Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan III
Disusun Oleh :
P1337424119022
TAHUN 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ilmiah berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologis Ny. K
Umur 40 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 40 Minggu dengan Preeklampsia Berat
di Puskesmas Pecangaan” telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi Laporan
Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Bersalin di Puskesmas Pecangaan.
Mengetahui
Pembimbing Akademik,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat –
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan Praktik
Klinik Kebidanan.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari adanya bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulisan menyampaikan terima kasih kepada :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan
masalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologis dengan
Preeklampsia Berat Pada Ny. K Usia 40 Tahun G2P1A0 Usia Hamil 40
MGG”?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Patologis pada Ny. K Usia 40 Tahun G2P1A0 Usia Hamil 40 MGG
dengan Preeklampsia Berat di Puskesmas Pecangaan dengan
menggunakan pendekatan masalah atau manajemen kebidanan dan
mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif, data objektif, dan data
penunjang ibu bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia
ringan di Puskesmas Pecangaan;
b. Mampu melakukan interpretasi data menjadi suatu diagnosis
kebidanan dan masalah berdasarkan data dasar yang diperoleh dalam
pengkajian ibu bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia
ringan di Puskesmas Pecangaan;
c. Mampu melakukan identifikasi diagnosa/masalah potensial dan
kebutuhan ibu bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia
ringan di Puskesmas Pecangaan;
d. Mampu melakukan indentifikasi terhadap antisipasi dan tindakan
segera ibu bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia
ringan di Puskesmas Pecangaan;
e. Mampu membuat perencanaan tindakan asuhan kebidanan ibu
bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia ringan di
Puskesmas Pecangaan;
f. Mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang
menyeluruh ibu bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia
ringan di Puskesmas Pecangaan;
g. Mampu mengevaluasi hasil keseluruhan yang dilaksanakan ibu
bersalin patologis pada Ny. K dengan preeklampsia ringan di
Puskesmas Pecangaan.
D. Manfaat
a. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara
langsung sekaligus sebagai penerapan ilmu yang diperoleh di
akademik mengenai manajemen asuhan persalinan patologis.
b. Bagi Pasien
Pasien mendapatkan pelayanan asuhan persalinan patologis yang
benar dan sesuai standar kebidanan.
c. Bagi Masyarakat
Untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi
khususnya dalam proses persalinan patologis.
d. Bagi Instansi Kesehatan
Memberikan informasi bagi instansi kesehatan sebagai bahan
pertimbangan demi menunjang pelayanan persalinan yang lebih baik
guna mensejahterakan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.
e. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber informasi dan bahan pembelajaran tentang asuhan
persalinan patologis sesuai standar praktek kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir.(Sarwono, 2018).
Persalinan patologis disebut juga dengan dystocia ialah persalinan yang
sulit dan ditandai dengan kemajuan persalinan yang lambat. Hal ini
diakibatkan empat abnormalitas yang berbeda yaitu abnormalitas kekuatan
mendorong, abnormalitas presentasi, posisi, atau perkembangan janin,
abnormalitas tulang panggul ibu, abnormalitas jaringan lunak saluran
reproduksi (Cunningham et.al, 2012; h. 484).
Preeklampsia merupakan suatu kondisi yang terjadi pada masa
kehamilan, pada minggu ke 20 atau trimester kedua maupun 4 sampai 6
minggu setelah masa persalinan.
B. Tanda-tanda Preeklampsia
Preeklampsia merupakan suatu kondisi yang terjadi pada masa
kehamilan, pada minggu ke 20 atau trimester kedua maupun 4 sampai 6
minggu setelah masa persalinan.
Tanda-tanda yang perlu diperhatikan sebagai pemicu preeklampsia
adalah terjadinya peningkatan tekanan darah atau hipertensi dan proteunaria
(tabel 2.2) (Lim, 2016). Sekitar satu dari 200 wanita (0,5%) mengalami
preeklampsia berat selama dalam masa kehamilan gejala yang dapat ditimbul
antara lain sakit kepala hebat, nyeri hebat di bawah tulang rusuk, terjadi
pembengkakan pada kaki, tangan ataupun wajah dan penglihatan kabur.
Tabel 2.2 Kriteria Diagnostik Preeklampsia
F. Diagnosis Preeklampsia
Terjadinya peningkatan tekanan sistolik sekurang-kurangnya 30 mmHg
atau peningkatan tekanan sistolik 15 mmHg atau adanya tekanan sistolik
sekurang-kurangnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sekurang kurangnya
90 mmHg atau lebih dengan kenaikan 20 mmHg atau lebih, ini sudah dapat
dibuat sebagai diagnosis preeklampsia.
Kriteria terbaru sudah tidak mengkategorikan preeklampsia ringan,
dikarenakan setiap preeklampsia merupakan kondisi yang berbahaya dan
dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas secara signifikan
dalam waktu singkat. Preeklampsia hanya ada dua kriteria yaitu preeklampsia
dan preeklampsia berat, dengan kriteria diagnosis sebagai berikut:
Preeklampsia Jika hanya didapatkan hipertensi saja, kondisi tersebut
tidak dapat disamakan dengan preeklampsia, harus didapatkan gangguan
organ spesifik akibat preeklampsia tersebut. Kebanyakan kasus preeklampsia
ditegakkan dengan adanya proteinurin, namun jika protein urin tidak
didapatkan, salah satu gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosis preeklampsia. Kriteria minimal preeklampsia yaitu:
1) Tekanan darah >140/90 mmHg yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan
pada wanita dengan tekanan darah yang sebelumnya normal
2) Protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstick >+1. Jika
tidak didapatkan protein urin, hipertensi dapat diikuti dengan salah satu
tanda gejala di bawah ini: 1) Gangguan ginjal: keratin serum 1,2 mg/dL
atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana
tidak ada kelainan ginjal lainnya 2) Edema paru 3) Gangguan liver:
peningkatan konsentrasi traminas 2 kali normal dan atau adanya nyeri
epigastrum/region kanan atas abdomen 4) Trombositopenia:
trombosit<100.000/microliter 5) Didapatkan gejala neurologis: nyeri
kepala, stroke, dan gangguan penglihatan 6) Gangguan pertumbuhan janin
yang menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplacenta: oligohidramnion,
fetal growth restriction (FGR).
G. Patofisiologi Preeklampsia
Meskipun penyebab preeklampsia masih belum diketahui, bukti
manifestasi klinisnya mulai tampak sejak awal kehamilan, berupa perubahan
patofisiologi tersamar yang terakumulasi sepanjang kehamilan dan akhir nya
menjadi nyata secara klinis. Preeklampsia adalah gangguan multisistem
dengan etiologi komplek yang khusus terjadi selama kehamilan.
E. Pencegahan Preeklampsia
Pencegahan Berbagai strategi yang digunakan untuk mencegah atau
memodifikasi keparahan preeklampsia antara lain:
a. Antenatal Care (ANC)
Deteksi dini preeklampsia dilakukan dengan berbagai pemeriksaaan
tanda biologis, biofisik dan biokimia sebelum timbulnya gejala klinis
sindrom preeklampsi. Hal ini diupayakan dengan mengidentifikasi
kehamilan risiko tinggi dan mencegah pengobatan dalam rangka
menurunkan komplikasi penyakit dan kematian melalui modifikasi ANC.
WHO merekomendasikan semua ibu hamil harus melakukan
kunjungan ANC minimal 8x. Yaitu kunjungan pertama dilakukan sebelum
usia kehamilan 12 minggu dan kunjungan selanjutnya di usia kehamilan
20, 26, 30, 34, 36, 38 dan 40 minggu.
Preeklampsia tidak selalu dapat didiagnosis pasti. Jadi berdasarkan
sifat alami penyakit ini, baik American College of Obstetricians and
Gynecilogists (ACOG) maupun Kelompok Kerja Nasional High Blood
Pressure Education Programe menganjurkan kunjungan ANC yang lebih
sering, bahkan jika preeklampsia hanya dicurigai. Pemantauan yang lebih
ketat memungkinkan lebih cepatnya identifikasi perubahan tekanan darah
yang berbahaya, temuan laboratorium yang penting, dan perkembangan
tanda dan gejala yang penting. Frekuensi kunjungan ANC bertambah
sering pada trimester ketiga, dan hal ini membantu deteksi dini
preeklampsia.
b. Manipulasi Diet
1) Suplemantasi Kalsium WHO merekomendasikan pemberian
kalsium rutin sebanyak 1500-2000 mg elemen kalsium perhari,
terbagi menjadi 3 dosis (dianjurkan dikonsumsi mengikuti waktu
makan). Lama konsumsi adalah semenjak kehamilan 20 minggu
hingga akhir kehamilan. Pemberian kalsium dianjurkan untuk ibu
hamil terutama dengan risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi
pada kehamilan dan daerah dengan asupan kalsium yang rendah.
Studi dari Khaing juga menyatakan bahwa suplemen kalsium dapat
digunakan untuk pencegahan preeklampsia.
2) Suplementasi Vitamin D Institute of Medicine (IOM) dan ACOG
merekomendasikan suplemen vitamin D 600 IU perhari untuk ibu
hamil guna mendukung metabolisme tulang ibu dan janin. Dan
dosis 1000-2000 IU per hari untuk kasus defisiensi vitamin D.
Namun paparan sinar matahari mungkin lebih terkait kuat dengan
tingkat vitamin D dibandingkan dengan asupan vitamin D oral.
Bentuk aktif vitamin D yang disebut dengan 1,25
dihidrokolecalsiferol (1,25-(OH)2D3) secara langsung
mempengaruhi absorbsi kalsium di usus bersama dengan hormon
paratiroid bekerja secara sinergis meningkatkan reabsorbsi kalsium
dari tulang.
c. Antioksidan
Terdapat data empiris bahwa ketidakseimbangan antara aktivitas
oksidan dan antioksidan mungkin memiliki peran penting dalam
pathogenesis preeklampsia. Dua antioksidan alamiah yaitu vitamin C
dan vitamin E dapat menurunkan oksidan tersebut. Suplementasi diet
diajukan sebagai metode untuk memperbaiki kemampuan oksidatif
perempuan yang berisiko mengalami preeklampsia.
d. Agen Antitrombotik (aspirin dosis rendah)
Dengan aspirin dosis rendah yaitu dalam dosis oral 50 hingga 150
mg/hari, aspirin secara efektif menghambat biosintesan A2 dalam
trombosit dengan efek minimal pada produksi prostlasiklin vaskuler.
Berdasarkan penelitian Paris Collaborative Group untuk perempuan
yang mendapatkan aspirin, risiko relatif preeklampsia menurun secara
bermakna sebesar 10% untuk terjadinya preeklampsia. Karena manfaat
marginal ini, menggunakan aspirin dosis rendah yang disesuaikan bagi
tiap individu untuk mencegah berulangnya preeklampsia.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan preeklampsia
1) Monitor tekanan darah 2x sehari dan cek protein urin rutin
2) Pemeriksaan laboratorium darah (Hb, Hct, AT, ureum, kreatinin, SGOT,
SGPT) dan urin rutin
3) Monitor kondisi janin
4) Rencana terminasi kehamilan pada usia 37 minggu. Atau usia <37 minngu
bila kondisi janin memburuk, atau sudah masuk dalam persalinan/ ketuban
pecah dini (KPD).
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PATOLOGIS
PADA NY. K USIA 35 TAHUN G2P1A0 USIA HAMIL 40 MGG
DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT
DI PUSKESMAS PECANGAAN
I. PENGKAJIAN:
IDENTITAS PASIEN:
Status : Suami
A. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan merasakan tanda-tanda akan melahirkan.
2. KELUHAN UTAMA:
4. RIWAYAT KESEHATAN:
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Sekarang : Ibu mengatakan dalam kondisi sehat dan tidak sedang
masa pengobatan seperti diabetes melitus, sifilis, HIV/AIDS,
asma, hepatitis.
Yang Lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti, hepatitis, sifilis, HIV/AIDS, TBC serta tidak
mempunyai penyakit menahun seperti, jantung, hipertensi, ginjal.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : Ibu
mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti diabetes melitus, asma, serta penyakit menular seperti
hepatitis, syfilis, HIV/AIDS, TBC, dan tidak mempunyai kelainan
bawaan dan riwayat kembar.
5. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
2) HPHT : 03 – 05 – 2021
3) HPL : 10 – 02 – 2022
4) Gerak janin
6) Kekhawatiran khusus:
7) Imunisasi TT : TT5
8) ANC : 6x
Suplement
ANC & Fe
Tanggal Tempat MASALAH TINDAKAN/PENDKES
Ke (Jenis &
Jml)
Ketidaknyamanan dan
Kalk x
(1x1) gizi ibu hamil, Ibu
disarankan untuk
melakukan USG (ANC
Terpadu).
Penkes Gizi.
Kalk x
(1x1)
janin.
tanda persalinan.
Keluh Kead
Tahun Frek an/ Asi anak
JK/ Penyul
UK Jenis Penolong Penyulit IMD eksklusi sekarang
ANC Penyu BB it
f
lit
Hamil
ini
6. RIWAYAT KB :
a. Jika pernah :
Sebelum hamil :
a. Nutrisi
1) Makan
a) Komposisi :
Camilan :-
2) Minum terakhir
b. Eliminasi
c. Personal hygiene
Mandi 2 x
Keramas 1 x
Gosok gigi 2 x
Ganti pakaian 2 x
Celana dalam 2 x
d. Hubungan seksual
1) Terakhir :
Frekuensi : 1 x
e. Istirahat/tidur
1) Hamil :
beralkohol.
obatan.
8. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
lainnya :
1. PEMERIKSAAN FISIK:
1. Pemeriksaan Umum:
d. TB : 158 cm RR : 20 x/m
e. LILA : 28 cm
2. Status Present
Perut : Tidak ada bekas oprasi, hepar, limfe, dan ginjal tidak ada
nyeri tekan.
Atas : Simetris, tidak odem, jari lengkap, tidak ada kelainan, turgor
baik
Bawah : Simetris, odem, tidak ada kelainan
Refleks patella : + / +
3. Status Obstetrik
1. Inspeksi:
Serviks :
- Pembukaan : 4 cm
- Efficement : 40 %
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Ny. K Usia 35 Tahun G2P1A0 Hamil 40 mgg janin tunggal, hidup intrauteri,
puka, preskep, kala I fase aktif dengan preeklampsia berat.
D. DIAGNOSA POTENSIAL
F. PERENCANAAN
1. Melakukan pemeriksaan pada ibu
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan pengawasan yang akan dilakukan
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter
5. Melakukan perencanaan rujukan bila terjadi kegawatdaruratan
6. Melakukan pendokumentasian
G. PENATALAKSANAAN
KALA I
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan kurang baik, hasil protein urine positif
serta memberitahu bahwa sudah ada pembukaan serviks 4 cm
Hasil : Ibu mengerti dan merasa cemas
2. Memasang kateter untuk mengukur volume urine yang keluar pada ibu
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia serta kateter sudah terpasang
3. Memberikan cairan intravena dengan memberi infus satu jalur
menggunakan ringer laktat untuk mengantisipasi jikalau dibutuhkan
penambahan cairan
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia serta infus sudah terpasang
4. Memberikan Nifedipin 10 mg secara oral sesuai dengan advis dokter
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia serta Nifedipin sudah diberikan
5. Memberikan MgSO4 10 gr kepada ibu untuk mencegah kejang sesuai
dengan advis dokter
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia serta MgSO4 sudah diberikan
6. Memberikan ibu dukungan mental agar tidak cemas dah takut dalam
menghadapi persalinan
Hasil : Ibu senang mendapatkan dukungan
7. Memasang oksigen sebanyak 3 liter/menit untuk mengatasi depresi henti
nafas
Hasil : Oksigen sudah terpasang
8. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa akan dilakukan tindakan rujukan ke
rumah sakit dengan fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia
9. Rujuk ke RSUD Kartini dengan menggunakan ambulance
Hasil : Ibu telah dirujuk
10. Melakukan pendokumentasian
Hasil : Telah didokumentasikan.
Mengetahui
Pembimbing Akademik
B. Saran
1. Untuk para bidan dan mahasiswa, dalam menolong persalinan agar
berpedoman pada asuhan persalinan normal (APN).
2. Untuk bidan dan mahasiswa sebagai petugas kesehatan hendaknya
selalu memperhatikan steril dan on steril.
3. Untuk mahasiswa bidan dan bidan sebaiknya tetap menggunakan
asuhan sayang ibu sampai berakhirnya persalinan.
4. Untuk ibu dan keluarga sebaiknya selalu patuh terhadap saran yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ari S dan Esty N, 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.
Bobak, 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
http://repo.poltekkesmedan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1250/1/ASUHAN
%20KEBIDANAN%20PADA%20NY.pdf
http://repository.unissula.ac.id/6118/5/BAB%20I.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2187/3/BAB%20II.pdf
https://repository.unair.ac.id/76699/1/Abstrak.pdf
Kemenkes RI, 2018. Data Dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017.
Jakarta : Kementrian Kesehatan 2018.
Diakses tanggal 13 Mei 2020. Available at :
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
2017.pdf.
Saifuddin A, George A, dkk. (Ed), 2018. BUKU ACUAN NASIONAL
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL. Jakarta : PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sofian A, 2015. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologis, Obstetri
patologi (Edisi 3 Jilid 1). Jakarta : EGC.
Sukarni I dan Wahyu P, 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sumarah, 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta : Fitramaya.
Manurung S, 2011. Buku ajar keperawatan maternitas asuham keperawatan
intranatal. Jakarta: Trans Info Media.