Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS

NY. K USIA 35 TAHUN G2P1A0 USIA HAMIL 40 MGG DENGAN


PREEKLAMPSIA BERAT DI PUSKESMAS PECANGAAN

Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan III

Dosen Pembimbing : Dr. Melyana Nurul Widyawati, S.SiT, M.Kes

Disusun Oleh :

NANDA PUTRI ZANISKA

P1337424119022

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMARANG

JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ilmiah ini disusun oleh:

Nama : Nanda Putri Zaniska


NIM : P1337424119022
Kelas : D III Kebidanan Semarang Semester VI

Laporan ilmiah berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologis Ny. K
Umur 40 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 40 Minggu dengan Preeklampsia Berat
di Puskesmas Pecangaan” telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi Laporan
Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Bersalin di Puskesmas Pecangaan.

Jepara, 13 Februari 2022

Pembimbing Klinik Praktikan

Syafa’atul Laila, S.S.T.Keb Nanda Putri Zaniska

NIP: 19780310 200501 2 008 NIM: P1337424119029

Mengetahui
Pembimbing Akademik,

Dr. Melyana Nurul Widyawati, S.SiT, M.Kes


NIP. 19790903 200212 2 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat –
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan Praktik
Klinik Kebidanan.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk


penyelesaian tugas mata kuliah Praktek Klinik Kebidanan III, D III Kebidanan
Jurusan Kebidanan Semarang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Semarang.

Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari adanya bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulisan menyampaikan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya.


2. Sri Rahayu, SKp. Ns, S.Tr.Keb, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Semarang.
3. Dr. Melyana Nurul Widyawati, S.SiT, M.Kes selaku dosen pembimbing
institusi.
4. Syafa’atul Laila, S.S.T.Keb selaku Bidan pembimbing klinik pada Praktik
Klinik Kebidanan III.
5. Rekan-rekan yang mengikuti Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan III.
6. Orang tua yang selalu memberikan motivasi dan doa.
7. Semua pihak yang ikut membantu penulisan makalah yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Jepara, 13 Februari 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan


plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010; h.164).

Persalinan dibagi menjadi dua yaitu persalinan fisiologis yang disebut


juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri,
tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam (Mochtar, 2011; h. 69) dan persalinan
patologis disebut juga dengan dystocia ialah persalinan yang sulit dan
ditandai dengan kemajuan persalinan yang lambat. Hal ini diakibatkan empat
abnormalitas yang berbeda yaitu abnormalitas kekuatan mendorong,
abnormalitas presentasi, posisi, atau perkembangan janin, abnormalitas tulang
panggul ibu, abnormalitas jaringan lunak saluran reproduksi (Cunningham
et.al, 2012; h. 484).

Dalam persalinan patologi terdapat bermacam-macam penyulit


diantaranya yaitu mual dan muntah pada kehamilan, abortus, preeklampsia/
eklampsia, ketuban pecah dini, persalinan lama. Salah satu dari penyulit
persalinan tersebut adalah preeklampsia/eklamsia.

Preeklamsia / eklamsia merupakan komplikasi kehamilan dan


persalinan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, proteinuria dan
oedema, yang kadang-kadang disertai komplikasi sampai koma. Gejala
preeklampsia ringan seperti hipertensi, oedema, dan proteinuria sering tidak
diperhatikan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul
preeklampsia berat, bahkan eklampsia (Prawirohardjo S, 2014: 532).
Gejala preeklamsia dapat dicegah dan dideteksi secara dini.
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan yang secara rutin mencari tanda-tanda
preeklamsia, sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan
eklampsia. Ibu hamil yang mengalami preeklampsia perlu ditangani dengan
segera. Penanganan ini dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
anak (Prawirohardjo S, 2014: 543).

Menurut Word Health Organisation (WHO), Angka Kematian ibu


(AKI) adalah jumlah kematian ibu di perhitungkan terhadap 100.000
kelahiran hidup (KH) sedangkan angka kematian bayi (AKB) adalah angka
kematian bayi sampai umur 1 tahun terhadap 1000 KH (Kemenkes,
2016).AKI di dunia tahun 2016 yaitu 216/100.000 kelahiran hidup (KH),
Angka kematian bayi (AKB) sebesar 20/1000 KH (WHO 2015). Berdasarkan
data SUPAS 2015 AKI maupun AKB menunjukan penurunan yaitu AKI
305/100.000 KH; AKB 22,23/1000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga,
2016). AKI di Sumatera Utara pada tahun 2016 tercatat sebanyak
239/100.000 KH; AKB sebanyak 4/1000 KH (Dinkes Provinsi Sumatera
Utara, 2016).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan
masalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologis dengan
Preeklampsia Berat Pada Ny. K Usia 40 Tahun G2P1A0 Usia Hamil 40
MGG”?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Patologis pada Ny. K Usia 40 Tahun G2P1A0 Usia Hamil 40 MGG
dengan Preeklampsia Berat di Puskesmas Pecangaan dengan
menggunakan pendekatan masalah atau manajemen kebidanan dan
mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif, data objektif, dan data
penunjang ibu bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia
ringan di Puskesmas Pecangaan;
b. Mampu melakukan interpretasi data menjadi suatu diagnosis
kebidanan dan masalah berdasarkan data dasar yang diperoleh dalam
pengkajian ibu bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia
ringan di Puskesmas Pecangaan;
c. Mampu melakukan identifikasi diagnosa/masalah potensial dan
kebutuhan ibu bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia
ringan di Puskesmas Pecangaan;
d. Mampu melakukan indentifikasi terhadap antisipasi dan tindakan
segera ibu bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia
ringan di Puskesmas Pecangaan;
e. Mampu membuat perencanaan tindakan asuhan kebidanan ibu
bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia ringan di
Puskesmas Pecangaan;
f. Mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang
menyeluruh ibu bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia
ringan di Puskesmas Pecangaan;
g. Mampu mengevaluasi hasil keseluruhan yang dilaksanakan ibu
bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia ringan di
Puskesmas Pecangaan.
D. Manfaat
a. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara
langsung sekaligus sebagai penerapan ilmu yang diperoleh di
akademik mengenai manajemen asuhan persalinan patologis.
b. Bagi Pasien
Pasien mendapatkan pelayanan asuhan persalinan patologis yang
benar dan sesuai standar kebidanan.
c. Bagi Masyarakat
Untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi
khususnya dalam proses persalinan patologis.
d. Bagi Instansi Kesehatan
Memberikan informasi bagi instansi kesehatan sebagai bahan
pertimbangan demi menunjang pelayanan persalinan yang lebih baik
guna mensejahterakan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.
e. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber informasi dan bahan pembelajaran tentang asuhan
persalinan patologis sesuai standar praktek kebidanan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir.(Sarwono, 2018).
Persalinan patologis disebut juga dengan dystocia ialah persalinan yang
sulit dan ditandai dengan kemajuan persalinan yang lambat. Hal ini
diakibatkan empat abnormalitas yang berbeda yaitu abnormalitas kekuatan
mendorong, abnormalitas presentasi, posisi, atau perkembangan janin,
abnormalitas tulang panggul ibu, abnormalitas jaringan lunak saluran
reproduksi (Cunningham et.al, 2012; h. 484).
Preeklampsia merupakan suatu kondisi yang terjadi pada masa
kehamilan, pada minggu ke 20 atau trimester kedua maupun 4 sampai 6
minggu setelah masa persalinan.
B. Tanda-tanda Preeklampsia
Preeklampsia merupakan suatu kondisi yang terjadi pada masa
kehamilan, pada minggu ke 20 atau trimester kedua maupun 4 sampai 6
minggu setelah masa persalinan.
Tanda-tanda yang perlu diperhatikan sebagai pemicu preeklampsia
adalah terjadinya peningkatan tekanan darah atau hipertensi dan proteunaria
(tabel 2.2) (Lim, 2016). Sekitar satu dari 200 wanita (0,5%) mengalami
preeklampsia berat selama dalam masa kehamilan gejala yang dapat ditimbul
antara lain sakit kepala hebat, nyeri hebat di bawah tulang rusuk, terjadi
pembengkakan pada kaki, tangan ataupun wajah dan penglihatan kabur.
Tabel 2.2 Kriteria Diagnostik Preeklampsia

Tekanan Darah  ≥ 140 mmHg tekanan sistolik atau ≥ 90 mmHg tekanan


diastol pada 2 kali pemeriksaan minimal 4 jam setelah
20 minggu masa kehamilan dengan tekanan darah
normal sebelumnya.
 ≥ 160 mmHg tekanan darah sistolik atau ≥ 110 mmHg
tekanan diastol, hipertensi dapat dikonfirmasi dalam
interval pendek (menit) untuk terapi antihipertensi
dengan tepat waktu.

Proteinuria  ≥ 300mg/ koleksi urin 24 jam


 Ratio protein / kreatinin ≥ 0,3 mg/dL
 Pembacaan dipstick dengan hasil +1 (hanya digunakan
jika metode kuantitatif lainnya tidak tersedia).

Sumber: The American College of Obstetricians and Gynecologists, 2013.


C. Faktor Preeklampsia
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya preeklampsia lebih tinggi
jika ibu obesitas dengan BMI 35 kg/m2 ataupun lebih, hamil pada waktu usia
lebih dari 40 tahun, kehamilan terakhir lebih dari 10 tahun, faktor genetik,
mengandung lebih dari 1 janin (Royal College of Obstetricians and
Gynecologists, 2012). Menurut Preeclampsia Foundation (2013)
Preeklampsia juga dapat menyebabkan efek pada bayi antara lain 1) Lahir
prematur, prevalensi lahir prematur karena preeclampsia mencapai 20% dari
13 juta kelahiran di dunia. Lahir prematur sebelum usia kehamilan 37 minggu
lebih parahnya lagi lahir dengan rentang waktu kurang dari 32 minggu masa
kehamilannya.

D. Faktor Predisposisi Kejadian Preeklampsia


a. Faktor risiko yang dapat dinilai pada kunjungan antenatal
1. Anamnesis: usia >40 tahun, primigravida, multipara dengan riwayat
preeklampsia sebelumnya, multipara dengan kehamilan oleh pasangan
baru, multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau lebih,
kehamilan multipel/ kehamilan ganda, IDDM (insulin dependent
diabetes melitus), hipertensi kronik, penyakit ginjal, kehamilan dengan
inseminasi donor sperma, oosit atau embrio, obesitas sebelum hamil
(IMT>30 kg/m2).
2. Pemeriksaan fisik : indeks masa tubuh >35 kg/m2, tekanan darah
diastolik >80 mmHg, proteinuria (dipstick >+1 pada 2 kali pemeriksaan
berjarak 6 jam atau secara kuantitatif 300 mg/24 jam).

b. Faktor lain penyebab preeklampsia :


1. Pekerjaan ibu
Pekerjaan dapat mempengaruhi terjadinya risiko preeklampsia. Wanita
yang bekerja memiliki risiko lebih tinggi mengalami preeklampsia
dibandingkan dengan ibu rumah tangga. Pekerjaan dikaitkan dengan
adanya aktifitas fisik dan stress yang merupakan faktor risiko terjadinya
preeklampsia.
2. Pendidikan ibu
Berdasarkan UU no 20 tahun 2003 pendidikan di Indonesia dibagi
menjadi 3 yaitu pendidikan dasar (SD-SMP), pendidikan menengah
(SMA), dan pendidikan tinggi (Diploma-Perguruan tinggi). Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin mudah untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi
yang masuk makin banyak pengetahuan tentang kesehatan baik dari
orang lain maupun dari media massa.

E. Efek dari Preeklampsia


Efeknya terkadang memiliki masalah epilepsi, kebutaan, gangguan
belajar, dan ketulian. 2) Intrauterine Growth Restriction (IUGR),
berkurangnya aliran darah plasenta ibu ke bayinya akibatnya suplai makanan
dibatasi dan si bayi mengalami kurang gizi. Prevalensinya dari 30 juta
kelahiran di dunia 15% (4,5 juta) diantaranya bayi menderita IUGR karena
preeklampsia. Efeknya bayi lebih rentan terkena penyakit hipertensi, diabetes,
gagal jantung kongestif. 3) Asidosis, preeklampsia membuat plasenta dan
tubuh bayi membatasi aliran darah menuju anggota badan, perut, dan
ginjalnya untuk menjaga pasokan vital ke otak dan jantung. Apabila cadangan
oksigen habis tubuh bayi akan menghasilkan asam laktat yang terlalu banyak
maka terjadilah asidosis, mengakibatkan si bayi tidak sadar dan tidak
bergerak. 4) Kematian, sekitar 500 ribu bayi di dunia meninggal dikarenakan
ibu mengalami preeklampsia. Begitu juga bayi yang meninggal dalam rahim
setelah 20 minggu kehamilan, kemungkinan lebih sering terjadi pada ibu yang
mengalami preeklampsia berat atau sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated
Liver enzyme, Low Platelets).

F. Diagnosis Preeklampsia
Terjadinya peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30 mmHg
atau peningkatan tekanan sistolik 15 mmHg atau adanya tekanan sistolik
sekurang-kurangnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sekurang kurangnya
90 mmHg atau lebih dengan kenaikan 20 mmHg atau lebih, ini sudah dapat
dibuat sebagai diagnosis preeklampsia.
Kriteria terbaru sudah tidak mengkategorikan preeklampsia ringan,
dikarenakan setiap preeklampsia merupakan kondisi yang berbahaya dan
dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas secara signifikan
dalam waktu singkat. Preeklampsia hanya ada dua kriteria yaitu preeklampsia
dan preeklampsia berat, dengan kriteria diagnosis sebagai berikut:
Preeklampsia Jika hanya didapatkan hipertensi saja, kondisi tersebut
tidak dapat disamakan dengan preeklampsia, harus didapatkan gangguan
organ spesifik akibat preeklampsia tersebut. Kebanyakan kasus preeklampsia
ditegakkan dengan adanya proteinurin, namun jika protein urin tidak
didapatkan, salah satu gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosis preeklampsia. Kriteria minimal preeklampsia yaitu:
1) Tekanan darah >140/90 mmHg yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan
pada wanita dengan tekanan darah yang sebelumnya normal
2) Protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstick >+1. Jika
tidak didapatkan protein urin, hipertensi dapat diikuti dengan salah satu
tanda gejala di bawah ini: 1) Gangguan ginjal: keratin serum 1,2 mg/dL
atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana
tidak ada kelainan ginjal lainnya 2) Edema paru 3) Gangguan liver:
peningkatan konsentrasi traminas 2 kali normal dan atau adanya nyeri
epigastrum/region kanan atas abdomen 4) Trombositopenia:
trombosit<100.000/microliter 5) Didapatkan gejala neurologis: nyeri
kepala, stroke, dan gangguan penglihatan 6) Gangguan pertumbuhan janin
yang menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplacenta: oligohidramnion,
fetal growth restriction (FGR).

G. Patofisiologi Preeklampsia
Meskipun penyebab preeklampsia masih belum diketahui, bukti
manifestasi klinisnya mulai tampak sejak awal kehamilan, berupa perubahan
patofisiologi tersamar yang terakumulasi sepanjang kehamilan dan akhir nya
menjadi nyata secara klinis. Preeklampsia adalah gangguan multisistem
dengan etiologi komplek yang khusus terjadi selama kehamilan.

E. Pencegahan Preeklampsia
Pencegahan Berbagai strategi yang digunakan untuk mencegah atau
memodifikasi keparahan preeklampsia antara lain:
a. Antenatal Care (ANC)
Deteksi dini preeklampsia dilakukan dengan berbagai pemeriksaaan
tanda biologis, biofisik dan biokimia sebelum timbulnya gejala klinis
sindrom preeklampsi. Hal ini diupayakan dengan mengidentifikasi
kehamilan risiko tinggi dan mencegah pengobatan dalam rangka
menurunkan komplikasi penyakit dan kematian melalui modifikasi ANC.
WHO merekomendasikan semua ibu hamil harus melakukan
kunjungan ANC minimal 8x. Yaitu kunjungan pertama dilakukan sebelum
usia kehamilan 12 minggu dan kunjungan selanjutnya di usia kehamilan
20, 26, 30, 34, 36, 38 dan 40 minggu.
Preeklampsia tidak selalu dapat didiagnosis pasti. Jadi berdasarkan
sifat alami penyakit ini, baik American College of Obstetricians and
Gynecilogists (ACOG) maupun Kelompok Kerja Nasional High Blood
Pressure Education Programe menganjurkan kunjungan ANC yang lebih
sering, bahkan jika preeklampsia hanya dicurigai. Pemantauan yang lebih
ketat memungkinkan lebih cepatnya identifikasi perubahan tekanan darah
yang berbahaya, temuan laboratorium yang penting, dan perkembangan
tanda dan gejala yang penting. Frekuensi kunjungan ANC bertambah
sering pada trimester ketiga, dan hal ini membantu deteksi dini
preeklampsia.
b. Manipulasi Diet
1) Suplemantasi Kalsium WHO merekomendasikan pemberian
kalsium rutin sebanyak 1500-2000 mg elemen kalsium perhari,
terbagi menjadi 3 dosis (dianjurkan dikonsumsi mengikuti waktu
makan). Lama konsumsi adalah semenjak kehamilan 20 minggu
hingga akhir kehamilan. Pemberian kalsium dianjurkan untuk ibu
hamil terutama dengan risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi
pada kehamilan dan daerah dengan asupan kalsium yang rendah.
Studi dari Khaing juga menyatakan bahwa suplemen kalsium dapat
digunakan untuk pencegahan preeklampsia.
2) Suplementasi Vitamin D Institute of Medicine (IOM) dan ACOG
merekomendasikan suplemen vitamin D 600 IU perhari untuk ibu
hamil guna mendukung metabolisme tulang ibu dan janin. Dan
dosis 1000-2000 IU per hari untuk kasus defisiensi vitamin D.
Namun paparan sinar matahari mungkin lebih terkait kuat dengan
tingkat vitamin D dibandingkan dengan asupan vitamin D oral.
Bentuk aktif vitamin D yang disebut dengan 1,25
dihidrokolecalsiferol (1,25-(OH)2D3) secara langsung
mempengaruhi absorbsi kalsium di usus bersama dengan hormon
paratiroid bekerja secara sinergis meningkatkan reabsorbsi kalsium
dari tulang.
c. Antioksidan
Terdapat data empiris bahwa ketidakseimbangan antara aktivitas
oksidan dan antioksidan mungkin memiliki peran penting dalam
pathogenesis preeklampsia. Dua antioksidan alamiah yaitu vitamin C
dan vitamin E dapat menurunkan oksidan tersebut. Suplementasi diet
diajukan sebagai metode untuk memperbaiki kemampuan oksidatif
perempuan yang berisiko mengalami preeklampsia.
d. Agen Antitrombotik (aspirin dosis rendah)
Dengan aspirin dosis rendah yaitu dalam dosis oral 50 hingga 150
mg/hari, aspirin secara efektif menghambat biosintesan A2 dalam
trombosit dengan efek minimal pada produksi prostlasiklin vaskuler.
Berdasarkan penelitian Paris Collaborative Group untuk perempuan
yang mendapatkan aspirin, risiko relatif preeklampsia menurun secara
bermakna sebesar 10% untuk terjadinya preeklampsia. Karena manfaat
marginal ini, menggunakan aspirin dosis rendah yang disesuaikan bagi
tiap individu untuk mencegah berulangnya preeklampsia.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan preeklampsia
1) Monitor tekanan darah 2x sehari dan cek protein urin rutin
2) Pemeriksaan laboratorium darah (Hb, Hct, AT, ureum, kreatinin, SGOT,
SGPT) dan urin rutin
3) Monitor kondisi janin
4) Rencana terminasi kehamilan pada usia 37 minggu. Atau usia <37 minngu
bila kondisi janin memburuk, atau sudah masuk dalam persalinan/ ketuban
pecah dini (KPD).
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PATOLOGIS
PADA NY. K USIA 35 TAHUN G2P1A0 USIA HAMIL 40 MGG
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT
DI PUSKESMAS PECANGAAN

I. PENGKAJIAN:

Tanggal : 13 Februari 2022

Jam : 20.00 WIB

IDENTITAS PASIEN:

Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Suami

1. Nama : Ny. K 1. Nama : Tn. N

2. Umur : 35 Tahun 2. Umur : 37 Tahun

3. Agama : Islam 3. Agama : Islam

4. Pendidikan: SMA 4. Pendidikan : SMA

5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 5. Pekerjaan : Buruh Tenun

6. Suku : Jawa 6. Suku : Jawa

7. Alamat : Troso 4/8 7. Alamat : Troso 4/8

A. DATA SUBYEKTIF

1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan merasakan tanda-tanda akan melahirkan.

2. KELUHAN UTAMA:

Ibu mengatakan merasa sering kenceng-kenceng dan mengeluarkan cairan


kental berupa lendir darah lewat jalan lahir sejak jam 18:00 WIB, namun
setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan bahwa ibu mengalami
preeklampsia berat dengan tekanan darah 180/110 mmHg.
 Uraian keluhan utama: Ibu mengalami gejala oedema pada kaki
dikarenakan preeklampsia ringan.
3. TANDA-TANDA PERSALINAN:
a. Kontraksi : Teratur
b. Frekuensi : 4x/10’/40’’
c. Lokasi ketidak nyamanan : Abdomen
d. PPV : Lendir Darah, Ketuban Pecah jam 21:30

4. RIWAYAT KESEHATAN:
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
 Sekarang : Ibu mengatakan dalam kondisi sehat dan tidak sedang
masa pengobatan seperti diabetes melitus, sifilis, HIV/AIDS,
asma, hepatitis.
 Yang Lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti, hepatitis, sifilis, HIV/AIDS, TBC serta tidak
mempunyai penyakit menahun seperti, jantung, hipertensi, ginjal.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : Ibu
mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti diabetes melitus, asma, serta penyakit menular seperti
hepatitis, syfilis, HIV/AIDS, TBC, dan tidak mempunyai kelainan
bawaan dan riwayat kembar.

5. RIWAYAT OBSTETRI

a. Riwayat Haid:

Menarche : 15 Tahun Nyeri Haid : Tidak ada

Siklus : 28 hari Lama : 7 hari

Warna darah : Merah darah Leukhorea :-


Banyaknya : Ganti pembalut 3 – 4x perhari

b. Riwayat Kehamilan sekarang :

1) Hamil ke 2, usia 40 minggu.

2) HPHT : 03 – 05 – 2021

3) HPL : 10 – 02 – 2022

4) Gerak janin

 Pertama kali : Ibu mengatakan gerak janin pertama kali pada


umur kehamilan 18 minggu.
 Frekuensi dalam 12 jam : Ibu mengatakan janin bergerak 1 kali
dalam 1 jam berarti 12 x dalam 12 jam.
5) Tanda bahaya : Ibu dapat mengalami perdarahan dan kejang

6) Kekhawatiran khusus:

Ibu mengatakan khawatir akan kondisi bayinya.

7) Imunisasi TT : TT5

8) ANC : 6x

Suplement
ANC & Fe
Tanggal Tempat MASALAH TINDAKAN/PENDKES
Ke (Jenis &
Jml)

1 02-08-2021 Pkm Etabion x Mual, Menganjurkan ibu makan

Pecangaan (2x1) muntah sedikit tapi sering, Penkes

Ketidaknyamanan dan
Kalk x
(1x1) gizi ibu hamil, Ibu

disarankan untuk
melakukan USG (ANC

Terpadu).

2 06-09-2021 Pkm Etabion x t.a.k Pemeriksaan penunjang,

Pecangaan (2x1) KIE nutrisi ibu hamil, dan

Penkes Gizi.
Kalk x

(1x1)

3 03-01-2022 Pkm Kalk x t.a.k Istirahat cukup, penkes gi

Pecangaan zi, olahraga ringan, Ibu


etabion
disarankan untuk USG

untuk memastikan posisi

janin.

4 01-02-2022 Pkm Kalk x t.a.k Istirahat yang cukup,

Pecangaan segera ke pelayanan


Etabion
kesehatan jika ada tanda-

tanda persalinan.

c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:

Kehamilan Persalinan Nifas

Keluh Kead
Tahun Frek an/ Asi anak
JK/ Penyul
UK Jenis Penolong Penyulit IMD eksklusi sekarang
ANC Penyu BB it
f
lit

2006 4x Tak 40 Nor Bidan Lk/ - Dil - Diberi Sehat


mg mal 3800 aku kan
gram kan

Hamil
ini

6. RIWAYAT KB :

a. Jika pernah :

Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas

Suntik 3 bulan 3 thn - Ingin menambah


keturunan

b. Rencana Setelah Melahirkan :

Ibu mengatakan akan menggunakan suntik 3 bulan.

7. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:

Sebelum hamil :

a. Nutrisi

1) Makan

a) Komposisi :

 Nasi : 1 piring (sedang)

 Lauk : 1 potong telur, ayam, tempe.

 Sayuran : ½ mangkuk sayur bayam.

 Buah : 1x jenis ; pisang.

 Camilan :-

b) Pantangan : Tidak ada.

2) Minum terakhir

a) Jumlah total 1 gelas, jenis air putih.

b. Eliminasi

1) Buang air kecil :

 Frekuensi perhari : 4-5 x, warna kuning jernih.


 Keluhan/masalah : tidak ada

2) Buang air besar :

 Frekuensi perhari : 1 x; warna kuning kecoklatan, konsistensi


padat.

 Keluhan/masalah : tidak ada

c. Personal hygiene

1) Terakhir Jam : 16:00 WIB

 Mandi 2 x

 Keramas 1 x

 Gosok gigi 2 x

 Ganti pakaian 2 x

 Celana dalam 2 x

2) Kebiasaan memakai alas kaki : Ibu mengatakan tidak menggunakan


alas kaki di dalam rumah, hanya menggunakan saat keluar rumah.

d. Hubungan seksual

1) Terakhir :

 Frekuensi : 1 x

 Contact bleeding : Tidak ada.

 Keluhan lain : Tidak ada

e. Istirahat/tidur

1) Hamil :

 Tidur malam 6 – 7 jam

 Tidur siang 1 – 2 jam

 Keluhan/masalah : Ibu mengatakan sulit tidur, bingung posisi,


mudah gerah.
f. Aktivitas fisik dan olah raga

1) Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : Ibu mengatakan bahwa aktivitas


fisiknya adalah melakukan pekerjaan rumah.

g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :

1) Merokok : Ibu mengatakan tidak merokok.

2) Minuman beralkohol : Ibu mengatakan tidak memimum minuman

beralkohol.

3) Obat-obatan : Ibu mengatakan tidak mengonsumsi obat-

obatan.

4) Jamu : Ibu mengatakan tidak mengonsumsi jamu.

8. Riwayat Psikososial-spiritual

a. Riwayat perkawinan :

1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 21 th.

2) Pernikahan ini yang ke 1 sah/ tidak*) lamanya, 14 tahun.

3) Hubungan dengan suami : baik/ ada masalah

b. Kehamilan ini diharapkan / tidak*) oleh ibu, suami, keluarga;

Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Ibu mengatakan


bahwa ibu, suami, dan keluarga senang atas kehamilannya.

c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Ibu mengatakan bahwa


pemecahan masalah dengan cara musyawarah dengan suami.

d. Ibu tinggal serumah dengan : Ibu mengatakan ibu tinggal serumah


dengan suami dan anak-anaknya.

e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Ibu mengatakan pengambil


keputusan utama dalam keluarga adalah suami.

Dalam kondisi emergensi, ibu dapat / tidak dapat mengambil keputusan


sendiri.
f. Orang terdekat ibu : Ibu mengatakan bahwa orang terdekat dengannya
adalah suami.
Yang menemani ibu untuk persalinan: Suami dan keluarga.
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Ibu
mengatakan adat istiadat yang dilakukan ibu yang berkaitan dengan
kehamilan adalah mapati dan mitoni, yang berkaitan dengan persalinan
dan nifas tidak ada.

h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Ibu


mengatakan rencana persalinan dilakukan di Puskesmas oleh Bidan.

i. Penghasilan perbulan: Rp. 1.000.000 – 2.000.000 Cukup/Tidak Cukup*)


ibu menggunakan pembiayaan BPJS.

j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :

1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini : Ibu


mengatakan tidak berpuasa selama hamil

Jika ‘ya’ frekuensi puasa : -

Keluhan selama puasa : -

2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :

 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang


diberikan oleh nakes wanita maupun pria;

 tidak boleh menerima transfusi darah;

 tidak boleh diperiksa daerah genitalia,

 lainnya :

k. Tingkat pengetahuan ibu :


1) Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu mengatakan sudah
mengetahui tanda-tanda persalinan.
2) Hal-hal yang ingin diketahui ibu : Ibu mengatakan ingin mengetahui
cara merawat bayi yang baik dan benar.
B. DATA OBYEKTIF:

1. PEMERIKSAAN FISIK:

1. Pemeriksaan Umum:

a. Keadaan umum : Baik Tensi : 180/110 mmHg

b. Kesadaran : Composmentis Nadi : 99 x/m

c. BB Sebelum/ Sekarang: 60 / 79 kg Suhu /T : 37o C

d. TB : 158 cm RR : 20 x/m

e. LILA : 28 cm

2. Status Present

Kepala : Bentuk mesocepal, simetris, bersih, tidak ada jahitan atau


luka, rambut tidak mudah rontok, tidak ada ketombe.

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih

Hidung : Tidak ada sekret dan polip.

Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, bibir tidak pecah-pecah,


mukosa kemerahan, gusi tidak berdarah.

Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen.

Leher : Tidak ada pembengkakakan kelenjar limfe dan tiroid.

Ketiak : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.

Dada : Simetris, tidak ada benjolan abdormal pada payudara,


tidak ada retraksi dinding dada.

Perut : Tidak ada bekas oprasi, hepar, limfe, dan ginjal tidak ada
nyeri tekan.

Lipat paha : Tidak ada varises, tidak ada tanda hooman.


Ekstremitas :

Atas : Simetris, tidak odem, jari lengkap, tidak ada kelainan, turgor
baik
Bawah : Simetris, odem, tidak ada kelainan

Refleks patella : + / +

Punggung : Lordosis Gravidarum

Anus : Tidak ada hemoroid.

3. Status Obstetrik

1. Inspeksi:

Muka : Ada colasma gravidarum, tidak pucat, tidak odem.


Mamae : Simetris, puting menonjol, aerola menghitam,
colostrum belum keluar.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran sesuai
umur kehamilan ada linea nigra, ada striae
gravidarum, ada hiperpigmentasi.
Vulva : Tidak ada varises, tidak ada kondilomata, tidak
odem, tidak ada bekas jahitan.
2. Palpasi
 Leoplod I : Teraba satu bagian bulat lunak, tidak
melenting (Bokong), TFU teraba 32 cm.
 Leoplod II : Bagian kiri teraba bagain-bagian kecil
(Ektermitas), Bagian kanan teraba satu
bagian panjang, keras, seperti ada tahanan
(Punggung).
 Leoplod III : Bagian bawah ibu teraba satu bagian bulat
keras, melenting, tidak dapat digoyangkan
(Kepala)
 Leoplod IV : Bagian terbawah janin sudah masuk bagian
PAP(Divergen 0/5)
TFU : 32 cm TBJ : 3.255 gram
3. Auskultasi :
DJJ : 132 x/menit
4. Pemeriksaan Dalam :

Tgl : 13 Februari 2022 Jam: 20.00 WIB

 Vulva : Teraba Lunak, Perineum elastis.

 Vagina : Teraba Lunak, Perineum elastis, Dinding vagina licin,

UUK teraba didepan.

 Serviks :

- Keadaan : Baik (lunak)

- Pembukaan : 4 cm

- Efficement : 40 %

 Kulit ketuban : (-) jernih

 Presentasi : Kepala bagian terbawah, dagu didepan.

 POD (Point of direction) : UUK teraba didepan

 Penyusupan : Sutura sagitalis

 Bagian terbawah turun Hodge : Hodge I

2. PEMERIKSAAN PENUNJANG :

 Protein urin : (+)


 Rapid Antigen : (-)
C. ANALISA

Ny. K Usia 35 Tahun G2P1A0 Hamil 40 mgg janin tunggal, hidup intrauteri,
puka, preskep, kala I fase aktif dengan preeklampsia berat.

Masalah : Preeklampsia berat

Kebutuhan : Kolaborasi dan pengawasan

D. DIAGNOSA POTENSIAL

Ny. K usia 35 tahun G2P1A0 hamil 40 minggu dengan preeklampsia berat.


E. TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dan Pengawasan

F. PERENCANAAN
1. Melakukan pemeriksaan pada ibu
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan pengawasan yang akan dilakukan
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter
5. Melakukan perencanaan rujukan bila terjadi kegawatdaruratan
6. Melakukan pendokumentasian

G. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 13 Januari 2022 Jam : 20:30 WIB

KALA I

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan kurang baik, hasil protein urine positif
serta memberitahu bahwa sudah ada pembukaan serviks 4 cm
Hasil : Ibu mengerti dan merasa cemas
2. Memasang kateter untuk mengukur volume urine yang keluar pada ibu
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia serta kateter sudah terpasang
3. Memberikan cairan intravena dengan memberi infus satu jalur
menggunakan ringer laktat untuk mengantisipasi jikalau dibutuhkan
penambahan cairan
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia serta infus sudah terpasang
4. Memberikan Nifedipin 10 mg secara oral sesuai dengan advis dokter
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia serta Nifedipin sudah diberikan
5. Memberikan MgSO4 10 gr kepada ibu untuk mencegah kejang sesuai
dengan advis dokter
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia serta MgSO4 sudah diberikan
6. Memberikan ibu dukungan mental agar tidak cemas dah takut dalam
menghadapi persalinan
Hasil : Ibu senang mendapatkan dukungan
7. Memasang oksigen sebanyak 3 liter/menit untuk mengatasi depresi henti
nafas
Hasil : Oksigen sudah terpasang
8. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa akan dilakukan tindakan rujukan ke
rumah sakit dengan fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia
9. Rujuk ke RSUD Kartini dengan menggunakan ambulance
Hasil : Ibu telah dirujuk
10. Melakukan pendokumentasian
Hasil : Telah didokumentasikan.

Jepara, 13 Januari 2022

Pembimbing Klinik Praktikan

Syafa’atul Laila, S.S.T.Keb Nanda Putri Zaniska

NIP. 19780310 200501 2 008 NIM. P1337424119022

Mengetahui

Pembimbing Akademik

Dr. Melyana Nurul Widyawati, S.SiT, M.Kes


NIP. 19790903 200212 2 002
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan di bahas tentang kesenjangan antara teori dan tinjauan kasu
s pada pelaksanan manajemen asuhan kebidanan pada Ny. K Umur 35 tahun
G2P1A0 hamil 40 mg dengan Persalinan Patologis yaitu Preeklampsia di UPTD P
uskesmas Pecangaan Kabupaten Jepara.

Tahap pengkajian diawali dengan pengumpulan data melalui anamn


esis yang diperoleh dari berbagai sumber. Sumber yang dapat member
ikan informasi yang paling akurat yang diperoleh secepat mungkin d
an upaya sekecil mungkin seperti keluarga, bidan, dan dokter, bers
edia untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan klien sehi
ngga memudahkan pengumpulan data.

Pengkajian keadaan umum kehamilan, berat badan 79 kg, tinggi bada


n 158 cm, lingkar lengan atas 28 cm, tanda-tanda vital ibu hamil : su
hu 37°c, tensi 180/110 mmHg, pernapasan 20x/menit, ada tanda-tanda
komplikasi pada ibu bersalin, kesadaran composmentis, tidak ada bekas SC, tidak
memiliki riwayat penyakit dan tidak alergi obat. rambut bersih, tidak ada karies
gigi, tidak ada nyeri tekan. Tetapi didapatkan pada tekanan darah ibu tinggi. Berd
asarkan uraian studi kasus tersebut pada Ny. K ditemukan banyak pe
rsamaan dengan tinjauan teoritis mengenai persalinan patologis pada ibu
bersalin preeklampsia sehingga tidak terjadi perbedaan dan kesenjanga
n.

Pada langkah selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap diagn


osa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan data-data yang di
kumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan seh
ingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Berdasarkan d
ata yang diperoleh diagnosa atau masalah aktual pada Ny. K adalah
Persalinan Patologis yaitu Preeklampsia.

Tindakan segera yang dilakukan dalam kasus ini adalah m


emberikan penatalaksanaan sesuai dengan teori dan standar kebidanan, dilakukan
kolaborasi, pengawasan, dan rujukan bila terjadi kegawatdaruratan. Sehingga da
lam hal ini dapat terlihat adanya kesesuaian anatara pelaksanaan t
indakan dengan yang tinjauan teori yang ada.
Pelaksanaan pada Ny. K umur 35 tahun dengan persalinan patologis sudah
sesuai dengan teori yang ada yaitu: Monitor tekanan darah 2x sehari dan cek
protein urin rutin, Pemeriksaan laboratorium darah (Hb, Hct, AT, ureum,
kreatinin, SGOT, SGPT) dan urin rutin, Monitor kondisi janin, Rencana terminasi
kehamilan pada usia 37 minggu. Atau usia <37 minngu bila kondisi janin
memburuk, atau sudah masuk dalam persalinan/ ketuban pecah dini (KPD).

Berdasarkan studi kasus Ny. K, tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang. O


leh karena itu, pada tinjauan pustaka dan studi kasus Ny. K secara garis besar tida
k ditemukan kesenjangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologis pada
Ny. K Umur 35 Tahun G2P1A0 Hamil 40 Minggu, dengan preeklampsia di
Puskesmas Pecangaan, maka penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan yaitu dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny. K dengan
persalinan patologis, penulis melakukan pengkajian dengan baik dan
lancar. Pengkajian tersebut didapatkan data subjektif dan objektif dimana
data subjektif dari pasien yaitu Ny. K umur 35 tahun G2P1A0 mengatakan
merasakan sakit pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang yang
semakin lama semakin sering dan mengeluarkan lendir bercampur darah
serta air ketuban.
Dari data objektif didapatkan usia kehamilan 40 mgg didapatkan hasil
leopold yaitu pada leopold I TFU terukur 32 cm, pada fundus teraba 1
bagian bulat, lunak tidak melenting (bokong janin), leopold II Pada perut
ibu sebelah kanan teraba tahanan keras dan memanjang seperti papan
(punggung). Pada perut ibu sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil dan
menonjol(ekstremitas), leopold III Pada perut ibu sebelah bawah teraba
satu bagian bulat keras (kepala), tidak bisa digoyang, leopold IV bagian
terbawah janin sudah masuk PAP, tangan pemeriksa divergen. Pada
pemeriksaan umum ibu dalam keadaan baik, kesadaran composmentis,
tensi 1800/110 mmHg, nadi 99x/mnt, suhu 370C, RR 20x/mnt, LILA 28
cm ∅ 4 cm, kk (-)
Penulis telah melakukan interpretasi data dengan menentukan
diagnosis kebidanan ibu bersalin yaitu pada kala I Ny. K Umur 35 Tahun
G2P1A0 Hamil 40 Minggu, Janin Tunggal, Janin Hidup Intra Uteri, Letak
Membujur, Presentasi Kepala U, PUKA, Inpartu Kala 1 Fase Aktif.
Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data dengan teliti dan
akurat sehingga didapatkan diagnosa Ny. K umur 35 tahun G2P1A0 hamil
40 mg dengan persalinan patologis yaitu preeklampsia.

Penulis memberikan rencana asuhan kebidanan pada Ny. K yaitu


pertolongan persalinan patologis kala II, III dan IV. Dalam
penatalaksanaan penulis melakukannya sesuai dengan rencana asuhan yang
telah dibuat sesuai dengan kebutuhan pasien.

B. Saran
1. Untuk para bidan dan mahasiswa, dalam menolong persalinan agar
berpedoman pada asuhan persalinan normal (APN).
2. Untuk bidan dan mahasiswa sebagai petugas kesehatan hendaknya
selalu memperhatikan steril dan on steril.
3. Untuk mahasiswa bidan dan bidan sebaiknya tetap menggunakan
asuhan sayang ibu sampai berakhirnya persalinan.
4. Untuk ibu dan keluarga sebaiknya selalu patuh terhadap saran yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ari S dan Esty N, 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.
Bobak, 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
http://repo.poltekkesmedan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1250/1/ASUHAN
%20KEBIDANAN%20PADA%20NY.pdf
http://repository.unissula.ac.id/6118/5/BAB%20I.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2187/3/BAB%20II.pdf
https://repository.unair.ac.id/76699/1/Abstrak.pdf
Kemenkes RI, 2018. Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017.
Jakarta : Kementrian Kesehatan 2018.
Diakses tanggal 13 Mei 2020. Available at :
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
2017.pdf.
Saifuddin A, George A, dkk. (Ed), 2018. BUKU ACUAN NASIONAL
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL. Jakarta : PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sofian A, 2015. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologis, Obstetri
patologi (Edisi 3 Jilid 1). Jakarta : EGC.
Sukarni I dan Wahyu P, 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sumarah, 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta : Fitramaya.
Manurung S, 2011. Buku ajar keperawatan maternitas asuham keperawatan
intranatal. Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai