NIM : 1711B0049
Situasional:
Merokok aktif
Merokok pasif
Terpajan polutan (SDKI,2017)
1.1.3 Manifestasi Klinis
Tanda Gejala Mayor:
Batuk tidak efektif
Tidak mampu batuk
Sputum berlebih
Wheezing dan ronchi kering
Mekonium di jalan napas (pada neonatus)
Dispneu
Sulit bicara
Ortopnea
Gelisah
Sianosis
Bunyi napas menurun
Frekuensi napas berubah
Pola napas berubah (SDKI,2017)
1.1.4 Patofisiologis
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi
kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap.
Oedem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas
dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna
gelap akibat jelaga (Andra Saferi,2013)
1.1.5 Pathway
Terpajan polutan
oedem laring
Intervensi:
Airway Suction
Pastikan kebutuhan oral/tracheal suction
Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suction
Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction
nasotrakeal
Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan
dari nasotrakeal
Monitor status oksigen pasien
Airway Management
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Lakukan fisioterapi dada
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Berikan broncodilator bila perlu
Monitor respirasi dan status O2 (SIKI,2017)
1.2.4 Implementasi
Mengkaji keadaan umum klien
Mengkaji tanda-tanda vital klien
Mengkaji keluhan klien
Mempertahankan kepatenan jalan napas
Melakukan tindakan suction
Memberikan edukasi fisioterapi dada dan batuk efektif
Monitor pola napas dan bunyi napas
Monitor sputum
Anjurkan asupan cairan jika tidak kontraindikasi
Kolaborasi pemberian bronkodilatator dan mukolitik (jika
perlu) (SIKI,2017)
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan 2 cara yaitu evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif :
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan respon pasien terhadap
tindakan yang dilakukan.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui secara keseluruhan
apakah tujuan tercapai atau tidak. (Wiwiek,2009)
DAFTAR PUSTAKA
S
U
R
V
E
Y
13,5%
Kelembapan cairan : ◻ Lembab ◻ Kering NIC :
1.Awasi tanda-tanda hipovolemik
Turgor : ◻ normal ◻ Kurang
2. Monitor pemberian cairan parenteral
Nyeri dada : ◻ Ya ◻ Tidak
3. Monitor tanda-tandadehidrasi
TD : 90/70 mmHg MAP : 4.Monitor tanda-tandavital
Keluhan Lain: 5.Berikan cairan per oralsesuai kebutuhan
6.Kolaborasi pemberian terapi pemberian
cairan melalui intravena
E
Y
Diagnosa Keperawatan:
PEMERIKSAAN FISIK Kerusakan integritas kulit b.d agen
Kepala dan Leher: ◻ ada keluhan ◻ tidak ada keluhan cedera
Inspeksi : Tidak terdapat benjolan
Palpasi : kulit muka tampak menghitam dan kering NOC:
terdapat bullae
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Dada: ◻ ada keluhan ◻ tidak ada keluhan diharapkan tidak terjadi kerusakan
Inspeksi : integritas kulit dengan kriteria
hasil:
Palpasi : a. Tidak adanya infeksi pada luka
Perkusi : b. Kelembaban luka tetap terjaga
Auskultasi : c. Adanya jaringan granulasi
Tindakan/ pengobatan :
CATATAN PERKEMBANGAN