Anda di halaman 1dari 37

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM)

KONSELING KELOMPOK SEBAYA HUMANISTIK SEBAGAI


ALTERNATIF MENINGKATKAN ASERTIVITAS REMAJA
DI WILAYAH KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

Oleh:
Dosen dan Mahasiswa Jurusan Kebidanan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BONE BOLANGO
2021
HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM)

1. Judul : Konseling Kelompok Sebaya Humanistik


Sebagai
Alternatif Meningkatkan Asertivitas Remaja Di
Wilayah Kecamatan Kabila Kabupaten Bone
Bolango
2. Ketua Tim Pengusul :
a. Nama Lengkap : Rabia Zakaria SKM, ST.Keb, M.Kes
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIDN : 4010127301
d. Jabatan / Golongan : Lektor / IIID
e. Jurusan/Prodi : Jurusan Kebidanan/D-III Kebidanan
f. Poltekkes Kemenkes : Poltekkes Kemenkes Gorontalo
g. Bidang Keahlian : Kebidanan
h. Alamat : Jln. Taman Pendidikan No. 36 Kota Gorontalo
i. Telp/Email : 082348794086/ rabiasubarkah@gmail.com
3. Anggota Tim Pengusul Kegiatan
a. Dosen/Instruktur : 30 Orang
b. Mahasiswa : 10 Orang
4. Lokasi Kegiatan Mitra
a. Wilayah Mitra : Kecamatan Kabila
b. Kabupaten/Kota : Kabupaten Bone Bolango
c. Provinsi : Gorontalo
5. Luaran Yang dihasilkan :
a. Terbentuknya Serambi Remaja Humanistik
b. Meningkatnya Ketrampilan Asertifitas Remaja
c. HAKI karya tulis
d. Publikasi Jurnal Nasional Terakreditasi SINTA
6. Waktu Pelaksanaan : 23 Februari 2021
7. Biaya Total
a. DIPA/BLU :
b. Sumber Lain : Rp. 5.500.000

Mengetahui Gorontalo, Februari 2021


Ketua Jurusan Ketua Tim Pengusul

Rabia Zakaria SKM, ST.Keb, M.Kes Rabia Zakaria SKM, ST.Keb, M.Kes
NIP. 19731210 199803 2 006 NIP. 19731210 199803 2 006

Mengetahui
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Paulus Pangalo,SKM,M.Kes
ii
NIP. 19650321 198412 1 001

iii
RINGKASAN

Pengaruh teman sebaya memiliki peran yang sangat besar pada seorang
anak yang menginjak usia remaja. Banyak sekali tekanan yang dihadapi dari
teman sebaya, misalnya rayuan, ajakan, bahkan paksaan untuk melakukan sesuatu
yang tidak diinginkan atau yang tidak pantas dilakukan. Dalam hal ini banyak
remaja yang tidak berani atau ragu-ragu untuk berkata “tidak” karena alasan takut
tidak memiliki teman, takut dimusuhi, atau takut dianggap tidak cool. Oleh karena
itu, remaja membutuhkan suatu keterampilan sosial yaitu asertivitas untuk
menolak pengaruh negatif yang berasal dari lingkungan. Salah satu prosedur yang
dapat dilakukan untuk mengajarkan asertivitas yaitu dengan melalui beberapa jam
pembekalan. Pemberian pembekalan asertivitas dapat membantu mengurangi
kecenderungan kenakalan remaja akibat pengaruh negatif yang berasal dari teman
sebaya.
Tujuan kegiatan ini yaitu melakukan penyegaran terhadap Posyandu
Remaja menjadi Serambi Remaja Humanistik melalui pembekalan asertivitas
untuk meningkatkan humanistik di kelompok remaja di Kecamatan Kabila
Kabupaten Bone Bolango. Sasaran kegiatan ini remaja dalam rentang usia 10-18
tahun.

Kata Kunci : Serambi Remaja, Humanistik, Asertivitas

iv
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul : Konseling Kelompok Sebaya Humanistik Sebagai Alternatif


Meningkatkan Asertivitas Remaja Di Wilayah Kecamatan Kabila
Kabupaten Bone Bolango
2. Tim Pelaksana
No Nama Jabatan Prodi Instansi Asal
1. Rabia Zakaria, SKM, S.T.Keb, M.Kes Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
2. Yusni Podungge, SST, M.Kes Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
3. Endah Yulianingsih,S.SiT, M.Kes Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
4. Yusni Igirisa, S.ST.M.Kes Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
5. Magdalena Tompunuh, S.ST, M.Pd Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
6. Hasnawatty S. Porouw, S.ST, M.Kes Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
7. Nancy Olii, S.SiT, MPH Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
8. Puspita Sukmawaty Rasyid, S.ST, M.Kes Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
9. Nurnaningsih A.Abdul, S.SiT, M.Keb Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
10. Juli Gladis Claudia, SST, M.Kes Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
11. Sri Sujawati,S.SiT, M.Keb Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
12. Ika Suherlin, S.ST., M.Keb Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
13. Sri Nurlaily Z, S.ST, M.Keb Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
14. Fatmawati Ibrahim, S.ST, M.Keb Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
15. Hikmandayani, S.ST, M.Keb Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
16. Siti Choirul Dwi Astuti, M.Tr.Keb Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
17. Eka Rati Astuti, SST, M.Keb Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
18. Nurhidayah, S.ST, M.Keb Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
19. Melisawati L. Amu, S.T.Keb, M.Keb Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
20. Febri Dwi Yanti, S.T.Keb, M.Keb Dosen Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
21. Adinda Oktaviani, S.ST Instruktur Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
22. Veny Delvia Pombaile, SST Instruktur Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
23. Desriyanti Harun, S.Pd, ST.Keb Instruktur Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
24. Indriyani S. Laidingo, SST Instruktur Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
25. Sri Yulianti W. Mile, S.T.Keb Instruktur Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
26. Rina Sulisthia Arbie, S.ST Instruktur Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
27. Desak Made Yulianti, S. ST Instruktur Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
28. Nur Inayah Adam, S.ST Instruktur Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
29. Ni Made Dewi Anggraeni, S.T.Keb Instruktur Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
30. Ni Nengah Susanti Warsilia, S.T.Keb Instruktur Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
31. Mafira Tunisa Unti Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
32. Adinda Putri Tuliyabu Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
33 Wiwit Dwi Prawidya Nabila Putri Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
34. Zeinfatri Anjali Arimas Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo

v
35. Indriani Adam Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
36. Agita Widyawati Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
37. Ega Pratiwi Laiya Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
38. Miranti Indar Farawansyah Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
39. Klara Pebrianti Usman Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
40. Alisa Risky Maulidya Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo

3. Objek (khalayak sasaran) Pengabdian kepada Masyarakat :


Remaja penanggungjawab pos serambi remaja yang berasal dari setiap dusun
dari 1 Kelurahan dan 7 Desa di Wilayah Kecamata Kabila sehingga jumlah
peserta sebanyak 26 orang.
4. Masa Pelaksanaan:
23 Februari 2021
5. Usulan Biaya Swadana Rp. 5.500.000
6. Lokasi Pengabdian kepada Masyarakat
Aula Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.
7. Mitra yang Terlibat
a. Pemerintah Desa/Kelurahan di Kecamatan Kabila
b. Puskesmas Kabila
c. Remaja Pelaksana Pos Serambi Remaja
d. Mahasiswa yang sementara melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
Terpadu yang akan berkontribusi mulai dari Perencanaan Proposal
Pelaksanaan Kegiatan sebagai pemberi materi dan penyusunan hasil
pelaksanaan Pengabdian Masyarakat
8. Permasalahan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan
Pengaruh teman sebaya memiliki peran yang sangat besar pada seorang anak
yang menginjak usia remaja. Banyak sekali tekanan yang dihadapi dari teman
sebaya misalnya rayuan, ajakan bahkan paksaan untuk melakukan sesuatu
yang tidak diingikan atau yang tidak pantas dilakukan. Dalam hal ini banyak
remaja yang tidak berani atau ragu-ragu untuk berkata “tidak” karena alasan
takut tidak memiliki teman, takut dimusuhi, atau takut dianggap tidak cool.
Oleh karena itu, remaja membutuhkan suatu keterampilan sosial yaitu
asertivitas untuk menolak pengaruh negatif yang berasal dari lingkungan.

vi
Salah satu prosedur yang dapat dilakukan untuk mengajarkan asertivitas yaitu
dengan melalui beberapa jam pembekalan. Pemberian pembekalan asertivitas
dapat membantu mengurangi kecenderungan kenakalan remaja akibat
pengaruh negatif yang berasal dari teman sebaya. Tujuan kegiatan ini yaitu
melakukan penyegaran terhadap Posyandu Remaja menjadi Serambi Remaja
Humanistik melalui pembekalan asertivitas di kelompok remaja di
Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Sasaran kegiatan ini remaja
dalam rentang usia 10-18 tahun.
9. Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran
a. Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang meliputi komunikasi
efektif, teknik kelompok sebaya humanis.
b. Mempersiapkan remaja untuk menfasilitasi kelompok remaja lainnya
dengan model humanis
c. Aktualisasi diri remaja dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan
remaja
10. Rencana luaran berupa jasa, metode, model, sistem, produk/barang, paten,
atau luaran lainnya yang ditargetkan
a. Pengembangan pos serambi remaja dengan model humanistik.
b. Terbentuknya Forum Peduli Kesehatan Desa untuk memberikan
dukungan berupa moril, finansial dan material seperti kesepakatan
tentang bantuan yang akan diberikan berupa dana, tempat
penyelenggaraan dan peralatan Serambi Remaja Humanistik
c. Tersedianya Sarana dan Prasarana yang mendukung Kegiatan Pos
Serambi Remaja Humanistik

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM iv
DAFTAR ISI viii
RINGKASAN PROPOSAL ix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah 2
C. Tujuan Pengabmas 2
D. Manfaat Pengabmas 3
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN 4
A. Identifikasi Masalah 4
B. Solusi Masalah 5
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 6
A. Sasaran Strategis 6
B. Metode Kegiatan 6
C. Waktu Kegiatan 8
D. Pengumpulan dan Pengolahan Data 8
BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN 9
A. Luaran 9
B. Target Capaian 9
BAB V BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN 11
A. Biaya 11
B. Rencana Kegiatan 12
BAB 6 PETA LOKASI 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak remaja cenderung melakukan hal-hal negatif yang akhirnya
mempengaruhi masa depan dan jalan hidupnya hanya karena ikut-ikutan
teman. Kebanyakan remaja cenderung dipengaruhi oleh temannya terutama
sahabat yang sudah memulai terbiasa dengan lingkungan. Hal ini biasanya
terjadi pada kebiasaan merokok, pengguna narkotika, alkohol maupun
hubungan seks bebas.
Pengaruh teman sebaya ini dapat menciptakan keterikatan dan kebersamaan
sehingga yang bersangkutan sulit melepaskan diri. Berbagai cara teman
kelompok mempengaruhi si anak, misalnya dengan cara membujuk, ditawari,
bahkan sampai dijebak sehingga anak turut menyalahgunakan NAZA.
Kenakalan remaja di Indonesia masih tergolong tinggi. Kecenderungan
kenakalan tersebut dapat terjadi karena berasal dari pengaruh teman sebaya.
Kekuatan dan pentingnya pertemanan serta jumlah waktu yang dihabiskan
dengan teman, lebih besar di masa remaja dibandingkan dengan masa-masa
lain di rentan kehidupan manusia. Remaja cenderung untuk memilih teman
yang serupa dalam gender, suku bangsa dan dalam hal lain. Teman juga saling
mempengaruhi satu sama lain, terutama dalam masalah beresiko/bermasalah,
remaja lebih mungkin untuk memulai keinginan merokok jika seorang teman
sudah merokok.
Salah satu alasan banyak remaja terlibat dalam tanggapan agresif adalah
karena tidak memiliki keterampilan sosial dasar. Mereka tidak tahu
bagaimana merespons provokasi dari orang lain, tidak tahu cara membuat
permintaan atau untuk menolak permintaan tanpa membuat orang lain
tersebut marah. Orang-orang yang tidak memiliki keterampilan sosial dasar
tampak terlibat dalam kekerasan dan proporsi cukup tinggi di banyak
masyarakat. Jadi, membekali remaja dengan keterampilan sosial sangat
bermanfaat untuk mengurangi agresi.

1
Remaja sangat membutuhkan keterampilan sosial untuk berani mengambil
sikap tegas menolak berbagai macam tawaran negatif yang berasal dari
lingkungannya. Faktor teman sebaya sangat mendorong remaja untuk
melakukan kecenderungan perilaku menyimpang. Semakin terikat seorang
anak dengan teman sebaya, terutama yang berkualitas delinkuen, maka
semakin tinggi kecenderungan anak dalam melakukan penyimpangan.
Ketidakmampuan untuk bersikap asertif sering berperan terhadap terjadinya
hubungan seks yang sebetulnya tidak diinginkan. Misalnya seorang remaja
yang berani berhubungan seks karena takut menolak keinginan pacarnya.
Kebiasaan merokok, NAPZA serta hubungan seksual yang dilakukan oleh
remaja berkaitan dengan kemampuan remaja yang bersangkutan untuk
bertindak asertif.
Remaja seharusnya mampu menolak pengaruh negatif yang ditawarkan dari
lingkungannya. Kemampuan untuk menentukan pilihan dan berkata “tidak”
tersebut dikenal dengan asertivitas. Asertivitas adalah kemampuan untuk
mengeskpresikan kenyataan dirinya, yaitu kemampuan untuk mengatakan
“tidak” atau “ya” sesuai dengan keadaan sesungguhnya, untuk meminta
ekspresi positif atau negatif. Dalam membentuk hubungan interpersonal yang
baik diperlukan keterampilan sosial (social skills) yang baik pula.
Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk membina hubungan
interpersonal yang sangat penting dalam menciptakan keberhasilan saat
berinteraksi dengan orang lain. Salah satunya adalah menumbuhkan
asertivitas di dalam diri individu tersebut.
Salah satu cara yang tepat dalam menciptakan dan mengembangkan
kemampuan berkomunikasi adalah dengan melatih dan mengembangkan
kemampuan asertivitas. Asertivitas merupakan perilaku berani menuntut hak-
haknya tanpa mengalami ketakutan atau rasa bersalah serta tanpa melanggar
hak-hak orang lain. Asertivitas yaitu memberikan dan menerima afeksi,
memberi pujian, mampu memberi dan menerima kritik, memberi atau
menolak permintaan, kemampuan mendiskusikan masalah, beragumentasi

2
serta bernegosiasi. Tingkah laku asertif sebagai bentuk keterampilan sosial
yang tepat untuk berbagai situasi sosial.
Pembekalan asertivitas bertujuan melatih serta membiasakan individu
berperilaku asertif dalam hubungannya sehari-hari dengan orang lain di
sekitarnya. Remaja sangat membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang
baik dan efektif. Mereka seharusnya mempunyai kemampuan untuk
menyatakan apa yang diinginkan tanpa harus menyinggung hak orang lain
dan juga mampu untuk menolak berbagai macam tawaran negatif yang
diperoleh dari lingkungannya.
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo akan melakukan
pengabdian masyarakat dalam kegiatan terpadu penyegaran terhadap
Posyandu Remaja menjadi Serambi Remaja Humanistik. Modifikasi yang
dilakukan dengan memberikan pembekalan tentang asertivitas remaja berupa
konseling kelompok sebaya humanistik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai bentuk Tridaharma Perguruan Tinggi bidang pengabdian
masayarakat dalam mendukung program pemerintah Kabupaten Bone
Bolango dalam program kesehatan remaja dengan melakukan penyegaran
terhadap Posyandu remaja menjadi serambi remaja humanistik sebagai
alternatif meningkatkan asertivitas kelompok remaja.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan pengabdian masyarakat ini, diharapkan:
a. Pengembangan POS Serambi remaja humanistik
b. Peningkatan keterampilan remaja dalam melaksanakan kelompok
sebaya humanistik
c. Pendampingan pembekalan asertivitas kelompok remaja
d. Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi posyandu remaja

3
e. Menganalisis hubungan serambi remaja humanistik dengan
keterampilan asertivitas remaja dengan indikator meningkatnya
pengetahuan dan sikap remaja.

C. Manfaat
1. Masyarakat Kecamatan Kabila
Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan secara terpadu. Dan
memberdayakan masyarakat untuk menjadi mitra yang bekerjasama
dengan institusi pendidikan, yang secara bersama – sama menyelesaikan
masalah kesehatan remaja yang ada di Kecamatan Kabila khusunya
pencegahan masalah kenakalan remaja melalui serambi remaja humistik.
2. Dinas Kesehatan provinsi dan Bone Bolango
Kegiatan ini mendukung program dinas kesehatan provinsi dan Bone
Bolango dalam meningkatkan Kesehatan remaja melalui program
Posyandu remaja.
3. Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Kegiatan pengabdian masyarakat ini sebagai bentuk tanggung jawab
institusi dalam menunjang program kementerian Kesehatan.

4
BAB II
TARGET DAN LUARAN
A. Target Capaian
1. Terbentuknya struktur organisasi yang terdiri dari petugas kesehatan untuk
mengelola dan membina Serambi Remaja Humanistik, pengurus dan kader
Serambi Remaja Humanistik
2. Terbentuknya komunitas remaja humanistik sebagai kelompok konseling
remaja
3. Terbentuknya Forum Peduli Kesehatan Desa untuk memberikan dukungan
berupa moril, finansial dan material seperti kesepakatan tentang bantuan
yang akan diberikan berupa dana, tempat penyelenggaraan dan peralatan
Serambi Remaja Humanistik
4. Adanya susunan kerja yang akan dibentuk meliputi waktu, tempat
penyelenggaraan, pelaksanaan dan pembagian tugas, sarana dan prasarana
yang diperlukan
5. Adanya sarana dan prasarana kegiatan pokok serambi remaja humanistik
meliputi:
a. Lembar balik KIE tentang kecerdasan majemuk dan sosialisasi 10
kompetensi (kesadaran diri, empati, pengambilan keputusan, pemecahan
masalah, berfikir kritis, berfikir kreatif, komunikasi efektif, hubungan
interpersonal, pengendalian emosi dan mengatasi stress)
b. Lembar balik KIE tentang organ reproduksi remaja, pubertas, proses
kehamilan, menstruasi, KB, penyakit menular seksual, infeksi menular
seksual, gender dan pendewasaan usia perkawinan, HIV/AIDS
c. Lembar Balik Menu Seimbang, KEK, Obesitas, Anemia
d. Penyusunan Rencana Kegiatan Aktifitas Fisik selama satu tahun
e. Lembar balik Kesehatan jiwa, NAPZA
5
f. Kuesioner Pediatric Symptom Checklist (PSC)
g. Lembar balik kanker, diabetes, stroke, dampak dan bahaya, upaya
pencegahan
h. Lembar balik dampak kekerasan remaja
i. Upaya pencegahan kekerasan remaja
j. Buku Register Serambi Remaja Humanistik
k. Sertifikat Pembekalan Asertivitas
l. Form Pencatatan Konseling
m. Alat pengukur antropometri
n. Papan nama Pos Serambi Remaja
6. Adanya rencana kegiatan dalam setahun kedepan seperti pembekalan
kewirausahaan, perayaan hari raya keagamaan dan peningkatan dunia
usaha
7. Adanya duta kesehatan di Serambi Remaja Humanistik

B. Luaran
1. Peningkatan ketrampilan asertivitas Kader Serambi Remaja Humanistik
2. Pedoman pemantauan berkala kegiatan Serambi Remaja Humanistik
3. Media sosial untuk pelayanan konseling masalah kesehatan curhat melalui
forum media social facebook, twitter dan Instagram
4. Publikasi Artikel Ilmiah
5. HAKI karya tulis

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Sasaran Strategis
Sasaran peserta program kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Remaja
pelaksana Pos Serambi Remaja sebanyak 26 orang.

B. Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penyegaran terhadap Posyandu
Remaja menjadi Serambi Remaja Humanistik dengan melakukan pendekatan
internal dan eksternal, membentuk forum peduli remaja, membuat media
social sebagai tempat konseling/curhat dan pembekalan asertivitas bagi kader.
Program Pengabdian masyarakat memiliki rangkaian kegiatan sebagai
berikut:
1. Persiapan
a. Pengusulan Proposal pada pusat penelitian dan pengabdian masyarakat
b. Kelayakan tema yang dipilih untuk pengabdian masyarakat
c. Koordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Kabila Kabupaten Bone
Bolango.
d. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas Kabila terkait pemilihan tempat
dan teknis pelaksanaan sekaligus kesedian memberikan materi dalam
pembekalan asertivitas
e. Koordinasi dengan bidan desa terkait kerangka subjek sebagai sasaran
sertasasaran.
2. Pelaksanaan
a. Pendekatan internal dengan Petugas Kesehatan agar bersedia
mengelola dan membina Serambi Remaja Humanistik

7
b. Pendekatan eksternal dengan komunitas remaja dan tokoh masyarakat
agar mendukung modifikasi Posyandu remaja menjadi Serambi
Remaja Humanistik
c. Pembentukan Forum Media Sosial Peduli Kesehatan Serambi Remaja
Humanistik untuk pelayanan konseling masalah kesehatan
d. Pembentukan Forum Peduli Kesehatan Desa untuk memberikan
dukungan berupa moril, finansial dan material seperti kesepakatan
tentang bantuan yang akan diberikan berupa dana, tempat
penyelenggaraan dan peralatan Serambi Remaja Humanistik
e. Reorganisasi pengurus dan kader Serambi Remaja Humanistik,
struktur organisasi
f. Pembekalan asertivitas Kader Serambi Remaja Humanistik
g. Penyusunan susunan kerja yang akan dibentuk meliputi waktu, tempat
penyelenggaraan, pelaksanaan dan pembagian tugas, sarana dan
prasarana yang diperlukan
h. Pengadaan Sarana dan Prasarana Kegiatan Pokok Serambi Remaja
Humanistik meliputi papan nama Pos Serambi Remaja.

C. Waktu Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pada tanggal 23 Februari 2021 dengan tetap
memperhatikan prosedur protokol kesehatan.

D. Pengumpulan dan Pengolahan Data


1. Pengumpulan data dalam pengabdian masyarakat ini berupa:
Data Primer diperoleh langsung dari remaja dengan mengunakan
instrument Kuesioner yang berisi tentang data umum serta hasil observasi
antropometri.
2. Pengolahan Data
Pengolahan data mengunakan SPSS, indikator hasil akan diolah dengan
mengunakan uji statistic paired t-test.

8
BAB IV
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

A. Gambaran Lokasi Pengabdian Masyarakat

Puskesmas Kabila adalah salah satu dari 20 Puskesmas yang berada di


Kabupaten Bone Bolango, dengan luas wilayah 193,45 km². Puskesmas Kabila
berada di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo
dengan batasan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Tilongkabila, sebelah selatan dengan Kecamatan Botupingge, sebelah timur
dengan Kecamatan Suwawa serta sebelah barat berbatasan dengan Kota
Gorontalo.
Wilayah kerja Puskesma Kabila terdiri dari 5 kelurahan, 7 desa dan 17
Lingkungan, 22 Dusun dengan ibu kota kecamatan terletak di Kelurahan
Oluhuta. Desa dengan luas paling besar adalah Kelurahan Oluhuta dengan luas
26,58 km2, sedangkan luas daerah yang terkecil adalah Kelurahan Oluhuta Utara
yang hanya memiliki luas 5,05 km2. Desa terjauh yang ditempuh dari ibu kota
Kecamatan Kabila adalah Desa Dutohe dengan jarak 2 Km, sedangkan
Kelurahan Oluhuta merupakan desa terdekat dari ibu kota Kecamatan Kabila
dengan jarak 0,4 Km.

9
B. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dalam bentuk kegiatan
managemen laktasi dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Kabila. Kegiatan
telah dilaksanakan dari tanggal 22-23 Desember 2020. Kegiatan managemen
laktasi ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan
imunitas bayi melalui peningkatan pengetahuan ibu tentang managemen
laktasi dan mencegah infeksi COVID19 pada ibu nifas yang merupakan
kelompok resiko tinggi dengan daya tahan tubuh yang sangat rentan tertular
COVID19. Kegiatan ini diharapkan dapat memelihara daya tahan tubuh.
Pengukuran hasil kegiatan ini dilakukan melalui kuesioner dan lembar
observasi disertai dengan pemberian alat pelindung diri berupa masker dan
bahan habis pakai untuk kebiasaan mencuci tangan dengan handsanitizer dan
hand shop yang diberikan baik untuk ibu sendiri dan semua anggota keluarga.
Hasil pelaksanan kegiatan disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini dan
dokumentasi pelaksanaan kegiatan :
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Kategori Umur Frekuensi %
1 Perempuan 18 75
2 Laki-laki 6 25
Total 24 100
Berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 18 orang (75%) dan lainnya berjenis kelamin laki-
laki 6 orang (25%).
2. Pendidikan Remaja
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan pendidikan

10
No Kategori Pendidikan Frekuensi %
1 Dasar 8 33
2 Menengah 16 67
Total 100
Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar responden berpendidikan menengah
sebanyak 16 orang (67%) dan lainnya berpendidikan dasar sebanyak 8 orang
(33%).

3. Metode Pelatihan Untuk Meningkatkan Asertifitas Remaja


Tabel 4.3 Hasil Analisa Metode Pelatihan Untuk Meningkatkan Asertifitas
No Metode Frekuensi Min Max Mean SD
1 Study Case 8 14 29 19.3 4.8
2 Role Play 8 14 24 17.2 3.9
3 Games 8 14 28 23.9 5.5

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat nilai rata-rata asertifitas remaja


menggunakan metode pelatihan dengan games lebih tinggi dibandingkan
dengan metode pelatihan role play dan study case dengan rata-rata nilai
23,90<19,30<17,20 yang artinya metode pelatihan dengan games
berpengaruh lebih baik terhadap asertifitas daripada metode pelatihan role
play dan study kasus.

C. Pembahasan
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah diuraikan akan dilakukan
pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian dengan melihat hasil
penelitian dan tinjauan pustaka.
1. Jenis Kelamin
Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai jenis
kelamin perempuan sebanyak 18 responden (75%) dari total 24
responden. Sedangkan responden yang mempunyai jenis kelamin laki-
laki sebanyak 6 responden (25%). Remaja laki-laki lebih banyak
melakukan tingkah laku antisosial daripada perempuan. Pada
umumnya kaum pria cenderung lebih asertif daripada wanita karena

11
tuntutan masyarakat. Sejak kecil, kaum pria sudah dibiasakan untuk
tegas dan kompetitif.(Bishop, 2019).
Hasil penelitian sebelumnya yang memperkuat yaitu penelitian Dita
Patmasari tahun 2020 di Surakarta tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan asertifitas yang menyatakan jenis kelamin
termasuk salah satu faktor yang berhubungan dengan asertifitas.

2. Pendidikan Responden
Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden yang berpendidikan
menengah sebanyak 16 responden (67%) sedangkan responden yang
berpendidikan dasar sebanyak 8 responden (37%). Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan untuk
menerima informasi baik dari orang lain maupun media masa semakin
banyak informasi yang masuk (Baron, 2015). Pendidikan responden
yang sebagian besar berpendidikan menengah juga dapat
mempengaruhi responden karena responden semakin mudah
menerima informasi sehingga lebih banyak mendapatkan informasi
maka asertifitasnya juga semakin baik. Hasil penelitian sebelumnya
yang memperkuat yaitu penelitian Dwiputriadi di Yogyakarta tahun
2020 tentang hubungan pendidikan dengan perilaku asertifitas yang
menunjukkan ada hubungan pendidikan dengan asertifitas.
3. Metode Pelatihan Asertifitas
Hasil menunjukkan bahwa dari 24 responden nilai rata-rata asertifitas
remaja menggunakan metode pelatihan dengan games lebih tinggi
dibandingkan dengan metode pelatihan role play dan study case
dengan rata-rata nilai 23,90<19,30<17,20 yang artinya metode
pelatihan dengan games berpengaruh lebih baik terhadap asertifitas
daripada metode pelatihan role play dan study kasus.

12
Asertifitas bisa ditingkatkan melalui pelatihan. Pelatihan akan
berpengaruh terhadap perilaku ataupun tindakan dalam kehidupan
sehari-harinya. Asertifitas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
jenis kelamin, keyakinan, kebudayaan, pendidikan, tipe kepribadian
dan situasi tertentu lingkungan sekitar (Eggert, 2020). Akan tetapi
faktor yang diteliti hanya jenis kelamin dan pendidikan. Dengan
demikian kemampuan untuk meningkatkan asertifitas waktu yang
singkat dan tidak perlu berulang bisa dilakukan dengan melakukan
pelatihan dengan metode games. Hasil sebelumnya yang memperkuat
yaitu penelitian Elfida di Pekanbaru tahun 2015 tentang gambaran
kemampuan perilaku asertifitas remaja madya yang mengemukakan
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
meningkatkan kemampuan asertifitas yang dimilikinya.

13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Kegiatan meningkatkan ketrampilan asertifitas remaja telah terlaksana
dengan baik dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah kecamatan
dan Puskesmas Kabila
2. Mayoritas responden memiliki jenis kelamin perempuan sebanyak 18
orang (75%) dan lainnya memiliki jenis kelamin laki-laki 6 orang (25%)
3. Mayoritas responden memiliki pendidikan menengah sebanyak 16 orang
(67%) dan lainnya mempunyai pendidikan dasar 8 orang (33%).
4. Nilai rata-rata asertifitas remaja menggunakan metode pelatihan dengan
games lebih tinggi dibandingkan dengan metode pelatihan role play dan
study case dengan rata-rata nilai 23,90<19,30<17,20 yang artinya metode
pelatihan dengan games berpengaruh lebih baik terhadap asertifitas
daripada metode pelatihan role play dan study kasus.

B. Saran
1. Remaja
Pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh agar dapat di
sebarluaskan kepada remaja lainnya serta meningkatkan komunikasi
asertifitas dalam komunitas remaja, keluarga dan masyarakat
2. Pemerintah Kecamatan dan Puskesmas Kabila
Kegiatan Serambi Remaja Humanistik untuk tetap dilaksanakan secara
rutin diwilayah Kabila dan hasil pengabdian masyarakat ini dapat
diinformasikan kepada semua remaja yang ada di Wilayah Kabila
3. Bagi Poltekkes kemenkes Gorontalo
Hasil pengabdian masyarakat kemitraan wilayah ini menjadi hak
inteletual institusi yang dapat dikembangkan ke wilayah lainnya di
Provinsi Gorontalo

14
DAFTAR PUSTAKA

Alberti, Robert dan Emmons, M. 2020. Your Perfect Right. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Ardiyansyah, Yusuf. 2021. Bahaya Merokok bagi Kalangan Pelajar. Diakses
tanggal 17 Juli 2011. http://yusuf-area.blogspot.com/2011/03/bahaya-
merokok-untuk-pelajar.html.
Arikunto, S. 2020. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2019. Penyusunan Skala Psikologi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2020. Pedoman
Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK
R/M). Jakarta: BKKBN
Baron, Robert. A, dan Byrne, D. 2015. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Bishop, Sue. 2007. Develope Your Assertiveness. London: Kogan page.
Bishop, Sue. 2019. Assertiveness Skills Training. New Delhi: Viva Books Private
Limited.
Breakwell, Glynis M. 2019. Coping with Aggresive Behaviour. Yogyakarta:
Kanisius.
Chaplin, C.B. 2019. Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartini Kartono).
Jakarta: Grafindo Persada.
Dita Patmasari, 2020. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Asertif
pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kasatriyan Surakarta dan Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Banyumas. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Surakarta: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dwiputriadi, Disyacitta. 2020. Hubungan antara Perilaku Asertif dengan


Pendidikan pada Remaja. Skripsi. Tidak diterbitkan. Jogjakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Eggert, Max A. 2020. The Assertiveness Pocketbook. Sterling: Stylus Publishing.


Elfida, Diana. 2015. Gambaran Kemampuan Perilaku Asertifitas
pada Remaja Madya (Studi pada Siswa SMK Multimekanik Masmur
Pekanbaru). Jurnal Psikologi. Vol. 1, No. 2, 78 – 86.
Fensterheim, Herbert dan Baer, J. 2018. Jangan Bilang “Ya” Bila Anda Akan
Mengatakan “Tidak”. Jakarta: Gunung Jati.
Gunarsa, Singgih D. 2018. Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: Gunung Mulya.

Gunarsa, Singgih D. 2018..Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulya.

Hadi, Sutrisno. 2019. Statistik (Jilid 2). Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hadisuprapto, Paulus. 2018. Delinkuensi Anak. Malang: Bayumedia.

Hapsari, Ratna Maharani. 2017. Sumbangan Perilaku Asertif terhadap Harga


Diri pada Karyawan. Diakses tanggal 4 Mei 2011.
http://papers.gunadarma.ac.id/index.php/psychology/article/download/212/1
82.

Hawari, Dadang. 2020. Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika,


Alkohol, dan Zat Adiktif). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Hurlock, Elizabeth B. 2018. Adolescent Development. Tokyo: Mc Graw-Hill


Kogakusha, Ltd.

Johnson, David W. & Johnson, F.P. 2000. Joining Together: Group Theory and
Group Skills 6th Ed. Boston: Pearson Education, Inc.
Kartono, Kartini. 1992. Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali
Kertapati, Didit Tri. 2010. Kepala BKKN: 51 dari 100 Remaja di
Jabodetabek Sudah Tak Perawan. Diakses tanggal 25 Mei 2011.
http://www.detiknews.com/read/2010/11/28/0 94930/1504117/10/kepala-
bkkbn-51-dari-100-remaja-di-jabodetabek-sudah- tak-perawan.
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Jiwa Di Sekolah Terintegrasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Jakarta: Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Pedoman Optimalisasi Potensi Kecerdasan


Majemuk (Multiple Intelligence) pada Remaja. Jakarta: Kementerian
Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan


Pemeriksaan Berkala di Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kementerian Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta:
Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI. 2019. Pedoman Standar Nasional Pelayanan


Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta: Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI. 2019. Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi


Makanan dan Aktivitas Fisik untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular.
Jakarta: Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI. 2019. Pedoman Pembekalan Dokter Kecil. Jakarta:


Kementerian Kesehatan.

Latipun. 2020. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press

Lunanta, Lita Patricia dan M. Ahkam A. 2018. Peran Pemantauan Diri dalam
Mengurangi Kecenderungan Berperilaku Nakal pada Remaja. Jurnal
Intelektual. Volume 3 No.1.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2019. Perencanaan dan Pengembangan Sumber


Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama.

Maria, Ulfah. 2017. Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri
terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Tesis. Tidak Diterbitkan.
Jogjakarta: Fakultas Psikologi Pascasarjana UGM.

Monks, FJ, Knoers, A.M.P, dan Siti Rahayu Haditono. 2018. Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bidang. Yogyakarta: UGM.

Mulyono, Y. B. 2019. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan


Penanggulangannya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Noraini, Ahmad. 2020. Asertif dan Komunikasi. Kualalumpur: Maziza.

Novianti, Made Christina dan Tjalla Awaluddin. 2018. Perilaku Asertif Pada
Remaja Awal. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Papalia, Diane E.; Olds, S.W; dan Feldman, R.D. 2019. Human Development:
Perkembangan Manusia (Terjemahan Brian Marwensdy). Jakarta: Salemba
Humanika.
Rae, Leslie. 2015. Perencanaan Efektif. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Rakos, Richard F. 2019. Assertive Behavior: Theory, Research, and Training.
London: Routledge.

Rinawati, Danik. 2019. Hubungan Konsep Diri dan Perilaku Asertif dengan
Kenakalan Remaja di SMAN 9 Malang. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Malang:
Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
UNM.

Santrock, J.W. 2018. Adolescence: Perkembangan Remaja (terjemahan). Jakarta:


Erlangga.

Sari, May Yustika. 2015. Kecerdasan Emosional dan Kecenderungan Psikopatik


pada Remaja Delinkuen di Lembaga Permasyarakatan. Jurnal Anima,
Indonesian Psychological Journal. Vol. 20, No. 2, 139 – 148.
Lampiran 1
SUSUNAN ACARA
1. Pembukaan
2. Penyematan Pin
3. Sambutan :
a. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango
b. Ketua Tim
4. Doa
5. Materi
No Materi Narasumber
1 Gambaran Umum Posyandu Remaja Kepala Dinas Kesehatan Kab.
Bone Bolango
2 Gambaran Umum Pelaksanaan Program Kepala Puskesmas Kabila
Posyandu Remaja Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kabila
3 Pencegahan Masalah Kenakalan Remaja Dosen Jurusan Kebidanan
Melalui Serambi Remaja Humistik
4 Teknik Komunikasi Asertiv Pada Mahasiswa
Kelompok Sebaya

6. Diskusi/ Tanya Jawab


7. Penyerahan papan nama Pos Serambi Remaja
8. Penutup
Lampiran 2

FOTO KEGIATAN

Lampiran 3
BIODATA KETUA

A. Identitas Diri
1. Nama Rabia Zakaria, SKM,ST.Keb, M.Kes
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Lektor
4. NIP 19731210 199803 2006
5. NIDN 4010127301
6. Tempat/Tgl Lahir Gorontalo, 10 Desember 1973
7. E-mail rabiasubarkah@gmail.com
8. Nomor Telp/HP 082348794086
9. Website Personal
10. Institusi Poltekkes Kemenkes Gorontalo
11. Program Studi Diploma III Kebidanan
12 Jenjang Pendidikan Magister Kesehatan Masyarakat
Terakhir
13. Alamat Jl.Taman Siswa N0.36 Kota Timur Kota
Gorontalo

B. SINTA

1. Sinta ID 6167057
2. Sinta Skor 0,14
3. Rank In National 121014
4. Rank In Affiliation 33
5. Scopus ID https://orchid.org/0000-0003-4760-1628
6. H-Index 0
7. Article 0
8. Citation 14
9. Google Scholar ID
10. h-index 1
11. Article 35

C. Pengalaman penelitan 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah
Sumber
(Rp)
Hubungan Penggunaan Media
Online dengan Perilaku Seks pada
1. 2015 Swadana
Remaja di SMA Negeri 2
Gorontalo
Hubungan Komunikasi
Terapeutik Bidan dengan Tingkat
Kecemasan Ibu Pre Operatif
2. 2016 Swadana
Sectio Caesaria Diruang
Kebidanan RSUD Toto
Kabupaten Bone Bolango
Efektifitas Relaksasi Otot
terhadap Tingkat Kecemasan pada
3. 2016 Ibu PrimiPara Kala 1 Fase Laten Swadana
di Pukesmas Limboto kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo
Perbedaan Pemberian ASI
Predominan dan Parsial terhadap
4. 2017 Risbinakes
Perkembangan Bayi di wilayah
Kerja Puskemas Tilongkabila
Pengaruh Diagram Breating
Exercise terhadap Perubahan
5. 2018 Nyeri Punggung Bawah pada Ibu Risbinakes 14.009.000
Hamil di Pukesmas Tapa
Kabupaten Bone Bolango
Pengaruh Pemberian Buah Papaya
terhadap Nafsu Makan Anak
6. 2018 Berumur 2-5 tahun di PAUD Swadana
Moheingo Kecamatan Tilango
Kabupaten Gorontalo

D. Publikasi Artikel 5 tahun terahir


No. Judul Artikel Nama Jurnal VOL/Nomor/Thn
Hubungan Penggunaan ISSN 2086-
Media Online dengan 9983 Volume 11,
1. Health & Sport
Perilaku Seks pada Remaja di Nomor.1, Agustus
SMA Negeri 2 Gorontalo 2015.
2. Hubungan Komunikasi Midwifery ISSN 2407-8506
Terapeutik Bidan dengan Vol.1 No.2 Tahun
Tingkat Kecemasan Ibu Pre 2016
Operatif Sectio Caesaria
Diruang Kebidanan RSUD
Toto Kabupaten Bone
Bolango
Efektifitas R RFV54T ISSN 2407-8506
elaksasi Otot terhadap Vol.2 No.2,
Tingkat Kecemasan pada Ibu
3. PrimiPara Kala 1 Fase Laten Midwifery
di Pukesmas Limboto
Kecamatan Limboto
Kabupaten Gorontalo
Perbedaan Pemberian ASI ISSN 2086-9983
Predominan dan Parsial Volume 16, No. 1
4. terhadap Perkembangan Bayi Health & Sport Februari 2018
di wilayah kerja Puskemas
Tilongkabila
Pengaruh Diagram Breating
Exercise terhadap Perubahan Journal
5. Nyeri Punggung Bawah pada International
Ibu Hamil di Pukesmas Tapa (proses)
Kabupaten Bone Bolango
Pengaruh Pemberian Buah
Papaya terhadap Nafsu
Makan Anak Berumur 2-5
6.
Tahun di PAUD Moheingo
Kecamatan Tilango
Kabupaten Gorontalo

E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun


No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Tahun Waktu dan tempat

F. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir


Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
Abortus spontan dalam soal
berbasis skenario
1. kebidanan: aplikasi 2020 Nuha Medika
kesehatan reproduksi pada
kehamilan
Prenatal gentle yoga :
2. aplikasi pencegahan 2020 Ideas Publishing
COVID-19 pada Ibu hamil
3. Buku Ajar Ilmu Kesehatan 2020 158 Yayasan
Masyarakat Barcode
Buku ajar asuhan
Yayasan
4. kegawatdaruratan maternal 2020
Barcode
dan neonatal

G. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir


Tahu
No Judul/Tema HKI Jenis Nomor P/ID
n
Kesehatan Reproduksi
Dalam Soal Ujian
1. Kompetensi Berbasis 2020 Buku EC00202047101
Skenario Keperawatan dan
Kebidanan
Buku Ajar Ilmu Kesehatan
2. 2020 Modul EC00202046669
Masyarakat

Lampiran 4
ANGGARAN
Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN
MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK SEBAYA HUMANISTIK SEBAGAI
ALTERNATIF MENINGKATKAN ASERTIVITAS REMAJA DI WILAYAH
KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai pengabdian masyarakat yang
akan dilaksanakan oleh team Dosen Jurusan Kebidanan politeknik kesehatan
Kemenkes Gorontalo untuk mengikuti Konseling Kelompok Sebaya Humanistik
Sebagai Alternatif Meningkatkan Asertivitas Remaja Di Wilayah Kecamatan Kabila
Kabupaten Bone Bolango
Nama : …………………………….
Umur : …………………………….
Alamat : …………………………….
Bila selama kegiatan ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat
mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun. Demikian pernyataan ini saya
buat secara sadar, suka rela dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Gorontalo, 2021
Responden,

……………………………

Lampiran 6.
Jadwal Kegiatan Pengabdian Masyarakat Konseling Kelompok Sebaya
Humanistik Sebagai Alternatif Meningkatkan Asertivitas Remaja Di
Wilayah Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun Pertama (2021)

Tahun 2021 Bulan Ke


No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan proposal
Pengajuan usulan
proposal ke pusat PPM
2
Poltekkes Kemenkes
Gorontalo
3 Persiapan
4 Pelaksanaan
5 Laporan akhir hasil
6 Publikasi Artikel ilmiah
7 Pengurusan HAKI

Lampiran 7 Hasil Analisa Data


Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Perempuan 18 75 75 75
Laki-laki 6 25 25 100
Total 24 100.0 100.0

Pendidikan_Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Dasar 8 33 33 33

67
Menengah 16 67 67
100.0
Total 24 100 100

Metode Pelatihan Untuk Meningkatkan Asertifitas Remaja

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Study Case 8 14 29 19.30 4.886


Role Play 8 14 24 19.20 3.910
Games 8 14 28 23.90 5.579
Valid N (listwise) 8

Lampiran 8 Daftar Hadir Peserta

Anda mungkin juga menyukai