATUS KESEHATAN


1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Klien mengatakan “pusing”.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :


Klien datang keruang KIA UPT Puskesmas Pahandut pada tanggal 20 Oktober
2021 untuk memeriksa kandungannya, dengan usia kehamilan 13 Minggu. Klien
mengeluh pusing dan nafsu makannya berkurang. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan data : Tanda tanda vital TD : 113/90 mmHg, LILA : 45 cm TB :
148,5 cm BB: 68 kg. TFU belum teraba.

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :


Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit lainnya.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.
50

III. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI


Riwayat Ginekologi:

a. Riwayat Menstruasi :
- Menarche : Tidak dilakukan pengkajian
- Siklus : Tidak dilakukan pengkajian
- Lamanya Haid : Tidak dilakukan pengkajian
- Banyaknya : Tidak dilakukan pengkajian
- Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) : Tidak
dilakukan pengkajian
- Gangguan sewaktu menstruasi : Tidak dilakukan pengkajian
- Gejala pre menstruasi : Tidak dilakukan pengkajian
- HPHT : 15 Juli 2021
- Taksiran Persalinan : 22 April 2022

b. Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :


- Usia Pernikahan : Tidak dilakukan pengkajian
- Lamanya Pernikahan : Tidak dilakukan pengkajian
- Pernikahan Ke : Tidak dilakukan pengkajian
c. Riwayat Keluarga Berencana :
- Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : Tidak
dilakukan pengkajian
- Waktu dan lamanya penggunaan : Tidak dilakukan pengkajian
- Apakah ada masalah dengan cara tersebut : Tidak dilakukan
pengkajian
- Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang :
Tidak dilakukan pengkajian
- Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : Tidak
dilakukan pengkajian
51

Riwayat Obstetri :
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G1P0A0

Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Masalah Keadaan


No BB
partus hamil partus Penolong kelamin Hamil Lahir Nifas Bayi Anak

Keterangan :

b. Riwayat Kehamilan Sekarang


 Amenorhoe : tidak dilakukan pengkajian
 Keluhan waktu hamil : TM 1= pusing dan nafsu makan
berkurang
 Gerakan anak pertama di rasakan : tidak dilakukan pengkajian
 Imunisasi : tidak dilakukan pengkajian
 Penambahan BB selama hamil : tidak dilakukan pengkajian
 Pemeriksaan kehamilan : teratur
 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : Puskesmas
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Subjektif Objektif
0
a. Keada Suhu C
an Umum Nadi x/menit
BB sebelum hamil kg Tekanan Darah : 113/90 x/menit
BB : 68 kg
Tinggi Badan : 148 cm
Lila : 35 cm
Kesadaran : Compos Mentis
Turgor Kulit : Tidak dilakukan
pengkajian

Kepala pusing
52

b. Kepal Hyperpigmentasi : -
a Cloasma gravidarum : -
c. Muka Edema : -
Rasa bengkak? Simetris : -
Tidak dilakukan pengkajian

Mukosa mulut & bibir -


Keadaan gigi -
d. Mulut Fungsi Pengecapan -
Keluhan : Tidak dilakukan Keadaan Mulut -
pengkajian Fungsi menelan -

Ukuran pupil -
Konjungtiva -
e. Mata Sklera -
Keluhan : Tidak dilakukan Fungsi Penglihatan -
pengkajian
Reaksi alergi -
Pernah flu -
f. Hidun Frekuensinya dalam 1 tahun -
g Perdarahan/peradangan -
Keluhan : Tidak dilakukan Keadaan/kebersihan -.
pengkajian
Keadaan -
Fungsi pendengaran -

g. Teling
a Pembesaran kel.Tyroid -
Keluhan : Tidak dilakukan Distensi vena jugularis -
pengkajian Pembesaran KGB -
53

h. Leher Sesak napas -


Pembengkakan : Tidak dilakukan Batuk -
pengkajian Sakit dada -
Suara napas -
i. Daera Bunyi jantung -
h dada Palpitasi -
Jantung dan paru-paru : Tidak Tidak dilakukan pengkajian
dilakukan pengkajian
TFU belum teraba

Tidak dilakukan pengkajian


j. Payud
ara Tidak dilakukan pengkajian

k. Abdo Tidak dilakukan pengkajian


men
Ukuran panggul luar : Tidak dilakukan
l. Genita pengkajian
lia Eksterna - Distantia spinarum -

- Distantia cristarum -
m. Anus
- Conjugata externa -

n. Ekstre - Lingkar panggul -


mitas atas dan bawah Ukuran panggul dalam : Tidak
dilakukan pengkajian
o. Pemer - Promonotorium -
iksaan Panggul
- Linea inominata -

- Dinding samping -

- Spina Ischiadika -

- Sacrum -
54

- CV - CD -

V. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola Nutrisi : Nafsu makan berkurang
Klien mengatakan makan 2x sehari
dengan porsi sedang
2. Pola Eliminasi : Tidak dilakukan
pengkajian
a. Buang Air Kecil (BAK) : -
b. Buang Air Besar (BAB) : -
3. Pola tidur dan istirahat : Tidak dilakukan
pengkajian
4. Pola aktivitas dan latihan : Tidak dilakukan
pengkajian
5. Personal Hygiene : Tidak dilakukan
pengkajian
Kulit : Baik

Rambut : Halus

Mulut & Gigi :-

Pakaian : Rapi

Kuku : Bersih

Vulva Hygiene :-

6. Ketergantungan fisik : Tidak


Merokok : Tidak

Minuman Keras : Tidak

Obat-obatan : Tidak
55

Lain-lain : Tidak ada

VI. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


2. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi : Tidak
dilakukan pengkajian
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya : Tidak
dilakukan pengkajian
c. Jenis kelamin yang diharapkan : Tidak dilakukan pengkajian
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah : Tidak dilakukan
pengkajian
e. Apakah hamil ini diharapkan : Tidak dilakukan pengkajian
3. Persepsi diri
a. Hal yang amat di pikirkan saat ini : Tidak dilakukan pengkajian
b. Harapan setelah menjalani perawatan : Tidak dilakukan pengkajian
c. Perubahan yang dirasa setelah hamil : Tidak dilakukan pengkajian
4. Konsep diri
a. Body image : Tidak dilakukan pengkajian
b. Peran : Tidak dilakukan pengkajian
c. Ideal diri : Tidak dilakukan pengkajian
d. Identitas diri : Tidak dilakukan pengkajian
e. Harga diri : Tidak dilakukan pengkajian
5. Hubungan/komunikasi
a. Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti orang
lain? Jelas dan bias dimengerti orang lain
b. Bahasa utama : Banjar Bahasa daerah : Banjar
c. Yang tinggal serumah : Suami
d. Adat istiadat yang di anut : Tidak dilakukan pengkajian
e. Yang memegang peranan penting dalam keluarga : Suami
f. Motivasi dari suami : Tidak dilakukan pengkajian
g. Apakah suami perokok : Tidak dilakukan pengkajian
h. Kesulitan dalam keluarga : Tidak dilakukan pengkajian
56

6. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual : Tidak dilakukan pengkajian
b. Pemahaman terhadap fungsi seksual : Tidak dilakukan pengkajian
7. Sistem Nilai – Kepercayaan
a. Siapa dan apa sumber kekuatan : Tidak dilakukan pengkajian
b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : Tidak
dilakukan pengkajian
c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan
frekuensi) : Tidak dilakukan pengkajian
d. Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama
di RS : Tidak dilakukan pengkajian

VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
a. HB : - Golongan Darah/Rh : O
b. Gula Darah : - Leukosit : -
c. VR/VDRL : -
2. Urine
a. Protein : - Sedimen : -
b. Reduksi : -
3. Pemeriksaan tambahan
a. TTT/NST : - TTO/OCT : -
b. USG : - Amnioscopy : -
c. TORCH : - Rontgent : -
VIII. PENGOBATAN
Tidak dilakukan pengkajian

Palangka Raya, 20 Oktober 2021


Mahasiswa,
57

Novin Anggraini

ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Klien mengatakan Kehamilan Gangguan Rasa Nyaman
“pusing”
Gangguan adaptasi
DO : kehamilan
Perubahan hormonal
TD : 113/90 mmHg Perubahan hormonal
LILA : 35 cm (peningkatan hormon
TB : 148 cm estrogen progesteron)
BB : 68 kg
TFU belum teraba Gangguan rasa nyaman
Umur Kehamilan : 13
minggu
58

PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
dibuktikan dengan pasien mengatakan pusing, TD : 113/90 mmHg , LILA : 35
cm, TB : 148 cm, BB : 68 kg, TFU belum teraba.
59
60

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. N
Ruang Rawat : KIA
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan teknik nonfarmakologis 1. Teknik nonfarmakologis
dengan gangguan adaptasi keperawatan selama 1x20 menit untuk mengurangi rasa pusing (mis. merupakan strategi penyembuhan
kehamilan dibuktikan dengan pasien diharapkan rasa nyaman pasien Terapi pijat, aromaterapi, kompres nyeri tanpa menggunakan obat-
mengatakan pusing, TD : 113/90 terpenuhi hangat atau dingin) obatan tetapi lebih kepada prilaku
mmHg , LILA : 35 cm, TB : 148 cm, Kriteria hasil : 2. Ajarkan teknik nonfarmakologis caring.
BB : 68 kg, TFU belum teraba 1. Pasien menyatakan rasa untuk mengurangi rasa pusing 2. Agar klien atau keluarga dapat
nyaman dan segar 3. Kolaborasi pemberian analgetik, melakukan secara mandiri ketika
2. pasien melakukan aktivitas jika perlu. pusing kambuh
perawatan diri dengan tepat 3. Bekerja sama dengan dokter dalam
untuk mengurangi pemberian dosis obat.
ketidaknyamanan
61

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda Tangan Dan Nama


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Perawat
Rabu, 20 Oktober 2021 S : Klien masih mengatakan pusing
Pukul 09.00 WIB
1) Memberikan teknik nonfarmakologis untuk O:
mengurangi rasa pusing (mis. Terapi pijat, - Klien sudah mengerti tentang kondisi Novin Anggraini
aromaterapi, kompres hangat atau dingin) penyakitnya
2) Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk - Klien sudah mengerti tentang perawatan
mengurangi rasa pusing dirumah
3) Berkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
- Minum obat sesuai anjuran dokter

- Kontrol ulang 1 bulan


A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
62

DAFTAR PUSTAKA

Afodun A.M,Ajao M.S, and Enaibe B.U.2015. Placental Anthropometric


Features: Maternal and Neonate Characteristics in North Central Nigeria.
Journal Hindawi Publishing Corporation Advances in Anatomy Volume
2015
Depkes RI. 2012. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR
Kamariyah Nurul, Anggasari Yasi, Muflihah Siti. 2014. Buku Ajar Kehamilan
untuk Mahasiswa dan Praktisi Keperawatn serta Kebidanan.
Jakarta:Salemba Medika
Kumalasari, Intan. 2015. Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan
Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta:
Salemba Medika
Manuaba, Ida Bagus.2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan Edisi 2 .Jakarta:EGC
Mochtar, Rustam. 2015. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari .2012. Buku Asuhan Neonatal Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Edisi 1 cetakan ke 5. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sitanggang.dkk, 2012. Buku Ajar ASKEB I : Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Sulistyawati, A. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi Offset

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI),  Edisi 1. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


(SIKI),  Edisi 1. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia


(SLKI),  Edisi 1. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
63

Widatiningsih, S dan Dewi, C.H.T (2017). Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan.


Yogyakarta: Trans Medika.
Wiknjosastro, Hanifa. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
64

LAMPIRAN
65

SATUAN ACARA PENYULUHANAN TENTANG


TEKNIK NON FARMAKOLOGIS

Di Susun Oleh :

Mahasiswa Tingkat III A/Semester V

Novin Anggraini

NIM. 2019.C.11a.1022

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2021
66

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik : Penyuluhan kesehatan tentang Teknik non Farmakologis


B. Sasaran : Ny. N
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah di lakukan penyuluhan pasien dan keluarga Ny. N dapat mengetahui
dan dapat memahami tentang teknik non farmakologis.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, pasien dapat :

1. Menjelaskan pengertian tentang teknik non farmakologis


2. Mengetahui tujuan teknik non farmakologis
3. Mengetahui cara kerja teknik non farmakologis
D. Materi : Pendidikan Kesehatan tentang Teknik non Farmakologis
E. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi
F. Media : Leaflet
G. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Rabu, 20 Oktober 2021
2. Pukul : 10.30 - Selesai
3. Alokasi Waktu : 10 menit
No. Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta Metode
Kegiatan Penyuluhan

1 Orientasi 2 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab Ceramah


salam salam dan Tanya
2. Memperkenalkan 2. Mendengark jawab
diri an
3. Menjelaskan 3. Memperhati
tujuan kegiatan kan
yang akan 4. Brainstormi
dilakukan ng mengenai
Penyuluhan
kesehatan
tentang teknik
non
67

farmakologis
2 Kegiatan 5 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan Ceramah
pengertian 2. Memperhatikan
tentang teknik 3. menyimak
non farmakologis
2. Menjelaskan
tujuan teknik non
farmakologis
3. Menjelaskan cara
kerja teknik non
farmakologis

3 Evaluasi dan 3 menit 1. Memberi 1. Mendengarkan. Ceramah


Penutup kesempatan pada 2. Memperhatikan dan Tanya
keluarga untuk 3. Menjawab jawab
bertanya. salam
2. Beri pujian
3. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
4. Mengucapkan
salam.

H. TEMPAT

Setting tempat :

Keterangan :
: mahasiswa

: Klien
68

RENCANA EVALUASI

1. Evaluasi struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruangan Rawat pasien
2. Evaluasi proses
a. Ny.N antusias terhadap materi penyuluhan..
3. Evaluasi hasil
a. Menjelaskan pengertian tentang teknik non farmakologis
b. Mengetahui Tujuan tentang teknik non farmakologis
c. Mengetahui cara kerja teknik non farmakologis
I. METODE
Ceramah dan tanya jawab
69

MATERI PENYULUH

I. Definisi
Manajemen nyeri dapat dilakukan dengan teknik farmakologi
berkolaborasi dengan tim medis ataupun intervensi mandiri teknik non
farmakologis. Teknik farmakologis adalah cara yang paling efektif untuk
menghilangkan nyeri terutama untuk nyeri yang sangat hebat yang
berlangsung selama berjam- jam atau bahkan berhari- hari. Pentingnya teknik
non farmakologi dalam menurunkan skala nyeri, mengkombinasikan teknik
non farmakologis dengan obat- obatan mungkin cara yang paling efektif
untuk menghilangkan nyeri (Smeltzer & Bare, 2013).

II. Manfaat
Manfaat teknik non farmakologis adalah :
a. Menangani nyeri akut atau kronis
b. Memberikan rasa nyaman
c. Mengurangi ketergantungan pasien pada obat-obatan penghilang rasa
sakit.

III. Cara Sederhana Mengatasi Nyeri


1. Distraksi (Pengalihan pada hal-hal lain sehingga lupa terhadap nyeri yang
sedang dirasakan)
Contoh :
a. Membayangkan hal-hal yang indah
b. Membaca buku, Koran sesuai yang di sukai
c. Mendengarkan musik, radio, dan lain-lain
2. Relaksasi Tiga hal penting dalam relaksasi adalah :
a. Posisi yang tepat
b. Pikiran tenang
c. Lingkungan tenang
Teknik relaksasi:
70

a. Menarik nafas dalam


b. Nafas beberapa kali dengan irama yang normal
c. Ulangi nafas dalam dengan konsentrasi pikiran
d. Setelah rileks, nafas pelan
e. Terapi pijat
f. Aromaterapi
g. Kompres hangat atau dingin
h. Keluarkan perlahan-lahan dan rasakan

IV. Evaluasi
1. Sebutkan definisi teknik non farmakologi
2. Tujuan manajemen nyeri non farmakologi
3. Sebutkan cara sederhana mengatasi nyeri
4. Mendemonstrasikan cara-cara mengatasi nyeri
71

DAFTAR PUSTAKA
Istichomah, 2012. Pengaruh Teknik Pemberian Kompres Terhadap Perubahan
Skala Nyeri Pada Klien Kontusio di RSUD Sleman.
Helwiyah Ropi, SKP., MCPN, Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri.
Smeltzer, S. C. & Bare,B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta: EGC
72
73
Teknik Non Farmakologi Terapi Perilaku
Terapi perilaku dilakukan dengan cara c. Guided Imagery (Imajinasi
melatih kontrol/ kendali klien terhadap Terbimbing)
respon nyeri. Terapis meminta klien untuk
a. Hipnotis: membantu mengubah persepsi berimajinasi membayangkan halhal
nyeri melalui pengaruh sugesti positif. yang menyenangkan.
b. Distraksi: mengalihkan perhatian Tindakan ini memerlukan suasana
terhadap nyeri dan efektif untuk nyeri dan ruangan yang tenang serta
ringan sampai sedang. konsentrasi dari klien.
Contoh: Apabila klien mengalami
 Distraksi visual (melihat TV atau kegelisahan, tindakan harus
pertandingan bola, dsb); dihentikan. Tindakan ini dilakukan
pada saat klien merasa nyaman dan
 Distraksi audio (mendengar musik,
tidak sedang nyeri akut.
Di Susun Oleh : radio, dsb);
Mahasiswa Tingkat III A/Semester V  Distraksi sentuhan (massage/ pijat,
memegang mainan, dsb); dan
Novin Anggraini
 Distraksi intelektual (merangkai puzzle,
NIM. 2019.C.11a.1022
bermain catur, dsb).

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA


RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
Kompres Hangat 74
Teknik Relaksasi
Dilakukan dengan menempelkan kantong Relaksasi otot rangka dapat menurunkan nyeri
karet yang diisi air hangat atau handuk yang karena mengendorkan ketegangan otot. Dengan
relaksasi, klien dapat mengubah persepsi terhadap
telah direndam di dalam air hangat, ke bagian nyeri. Teknik relaksasi sangat efektif untuk nyeri
kronis, dengan manfaat antara lain :
tubuh yang nyeri.  Menurunkan kecemasan/ ketakutan yang
Akupuntur
Kompres hangat dapat membuat otot tubuh berhubungan dengan nyeri atau stress.
Akupuntur merupakan pengobatan yang  Menurunkan nyeri otot.
lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan  Membantu klien untuk melupakan nyeri.
sudah sejak lama digunakan untuk  Meningkatkan periode istirahat dan tidur.
rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran
mengobati nyeri. Jarum–jarum kecil yang  Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain.
darah.  Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi
ditusukkan pada kulit oleh terapis, yang timbul akibat nyeri.
bertujuan menyentuh titik-titik tertentu Langkah Teknik Relaksasi :
1) Menarik napas dalam dan menahannya di dalam
(tergantung pada lokasi nyeri) sehingga paru
dapat memblok transmisi nyeri ke otak. 2) Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan
rasakan tubuh menjadi kendor dan betapa
nyaman hal tersebut
Plasebo
3) Bernapas dengan irama normal dalam beberapa
Plasebo yang dalam bahasa latin berarti waktu
4) Ambil napas dalam kembali dan keluarkan
“saya ingin menyenangkan” merupakan zat secara perlahan-lahan, sambil biarkan telapak
Kompres Dingin
tanpa proses pengobatan dalam bentuk kaki relaks. Pada tahap ini terapis dapat
Hampir sama dengan kompres dingin, membantu Anda untuk mengkonsentrasikan
yang dikenal oleh penderita sebagai “obat” pikiran pada kaki yang terasa ringan dan hangat.
hanya saja menggunakan air dingin. Kantong 5) Ulangi langkah ke-4, dan konsentrasikan
(seperti kaplet, kapsul, cairan injeksi dan
karet atau handuk ditempelkan pada bagian pikiran pada lengan, perut, punggung, dan otot-
sebagainya) otot lain.
tubuh yang nyeri. 6) Setelah Anda merasa rileks, dianjurkan untuk
Kompres dingin membantu mengontrol bernapas secara perlahan. Bila nyeri menjadi
hebat, Anda bernapas secara dangkal dan cepat.
perdarahan dan pembengkakan karena 7) Teknik relaksasi perlu dilakukan beberapa kali
agar mencapai hasil optimal.
trauma, mengurangi nyeri, dan menurunkan
aktivitas ujung saraf pada otot.

Anda mungkin juga menyukai