Anda di halaman 1dari 9

Penanganan Luka Bakar

KELOMPOK 5
David Elison NIM: 2019.C.11a.1003
Hepi Nopita Sari NIM: 2019.C.11a.1011
Islamanda NIM: 2019.C.11a.1012
Niko Wibowo NIM: 2019.C.11a.1021
Sunardi NIM: 2019.C.11a.1029
Tina Novela NIM: 2019.C.11a.1030
Tri Berger NIM: 2019.C.11a.1031
Valentina Jie Eka Huang NIM: 2019.C.11a.1032
1. Pengertian

Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat


sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api, bahan kimia, listrik, maupun
radiasi) atau zat-zat yang bersifat membakar baik
berupa asam kuat dan basa kuat (Safriani, 2016). 
2. Etiologi
luka bakar akibat cedera termis antara lain:
• Air panas (scald), khususnya pada anak. [2]
• Api (flame), merupakan 50% penyebab luka bakar pada dewasa. Pajanan panas
langsung (contact), baik oleh sumber api maupun terkena cairan yang mudah
terbakar (bensin, minyak, cairan dari pemantik api)
• Pajanan suhu tinggi dari matahari
Selain itu, 3-4% dari luka bakar disebabkan oleh cedera elektrik, yang dapat
dikategorikan sebagai berikut:
• Cedera akibat listrik dari apliansi rumah tangga, umumnya voltase kecil
• Cedera akibat listrik tegangan tinggi, yaitu pada voltase >1000V.
• Cedera akibat pajanan listrik sesaat (Flash), ketika terdapat pajanan listrik
voltase tinggi namun tidak ada aliran listrik yang melewati tubuh.
Luka bakar dibagi menjadi fase akut, fase subakut
dan fase lanjut. Pada fase akut terjadi gangguan
keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat
cedera termis bersifat sistemik yang dapat
mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik. Fase sub
akut berlangsung setelah syok berakhir yang ditandai
dengan keadaan hipermetabolisme, infeksi hingga
sepsis serta inflamasi dalam bentuk SIRS (Systemic
Inflamatory Respon Syndrome). Luka terbuka akibat
kerusakan jaringan (kulit dan jaringan di bawahnya)
menimbulkan inflamasi, sepsis dan penguapan cairan
tubuh disertai panas/energi.
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget
dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi
rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di
dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.
Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan
menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu
menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler.
Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan
kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan,
masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar
derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka
bakar derajat tiga.
Derajat luka bakar tingkat 1 (superficial burn)
Tingkat luka bakar yang hanya memengaruhi epidermis atau lapisan kulit luar
 saja.
Derajat luka bakar tingkat 2 (superficial partial-thickness burn)
Derajat luka bakar ini dapat dikatakan luka bakar tingkat sedang. Luka bakar
tingkat 2 ini terjadi pada epidermis dan sebagian lapisan dermis kulit (lapisan
kulit yang lebih dalam).
Derajat luka bakar tingkat 3 (full thickness burn)
Kerusakan jaringan mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis, atau lebih
dalam lagi. Secara klinis, kulit yang terbakar akan tampak putih dan kasar,
namun juga dapat terlihat hangus dan mati rasa. Operasi atau bedah menjadi
pilihan utama untuk menangani luka bakar pada tingkat ini.
Penentuan tingkat keparahan luka bakar juga dapat
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:
•Luka bakar minor yang terdiri dari luka bakar tingkat 1 di
bagian tubuh mana saja, termasuk luka bakar tingkat dua yang
lebarnya 5–7,5 cm.
•Luka bakar mayor yang terdiri dari luka bakar tingkat 2 pada
tangan, kaki, wajah, alat kelamin, dan bagian tubuh lainnya
dengan lebar luka lebih dari 5–7,5 cm. Derajat luka bakar
tingkat 3 juga termasuk kelompok luka bakar mayor.
Dibandingkan dengan luka bakar tingkat 1 dan 2, derajat
luka bakar tingkat 3 lebih berisiko menimbulkan komplikasi
berbahaya, seperti infeksi, dehidrasi berat, dan bahkan
menyebabkan kematian.
Faktor Yang Mempengaruhi Berat
Ringannya Luka Bakar.
1. Kedalaman Luka Bakar
2. Luas Luka Bakar
3. Lokasi Luka Bakar
4. Mekanisme Injury
5. Usia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai