Anda di halaman 1dari 4

A.

Aktivitas fisik dan kesehatan anak pra sekolah


Kebutuhan fisik anak usia prasekolah bisa dipenuhi dengan menari, senam, jungkir balik,
dan kegiatan. Bermain-main di halaman atau taman bermain secara teratur juga merupakan
aktivitas olahraga. Di lingkungan Anda mungkin tersedia olahraga yang menyenangkan,
tetapi secara umum olahraga harus ditunda hingga usia sekolah. Perlu diperhatikan bahwa
les untuk anak harus disesuaikan dengan perkembangannya. sebagian besar anak prasekolah
seharusnya belum mengikuti les balet profesional atau ingin menjadi balerina. Sekarang
merupakan saat untuk mengembangkan koordinasi dan sikap yang positif terhadap olahraga.
Les yang bertujuan agar anak dapat tampil di muka umum tepat untuk mereka. Begitu juga
dengan olahraga yang memerlukan kostum dan peralatan yang mahal. biarkan anak banyak
membantu, berlari, jungkir balik sederhana, dan latihan keseimbangan. Meniru gerakan
binatang merupakan bagian dari latihan; alat musik juga bisa digunakan; belajar
membedakan kanan dan kiri, menghitung serta mengenal arah juga merupakan komponen
yang penting.
Pembelajaran khusus meliputi belajar musik, bahasa asing, membaca cerita, komputer,
permainan ilmiah, serta seni dan kerajinan tangan. Meski guru musik terdahulu
menyarankan agar pengajaran alat musik sebaiknya ditunda hingga anak berusia tujuh atau
delapan tahun, metode pendekatan Suzuki dalar mengajarkan piano dan biola menilai sangar
untuk anak usia prasekolah efektif. Mereka belajar bukan dengan menggunakan not but but
with listening dan mengulang irama musik. Orang tua harus memahami bahwa metode
tersebut memerlukan keterlibatan orangtua di dalamnya.
Pendekatan lain dalam mengajarkan musik bagi anak prasekolah dapat membantu mereka
merespons ketukan, nada, dan notasi. Penelitian terbaru berkaitan dengan pembelajaran
musik pada anak prasekolah, termasuk di dalamnya keyboard dan kelompok paduan suara,
terbukti dapat meningkatkan spasial mereka. Kemampuan spasial kelak sangat membantu
dalam bidang matematika. Riset belum dapat memperkirakan apakah kemampuan spasial
yang didapat tersebut bersifat permanen. Pelajaran bahasa asing pada masa prasekolah
mengikuti pola pelajaran musik suzuki. Anak belajar bahasa dengan mendengarkan, meniru,
bernyanyi, dan bermain. Aksen lebih mudah dipelajari pada usia ini.
Perpustakaan biasanya menyediakan waktu membaca cerita untuk anak-anak, dan kini
toko buku juga menyediakan fasilitas yang sama. Anak-anak suka mendengarkan cerita.
beberapa meminta orangtua menemani mereka, sementara lainnya mengharapkan agar anak-
anak tidak ditunggui. Mendengarkan cerita memperkenalkan mereka dengan dunia sastra
dan melihat-lihat buku di perpustakaan sambil menunggu dibacakannya cerita merupakan hal
yang menyenangkan dan menenangkan bagi mereka.
Pelajaran komputer bagi anak prasekolah juga bisa menjadi hal yang menyenangkan.
Memperkenalkan teknologi sejak dini akan memudahkan mereka untuk menyesuaikan diri
dengan dunia teknis di sekitar. Jangan heran jika ternyata Andalah yang belajar teknologi
baru dari anak Anda. Segala hal yang bersifat otomatis bagi anak mungkin masih membuat
orangtua, guru, kakek, dan nenek canggung karena tak terbiasa dengan hal tersebut.
Adapaun aktifitas fisik yang dapat diberikan dan dilakukan pada anak pra sekolah antara
lain :
1. Berikan mainan yang mendidik.
2. Membaca, berbicara, dan menjawab pertanyaan anak.
3. Bermain sambil belajar.
4. Manfaatkan televisi dan komputer secukupnya.
5. Melaksanakan pembelajaran pada usia tig a tahun.
6. Manfaatkan lingkungan sekitar untuk wawasan anak.
7. Jangan memberi kegiatan yang terlalu padat bagi anak.

B. Integritasi Program gizi di sekolah


Integrasi program gizi di Sekolah menjamin bahwa semua bahan makanan yang
disediakan bagi anak-anak sudah konsisten dengan standar. Program gizi sekolah penting
dalam membangun kebiasaan makan makanan sehat pada anak. Kebijakan program gizi
membutuhkan dukungan dari masyarakat dan lingkungan sekolah, dan harus melibatkan
murid-murid untuk menyukseskannya.
Beberapa hal untuk membuat program pemberian makanan bergizi di sekolah sukses:
1. Membangun tokoh masyarakat untuk melibatkannya dalam pembuatan kebijakan.
2. Pelatihan tenaga agar mampu dalam penyediaan makanan bergizi: guru, tenaga
administrasi dan orang tua.
3. Dukungan dari lingkungan sekolah: agar makanan tidak sehat yang dijual di lingkungan
sekolah melalui mesin-mesin otomatis, soft driks, dll. dapat diminimalkan.
Terdapat Delapan komponen dalam mengoordinasikan program kesehatan di sekolah
yaitu:
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pendikitan Fisik
3. Pelayanan Kesehatan
4. Pelayanan Gizi
5. Konseling Psikososial dan Pelayanan Sosial
6. Lingkungan Sekolah Sehat
7. Promosi Kesehatan bagi Karyawan
8. Keterlibatan Keluarga dan Masyarakat.

Program Pemberian Makan Siang di Sekolah. Dalam rangka program pemberian makan
siang di sekolah, dibutuhkan 5 hal penting, yaitu (Andriani & Wirjatmadi, 2014):
1. Makan siang harus berdasarkan standar gizi,
2. Anak-anak yang tidak mampu, tetap harus mendapatkan makanan dengan gratis atau
membayar dengan harga rendah, jangan sampai terdiskriminasi,
3. Program dilaksanakan tidak bertujuan untuk meraih keuntungan,
4. Program harus dapat dipertanggung jawabkan
5. Pihak sekolah harus turut mendukung.

Di Indonesia integrasi gizi di sekolah pernah menjadi program nasional melalui Program
Pemberian Makanan Tambahan pada Anak Sekolah (PMT-AS), namun hal tersebut tidak
berlangsung lama karena program bersifat proyek dan awal tidak dilakukan langkah-langkah
persiapan yang melibatkan seluruh pihak sekolah, guru dan murid (Depkes, 2000). Pola Dan
Menu Makan Untuk Anak Usia Sekolah Makanan anak sekolah perlu mendapatkan
perhatian, mengigat masih dalam masa pertumbuhan, maka keseimbangan gizinya harus
dijaga agar tetap sehat. Kebutuhan kalori ditentukan berat badan, usia dan aktivitas anak.
Anak laki-laki pada usia 10-12 tahun membutuhkan energi sekitar 200 kkal, sedangkan anak
perempuan membutuhkan sekitar 1900 kkal. Kebutuhan energi untuk anak 7-9 tahun adalah
sekitar 1800 kkal, dan anak usia taman kanak-kanak (4-6 tahun) membutuhkan sekitar 1600
kkal. Makanan sehari anak usia sekolah sebaiknya terdiri atas tiga kali makanan lengkap dan
dua kali snack antara waktu makan. Hidangan susunan terdiri dari makanan pokok, lauk
pauk, sayur, buah, dan susu. Karena bahan makanan tersebut mengandung zat gizi makro
dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh.
Pola makan anak usia SD (usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun) adalah seperti berikut :
1. Pada usia 7-9 tahun anak pandai menentukan makanan yang disukai karena sudah
mengenal lingkungan
2. Banyak anak menyukai makanan jajanan yang hanya mengandung karbohidrat dan
garam yang hanya akan membuat cepat kenyang dan mengganggu nafsu makan anak.
3. Perlu pengawasan agar tidak salah memilih makanan karena pengaruh lingkungan.
4. Pada usia anak 10-12 tahun, kebutuhan sudah harus dibagi dalam jenis kelaminnya.
Anak laki-laki lebih banyak aktivitas fisik sehingga memerlukan banyak energi
dibandingkan dengan anak perempuan. Anak perempuan sudah mengalami masa haid
sehingga memerlukan lebih banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya. Perlu
diperhatikan pula pentingnya sarapan agar konsentrasi belajar tidak terganggu.

Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak pra Sekolah. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Festi, Pipit. 2018. Buku Ajar Gizi dan Diet. Surabaya: UM Surabaya Publishing.

Anda mungkin juga menyukai