Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN DAN PEMBERIAN EDUKASI TENTANG PEMIJATAN


OKSITOSIN PADA IBU MENYUSUI DI DESA BURENGAN KOTA
KEDIRI

Oleh :

Ketua : Anita R.Korbaffo, S.Kep.Ns NIDN 9907146376


Anggota 1 : Monica Putri Siscawati (1711B0049)
Anggota 2 : Putri Nurvita Dewi (1711B0060)
Anggota 3 : Wolfardus Nome (1711B0070)
Anggota 4 : Tanzo Da Silva Dos S. (1711B0079)
Anggota 5 : Roslin Kono (1811B0093)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2018
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Pelatihan dan Pemberian Edukasi tentang
Pemijatan Oksitosin Ibu Menyusui di Desa
Burengan Kota Kediri
2. Bidang Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan
3. Bidang Ilmu : S-1 Ilmu Pendidikan Ners
4. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap dan Gelar : Anita Restu Korbaffo, S.Kep,Ners., M.Kes
b. NIK : 13.07.11.104
c. NIDN/NUPN : 9907146376
d. Alamat : Jl manila no.37 sumberece kota Kediri
5. Anggota Pelaksana Kegiatan :
a. Monica Putri Siscawati : 1711B0049
b. Putri Nurvita Dewi : 1711B0060
c. Wolfardus Nome : 1711B0070
d. Tanzo Da Silva Dos S. : 1711B0079
e. Roslin Kono : 1811B0093
6. Tempat Pelaksanaan :
7. Waktu pelaksanaan :
8. Anggaran biaya :

Kediri, 13 April 2019

Mengetahui,
Ketua program studi Pendidikan Ners Ketua Pelaksana
STIKes Surya Mitra Husada Kediri

Atik Setiawan W,S.Kep.Ns., M.Kep Anita R. Korbaffo,S.Kep.,Ns. M.kes


NIK. 13.07.16.003 NIK. 13.07.11.104

Ketua LPPM

Prima D.K, S.Kep.Ns, M.Kes


NIK. 13.07.03.011
Abstrak
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
izin dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil
penyuluhan yang berjudul “Laporan Hasil Penyuluhan Pentingnya Mencuci
Tangan Bagi Kesehatan” sesuai waktu yang telah ditentukan

Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapatkan banyak pengarahan dan


bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang terhormat kepada :

1. Dr. Sandu Siyoto,S.Sos,SKM,M.Kes selaku Ketua STIKes Surya Mitra


Husada Kediri.
2. Atik Setiawan W,S.Kep.Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri
3. Prima Dewi Kusumawati,S.Kep.Ns.,M.Kes selaku ketua Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
4. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari laporan ini masih jauh
dari sempurna, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta
pengalaman yang kami miliki.Untuk itu kami mohon maaf atas segala
kekurangan tersebut dan tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik
serta masukan yang bersifat membangun untuk kami.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan ini


bermanfaat.

Kediri, 04 Juni 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Abstrak ...................................................................................................
Lembar Pengesahan.................................................................................
Kata Pengantar .......................................................................................
Daftar Isi ..............................................................................................
Daftar Lampiran......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................
1.3 Tujuan .........................................................................................
1.4 Manfaat .......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mencuci Tangan ........................................................................
BAB III METODE PELAKSANAAN ..................................................
BAB IV ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL...................................
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................
BAB VI PENUTUP................................................................................
6.1 Kesimpulan .................................................................................
6.2 Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik bayi pada awal usia
kehidupannya. ASI terbukti mempunyai keunggulan yang tidak dapat
digantikan oleh makanan dan minuman manapun karena ASI mengandung zat
gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan
bayi setiap saat (Elza, 2009).
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI (Air Susu
Ibu) diproduksi, disekresi dan pengeluaran ASI sampai pada proses bayi
menghisap dan menelan ASI (Marmi, 2014). Masa laktasi mempunyai tujuan
meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI
sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar dilaksanakan, baik oleh ibu
post partum maupun di bantu oleh orang lain yang dilaksanakan mulai hari
pertama atau kedua setelah melahirkan (Anggraini,2010).
Proses menyusui idealnya dapat segera dilakukan begitu bayi lahir.
Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada
ibunya di 20-30 menit setelah lahir. Itupun jika bayi tidak mengantuk akibat
pengaruh obat ataupun anastesi yang diberikan kepada ibu saat proses
melahirkan. Di jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan
memiliki kemampuan menyusu dengan baik (Soraya, 2010).
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
menunjukkan angka cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada bayi umur 0-6
bulan hanya 27 %. Angka cakupan tersebut masih sangat rendah namun
setidaknya telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil SDKI
2007 yaitu 17 %, (SDKI, 2012). Pada kenyataan dilapangan menunjukkan
produksi dan ejeksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama setelah
melahirkan menjadi kendala dalam pemberian ASI secara dini. Menurut Cox
(2006) disebutkan bahwa ibu yang tidak menyusui bayinya pada hari-hari
pertama menyusui disebabkan oleh kecemasan dan ketakutan ibu akan
kurangnya produksi ASI serta kurangnya pengetahuan ibu tentang proses
menyusui. Menyusui dini di jam-jam pertama kelahiran jika tidak dapat
dilakukan oleh akan menyebabkan proses menyusu tertunda, maka alternatif
yang dapat dilakukan adalah memerah atau memompa ASI selama 10-20
menit hingga bayi dapat menyusu. Tindakan tersebut dapat membantu
memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan efek samping dari
tertundanya proses menyusui oleh bayi.
Tidak hanya itu setiap wanita atau ibu yang baru memiliki bayi pasti
merasakan keterhambatan oleh ketidaknyamanan yang timbul saat proses
menyusui, seperti misalnya akibat gangguan kecil seperti bayi sulit
menghisap ASI, payudara lecet, payudara tidak bias mengeluarkan ASI
dengan baik, asi yang keluar sedikit dan asi yang tidak keluar adalah masalah
utama yang di hadapi ibu saat ini.
Asi sangat penting bagi bayi sebagai nutrisi yang bisa di dapatkan
bayi saat bayi mengalami masa tumbuh kembang dengan adanya asi yang
cukup bayi dapat berkembang dan tumbuh dengan baik, namun pada saat ini
ibu tidak bisa dengan mudah mengeluarkan asi dikarenakan mungkin dari
psikologis ibu, kondisi fisik ibu dan beberapa hal yang dapat mempengaruhi
Hormon oksitosin berdampak pada pengeluaran hormon prolaktin
sebagai stimulasi produksi ASI pada ibu selama menyusui. Oleh sebab itu
perlu dilakukan stimulasi reflek oksitosin sebelum ASI dikeluarkan atau
diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan pada ibu adalah dengan pijat
oksitosin (Amin & Jaya, 2011).
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin dilakukan pada sepanjang
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam ibu akan
merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri dan mencintai
bayinya, sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat
keluar. Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui oral,
intra-nasal, intra-muscular, maupun dengan pemijatan yang merangsang
keluarnya hormon oksitosin. Tindakan pijat oksitosin ini dapat memberikan
sensasi rileks pada ibu dan melancarkan aliran saraf serta saluran ASI kedua
payudara lancar (Amin & Jaya, 2011).
Maka dari itu salah satu solusi dari ketidaklancaran ASI adalah pijat
oksitosin. Pijat oksitosin adalah suatu metode atau pijat yang bertujuan untuk
meningkatkan prosuksi asi pada ibu yang menyusui. Dimana pijat okstiosin
dapat merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan
sehingga sangat berperan dalam produksi ASI (Evariny, 2008).
Oleh karena itu pijat oksitosin adalah salah satu metode yang tepat
dan cara yang cocok untuk ibu ibu yang sedang mengalami kesusahan pada
saat menyusui bayi mereka.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apakah pengertian dari pijat oksitosin?
B. Apakah tujuan dari pijat oksitoksin?
C. Apakah manfaat dari pijat oksitosin?
D. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASI?
E. Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pijat oksitosin?
F. Bagaimana langkah-langkah pemijatan oksitosin?
1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum

B. Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima- keenam dan
merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah
melahirkan (Yohmi & Roesli, 2009).
Pijat oksitosin adalah pemijatan pada daerah tulang belakang leher,
punggung atau sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae
kelima sampai keenam. Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan oleh
suami pada ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu
untuk meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin. Pijat oksitosin yang
dilakukan oleh suami akan memberikan kenyamanan pada ibu sehingga akan
memberikan kenyamanan pada bayi yang disusui.
Pijat ini bertujuan sebagai perawatan payudara bagi ibu menyusui
setelah melahirkan yakni agar dapat memberikan ASI secara maksimal pada
buah hatinya. Salah satu hormon yang berperan dalam produksi ASI adalah
hormon oksitosin. Saat terjadi stimulasi hormon oksitosin, sel-sel alveoli di
kelenjar payudara berkontraksi, dengan adanya kontraksi menyebabkan air
susu keluar lalu mengalir dalam saluran kecil payudara sehingga keluarlah
tetesan air susu dari puting dan masuk ke mulut bayi, proses keluarnya air
susu disebut dengan reflex oksitosin atau reflek let down.
Tanda reflex let down ini berlangsung baik dengan adanya tetesan air
susu dari payudara sebelum bayi mulai memperoleh susu dari payudara
ibunya, susu menetes dari payudara yang sedang tidak diisap bayi, beberapa
ibu ada yang merasakan kram uterus, dan adanya peningkatan rasa haus.
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis ibu menyusui. Saat
ibu menyusui merasa nyaman dan rileks pengeluaran oksitosin dapat
berlangsung dengan baik. Mengutip artikel Tri Sulistiyani, menurut dr. H.M.
Daris Raharjo, Akp., menerangkan bahwa terdapat titik-titik yang dapat
memperlancar ASI diantaranya, tiga titik di payudara yakni titik di atas
putting, titik tepat pada putting, dan titik di bawah putting. Serta titik di
punggung yang segaris dengan payudara. Pijat stimulasi oksitosin untuk ibu
menyusui berfungsi untuk merangsang hormon oksitosin agar dapat
memperlancar ASI dan meningkatan kenyamanan ibu.
Dengan adanya refleks let down akan membuat air susu ibu bisa keluar
dengan lancar lagi dan dapat memberikan asi kepada bayi seperti semula
dengan begitu bayi akan mendapatkan asi yang cukup untuk dia tumbuh dan
berkembang.

2.2 Tujuan

1. Bertujuan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let down.


Refleks let down adalah suatu kontraksi pada payudara yang
menyebabkan air susu keluar lalu mengalir dalam saluran kecil payudara
sehingga keluarlah tetesan air susu dari putting.
Refleks let down sangat dipengaruhi oleh psikologis ibu seperti
memikirkan bayi, mencium, melihat bayi dan mendengarkan suara bayi.
Sedangkan yang menghambat refleks let down diantaranya perasaan stress
seperti gelisah, kurang percaya diri, takut dan cemas. Penelitian
menunjukkan bahwa saat seseorang merasa depresi, bingung, cemas dan
merasa nyeri terus-menerus akan mengalami penurunan hormon oksitosin
dalam tubuh. Saat merasa stres, reflex let down kurang maksimal
akibatnya air susu mengumpul di payudara saja tidak bisa keluar sehingga
payudara tampak membesar dan terasa sakit.
Tanda reflex let down ini berlangsung baik dengan adanya tetesan
air susu dari payudara sebelum bayi mulai memperoleh susu dari
payudara ibunya, susu menetes dari payudara yang sedang tidak diisap
bayi, beberapa ibu ada yang merasakan kram uterus, dan adanya
peningkatan rasa haus.
2. Bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI dan mengurangi stress pada
ibu menyusui
Dengan diberikan nya pijat oksitosin akan bertujuan untuk
meningkatkan produksi asi pada ibu yang habis melahirkan dan juga untuk
mengurangi rasa stress pada ibu, karena pada pijat oksitosin akan
membantu mengeluarkan atau mensekresi hormon oksitosin yang dimana
hormon ini berguna untuk memproduksi asi pada payudara. Tidak hanya
itu pada pemijatan akan menimbulkan respon relax sehingga ibu tidak
akan merasakan stress.
2.3 Manfaat
Selain untuk merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin
adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak
(engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon
oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes
RI, 2007).
Menurut (Suherni, dkk, 2007) :
1. Membantu ibu secara psikologis,menenangkan, tidak stress
Asi yang tidak keluar atau asi yang produksi nya kurang juga dapat
di akibatkan oleh faktor yang utama yaitu faktor stress dengan ibu yang
baru melahirkan mengalami stress baik dipengaruhioleh apapun itu akan
membuat penurunan hormon okstitosin, jadi hal itu membuat produk asi
menurun, dan dengan di berikan nya pijat oksitosin akan membuat
pengeluaran hormon oksitosin meningkat sehingga ibu bisa menyusui lagi
dan tisak merasakan stress.
2. Membangkitkan rasa percaya diri
Rasa percaya diri ibu sangat di butuhkan dalam menyusui jika ibu
tidak bisa menyusui dengan baik dan asi yang dikeluarkan sedikit sudah
pasti rasa percaya ibu akan berkurang dan juga akan berdampak pada
psikologis ibu, dan oleh karena itu dengan di berikan pijat oksitosin akan
membuat ibu lebih bisa mengeeluarkan asi dan membuat rasa percaya ibu
lebih tinggi.
3. Membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya
Menyusui adalah salah satu upaya untuk mendekatkan ibu dengan
bayi dengan pemberian pijat oksitosin maka asi yang di hasilkan ibu pasti
lebih meningkat dan jika ibu bisa menyusi dengan lancar makan ibu slalu
bahagia sehingga meningkatkan pikiran dan prasangka baik ibu.
4. Meningkatkan ASI
Sudah pasti pijat oksitosin dapat meningkatkan asi karena dengan
adanya pemijatan ini maka akan membuathormon okstitosin meningkat
dan pastinya produksi asi juga akan meningkat.
5. Memperlancar ASI
Pijat oksitosin tidak hanya untuk meningkatkan produksi asi,
namun juga dapat memperlancar asi bisa ditandai dengan refleks let down
walaupun tanpa di hisap oleh bayi sendiri.
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran ASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI (Lawrence, 2004)
antara lain :
1) Faktor bayi
Kurangnya usia gestasi bayi pada saat bayi dilahirkan akan
mempengaruhi refleks hisap bayi. Kondisi kesehatan bayi seperti
kurangnya kemampuan bayi untuk bisa menghisap ASI secara efektif,
antara lain akibat struktur mulut dan rahang yang kurang baik, bibir
sumbing, metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat
mencerna ASI, juga mempengaruhi produksi ASI, selain itu semakin
sering bayi menyusui dapat memperlancar produksi ASI.
2) Faktor ibu
a. Faktor fisik
Faktor fisik ibu yang mempengaruhi produksi ASI adalah adanya
kelainan endokrin ibu, dan jaringan payudara hipoplastik. Faktor lain
yang mempengaruhi produksi ASI adalah usia ibu, ibu ibu yang
usianya lebih muda atau kurang dari 35 tahun lebih banyak
memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu-ibu yang usianya lebih
tua. Produksi ASI juga dipengaruhi oleh nutrisi ibu dan asupan cairan
ibu. Ibu yang menyusui membutuhkan 300 – 500 kalori tambahan
selama masa menyusui.
b. Faktor psikologis
Ibu yang berada dalam keadaan stress, kacau, marah dan sedih,
kurangnya dukungan dan perhatian keluarga serta pasangan kepada
ibu dapat mempengaruhi kurangnya produksi ASI. Selain itu ibu juga
khawatir bahwa ASInya tidak mencukupi untuk kebutuhan bayinya
serta adanya perubahan maternal attainment, terutama pada ibu-ibu
yang baru pertama kali mempunyai bayi atau primipara.
c. Faktor sosial budaya
Adanya mitos serta persepsi yang salah mengenai ASI dan media
yang memasarkan susu formula, serta kurangnya dukungan
masyarakat menjadi hal-hal yang dapat mempengaruhi ibu dalam
menyusui. Ibu bekerja serta kesibukan sosial juga mempengaruhi
keberlangsungan pemberian ASI.
2.5 Alat dan bahan yang dibutuhkan
1. Alat-alat
a. Kursi, meja
b. Minyak kelapa
c. BH kusus untuk menyusui
d. Handuk
e. Handscoen jika perlu
2. Persiapan perawat
a. Menyiapkan alat dan mendekatkanya ke pada ibu
b. Mencuci tangan
3. Persiapan lingkungan
a. Menutup gorden atau pintu agar privasi ibu terjaga
4. Bantu ibu secara pesikologis
a. Bangkitkan rasa percaya diri pada ibu
b. Cobalah membantu mengurangi rasa sakit dan rasa takut ibu
c. Bantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang
bayinya
d. Langkah langkah
1. sebelum melakukan pemijatan pastikan perawat sudah cuci tangan dan
pasa saat akan memijat pastikan ibu nyaman dan terjaga privasi nya.
2. Sebelum mulai dipijat ibu sebaiknya dalam keadaan telanjang dada dan
menyiapkan cangkir atau baskom yang diletakkan di depan payudara
untuk menampung ASI yang mungkin menetes keluar saat pemijatan
dilakukan.
3. Jika mau ibu juga bisa melakukan kompres hangat dan pijat pada
payudara terlebih dahulu. Bisa dengan menarik sedikit puting susu atau
memijat puting susu ibu dengan gerakan keluar agar ASI nanti dapat
keluar dengan banyak.
4. Mintalah bantuan pada orang lain untuk memijat. Lebih baik jika dibantu
oleh suami.
5. Ada 2 posisi yang bisa ibu coba. Yang pertama ibu bisa telungkup di
meja. Atau posisi ibu telungkup pada sandaran kursi. Cari tempat yang
membuat ibu nyaman.
6. Sebelum memijat lumuri tangan dengan minyak kelapa agar memudahkan
saat pemijatan jika perlu gunakan handscoon.
7. Yang pertama pijat tukang leher ibu dengan menggunkan jempol pijak
sampai 3X setelah itu usap juga 3X.
8. Kedua carilah tulang yang paling menonjol pada tengkuk/ leher bagian
belakang atau disebut cervical vertebrae atau tulang bahu kemudian pijat
sama dengan tulang kepala tadi sampai 3X lalu usap juga 3X.
9. Ketiga pijat tulang belikat mulai dari panggak vetrebra dipijat kanan kiri
sampai pada rusuk terakhir dengan gerakan mengikuti bentuk tulang
belikat menggunakan jempol 3X dan di usap juga 3X.
10. Keempat pijat tulang vetebra ibu dengan 2 tangan kanan dan kiri dari atas
sampai bawah gerakan di lakukan 3X dan juga jangan lupa untuk di usap
lagi 3X.
11. Kelima pijat vetreba ibu dengan arah kebalikan dari bawah keatas
sebanyak 3X tnpan di usap
12. Terakhir usap dengan dengan gerakan I LOVE YOU pada punggung ibu.
13. Untuk ibu yang gemuk bisa dengan cara posisi tangan dikepal lalu
gunakan tulang-tulang di sekitar punggung tangan.
14. Setelah pemijatan jangan lupa untuk melihat berapa banyak air susu ibu
yang bisa keluar dan kita evaluasi
15. Tanya bagaimana keadaan ibu setelah melakukan pijat dan evaluasi ibu.
BAB III

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai