PENGABDIAN MASYARAKAT
Ketua Pelaksana :
Anggota :
i
HALAMAN PENGESAHAN
USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
1. Judul
Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
2. Ketua Pelaksana
a. Nama : Dr. Marni Br Karo, S.Tr.Keb M.Kes
b. NIDN : 0323077402
c. Jabatan : Dosen
d. Program Studi : S1 Kebidanan
e. Alamat Rumah :
f. No. Telp/Hp :
3. Personalia
4. Nabilla Huda
5. Novia Mubarokah
6. Siti Indriyani
Puji Syukur ke hadirat Allah yang telah memberikan kita nikmat sehat,
rahmat, hidayah serta inayah sehingga kami diberi kesempatan untuk mengadakan
kegiatan Penyuluhan mengenai Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Semoga hal ini yang telah diberikan oleh pihak terkait di atas bemanfaat
serta dibalas oleh Allah SWT.
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1. ANALISA SITUASI....................................................................................................................3
A. Pengertian Masa Nifas.............................................................................................................3
2. MASALAH MITRA....................................................................................................................4
1. Identifikasi Masalah...........................................................................................4
2. Rumusan Masalah..............................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
SOLUSI TARGET DAN LUARAN..................................................................................6
A. Tujuan......................................................................................................................................6
1. Tujuan Umum....................................................................................................6
2. Tujuan Khusus...................................................................................................6
B.Target Luaran..............................................................................................................................6
C. Manfaat Kegiatan....................................................................................................................6
1. Bagi Pelaksana Penyuluhan................................................................................6
2. Keluarga dan Masyarakat...................................................................................6
BAB III..............................................................................................................................8
METODE PELAKSANAAN.............................................................................................8
A. Solusi Yang Ditawarkan............................................................................................................8
B.Metode Pendekatan........................................................................................................................8
C.Partisipasi Mitra.............................................................................................................................8
BAB IV..............................................................................................................................8
RENCANA KEGIATAN...................................................................................................8
A. Rencana Kegiatan......................................................................................................................8
BAB V.............................................................................................................................10
ANGGARAN BIAYA.....................................................................................................10
A. Anggaran biaya........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. ANALISA SITUASI
A. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan
mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini
disebut involus (Maritalia, 2012).
a. Puerperium dini
b. Puerperium intermedial
c. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama
bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Rentang waktu
remote puerperium berbeda untuk setiap ibu, tergantung dari berat ringannya komplikasi
yang dialami selama hamil atau persalinan.
1) Uterus
4
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil.
Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk
meraba dimana Tinggi Fundus Uterinya (TFU).
2)Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau amis atau
anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang berbau
tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna
dan volume karena adanya proses involusi. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis
berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
a) Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum. Cairan
yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
b) Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung dari
hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
c) Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum, leukosit,
dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke- 14
d) Lokhea alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks,
dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama
2-6 minggu post partum.
Lokhea yang menetap pada awal periode post partum menunjukkan adanya
tanda-tanda perdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh tertinggalnya
sisa atau selaput plasenta. Lokhea alba atau serosa yang berlanjut dapat
menandakan adanya endometritis, terutama bila disertai dengan nyeri pada
abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk
yang disebut dengan “lokhea purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar
disebut “lokhea statis”.
5
3)Perubahan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
4)Perubahan Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post partum hari ke-5,
perinium sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih
kendur daripada keadaan sebelum hamil.
6
Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah bertambah,
sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia.
Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya
hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada
umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima postpartum.
1) Suhu badan
Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,50 – 38◦ C)
akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.
Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya pada
hari ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI).
Bila
suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi
sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100x/
menit, harus waspada kemungkinan dehidrasi, infeksi atau perdarahan post
partum.
3) Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan
lebihrendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi
pada saat post partum menandakan terjadinya preeklampsi post partum.
4) Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.
Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila
ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum
menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
7
D. Penyembuhan Luka Perineum
Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka perineum
dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka perineum dalam jangka
waktu 6-7 hari post partum. Kriteria penilaian luka adalah: 1) baik, jika luka
kering, perineum menutup dan tidak ada tanda infeksi (merah, bengkak, panas,
nyeri, fungsioleosa); 2) sedang, jika luka basah, perineum menutup, tidak ada
tanda-tanda infeksi (merah, bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa); 3) buruk, jika
luka basah, perineum menutup/membuka dan ada tanda-tanda infeksi (merah,
bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa) (Mas‟adah, 2010).
a. Penghambat keberhasilan penyembuhan luka menurut Boyle (2008) adalah
sebagai berikut :
1) Malnutrisi
Malnutrisi secara umum dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan
luka, meningkatkan dehisensi luka, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi,
dan parut dengan kualitas yang buruk. Defisien nutrisi (sekresi insulin dapat
dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat) tertentu dapat
berpengaruh pada penyembuhan.
2) Merokok
Nikotin dan karbon monoksida diketahui memiliki pengaruh yang dapat
merusak penyembuhan luka, bahkan merokok yang dibatasi pun dapat
mengurangi aliran darah perifer. Merokok juga mengurangi kadar vitamin C yang
sangat penting untuk penyembuhan.
3) Kurang tidur
Gangguan tidur dapat menghambat penyembuhan luka, karena tidur
meningkatkan anabolisme dan penyembuhan luka termasuk ke dalam proses
anabolisme.
4) Stres
Ansietas dan stres dapat mempengaruhi sistem imun sehingga
menghambat penyembuhan luka.
8
AIDS, ginjal atau penyakit hepatik dapat menyebabkan menurunnya kemampuan
untuk mengatur faktor pertumbuhan, inflamasi, dan sel-sel proliperatif untuk
perbaikan luka.
8) Infeksi
Infeksi dapat memperlambat penyembuhan luka dan meningkatkan
granulasi serta pembentukan jaringan parut.
9
dan perineum secara keseluruhan.
D. Hubungan Perawatan Perineum dengan Kesembuhan Luka Perineum
Menurut Suwiyoga (2004) akibat perawatan perineum yang tidak benar
dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea menjadi lembab
sehingga sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan
timbulnya infeksi pada perineum. Infeksi tidak hanya menghambat proses
penyembuhan luka tetapi dapat
juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan
menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
Pada kenyataan fase-fase penyembuhan akan tergantung pada beberapa faktor
termasuk ukuran dan tempat luka, kondisi fisiologis umum pasien, dan cara
perawatan luka perineum yang tepat (Morison, 2003).
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak-hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas (UU Kependudukan
Nomor 52 tahun 2009). Keluarga Berencana merupakan suatu cara yang memungkinkan
setiap orang untuk mengatur jumlah anak yang diinginkan dan jarak kehamilan melalui
informasi, pendidikan dan penggunaan metode kontrasepsi (WHO, 2014).
Keluarga Berencana berperan dalam mengurangi risiko kematian ibu pada waktu
melahirkan yang disebabkan karena terlalu sering melahirkan dan jarak antara kelahiran
yang terlalu pendek(Prawirohardjo, 2005). Berdasarkan Survey Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) tahun 2015, AKI di Indonesia berada pada angka 305 per 100.000 kelahiran
hidup. Upaya untuk menurunkan AKI perlu dilakukan dengan melihat target Sustainable
Development Goals (SDGs) dalam The 2030 Agenda For Sustainable Development yaitu
70 per 100.000 kelahiran hidup.
Salah satu program Keluarga Berencana untuk menurunkan AKI yaitu dengan KB
Pasca Persalinan (Riskesdas, 2013). KB Pasca Persalinan adalah penggunaan metode
kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah melahirkan
(Kemenkes, 2014a). KB Pasca Persalinan merupakan langkah untuk mencegah
kehilangan kesempatan menggunakan KB setelah melahirkan (Riskesdas, 2013).
10
Penerapan KB Pasca Persalinansangat penting karena kembalinya kesuburan pada ibu
setelah melahirkan tidak dapat diketahui secara pasti dan dapat terjadi sebelum datangnya
siklus haid bahkan pada wanita menyusui. Hal ini menyebabkan pada masa
menyusui,wanitamengalami kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) atau unwanted
pregnancy. Kontrasepsi sebaiknya sudah digunakan sebelum kembali beraktivitas
seksual. Oleh karena itu sangat penting untuk menggunakan kontrasepsi seawal mungkin
setelah persalinan(Mujiati, 2013).
2. MASALAH MITRA
Penggunaan kontrasepsi atau KB Pasca Persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya faktor pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, persetujuan atau dukungan
suami, informasi keluarga berencana, pelayanan keluara berencana, faktor ekonomi,
durasi menyusui, usia dan paritas.
1. Identifikasi Masalah
a. Kurangnya pengetahuan mengenai alat kontrasepsi
b. Masih minim nya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi
c. Banyaknya penurunan angka fertilitas/ kesuburan
2. Rumusan Masalah
a. Mengetahui pentingnya penggunaan alat kontrasepsi
b. Mengetahui pentingnya menjaga kesehatan organ reproduksi
c. Mengetahui factor – factor yang mempengaruhi kesuburan
11
BAB II
SOLUSI TARGET DAN LUARAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan KB pasca
persalinan dan Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka
mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang
menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan
penduduk.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
b. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
c. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran.
B. Target Luaran
a. Setelah dilakukan sosialisasi, peserta mampu menguasai topik
pembahasan mengenai pentingnya KB pasca melahirkan.
b. setelah dilakukan penyuluhan, peserta mampu menerapkan
penggunaan KB jenis apa yang digunakan pasca melahirkan
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Pelaksana Penyuluhan
Dapat menambah wawasan peneliti tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
penggunaan KB Pasca Persalinan dan menerapkan ilmu pengetahuan tentang
metodelogi penelitian.
12
6. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
3. Bagi Instansi
13
BAB III
METODE PELAKSANAAN
B. Metode Pendekatan
Dalam rangka mencapai tujuan yang tercantum diatas, maka ditempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
1) …………………………..
………………………….
C. Partisipasi Mitra
………………………………
BAB IV
RENCANA KEGIATAN
A. Rencana Kegiatan
14
dan post-test
2 Penyuluhan
a. Pelaksanaan
pre-test
b. Penyampaian
materi dengan
media daring
c. Tanya jawab
Pelaksanaan Post
test
3 Pelaporan
a. Menyiapkan
dan menyusun
kegaiatan akhir
b. Menyusun
laporan hasil
kegiatan yang
telah dilakukan
15
BAB V
ANGGARAN BIAYA
A. Anggaran biaya
no Uraian harga
1. Biaya zoom premium Rp. 1.000.000,-
2. Biaya pengurusan perizinan dan Rp. 1.000.000,-
sertifikat
3. Biaya permateri Rp. 1.000.000,-
4. Biaya doorprize pulsa 3 x Rp. 150.000,-
(Rp.50.000,-)
Total Rp. 3.150.000,-
16
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
17