Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS INC/INTRANATAL DI PUSKESMAS
PAHANDUT

Oleh :
Fordianus Candy
NIM :2019.C.11a.1010

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:


Nama : Fordianus Candy
NIM :2019.C.11a.1010
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul :“ Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. R
Dengan Diagnosis Medis INC/INTRANAL di Puskesmas
Pahandut .
Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan II Program Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

PEMBIMBING AKADEMIK

Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners

i
iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkatdananugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Pada Ny.R Dengan Diagnosis Medis INC/INTRANATAL di Puskesmas
Pahandut. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas Praktik
Praklinik Keperawatan II(PPKI).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. , S.Kep.,Ners selaku penanggungjawab mata kuliah Praktik Praklinik
Keperawatan II (PPK).
4. Rimba Aprianti, S.Kep.,Nersselaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangka Raya, Oktober 2021

Fordianus Candy
iv

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
2.1 Konsep Dasar Aktualisasi Diri..................................................................6
2.1.1 Definisi Aktualisasi Diri...................................................................6
2.1.2 Karakteristik Aktualisasi Diri...........................................................8
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri......................12
2.1.4 Mencapai Aktualisasi Diri..............................................................14
2.1.5 Hambatang Dalam Aktualisasi Diri...............................................20
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan............................................................21
2.3.1 Pengkajian Keperawatan................................................................21
2.3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................25
2.3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................25
2.3.4 Implementasi Keperawatan............................................................30
2.3.5 Evaluasi Keperawatan....................................................................30
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................31
3.1 Pengkajian................................................................................................31
3.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................43
3.3 Intervensi ................................................................................................47
3.4 Implementasi dan Evaluasi......................................................................51
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................56
4.1 Kesimpulan..............................................................................................56
4.2 Saran........................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................58
v
1

BAB 1
PENDAHULUAN
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar INC/INTRANATAL


2.1.1 Definisi INC
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase
belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu,
serta dengan tenaga ibu sendiri. (abdul bari; 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2006).

2.1.2 Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim, sirkulasi
rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang
otot –otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
3

Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik


otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss).
Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin
akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin
drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

2.1.3 Manifestasi Klinis


1. Abortus
• Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum mampu
hidup diluar kandungan
• Umur hamil sebelum 28 minggu
• Berat janin kurang dari 1000 gram
2. Persalinan prematuritas
• Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu
• Berat janin kurang dari 2.449 gram
3. Persalinan Aterm
• Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
• Berat janin diatas 2500 gram
4. Persalinan Serotinus
• Persalinan melampaui umur 42 minggu
• Pada janin terdapat tanda postmaturitas
5. Persalinan Presipitatus
• Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
4

2.1.4 Patofisiologis
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dapat menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan
otot rahim, penurun progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan
prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi
maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR
menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri
dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi
maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi
eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa
mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan
terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi
lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta
terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain
mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat
invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko
tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan
progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin
aktif dan produksi laktasi dimulai.
1

2.1.5 Pathway
2

2.1.6 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi dalam persalinan adalah:
1. Infeksi
Pada pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan
kemungkinan dapat menyebabkan infeksi apabila pemeriksa tidak
memperhatikan teknik aseptik.
2. Ruptur Perineum
Pada wanita dengan perineum yang kaku kemungkinan besar akan terjadi
ruptur perineum, sehingga dianjurkan untuk melakukan episiotomi.
3. Atonia Uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak bisa berkontraksi
setelah janin lahir sehingga menyebabkan perdarahan hebat.
4. Retensi Plasenta / Retensi Sisa Plasenta
Retensi plasenta adalah kondisi dimana plasenta belum lahir selama 1 jam
setelah janin lahir sedangkan retensi sisa plasenta adalah tyerdapat sebagian
plasenta yang masih tertinggal setelah plasenta lahir.
5. Hematom Pada Vulva
Hematom dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah dalam dinding
lateral vagina bagian bawah waktu melahirkan.
6. Kolpaporeksis
Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas
vagina sehingga sebagian uterus dan serviksnya terlepas dari vagina. Hal ini
dapat terjadi pada persalinan dengan disproporsi kepala panggul.
7. Robekan serviks
Dapat terjadi pada serviks yang kaku dan his yang kuat.
8. Ruptur Uteri
Ruptur uteri atau rtobekan uterus merupakan kondisi yang sangat berbahaya
dalam persalinan karena dapat menyebabkan perdarahan hebat.
9. Emboli Air Ketuban
Emboli air ketuban merupakan peristiwa yang timbul mendadak akibat air
ketuban masuk ke dalam peredaran darah ibu melalui sinus vena yang
terbuka pada daerah plasenta dan menyumbat pembuluh-pembuluh kapiler
dalam paru-paru.

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan USG (Ultrasonografi) adalah pemerisaan jani menggunakan
frekuensi gelombang suara tinggi yang dipantulkan ke tubuh untuk
mengetahui gambaran rahim yang disebut sonogram.
2. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan untuk mendapat informasi
tentang kesehatan pasien.

2.1.7 Penatalaksanaan medis


Diagnosis dan Penanganan Persalinan
3

1. Kala I
 Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari
4 cm dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama
40 detik.
 Penanganan
- Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah
,ketakutan dan kesakitan
- Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat
diberikan; lakukan perubahan posisi,sarankan ia untuk
berjalan , dll.
- Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
- Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi
serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil
pemeriksaan
- Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar
kemaluannya setelah buang air besar/.kecil.
- Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi
dengan cara : gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan
menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
- Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
berikan cukup minum
- Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
 Pemeriksaan Dalam
- Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama
kala I pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah.
Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
- Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai
berikut :
 Warna cairan amnion
 Dilatasi serviks
 Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan
pemeriksaan luar)
- Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama
mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika
terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb
setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada
tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita
tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan
maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
2. Kala II
 Diagnosis
4

Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam


untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah
tampak di vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
 Penanganan
- Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan:
mendampingi ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum,
mengipasi dan meijat ibu
- Menjaga kebersihan diri
- Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
- Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan
atau ketakutan ibu
- Mengatur posisi ibu
- Menjaga kandung kemih tetap kosong
- Memberikan cukup minum
- Posisi saat meneran
- Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
- Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada
ibu untuk mengambik nafas
- Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi
untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
- Kelahiran kepala Bayi
- Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat
kepala bayi lahir
- Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu
cepat
- Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
- Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran
lendir/darah
- Periksa tali pusat:
- Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar
selipkan tali pusat melalui kepala bayi.
- Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat
kemudian digunting diantara kedua klem tersebut sambil
melindungi leher bayi.
- Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
- Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
- Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
- Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu
depan
- Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu
belakang
- Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang
bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan
5

lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi


seluruhnya
- Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
- Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan
nilai pernafasan bayi
- Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun
paling sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
- Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah
bantuan dan segera mulai resusitasi bayi
- Klem dan pototng tali pusat
- Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit
dengan kulit dada ibu.
- Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan
selimut dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk
menghindari hilangnya panas tubuh.
3. Kala III
 Manajemen Aktif Kala III
- Pemberian oksitosin dengan segera
- Pengendalian tarikan tali pusat
- Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
 Penanganan
 Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang
juga mempercepat pelepasan plasenta:
- Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran
bayi
- Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau
susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau
memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
 Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
- Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis
pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan
gerakan dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
- Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm
didepan vulva.
- Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya
kontraksi kuat ( 2-3 menit )
- Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat
yang terus- menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan
ke uterus.
- PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
- Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan
tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas,
keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan
6

jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan


perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk
mengeluarkan selaput ketuban.
- Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan
masase fundus agar menimbulkan kontraksi.
- Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga
lahir dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis
kedua dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin
dosis pertama.
- Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan
pada serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.
4. Kala IV
 Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis
bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik
yang luar biasa – sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi
sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
 Penanganan
- Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-
30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase
uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot
uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan
perdarahan .
- Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
- Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi.
Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya.
- Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih
dan kering
- Biarkan ibu beristirahat
- Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan
ibu dan bayi
- Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
- Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu
dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah
persalinan.
- Ajari ibu atau keluarga tentang :
 Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan
kontraksi
 Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
7

2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
1. Pengkajian
Menurut Reeder, Martin & Koniak-griffin (2012) pengkajian fisiologis
pascapartum difokuskan pada proses involusi organ reproduksi dan
perubahan biofisik sistem tubuh lainnya, sedangkan pengkajian psikososial
meliputi pengkajian faktor emosional; perilaku; dan sosial pada masa
pascapartum. Berikut ini adalah pengkajian data fokus yang diambil dari
Doenges (2011); Bobak, Lowdemilk & Jansen (2014); dan Reeder, Martin
& Koniak-griffin (2012) :.
a. Aktivitas/istirahat
Pada 4 jam sampai 3 hari postpartum mungkin mengalami Insomnia.
b. Sirkulasi
Menurut Mitayani (2013), pengkajian sirkulasi meliputi:
1) Temperatur : periksa 1 kali pada 1 jam pertama. Suhu tubuh akan
meningkat bila terjadi dehidrasi atau keletihan
2) Nadi : periksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama atau sampai stabil,
kemudian setiap 30 menit pada jam-jam berikutnya
3) Pernafasan: periksa setiap 15 menit dan biasanya akan kembali normal
setelah 1 jam postpartum
4) Tekanan darah : periksa setiap 15 menit selama satu jam atau sampai
stabil, kemudian setiap 30 menit untuk setiap jam berikutnya.
c. Eliminasi
Kandung kemih ibu cepat terisi karena diuresis postpartum dan cairan
intravena (Mitayani, 2013). Periksa adanya konstipasi.
d. Nyeri atau ketidaknyamanan
Ketidaknyamanan berkenaan dengan pembesaran payudara, episiotomi,
trauma perineal, hemoriod, kontraksi kuat (afterpain) kuat dan teratur
dalam periode 24 jam pertama dan akan berkurang setiap hari (Doenges,
2001).
e. Keamanan
Pengkajian berkaitan dengan kondisi perineum. Inspeksi adanya tanda-
tanda REEDA ( Rednes, Echymosis, Edema, Discharge, Approximation),
bekas luka episiotomi/robekan, dan jahitan harus utuh (Doenges, 2001;
Reeder, Martin & Koniak-griffin, 2012)
f. Perubahan organ reproduksi wanita
1) Involusi uterus
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram.
Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-
otot polos uterus (Ambarwati, 2008). Periksa tinggi fundus uteri setiap
15 menit selama satu jam pertama kemudian setiap 30 menit. Pada hari
ke-0 postpartum fundus setinggi umbilikus dengan berat 1000 gram.
8

Hari ke-2 fundus berada 1 cm atau lebih dibawah umbilikus, dan hari
ke-3 fundus 2 cm dibawah umbilikus dan padat. Hari ke-7 fundus
setinggi pertengahan simpisis pusat. Pada hari ke-14 fundus tidak
teraba.
Hari ke-42 tinggi fundus seperti hamil dua bulan dan pada hari ke-56
tinggi fundus kembali normal. Curigai keabnormalitasan bila kondisi
fundus lembek dan berada diatas ketinggian fundus saat masa
postpartum. (Bobak, Lowdemilk & Jansen, 2014).
Gambar 1. Tinggi fundus uterus (TFU) pada masa postpartum

(Sumber: Pusdiknakes, 2003) 2) Lokea


Pengkajian meliputi karakter, jumlah, warna, bekuan darah, dan
baunya. Pemeriksaan dilakukan setiap 15 menit, alirannya harus
sedang. Bila darah mengalir dengan cepat, curiga terjadinya robekan
serviks (Mitayani, 2013).
2) Serviks
Segera setelah berakhirnya kala III, serviks merupakan struktur yang
tipis dan kolaps, lubang serviks mengecil dengan lambat, beberapa hari
setelah persalinan dapat dilewati dua jari, tetapi pada akhir minggu
pertama menjadi demikian sempitnya sehingga sukar dimasuki satu
jari. Pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam
persalinan (Saleha. 2009).
3) Vagina
Setelah tiga minggu akan kembali ke kondisi sebelum hamil. Ruggae
vagina mulai muncul dan labia lebih menonjol. Saat proses persalinan
himen akan ruptur dan menjadi karunkulai mirtiformis. Periksa adanya
infeksi bila terdapat cairan seperti nanah dari vagina.
g. Pemeriksaan diagnostik
Tes tambahan : sesuai indikasi, mis, jumlah darah lengkap termasuk sel
darah putih, hemoglobin /hematokrit.
1. Diagnosa
Diagnosa keperawatan diambil dari Bobak, Lowdemilk & Jansen
(2014) dan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017) :
a. Nyeri akut
1) Penyebab
Agen cidera fisiologis( mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma),
agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan), dan
agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
9

mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik


berlebihan).
2) Batasan karateristik
Mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah,
frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola
napas berubah, nafsu makan berubah, proses pikir terganggu,
menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaphoresis.
b. Risiko Infeksi
1) Penyebab
Penyakit kronis, efek prosedur invasive, malnutrisi,
peningkatana paparan organism pathogen lingkungan,
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer dan sekunder
c. Gangguan eliminasi urine
1) Penyebab
Penurunan kapasitas kandung kemis, iritasi kandung kemih,
efek tindakan medis dan diagnostik, kelemahan otot pelvis, dan
imobilisasi.
d. Konstipasi
1) Penyebab
Penurunan motilitas gastrointestinal, kelemahan otot
abdomen, depresi, gangguan emosional, perubahan kebiasaan
makan, efek agen farmakologis, perubahan lingkungan, dan
ketidakcukupan asupan cairan.
2) Batasan karateristik
Defekasi kurang dari 2 kali seminggu, pengeluaran feses
lama dan sulit, feses keras, peristaltic usus menurun, mengejan saat
defekasi, distensi abdomen, kelemahan umum, dan teraba masa
direktal.
e. Gangguan Pola Tidur
1) Penyebab
Hambatan lingkungan, kurang control tidur (kebutuhan
menyusu bayi baru lahir), restraint fisik, dan kurang privasi.
2) Batasan karaterisktik
Mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh
tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, mengeluh istirahat
tidak cukup, dan mengeluh kemampuan beraktivitas menurun.
f. Defisit pengetahuan
1) Penyebab
Keteratasan kognitif, gangguan fungsi kongnitif, kekeliruan
mengikuti anjuran, kurang terpapar informasi, kurang minat dalam
belajar, kurang mampu mengingat, dan ketidaktahuan menemukan
sumber informasi.
2) Batasan karateristik
10

Menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukan perilaku


tidak sesuai anjuran, menunjukan presepsi yang keliru terhadap
masalah, menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, dan menunjukan
perilaku berlebihan.

2.2.2 Perencanaan
Menurut Reeder, Martin & Koniak-griffin (2012) perencanaa keperawatan
meliputi pemberian perawatan langsung, penyuluhan, mendukung ibu dengan
perawatan diri dan meningkatkan. Perencanaan berikut diambil dari Doenges
(2001) :
a. Risiko Infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak terjadi pada
klien dengan kriteria hasil: klien bebas dari tanda dan gejala infeksi,
mendeskripsikan proses penularan penyakit faktor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaan, menunjukkan kemampuan untuk mencegah
timbulnya infeksi, jumlah leukosit dalam batas normal, dan menunjukkan
perilaku hidup sehat.
Intervensi :
1). Catat jumlah dan bau rabas lokhial atau perubahan pada kemajuan normal
dari rubra menjadi serosa
2). Anjurkan perawatan perineal dengan menggunakan botol atau rendam
duduk selama 3 sampai 4 kali sehari atau setelah berkemih/defekasi. Anjurkan
klien mandi setiap hari dan ganti pembalut perineal sedikitnya setiap 4 jam,
dari depan ke belakang.
3). Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan cermat. Pembuangan
pembalut yang kotor, pemalut perinal dan linen terkontaminasi dengan tepat.
Diskusikan dengan klien pentingnya kontinuitas tindakan ini setelah pulang
4). Berikan informasi tentang makanan pilihan tinggi protein, vitamin C, dan
zat besi. Anjurkan klien untuk meningkatkan masukan cairan sampai
2000ml/hari
5). Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi; catat tandatanda
menggigil, anoreksia atau malaise
6). Inspeksi sisi perbaikan episiotomi setiap 8 jam. Perhatikan nyeri tekan
berlebihan, kemerahan, eksudat purulen, edema, sekatan pada garis sutura
(kehilangan perlekatan), atau adanya laserasi
7). Perhatikan frekuensi/jumlah urine.
b. Defisiensi pengetahuan kebutuhan belajar terkait perawatan diri,
pemeliharaan kesehatan, pencegahan infeksi atau komplikasi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan infomasi belajar klien
terpenuhi dengan kriteria hasil: mengungkapkan pemahaman perubahan
terhadap informasi yang diberikan, melakukan
aktivitas/prosedur yang tepat. dan menjelaskan alasan untuk setiap tindakan.
Intervensi:
11

1). Mulai rencana penyuluhan tertulis dengan menggunakan format yang


distandardisasi atau ceklis. Dokumentasikan informasi yang diberikan
pascapartum progresif.
2). Berikan informasi mengenai perawatan diri, termasuk perawatan perineum
dan higiene; perubahan fisiologis, termasuk kemajuan normal dari rabas
lokhia;kebutuhan untuk tidur dan istirahat; perubahan peran; dan perubahan
emosional. Biarkan klien mendemonstrasikan materi yang dipelajari, bila
diperlukan.
3). Berikan pengutan pentingnya pemeriksaan pascapartum minggu ke-6
dengan pemberi perwatan kesehatan
4). Identifikasi masalah-masalah potensial yang memerlukan evaluasi dokter
sebelum jadwal kunjungan minggu ke-6 (mis., terjadi perdarahan vagina yang
kembali berwarna merah terang, lokhia bau busuk, peningkatan suhu, malaise,
perasaan ansietas/depresi lama.)
c. Nyeri akut
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri berkurang pada klien dengan
kriteria hasil: mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari
bantuan); melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri; mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan
tanda nyeri); menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Intervensi :
1). Berikan kompres panas lembab (mis., rendam duduk/bak mandi) diantara
suhu 38.00C sampai 43.20C selama 20 menit, 3 sampai 4 kali sehari setelah
24 jam.
2). Anjurkan klien berbaring tengkurap dengan bantal dibawah abdomen dan
ia melakukan teknik visualisasi atau aktivitas pengalihan
3). Anjurakan klien memulai menyususi pada puting yang tidak nyeri tekan
untuk beberapa kali pemberian susu secara berurutan, bila hanya satu puting
yag sakit atau luka
4). Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi. Perhatikan edema,
ekimosis, nyeri tekan lokal, eksudat purulen, atau kehilangan perlekatan
jahitan
5). Kaji nyeri tekan uterus, tentukan adanya dan frekuensi/intensitas
afterpain, perhatikan faktor pemberat.
d. Gangguan eliminasi urine
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pola eliminasi klien kembali
normal.
Intervensi:
1). Palpasi kandung kemih. Pantau tinggi fundus dan lokasi, serta jumlah
aliran lokhia
2). Instrusikan klien untuk melakukan latihan Kegel setiap hari
3). Anjurkan klien minum 6 sampai 8 gelas cairan perhari
12

4). Anjurkan berkemih dalam 6-8 jam pascapartum, dan setiap 4 jam
setelahnya. Bila kondisi memungkinkan, biarkan klien berjalan ke kamar
mandi.
5). Kaji masukan cairan dan haluaran urin terakhir. Catat masukan cairan
intrapartal dan haluaran urin dan lamanya persalinan,
e. Konstipasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan kebiasaan defekasi
klien kembali optimal dengan kriteria hasil: mempertahankan bentuk feses
setiap 1-3 hari; bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi; mengidentifikasi
indikator untuk menghilangkan
konstipasi; feses lunak dan berbentuk.
Intervensi :
1). Berikan infomasi diet yang tepat tentang pentingnya makanan kasar,
peningkatan cairan, dan upaya untuk membuat pola pengosongan normal.
2). Anjurkan peningkatan tingkat aktivitas dan ambulasi, sesuai
toleransi
3). Berikan laksatif, pelunak feses, supositoria, atau enema
4). Auskultasi adanya bising usus; perhatikan kebiasaan pengosongan
normal atau diastasis rekti.
5). Kaji episiotomi; perhatikan adanya laserasi dan derajat keterlibatan
jaringan
f. Gangguan Pola Tidur
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan tidur klien
terpenuhi dengan kriteria hasil: jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8
jam / hari pola tidur, kualitas dalam batas normal, perasaan segar tidur atau
istirahat, dan mampu mengidentifikasikan hal hal yang meningkatkan tidur.
Intervensi :
1). Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur/istirahat setelah
kembali kerumah
2). Berikan informasi tentang efek-efek kelelahan dan ansietas pada suplai
ASI
3). Kaji faktor yang mempengaruhi istirahat.
4). Organisasikan perawatan untuk meminimalkan gangguan dan
memberi istirahat serta periode tidur yang esktra.
5). Berikan lingkungan yang tenang.

1.3.4 Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan. Tahap ini
muncul jika perencanaan yang dibuat diapliksaikan pada klien. Aplikasi yang
dilakukan disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling
dirasakan oleh klien. Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan
kreativitas perawat. Sebelum melakukan suatu tindakan, perawat harus
mengetahui alasan mengapa tindakan tersebut dilakukan.
13

Pelaksanaan difokuskan pada penerapan pendidikan kesehatan perawatan luka


perineum pada ibu postpartum dengan pemenuhan kebutuhan aman. Pendidikan
kesehatan menyajikan prinsip, prosedur dan teknik yang tepat tentang perawatan
kesehatan untuk klien serta menginformasikan status kesehatannya. Peneliti
menyelesaikan tindakan dengan mencatat respon klien selama tindakan dan
sesudah tindakan kedalam dokumentasi keperawatan (Doenges, 2001).
1.3.5 Evaluasi
Evaluasi atau tahap penilaian adalah tahap kelima dari proses
keperawatan.pada tahap ini perawat membandingkan hasil tindakan yang telah
dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah
masalah yang terjadi sudah teratasi seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan
belum teratasi semua (Oda Debora, 2015).
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai (Mitayani, 2013). Hasil evaluasi yang diharapkan
adalah klien terhindar dari risiko infeksi, luka perineum sembuh dalam jangka
waktu yang diharapkan, mengungkapkan pemahaman terhadap pendidikan
perawatan luka perineum yang telah diberikan, dan melakukan aktivitas/prosedur
yang tepat. Apabila kemajuan kesehatan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan maka intervensi perlu dimodifikasi (Bobak, Lowdemilk & Jansen,
2004).
14

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jl. Beliang No.110 Telp (0536) 3227707

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN INTRA NATAL

Nama Mahasiswa : Fordianus Candy


NIM : 2019.C.11a.1010
Ruangan Praktik : UPT Puskesmas Pahandut
Tanggal & Jam Pengkajian :

PENGKAJIAN

I. IDENTITAS KLIEN & PENANGGUNGJAWAB


A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Tempat / tanggal lahir : Tambak Hampalam 05/05/1995
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Golongan Darah :B
Alamat : JL.Kalimantan GG Kencana
Diagnosa Medis :
Penghasilan Per Bulan :
Tanggal Masuk RS : 09/09/2021
Tanggal Pengkajian :
Nomor Rekam Medik : 4311/02/P
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. T
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-LAKI
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah :O
Alamat : JL.Kalimantan GG Kencana
Hubungan dengan Klien : Suami
II. STATUS KESEHATAN
1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Pasien mengeluh terasa mules menjalar kepinggang sejak kemaren
Pasien mengatakan ada keluar lendir bercampur darah
15

b. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :


Pasien mengeluh mules dan ada keluar lendir bercampur darah sejak tanggal 08/09/2021, pasien
dibawa ke Puskesmas Pahandut pada tanggal 09/09/2021. Ibu hamil G3P2A0 TFU 33 cm, TTV dalam
batas normal Nadi: 82 x/menit, Tekanan darah: 120/80, Suhu tubuh: 36,8˚C dan keadaan janin baik
DJJ 145 x/m.

c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :


Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit tertentu

d. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit turunan

Genogram Keluarga

Keterangan :
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien

2. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI


Riwayat Ginekologi:
 Riwayat Menstruasi :
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 Hari
Lamanya Haid : 3 - 4 hari
Banyaknya : 3 x ganti pembalut
Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) : Encer
Gangguan sewaktu menstruasi : Tidak Ada
Gejala pre menstruasi : Tidak Ada
HPHT : 28-11-2020
Taksiran Persalinan : 05-09-2021
 Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :
16

Usia Pernikahan : 8 Tahun


Lamanya Pernikahan: 8 Tahun
Pernikahan Ke : 1 ( pertama )
 Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : Suntik KB

Waktu dan lamanya penggunaan : 4 Tahun

Apakah ada masalah dengan cara tersebut : Tidak Ada


Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang : Suntik KB 3 bulan

Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : 3 ( tiga )


Riwayat Obstetri :

Masalah
Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Keadaan
No BB Ha
partus hamil partus Penolong kelamin Lahir Nifas Bayi Anak
mil
1 2014 40 antrem bidan Perempu 2300 gr _ _ _ _ sehat
mgg an
2 2016 39 antrem bidan Laki-laki 3000 gr _ _ _ _ sehat
mgg
3 2021 40 antrem bidan Perempu 3200 gr _ _ _ _ sehat
mgg an

a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G 3. P 2 A 0


Keterangan :
 Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi saluran perkemahan,
perdarahan, premature, dll
 Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi ……………….., perdarahan, kejang-
kejang, dll
 Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll
 Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat, meninggal dalam
kandungan, meninggal setelah lahir, dll
 Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian : hidup
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
 Amenorhoe :
 Keluhan waktu hamil : Tidak ada
 Gerakan anak pertama di rasakan : 19 mgg
 Imunisasi : Ada
 Penambahan BB selama hamil : 10 Kg
 Pemeriksaan kehamilan : teratur / tidak
 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : Puskesmas

3. PEMERIKSAAN FISIK
Subjektif Objektif
1. Keadaan Suhu 36,8 0C
Umum Nadi 82 x/menit
BB sebelum hamil 45 kg Tekanan Darah 120/80 x/menit
BB 55 kg
Tinggi Badan …155…cm
Kesadaran Composmentis
Turgor Kulit Sesuai Warna Kulit
Warna rambut : Hitam tebal
Keadaan : Tidak ada benjolan
2. Kepala

Hyperpigmentasi : Tidak Ada


3. Muka Cloasma gravidarum : Tidak Ada
Rasa bengkak? ……………………………. Edema : Tidak Ada
Simetris : Simetris

Mukosa mulut & bibir : Lembab


4. Mulut Keadaan gigi : Bersih
17

Keluhan …………………………………... Fungsi Pengecapan :baik


Keadaan Mulut : Tidak Ada Pendarahan
Fungsi menelan: baik

Ukuran pupil
5. Mata Konjungtiva : merah muda
Keluhan …………………………………... Sklera : putih
Fungsi Penglihatan : Baik
Reaksi alergi
6. Hidung Pernah flu
Keluhan …………………………………... Frekuensinya dalam 1 tahun
Perdarahan/peradangan : tidak ada
Keadaan/kebersihan : simetris,tidak ada skret

Keadaan : Simetris
7. Telinga Fungsi pendengaran : tidak ada gangguan
Keluhan …………………………………...
Pembesaran kel.Tyroid : tidak ada
8. Leher Distensi vena jugularis : tidak ada
Pembengkakan …………………………... Pembesaran KGB : tidak ada
Sesak napas : Tidak Ada
9. Daerah Batuk : Tidak Ada
dada Sakit dada : Tidak Ada
Jantung dan paru-paru ….………………... Suara napas : Normal
Bunyi jantung :dup dup
Palpitasi : Normal

Simetris

Payudara ………………….………………... Pembesaran: Sesuai Usia Kehamilan


Tugor kulit : Sesuai warna Kulit

10. Abdomen
Varises : Tidak Ada
Pembengkakan : Tidak Ada

11. Genitalia Normal


Eksterna

Tidak ada Odema


12. Anus Simetris
Kuku terlihat Bersih

13. Ekstremitas
Ukuran panggul dalam :
- Promonotorium
…………………………...
- Linea inominata
14. Pemeriksaa …………………………..
n Dalam - Dinding samping
…………………………
- Spina Ischiadika
…………………………..
- Sacrum
……………………………………..
- CV ………….…...…. CD ………….….
…...

Vulva/vagina :
- Edema/tumor/penyempitan : Tidak Ada

Portio :
- Konsistensi
………………………………...
- Pendataran
………………………………...
18

- Pembukaan
………………………………..
- Hodge/bagian terendah
………………….
- Selaput Ketuban
…………………………..
- Presentasi : Kepala
- Posisi : Kepala

4. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola Nutrisi :
Frekuensi makan : 3x sehari
- Jenis makanan : Nasi, Lauk – pauk, sayuran, dan
buah - buahan
- Makanan yang disukai : Nasi kuning dll
- Makanan yang tidak disukai: Tidak ada
- Makanan pantang / alergi : Tidak ada
- Nafsu makan : Baik
- Porsi makan : 1 piring
- Minum (jumlah dan jenis) : Air Putih dan susu 8 gelas/hari

2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) :
- Frekuensi : 4 x/ hari
- Warna : Kuning jernih
- Bau : : Khas urin
- Masalah / Keluhan : Tidak ada

b. Buang Air Besar (BAB) :


- Frekuensi : 1 x/hari
- Warna : Kecoklatan
- Bau : : Khas BAB
- Konsistensi : Lembek
- Masalah / Keluhan : Tidak ada

3. Pola tidur dan istirahat :


- Waktu tidur : 1 jam
- Lama tidur/hari : 8 jam/hari
- Kebiasaan pengantar tidur : - -
- Kebiasaan saat tidur : -
- Kesulitan dalam tidur : -

4. Pola aktivitas dan latihan :


Kegiatan dalam pekerjaan : Tidak
- Olah raga : Tidak
- Mobilisasi dini : Ya
- Kegiatan di waktu luang : Istirahat
19

Menyusui (posisi, cara, frekuensi) : Ya, sesuai kebutuhan bayi

5. Personal Hygiene :
Kulit : Sesuai warna kulit
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe
Mulut & Gigi : Bersih, tidak ada perdarahan
Pakaian : Bersih
Kuku : Bersih
Vulva Hygiene : Ya
Ketergantungan fisik : Tidak Ada
Merokok : Tidak ada
Minuman Keras : Tidak ada
Obat-obatan : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
5. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi :
ibu mengetahui cara pemberian ASI dan memberi makan makan pada bayi
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya : ibu
merencakan pemberian ASI
c. Jenis kelamin yang diharapkan : Perempuan
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah: suami dan keluarga
e. Apakah hamil ini diharapkan : Ya
6. Perubahan perilaku
a. Kala I
 Adaptasi nyeri :
……………………………………………………………………………...
 Pengaturan pernapasan :
……………………………………………………………………
 Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
…………………………………….
 Penerimaan terhadap proses persalinan
………………………………………………….
b. Kala II
 Adaptasi nyeri :
……………………………………………………………………………...
 Pengaturan pernapasan :
……………………………………………………………………
 Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
…………………………………….
 Penerimaan terhadap proses persalinan :
………………………………………………...
 Cara mengejan :
……………………………………………………………………………...
c. Kala III
 Adaptasi nyeri :
……………………………………………………………………………...
20

 Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :


…………………………………….
d. Kala IV
 Adaptasi nyeri :
……………………………………………………………………………...
 Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
…………………………………….
7. Persepsi diri
 Hal yang amat di pikirkan saat ini :
……………………………………………………………
 Harapan setelah menjalani perawatan :
……………………………………………………….
 Perubahan yang dirasa setelah hamil :
………………………………………………………...
8. Konsep diri
 Body image : Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan tubuhnya dan
merasa tidak ada bagian tubuh yang dia tidak sukai.
 Peran : Pasien mengatakan akan merawat anaknya sendiri dan siap
membesarkan anaknya

 Ideal diri : Pasien mengatakan akan merawat anak Bersama suami dan kelurga
 Identitas diri Pasien sadar bahwa dirinya sekarang adalah seseorang ibu. Pasien
juga meyadari tugasnya sebagai istri dan ibu rumah tangga
 Harga diri Pasien mengatakan bahwa perasaanya senang, karena kelahiran
anak ke dua yang telah melengkapi kebagaian keluarga kecilnya.


9. Hubungan/komunikasi
 Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti orang lain?
 Bahasa utama : Indonesia Bahasa daerah
 Yang tinggal serumah : suami dan keluarga
 Adat istiadat yang di anut : jawa
 Yang memegang peranan penting dalam keluarga : suami
 Motivasi dari suami : Suami selalu mendukung dan memberi semangat
 Apakah suami perokok : tidak
 Kesulitan dalam keluarga : tidak ada
10. Kebiasaan seksual
 Gangguan hubungan seksual : tidak ada
 Pemahaman terhadap fungsi seksual : ya
11. Sistem Nilai – Kepercayaan
 Siapa dan apa sumber kekuatan : Tuhan
 Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : penting
 Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi) :
beribadah
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di RS : berdoa

12. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Darah
 HB 12,3 Golongan Darah/Rh B
 Gula Darah 120 Leukosit 1-4
 VR/VDRL ……………………………
2. Urine
21

 Protein POSITIF Sedimen ………………………………………...


 Reduksi ………………………………
3. Pemeriksaan tambahan
 TTT/NST …………………………… TTO/OCT
………………………………………
 USG ………………………………… Amnioscopy
……………………………………
 TORCH …………………………….. Rontgent
………………………………………..

I.PENGOBATAN
Medikamentosa : PARACETAMOL, AMOXCILIN, LIVRON BPLEX,VIT.A
Non Medikamentosa : RL

PalangkaRaya, 12 Oktober 2021


Mahasiswa

Fordianus Candy

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN


MASALAH
OBYEKTIF PENYEBAB
D DS : Pasien mengatakan kalau Kelelahan Berhubungan Dengan
dirinya kelelahan akibat persalinan Proses Persalinan Penurunan Cadangan Energi
Akibat Peningkatan Metabolisme
yang telah dilalui” ↓
Penggunaan Energi
DO : Meningkat

- Klien tampak Lemah ↓


Metabolisme Tubuh
- Pendarahan ± 25 cc
Meningkat
- Infus RL 2A→20 tplu

TTV : Cadangan Energi Dalam
TD : 120/80 mmHg Tubuh Berkurang

N : 82 x/menit ↓
Kelelahan
RR : 20 x/menit

S : 36,8 ℃
22

DS : pasien mengatakan belum Kurang Pengetahuan Ketidakefektifan mobilisasi dini


mengatahui cara mobilisasi dini tentang mobilisasi Dini berhubungan dengan deficit
dengan baik dan benar
↓ pengetahuan mobilisasi dini ditandai
DO :
Paasien hanya berbaring dengan keluhan klien tidak bisa
- keadaan umum pasien baik ↓ berpindah posisi dengan baik dan
- pasien hanya berbaring Ketidakefektifan
benar
- pasien tidak bisa berpindah Mobilisasi
posisi

- inf, RL 2A-20 TPLU

- TTV

TD : 120/80 mmhg

N : 82 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,8 C

PRIORITAS MASALAH

1. Kelelahan Berhubungan Dengan Penurunan Cadangan Energi Akibat


Peningkatan Metabolisme ditandai dengan keluhan klien
2. Ketidakefektifan Mobilisasi Dini Berhubungan dengan defisit pengetahuan
Mobilisasi Dini ditandai dengan keluhan klien tidak bisa berpindah posisi
dengan baik dan benar
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. R


Ruang Rawat : Puskesmas Pahandut

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional

1. Kelelahan Berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Bersihkan klien dari sisa darah 1. Klien Bersih dan merasa nyaman.
Dengan Penurunan keperawatan selama 1x7 jam
Cadangan Energi Akibat diharapkan dengan kriteria 2. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman 2. Posisi yang nyaman akan menambah
Peningkatan Metabolisme hasil: relaksasi klien dan menguraangi kelelahan
3. Anjurkan klien untuk istirahat
ditandai dengan Respon 3. Istirahat cukup menurunkan kelelahan
keluhan klien - Kelelahan Berkurang 4. Anjurkan klien untuk teknik relaksasi
4. Relaksasi dapat memberikan kenyamanan
- Klien tampak Tenang 5. Menganjurkan klien untuk minum dan makan dan mengurangi kelelahan
6. Pantau adanya pendarahan dari jalan lahir 5. Air mineral dan makanan ringan dapat
7. Cek ttv dan tfu serta kontraksi uterus setiap 15 menambah menambah energi dan mencegah
menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam Hiperglikemia
kedua 6. Pendarahan berlebih dapat mengakibatkan
8. Kolaborasi pemberian vitamin syok Hipovolemi dan menurunkan energy
sehingga klien merasa lemas

7. Mengobservasi keadaan umum klien dan


kontraksi agar dapat melakukan tindakan
yang tepat jika terjadi ketidaknormalan
8. Vitamin dapat meningkatkan ketahanan tubuh
dan mencapai kondisi tubuh yang optimal

2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1 Kaji penyebab kurang nya mobilisasi 1Membantu intervensi selanjutnya
Mobilisasi Dini keperawatan selama 1x7 jam pada ibu 2 Untuk menurunkan ansietas
diharapkan kriteria hasil: 3Klien akan mengerti tentang pentingnya
Berhubungan dengan 2 Ajarkan ibu tentang Mobilisasi dini
mobilisasi dini
defisit pengetahuan - pasien mengatakan Bisa 3 Jelaskan kepada klien tentang 4Untuk membantu ibu agar memudahakan
berpindah posisi tanpa
Mobilisasi Dini pentingnya Mobilisasi Dini ibu dalam beraktifitas tanpa dibantu
dibantu 5Membantu memenuhi kebutuhan
ditandai dengan 4 Anjurkan kepada klien untuk miring kanan,
pembelajaran ibu
keluhan klien tidak bisa miring kiri, menggerakan kaki, duduk secara
berpindah posisi perlahan.
dengan baik dan benar 5 Berikan leaflet Mobilisasi Dini untuk
menambah wawasan ibu

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Hari/Tanggal Tanda tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Oktober 2021 1 Membersihkan klien dari sisa darah setelah melahirkan 1. Klien bersih dan rapi

04:00 WIB 2 Memposisikan klien dalam posisi yang nyaman 2. Klien dalam posisi supine
3 Menganjurkan klien untuk istirahat 3. Klien dapat beristirahat
4 Menganjurkan klien untuk menggunakan teknik 4. Klien tenang dan rileks
DX 1 relaksasi 5. Klien minum air mineral dan makan
5 Menganjurkan klien untuk minum air mineral dan 6. Perdarahan ± 50 cc
makan 7. Tanda-tanda vital
6 Pantau adanya perdarahan dari jalan lahir - Pukul 04.00 WIB
7 Cek tanda-tanda vital dan TFU serta kontraksi uterus TD 120/80mmHg, R 22x/ menit, N 84x/ menit,
setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit T 36,2°
pada jam kedua - Pukul 04.15 WIB
TD 120/80mmHg, R 20x/ menit, N 80x/ menit,
T 36,2°
- Pukul 04.30 WIB
TD 120/80mmHg, R 21x/ menit, N 84x/ menit,
T 36,1°
- Pukul 04.45 WIB
TD 120/80mmHg, R 22x/ menit, N 86x/ menit,
T 36,0°
- Pukul 05.15 WIB
TD 120/80mmHg, R 21x/ menit, N 81x/ menit,
T 36,20°
- Pukul 05.45 WIB
TD 120/80mmHg, R 20x/ menit, N 87x/ menit.
- Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi (+)

SOAP :

S:
- Klien masih tampak berkeringat
- Klien mengatakan ingin makan
O:
- Klien terlihat lemas
- Klien terlihat makan nasi yang telah disediakan di rs,
dan makanan habis satu porsi
- Posisi tidur klien semi fowler
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan perawatan
- Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
- Anjurkan klien untuk istirahat
- Anjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
- Anjurkan klien untuk minum air mineral dan makan
- Pantau adanya perdarahan dari jalan lahir
Oktober 2021 1 Kaji penyebab kurang nya mobilisasi pada ibu SOAP :
2 Ajarkan ibu tentang Mobilisasi dini S:
11.00 WIB
3 Jelaskan kepada klien tentang pentingnya - Klien mengatakan sudah bisa untuk berpindah
posisi dan bergerak
Mobilisasi Dini - Klien mengatakan sudah mengetahui cara Mobilisasi
DX 2
4 Anjurkan kepada klien untuk miring kanan, miring kiri, dini
menggerakan kaki, duduk secara perlahan. - Klien mengatakan cukup memahami manfaat
5 Berikan leaflet Mobilisasi Dini untuk menambah Mobilisasi Dini
wawasan ibu

O:
− Klien bisa untuk berpindah posisi tanpa dibantu
− Klien tampak bisa duduk secara perlahan, miring kiri
dan kanan, dan dapat menggerakan pergelangan
kakinya.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi Dihentikan
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MOBILISASI

Di Susun Oleh :

Fordianus Candy

2019.C.11a.1010

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MOBILISASI PADA IBU POST PARTUM

Pokok Bahasan : Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Partum


Hari Tanggal : Selasa, 06 Oktober 2021
Pukul : 09.00 WIB
Sasaran : Ibu Post Partum
Tempat : Puskesmas Pahandut

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, ibu yang melahirkan secara normal dan
sectio caesaria, ibu dan keluarganya dapat mengetahui, mengerti, memahami, dan
menerapkan bagaimana pergerakan setelah melahirkan
2. Tujuan Khusus
a. Peserta dapat mengerti dan memahami pergerakan paska persalinan spontan dan
sectio caesaria
b. Peserta dapat mengerti dan memahami tujuan pergerakan
c. Peserta dapat mengerti dan memahami manfaat pergerakan
d. Peserta dapat mengerti dan memahami kerugian bila tidak melakukan pergerakan
e. Peserta dapat mengerti dan memahami rentang gerak dalam pergerakan
f. Peserta dapat mengerti dan memahami tahap-tahap mobilisasi (pergerakan) dini
g. Peserta dapat mengerti dan memahami pelaksanaan mobilisasi dini

B. Sasaran
Ibu Post Partum Normal dan Sectio Caesaria

C. Garis Besar Materi


1. Pengertian mobilisası (Pergerakan) pasca SC dan spontan
2. Tujuan Mobilisasi
3. Manfaat mobilisasi
4. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi
5. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
6. Tahap-Tahap Mobilisasi Dini
7. Pelaksanaan Mobilisasi Dini

D. Pelaksanaan Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan Menjawab salam dan
a. Mengucapkan salam mendengarkan dengan seksa
b. Memperkenalkan diri dan a
apresiasi
2 30 menit Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
a. Menyampaikan materi
tentang pengertian
mobilisasi (Pergerakan)
b. Menyampaikan tujuan
Mobilisasi
c. Menjelaskan manfaat
Mobilisasi
d. Menjelaskan kerugian tidak
melakukan Mobilisasi
e. Menjelaskan rentang gerak
dalam mobilisasi
f. Menjelaskan pelaksanaan
Mobilisasi dini
3 10 menit Evaluasi dan Penutup Peserta memperhatikan dan
a. Memberikan kesempatan memberi pertanyaan jika ada
pada peserta untuk bertanya yang belum jelas, peserta
jika terdapat hal-hal yang menjawab pertanyaan yang
belum jelas di berikan kepada peserta
b. Menyimpulkan atau saat evaluasi.
merangkum hasil Menjawab salam.
penyuluhan
c. Mengevaluasi hasil
kegiatan dan meminnta
salah satu dari peserta
untuk menjelaskan Kembali
cara pelaksanaan mobilisasi
dni
d. Memberi salam dan
meminta maaf bila ada
kesalahan

E. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. Media

Leaflet

G. Pengorganisasian Kelompok

1. Moderator (Job Description) : Sunardi

2. Presentator (Job Description) : Fordianus Candy

3. Observer (Job Description) : Lolita

4. Fasilitator (Job Description) : Arintina

H. Analisis Lingkungan

1). Ruangan : Cempaka

2). Peserta : Ibu-ibu Post Partum

3). Media : Leaflet

I. Rencana Evaluasi

1). Struktur
a. Persiapan Media

 Menggunakan Leaflet sejumlah 20 lembar


b. Persiapan alat

• Micropon
c. Persiapan Materi

Persiapan materi yang dilakukan adalah terkait pencarian literature


mengenai topik penyuluhan yang akan disampaikan dan mempersiapkan
media seperti untuk penyajian materi dan leaflet untuk peserta

d. Peserta

Ibu-ibu post partum secara normal dan sectio caesaria di ruang Nifas lantai II,
RSUD Dr H Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

2. Proses Penyuluhan

Proses penyuluhan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut

a. Setelah membuka acara penyuluhan, Penyaji menyampaikan materi dengan


jelas dan mudah dipahami peserta.

b. Kemudian penyaji memberikan kesempatan untuk sesi tanya jawab,


moderator memberikan kesempatan 3 peserta untuk bertanya.

c. Selanjutnya penyaji menjawab pertanyaan dari peserta

d. Moderator menyimpulkan hasil tanya jawab antara penyaji dan peserta dan
menutup

acara penyuluhan

3. Hasil Penyuluhan

Hasil penyuluhan yang diharapkan peserta antusias terhadap penyuluhan yang


disampaikan dan peserta memahami tentang materi yang disampaikan dan dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

J. Materi Penyuluhan

1. Pengertian

Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu
aktivitas/ kegiatan (Sarwono, 2011).
Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan
yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan Caesar
( Mochtar, 2009).

2 Tujuan Mobilisasi

a. Membantu jalannya penyembuhan penderita/ ibu yang sudah melahirkan,

b. Untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah operasi
seksio sesaria.

c. Mengurangi resiko terjadinya konstipasi

d. Mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot-otot di


seluruh tubuh

e. Mengatasi terjadinya gangguan sirkulasi darah, pernafasan, peristaltik maupun


berkemih.

3. Manfaat Mobilisasi

a. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan carly ambulation

1) Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal


sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa
sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh
kekuatan, mempercepat kesembuhan

2) Faal usus dan kandung kencing lebih baik.

3) Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal

4) Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja


seperti semula

b. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat


anaknya.

Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya
kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bisa
merawat anaknya dengan cepat.

c. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli

Dengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya


trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan Bila Tidak Melakukan
Mobilisasi
4. Kerugian bila tidak melakukan mobolisasi

a. Peningkatan suhu tubuh

Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat
dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah
peningkatan suhu tubuh.

b Perdarahan yang abnormal

Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras,
maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi
membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka

c. Involusi uterus yang tidak baik

Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran darah


dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.

5. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi

a. Rentang gerak pasif

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien

b. Rentang gerak aktif

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya.

c. Rentang gerak fungsional

Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas


yang diperlukan

6. Tahapan-Tahapan Mobilisasi

a. Pada Ibu dengan persalinan normal

1) Miring ke kanan-kiri

2) Menggerakkan kaki

3) Duduk
4) Berdiri atau turun dari tempat tidur

5) Ke kamar mandi

b. Pada ibu dengan persalianan operasi Caesar

1) Hari ke 1 : Lakukan miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak
6-10 jam setelah penderitaabu sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan
ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar

2) Hari ke 2 : Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam
lalu menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil melonggarkan
pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada din yang
gunanya untuk ibu/penderita bahwa ia mulai pulih. Kemudian posisi tidur
terlentang menjadi setengah duduk

3) Hari ke 3 : sampai 5 Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari


penderita/ibu yang sudah melahirkan dianjurkan belajar duduk selama
sehari, belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5
hari setelah operasi

7. Hal: Hal Penting Tentang Mobilisasi

a. Ibu harus punya keyakinan untuk dapat melakukan mobilisas dengan cepat.

b. Mobilisasi yang dilakukan sesegera mungkin dengan cara-cara yang benar


dapat mempercepat proses pemulihan kondisi tubuh secara umumn

c. Gerakan tubuh saja tidak akan menyebabkan jahitan lepas atau robek Dalam
dunia kedokteran modern sekarang ini, kasus seperti itu jarang terjadi karena
jahitan dibuat sangat kuat

d. Buang air kecil harus dilatih karena biasanya setelah melalui proses persalinan
normal, ibu takut jalan lahirnya sakit dan akhirnya susah buang air kecil e
Mobilisasi harus dilakukan bertahap supaya semua system sirkulasi dalam
tubuh bias menyesuaikan diri untuk dapat berfungsi normal kembali.

f. Jantung perlu waktu untuk menyesuaikan diri, karena pembuluh darah harus
"bekerja keras" selama masa pemulihan. Mobilisasi yang berlebihan bisa
membebani kerja jantung

8. Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Dengan Persalinan Secara Normal

Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan adalah:

a. Latihan pernapasan dapat dilakukan dalam posisi terlentang


b. Kontraksikan otot bokong Anda selama duduk

c. Ketika duduk, pilih dasar kursi kuat yang tidak terlalu empuk (agar bisa
menahan otot panggul Anda).

d. Usahakan tidak duduk atau berdiri terlalu lama

e. Lakukan latihan kegel. Tidak perlu khawatir dengan jahitan di vagina, karena
senam ini justru menguatkan perineum (otot-otot di seputar vagina) dan
mempercepat penyembuhan di daerah di sekitarnya

Minggu kedua setelah melahirkan atau 1-2 hari kemudian, setelah badan lebih fit
dari sebelumnya, lakukan gerakan berikut :

a. Dalam posisi telentang, ambil napas, tarik satu kaki hingga menekuk sambil
buang

napas dari mulut, sementara kaki satunya tetap lurus Tekuk kaki yang lurus
sambil ambil napas, dan luruskan kaki yang menekuk sambil buang napas
Lakukan bergantian.

b. Dalam posisi telentang, tekuk kedua kaki Letakkan tangan di samping badan
Ambil napas, angkat pantat ke atas hingga rata dengan dada Buang napas,
sambil kembali Le posisi semula.

Minggu ketiga setelah melahirkan, atau dua minggu setelah melahirkan, ibu bisa
melakukan gerakan-gerakan ini namun sebelumnya cek otot perut dahulu Apakah
sudah rapat atau belum (dengan menekankan dua jari ke perut) atau konsulkan
Gerakan ini pada dokter sebelumnya.

a. Saat BAK Lakukan, tahan BAK, keluarkan, tahan kembali Lakukan hal ini
setiap kali BAK sampai BAK selesai
b. Tidur telentang. Tekuk kedua kaki, angkat tangan, ambil napas sambil
julurkan tangan ke arah lutut hingga badan terangkat. Buang napas, turun dan
kembali ke posisi awal
c. Tidur telentang Tekuk kedua kaki, ambil napas, julurkan satu tangan kanan ke
arah lutut kin (tangan kiri di samping badan) hingga badan bagian kanan
terangkat, buan napas, kembali ke awal Lakukan gerakan yang sama untuk
sisi sebelah kiri
d. Minggu keempat atau 15 hari setelah melahirkan, ibu bisa melakukan, Senam
atau olahraga apa saja untuk membentuk tubuh.

9. Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Ibu Dengan Persalinan Operasi Caesar

a. Hari ke 1 :

1) Berbaring miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam
setelah penderita/ ibu sadar
2) Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini
mungkin setelah sadar

b. Hari ke 2

1) Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu
menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil yang gunanya untuk
melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada
diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih.

2) Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk

3) Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari penderita/ibu yang sudah


melahirkan dianjurkanbelajar duduk selama sehari,

c. Hari ke 3 sampai 5

1) Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi

2) Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat
membantu penyembuhan ibu.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.anak-ibu.com/panduan/pemulihan-paska-kelahiran-persalinan-normal
diakes pada tanggal 04 Desember 2017

https://www.academia.edu/9811049/Mobilisasi Post Partum Leaflet diakses pada


tanggal 04 Desember 2017

Mochtar, Rustam 2009 Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 2. Jakarta EGC Mansjoer, A.
2011 Asuhan Keperawatan Maternitas Jakarta Salemba Medika Mochtar,
Rustam 2009 Sinopsis Obstetri, Edisi 2. Jilid 2. Jakarta EGC

Saifuddin, AB 2008 Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan


neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono, Prawiroharjo, 2011 Ilmu Kandungan, Cetakan ke Jakarta PT Gramedia


A. PENGERTIAN MOBILISASI DINI D. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU
• Mobilisasi DIPERHATIKAN :
suatu pergerakan dan posisi yang • Mobilisasi jangan dilakukan terlalu
akan melakukan suatu aktivitas / cepat sebab bisa menyebabkan ibu
kegiatan terjatuh.
• Yakinlah ibu bisa melakukan gerakan-
•Mobilisasi ibu pasca melahirkan gerakan di atas secara bertahap.
(post partum)
• Kondisi tubuh akan cepat pulih jika
suatu pergerakan, posisi atau adanya
kegiatan yang dilakukan ibu setelah ibu melakukan mobilisasi dengan
beberapa jam melahirkan atau dengan benar dan tepat.
persalinan Caesar • Jangan melakukan mobilisasi secara
berlebihan karena bisa membebani
mobilisasi dini harus sesegera dilakukan jantung
begitu kekuatannya pulih.
E. TAHAPAN-TAHAPAN MOBILISASI :
B. TUJUAN MOBILISASI DINI : a. Pasca persalinan normal
Membantu jalannya penyembuhan ibu
yang sudah melahirkan 1. Miring ke kanan-kiri
2. Menggerakkan kaki
3. Duduk
C. MANFAAT : 4. Berdiri atau turun dari tempat
• Memperlancar terjadinya proses involusi tidur
uteri (kembalinya rahim ke bentuk
5. Ke kamar mandi
semula)
b. Pasca operasi Caesar
• Mengurangi komplikasi usus besar Hari ke 1 :
Di susun oleh : dan kandung kemih Lakukan miring ke kanan dan ke kiri
Fordianus Candy • Terhindar dari pembengkakan selain yang dapat dimulai sejak 6-10 jam
2019.C.11a.1010 mencegah trombosis, yakni setelah penderita / ibu sadar.
penyumbatan pembuluh darah. Latihan pernafasan dapat dilakukan
• Membantu penyembuhan luka jahitan ibu sambil tidur terlentang sedini
• Mencegah terjadinya infeksi mungkin setelah sadar
Hari ke 2 :
Ibu dapat duduk 5 menit dan minta KESIMPULAN
untuk bernafas dalam-dalam lalu Pada akhirnya mobilisasi dini pada ibu
menghembuskannya disertai batuk- pasca melahirkan baik secara normal
batuk kecil yang gunanya untuk modern sekarang ini, kasus maupun caesar sangat perlu disesuaikan
melonggarkan pernafasan dan seperti itu jarang terjadi karena
dengan keadaan dan kemampuan ibu
sekaligus menumbuhkan kepercayaan Jahitan dibuat sangat kuat.
sendiri.
pada diri ibu/penderita bahwa ia mulai 4 . Buang air kecil harus dilatih
pulih. Kemudian posisi tidur terlentang karena biasanya setelah Ibu yang melahirkan secara normal harus
dirubah menjadi setengah duduk melalui proses persalinan sesegera mungkin setelah melahirkan
Selanjutnya secara berturut-turut, hari normal, ibu takut jalan lahirnya melakukan mobilisasi dini
demi hari penderita/ibu yang sudah sakit dan akhirnya susah buang
Sedangkan untuk ibu dengan operasi
melahirkan dianjurkan belajar duduk air kecil.
caesar paling tidak 6-10 jam setelah
selama sehari, belajar berjalan 5 . Mobilisasi harus dilakukan
operasi dapat melakukan mobilisasi secara
kemudian berjalan sendiri pada hari ke bertahap supaya semua sistem
bertahap namun tidak membebani ibu.
3 sampai 5 hari setelah operasi. sirkulasi dalam tubuh bisa
menyesuaikan diri untuk dapat
F. 6 HAL PENTING TENTANG berfungsi normal kembali.
MOBILISASI : 6 . Jantung perlu waktu untuk
1. Ibu harus punya keyakinan untuk menyesuaikan diri, karena
dapat melakukan mobilisas dengan pembuluh darah harus
cepat. "bekerja keras" selama masa
2. Mobilisasi yang dilakukan sesegera pemulihan. Mobilisasi yang
mungkin dengan cara-cara yang
berlebihan bisa membebani
benar dapat mempercepat proses
pemulihan kondisi tubuh secara kerja jantung.
umum.
3. Gerakan tubuh saja tidak akan
menyebabkan jahitan lepas atau
robek. Dalam dunia kedokteran

Anda mungkin juga menyukai