Anda di halaman 1dari 15

Nama : Dea

NPM : 201560411002
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Pada Bayi,Balita Dan Anak Pra Sekolah
Pengertian Psikologi
Menurut etimologi, psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche (psukhē) yang
maknanya “berdarah panas” yang berarti: Hidup, jiwa, hantu. Dan logos yang berarti ilmu.
Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Kata 'psikologi’ (bahasa Latin: Psychologia)
pertama kali digunakan oleh ahli humaniora dari Kroasia dan literatur Kroasia berbahasa
Latin dalam bukunya. Psichiologia de ratione animae humane muncul sekitar abad ke-15
sampai ke-16 masehi. Referensi yang pertama kali menggunakan kata psychology dalam
bahasa Inggris adalah terdapat dalam buku The Physical Dictionary yang ditulis oleh Steven
Blankaart yang merujuk kepada “Anatomi, yang membentuk Tubuh, dan Psikologi, yang
membentuk Jiwa.”
Pengertian psikologi menurut para ahli:
1. Gardner Murphy. Menurut perspektif beliau, psikologi adalah ilmu yang mempelajari
respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
2. Clifford T. Morgan memperspektifkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dan hewan.
3. Dakir (1993) mengembangkan pengertian tentang psikologi, yaitu membahas tingkah laku
manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
4. Muhibbin Syah (2001) memperspektifkan bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun
kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku
yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain
sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan
lain sebagainya.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam
hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak
maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Ruang Lingkup Psikologi
1. Psikologi Umum
(psikologi yang memepelajari kegiatan atau aktivitas psikis manusia pada umumnya yang
normal dan beradab).
2. Psikologi khusus
(psikologi yang mempelajari segi-segi kekhususan aktivatas psikis manusia) macam-
macamnya:
1. Psikologi Perkembangan Yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia
dari masa bayi sampai tua, yang mencakup:
1. Psikologi anak (mencakup masa bayi)
2. Psikologi puber dan adolesensi (psikologi pemuda)
3. Psikologi orang dewasa
4. Psikologi orang tua
2. Psikologi sosial. Yaitu psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau
aktifitas-aktifitas manusia hubungannya dengan situasi sosial.
3. Psikologi pendidikan. Yaitu psikologi yang menguraikan kegiatan-kegiatan manusia dalam
hubungannya dengan situasi pendidikan . Misalnya, bagaimana dalam menarik perhatian agar
dapat dengan mudah diterima.
4. Psikologi kepribadian dan tifologi. Yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur
pribadi manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.
5. Psikopatologi. Yaitu psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak
normal (abnormal).
6. Psikologi kriminal. Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau
kriminalitas.
7. Psikologi perusahaan. Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal
perusahaan
Pengertian Masa Prenatal
Periode pranatal dalam psikologi perkembangan merupakan masa yang relatif singkat
namun salah satu periode terpenting yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan
seseorang kedepannya. Psikologi perkembangan periode pranatal memberikan gambaran
tentang ciri-ciri khusus periode pranatal yang tidak dapat ditemukan pada periode kehidupan
lainnya, kondisi-kondisi penting selama masa pranatal yang dapat mempengaruhi
perkembangan janin kedepannya, dan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dan selama
masa pranatal agar janin dalam kandungan mendapat stimulasi perkembangan yang optimal
serta pertumbuhan dan perkembangan.
Tahap-tahap Perkembangan Prenatal
1. Perkembangan Fisik
a. Periode Germinal
Periode ini berlangsung sejak ovum dibuahi hingga 10-14 hari
b. Periode Embrio
Suatu periode kehamilan dengan rentang usia antara akhir minggu ke-2 sampai dengan akhir
minggu ke-8
c. Periode Janin
Merupakan fase perkembangan sebelum kelahiran yang dimulai 2 bulan setelah proses
pembuahan dan umumnya berlangsung selama 7-8 bulan.
2. Perkembangan Emosi
Ibu dan janin sudah memiliki hubungan emosional yang sangat kuat. Biasanya dimulai
sejak usia kehamilan enam bulan. Janin sudah bisa merasakan emosi ibu, baik saat senang
atau sedih melalui hormon ibu yang disalurkan kedalam tubuh janin Beberapa pakar anak
mengemukakan bahwa jika janin dalam kandungan secara terus- menerus mendapatkan
stimulasi (rangsangan) positif, maka kelak anak tersebut akan menjadi anak yang lebih cepat
perkembangan otaknya.
3. Perkembangan Kognitif
1. Perkembangan dalam belajar dan mengingat yaitu perkembangan belajar janin telah
diketahui ketika dia mengisap jari di dalam rahim.
2. Dia juga bisa merasa, dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Bahkan pada
usia kandungan lima bulan (20 pekan), kemampuan bayi dalam kandungan untuk merasakan
rangsangan telah berkembang dengan sangat baik sehingga proses pendidikan dapat
dilakukan.
Konsep psikologi perkembangan manusia (0-2 minggu) / Perkembangan Pasca Natal.
Dalam proses kelahiran bayi pada umumnya, yang menjadi permasalahan adalah
gerakan bayi itu sendiri saat menjelang kelahiran. Apakah bayi bersifat aktif (siap untuk
lahir) atau bersifat pasif (cenderung dilahirkan). Dalam kondisi normal bayi bersifat aktif,
sehingga siap untuk lahir, bukan di lahirkan. Setelah lahir, bayi menunjukkan banyak gerak-
gerak refleks. Orang dahulu berpendapat bahwa masa ini kurang ada perkembangan
psikologi yang menarik karena anak hanya melakukan tingkah laku-tingkah laku yang
instinktif. Penelitian-penelitian dilakukan mengenai tingkah laku instinktif apa saja yang di
lakukan anak pada hari-hari pertama di lahirkan. Di temukan bahwa 88% waktunya di
gunakan untuk tidur dan semacamnya. Hal inilah yang menyebabkan bahwa periode pertama
disebut sebagai periode tidur. Setiap bayi yang normal tidak ada gangguan maka pertumbuhan
bayi dalam kandungan ibu terjaga dengan baik sampai proses kelahirannya. Bayi akan
menangis ketika lahir ke dunia. Apabila bayi tidak menangis maka terdapat gangguan di dalam
kandungan ibunya.
Kegiatan bayi pada umumnya digunakan untuk tidur baik siang maupun malam. Ch.
Buhler berpendapat bahwa:

• Pada Umur 0-0 tidur bayi mencapai 21 jam.


• Pada Umur 1-0 tidur bayi mencapai 13 jam dan selebihnya waktu bayi digunakan
untuk mengadakan gerakan.
pendapat lain mengatakan bahwa:

• umur 0-0 lama tidur bayi 20 jam


• umur 1-0 lama tidur bayi 12 jam
Selebihnya kegiatan bayi adalah mengadakan gerakan-gerakan. Pendapat diatas dapat
dengan mudah dipahami, karena keduanya dapat dikatakan ada kesamaannya.
1. Reaksi positif, yaitu gerakan-gerakan bayi yang sesuai atau searah dengan rangsangan
(stimulus) yang dating pada dirinya. Contoh, melihat, tersenyum, mendengarkan suara, makan,
minum, dan lain-lain.
2. Reaksi negatif, yaitu kebalikan dari reaksi positif reaksi ini sebagai perwujudan adanya
stimulus yang datang pada dirinya. Contoh, menangis, terkejut, menolak, dan makan.
3. Reaksi spontan (aksi), yaitu gerakan-gerakan bayi tidak di sebabkan adanya rangsangan
dari luar namun kehendak sendiri. Contoh, sendirian tanpa sebab menggerakkan tangan,
kaki, kepala menggelepar.
Konsep psikologi masa kanak-kanak awal (early childhood)
Early childhood,Periode ini terjadi padasaat anak berusia 3 tahun sampai dengan 6 tahun.
Periode ini sering juga disebut “preschool years”. Pada periode ini,sifat egosentris meningkat.
Pada periode ini pula, memori dan kemampuan berbahasa meningkat.
Hurlock (1990) menyatakan bahwa:
 Masa kanak-kanak awal dikatakan sebagai PROBLEM AGE, karena orang tua
sering dihadapkan pada masalah-masalah :
• Tidak menurut
• Keras kepala
• Negativisme
 Para pendidik menyebutnya sebagai Masa Prasekolah, yaitu masa persiapan baik
secara fisik maupun mental untuk menghadapi tugas-tugas saat mereka mulai mengikuti
pendidikan formal. Di mana pun anak berada, tekanan dan harapan yang dikenakan
terhadap anak pada masa ini sangat berbeda dengan apa yang akan dialaminya saat
memulai pendidikan formal di kelas satu.
 Para ahli psikologi menyebut masa ini sebagai:
• Usia Kelompok, yaitu masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial
sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk
penyesuaian diri saat mereka masuk kelas satu.
• Usia Menjelajah/Eksplorasi, yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui
keadaan lingkungannya (lingk. hidup dan benda mati), mekanismenya, perasaannya,
dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungannya.
• Usia Bertanya, yaitu anak banyak bertanya sebagai salah satu cara menjelajah
lingkungan.
• Usia Meniru, merupakan ciri yang sangat menonjol pada masa ini, yaitu anak meniru
pembicaraan dan tindakan orang lain.
• Usia Kreatif, dimana pada masa ini anak lebih menunjukkan kreativitas dalam bermain
dibandingkan dengan pada masa-masa perkembangan lainnya.
Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak awal menurut Havighurst (Hurlock, 1990)
adalah sebagai berikut:
1. Belajar mengerti tentang perilaku seks yang benar
2. Belajar membedakan benar dan salah dalam hubungannya dengan orang2 di luar rumah
terutama di lingkungan tetangga, sekolah dan teman bermain
3. Belajar mengembangkan hati nurani
4. Belajar memberi dan menerima kasih sayang
Konsep psikologi masa kanak-kanak akhir (later childhood)
Masa kanak-kanak pertengahan dan akhir (middle and late childhood) adalah
anatara usia 6-12 tahun, kurang lebih bersamaan dengan masa sekolah dasar. Pada periode
ini, anak-anak belajar menguasai keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis,
aretmatika.
Beberapa istilah diberikan untuk masa kanak-kanak akhir, yaitu:
 Masa kanak-kanak akhir dimulai saat anak masuk sekolah dasar (SD) sehingga
seringkali dikatakan sebagai masa anak sekolah
 Oleh orang tua disebut sebagai:
• usia yang menyulitkan
• Usia tidak rapih

 Oleh para pendidik disebut sebagai:


• Usia sekolah dasar
• Periode kritis dalam membentuk dorongan berprestasi

 Oleh Ahli Psikologi disebut sebagai:


• Usia berkelompok
• Usia penyesuaian diri
• Usia kreatif
• Usia bermain
Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak akhir menurut Havighurst (Hurlock, 1990)
adalah:

• Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang


umum
• Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang
tumbuh
• Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
• Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
• Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung
• Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-
hari
• Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
• Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
• Mencapai kebebasan pribadi

Perkembangan Kognitif
Sedangkan pada masa kanak-kanak akhir, menurut Piaget (Hurlock, 1990) perkembangan
kognitif ditandai dengan:
 Sudah mulai bisa berpikir sistematis, melakukan analisis dan sintesis, tetapi terbatas
pada benda-benda/peristiwa-peristiwa konkret:
• Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
• Mempertimbangkan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian lainnya.
• Mempertimbangkan bagaimana beberapa aspek yang berbeda dapat mempengaruhi
• orang lain
 Egosentrisme mulai berkurang, anak sudah mulai memiliki kemampuan
mengkoordinasikan pandangan-pandangan orang lain dengan pandangannya sendiri,
dan memiliki persepsi positif bahwa pandangannya hanyalah salah satu dari sekian
banyak pandangan orang.
Perkembangan Bicara/Bahasa
Pada masa kanak-kanak awal, perkembangan bahasa ditandai dengan: (Hurlock, 1990):

• Pengucapan kata-kata ; anak sulit mengucapkan bunyi tertentu dan kombinasi bunyi
seperti z, w, d, s dan g dan kombinasi huruf mati st, str, dr dan fl
• Menambah kosa kata
• Membentuk kalimat
Perkembangan Bahasa
pada masa kanak-kanak akhir ditandai dengan: (Hurlock, 1990)

• Mengembangkan kosa kata sekitar 40.000 kata


• Memahami bentuk-bentuk kompleks gramatik
• Menangkap makna ganda dari kata-kata seperti dalam humor
• Mempertimbangkan kebutuhan dari pendengar dalam situasi yang kompleks
• Merancang strategi dalam berbicara namun isi pembicaraan cenderung merosot.
Perkembangan Sosial
Pada masa kanak-kanak akhir, perkembangan sosial ditandai dengan: (Hurlock, 1990)
 Di masa sekolah, anak belajar memperoleh keterampilan dan pengetahuan tentang apa
yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya. Bila berhasil memperolehnya,
maka timbul rasa mampu dan bergairah. Tetapi bila menemui kegagalan, apalagi
diketahui oleh orang dewasa, maka akan timbul rasa rendah diri.
 Keterampilan masa kanak-kanak akhir:
• Keterampilan menolong diri sendiri
• Keterampilan menolong orang lain
• Keterampilan sekolah
• Keterampilan bermain

 Anak berminat dalam kegiatan-kegiatan dengan teman-teman dan ingin menjadi


bagian dari kelompok yang mengharapkan anak untuk menyesuaikan diri dengan pola
perilaku, nilai-nilai, dan minat anggota-anggotanya (Usia Berkelompok). Ia harus
‘berjuang’ untuk mencapai hal ini.
 Menunjukkan minat yang nyata terhadap teman-temannya dan berusaha mengadakan
kontak sosial
 Terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak-anak lain
 Menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi
Perkembangan Emosi
Menurut Zeman (2001), studi tentang perkembangan emosi bayi dan anak-anak
relatif baru, baru diteliti secara empirik selama beberapa dekade yang lalu. Para peneliti
melakukan pendekatan terhadap aspek ini dri berbagai perspektif teoritik, seperti teori
konstruksionisme sosial, teori emosi diferensial, dan teori belajar sosial. Masing-masing
pendekatan menggali tentang cara bayi dan anak-anak berkembang secara emosi,
memusatkan pada pertanyaan apakah emosi dipelajari atau ditentukan secara biologis, serta
mempertanyakan tentang cara bayi dan anak-anak mengelola pengalaman dan perilaku emosi
mereka.Untuk merumuskan teori tentang perkembangan emosi manusia, para peneliti
memusatkan pada tampilan emosi yang dapat diamati, seperti ekspresi wajah atau perilaku
publik. Perasaan dan pengalaman pribadi anak tidak dapat diteliti, sehingga interpretasi emosi
harus dibatasi pada tanda-tanda yang dapat diamati (diobservasi). (Zeman, 2001)
Secara ringkas, Zeman (2001) merangkum perkembangan emosi masa kanak-kanak
sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
2 tahun
Anak mulai mengembangkan kemampuan berempati. Perkembangan empati
memerlukan kemampuan membaca tanda-tanda emosi seseorang, memahami bahwa orang
lain merupakan satuan (entitas) yang berbeda dari diri sendiri, dan menempatkan diri sendiri
dalam posisi orang lain). Kemampuan kognitif ini belum terbentuk sebelum usia satu tahun.
Tanda pertama dari empati pada anak terjadi saat mereka mencoba untuk meredakan distres.
Anak akan menggunakan bahasa yang enak didengar dan memulai kontak fisik dengan ibu
mereka saat mereka merasa distres.
3 tahun
Anak belajar bahwa ekspresi kemarahan dan agresi dikendalikan dengan hadirnya
orang dewasa. Namun, di sekitar teman sebaya, anak kurang mau menekan perilaku emosi
negatif. Perbedaan ini muncul sebagai akibat dari konsekuensi yang berbeda yang mereka
terima sehubungan dengan ekspresi emosi mereka di hadapan orang dewasa maupun teman
sebaya. Anak mulai menginternalisasi aturan masyarakat yangmenentukan tentang ekspresi
emosi yang sesuai.
4 tahun
Anak mampu merubah ekspresi emosi.Pada usia ini, anak sudah mampu menunjukkan
ekspresi emosi eksternal yang tidak selalu sama dengan keadaan emosi internal. Kemampuan
ini mensyaratkan anak untuk memahami perlunya merubah tampilan emosi, mengambil
perspektif dari sudut pandang orang lain, mengetahui bahwa keadaan eksternal tidak selalu
sesuai dengan keadaan internal, dapat mengendalikan otot-otot untuk menghasilkan ekspresi
emosi, sensitif terhadap konteks sosial yang menyadarkan mereka untuk merubah ekspresi
mereka, dan memiliki motivasi untuk menunjukkan ekspresi yang berbeda tersebut dalam cara
yang meyakinkan.
Permulaan usia 4-5 tahun
Anak mengembangkan pemahaman yang sangat baik tentang keadaan emosional orang
lain. Meningkatnya perkembangan kognitif menjadikan anak pra sekolah mampu sampai pada
pemahaman yang lebih kompleks tentang emosi. Melalui pengalaman yang berulang-ulang,
anak mulai mengembangkan teori mereka sendiri tentang keadaan emosi orang lain dengan
mengacu pada sebab-akibat dari emosi, dan dengan mengobservasi dan menjadi sensitif
terhadap tanda-tanda perilaku yang mengindikasikan distres emosi. Anak pada usia ini juga
mulai memprediksi tentang pengalaman orang lain dan ekspresi emosi orang lain, misalnya
memprediksi bahwa anak yang gembira akan mau berbagi mainan yang dimilikinya.
7-11 tahun
 Menunjukkan bermacam-macam keterampilan pengaturan diri (self-regulation).
Memiliki pemahaman yang sangat baik dan memerankan aturan budaya. Dengan
demikian, anak mulai mengetahui kapan mengendalikan ekspresi emosi, serta memiliki
keterampilan mengatur emosi yang memungkinkan mereka secara efektif menutupi
emosinya dalam cara yang sesuai dengan masyarakat.
 Anak pada usia ini sensitif terhadap tanda-tanda kontekstual sosial yang diberikan
sebagai pengarah untuk mengekspresikan atau mengendalikan emosi negatif.Beberapa
faktor yang mempengaruhi keputusan pengaturan emosi ini meliputi jenis emosi yang
dialami, sifat dari hubungan mereka dengan orang-orang yang terlibat dalam
pertukaran emosi, usia anak, dan gender.
 Anak mengembangkan seperangkat harapan tentang hasil dari mengekspresikan emosi
kepada orang lain. Secara umum, anak lebih menunjukkan kemarahan dan kesedihan
kepada teman daripada kepada orangtua karena mereka menduga mendapatkan
respon negatif, misalnya digoda atau diremehkan, dari temannya. Namun, dengan
meningkatnya usia, anak-anak yang lebih tua lebih mengekpresikan emosi negatif
kepada ibunya daripada kepada ayahnya karena menduga bahwa ayahnya akan
berespon negatif terhadap emosi yang ditampilkan. Keterampilan mengatur emosi ini
dipandang adaptif.
 Mulai pertengahan mana kanak-kanak, anak memahami bahwa keadaan emosional
seseorang tidak sesederhana seperti yang mereka bayangkan di tahun-tahun pertama,
dan seringkali merupakan hasil dari berbagai sebab yang kompleks, yang tidak selalu
tampak secara eksternal.
 Memahami bahwa mungkin saja seseorang mengalami lebih dari satu emosi pada satu
saat, walaupun kemampuan ini masih terbatas dan berkembang perlahan-lahan. Susan
Harter dan Nancy Whitsell membuktikan bahwa anak-anak usia 7 tahun mampu
memahami bahwa seseorang dapat merasakan dua emosi sekaligus pada saat
bersamaan, bahkan emosi positif dan negatif sekaligus.
 Anak laki-laki kurang terbuka untuk menunjukkan emosi takut pada saat distres
dibandingkan dengan anak perempuan.

Anticipatory guidance untuk mencegah dan menurunkan SIDS


Secara harfiah, petunjuk antisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu anticipatory
guidance. Anticipatory berarti lebih dahulu, guidance berarti petunjuk. Jadi petunjuk antisipasi
dapat diartikan sebagai petunjuk- petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang
tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang secara normal (Nursalam, 2005).
Anticipatory guidance adalah upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan
perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi
kebutuhan sesuai dengan usia anak. Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat
menyebabkan kematian pada anak. Kepribadian adalah faktor pendukung terjadinya
kecelakaan. Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik
perilaku yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap faktor-faktor lingkungan yang
mengancam keamanan anak (Yupi, 2004)
Pengertian SIDS
Sudden infant death syndrome atau SIDS merupakan kondisi yang teradi pada bayi
di bawah usia satu tahun. SIDS ini menyebaban hilangnya nyawa secara tidak terduga. Dalam
sebagian besar kasusnya, SIDS ini terjadi ketika bayi sedang dalam posisi tidur.
Namun, SIDS juga bisa terjadi ketika bayi terjaga atau dalam keadaan sadar. Hal
yang perlu digarisbawahi, sindrom ini bisa terjadi tanpa menimbulkan gejala atau keluhan
terlebih dahulu.
Faktor Risko SIDS
Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko teradinya SIDS. Faktor risiko ini
bisa berasal dari bayi atau ibu saat mengandung.
Faktor risiko SIDS pada bayi meliputi:

• Jenis kelamin. Biasanya bayi laki-laki lebih sering terkena SIDS.


• Kelahiran prematur.
• Posisi tidur.
• Terkena asap rokok selama dalam kandungan.
• Adanya kondisi tidak normal pada bagian tertentu dari otaksang bayi ketika
mengendalikan pernapasan dan proses bangun tidur.
• Faktor usia. Umumnya SIDS dialami oleh bayi di bawah enam bulan.
• Berat badan bayi di bawah normal saat lahir.
• Adanya gangguan pernapasan.
• Terkena infeksi pernapasan.
• Selama kehamilan, ibu juga bisa meningkatkan risiko terjadinya SIDS bila dengan
kondisi:
• Mengandung dibawah usia 20 tahun.
• Merokok selama kehamilan.
• Menggunakan NAPZA atau mengonsumsi akohol.
• Perawatan pralahir yang kurang memadai.
Pencegahan SIDS
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mencegah penyakit SIDS pada bayi, yaitu:

• Membiarkan bayi menggunakan empeng saat tidur (bila menyusui, tunggulah hingga
bayi berusa tiga sampai sampai empat minggu sebelum menggunakan empeng). Jika
bayi tidak tertarik pada dot atau empeng, jangan memaksanya.
• Menyusui bayi sendiri setidaknya hingga 6 bulan.
• Imunisasi bayi.
• Menggunakan kasur bayi yang padat dan rata.
• Meletakan tempat tidur bayi agar sekamar dengan orangtua palingtidak selama 6
• bulan pertama.
• Waspadai suhu di dalam ruangan.
• Menidurkan bayi pada posisi terlentang.
• Memasangkan seprai bayi dengan kencang dan rapih.

Kesimpulan
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik
sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya.Tingkah laku tersebut
berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun
yang tidak disadari .Dimulai dari psikologi perkembangan manusia dari sebelum lahir, Psikologi
perkembangan periode pranatal memberikan gambaran tentang ciri-ciri khusus periode
pranatal yang tidak dapat ditemukan pada periode kehidupan lainnya, kondisi-kondisi penting
selama masa pranatal yang dapat mempengaruhi perkembangan janin kedepannya, dan hal-
hal yang perlu diperhatikan sebelum dan selama masa pranatal agar janin dalam kandungan
mendapat stimulasi perkembangan yang optimal serta pertumbuhan dan perkembangan.
Masa bayi merupakan periode perkembangan dari lahir sampai sekitar 18 hingga 24
bulan. Banyak aktivitas psikologi baru yang dipelajari seperti kemampuan berbicara, mengaur
indera-indera dan tindakan fisik, berpikir dengan simbol, dan meniru dan belajar dari orang
tua. Masalah pada anak meliputi perubahan yaitu emosi, fungsi fisik, perilaku dan mental.
Permasalahan tersebut dapat disebabkan karena faktor-faktor seperti gaya pengasuhan,
masalah keluarga, kurangnya perhatian, dan rasa kehilangan atau perpisahan.
Anak tidak langsung bereaksi ketika masalah tersebut terjadi, akan tetapi menunjukkan
reaksi dikemudian hari. Bimbingan yang membantu anak yaitu mempersiapkan diri jika
dihadapkan pada masalah yang sifatnya traumatis pada anak. Orang tua harus memberi
memotivasi kepada anaknya agar lebih mampu menghadapi ketakutan dan kecemasannya.
Sumber :
(Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya,
2019)Ajhuri, K. F. (2019). Psikologi Perkembangan Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. In Psikologi Perkembangan Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Herlina. (2013). Mengatasi Masalah Anak Dan Remaja Melalui Buku. Perkembangan
Masa Remaja (Usia 11/12 – 18 Tahun), 2–6.
Lestari, N. G. A. M. Y., & Ekaningtyas, N. L. D. (2022). Psikologi Perkembangan Periode
Pranatal atau Masa Kehamilan. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 124–133.
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. (2019).
Modul Teori Psikologi Kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai