Program Pemberian Makan Siang di Sekolah. Dalam rangka program pemberian makan
siang di sekolah, dibutuhkan 5 hal penting, yaitu (Andriani & Wirjatmadi, 2014):
1. Makan siang harus berdasarkan standar gizi,
2. Anak-anak yang tidak mampu, tetap harus mendapatkan makanan dengan gratis atau
membayar dengan harga rendah, jangan sampai terdiskriminasi,
3. Program dilaksanakan tidak bertujuan untuk meraih keuntungan,
4. Program harus dapat dipertanggung jawabkan
5. Pihak sekolah harus turut mendukung.
Di Indonesia integrasi gizi di sekolah pernah menjadi program nasional melalui Program
Pemberian Makanan Tambahan pada Anak Sekolah (PMT-AS), namun hal tersebut tidak
berlangsung lama karena program bersifat proyek dan awal tidak dilakukan langkah-langkah
persiapan yang melibatkan seluruh pihak sekolah, guru dan murid (Depkes, 2000). Pola Dan
Menu Makan Untuk Anak Usia Sekolah Makanan anak sekolah perlu mendapatkan
perhatian, mengigat masih dalam masa pertumbuhan, maka keseimbangan gizinya harus
dijaga agar tetap sehat. Kebutuhan kalori ditentukan berat badan, usia dan aktivitas anak.
Anak laki-laki pada usia 10-12 tahun membutuhkan energi sekitar 200 kkal, sedangkan anak
perempuan membutuhkan sekitar 1900 kkal. Kebutuhan energi untuk anak 7-9 tahun adalah
sekitar 1800 kkal, dan anak usia taman kanak-kanak (4-6 tahun) membutuhkan sekitar 1600
kkal. Makanan sehari anak usia sekolah sebaiknya terdiri atas tiga kali makanan lengkap dan
dua kali snack antara waktu makan. Hidangan susunan terdiri dari makanan pokok, lauk
pauk, sayur, buah, dan susu. Karena bahan makanan tersebut mengandung zat gizi makro
dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh.
Pola makan anak usia SD (usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun) adalah seperti berikut :
1. Pada usia 7-9 tahun anak pandai menentukan makanan yang disukai karena sudah
mengenal lingkungan
2. Banyak anak menyukai makanan jajanan yang hanya mengandung karbohidrat dan
garam yang hanya akan membuat cepat kenyang dan mengganggu nafsu makan anak.
3. Perlu pengawasan agar tidak salah memilih makanan karena pengaruh lingkungan.
4. Pada usia anak 10-12 tahun, kebutuhan sudah harus dibagi dalam jenis kelaminnya.
Anak laki-laki lebih banyak aktivitas fisik sehingga memerlukan banyak energi
dibandingkan dengan anak perempuan. Anak perempuan sudah mengalami masa haid
sehingga memerlukan lebih banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya. Perlu
diperhatikan pula pentingnya sarapan agar konsentrasi belajar tidak terganggu.
Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak pra Sekolah. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Festi, Pipit. 2018. Buku Ajar Gizi dan Diet. Surabaya: UM Surabaya Publishing.