Di Susun Oleh :
Mahasiswa Tingkat III A/Semester V
Lolita Amelia
NIM. 2019.C.11a.1016
PEMBIMBING PRAKTIK
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Pada Ny. E Dengan Dignosa Medis G2 P di Puskesmas Pahandut (KIA) Palangka
Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK 2).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka
Harap Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Ners STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners selaku koordinator Praktik Praklinik
Keperawatan 2 Program Studi Sarjana Keperawatan serta selaku
pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan, masukkan,
dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Hesti Wirastuti Luwarsih, S.Kep., Ners selaku bimbingan lahan dari
Puskesmas Pahandut Palangkaraya yang telah memberikan izin ditempat.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Lolita Amelia
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................3
1.4 Manfaat.......................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................5
2.1 Konsep Kehamilan....................................................................................5
2.1.1 Definisi Kehamilan..................................................................................5
2.1.2 Anatomi fisiologi.....................................................................................5
2.1.3 Etiologi....................................................................................................10
2.1.4 Klasifikasi................................................................................................11
2.1.5 Patofisiologi (WOC)................................................................................13
2.1.6 Manifestasi...............................................................................................13
2.1.7 Komplikasi...............................................................................................14
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................17
2.1.9 Penatalaksanaan Medis ...........................................................................18
2.2. Konsep Antenatal Care ..........................................................................18
2.2.1 Pengertian Antenatal Care ......................................................................18
2.2.2 Tujuan Antenatal Care ............................................................................19
2.2.3 Fungsi Antenatal Care.............................................................................19
2.2.4 Jenis Pelayanan Antenatal Care .............................................................19
2.2.5 Faktor-faktor Mempengaruhi Antenatal Care.........................................23
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan..........................................................27
2.3.1 Pengkajian................................................................................................27
2.3.2 Diagnosa Keperawatan............................................................................32
2.3.3 Intervensi Keperawatan...........................................................................33
2.3.4 Implementasi Keperawatan.....................................................................38
2.3.5 Evaluasi Keperawatan.............................................................................38
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN .....................................................................39
3.1 Analisis Data...............................................................................................39
3.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................48
3.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................49
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan..................................................50
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................51
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2
disebabkan oleh perdarahan, 26% disebabkan hipertensi yang menyebabkan
terjadinya kejang, keracunan kehamilan hingga menyebabkan kematian pada
ibu. Penyebab lain yang menyertai seperti faktor hormonal, kardiovaskuler
dan infeksi (Widiarini, 2017).
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Untuk mengembangkan wawasan dari ilmu keperawatan khususnya
Penyakit Skleroderma dan pengalaman langsung dalam melakukan
penelitian.
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga
Menambah informasi mengenai dan pengobatannya sehingga dapat
digunakan untuk membantu progam pemerintah.
3
1.4.3 Untuk Institusi
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian
sejenis dan untuk publikasi ilmiah baik jurnal nasional maupun
internasional.
1.4.4 Untuk IPTEK
Memberikan informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama
dalam keperawatan komunitas yang menjadi masalah kesehatan pada
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
akan tampak vena karena meningkatnya aliran darah. Memproduksi kolostrum,
sekresi cairan yang berwarna kuning yang kaya akan antibodi, yang mulai
diproduksi pada akhir minggu 16 kehamilan.
6
(pembesaran) pada dinding uterus. Pertumbuhan uterus, dapat dipalpasi di
atas simpisis pubis pada kehamilan 12–14 minggu. Setelah 4 bulan
kehamilan, kontraksi uterus dirasakan pada dinding abdomen (Braxton
Hicks sign) dengan ciri: kontraksi/mulas ireguler/tidak teratur, kontraksi
tidak terasa sakit yang terjadi berselang seling selama kehamilan. Ujung
servix lembut (goodell sign), tanda ini terjadi karena peningkatan
vaskularisasi, hiperplasi, hipertropi. Gerakan pasif fetus yang tidak terikat
(ballotement). Gerakan bayi (quickening) biasanya sulit dibedakan dari
peristaltik.
3. Vagina dan vulva
Pada vagina dan vulva terjadi peningkatan vaskularisasi menghasilkan
warna ungu kebiru–biruan pada mukosa vagina dan cervix (chadwick sign).
Leukorrhea adalah lendir putih kental, cairan yang kental dan banyak ini
terjadi karena respon rangsangan serviks oleh progesteron & estrogen.
Kondisi pH sekresi vagina berkisar 3,5–6 selama kehamilan. pH vagina
yang asam dapat menghambat pertumbuhan bakteri namun candida
albicans dapat tumbuh pada pH asam ini. Hal ini yang menyebabkan ibu
hamil berisiko terjadi kandidiasis.
4. Sistem kardiovaskuler
Hemodelusi (volume darah meningkat 40–50%, volume plasma meningkat,
hemoglobin menurun) atau anemia fisiologis kehamilan. Peningkatan
volume darah mengakibatkan peningkatan curah jantung sehingga jantung
memompa dengan kuat dan terjadi sedikit dilatasi. Progesteron
menimbulkan relaksasi otot polos dan dilatasi pembuluh darah yang akan
mengimbangi peningkatan kekuatan jantung sehingga tekanan darah
mendekati normal dan mudah terjadi hipotensi supinasio karena vena cava
inferior tertekan oleh isi uterus. Tekanan pada vena iliaka dan vena cava
inferior oleh uterus menyebabkan peningkatan tekanan vena dan
mengurangi aliran darah ke kaki terutama pada posisi lateral sehingga
menyebabkan edema, varises vena dan vulva, hemoroid.
7
Gambar a. Perubahan letak jantung dan paru–paru sela kehamilan.
Gambar b. Kondisi kompresi vena cava.
5. Sistem respirasi
Peningkatan konsumsi oksigen 15–20 %, gejala dan tanda klinis yang
timbul berupa peningkatan tidal volume 30–40 %, dan dispnea.
6. Sistem perkemihan
Peningkatan level progesteron menyebabkan relaksasi otot polos. Gejala
dan tanda klinis yang timbul berupa dilatasi renal pelvis dan ureter
sehingga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK), penurunan
tonus bladder disertai peningkatan kapasitas bladder sehingga frekuensi
berkemih meningkat dan terjadi inkontinensia. Edema sering terjadi karena
penurunan aliran renal (aliran darah ke ginjal) pada trimester ketiga.
Perubahan pada saluran perkemihan tejadi karena faktor hormonal dan
mekanis. Progesteron memiliki efek relaksan pada serabut otot polos,
terjadi dilatasi, pemanjangan dan penekukan ureter; penumpukan urin
(terjadi pada ureter bawah), penurunan tonus kandung kemih sehingga
pengosongan kandung kemih tidak tuntas. Frekuensi berkemih meningkat
akibat pembesaran kehamilan terutama pada akhir kehamilan. Penurunan
tonus otot dasar panggul dan penurunan tekanan akibat penambahan berat
isi uterus sehingga mengakibatkan stres inkontinensia akibat desakan yang
ditimbulkan peningkatan tekanan intrabdomen yang mendadak
7. Sistem gastrointestinal/pencernaan
Peningkatan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan perubahan
metabolisme karbohidrat dapat menyebabkan mual muntah pada trimester
8
I. Peningkatan progesteron menyebabkan penurunan tonus otot dan
memperlambat proses digestif sehingga menyebabkan konstipasi dan
pengosongan lambung menjadi lambat. Perubahan mengecap dan membaui
sehingga menyebabkan mual.
8. Sistem musculoskeletal
Peningkatan estrogen menyebabkan peningkatan elastisitas dan relaksasi
ligament sehingga menimbulkan gejala nyeri sendi. Sedangkan peregangan
otot abdomen karena pembesaran uterus menyebabkan diastasis recti.
9
Gambar 2. Kondisi perut ibu hamil dengan striae (A) dan linea nigra (B).
9. Sistem integument
Peningkatan estrogen dan progesterone merangsang peningkatan
penyimpanan melanin sehingga menyebabkan linea nigra, cloasma
gravidarum, warna areola, putting susu, vulva menjadi lebih gelap. Striae
gravidarum/stretch marks terjadi akibat kulit perut, payudara, pantat
teregang sehingga serabut kolagen mengalami rupture.
10. Sistem endokrin
Peningkatan prolaktin dan oksitosin memfasilitasi laktasi, menstimulasi
kontraksi uterus.
2.1.3 Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :ovum, adalah
suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-
apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.
Spermatozoa, berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor
10
yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.Konsepsi, suatu peristiwa
penyatuan antara hasil konsepsi ke dalam endometrium. Plasentasi, alat yang sangat
penting bagi janin yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan
sebaliknya. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan : triwulan i antara 0-12 minggu, 20
triwulan ii antara 12-28 minggu dan triwulan iii antara 28-40 minggu (mochtar, 2010 :
17
2.1.4 Klasifikasi
Kehamilan menurut Prawirohardjo (2011) diklasifikasikan dalam 3 trimester,
yaitu:
1) Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu).
2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).
3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim.Sperma bergerak dari vagina
sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit.Sel yang
melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel
telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau
dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada
proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu
dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan
diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini
menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.
11
WOC / PATHWAY ANTENATAL
Kehamilan
trimester
13
Pada kehamilan, perut makin lama makin besar teruitama setelah kehamilan 5
bulan, tetapi membesarnya perut bisa juga disebabkan oleh ascites, ovarial
cyste,tumor.
Tanda-tanda kemungkinan
1. Tanda Hegar : Segmen bawah rahim melunak
2. Tanda chadwick : Perubahan warna vulva/vagina menjadi kebiruan
3. Tanda Piscasek : Adanya benjolan asimetris pada uterus. Uterus membesar ke
salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
4. Tanda Braxton Hicks : Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini
khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar
tetapi tidak ada kehamilan,misalnya pada mioma uteri, tanda braxton hicks
tidak ditemukan.
5. Suhu basal : jika sesudah ovulasi tetap tinggi terus antar 32,5 sampai 37,8
adalah salah satu tanda akan bahaya kehamilan. Serimg dipakai dalam
pemeriksaan kemandulan
6. Periksa HCG (Human chorionic gonadotropin)
Dengan tes kehamilan tertentu air kencing pagi hari ini dapat membantu
membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya.
Tanda-tanda pasti
1. Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin
2. Dapat dicatat dan didengar bunyi DJJ (denyut jantung janin)
3. Dapat dirasakan gerakan janin
4. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin
5. Dengan USG dapat diketahui pertumbuhan janin
2.1.7 Komplikasi
1) Komplikasi kehamilan pada trimester 1
Mual muntah berlebihan adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilan trimester i. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari.Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang
lebih 10 minggu.Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-
14
60 % multigravida.Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi
lebih berat. Perasaan mual ini23 disebabkan oleh karena meningkatnya kadar
hormon estrogen dan hcg dalam serum. Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah
yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.keadaan inilah disebut
hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan
berat ringanya penyakit. Mual muntah dapat diatasi dengan: makan sedikit
tapi sering, hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak, jaga masukan
cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat, selingi
makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering
pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya,
jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran
serta makanan lain, isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual,
hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi, istirahat
cukup dan hindari hal–hal yang membuat anda berkeringat atau kepanasan,
yang dapat memicu rasa mual. Komplikasi jika seseorang itu muntah terus
menerus adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya
tekanan darah ketika penderita muntah.Perdarahan pervaginam, perdarahan
yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.
Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan
dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu: abortus adalah berakhirnya
suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu
atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan. Kehamilan mola
adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan ditemukan jaringan
seperti buah anggur. Secara makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu
berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih,
dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm dan kehamilan
ektopik terganggu terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan
tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi
keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik
terganggu. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik
15
terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara
tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan
penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.
16
tiba. Karena itu, ibu hamil bisa langsung shock dan lemas.Sakit kepala hebat
umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu terjadi
karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat.Biasanya, sakit kepala
tersebut hilang dengan sendirinya setelah beristirahat.Namun, ada kelainan
yang dapat terjadi pada ibu hamil di trimeseter ketiga, berupa sakit kepala
yang sangat hebat.Rasa sakit ini tidak hilang meskipun ibu hamil telah
beristirahat.
Gejala ini adalah tanda preeklamsia.Anggota tubuh bengkak, komplikasi
kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah bengkaknya anggota
tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa terjadi pada ibu
hamil. Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut tidak hilang setelah
beristirahat. Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya disebut edema,
adalah penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh.Pembengkakan
pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang menunjukkan
tanda-tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal jantung atau
anemia. Ketuban pecah, ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi
pada ibu yang sedang hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan
pervaginam. Pecahnya ketuban dapat disertai dengan keluarnya anggota tubuh
janin, seperti tangan, kaki, atau plasenta.Ibu hamil yang belum cukup bulan
untuk 25 melahirkan, bila mengalami kejadian ini, harus segera pergi ke
rumah sakit. Terlebih, cairan ketuban sangat penting dalam proses persalinan.
Ketuban yang pecah sebelum waktunya, disebabkan karena berbagai
hal.Pertama, karena selaput ketuban kurang kuat. Kedua, adanya infeksi dari
mulut rahim atau vagina (marjati dkk, 2010 ; 100 - 106).
17
pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu
golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis
(malaria, HIV, dll).
19
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika melakukan anamneses, yaitu :
1) Menanyakan keluhan atau masalah yng dirasakan oleh ibu saat ini
2) Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan
penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil
a) Muntah berlebih
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama pada pagi hari
namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan berumur 3 bulan.Keadaan ini tidak
perlu dikhwatirkan, kecuali kalau memang cukup berat, sehingga tidak dapat makan dan
berat badan menurun terus.
b) Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda, apabila pusing sampai mengganggu
aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.
c) Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat membahayakan
kesehatan ibu dan janin.
d) Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan tanda bahaya
sehingga ibu hamil harus waspada.
e) Sakit perut hebat
Nyeri perut hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya.
f) Demam
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari liang Rahim dan
kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada kehamilan.
g) Batuk lama
Batuk lama lebih dari dua minggu perlu ada pemeriksaan lanjut.Dapat dicurigai ibu
menderita TBC.
h) Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu masalah pada kehamilan
yang harus diwaspadai.
i) Cepat lelah
20
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbulrasa lelah, mengantuk
yang berlebihan dan pusing yang biasa terjadi pada sore hari. Kemungkinan ibu
menderita kurang darah.
j) Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan biasanya ibu hamil sering merasa sedikit rnafas karena
bayi menekan paru-paru ibu.Namun apabila hal ini terjadi berlebihan maka perlu
diwaspadai.
k) Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu hamil
l) Gerakan janin
Gerakan janin mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan keempat. Apabbila
gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini, gerakan yang semakin berkurang
atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus diwaspadai.
m) Prilaku berubah selama hamil seperti gaduh, gelisah, menarik diri, bicara sendiri,
tidak mandi dan sebagainya. Selama kehamilan ibu bisa mengalami perubahan
perilaku. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal. Pada kondisi yang
mengganggukesehatan ibu dan janinnyamaka dikonsulkan ke psikiater.
n) Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan informasi kekerasan
terhadap perempuan terutama ibu hamil sering kali sulit digali . korban kekerasan
seringkali tidak mau berterus terang. Dalam hal ini petugas kesehatan dapat
mengenali korban dan memeberikan dukunganagar mau membuka diri.
3) Menanyakan status kunjungan (baru atau lama). Riwayat riwayat kehamilan sekarang,
riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan riwayat penyakit yang diderita.
4) Menanyakan status Imunisasi Tetanus Toksoid.
5) Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.
6) Menanyakan obat-oabatan yang dikonsumsi seperti: antihipertensi , diuretika,
antipiretika, antibiotika, obat TB, dan sebagainya.
7) Di wilayah endemis Malaria, tanyakan gejala Malaria dan riwayat pemakaian obat
Malaria.
8) Di daerah resiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit pasanganya,
informasi ini penting untuk penanggulangan penyakit menular seksual.
9) Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah. Frekuensi, dan
kualitasasupan makanan dengan kandungan gizinya.
21
10) Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi kemungkinan terjadinya
komplikasi dalam kehamilan.
2. Pemeriksaan
Menurut (Midwifery Update, 2016), Dalam melakukan pemeriksaan antenatal,
tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar (10T)
terdiri dari:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi ada nya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan kurang
dari 9 kg selama kehamilan atau 1 kg penambahan setiap bulannya, menunjukkan
adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali
kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada bumil.
2) Pengukuran tekanan darah
Dilakukan setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi ada nya hipertensi
(tekanan darah >140/90 mmHg).
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining
ibu hami beresiko KEK.
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
Dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi pertumbuhan janin
sesuai atau tidak dengan usia kehamilan.
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai
status imunisasi.
Untuk mencegah terjadi nya tetanus neonatrum. Pemberian imunisasi TT pada kontaK
pertama dengan ibu hamil disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini.
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah
darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang
diberikan sejak kontak pertama. Cara pemberian tablet FE 1x1 hari dan diminum pada
malam hari sesudah makan dengan air putih dan jus yang mengandung vitamin C
untuk membantu proses penyerapan.
7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
22
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap
kali kunjungan antenatal.Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui letak janin.
1) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaanprotein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya).
2) Tatalaksana kasus.
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium,
setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar
dan kewenangan bidan.
3) Pelaksanaan temu wicara
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi :
Kesehatan ibum, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami/keluarga dalam
kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan, Asupan gizi
seimbang, dan sebagainya seputar kesehatan ibu hamil.
23
2. Faktor pemungkin (enabling factor) adalah faktor yang memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana berupa kelengkapan alat-alat
kesehatan dan prasarana berupa penghasilan keluarga, jarak tempat tinggal, media
informasi, kebijakan pemerintah atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat
seperti,rumah sakit, poliklinik, posyandu, dokter atau bidan praktik swasta.
3. Sedangkan, faktor penguat (reinforcing factor) adalah faktor yang mendorong atau
memperkuat terwujudnya dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas
lainnya, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Faktor ini
mencakup faktor sikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh agama took masyarakat
dan para petugas kesehatan,dukungan suami dan dukungan keluarga.
Menurut Romauli (2015) Faktor- faktor yang mempengaruhi kunjungan
Antenatal Care (ANC) meliputi: Faktor Lingkungan, Faktor sosial (fasilitas
kesehatan,umur, paritas, tingkat pendidikan dan pekerjaan), faktor budaya dan adat
istiadat, dan faktor ekonomi/pendapatan.
Leopold I
- Setelah mencuci tangan gosok- gosokan kedua tangan, lalu secara perlahan
letakkan kedua tangan pada abdomen.
- Lakukan palpasi pada abdomen dengan cara menyusuri tangan dari abdomen
bagian bawah sampai ke fundus.
- Pastikan apakah bagian yang di palpasi pada bagian fundus ibu itu bagian
kepala janin atau bokong dengan memantau konsistensi, bentuk dan
24
mobilitasnya. Jika bagian kepala keras membulat, jika lunak kemungkinan
bagian bokong.
Leopold II
25
Gambar 3.3 Pemeriksaan Leopold III
Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian
bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu atas panggul.
- Pegang bagian bawah abdomen secara mantap, tepat diatas simfisis pubis
diantara ibujari dan jari lainnya.
- Tekan ibu jari dan jari-jari tangan lainnya secara bersamaan sebagai usaha
untuk memegang bagian presentasi janin seperti ditunjukkan pada gambar 3.
- Rasakan apakah kepala janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP)
Leopold IV
26
- Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari
kepala yang masih teraba diluar:
o Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
o Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
o Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga panggu
27
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang
keberapa kalinya.
8) Lama Perkawinan
Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal).
Riwayat keperawatan
a) Riwayat obstetri
- Menarche : untuk menanyakan kapan terjadinya haid pertama kali
28
diberikan pada kehamilan muda. Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera
setelah rasa mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan
d. Riwayat KB, ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak, apa macamnya,
ada keluhan/tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.
e. Riwayat Kesehatan yang Lalu, ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang
pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah
35 tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun
tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
29
f. Riwayat Kesehatan Sekarang, ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu
sedang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun
penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga
apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga, ditanyakan mengenai latar belakang
keluarga terutama: Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu
terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis, Penyakit keluarga
yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa,
asma.
h. Riwayat Psikososial dan Budaya, untuk mengetahui keadaan psikologis
ibu terhadap kehamilannya serta bagaiamana tanggapan suami dan keluarga
tentang kehamialn. Budaya ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan
tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga berhubungan dengan kepercayaan
pada takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan dengan
kondisi kesehatan ibu. Pola Spiritual, untuk mengetahui kegiatan
spiritual ibu.
i. Pola aktivitas, wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak
melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan
rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan menimba,
mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh
diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih baik
dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang
mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya.
3. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala dan wajah: inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut (normal
rambut bersih, tidak terdapat lesi pada kulit kepala dan rambut tidak rontok),
cloasma gravidarum, keadaan sclera (normalnya sclera berwarna putih),
konjungtiva (normalnya konjungtiva berwarna merah muda, kalau pucat
berarti anemis), kebersihan gigi dan mulut (normalnya mulut dan gigi
bersih, tidak berbau, bibir merah), caries. Palpasi palpebra, odem pada
mata dan wajah; palpasi pembesaran getah bening (normalnya tidak ada
pembengkakan), JVP, kelenjar tiroid.
30
b. Dada: inspeksi irama napas, dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung,
hitung frekuensi. Payudara: pengkajian payudara pada ibu hamil meliputi
inspeksi ukuran, bentuk, warna, dan kesimetrisan dan palpasi konsisten dan
apakah ada nyeri tekan guna menentukan status laktasi. Normalnya putting
susu menonjol, areola berwarna kecoklatan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
bekas luka, payudara simetris dan tidak ada benjolan atau masa pada saat di
palpasi.
c) Abdomen: menginspeksi adanya striae atau tidak, adanya luka/insisi,
adanya linea atau tidak
4) Pemeriksaan leopold
a) Leopold 1 Sebelum anda melakukan leopold 1 , anjurkan ibu untuk BAK,
agar ibu merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan. Kemudian
posisikan ibu supine/ terlentang dengan satu bantal dibawah kepala &
posisi lutut fleksi/menekuk. Tempatkan gulungan handuk kecil dibawa
pinggang kanan atau kiri klien untuk memindahkan uterus jauh dari
pembuluh darah mayor ( untuk mencegah terjadinya sindrom hipotensi
akibat supine / terlentang). Jika menggunakan tangan kanan , berdiri
disebelah kanan klien , lihat wajah klien . leopold bertujuan untuk
mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus uterus ibu hamil .
jika pada saat mempalpasi anda merasa bulat , keras, mudah digerakkan ,
maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut, agak
melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian fundus itu
teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika
bagian fundus itu teraba bagian – bagian kecil , maka bagian itu adalah
ekstermitas janin.
b). Leopold 2 Leopold 2 bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
terdapat pada bagian kanan dan kiri uterus ibu hamil. Jika pada saat
mempalpasi anda merasa bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian
itu adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut, agak melenting maka
bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri teraba
memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika
bagian kanan atau kiri itu teraba bagian – bagian kecil , maka bagiam itu
adalah ekstermitas janin.
31
c) Leopold 3 Leopold 3 bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
terdapat pada bagian presentasi atau bawah uterus ibu hamil. Jika pada
saat mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka
bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut, agak melenting
maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri teraba
memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika
bagian kanan atau kiri itu teraba bagian – bagian kecil , maka bagian itu
adalah ekstermitas janin. Jika saat anda palpasi hasilnya adalah kepala ,
maka goyangkan kepala bagian janin tersebut , apakah kepala masih
goyang atau terfiksasi. Jika kepala masih bisa digoyangkan dengan
tangan anda maka anda tidak perlu melakukan pemeriksaan leopold 4.
Namun jika saat melakukan palpasi anda merasakan bahwa kepala tidak
dapat digoyangkan maka anda lanjutkan pemeriksaan ke leopold 4.
d). Lepold 4 Lepold 4 bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala
masuk kedalam pintu atas panggul. Cara pemeriksaannya adalah
tempatkan jari – jari tangan anda dengan tertutup disebelah kiri dan
kanan pada segmen bahwa rahim kemudian tentukan letak dari bagian
presentasi tersebut (konvergen / divergen) e. Tentukan TFU Untuk
mengetahui tinggi fundus uteri , anda harus pastikan apakah ibu hamil
sudah memasuki trimester 2 atau 3 atau belum. Jika sudah memasuki
trimester 2 atau 3 , maka anda harus menentukkan TFU dengan cara
mengumpulkan rahim atau uterus ibu kemudian tentukan fundus uterus.
Lalu gunakan meteran/ metline dan lakukan pengukuran dengan cara 39
mengukur fundus uterus ibu hamil sampai simfisis pubis. Lihat berapa
cm TFU ibu hamil.
32
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
(D.0074 Hal. 166 )
2. Risiko defisit Nutrisi berhubungan dengan perubahan nafsu makan,
mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik. (D.0032
Hal.81)
3. Ansietas berhubungan dengan adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis
situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari
tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi. (D.0080
Hal.180)
4. Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
33
2.2.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1.Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan Perawatan Kenyamanan (I.08245)
berhubungan dengan gangguan keperawatan selama 1x20 menit Observasi :
adaptasi kehamilan (D.0074 Hal. diharapkan status kenyamanan 1. Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis.
166) meningkat dengan kriteria hasil : mual,nyeri,gatal, sesak)
1. Pusing/nyeri yang dilaporkan 2. Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan
tidak ada perasaannya
2. Perilaku tidak nyaman 3. Identifikasi masalah emosional dan spiritual.
menurun/tidak ada Terapeutik :
3. Gangguan dalam rutinitas tidak 1. Berikan posisi yang nyaman
ada 2. Berikan kompres dingin atau hangat
4. Menunjukan perasaan rileks 3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
4. Berikan pemijatan
5. Berikan terapi akupresur
6. Berikan terapi hypnosis
7. Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam
terapi/pengobatan
8. Diskusikan mengenai situasi dan pilihan
terapi/pengobatan yang diinginkan
Edukasi :
34
1. Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
2. Ajarkan terapi relaksasi
3. Ajarkan latihan pernapasan
4. Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi :
9. Kolaborasi pemberian analgesic, antipruritus,
anthistamin, jika perlu
35
dengan kriteria hasil : Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
1. Verbalisasi kebingungan Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
menurun Monitor tanda-tanda ansietas
2. Verbalisasi khawatir akibat Terapeutik :
kondisi yang dihadapi Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan
menurun kepercayaan
3. Perilaku gelisah menurun Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
4. Perilaku tegang menurun memungkinkan
5. Keluhan pusing menurun Pahami situasi yang membuat ansietas
6. Diaforesis menurun Dengarkan dengan penuh perhatian
7. Tremor menurun Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
8. Pucat menurun Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
9. Konsentrasi membaik Edukasi :
10. Pola tidur membaik Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
11. Frekuensi pernapasan, nadi Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
dan tekanan darah membaik pengobatan, dan prognosi
12. Kontak mata membaik Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
13. Pola berkemih membaik Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
14. Orientasi membaik Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian anti ansietas
36
4. Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien
perubahan fisik, pengaruh keperawatan selama 1x20 menit 2. Kaji status pernapasan klien.
hormonal nyeri hilang/berkurang dengan hasil : 3. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung
1. Tanda-tanda vital dalam batas dan perubahan cara jalan.
normal 4. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk
2. Ungkapan verbal/non verbal dari meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian
kenyamanan dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu,
sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk
lama.
37
2.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2017).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil
yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
(Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini
merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data
perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan
kesesuaian perilaku yang observasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal
keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada tahap intervensi untuk
menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif. (Nursalam,
2018).
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Um Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keada
ur
No partu partu Penolon kelami BB Ha Lahi Nifa an
ham Bayi
s s g n mil r s Anak
il
- - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - -
Tidak dilakukan pengkajian
Keterangan :
Masa hamil : Tidak di kaji
Masalah Lahir/persalinan : Tidak di kaji
Masalah Nifas : Tidak di kaji
Masalah bayi : Tidak di kaji
Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian :
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe : Ya
Keluhan waktu hamil : Pusing
Gerakan anak pertama di rasakan : -
Imunisasi : Lengkap
Penambahan BB selama hamil : 5kg
Pemeriksaan kehamilan : teratur
Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan :UPT PUSKESMAS
PAHANDUT
k. Genitalia
Eksterna
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) : 8-12x/hari, kuning terang, bau
khas amoniak
b. Buang Air Besar (BAB) : 2-3x/hari, warna kuning
kecoklatan, konsistensi lembek
3. Pola tidur dan istirahat : 6-7 jam sehari
4. Pola aktivitas dan latihan : Baik
5. Personal Hygiene : -
Kulit : Lembab
Rambut : Baik, tidak ada ketombe, tidak rontok
Mulut & Gigi : Bersih dan lengkap
Pakaian : Rapi
Kuku : Bersih
Vulva Hygiene : Baik, tidak ada keputihan, tidak ada gatal atau iritasi
6. Ketergantungan fisik :
Merokok : Tidak
Minuman Keras : Tidak
Obat-obatan : Tidak
Lain-lain :-
3. Persepsi diri
Hal yang amat di pikirkan saat ini : Klien mengatakan bayi dengan
kondisi sehat dan persalinan lancar
Harapan setelah menjalani perawatan : Klien mengaharapkan bayi
dan ibu sehat
Perubahan yang dirasa setelah hamil : tidak ada
4. Konsep diri
Body image : Klien mengatakan menerima apapun kondisi tubuhnya.
Peran : Klien mengatakan ia seorang istri dan akan menjadi seorang
ibu
Ideal diri : Klien mengatakan ingin dirinya dan keluarganya selalu
bahagia.
Identitas diri : Klien mengatakan ia seorang ibu rumah tangga
Harga diri : Klien merasa percaya diri.
5. Hubungan/komunikasi
Bicara : Jelas, relevan, mampu mengekspresikan dan mampu
mengerti orang lain.
Bahasa utama : Banjar dan Indonesia
Bahasa daerah : Banjar
Yang tinggal serumah : Klien, suami
Adat istiadat yang di anut : Adat Banjar
Yang memegang peranan penting dalam keluarga : Suami
Motivasi dari suami : Suami selalu menemani dan memberikan
dukungan selama kehamilan.
Apakah suami perokok : Ya
Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada
6. Kebiasaan seksual
Gangguan hubungan seksual : Tidak ada
Pemahaman terhadap fungsi seksual : Klien mengatakan cukup
memahami
7. Sistem Nilai – Kepercayaan
Siapa dan apa sumber kekuatan : Tuhan dan dukungan keluarga
Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : Klien
mengatakan Tuhan, agama, dan kepercayaan sangat penting dalam hidupnya.
Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan
frekuensi) : -
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan
selama di RS : Tidak ada
Mahasiswa
Lolita Amelia
ANALISIS DATA
- TTV Nausea
TD : 123/80 mmHg
R : 24x/menit
S : 35,5∘C
N : 80x/menit
- DJJ +
PRIORITAS MASALAH
1. Nausea b.d kehamilan yang ditandai dengan klien mengeluh mual muntah ,
merasa asam dimulut, pasien tampak pucat, saliva meningkat dengan TTV=
TD : 123/80 mmHg , R : 24x/menit , S : 35,5∘C, N : 80x/menit
SDKI (D.0076) Hal.170
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. S
Ruang Rawat : KIA
Tanda Tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Senin, 18 Oktober 1. Mengidentifikasi dampak mual terhadap S :
2021
kualitas hidup (misalnya nafsu makan, - Klien mengatakan rasa ingin mual sedikit
Jam 09.00 WIB
aktifitas, kinerja, dan tidur) berkurang
2. Mengidentifikasi faktor penyebab mual - Klien mengatakan mual muntah sedikit
(misalnya pengobatan dan prosedur) mengurangi nafsu makan
3. Mengendalikan faktor lingkungan O :
Lolita Amelia
penyebab mual (misalnya bau tak sedap,
- TTV setelah diberi tindakan :
suara, dan rangsangan visual yang tidak
TD : 110/80 mmHg
menyenangkan)
R : 20x/menit
4. Menganjurkan istirahat dan tidur yang
S : 36∘C
cukup
N : 77x/menit
5. Berkolaborasi pemberian antiemietik :
- Pucat pada pasien nampak berkurang
Fenotiazin 10 mg
- Saliva pada pasien tampak berkurang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
DAFTAR PUSTAKA
OLEH :
Lolita Amelia
2019.C.11a.1016
MATERI PENYULUHAN
PERUBAHAN FISIOLOGIS SELAMA KEHAMILAN
1. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum
(fertilisasi) dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang lamanya
berkisar 40 minggu. Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40
minggu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orang tua , seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga
sebagai periode penantian (Vivian, 2011:118).
2. Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan
1. Rahim
Rahim sebelum hamil seperti buah pir, akan semakin membesar sesuai kehamilan.
Terasa pergerakan janin pada kehamilan 4 bulan ke atas.
2. Liang Senggama
Pengeluaran lender meningkat, dan kadang terjadi keputihan.
3. Payudara
Membesar dan terasa nyeri, warna puting susu menghitam, payudara sudah
mengeluarkan air susu
4. Peredaran darah ibu
Tekanan darah cenderung menurun akibat peningkatan aliran darah ke janin dan
penekanan pembuluh darah oleh berat badan janin terutama pada trimester 3 sehingga
menimbulkan beberapa keluhan seperti pusing, kadang-kadang kaki kelihatan bengkak,
pelebaran pembuluh darah kaki.
5. Pernapasan
Nafas agak sesak pada saat melakukan aktivitas berjalan, dan tidur telentang terutama
pada kehamilan 7 bulan keatas
6. Sesak nafas
Gunakan bantal atau tinggikan kepala pada waktu tidur, tidur dengan posisi mirin
7. Pusing atau nyeri
Lakukan teknik relaksasi seperti nafas dalam :
1). Atur posisi senyaman mungkin
2). Menarik nafas melalui hidung, tahan selama 3 detik
3). Perlahan-lahan keluarkan melalui mulut
4). Lakukan secara berulang, hingga nyeri/pusing berkurang
8. Nyeri pada payudara
Jangan memakai BH atau bra yang ketat, pakailah BH yang menyerap keringat
9.Keputihan
Cebok dengan menggunakan air hangat, gunakan celana yang mudah menyerap keringat, jaga
kemaluan agar tetap kering.
Peredaran darah Ibu
Bagian-bagian Tubuh Yang
PERUBAHAN FISIOLOGI Tekanan darah cenderung menurun
Mengalami Fisiologis Selama Kehamilan
Kadang-kadang kaki tampak membengkak
SELAMA KEHAMILAN Pelebaran pembuluh darah kaki
Rahim
- Rahim Sebelum hamil sebesar
buah pir
- Rahim makin membesar sesuai
kehamilan
- Terasa Gerakan anak pada
kehamilan 4 bulan ketas
Pernapasan
Liang Senggama Nafas agak sesak pada saat melakukan aktivitas
- Pengeluaran lendir meningkat berjalan, dan tidur terlentangterutama pada
- Kadang terjadi keputihan kehamilan 7 bulan keatas
Payudara
- Membesar dan terasa nyeri
- Warna puting susu menghitam
DISUSUN OLEH :
- Sekitar puting susu juga
LOLITA AMELIA menghitam
2019.c.11a.1016 - Payudara sudah mengeluarkan air
susu