Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Tingkat III DIII-Kebidanan

1. Adwiyawati S. Batiti

2. Dwi Rahayu Julisty Muslim

3. Ni Made Padmiasih

4. Pebrianti R. Harun

5. Putri Amun Arsyad

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

PROGRAM STUDI DIII-KEBIDANAN

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas segala nikmat dan rahmat-Nya Tuhan


yang maha pengasih dan penyayang Allah SWT karena dengan izin dan
kuasanyalah kami masih bisa diberikan kesehatan, panjang umur serta kemudahan
yang luar biasa sehingga dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Kebutuhan
Gizi Ibu Hamil” dengan baik. Tak lupa pula salawat serta salam penulis panjatkan
kepada baginda nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya yang telah membawa
manusia dari zaman kegelepan menuju zaman yang terang benderang, dan Insyaa
Allah syafaatnya bisa sampai kepada kita semua yang masih taat terhadap
perintahnya, Aamiin.
Demikian dan terimakasih.

Gorontalo, 28 Juli 2021

Penulis
Lampiran I

Biodata Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Anggota

1. Nurnaningsih Ali Abdul, S.SiT.,M.Keb Dosen

2. Juli Gladis Claudia S.ST,M.Kes Dosen

3. Adwiyawati S. Batiti Mahasiswa

4. Dwi Rahayu Julisty Muslim Mahasiswa

5. Ni Made Padmiasih Mahasiswa

6. Pebrianti R. Harun Mahasiswa

7. Putri Amun Arsyad Mahasiswa

Lampiran 2

Gambaran Penerapan Pengabmas yang dilakukan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang

dilakukan dengan pengirim pesan yang dilakukan dengan pengiriman pesan,

menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahun dan

mengerti, tetapi juga mau dan mampu melakukan anjuran yang ada dimaksud

dengan kesehatan.

. Secara khusus, kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang

dilaksanakan ini adalah bertujuan untuk memperoleh masukan nyata bagi


pengembangan kurikulum di Poltekkes Kemenkes Gorontalo, agar kurikulum

yang diterapkan lebih relevan dengan kebutuhan pembangunan.

Salah salah satu bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan adalah

melakukan penyuluhan mengenai Kebutuhan Gizi Ibu Hamil.

Lampiran 3

Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Pengabmas

Lokasi pelaksanan pengabmas

Lampiran 4

Rencana Anggaran Biaya

NO URAIAN KEGIATAN
TOTAL
1 MASKER 5 DOS Rp 60.000 Rp 300.000
2 HS 50 BUAH Rp 7.500 Rp 375.000
3 KONSUMSI RINGAN 50 BUAH Rp 10.000 Rp 500.000
4 UANG PAK KADES 1 ORG Rp 100.000 Rp 100.000
5 SPANDUK 1 BUAH Rp 75.000 Rp 75.000
6 TRANSPORT PESERTA 30 BUAH Rp 35.000 Rp 1.050.000
7 BUAH 1 PKT Rp 65.000 Rp 65.000
8 AIR MINERAL 3 DOS Rp 5.000 Rp 15.000
PLASTIK TEMPAT
9 MASKER HS 1 BUAH Rp 5.000 Rp 5.000
10 HS 1 BOTOL Rp 25.000 Rp 25.000
11 TISUE 1 BUAH Rp 18.000 Rp 18.000
Rp 2.528.000

Lampiran 5

Satuan Acara Penyuluhan


Topik : Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Sasaran : Ibu hamil

Tempat :

Tanggal :

Waktu : 60 Menit

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pengetahuan ibu hamil

tentang gizi bertambah dan agar kebutuhan gizi ibu hamil terpenuhi

II. Tujuan Instruksional khusus

Setelah diberikan penyuluhan Ibu Hamil mampu

1 Mengetahui Nutrisi yang diperlukan baik saat perencanaan

kehamilan dan periode kehamilan.

2 Mengetahui Makanan untuk Ibu Hamil

III. Materi : Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

1 Nutrisi yang diperlukan saat Perencanaan Kehamilan dan Periode

Kehamilan

2 Makanan untuk ibu hamil

IV. Metode

Ceramah dan tanya jawab

V. Media

Lembar Balik
VI. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Tahap Kegiatan Media Metode

1. 5 menit Pembukaan 1.    Salam Pembuka Ceramah

2.    Perkenalan Diri

2. 30 menit Proses 1.     Penyampaian Materi -Lembar Ceramah

Menjelaskan tentang: Balik dan Tanya

Makanan untuk ibu powerpoint Jawab

hamil

2.      Tanya Jawab

Memeberikan

kesempatan kepada

peserta untuk bertanya

3. 10 menit Evaluasi 1.      Memberikan Pertanyaan Bertanya

kepada peserta

4. 5 menit Penutup Menyimpulkan

Salam

Penutup
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian dan kesakitan ibu masib merupakan masalah Kesehatan

yang serius di negara berkembang. Menurut laporan WHO tahun 2014

Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat

yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000

jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia

214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran

hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000

kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39

per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data tersebut, AKI di Indonesia

masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Data Survei

Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 AKI kembali menujukkan

penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup

(Khadijah,2018).

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu

serta perubahan sosial di dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan

berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup

bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi

masalah. Pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk

memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi

ibu dengan kehamilan normal.

Kehamilan merupakan proses yang fisiologis, namun kehamilan

yang normal dapat berubah menjadi patologis/abnormal. Risiko kehamilan

bersifat dinamis, karena ibu hamil yang normal secara tiba-tiba dapat

menjadi berisiko tinggi. Kehamilan risiko tinggi menurut Poedji Rochjati

adalah kehamilan dengan satu atau lebih satu faktor risiko, baik dari pihak

ibu maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik

bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat

Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai risiko

mengalami penyulit atau komplikasi. Pelayanan antenatal harus dilakukan

secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan antenatal yang

berkualitas. Pelayanan antenatal sangat diperlukan tiap

ibu hamil karena keadaan ibu hamil banyak mempengaruhi kelangsungan

kehamilan dan pertumbuhan janin dalam kandungannya. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut di atas, maka pelayanan antenatal di fasilitas

kesehatan pemerintah maupun swasta dan praktik perorangan/kelompok

perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu. Upaya promotif,

preventif, sekaligus kuratif dan rehabilitatif, yang meliputi pelayanan KIA,

gizi, pengendalian penyakit menular (imunisasi, HIV/AIDS, TB, Malaria,

penyakit menular seksual), penanganan penyakit kronis serta beberapa


program lokal dan spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan program.

Pentingnya Ante Natal Care (ANC) terpadu dalam pemeriksaan ibu hamil

diharapkan dapat dilakukan sesuai standar minimal asuhan antenatal yang

dilaksanakan secara berkesinambungan dan menyeluruh sehingga mampu

mendeteksi dan menangani risiko tinggi pada ibu hamil (Nuraisya, 2018).

Penentuan status gizi (PSG) sangat penting pada tumbuh kemang

bayi balita,tujuan dari penentuan status gizi itu sebagai awal perbaikan gizi

di suatumasyarakat kususnya ibu hamil agar kebutuhan gizi bayi

balita terpenuhi (Kemenkes RI, 2017).

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari

pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah “Bagaimanakah

pelaksanaan, penyuluhan mengenai Kebutuhan Gizi Ibu Hamil?”

C. Tujuan Kegiatan

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang gizi

bertambah dan agar kebutuhan gizi ibu hamil terpenuhi

D. Manfaat Kegiatan

1. Bagi Ibu Hamil

Meningkatkan pengetahuan mengenai Kebutuhan Gizi Ibu

Hamil.

2. Bagi Mahasiswa

Mengaplikasikan teori mengenai Kebutuhan Gizi Ibu

Hamil.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hubungan Status Gizi Sebelum Lahir Dengan BBL

Telah diketahui bahwa status gizi ibu berperan sangat penting

terhadap status gizi dan kesehatan bayi. Ibu yang kurang gizi akan

menyebabkan janin mengalami gangguan pertumbuhan dan fungsi

plasenta yang direfleksikan oleh berat dan ukuran plasenta yang relatif

lebih kecil. Kurang gizi pada ibu akan mengurangi ekspansi volume

darah yang mengakibatkan pemompaan darah dari jantung (cardiac

output) yang tidak mencukupi. Hal tersebut mengurangi aliran darah ke

plasenta dan berdampak pada ukuran plasenta yang tidak optimal dan

mengurangi pengangkutan zat gizi ke janin, sehingga berakibat

pertumbuhan bayi yang terhambat (fetal growth retardation). Status gizi

ibu dapat diukur melalui tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT)

prahamil, pertambahan berat badan selama kehamilan, dan kadar

hemoglobin (Hb) ibu.

Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan secara langsung

memengaruhi berat badan lahir dan dipengaruhi oleh berbagai faktor,

antara lain status gizi prahamil dan faktor sosiodemografi. Beberapa

penelitian di Indonesia menyatakan berat badan prahamil yang rendah

berkorelasi dengan pertambahan berat badan selama kehamilan yang

rendah.
Status gizi ibu sebelum kehamilan sangat mempengaruhi

pertumbuhan janin dalam kandungan, bila status gizi ibu baik pada

sebelum hamil maka akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan

dengan berat badan normal. Perempuan yang mengalami kekurangan gizi

sebelum hamil atau selama minggu pertama kehamilan memiliki resiko

lebih tinggi melahirkan bayi yang mengalami kerusakan otak dan sumsum

tulang karena pembentukan sistem saraf sangat peka pada 2-5 minggu

pertama. Ketika seorang perempuan mengalami kekurangan gizi pada

trimester terakhir maka cenderung akan melahirkan bayi dengan berat

badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram),hal ini dikarenakan pada

masa ini janin akan tumbuh dengan sangat cepat dan terjadi penimbunan

jaringan lemak. (Khulafa’ur, dkk. 2015)

Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menetukan kualitas

sumber daya manusia masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat

ditentukan kondisinya dimasa janin dalam kandungan. Dengan demikian

jika keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil baik, maka janin yang

dikandungnya akan baik juga dan kesehatan ibu saat melahirkan akan

terjamin. (Pramudieta, 2019)

B. Perencanaan Kehamilan dan Periode Kehamilan

1. Perencanaan Kehamilan

Berikut ini adalah beberapa jenis nutrisi yang perlu terkandung di

dalam makanan untuk perencanaan kehamilan:

a. Protein
Protein membantu memperbaiki sel dan jaringan tubuh

yang rusak serta mendorong produksi asam amino merupakan

pendukung pertumbuhan sel tubuh ibu dan janin. Selain itu, protein

juga meningkatkan jumlah darah dalam tubuh,

serta membantu jaringan rahim dan payudara berkembang

selama hamil nanti. Jumlah asupan protein yang direkomendasikan

untuk orang dewasa adalah 60–65 gram setiap harinya.

Asupan makanan yang mengandung protein bisa diperoleh

dari makanan laut (seafood), telur, tahu, tempe, susu, keju, yoghurt,

daging, dan kacang-kacangan, seperti kacang kedelai.

b. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting. Guna

memperbesar peluang hamil, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi

karbohidrat sebanyak 300–350 gram sehari. Agar lebih sehat,

pilihlah makanan untuk program hamil yang mengandung

karbohidrat kompleks atau karbohidrat yang bersumber dari

gandum utuh, buah-buahan, kentang, oatmeal, beras merah, dan

sayuran.

c. Vitamin

Memenuhi asupan vitamin harian sangat penting bagi tubuh,. Berikut

ini adalah beberapa jenis vitamin yang penting untuk mendukung

program hamil:
1) Vitamin A, untuk mendukung pertumbuhan gigi dan tulang,

memelihara kesehatan mata, serta meningkatkan daya tahan

tubuh. Rekomendasi asupan vitamin A harian adalah 600 RE.

Vitamin A bisa diperoleh dari wortel, bayam, ubi, brokoli, dan

jeruk.

2) Vitamin B1, untuk mengatur sistem saraf dan meningkatkan

energi. Rekomendasi asupan B1 harian adalah 1,1 mg dan

terkandung di dalam gandum utuh, telur, nasi, sayuran, dan

kacang-kacangan.

3) Vitamin B2, untuk menyehatkan kulit dan mata. Jumlah asupan

harian vitamin B2 yang direkomendasikan adalah 1,1 mg dan

dapat ditemukan di dalam daging merah, unggas, ikan, telur, dan

produk olahan susu.

4) Vitamin B3, untuk meningkatkan kesehatan pencernaan, saraf,

dan kulit. Rekomendasi asupan vitamin B3 harian adalah 14 mg

dan banyak terkandung di dalam kacang, telur, ikan, daging

merah, dan susu.

5) Vitamin B6, untuk membantu produksi sel darah merah.

Rekomendasi asupan vitamin B6 harian adalah 1,3–1,5 mg.

Vitamin B6 dapat ditemukan di hati, daging merah, ikan, ayam,

kacang kedelai, wortel, bayam, pisang, dan brokoli.

6) Vitamin B12, untuk pembentukan DNA dan dapat membantu

mencegah cacat tabung saraf (spina bifida). Rekomendasi


asupan vitamin B12 harian adalah 4 mikrogram dan terkandung

di dalam ikan, kerang, daging merah, telur, produk olahan susu,

daging ayam, dan hati.

d. Mineral

Beberapa jenis mineral yang terkandung dalam makanan atau

suplemen diketahui berperan dalam meningkatkan peluang hamil.

Jenis-jenis mineral yang dimaksud meliputi:

1) Kalsium, untuk membantu fungsi saraf dan otot, mencegah

penggumpalan darah, serta menyehatkan gigi dan tulang. Anda

dianjurkan untuk mengonsumsi kalsium sebanyak

1000–1200 mg setiap harinya. Kalsium banyak ditemukan di

susu, keju, yoghurt, ikan, dan sayuran berdaun hijau.

2) Zat besi, untuk mencegah bayi terlahir prematur atau lahir

dengan berat badan rendah, serta berperan penting dalam

produksi hemoglobin dan sel darah merah. Asupan harian zat

besi yang direkomendasikan adalah 18 mg dan terkandung di

dalam daging merah, bayam, dan kacang-kacangan.

3) Zinc atau seng, dapat memengaruhi ovulasi dan kesuburan pada

wanita serta produksi mani dan testosteron pada pria. Oleh

karena itu, pria dianjurkan memenuhi asupan zinc sebanyak 11

mg setiap harinya, sementara wanita 8 mg. Zinc terkandung di

dalam daging merah, gandum utuh, dan produk olahan susu.

e. Lemak
Tidak semua lemak itu jahat dan berbahaya bagi tubuh. Ada

beberapa lemak baik yang justru baik dikonsumsi sebagai makanan

untuk program hamil. Misalnya, asam lemak omega-3 dan omega-

6. Kedua asam lemak tersebut diperlukan untuk mendukung

tumbuh kembang janin. Lemak juga berperan penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan plasenta serta berbagai jaringan

tubuh janin, seperti otak dan mata janin.

Beberapa studi pun menyebutkan bahwa asupan lemak sehat yang

tercukupi selama hamil atau saat menjalani program hamil dapat

mengurangi risiko janin terlahir prematur atau lahir dengan berat

badan rendah.

Lemak baik tersebut bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi

ikan laut, minyak canola, minyak kacang, telur, dan minyak

kedelai.

f. Asam Folat

Mengonsumsi asam folat sebelum dan selama Anda hamil mampu

menurunkan risiko cacat tabung saraf pada janin hingga 50%. Tak

hanya itu, asam folat juga diduga membantu mengurangi

risiko preeklamsia dan menurunkan risiko janin menderita cacat

jantung, bibir sumbing, dan kelainan pembentukan mulut. ntuk

mempersiapkan kehamilan, disarankan mengonsumsi asam folat

sebanyak 400 mcg per hari. Asam folat ini juga terkandung dalam

kacang-kacangan, kacang polong, alpukat, sayuran berdaun hijau


(bayam, brokoli, asparagus), dan jeruk. Nutrisi dari makanan

tersebut berfungsi menjaga atau mempersiapkan tubuh Anda agar

selalu sehat dan bisa menjadi rumah yang baik bagi calon bayi

kelak.

Selain mengonsumsi makan dengan berbagai nutrisi tersebut,

Menemui dokter kandungan secara berkala guna mengetahui

apakah ada masalah terkait kesuburan atau hambatan dalam

menciptakan kehamilan

2. Periode Kehamilan

Asupan yang di konsumsi ibu hamil dapat berupa makanan dan

minuman yang mengandung zat energi, karbohidrat, protein dan

lemak. Kebutuhan akan makronutrien selama kehamilan diperlukan

akibat meningkatnya kebutuhan gizi ibu selama hamil untuk

memenuhi perubahan metabolik, fisiologi selama kehamilan dan

pertumbuhan janin didalam kandungan.

a. Energi

Energi merupakan sumber utama untuk tubuh. energi

berfungsi untuk mempertahankan berbagai fungsi tubuh seperti

sirkulasi dan sintesis protein, selain itu protein juga merupakan

komponen utama dari semua sel tubuh yang berfungsi sebagai

enzim, operator membran dan hormon. Aktivitas fisik dan

metabolisme tubuh juga memerlukan energi yang cukup. Konsumsi

gula yang berlebih selama masa kehamilan dapat dikaitkan dengan


kejadian kecil usia kehamilan yang berdampak pada lahirnya bayi

dengan BBLR. Meningkatnya usia kehamilan dapat mempengaruhi

metabolisme tubuh dan peningkatan kebutuhan kalori. Jika terjadi

pembatasan kalori atau energi pada ibu hamil trimester kedua dan

ketiga maka akan dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir

rendah. Banyaknya kalori yang dibutuhkan selama kehamilan

hingga melahirkan sekitar 80.000 Kkal atau membutuhkan

tambahan 300 Kkal sehari. Kebutuhan kalori tiap trimester sbb:

- Trimester I, kebutuhan kalori meningkat secara minimalis.

- Trimester II, kebutuhan kalori akan meningkat untuk

kebutuhan ibu yang meliputi penambahan volume darah,

pertumbuhan uterus, payudara dan lemak.

- Trimester III, kebutuhan kalori akan meningkat untuk

pertumbuhan janin dan plasenta.

b. Protein

Asupan protein selama kehamilan sangat diperlukan untuk

proses pertumbuhan janin dan proses embriogenesis agar bayi yang

dilahirkan dapat dilahirkan dengan normal. Asupan protein kurang

selama kehamilan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan

janin didalam kandungan yang mengakibatkan bayi lahir dengan

berat badan lahir rendah begitu juga sebaliknya kelebihan gizi juga

dapat diperoleh karenan asupan energi dan protein yang terlalu


banyak sehingga dapat menghambat plasenta dan pertumbuhan

janin dan juga dapat meningkatkan kematian janin.

Kekurangan nutrisi pada zat gizi protein dan energi pada ibu

hamil dapat mengurangi inti dari DNA dan RNA dan dapat

menganggu profil asam lemak sehingga transfer zat gizi ibu

kejanin menjadi terganggu. Ukuran otak juga berkurang pada

mekanisme ini sebagai akibat dari perubahan struktur protein,

konsentrasi faktor pertumbuhan dan produksi neurotransmiter.

Malnutrisi pada protein dan energi terjadi pada minggu ke 24–44

pasca konsepsi dapat terjadi di dalam uterus maupun di luar uterus

hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat.

Pertumbuhan janin terhambat ini juga berakibat pada buruknya

pertumbuhan kepala pada masa prenatal yang dapat berhubungan

dengan buruknya keluaran perkembangan saraf. Ibu hamil

membutuhkan sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih

banyak dari kondisi sebelum hamil. Kebutuhan protein bisa didapat

dari nabati maupun hewani. Sumber protein hewani seperti daging

tak berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti

tahu, tempe dan kacang-kacangan. Protein digunakan untuk:

Pembentukan jaringan baru, baik plasenta dan janin, Pertumbuhan

dan diferensiasi sel, Pembentukan cadangan.

c. Lemak
Lemak khususnya Omega 3 dan Omega 6 sangat pernting

untuk pertumbuhan janin dan terjadi peningkatan berat badan lahir

118 gram, 0,57 cm pada panjang badan dan 0,20 pada lingkar

kepala jika ibu hamil mengkonsumsinya. Asupan lemak berlebihan

seperti minyak dan daging rendah lemak bila dikonsumsi oleh ibu

ketika hamil akan dapat mengganggu pertumbuhan bayi yang akan

dilahirkan sehingga bayi yang dilahirkan memiliki berat badan

lahir tidak normal.

Lemak memiliki peranan utama untuk menyediakan energi

metabolik, hasil dari matabolisme lemak dapat berupa asam lemak.

Asam lemak dapat dibagi menjadi asam lemak jenuh dan asam

lemak tak jenuh. Pertumbuhan janin didalam kandungan

membutuhkan asam lemak tak jenuh seperti Docosahexaenoic acid

(DHA) dan Arakhidonat acid (AA). AA dan DHA merupakan

asam lemak rantai panjang tak jenuh yang sangat penting yang

berasal dari membaran lipid dan sangat berguna untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin didalam kandungan.

Pertumbuhan janin sangat tergantung pada hasil metabolisme

tubuh yang ditransfer melalui plasenta untuk memenuhi kebutuhan

ibu selama hamil dan nutrisi janin untuk tumbuh dan berkembang

sehingga bayi yang dilahirkan dapat memiliki berat badan lahir

normal. (Syari, dkk. 2015).

d. Karbohidrat
Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama

kehamilan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin adalah

karbohidrat. Jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat

kompleks seperti roti, serelia, nasi dan pasta. Karbohidrat

kompleks mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan

asupan serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.

e. Asam Folat

Asam Folat dibutuhkan untuk membangun sel dan sistem syaraf

janin. Saat trimester pertama janin akan membutuhkan 400

mikrogram asam folat per hari. Dan apabila tidak terpenuhi, akan

membuat perkembangan janin tidak sempurna (anenchephaly

(tanpa batok kepala), bibir sumbing dan menderita spina bifida /

kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung. Kandungan

asam folat bisa diperoleh dari buah-buahan, beras merah, kacang-

kacangan dan beragam sayuran hijau.

f. Kalsium

Berfungsi untuk pembentukan gigi dan tulang janin di dalam

kandungan dan mencegah osteoporosis pada ibu hamil. Sumber zat

kalsium diantaranya adalah susu dan produk olahan susu lainnya.

g. Vitamin

Vitamin Ibu hamil membutuhkan lebih banyak vitamin

dibandingkan wanita yang tidak hamil. Kebutuhan vitamin


diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan

janin serta proses diferensiasi sel. Kebutuhan vitamin meliputi:

1) Asam folat

Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan

penting dalam perkembangan embrio. Asam folat juga

membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak

dan tulang belakang. Kekurangan asam folat dapat

menyebabkan kehamilan prematur, cacat bawaan, anemia, bayi

dengan berat badan lahir rendah (BBLR), dan pertumbuhan

janin teganggu. Asam folat dapat didapatkan dari suplemen

asam folat, sayuran berwarna hijau, jeruk, buncis,

kacangkacangan dan roti gandum.

2) Vitamin A untuk penglihatan, imunitas pertumbuhan dan

perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A menyebabkan

kelahiran prematur dan berat badan lahit rendah. Sumber

vitamin A antara lain: buah-buahan, sayuran warna hijau atau

kuning, mentega, susu, kuning telur dan lainnya.

3) Vitamin B Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam

pantotenat yang dibutuhkan untuk membantu proses

metabolisme. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk

membentuk DNA dan sel-sel darah merah. Vitamin B6

berperan dalam metabolism asam amino.

4) Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan

dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen serta

menghantarkan sinyal ke otak. Vitamin C juga membantu

penyerapan zat besi di dalam tubuh. Ibu hamil disarankan

mengonsumsi 85 miligram per hari. Sumber vitamin C didapat

dari papaya, jeruk, strawbery, jambu biji dan brokoli.

5) Vitamin D

Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu

penyerapan kalsium dan fosfor. Mineralisasi tulang dan gigi

serta mencegah osteomalacia pada ibu. Sumber vitamin D

terdapat pada susu, kuning telur dan dibuat sendiri oleh tubuh

dengan bantuan sinar matahari.

6) Vitamin E

Vitamin E berfungsi untuk pertumbuhan sel dan jaringan serta

integrase sel darah merah. Selama kehamilan wanita hamil

dianjurkan mengonsumsi 2 miligram per hari.

7) Vitamin K

Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan

pendarahan pada bayi, pada umumnya kekurangan vitamin K

jarang terjadi, karena vitamin K terdapat banyak pada banyak

jenis makanan dan dapat juga disintesis oleh bakteri usus.

h. Mineral
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak mineral

dibandingkan sebelum hamil. Kebutuhan mineral diperlukan untuk

mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses

diferensiasi sel. Kebutuhan mineral antara lain:

1) Zat besi

Zat besi akan meningkat 200-300 miligram dan selama

kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040 miligram. Zat besi

dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin. Yaitu protein di

sel darah merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan

tubuh. Defisiensi zat besi akan berakibat ibu hamil mudah

lelah dan rentan infeksi. Resiko persalinan prematur dan berat

badan bayi lahir rendah. Efek samping dari zat besi adalah

konstipasi dan nausea (mual muntah). Zat besi dapat

ditemukan pada daging, ikan kerang, unggas, sereal, dan

kacangkacangan.

2) Zat seng

Zat seng digunakan untuk pembentukan tulang selubung saraf

tulang belakang. Resiko kekurangan seng menyebabkan

kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir rendah.

Kebutuhan seng pada mengandung zat seng antara lain:

kerang, daging, kacangkacangan, sereal.

3) Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang

dan gigi, membantu pembuluh darah berkontraksi dan

berdilatasi, serta mengantarkan sinyal saraf. Kontraksi otot dan

sekresi hormon. Kebutuhan kalsium di dapat dari teri, susu,

udang, sarden, sayuran hijau dan youghurt.

4) Yodium

Ibu hamil dianjurkan mengonsumsi yodium sekitar 200

miligram dalam bentuk garam beryodium. Kekurangan yodium

dapat menyebabkan hipotirodisme yang berkelanjutan menjadi

kretinisme.

5) Fosfor

Fosfor berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin serta

kenaikan metabolism kalsium ibu. Kekurangan fosfor akan

menyebabkan kram pada tungkai.

6) Flour

Flour diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tulang dan gigi.

Kekurangan flour terdapat dalam air minum.

7) Natrium

Natrium berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat

cairan dalam jaringan sehingga memengaruhi keseimbangan

cairan tubuh pada ibu hamil. Kebutuhan natrium meningkat

seiring dengan meningkatnya kerja ginjal. Kebutuhan natrium

ibu hamil sekitar 3,3 gram per minggu.


C. Makanan untuk Ibu Hamil

Pertumbuhan dan perkembangan anak ditentukan oleh kondisi

janin saat didalam kandungan dan asupan gizi makanan ibu selama

kehamilan. Ibu dengan asupan makanan dengan status gizi baik pada saat

hamil maka akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat

badan normal. Sebaliknya ibu dengan status gizi kurang saat hamil akan

mengalami gangguan pertumbuhan dan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR).

Kebutuhan gizi ibu selama hamil lebih tinggi dibandingkan

kebutuhan gizi ibu sebelum hamil, begitu juga saat usia kehamilan

bertambah maka makin tinggi pula jumlah zat gizi yang dibutuhkan.

Asupan gizi yang optimal yang disesuaikan dengan usia kehamilan

diperlukan untuk mencapai kehamilan yang sehat. Pada trimester I terjadi

pertambahan jumlah sel dan pembentukan organ, serta pertumbuhan otak

dan sel saraf sebagian besar berlangsung selama trimester I. Untuk

menunjang proses ini diperlukan asupan zat gizi terutama protein, asam

folat, vitamin B12, zink, dan Iodium. Tambahan energi dan protein pada

trimester I ini sebesar 100 kalori dan 17 gram protein. Semua zat gizi

yang dibutuhkan tersebut harus dicukupi sebagai persiapan untuk

pertumbuhan yang lebih cepat pada trimester berikutnya, karena pada

trimester I ini pertumbuhan janin belum pesat. Pada trimester II dan

trimester III, pertumbuhan janin cukup pesat mencapai 90% dari seluruh

proses tumbuh kembang selama kehamilan. Zat gizi yang dibutuhkan


untuk menunjang proses tersebut adalah protein, zat besi, kalsium,

magnesium, vitamin B komplek, serta asam lemak omega 3 dan omega 6.

(Fitriah, dkk. 2018)

Jenis makanan ibu hamil sesuai dengan usia kehamilannya dalam

sehari, seseorang makan utama sebanyak tiga kali dan memakan makanan

selingan sebanyak dua kali. Namun untuk ibu hamil, kebutuhan gizi per

harinya disesuaikan dengan usia kehamilannya. Hal ini dikarenakan

adanya perkembangan dan pertumbuhan janin.

1. Pada trimester pertama, seorang ibu hamil membutuhkan tambahan

energi sebanyak 180 Kkal, 20 gram protein, 6 gram lemak dan 25

gram karbohidrat. Dengan demikian, kebutuhan gizi per hari seorang

ibu hamil dapat disetarakan dengan sebuah biskuit ukuran besar,

sebuah telur ayam rebus, dan setengah gelas susu sapi segar. Pada

umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat

badan. Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan

muntah. Untuk itu dianjurkan porsi makanan kecil tetapi sering.

2. Pada trimester II Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang

diberikan: 3x sehari di tambah 1x makanan selingan. Hidangan lauk

pauk hewani seperti: telur, daging. Teri, hati sangat baik dan

bermanfaat untuk menghindari kurang darah. Pada trimester 2 dan 3,

ibu hamil membutuhkan tambahan 300 Kkal, 20 gram protein, 10

gram lemak, dan 40 gram karbohidrat. Jumlah tersebut setara dengan

sebutir telur ayam rebus dan semangkuk bubur kacang hijau yang
terdiri dari 5 sendok makan kacang hijau, seperempat gelas santan dan

1 sendok makan gula merah (Kemenkes, 2014; Oktriyani, Muhammad

Juffrie, 2014)

3. Pada Trimester III : Makanan harus disesuaikan dengan keadaan

badan ibu. Bila ibu hamil mempunyai berat badan kelebihan, maka

makanan pokok dan tepungtepungan dikurangi, dan memperbanyak

sayur sayuran dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit.

Untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan

aktifitas defisiensi janin maka ibu dalam keadaan hamil cukup

mendapat makanan bagi dirinya sendiri maupun bagi janinya.

Makanan yang bias dikonsumsi ibu hamil berguna juga dalam rangka

memudahkan kelahiranya dan untuk produksi Air Susu Ibu (ASI).

Bagi bayi yang akan dilahirkan.

Berikut merupakan beberapa jenis makanan dan minuman untuk ibu

hamil :

1. Trimester I

a. Bihun Ayam Berkuah

b. Rujak Gobet

c. Pepes Tahu Jamur

d. Pastel Kentang Sayur Panggang

e. Pasta Ikan Sayur


f. Singgang Ayam

g. Sayur Bayam Gurih

h. Bola-Bola Kismis

2. TRIMESTER II

a. Bubur Ikan

b. Jus Semangka Stroberi

c. Pai Keju Mini

d. Soto Sulung

e. Perkedel Tempe Ebi

f. Setup Nanas Jeruk

g. Pizza Roti Sayur

h. Sup Udang Pedas

i. Tumis Pare Tempe

j. Sayur Ulang-Ulang

3. Trimester iii

a. Nasi Goreng Kuning

b. Agar-Agar Tabur Buah

c. Oseng Daging Pedass


d. Tumis Kembang Tahu Brokoli

e. Lassi Pisang Kiwi

f. Tahu Sayuran Kukus

g. Sayur Bening Dua Labu

h. Es Rumput Laut

i. Sup Krim Kentang Wortel (Hardiman I, Asmoro Y, 2014)


BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan Kegiatan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya sekaligus terlaksananya penyuluhan mengenai

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil.

2. Tujuan Khusus

a. Agar ibu hamil mengetahui Nutrisi yang diperlukan saat

hamil

b. Agar ibu hamil mengetahui makanan yang dapat membantu

pemenuhan gizi saat hamil.

B. Manfaat Kegiatan

1. Bagi masyarakat
Kegiatan ini dapat membantu pihak masyarakat khususnya,

ibu hamil dalam memperoleh informasi mengenai Nutrisi dan

makanan yang dapat membantu pemenuhan gizi saat hamil.

2. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan wawasan dan keterampilan.

C. Sasaran

Sasaran dari penyuluhan ini ditujukan untuk ibu hamil

daerah setempat.

D. Metode Kegiatan

1. Persiapan

Mengkoordinasikan kegiatan sekaligus meminta kesediaan Ibu

Hamil Untuk dapat bergabung melalui Link yang dibagikan.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan dalam satu kali secara online.

3. Pemantauan

Pemantauan kegiatan dilakukan selama kegiatan berlangsung.

4. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan berupa proses dari

kegiatan penyuluhan Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

E. Keterkaitan

Kegiatan ini dilaksanakan atas kerja sama antara Mahasiswa

Kebidanan Program Studi DIII Kebidanan dengan Pemerintah


F. Jadwal Pelaksanaan

1. Lokasi dan waktu

a. Lokasi

b. Waktu

Waktu kegiatan direncanakan pada hari

2. Karakteristik

Dalam kegiatan penyuluhan Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

G. Anggaran

Jumlah anggaran dalam kegiatan ini adalah Rp.

DAFTAR PUSTAKA

Augustine MN, Sulandjari S. Peningkatan pengetahuan gizi prakonsepsi dengan

buku saku berbasis android dalam pembinaan pranikah di kua gresik.

Jurnal Pangan Kesehatan Dan Gizi. 2021: 1(2). 39

Anggraini NN, Anjani RD. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Pada Masa Pandemi

Covid-19. Jurnal Pangan dan Gizi, 2021: 11 (1)

Doloksaribu LG, Simatupang AM. Pengaruh konseling gizi prakonsepsi

terhadap pengetahuan dan sikap wanita pranikah di kecamatan batang

kuis. Jurnal Pangan dan Gizi, 2019: 8 (1)

Fitriah AH, Supariasa ID, Riyadi BD, Bakri B. Buku praktik gizi ibu hamil.

Malang: Media Nusa Creative. 2018: 16-7


Hardiman I, Asmoro Y. Supor food untuk ibu hamil. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. 2014: 8, 30, 56

Ilmiani TK, Anggraini DI, Hanriko R. Hubungan pengetahuan gizi ibu hamil

terhadap peningkatan berat badan selama kehamilan di puskesmas

bandar lampung. Majority. 2020: 9 (1)

Imelda F, Wiji RN. Asupan zat gizi makro dan kenaikan berat badan selama

hamil terhadap luaran kehamilan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2018: 15

(2). 67

Indraswari R, Kusumawati A. Gambaran pengetahuan kader kesehatan

mengenai gizi ibu hamil. Jurnal Promkes. 2018: 6 (2). 209

Khulafa’ur L, Betristasia P, Amnah R. Hubungan status gizi ibu hamil dengan

bayi berat badan lahir rendah ( bblr ) di rsud gambiran kota kediri.

Jurnal kebidanan dharma husada. 2015: 4 (1). 2

Mamuroh L, Sukmawati, Widiasih R. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi

selama kehamilan pada salah satu desa di kabupaten garut. Jurnal

ilmiah Keperawatan sai Betik. 2019: 15(1). 67

Metasari AR, Kasmiati, Pengetahuan dan status ekonomi Berhubungan

terhadap status gizi ibu Hamil di puskesmas watampone. Jurnal JKFT:

Universitas Muhamadiyah Tangerang. 2020: 5 (2)

Mulyana RS, Widyasih H, Purnamaningrum YE. Gambaran status gizi ibu hamil

trimester I. Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak. 2015: 8 (2)


Pramudieta E, Mulyani E, Safriana RE, Rachmawati A. Hubungan Status Gizi

Ibu Saat Hamil Dengan Berat Lahir Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas

Pegantenan Pamekasan. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia. 2019: 7

(3)

Pratiwi IG, Hamidiyanti BY. Edukasi tentang gizi seimbang untuk ibu hamil

dalam pencegahan dini stunting. Jurnal Pengamas Kesehatan Sasambo,

2020: 1(2)

Rukmana SC, Kartasurya MI. Hubungan asupan gizi dan status gizi ibu hamil

trimester iii dengan berat badan lahir bayi di wilayah kerja puskesmas

suruh kabupaten semarang. Journal of Nutrition College. 2014: 3(1)

SolehaN, Astriana, dan Amirus K. Pemberian jus buah naga mempengaruhi

kadar hemoglobin pada ibu hamil. Jurnal Kebidanan. 2020: 6 (3). 337

Syari M, Serudji J, Mariati U. Peran asupan zat gizi makronutrien ibu hamil

terhadap berat badan lahir bayi di kota padang. Jurnal kesehatan andalas.

2015: 4 (3)

Anda mungkin juga menyukai