Di Susun Oleh :
Novin Anggraini
NIM. 2019.C.11a.1022
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 2019.C.11a.102
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan
Asuahan Keperawatan Pada Ny. N Dengan Diagnosa Medis G1P0A0 Di
Puskesmas Pahandut Palangka Raya” Laporan pendahuluan ini disusun guna
melengkapi tugas (PPK II).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Hesti W. L., S.Kep.,Ners selaku pembimbing Klinik yang telah
memberikan izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik
manajemen keperawatan di Puskesmas Pahandut (KIA).
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Palangka Raya, 20 Oktober 2021
Novin Anggraini
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB 1......................................................................................................................5
LAPORAN PENDAHULUAN..............................................................................5
1.1 Konsep Dasar Kehamilan..........................................................................5
1.1.1 Definisi...............................................................................................5
1.1.2 Fisiologi Kehamilan...........................................................................5
1.1.3 Etiologi Kehamilan..........................................................................15
1.1.4 Klasifikasi Kehamilan......................................................................16
1.1.5 Patofisiologi Kehamilan (WOC)......................................................17
1.1.6 Manifestasi Klinis............................................................................20
1.1.7 Komplikasi Kehamilan....................................................................21
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang...................................................................22
1.2 Konsep Dasar Antenatal Care (ANC).....................................................25
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan...........................................................31
BAB 2....................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................60
5
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga
sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira sepuluh kali
bagian kepala. Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel-sel
primitive tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah
spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai akil balig.
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks,
spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi spermatosid
pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya
spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya
beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopii. Spermatozoa yang
masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari,
sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi
ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita,
dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma ke dalam
saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam masa ovulasi,
maka ada kemungkinan sel sperma dlm saluran reproduksi wanita akan
bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut sebagai
konsepsi/fertilisasi. Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder)
dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba.
Menurut Manuaba dkk, keseluruhan proses konsepsi berlangsung
seperti uraian dibawah ini:
(a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiate yang mengandung persediaan nutrisi.
(b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang vitelus.
(c) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran zona
pelusida.
7
(d) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas
yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.
Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
(e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
d. Nidasi atau Implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim
dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan
akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman.
Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut
blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblas dan di
bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini
berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi
plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormone hCG dimulai, suatu
hormone yang memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif)
dalam proses implantasi embrio.
Gambar 1.1
Proses Implantasi atau Nidasi
8
e. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan
dan perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan
ibu untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi penting (Afodun et al, 2015).
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia
plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi.
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya
mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki karakteristik berikut:
a) Bentuk budar /oval
b) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
c) Berat rata-rata 500-600 gr.
d) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di
tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung tepi/marginalis.
e) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon)
yang diliputi selaput tipis desidua basialis.
f) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh
korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
g) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu)
meningkat sampai 600-700 cc/ menit (aterm)
f. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi.
Menurut Dewi dkk, pertumbuhan dan perkembangan embrio dari
trimester 1 sampai dengan trimester 3 adalah sebagai berikut:
a) Trimester 1
(1) Minggu ke-1 Disebut masa germinal. Karekteristik utama masa
germinal adalah sperma membuahi ovum yang kemudian terjadi
pembelahan sel
(2) Minggu ke-2 Terjadi diferensiasi massa seluler embrio menjadi dua
lapis (stadium bilaminer). Yaitu lempeng epiblast (akan menjadi
ectoderm) dan hipoblast (akan menjadi endoderm). Akhir stadium ini
ditandai alur primitive (primitive streak)
9
Gambar 1.2
Tahap-Tahap Pertumbuhan janin Pada Masa Kehamilan
12
(2) Ovarium
Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih
terdapat korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm.
Setelah plasenta terbentuk korpus luteum graviditatum mengecil dan
korpus luteum mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron
(Kumalasari, 2015:5)
rahim yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada Trimester III kehamilan
dan di akhir kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala
janin ke rongga panggul yang menekan kandung kemih (Kumalasari, 2015:5)
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum dituba
fallopi.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
GIT (Gastrointestinal Track) Sistem Integumen Sistem Urinaria Sistem Reproduksi Sistem Kerdiovaskular
Estrogen Meningkat Progesteron Estrogen meningkat Uterus membesar Estrogen dan Progesteron Sirkulasi darah
HCG
Penurunan tonus otot GIT Asam Lambung Hiperpigmentasi Tekanan pada Hipertrofi otot Uterus Peningkatan Volume
Vesica Urinaria darah
Peristaltik menurun Mual, muntah, Areola Striae Frekuensi BAK Pembesaran Uterus Hemodelusi
Anoreksia mamae Gravidarum
Pusing
KETIDAKSEIMBANGAN RESIKO
NUTRISI KURANG DARI KETIDAKEFEKTIFAN
KEBUTUHAN TUBUH RESIKO JATUH PERFUSI JARINGAN
PERIFER
19
TRIMESTER II
RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN
PROSES KEHAMILAN
MELAHIRKAN
Peningkatan Peningkatan Desakan Uterus Estrogen Peningkatan Beban menarik Aktifitas Otot Janin Sistem
Produksi Hormon Estrogen Ke Diafragma Meningkat Massa Ke depan Meningkat untuk Berkembang Urinaria
Steroid Oleh Menstimulasi Abdomen Menopang BB
Plasenta dan Adrenal Rongga Perubahan Tulang Belakang Uterus Penekanan
Korteks Adrenal dada sempit Jaringan Mamae Penekanan Tertarik Peningkatan Membesar Vesika Urinaria
Syaraf Lumbal Penggunaan Energi
Sekresi Aldosteron Komplien paru Suplai darah Upaya Ibu Peningkatan Peningkatan
Terbatas Merangsang Menyeimbangkan Energi Menurun Vaskularisasi Frekuensi BAK
Retensi Air dan Na⁺ Payudara membesar Reseptor Nyeri Posisi Tubuh Serviks dan
Ventilasi dan Tegang Perifer Keletihan Vagina GANGGUAN
Volume darah meningkat Lordosis ELIMINASI URIN
Pernafasan GANGGUAN Impuls Nyeri INTOLERANSI Sensitifitas
Hemodelusi Tekanan Darah RASA NYAMAN ke Otak GANGGUAN AKTIVITAS
Nafas Pendek CITRA TUBUH Peningkatan
Anemia fisiologis Perubahan Preload dan Dangkal NYERI AKUT Rangsangan Seksualitas
Dan Afterload
Hb dan O₂ POLA NAFAS
Hipertensi Ventrikel TIDAK
Pusing EFEKTIF
Resiko
RESIKO JATUH Dekompensasi Cordis
PENURUNAN CURAH JANTUNG
20
TRIMESTER III
Sistem Kardiovaskuler Sistem Respirasi Payudara Sistem Peningkatan ekstremitas sistem urinaria
Muskuloskletal Berat Badan
Peningkatan Peningkatan Desakan Uterus Estrogen Peningkatan Beban menarik Aktifitas Otot Janin Janin
Produksi Hormon Estrogen Ke Diafragma Meningkat Massa Ke depan Meningkat untuk Berkembang Berkembang
Steroid Oleh Menstimulasi Abdomen Menopang BB
Plasenta dan Adrenal Rongga Perubahan Tulang Belakang Uterus Penekanan
Korteks Adrenal dada sempit Jaringan Mamae Penekanan Tertarik Peningkatan Membesar Vesika Urinaria
Syaraf Lumbal Penggunaan Energi
Sekresi Aldosteron Komplien paru Suplai darah Upaya Ibu penekanan Peningkatan
Terbatas Merangsang Menyeimbangkan Energi Menurun pembuluh darah Frekuensi BAK
Retensi Air dan Na⁺ Payudara membesar Reseptor Nyeri Posisi Tubuh panggul dan vena
Ventilasi dan Tegang Perifer Keletihan GANGGUAN
Volume darah meningkat Lordosis edema pada ELIMINASI URIN
Pernafasan GANGGUAN Impuls Nyeri INTOLERANSI ekstrimitas
Hemodelusi Tekanan Darah RASA NYAMAN ke Otak GANGGUAN AKTIVITAS
Nafas Pendek CITRA TUBUH RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN
Anemia fisiologis Perubahan Preload dan Dangkal NYERI PERFUSI JARINGAN PERIFER
Dan Afterload
Hb dan O₂ POLA NAFAS
Hipertensi Ventrikel TIDAK
Pusing EFEKTIF
Resiko
RESIKO JATUH Dekompensasi Cordis PENURUNAN CURAH JANTUNG
21
2. Hemoglobin atau HB
Hemoglobin atau Hb adalah protein kaya zat besi yang ditemukan di
dalam sel darah merah. Hb memungkinkan sel darah merah untuk
mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh dan mengangkut karbon
dioksida dari seluruh tubuh untuk dibuang melalui paru-paru.Setiap ibu
hamil perlu menjalani pemeriksaan Hb untuk mendeteksi apakah terdapat
penyakit anemia atau kurang darah. Anemia perlu dicegah dan diobati
karena dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin. Anemia juga dapat
meningkatan risiko terjadinya kelahiran prematur, keguguran, berat badan
lahir rendah, dan perdarahan postpartum.
5. Pemeriksaan genetik
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah Ibu hamil memiliki
kelainan genetik, seperti thalasemia, yang berisiko diturunkan kepada
janin. Pemeriksaan genetik juga bisa dilakukan pada janin dengan
mengambil sampel cairan ketuban (amniocentesis) dan sampel darah janin
(fetal blood sampling).
7. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan UGS dilakukan setidaknya 3 kali selama masa kehamilan,
yaitu:
a. Trimester pertama
26
6) Perawatan payudara
Menurut Manuaba (2015), perawatan payudara sebelum lahir bertujuan
untuk memelihara hygiene payudara, melenturkan / menguatkan putinng
susu, dan mengelurakan putting susu yang datar. Tehnik perawatannya
adalah :
a. Kompres putting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan
kapas / lap yang dibasahi minyak.
30
Antige
Interval Lama Perlindungan
n
TT1 Kunjungan pertama -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun atau seumur hidup
1.2.7 Pathway
1.2.1 Kehamilan
Produksi Hcl
Cardiak out lambung dan saliva Diafragma Peran baru
Frekuensi miksi Motilitas usus
put meningkat meningkat tertekan dalam keluarga
meningkat menurun
1. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang
mencari pertolongan.
Riwayat keluhan utama
P : Provokasi / paliatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
2. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang
didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,
kalau kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau
kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit
pinggang dan lain-lain.
1) Tujuan :
Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia kehamilan.
Menentukan letaknya anak dalam rahim
2) Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
37
Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis pubis dan
puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3) Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara internasional
Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
12 minggu – 1-2 jari di atas simfisis.
16 minggu – pertengahan antara simfisis dan pusat
24 minggu – setinggi pusat
28 minggu – 3 jari diatas pusat
32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
36 minggu – 3 jari dibawah px
40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4) Menurut leopold
1) Leopold I
Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah muka
penderita.
Rahim dibawa ke tengah
Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang terdapat
dalam fundus
Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian apa yang
di fundus.
38
Gambar Leopold I
2) Leopold II
Keadaan tangan pindah ke samping
Tentukan dimama punggung anak , punggung anak terdapat di pihak
yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil,
yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak yang memberi
rintangan terbesar.
Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak lintang.
Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana
letaknya bagian-bagian kecil.
Gambar Leopold II
3) Leopold III
Dipergunakan satu tangan saja.
Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu atas panggul.
39
4) Leopold IV
Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si penderita
Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian bawah
40
Gambar Leopold IV
1.3.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2017).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu
masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Golongan Darah :O
Umur :-
Agama : Islam
Suku Bangsa :-
Pendidikan terakhir :-
Pekerjaan :-
Golongan Darah :-
a. Riwayat Menstruasi :
- Menarche : Tidak dilakukan pengkajian
- Siklus : Tidak dilakukan pengkajian
- Lamanya Haid : Tidak dilakukan pengkajian
- Banyaknya : Tidak dilakukan pengkajian
- Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) : Tidak
dilakukan pengkajian
- Gangguan sewaktu menstruasi : Tidak dilakukan pengkajian
- Gejala pre menstruasi : Tidak dilakukan pengkajian
- HPHT : 15 Juli 2021
- Taksiran Persalinan : 22 April 2022
Riwayat Obstetri :
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G1P0A0
Keterangan :
Kepala pusing
52
b. Kepal Hyperpigmentasi : -
a Cloasma gravidarum : -
c. Muka Edema : -
Rasa bengkak? Simetris : -
Tidak dilakukan pengkajian
Ukuran pupil -
Konjungtiva -
e. Mata Sklera -
Keluhan : Tidak dilakukan Fungsi Penglihatan -
pengkajian
Reaksi alergi -
Pernah flu -
f. Hidun Frekuensinya dalam 1 tahun -
g Perdarahan/peradangan -
Keluhan : Tidak dilakukan Keadaan/kebersihan -.
pengkajian
Keadaan -
Fungsi pendengaran -
g. Teling
a Pembesaran kel.Tyroid -
Keluhan : Tidak dilakukan Distensi vena jugularis -
pengkajian Pembesaran KGB -
53
- Distantia cristarum -
m. Anus
- Conjugata externa -
- Dinding samping -
- Spina Ischiadika -
- Sacrum -
54
- CV - CD -
Rambut : Halus
Pakaian : Rapi
Kuku : Bersih
Vulva Hygiene :-
Obat-obatan : Tidak
55
6. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual : Tidak dilakukan pengkajian
b. Pemahaman terhadap fungsi seksual : Tidak dilakukan pengkajian
7. Sistem Nilai – Kepercayaan
a. Siapa dan apa sumber kekuatan : Tidak dilakukan pengkajian
b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : Tidak
dilakukan pengkajian
c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan
frekuensi) : Tidak dilakukan pengkajian
d. Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama
di RS : Tidak dilakukan pengkajian
VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
a. HB : - Golongan Darah/Rh : O
b. Gula Darah : - Leukosit : -
c. VR/VDRL : -
2. Urine
a. Protein : - Sedimen : -
b. Reduksi : -
3. Pemeriksaan tambahan
a. TTT/NST : - TTO/OCT : -
b. USG : - Amnioscopy : -
c. TORCH : - Rontgent : -
VIII. PENGOBATAN
Tidak dilakukan pengkajian
Novin Anggraini
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS : Klien mengatakan Kehamilan Gangguan Rasa Nyaman
“pusing”
Gangguan adaptasi
DO : kehamilan
Perubahan hormonal
TD : 113/90 mmHg Perubahan hormonal
LILA : 35 cm (peningkatan hormon
TB : 148 cm estrogen progesteron)
BB : 68 kg
TFU belum teraba Gangguan rasa nyaman
Umur Kehamilan : 13
minggu
58
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
dibuktikan dengan pasien mengatakan pusing, TD : 113/90 mmHg , LILA : 35
cm, TB : 148 cm, BB : 68 kg, TFU belum teraba.
59
60
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. N
Ruang Rawat : KIA
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan teknik nonfarmakologis 1. Teknik nonfarmakologis
dengan gangguan adaptasi keperawatan selama 1x20 menit untuk mengurangi rasa pusing (mis. merupakan strategi penyembuhan
kehamilan dibuktikan dengan pasien diharapkan rasa nyaman pasien Terapi pijat, aromaterapi, kompres nyeri tanpa menggunakan obat-
mengatakan pusing, TD : 113/90 terpenuhi hangat atau dingin) obatan tetapi lebih kepada prilaku
mmHg , LILA : 35 cm, TB : 148 cm, Kriteria hasil : 2. Ajarkan teknik nonfarmakologis caring.
BB : 68 kg, TFU belum teraba 1. Pasien menyatakan rasa untuk mengurangi rasa pusing 2. Agar klien atau keluarga dapat
nyaman dan segar 3. Kolaborasi pemberian analgetik, melakukan secara mandiri ketika
2. pasien melakukan aktivitas jika perlu. pusing kambuh
perawatan diri dengan tepat 3. Bekerja sama dengan dokter dalam
untuk mengurangi pemberian dosis obat.
ketidaknyamanan
61
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1. Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
LAMPIRAN
65
Di Susun Oleh :
Novin Anggraini
NIM. 2019.C.11a.1022
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
66
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, pasien dapat :
farmakologis
2 Kegiatan 5 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan Ceramah
pengertian 2. Memperhatikan
tentang teknik 3. menyimak
non farmakologis
2. Menjelaskan
tujuan teknik non
farmakologis
3. Menjelaskan cara
kerja teknik non
farmakologis
H. TEMPAT
Setting tempat :
Keterangan :
: mahasiswa
: Klien
68
RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruangan Rawat pasien
2. Evaluasi proses
a. Ny.N antusias terhadap materi penyuluhan..
3. Evaluasi hasil
a. Menjelaskan pengertian tentang teknik non farmakologis
b. Mengetahui Tujuan tentang teknik non farmakologis
c. Mengetahui cara kerja teknik non farmakologis
I. METODE
Ceramah dan tanya jawab
69
MATERI PENYULUH
I. Definisi
Manajemen nyeri dapat dilakukan dengan teknik farmakologi
berkolaborasi dengan tim medis ataupun intervensi mandiri teknik non
farmakologis. Teknik farmakologis adalah cara yang paling efektif untuk
menghilangkan nyeri terutama untuk nyeri yang sangat hebat yang
berlangsung selama berjam- jam atau bahkan berhari- hari. Pentingnya teknik
non farmakologi dalam menurunkan skala nyeri, mengkombinasikan teknik
non farmakologis dengan obat- obatan mungkin cara yang paling efektif
untuk menghilangkan nyeri (Smeltzer & Bare, 2013).
II. Manfaat
Manfaat teknik non farmakologis adalah :
a. Menangani nyeri akut atau kronis
b. Memberikan rasa nyaman
c. Mengurangi ketergantungan pasien pada obat-obatan penghilang rasa
sakit.
IV. Evaluasi
1. Sebutkan definisi teknik non farmakologi
2. Tujuan manajemen nyeri non farmakologi
3. Sebutkan cara sederhana mengatasi nyeri
4. Mendemonstrasikan cara-cara mengatasi nyeri
71
DAFTAR PUSTAKA
Istichomah, 2012. Pengaruh Teknik Pemberian Kompres Terhadap Perubahan
Skala Nyeri Pada Klien Kontusio di RSUD Sleman.
Helwiyah Ropi, SKP., MCPN, Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri.
Smeltzer, S. C. & Bare,B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta: EGC
72
73
Teknik Non Farmakologi Terapi Perilaku
Terapi perilaku dilakukan dengan cara c. Guided Imagery (Imajinasi
melatih kontrol/ kendali klien terhadap Terbimbing)
respon nyeri. Terapis meminta klien untuk
a. Hipnotis: membantu mengubah persepsi berimajinasi membayangkan halhal
nyeri melalui pengaruh sugesti positif. yang menyenangkan.
b. Distraksi: mengalihkan perhatian Tindakan ini memerlukan suasana
terhadap nyeri dan efektif untuk nyeri dan ruangan yang tenang serta
ringan sampai sedang. konsentrasi dari klien.
Contoh: Apabila klien mengalami
Distraksi visual (melihat TV atau kegelisahan, tindakan harus
pertandingan bola, dsb); dihentikan. Tindakan ini dilakukan
pada saat klien merasa nyaman dan
Distraksi audio (mendengar musik,
tidak sedang nyeri akut.
Di Susun Oleh : radio, dsb);
Mahasiswa Tingkat III A/Semester V Distraksi sentuhan (massage/ pijat,
memegang mainan, dsb); dan
Novin Anggraini
Distraksi intelektual (merangkai puzzle,
NIM. 2019.C.11a.1022
bermain catur, dsb).