Nama Nim
Muh. Ikhsan Fadli Nanlohy S.Kep 14420211009
Esra Lasganda Sitorus S.Kep 14420211017
Siti Patma Yunaningsi S.Kep 14420211016
Tri Dian Maisyarah S.Kep 14420211008
Anita Suwandi S.Kep 14420211034
Niska Umaternate S.Kep 14420211078
Nurmala S.Kep 14420211020
Fasrianti S.Kep 14420211021
Erlin Evo Mualia S.Kep 14420211019
CI INSTITUSI CI LAHAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupannya.
ASI terbukti mempunyai keunggulan yang tidak dapat digantikan oleh makanan
dan minuman manapun karena ASI mengandung zat gizi yang paling tepat,
lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat. (Saputri
& Desideria , 2020)
Proses menyusui idealnya dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi
yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya di 20-
30 menit setelah lahir. Itupun jika bayi tidak mengantuk akibat pengaruh obat
ataupun anastesi yang diberikan kepada ibu saat proses melahirkan. Di jam-jam
pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan menyusu
dengan baik Biasanya ibu yang tidak menyusui bayinya pada hari-hari pertama
menyusui disebabkan oleh kecemasan dan ketakutan ibu akan kurangnya
produksi ASI serta kurangnya pengetahuan ibu tentang proese menyusui.
Menyusui dini dijam-jam pertama kelahiran jika tidak dapat dilakukan oleh
akan menyebabkan proses menyusu tertunda, maka alternatif yang dapat
dilakukan adalah memerah atau memompa ASI selama 10-20 menit hingga bayi
dapat menyusu. Tindakan tersebut dapat membantu memaksimalkan reseptor
prolaktin dan meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui
oleh bayi, salah satu solusi dari ketidaklancaran ASI adalah pijat oksitosin.
Dimana pijat okstiosin dapat merangsang hormon prolaktin dan oksitosin
setelah melahirkan sehingga sangat berperan dalam produksi ASI (Yusarih,
2017)
Di rumah sakit umum Bahagia khusunya diruang nifas (perawatan cempaka
1) terdapat tiga pasien yang baru melahirkan secara SC dari hasil wawancara
dan observasi yang dilakukan kelompok didapatkan bahwa terdapat 2 post SC
ASI belum keluar setelah proses kelahiran bayinya. Selain itu, para ibu
mengatakan tidak mengetahui cara agar ASInya dapat berproduksi.
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk melakukan
pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara di Ruang perawatan
cempaka 1 RSU. Bahagia, Makassar
B. TUJUAN
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, peserta dapat
mengetahui informasi tentang pijat ositosin terkait :
1. Pengertian perawatan payudara
2. Tujuan perawatan payudara
3. Manfaat perawatan payudara
4. Langkah-langkah perawatan payudara
C. TOPIK PEMBAHASAN
1. Menjelaskan pengertian perawatan payudara
2. Menjelaskan tujuan perawatan payudara
3. Menjelaskan manfaat perawatan payudara
4. Menjelaskan langkah-langkat perawatan payudara
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. MEDIA
1. Benner
2. Leafleat / brosur
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu
1 Pendahuluan
Memberi salam Menjawab salam 5 mnt
Memberi pertanyaan apersepsi Memberi salam
Mejeleaskan pokok bahasan Menyimak
Mengkomunikasikan tujuan Menyimak
2 Kegiatan Inti
Menjelaskan Pengertian perawatan Menyimak
payudara
Menjelaskan tujuan perawatan
payudara 20 mnt
Menjelaskan manfaat perawatan
payudara
Menjelaskan Langkah-langkah
perawatan payudara
Memberikan Kesempatan keluarga Bertanya
bertanya
Memberikan kesempatan perawat
untuk menjawab pertanyaan Memperhatikan
3 Penutup
Menyimpulkan materi penyuluhan Memperhatikan
bersama perawat
Memberikan evaluasi secara lisan Menjawab
Memberikan salam penutup
G. Setting Tempat
Keterangan:
: Peserta penyuluhan
: Fasilitator
: Observer
: Penyaji
: Moderator
H. Pengorganisasian
1. Moderator : Muh. Iksan Fadli Nanlohi
2. Penyaji : 1.
2.
3.
4.
3. Observer : 1.
2.
4. Dokumentasi : 1.
2.
I. Rencana Evaluasi
J. Lampiran Materi
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS
A. Pengertian
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara yang
dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi darah
dan mencegah tersumbatnya saluran payudara sehingga memperlancar
pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai sedini mungkin,
yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari. (Saleha, 2019)
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan
untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum (Saryono, 2019).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara ibu
setelah melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan
saat merawat payudara agar ASI keluar dengan lancar (Suririnah,2017).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang dilakukan oleh
ibu pasca melahirkan sebagai upaya untuk memelihara kesehatan payudara dan
membantu memperlancar produksi ASI.
B. Manfaat dan tujuan perawatan payudara
Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini mungkin selama
kehamilan dalam upaya mempersiapkan bentuk dan fungsi payudara sebelum
terjadi laktasi.Jika persiapan kurang dapat terjadi gangguan penghisapan pada
bayi akibat ukuran puting yang kecil atau mendelep. Akibat lain bisa terjadi
produksi Asi akan terlambat serta kondisi kebersihan payudara ibu tidak
terjamin sehingga dapat membahayakan kesehatan bayi. Dipihak ibu, akibat
perawatan yang kurang pada saat persalinan ibu belum siap menyusui sehingga
jika bayi disusukan ibu akan merasakan geli atau perih pada payudaranya.
Tujuan perawatan payudara adalah :
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk kebutuhan
bayi
4. Dengan perawatan payudara yang baik ibu tidak perlu khawatir bentuk
payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
5. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet
sewaktu dihisap oleh bayi.
6. Melancarkan aliran ASI
7. Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat dikeluarkan
sehingga siap untuk disusukan kepada bayinya