Anda di halaman 1dari 9

Nama : Akbar

NIM : 2102005
Mata Kuliah : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Progam Studi: PJKR

PERTANYAAN

1. Jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan !


2. Jelaskan hukum – hukum perkembangan !
3. Jelaskan fase – fase perkembangan !
4. Jelaskan pola – pola perkembangan afektif pada manusia !
5. Jelaskan prinsip – prinsip perkembangan!

JAWABAN

1. Jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan !


Jawaban : Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh
Makluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan itu ialah bertambahnya ukuran berat
badan dan tinggi badan, pada manusia pertumbuhan itu terjadi sejak dalam kandungan hingga
dewasa.
Perkembangan adalah proses perubahan menuju kedewasaan melalui proses pertumbuhan
dan difenrensiasi. Selanjutnya perkembangan adalah perubahan kecakapan, kematangan fisik,
emosi dan pikiran manusia akan terus berkembangan.

2. Jelaskan hukum – hukum perkembangan!


Jawaban :
1. Hukum Konvergensi
Perkembangan manusia pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembawaan (nativisme)
sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan (empirisme) termasuk juga pendidikan serta pengalaman. Aliran
ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan manusia.  Tokoh utama  paham konvergensi adalah Louis William
Stern, seorang filsuf, sekaligus sebagai psikolog Jerman. Stern dan para
Konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara paham pembawaan (nativisme) yang
mempengaruhi perkembangan manusia dan aliran lingkungan (empirisme) yang mempengaruhi
perkembangan manusia. Hukum  ini menganggap hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai
faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.
2. Hukum Perkembangan dan Pengembangan Diri
Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian disusul dengan dorongan
mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan diri terwujud diri sendiri. Anak menyatakan perasaan
lapar, luas, dan sakit dalam bentuk menangis. Ia mempertahankan dirinya dengan cara menangis.  Jika
ibu mendengar anak-anaknya menangis, tangisannya itu dianggap sebagai dorongan mempertahankan
diri.
Dalam perkembangan jasmani dan rohani terlihat hasrat dasar untuk mengembangkan pembawaan.
Untuk anak-anak dorongan mengembangkan diri ini berbentuk hasrat mengenal lingkungan, usaha
belajar berjalan, kegiatan bermain, dan sebagainya. Di kalangan remaja timbul rasa persaingan dan
perasaan belum puas terhadap apa yang telah tercapai. Hal ini dianggap sebagai dorongan
mengembangkan diri.

3. Hukum Masa Peka


Tiap-tiap jiwa mempunyai waktunya untuk berkembang dengan sebaik-baiknya. Masa peka adalah
suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diir ke luar, dan peka akan pengaruh rangsangan
yang datang, dan merupakan masa pertumbuhan ketika suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa mudah
sekali di pengaruhi dan dikembangkan. Usia 3 sampai 5 tahun adalah masa yang baik seklai untuk
mempelajari bahasa.
Masa peka adalah  masa dimana suatu fungsi yang perkembangannya harus dilayani dan diberi
kesempatan sebaik-baiknya, dan masa dimana perkembangan sesuatu fungsi maksimal besarnya.
Contoh ; Masa peka untuk berjalan pada anak adalah pada tahun ke 2, masa peka untuk menggambar
adalah pada tahun ke 5, dan masa peka untuk ingatan logis adalah tahun ke 12.

4. Hukum Rekapitulasi
 Hukum rekapitulasi adalah perkembangan psikis anak yakni ulangan secara singkat perkembangan
umat manusia. Seluruh perkembangan umat manusia terulang dalam waktu beberapa tahun saja secara
singkat dalam perkembangan anak.
Fakta-faktanya ;
Anak-anak kecil memiliki kesamaan dengan bangsa primitif, misalnya ; suka dengan warna yang tajam,
memiliki pikiran yang animistis, takut hantu atau kekuatan gaib.
Adanya periode perkembangan sesuai dengan jalan perkembangan manusia ;
a. Masa berburu dan menyamun (sampai usia 8 tahun), tanda-tandanya, anak senang menangkap
nangkap dalam permainannya, memanah dan menembaki binatang, senang bermain kejar-kejaran,
perang-perangan dan bermain panah-panahan.
b. Masa mengembala, dialami sekitar usia 10 tahun, tanda-tandanya misalnya, anak senang memelihara
binatang seperti ayam, kambing, kelinci, merpati dan lain sebagainya.
c. Masa bercocok tanam, masa ini dimulai ketika anak berusia sekitar 12 tahun, tanda-tandanya
misalnya, senang berkebun dan menyiram bunga.
d. Masa berdagang, ketika anak berusia sekitar 14 tahun, tanda-tandanya misalnya, senang bertukar
tukaran perangko dengan teman, berkirim-kiriman foto dengan sesama sahabat pena, bermain-main
jual-jualan seperti mbok pecel, dan sebagainya.

5. Hukum Bertahan dan Mengembangkan Diri


Dalam kehidupan timbul dorongan dan hasrat untuk mempertahankan diri. Dorongan yang pertama
adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian disusul dengan dorongan mengembangkan diri.
Dorongan mempertahankan diri terwujud diri sendiri. Anak menyatakan perasaan lapar, luas, dan sakit
dalam bentuk menangis. Ia mempertahankan dirinya dengan cara menangis.  Jika ibu mendengar anak-
anaknya menangis, tangisannya itu dianggap sebagai dorongan mempertahankan diri.
Dalam perkembangan jasmani dan rohani terlihat hasrat dasar untuk mengembangkan pembawaan.
Untuk anak-anak dorongan mengembangkan diri ini berbentuk hasrat mengenal lingkungan, usaha
belajar berjalan, kegiatan bermain, dan sebagainya. Di kalangan remaja timbul rasa persaingan dan
perasaan belum puas terhadap apa yang telah tercapai. Hal ini dianggap sebagai dorongan
mengembangkan diri.
6. Hukum Irama ( ritme ) Perkembangan
Perkembangan berlangsung sesuai dengan iramanya. Hukum irama berlaku untuk perkembangan setiap
orang. Baik perkembangan jasmani maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami perlahan-lahan
dengan urut-urutan yang teratur, melainkan merupakan gelombang-gelombang besar dan kecil yang
silih berganti.
Tempo dan irama perkembangan menekankan bahwa masing-masing individu memiliki irama sendiri
dalam perkembangannya ; ada yang cepat dan ada yang lambat. Implikasinya : proses pembelajaran
harus menghargai keunikan masing-masing peserta didik. Tiap-tiap individu mengikuti pola
perkembangan yang umum. Meskipun individu memiliki irama dan tempo yang berbeda, disertai bakat
yang berbeda, namun individu tersebut masih mengikuti garis perkembangan umum. Jadi perbedaan itu
bisa disebabkan karena pembawaan dan lingkungan.

3. Jelaskan fase – fase perkembangan!


Jawaban :
1. Fase pra natal
Fase pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa
kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang
lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan bulan.
2. Fase Bayi
adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa
yang sangat bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai
misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi. Di samping itu bayi dilatih pula untuk
mengetahui waktu dan tempat untuk buang air besar dan buang air kecil dengan istilah “toilet training”.
Adapun caranya ialah dengan melatih mereka untuk buang air kecil sebelum tidur dan buang air kecil
pula segera setelah bangun. Hal ini akan menghindari anak “mengompol”.
3. Fase kanak-kanak awal
adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-
kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan
berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan
memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Pada fase
ini kanak-kanak berusaha pula berlatih untuk terampil berbicara, sehingga akan didapati mereka
melakukan monolog atau berbicara sendiri yang seolah-olah sedang berbicara dengan orang lain.
Memasuki kelas satu sekolah dasar menandai berakhirnya fase ini.
4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir
adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan
masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis,
dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya.
Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah
pula.
5. Fase Remaja
adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang
dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja
mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-
bagian badan, berkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut
pada bagian tertentu, dan perubahan suara. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan
pencarian identitas diri. Pemikirannya lebih logis, abstrak, dan idealis. Semakin lama banyak waktu
dimanfaatkan di luar keluarga. Awal masa remaja pada anak laki-laki dimulai dengan “mimpi” yang
dalam kehidupan nyata ditandai dengan ngompol.
6. Fase pada awal dewasa
Ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia 20 tahun dan
yang berakhir pada usia 30 tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi,
masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab memulai keluarga, dan
mengasuh anak anak.
7. Fase masa pertengahan dewasa
Ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 – 45 tahun dan merentang hingga 60
tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti
pembantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta
mempertahankan kepuasan – kepesuasan dan berkarir.
8. Fase masa akhir dewasa
Ialah periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun atau 70 tahun dan berakhir pada
kematian, ini adalah masa penyesuaian diri atau berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap
kembali kehidupannya, pensiun dan penyesuaian diri terhadap peran – peran sosial baru.

4. Jelaskan pola – pola perkembangan afektif pada manusia!


Jawaban :
1. Trust vs Mistrus / Kepercayaan Dasar
Bayi yang kebutuhannya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus, selalu dibuai dan
diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan bicara, akan turnbuh perasaannya bahwa dunia ini tempat
yang aman dengan orang-orang di sekitarnya yang selalu bersedia menolong dan dapat dijadikan tempat
ia menggantungknn nasibnya. Jika pemeliharaan terhadap bayi itu tidak menetap, tidak memadai
sebagaimana mestinya, serta terkandung di dalarnnya sikap-sikap menolak, akan turnbuhlah pada bayi
itu rasa takut serta ketidak-percaya.in yang mendasar terhadap dunie sekelilingnya dan terhadap orang-
orang di sekitarnya. Perasaan ini akan terus terbawa pada tingkat-tingkat ptrkembanpan berikutnya.
2. Autonomy vs Shame and Doubt/Otonomi
Pada tahap ini Erikson melihat munculnya autonomy. Dimensi autonomy ini timbulnya karena
adanya kemampuan motoris dan mental anak. Pada saat ini bukan hanya berjalan, tetapi juga memanjat,
menutup-membuka menjatuhkan, menarik dan mendorong, memegang dan melepaskan. Anak sangat
bangga dengan kemampuannya ini dan ia ingin melakukan banyak hal sendiri. Orang tua sebaiknya
menyadari bahwa anak butuh melakukan sendir hal-hal yang sesuai dengan kemampuannya menurut
langkah dan waktunya; sendiri. Anak kemudian akan mengembangkan perasannya bahwa ia dapat
mengendalikan otot-ototnya, dorong-dorongannya, serta mengendalikan diri dan lingkungannya.
Jika orang dewasa yang mengasuh dan membimbing anak tidak sabar dan selalu membantu
mengerjakan segala sesuatu yang sesungguhnya dapat dikerjakannya sendiri oleh anak itu, maka akan
tumbuh pada anak itu rasa; malu-malu dan ragu-ragu. Orang tua yang terlalu melindungi dan selalu
mencela hasil pekerjaan anak-anak, berarti telah memupuk rasa malu dan ragu yang berlebihan sehingga
anak tidak dapat mengendalikan dunia dan dirinya sendiri.
3. Initiatives vs Guilt/Inisiatif
Pada masa ini anak sudah menguasai badan dan geraknya. la dapat mengendarai sepeda roda.tiga,
dapat lari, memukul, memotong. Inisialif anak akan lebih terdorong dan terpupuk bila orang tua
memberi respons yang baik terhadap keinginan anak untuk bebas dalam melaknkan. kegiatan-kegiatan
motoris sendiri dan bukan lianya bereaksi atnu nienirn anak-anak lain.-Hal ynng sama terjadi pada
kemampuan anak nnluk menggunakan bahasa dan kegiatan fantasi. Dimensi sosial pada tahap ini
mempunyai dua ujung:: inisiative —– guilt- Anak yang diberi kebebasan dan kesempatan untuk
berinisiatif pada permainan motoris serta mendapat jawaban yang yang memadai dari pertanyaan-
pertanyaan yang diajukannya (intelectual full/live), maka inisiatifnya akan berkembang dengan pesat.
4. Industry vs Inferiority/Produktivitas
Anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan yang ada. Dimensi
psikososial yang rnuncul pada masa ini adalah: sense of  industry < »> sense of inferiority
Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis. dan
mengerjakannya sampai selesai sehingga menghasilkan sesuatu. Derdasarkan hasilnya mereka dihargai
dan di mana perlu diberi hadiah. Dengan demikian rasa/sifat ingin menghasilkan sesuatu dapat
dikembangkan. Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja melainkan
meneakup juga lembaga-iembaga lain yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu.
Pengalaman-pengalaman sekolah anak mempengaruhi industry dan inferiority anak. Anak dengan IQ 80
atau 90 akan mempunyai pengalaman sek’olah yang kurang memuaskan walaupun sifat indtistri
dipupuk dan dikembangkan di ruitiah. Ini dapat menimbulkan rasa inferiority (rasa tidak” mampu).
Keseimbangan industry dan inferiority bukan hanya bergantung kepada orang tuanya, tetapi dipengaruhi
pula oleh orang-orang dewasa lain yang berhubungan dengan anak itu.
5.  Identity vs Role Confusion/Identitas
Pada saat ini anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. la mempunyai perasaan-perasaan dan
keinginan-keinginan baru sebagai akibat perubahan-perubahan itubuhnya. Pandangan dan pemikirannya
tentang dunia sekelilingnya mengilami perkembangan. la mulai dapat berpikir tentang pikiran orang
lain. la berpikir puh apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. la mulai mengrrti tentang keluarga
yang ideal, agama dan masyarakat, yang dapat diperbandingkannya dengan apa yang dialaminya
sendiri.
Menurut Erikson pada tahap ini dimensi interpersonal yang muncul adalah:
ego identity.
Pada masa ini remaja harus dapat ‘mengirtegrasikan apa yang telah dialami dan dipelajarinya tentang
dirinya sebagai anak, siswa, teman, anggota pramuka, dan lain sebagainya menjadi suatu kesatuan
sehingga menunjukkan kontinuitas dengan masa lalu dan siap menghadapi masa datang. . Peran orang
tua yang pada masa lalu berpengaruh secara langsung pada krisis perkembangan, maka pada masa ini
pengaruhnya tidak langsung. Jika anak mencapii masa remaja dengan rasa terima kasih kepada orang
tua, dengan penuh kepercayaan, mempunyai autonomy, berinisiatif, memiliki sifat-sifat industry, maka
kesempatannya kepada ego indentiti sudah berkembang.
6. Intimacy vs Isolation/Keakraban
Yang dimaksud dengan intimacy oleh Erikson selain hubungan antara suami istri adalah juga
kemampuan untuk berbagai rasa dan memperhatikan orang lain. Pada tahap ini pun keberhasilan tidak
bergantung secara langsung kepada orang tua. Jika intimacy ini tidak terdapat di antara sesama teman
atau suami istri, menurut Erikson, akan terdapat apa yang disebut isolation, yakni kesendirian tanpa
adanya orang lain untuk berbagai rasa dan saling memperhatikan.
7. Generavity vs Self Absorption/Generasi Berikut
Generativity berarti bahwa orang mulai memikirkan orang-orang lain diluar keluarganya sendiri,
memikirkan generasi yang akan datang serta hakikat masyarakat dan dunia tempat generasi ifi liidnp.
Generativily ini bukan hanya terdapat pada orang tua (ayah dan ibu), tetapi terdapat pula pada individu-
individu yang secara aktif memikirkan kesejahteraan kaum muda serta berusaha membuat tempat
bekerja yang lebih baik untuk mereka hidup. Orang yang tidak berhasil mencapai gereralivily berarti ia
berada dalam keadaan self absorption dengan hanyr memutuskart perhatia’n kepada kebutuhan-
kebutuhan dan kesenang’an pribadinya saja.
8. Integrity vs Despair/Integritas
Pada tahap ini usaha-tisaha yang pokok pada individu sudah mendekati kelepgkapan, dan merupakan
masa-masa untuk menikmati pergaulan dengan cucu-cucu. Integrity timbul dari kemampupn individu
untuk melihat kembali kehidupannya yang lalu dengan kepuasan. Sedangkan kebalikannya adalah
despair, yaitu keadaan di mana individu yang menengok ke belakang dan meninjau kembali
kehidupannya masa lalu sebagai rangkaian kegagalan dan kehilangan arah, serta disadarinya bahwa jika
ia memulai lagi sudah terlambat.
Sebagai rekapitulasi dapat dinyatakan bahwa penahapan’ perkembangan • afektif manusia
merupakan perpaduan dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Perkembangan afektif
suatu tahap dapat berpengaruh secara positif maupun negatif terhadap tahap berikutnya. Jika anak
mencapai tahap ketiga yang bergaul dengan anak bukan hanya orang tuanya saja melainkan uiga orang
dewasa lainnya di sekolah, yaitu guru. Guru yang membimbing dan mengasuh peserta didiknya pada
berbagai aspek tingknt kelas perlu memahami dan menyadari sikap, kebutuhan dan perkembangan
mereka.

5. Jelaskan prinsip – prinsip perkembangan!


Jawaban :
Hurlock (1997: 29) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip perkembangan tersebut meliputi:
1. Perkembangan Melibatkan Adanya Perubahan: Perkembangan selalu ditandai adanya perubahan yang
bersifat progresif yang bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan
dengan cara realisasi diri dan pencapaian kemampuan genetik karena pertumbuhan dan perkembangan
merupakan istilah yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, perubahan dalam arti perkembangan
termasuk perubahan dalam ukuran, baik tinggi, berat badan, memori, penalaran, dan sebagainya.
Perubahan juga terjadi da|am proporsi, baik dalam bentuk tubuh maupun kemampuan. Perubahan juga
meliputi hilangnya ciri lama untuk mendapatkan ciri baru.
2. Perkembangan Awal Lebih Kritis dari Perkembangan Selanjutnya: Perkembangan merupakan proses
kontinum, di mana perkembangan sebelumnya akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Oleh
karena itu, kesalahan ataupun gangguan pada perkembangan awal akan terus mempengaruhi
perkembangan-perkembangan berikutnya. Sikap, kebiasaan, pola perilaku yang dibentuk pada tahun-
tahun pertama akan menentukan seberapa jauh individu dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan pada
tahap-tahap berikutnya. Demikian pula kegagalan dalam tugas perkembangan sebelumnya akan
mempengaruhi penyesuaian terhadap tugas perkembangan selanjutnya.
3. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar: Dalam kehidupan sering sulit
dibedakan perubahan yang merupakan hasil belajar dengan perubahan karena kematangan. Hasil antara
keduanya sering terintegrasi, hanya dapat ditandai bahwa perubahan karena belajar diperoleh dengan
usaha sadar atau latihan.
4. Pola Perkembangan dapat Diramalkan, Walaupun pola yang dapat diramalkan ini dapat diperlambat
dan dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pra lahir dan pasca lahir.
5. Pola Perkembangan Mempunyai Karakteristik yang Dapat Diramalkan: Diramalkan, tidak hanya pola
perkembangan yang dapat diramalkan, tetapi juga karakteristik tertentu dari tingkat perkembangan juga
dapat diramalkan, baik dalam hal ukuran, dan kapan kematangan atau yang sering di sebut dengan masa
peka (masa yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan tertentu) akan muncul, perencanaan
pendidikan, persiapan untuk tahapan berikutnya, serta perencanaan pekerjaan maupun untuk
kepentingan adopsi.
6. Dalam Perkembangan, Ditemui Perbedaan Individual: Meskipun perkembangan manusia mengikuti
pola umum, tetapi tempo dan irama perkembangan bersifat individual, dalam pengertian kecepatan.
urutan perkembangan, serta kualitas kemampuan yang dapat dicapai setiap individu tidak sama, hal
tersebut menyangkut sifat manusia yang unik. Pemahaman terhadap perbedaan irama dan tempo yang
individual tersebut dapat dipakai untuk landasan dalam menentukan harapan yang berbeda, dasar
individualitas (perlakuan yang berbeda), serta kemungkinan yang mengharuskan pendidikan anak harus
bersifat perorangan.
7. Setiap Periode Perkembangan Mengandung Harapan Sosial: Penelitian membuktikan bahwa manusia
dapat mempelajari pola perilaku dan keterampilan tertentu dengan lebih baik dan berhasil pada usia
tertentu dibanding pada tingkat usia yang lain. Berdasarkan hal tersebut, kelompok sosial tertentu
kemudian mengharapkan setiap individu dalam kelompoknya dapat bersikap sama, dan mempunyai
kemampuan khusus yang sama pada tahapan perkembangan tertentu, itulah yang disebut dengan
”harapan sosial”. Harapan sosial sering pula dipakai oleh kelompok masyarakat sebagai cerita untuk
menetapkan apakah perkembangan seseorang termasuk perkembangan yang normal atau tidak.
8.  Setiap Bidang Perkembangan Mengandung Bahaya Sosial: Walaupun pola perkembangan bergerak
normal, selalu perlu diwaspadai adanya gangguan, baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun
lingkungan. Gangguan akan dapat mempengaruhi penyesuaian fisik, psikologis, maupun sosial.
Akibatnya, secara tidak sengaja memungkinkan anak mengubah pola perkembangan sehingga
menghasilkan daerah mendatar atau bahkan menurun pada grafik perkembangan anak. Jika tidak
diwaspadai, hal tersebut akan merugikan keseluruhan perkembangan anak.
9. Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya dan petensial. Bahaya tersebut terjadi baik fisik
maupun psikologis yang dapat mengubah pola perkembangan

Anda mungkin juga menyukai