R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS INC/INTRANATAL DI PUSKESMAS
PAHANDUT
Oleh :
Fordianus Candy
NIM :2019.C.11a.1010
PEMBIMBING AKADEMIK
i
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkatdananugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Pada Ny.R Dengan Diagnosis Medis INC/INTRANATAL di Puskesmas
Pahandut. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas Praktik
Praklinik Keperawatan II(PPKI).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. , S.Kep.,Ners selaku penanggungjawab mata kuliah Praktik Praklinik
Keperawatan II (PPK).
4. Rimba Aprianti, S.Kep.,Nersselaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Fordianus Candy
iv
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
2.1 Konsep Dasar Aktualisasi Diri..................................................................6
2.1.1 Definisi Aktualisasi Diri...................................................................6
2.1.2 Karakteristik Aktualisasi Diri...........................................................8
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri......................12
2.1.4 Mencapai Aktualisasi Diri..............................................................14
2.1.5 Hambatang Dalam Aktualisasi Diri...............................................20
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan............................................................21
2.3.1 Pengkajian Keperawatan................................................................21
2.3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................25
2.3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................25
2.3.4 Implementasi Keperawatan............................................................30
2.3.5 Evaluasi Keperawatan....................................................................30
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................31
3.1 Pengkajian................................................................................................31
3.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................43
3.3 Intervensi ................................................................................................47
3.4 Implementasi dan Evaluasi......................................................................51
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................56
4.1 Kesimpulan..............................................................................................56
4.2 Saran........................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................58
v
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim, sirkulasi
rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang
otot –otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
3
2.1.4 Patofisiologis
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dapat menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan
otot rahim, penurun progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan
prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi
maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR
menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri
dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi
maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi
eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa
mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan
terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi
lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta
terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain
mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat
invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko
tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan
progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin
aktif dan produksi laktasi dimulai.
1
2.1.5 Pathway
2
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi dalam persalinan adalah:
1. Infeksi
Pada pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan
kemungkinan dapat menyebabkan infeksi apabila pemeriksa tidak
memperhatikan teknik aseptik.
2. Ruptur Perineum
Pada wanita dengan perineum yang kaku kemungkinan besar akan terjadi
ruptur perineum, sehingga dianjurkan untuk melakukan episiotomi.
3. Atonia Uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak bisa berkontraksi
setelah janin lahir sehingga menyebabkan perdarahan hebat.
4. Retensi Plasenta / Retensi Sisa Plasenta
Retensi plasenta adalah kondisi dimana plasenta belum lahir selama 1 jam
setelah janin lahir sedangkan retensi sisa plasenta adalah tyerdapat sebagian
plasenta yang masih tertinggal setelah plasenta lahir.
5. Hematom Pada Vulva
Hematom dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah dalam dinding
lateral vagina bagian bawah waktu melahirkan.
6. Kolpaporeksis
Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas
vagina sehingga sebagian uterus dan serviksnya terlepas dari vagina. Hal ini
dapat terjadi pada persalinan dengan disproporsi kepala panggul.
7. Robekan serviks
Dapat terjadi pada serviks yang kaku dan his yang kuat.
8. Ruptur Uteri
Ruptur uteri atau rtobekan uterus merupakan kondisi yang sangat berbahaya
dalam persalinan karena dapat menyebabkan perdarahan hebat.
9. Emboli Air Ketuban
Emboli air ketuban merupakan peristiwa yang timbul mendadak akibat air
ketuban masuk ke dalam peredaran darah ibu melalui sinus vena yang
terbuka pada daerah plasenta dan menyumbat pembuluh-pembuluh kapiler
dalam paru-paru.
1. Kala I
Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari
4 cm dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama
40 detik.
Penanganan
- Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah
,ketakutan dan kesakitan
- Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat
diberikan; lakukan perubahan posisi,sarankan ia untuk
berjalan , dll.
- Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
- Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi
serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil
pemeriksaan
- Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar
kemaluannya setelah buang air besar/.kecil.
- Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi
dengan cara : gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan
menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
- Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
berikan cukup minum
- Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
Pemeriksaan Dalam
- Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama
kala I pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah.
Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
- Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai
berikut :
Warna cairan amnion
Dilatasi serviks
Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan
pemeriksaan luar)
- Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama
mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika
terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb
setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada
tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita
tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan
maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
2. Kala II
Diagnosis
4
Hari ke-2 fundus berada 1 cm atau lebih dibawah umbilikus, dan hari
ke-3 fundus 2 cm dibawah umbilikus dan padat. Hari ke-7 fundus
setinggi pertengahan simpisis pusat. Pada hari ke-14 fundus tidak
teraba.
Hari ke-42 tinggi fundus seperti hamil dua bulan dan pada hari ke-56
tinggi fundus kembali normal. Curigai keabnormalitasan bila kondisi
fundus lembek dan berada diatas ketinggian fundus saat masa
postpartum. (Bobak, Lowdemilk & Jansen, 2014).
Gambar 1. Tinggi fundus uterus (TFU) pada masa postpartum
2.2.2 Perencanaan
Menurut Reeder, Martin & Koniak-griffin (2012) perencanaa keperawatan
meliputi pemberian perawatan langsung, penyuluhan, mendukung ibu dengan
perawatan diri dan meningkatkan. Perencanaan berikut diambil dari Doenges
(2001) :
a. Risiko Infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak terjadi pada
klien dengan kriteria hasil: klien bebas dari tanda dan gejala infeksi,
mendeskripsikan proses penularan penyakit faktor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaan, menunjukkan kemampuan untuk mencegah
timbulnya infeksi, jumlah leukosit dalam batas normal, dan menunjukkan
perilaku hidup sehat.
Intervensi :
1). Catat jumlah dan bau rabas lokhial atau perubahan pada kemajuan normal
dari rubra menjadi serosa
2). Anjurkan perawatan perineal dengan menggunakan botol atau rendam
duduk selama 3 sampai 4 kali sehari atau setelah berkemih/defekasi. Anjurkan
klien mandi setiap hari dan ganti pembalut perineal sedikitnya setiap 4 jam,
dari depan ke belakang.
3). Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan cermat. Pembuangan
pembalut yang kotor, pemalut perinal dan linen terkontaminasi dengan tepat.
Diskusikan dengan klien pentingnya kontinuitas tindakan ini setelah pulang
4). Berikan informasi tentang makanan pilihan tinggi protein, vitamin C, dan
zat besi. Anjurkan klien untuk meningkatkan masukan cairan sampai
2000ml/hari
5). Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi; catat tandatanda
menggigil, anoreksia atau malaise
6). Inspeksi sisi perbaikan episiotomi setiap 8 jam. Perhatikan nyeri tekan
berlebihan, kemerahan, eksudat purulen, edema, sekatan pada garis sutura
(kehilangan perlekatan), atau adanya laserasi
7). Perhatikan frekuensi/jumlah urine.
b. Defisiensi pengetahuan kebutuhan belajar terkait perawatan diri,
pemeliharaan kesehatan, pencegahan infeksi atau komplikasi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan infomasi belajar klien
terpenuhi dengan kriteria hasil: mengungkapkan pemahaman perubahan
terhadap informasi yang diberikan, melakukan
aktivitas/prosedur yang tepat. dan menjelaskan alasan untuk setiap tindakan.
Intervensi:
11
4). Anjurkan berkemih dalam 6-8 jam pascapartum, dan setiap 4 jam
setelahnya. Bila kondisi memungkinkan, biarkan klien berjalan ke kamar
mandi.
5). Kaji masukan cairan dan haluaran urin terakhir. Catat masukan cairan
intrapartal dan haluaran urin dan lamanya persalinan,
e. Konstipasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan kebiasaan defekasi
klien kembali optimal dengan kriteria hasil: mempertahankan bentuk feses
setiap 1-3 hari; bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi; mengidentifikasi
indikator untuk menghilangkan
konstipasi; feses lunak dan berbentuk.
Intervensi :
1). Berikan infomasi diet yang tepat tentang pentingnya makanan kasar,
peningkatan cairan, dan upaya untuk membuat pola pengosongan normal.
2). Anjurkan peningkatan tingkat aktivitas dan ambulasi, sesuai
toleransi
3). Berikan laksatif, pelunak feses, supositoria, atau enema
4). Auskultasi adanya bising usus; perhatikan kebiasaan pengosongan
normal atau diastasis rekti.
5). Kaji episiotomi; perhatikan adanya laserasi dan derajat keterlibatan
jaringan
f. Gangguan Pola Tidur
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan tidur klien
terpenuhi dengan kriteria hasil: jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8
jam / hari pola tidur, kualitas dalam batas normal, perasaan segar tidur atau
istirahat, dan mampu mengidentifikasikan hal hal yang meningkatkan tidur.
Intervensi :
1). Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur/istirahat setelah
kembali kerumah
2). Berikan informasi tentang efek-efek kelelahan dan ansietas pada suplai
ASI
3). Kaji faktor yang mempengaruhi istirahat.
4). Organisasikan perawatan untuk meminimalkan gangguan dan
memberi istirahat serta periode tidur yang esktra.
5). Berikan lingkungan yang tenang.
1.3.4 Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan. Tahap ini
muncul jika perencanaan yang dibuat diapliksaikan pada klien. Aplikasi yang
dilakukan disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling
dirasakan oleh klien. Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan
kreativitas perawat. Sebelum melakukan suatu tindakan, perawat harus
mengetahui alasan mengapa tindakan tersebut dilakukan.
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Genogram Keluarga
Keterangan :
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
Masalah
Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Keadaan
No BB Ha
partus hamil partus Penolong kelamin Lahir Nifas Bayi Anak
mil
1 2014 40 antrem bidan Perempu 2300 gr _ _ _ _ sehat
mgg an
2 2016 39 antrem bidan Laki-laki 3000 gr _ _ _ _ sehat
mgg
3 2021 40 antrem bidan Perempu 3200 gr _ _ _ _ sehat
mgg an
3. PEMERIKSAAN FISIK
Subjektif Objektif
1. Keadaan Suhu 36,8 0C
Umum Nadi 82 x/menit
BB sebelum hamil 45 kg Tekanan Darah 120/80 x/menit
BB 55 kg
Tinggi Badan …155…cm
Kesadaran Composmentis
Turgor Kulit Sesuai Warna Kulit
Warna rambut : Hitam tebal
Keadaan : Tidak ada benjolan
2. Kepala
Ukuran pupil
5. Mata Konjungtiva : merah muda
Keluhan …………………………………... Sklera : putih
Fungsi Penglihatan : Baik
Reaksi alergi
6. Hidung Pernah flu
Keluhan …………………………………... Frekuensinya dalam 1 tahun
Perdarahan/peradangan : tidak ada
Keadaan/kebersihan : simetris,tidak ada skret
Keadaan : Simetris
7. Telinga Fungsi pendengaran : tidak ada gangguan
Keluhan …………………………………...
Pembesaran kel.Tyroid : tidak ada
8. Leher Distensi vena jugularis : tidak ada
Pembengkakan …………………………... Pembesaran KGB : tidak ada
Sesak napas : Tidak Ada
9. Daerah Batuk : Tidak Ada
dada Sakit dada : Tidak Ada
Jantung dan paru-paru ….………………... Suara napas : Normal
Bunyi jantung :dup dup
Palpitasi : Normal
Simetris
10. Abdomen
Varises : Tidak Ada
Pembengkakan : Tidak Ada
13. Ekstremitas
Ukuran panggul dalam :
- Promonotorium
…………………………...
- Linea inominata
14. Pemeriksaa …………………………..
n Dalam - Dinding samping
…………………………
- Spina Ischiadika
…………………………..
- Sacrum
……………………………………..
- CV ………….…...…. CD ………….….
…...
Vulva/vagina :
- Edema/tumor/penyempitan : Tidak Ada
Portio :
- Konsistensi
………………………………...
- Pendataran
………………………………...
18
- Pembukaan
………………………………..
- Hodge/bagian terendah
………………….
- Selaput Ketuban
…………………………..
- Presentasi : Kepala
- Posisi : Kepala
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) :
- Frekuensi : 4 x/ hari
- Warna : Kuning jernih
- Bau : : Khas urin
- Masalah / Keluhan : Tidak ada
5. Personal Hygiene :
Kulit : Sesuai warna kulit
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe
Mulut & Gigi : Bersih, tidak ada perdarahan
Pakaian : Bersih
Kuku : Bersih
Vulva Hygiene : Ya
Ketergantungan fisik : Tidak Ada
Merokok : Tidak ada
Minuman Keras : Tidak ada
Obat-obatan : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
5. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi :
ibu mengetahui cara pemberian ASI dan memberi makan makan pada bayi
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya : ibu
merencakan pemberian ASI
c. Jenis kelamin yang diharapkan : Perempuan
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah: suami dan keluarga
e. Apakah hamil ini diharapkan : Ya
6. Perubahan perilaku
a. Kala I
Adaptasi nyeri :
……………………………………………………………………………...
Pengaturan pernapasan :
……………………………………………………………………
Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
…………………………………….
Penerimaan terhadap proses persalinan
………………………………………………….
b. Kala II
Adaptasi nyeri :
……………………………………………………………………………...
Pengaturan pernapasan :
……………………………………………………………………
Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
…………………………………….
Penerimaan terhadap proses persalinan :
………………………………………………...
Cara mengejan :
……………………………………………………………………………...
c. Kala III
Adaptasi nyeri :
……………………………………………………………………………...
20
Ideal diri : Pasien mengatakan akan merawat anak Bersama suami dan kelurga
Identitas diri Pasien sadar bahwa dirinya sekarang adalah seseorang ibu. Pasien
juga meyadari tugasnya sebagai istri dan ibu rumah tangga
Harga diri Pasien mengatakan bahwa perasaanya senang, karena kelahiran
anak ke dua yang telah melengkapi kebagaian keluarga kecilnya.
9. Hubungan/komunikasi
Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti orang lain?
Bahasa utama : Indonesia Bahasa daerah
Yang tinggal serumah : suami dan keluarga
Adat istiadat yang di anut : jawa
Yang memegang peranan penting dalam keluarga : suami
Motivasi dari suami : Suami selalu mendukung dan memberi semangat
Apakah suami perokok : tidak
Kesulitan dalam keluarga : tidak ada
10. Kebiasaan seksual
Gangguan hubungan seksual : tidak ada
Pemahaman terhadap fungsi seksual : ya
11. Sistem Nilai – Kepercayaan
Siapa dan apa sumber kekuatan : Tuhan
Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : penting
Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi) :
beribadah
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di RS : berdoa
I.PENGOBATAN
Medikamentosa : PARACETAMOL, AMOXCILIN, LIVRON BPLEX,VIT.A
Non Medikamentosa : RL
Fordianus Candy
ANALISIS DATA
N : 82 x/menit ↓
Kelelahan
RR : 20 x/menit
S : 36,8 ℃
22
- TTV
TD : 120/80 mmhg
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,8 C
PRIORITAS MASALAH
1. Kelelahan Berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Bersihkan klien dari sisa darah 1. Klien Bersih dan merasa nyaman.
Dengan Penurunan keperawatan selama 1x7 jam
Cadangan Energi Akibat diharapkan dengan kriteria 2. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman 2. Posisi yang nyaman akan menambah
Peningkatan Metabolisme hasil: relaksasi klien dan menguraangi kelelahan
3. Anjurkan klien untuk istirahat
ditandai dengan Respon 3. Istirahat cukup menurunkan kelelahan
keluhan klien - Kelelahan Berkurang 4. Anjurkan klien untuk teknik relaksasi
4. Relaksasi dapat memberikan kenyamanan
- Klien tampak Tenang 5. Menganjurkan klien untuk minum dan makan dan mengurangi kelelahan
6. Pantau adanya pendarahan dari jalan lahir 5. Air mineral dan makanan ringan dapat
7. Cek ttv dan tfu serta kontraksi uterus setiap 15 menambah menambah energi dan mencegah
menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam Hiperglikemia
kedua 6. Pendarahan berlebih dapat mengakibatkan
8. Kolaborasi pemberian vitamin syok Hipovolemi dan menurunkan energy
sehingga klien merasa lemas
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1 Kaji penyebab kurang nya mobilisasi 1Membantu intervensi selanjutnya
Mobilisasi Dini keperawatan selama 1x7 jam pada ibu 2 Untuk menurunkan ansietas
diharapkan kriteria hasil: 3Klien akan mengerti tentang pentingnya
Berhubungan dengan 2 Ajarkan ibu tentang Mobilisasi dini
mobilisasi dini
defisit pengetahuan - pasien mengatakan Bisa 3 Jelaskan kepada klien tentang 4Untuk membantu ibu agar memudahakan
berpindah posisi tanpa
Mobilisasi Dini pentingnya Mobilisasi Dini ibu dalam beraktifitas tanpa dibantu
dibantu 5Membantu memenuhi kebutuhan
ditandai dengan 4 Anjurkan kepada klien untuk miring kanan,
pembelajaran ibu
keluhan klien tidak bisa miring kiri, menggerakan kaki, duduk secara
berpindah posisi perlahan.
dengan baik dan benar 5 Berikan leaflet Mobilisasi Dini untuk
menambah wawasan ibu
04:00 WIB 2 Memposisikan klien dalam posisi yang nyaman 2. Klien dalam posisi supine
3 Menganjurkan klien untuk istirahat 3. Klien dapat beristirahat
4 Menganjurkan klien untuk menggunakan teknik 4. Klien tenang dan rileks
DX 1 relaksasi 5. Klien minum air mineral dan makan
5 Menganjurkan klien untuk minum air mineral dan 6. Perdarahan ± 50 cc
makan 7. Tanda-tanda vital
6 Pantau adanya perdarahan dari jalan lahir - Pukul 04.00 WIB
7 Cek tanda-tanda vital dan TFU serta kontraksi uterus TD 120/80mmHg, R 22x/ menit, N 84x/ menit,
setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit T 36,2°
pada jam kedua - Pukul 04.15 WIB
TD 120/80mmHg, R 20x/ menit, N 80x/ menit,
T 36,2°
- Pukul 04.30 WIB
TD 120/80mmHg, R 21x/ menit, N 84x/ menit,
T 36,1°
- Pukul 04.45 WIB
TD 120/80mmHg, R 22x/ menit, N 86x/ menit,
T 36,0°
- Pukul 05.15 WIB
TD 120/80mmHg, R 21x/ menit, N 81x/ menit,
T 36,20°
- Pukul 05.45 WIB
TD 120/80mmHg, R 20x/ menit, N 87x/ menit.
- Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi (+)
SOAP :
S:
- Klien masih tampak berkeringat
- Klien mengatakan ingin makan
O:
- Klien terlihat lemas
- Klien terlihat makan nasi yang telah disediakan di rs,
dan makanan habis satu porsi
- Posisi tidur klien semi fowler
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan perawatan
- Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
- Anjurkan klien untuk istirahat
- Anjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
- Anjurkan klien untuk minum air mineral dan makan
- Pantau adanya perdarahan dari jalan lahir
Oktober 2021 1 Kaji penyebab kurang nya mobilisasi pada ibu SOAP :
2 Ajarkan ibu tentang Mobilisasi dini S:
11.00 WIB
3 Jelaskan kepada klien tentang pentingnya - Klien mengatakan sudah bisa untuk berpindah
posisi dan bergerak
Mobilisasi Dini - Klien mengatakan sudah mengetahui cara Mobilisasi
DX 2
4 Anjurkan kepada klien untuk miring kanan, miring kiri, dini
menggerakan kaki, duduk secara perlahan. - Klien mengatakan cukup memahami manfaat
5 Berikan leaflet Mobilisasi Dini untuk menambah Mobilisasi Dini
wawasan ibu
O:
− Klien bisa untuk berpindah posisi tanpa dibantu
− Klien tampak bisa duduk secara perlahan, miring kiri
dan kanan, dan dapat menggerakan pergelangan
kakinya.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi Dihentikan
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MOBILISASI
Di Susun Oleh :
Fordianus Candy
2019.C.11a.1010
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, ibu yang melahirkan secara normal dan
sectio caesaria, ibu dan keluarganya dapat mengetahui, mengerti, memahami, dan
menerapkan bagaimana pergerakan setelah melahirkan
2. Tujuan Khusus
a. Peserta dapat mengerti dan memahami pergerakan paska persalinan spontan dan
sectio caesaria
b. Peserta dapat mengerti dan memahami tujuan pergerakan
c. Peserta dapat mengerti dan memahami manfaat pergerakan
d. Peserta dapat mengerti dan memahami kerugian bila tidak melakukan pergerakan
e. Peserta dapat mengerti dan memahami rentang gerak dalam pergerakan
f. Peserta dapat mengerti dan memahami tahap-tahap mobilisasi (pergerakan) dini
g. Peserta dapat mengerti dan memahami pelaksanaan mobilisasi dini
B. Sasaran
Ibu Post Partum Normal dan Sectio Caesaria
D. Pelaksanaan Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan Menjawab salam dan
a. Mengucapkan salam mendengarkan dengan seksa
b. Memperkenalkan diri dan a
apresiasi
2 30 menit Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
a. Menyampaikan materi
tentang pengertian
mobilisasi (Pergerakan)
b. Menyampaikan tujuan
Mobilisasi
c. Menjelaskan manfaat
Mobilisasi
d. Menjelaskan kerugian tidak
melakukan Mobilisasi
e. Menjelaskan rentang gerak
dalam mobilisasi
f. Menjelaskan pelaksanaan
Mobilisasi dini
3 10 menit Evaluasi dan Penutup Peserta memperhatikan dan
a. Memberikan kesempatan memberi pertanyaan jika ada
pada peserta untuk bertanya yang belum jelas, peserta
jika terdapat hal-hal yang menjawab pertanyaan yang
belum jelas di berikan kepada peserta
b. Menyimpulkan atau saat evaluasi.
merangkum hasil Menjawab salam.
penyuluhan
c. Mengevaluasi hasil
kegiatan dan meminnta
salah satu dari peserta
untuk menjelaskan Kembali
cara pelaksanaan mobilisasi
dni
d. Memberi salam dan
meminta maaf bila ada
kesalahan
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
Leaflet
G. Pengorganisasian Kelompok
H. Analisis Lingkungan
I. Rencana Evaluasi
1). Struktur
a. Persiapan Media
• Micropon
c. Persiapan Materi
d. Peserta
Ibu-ibu post partum secara normal dan sectio caesaria di ruang Nifas lantai II,
RSUD Dr H Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
2. Proses Penyuluhan
d. Moderator menyimpulkan hasil tanya jawab antara penyaji dan peserta dan
menutup
acara penyuluhan
3. Hasil Penyuluhan
J. Materi Penyuluhan
1. Pengertian
Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu
aktivitas/ kegiatan (Sarwono, 2011).
Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan
yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan Caesar
( Mochtar, 2009).
2 Tujuan Mobilisasi
b. Untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah operasi
seksio sesaria.
3. Manfaat Mobilisasi
Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya
kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bisa
merawat anaknya dengan cepat.
Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat
dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah
peningkatan suhu tubuh.
Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras,
maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi
membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya.
6. Tahapan-Tahapan Mobilisasi
1) Miring ke kanan-kiri
2) Menggerakkan kaki
3) Duduk
4) Berdiri atau turun dari tempat tidur
5) Ke kamar mandi
1) Hari ke 1 : Lakukan miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak
6-10 jam setelah penderitaabu sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan
ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar
2) Hari ke 2 : Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam
lalu menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil melonggarkan
pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada din yang
gunanya untuk ibu/penderita bahwa ia mulai pulih. Kemudian posisi tidur
terlentang menjadi setengah duduk
a. Ibu harus punya keyakinan untuk dapat melakukan mobilisas dengan cepat.
c. Gerakan tubuh saja tidak akan menyebabkan jahitan lepas atau robek Dalam
dunia kedokteran modern sekarang ini, kasus seperti itu jarang terjadi karena
jahitan dibuat sangat kuat
d. Buang air kecil harus dilatih karena biasanya setelah melalui proses persalinan
normal, ibu takut jalan lahirnya sakit dan akhirnya susah buang air kecil e
Mobilisasi harus dilakukan bertahap supaya semua system sirkulasi dalam
tubuh bias menyesuaikan diri untuk dapat berfungsi normal kembali.
f. Jantung perlu waktu untuk menyesuaikan diri, karena pembuluh darah harus
"bekerja keras" selama masa pemulihan. Mobilisasi yang berlebihan bisa
membebani kerja jantung
c. Ketika duduk, pilih dasar kursi kuat yang tidak terlalu empuk (agar bisa
menahan otot panggul Anda).
e. Lakukan latihan kegel. Tidak perlu khawatir dengan jahitan di vagina, karena
senam ini justru menguatkan perineum (otot-otot di seputar vagina) dan
mempercepat penyembuhan di daerah di sekitarnya
Minggu kedua setelah melahirkan atau 1-2 hari kemudian, setelah badan lebih fit
dari sebelumnya, lakukan gerakan berikut :
a. Dalam posisi telentang, ambil napas, tarik satu kaki hingga menekuk sambil
buang
napas dari mulut, sementara kaki satunya tetap lurus Tekuk kaki yang lurus
sambil ambil napas, dan luruskan kaki yang menekuk sambil buang napas
Lakukan bergantian.
b. Dalam posisi telentang, tekuk kedua kaki Letakkan tangan di samping badan
Ambil napas, angkat pantat ke atas hingga rata dengan dada Buang napas,
sambil kembali Le posisi semula.
Minggu ketiga setelah melahirkan, atau dua minggu setelah melahirkan, ibu bisa
melakukan gerakan-gerakan ini namun sebelumnya cek otot perut dahulu Apakah
sudah rapat atau belum (dengan menekankan dua jari ke perut) atau konsulkan
Gerakan ini pada dokter sebelumnya.
a. Saat BAK Lakukan, tahan BAK, keluarkan, tahan kembali Lakukan hal ini
setiap kali BAK sampai BAK selesai
b. Tidur telentang. Tekuk kedua kaki, angkat tangan, ambil napas sambil
julurkan tangan ke arah lutut hingga badan terangkat. Buang napas, turun dan
kembali ke posisi awal
c. Tidur telentang Tekuk kedua kaki, ambil napas, julurkan satu tangan kanan ke
arah lutut kin (tangan kiri di samping badan) hingga badan bagian kanan
terangkat, buan napas, kembali ke awal Lakukan gerakan yang sama untuk
sisi sebelah kiri
d. Minggu keempat atau 15 hari setelah melahirkan, ibu bisa melakukan, Senam
atau olahraga apa saja untuk membentuk tubuh.
a. Hari ke 1 :
1) Berbaring miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam
setelah penderita/ ibu sadar
2) Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini
mungkin setelah sadar
b. Hari ke 2
1) Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu
menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil yang gunanya untuk
melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada
diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih.
c. Hari ke 3 sampai 5
2) Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat
membantu penyembuhan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anak-ibu.com/panduan/pemulihan-paska-kelahiran-persalinan-normal
diakes pada tanggal 04 Desember 2017
Mochtar, Rustam 2009 Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 2. Jakarta EGC Mansjoer, A.
2011 Asuhan Keperawatan Maternitas Jakarta Salemba Medika Mochtar,
Rustam 2009 Sinopsis Obstetri, Edisi 2. Jilid 2. Jakarta EGC