Oleh:
Dosen dan Mahasiswa Jurusan Kebidanan
Rabia Zakaria SKM, ST.Keb, M.Kes Rabia Zakaria SKM, ST.Keb, M.Kes
NIP. 19731210 199803 2 006 NIP. 19731210 199803 2 006
Mengetahui
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Paulus Pangalo,SKM,M.Kes
ii
NIP. 19650321 198412 1 001
iii
RINGKASAN
Pengaruh teman sebaya memiliki peran yang sangat besar pada seorang
anak yang menginjak usia remaja. Banyak sekali tekanan yang dihadapi dari
teman sebaya, misalnya rayuan, ajakan, bahkan paksaan untuk melakukan sesuatu
yang tidak diinginkan atau yang tidak pantas dilakukan. Dalam hal ini banyak
remaja yang tidak berani atau ragu-ragu untuk berkata “tidak” karena alasan takut
tidak memiliki teman, takut dimusuhi, atau takut dianggap tidak cool. Oleh karena
itu, remaja membutuhkan suatu keterampilan sosial yaitu asertivitas untuk
menolak pengaruh negatif yang berasal dari lingkungan. Salah satu prosedur yang
dapat dilakukan untuk mengajarkan asertivitas yaitu dengan melalui beberapa jam
pembekalan. Pemberian pembekalan asertivitas dapat membantu mengurangi
kecenderungan kenakalan remaja akibat pengaruh negatif yang berasal dari teman
sebaya.
Tujuan kegiatan ini yaitu melakukan penyegaran terhadap Posyandu
Remaja menjadi Serambi Remaja Humanistik melalui pembekalan asertivitas
untuk meningkatkan humanistik di kelompok remaja di Kecamatan Kabila
Kabupaten Bone Bolango. Sasaran kegiatan ini remaja dalam rentang usia 10-18
tahun.
iv
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
v
35. Indriani Adam Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
36. Agita Widyawati Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
37. Ega Pratiwi Laiya Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
38. Miranti Indar Farawansyah Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
39. Klara Pebrianti Usman Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
40. Alisa Risky Maulidya Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo
vi
Salah satu prosedur yang dapat dilakukan untuk mengajarkan asertivitas yaitu
dengan melalui beberapa jam pembekalan. Pemberian pembekalan asertivitas
dapat membantu mengurangi kecenderungan kenakalan remaja akibat
pengaruh negatif yang berasal dari teman sebaya. Tujuan kegiatan ini yaitu
melakukan penyegaran terhadap Posyandu Remaja menjadi Serambi Remaja
Humanistik melalui pembekalan asertivitas di kelompok remaja di
Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Sasaran kegiatan ini remaja
dalam rentang usia 10-18 tahun.
9. Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran
a. Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang meliputi komunikasi
efektif, teknik kelompok sebaya humanis.
b. Mempersiapkan remaja untuk menfasilitasi kelompok remaja lainnya
dengan model humanis
c. Aktualisasi diri remaja dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan
remaja
10. Rencana luaran berupa jasa, metode, model, sistem, produk/barang, paten,
atau luaran lainnya yang ditargetkan
a. Pengembangan pos serambi remaja dengan model humanistik.
b. Terbentuknya Forum Peduli Kesehatan Desa untuk memberikan
dukungan berupa moril, finansial dan material seperti kesepakatan
tentang bantuan yang akan diberikan berupa dana, tempat
penyelenggaraan dan peralatan Serambi Remaja Humanistik
c. Tersedianya Sarana dan Prasarana yang mendukung Kegiatan Pos
Serambi Remaja Humanistik
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM iv
DAFTAR ISI viii
RINGKASAN PROPOSAL ix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah 2
C. Tujuan Pengabmas 2
D. Manfaat Pengabmas 3
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN 4
A. Identifikasi Masalah 4
B. Solusi Masalah 5
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 6
A. Sasaran Strategis 6
B. Metode Kegiatan 6
C. Waktu Kegiatan 8
D. Pengumpulan dan Pengolahan Data 8
BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN 9
A. Luaran 9
B. Target Capaian 9
BAB V BIAYA DAN RENCANA KEGIATAN 11
A. Biaya 11
B. Rencana Kegiatan 12
BAB 6 PETA LOKASI 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak remaja cenderung melakukan hal-hal negatif yang akhirnya
mempengaruhi masa depan dan jalan hidupnya hanya karena ikut-ikutan
teman. Kebanyakan remaja cenderung dipengaruhi oleh temannya terutama
sahabat yang sudah memulai terbiasa dengan lingkungan. Hal ini biasanya
terjadi pada kebiasaan merokok, pengguna narkotika, alkohol maupun
hubungan seks bebas.
Pengaruh teman sebaya ini dapat menciptakan keterikatan dan kebersamaan
sehingga yang bersangkutan sulit melepaskan diri. Berbagai cara teman
kelompok mempengaruhi si anak, misalnya dengan cara membujuk, ditawari,
bahkan sampai dijebak sehingga anak turut menyalahgunakan NAZA.
Kenakalan remaja di Indonesia masih tergolong tinggi. Kecenderungan
kenakalan tersebut dapat terjadi karena berasal dari pengaruh teman sebaya.
Kekuatan dan pentingnya pertemanan serta jumlah waktu yang dihabiskan
dengan teman, lebih besar di masa remaja dibandingkan dengan masa-masa
lain di rentan kehidupan manusia. Remaja cenderung untuk memilih teman
yang serupa dalam gender, suku bangsa dan dalam hal lain. Teman juga saling
mempengaruhi satu sama lain, terutama dalam masalah beresiko/bermasalah,
remaja lebih mungkin untuk memulai keinginan merokok jika seorang teman
sudah merokok.
Salah satu alasan banyak remaja terlibat dalam tanggapan agresif adalah
karena tidak memiliki keterampilan sosial dasar. Mereka tidak tahu
bagaimana merespons provokasi dari orang lain, tidak tahu cara membuat
permintaan atau untuk menolak permintaan tanpa membuat orang lain
tersebut marah. Orang-orang yang tidak memiliki keterampilan sosial dasar
tampak terlibat dalam kekerasan dan proporsi cukup tinggi di banyak
masyarakat. Jadi, membekali remaja dengan keterampilan sosial sangat
bermanfaat untuk mengurangi agresi.
1
Remaja sangat membutuhkan keterampilan sosial untuk berani mengambil
sikap tegas menolak berbagai macam tawaran negatif yang berasal dari
lingkungannya. Faktor teman sebaya sangat mendorong remaja untuk
melakukan kecenderungan perilaku menyimpang. Semakin terikat seorang
anak dengan teman sebaya, terutama yang berkualitas delinkuen, maka
semakin tinggi kecenderungan anak dalam melakukan penyimpangan.
Ketidakmampuan untuk bersikap asertif sering berperan terhadap terjadinya
hubungan seks yang sebetulnya tidak diinginkan. Misalnya seorang remaja
yang berani berhubungan seks karena takut menolak keinginan pacarnya.
Kebiasaan merokok, NAPZA serta hubungan seksual yang dilakukan oleh
remaja berkaitan dengan kemampuan remaja yang bersangkutan untuk
bertindak asertif.
Remaja seharusnya mampu menolak pengaruh negatif yang ditawarkan dari
lingkungannya. Kemampuan untuk menentukan pilihan dan berkata “tidak”
tersebut dikenal dengan asertivitas. Asertivitas adalah kemampuan untuk
mengeskpresikan kenyataan dirinya, yaitu kemampuan untuk mengatakan
“tidak” atau “ya” sesuai dengan keadaan sesungguhnya, untuk meminta
ekspresi positif atau negatif. Dalam membentuk hubungan interpersonal yang
baik diperlukan keterampilan sosial (social skills) yang baik pula.
Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk membina hubungan
interpersonal yang sangat penting dalam menciptakan keberhasilan saat
berinteraksi dengan orang lain. Salah satunya adalah menumbuhkan
asertivitas di dalam diri individu tersebut.
Salah satu cara yang tepat dalam menciptakan dan mengembangkan
kemampuan berkomunikasi adalah dengan melatih dan mengembangkan
kemampuan asertivitas. Asertivitas merupakan perilaku berani menuntut hak-
haknya tanpa mengalami ketakutan atau rasa bersalah serta tanpa melanggar
hak-hak orang lain. Asertivitas yaitu memberikan dan menerima afeksi,
memberi pujian, mampu memberi dan menerima kritik, memberi atau
menolak permintaan, kemampuan mendiskusikan masalah, beragumentasi
2
serta bernegosiasi. Tingkah laku asertif sebagai bentuk keterampilan sosial
yang tepat untuk berbagai situasi sosial.
Pembekalan asertivitas bertujuan melatih serta membiasakan individu
berperilaku asertif dalam hubungannya sehari-hari dengan orang lain di
sekitarnya. Remaja sangat membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang
baik dan efektif. Mereka seharusnya mempunyai kemampuan untuk
menyatakan apa yang diinginkan tanpa harus menyinggung hak orang lain
dan juga mampu untuk menolak berbagai macam tawaran negatif yang
diperoleh dari lingkungannya.
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo akan melakukan
pengabdian masyarakat dalam kegiatan terpadu penyegaran terhadap
Posyandu Remaja menjadi Serambi Remaja Humanistik. Modifikasi yang
dilakukan dengan memberikan pembekalan tentang asertivitas remaja berupa
konseling kelompok sebaya humanistik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai bentuk Tridaharma Perguruan Tinggi bidang pengabdian
masayarakat dalam mendukung program pemerintah Kabupaten Bone
Bolango dalam program kesehatan remaja dengan melakukan penyegaran
terhadap Posyandu remaja menjadi serambi remaja humanistik sebagai
alternatif meningkatkan asertivitas kelompok remaja.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan pengabdian masyarakat ini, diharapkan:
a. Pengembangan POS Serambi remaja humanistik
b. Peningkatan keterampilan remaja dalam melaksanakan kelompok
sebaya humanistik
c. Pendampingan pembekalan asertivitas kelompok remaja
d. Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi posyandu remaja
3
e. Menganalisis hubungan serambi remaja humanistik dengan
keterampilan asertivitas remaja dengan indikator meningkatnya
pengetahuan dan sikap remaja.
C. Manfaat
1. Masyarakat Kecamatan Kabila
Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan secara terpadu. Dan
memberdayakan masyarakat untuk menjadi mitra yang bekerjasama
dengan institusi pendidikan, yang secara bersama – sama menyelesaikan
masalah kesehatan remaja yang ada di Kecamatan Kabila khusunya
pencegahan masalah kenakalan remaja melalui serambi remaja humistik.
2. Dinas Kesehatan provinsi dan Bone Bolango
Kegiatan ini mendukung program dinas kesehatan provinsi dan Bone
Bolango dalam meningkatkan Kesehatan remaja melalui program
Posyandu remaja.
3. Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Kegiatan pengabdian masyarakat ini sebagai bentuk tanggung jawab
institusi dalam menunjang program kementerian Kesehatan.
4
BAB II
TARGET DAN LUARAN
A. Target Capaian
1. Terbentuknya struktur organisasi yang terdiri dari petugas kesehatan untuk
mengelola dan membina Serambi Remaja Humanistik, pengurus dan kader
Serambi Remaja Humanistik
2. Terbentuknya komunitas remaja humanistik sebagai kelompok konseling
remaja
3. Terbentuknya Forum Peduli Kesehatan Desa untuk memberikan dukungan
berupa moril, finansial dan material seperti kesepakatan tentang bantuan
yang akan diberikan berupa dana, tempat penyelenggaraan dan peralatan
Serambi Remaja Humanistik
4. Adanya susunan kerja yang akan dibentuk meliputi waktu, tempat
penyelenggaraan, pelaksanaan dan pembagian tugas, sarana dan prasarana
yang diperlukan
5. Adanya sarana dan prasarana kegiatan pokok serambi remaja humanistik
meliputi:
a. Lembar balik KIE tentang kecerdasan majemuk dan sosialisasi 10
kompetensi (kesadaran diri, empati, pengambilan keputusan, pemecahan
masalah, berfikir kritis, berfikir kreatif, komunikasi efektif, hubungan
interpersonal, pengendalian emosi dan mengatasi stress)
b. Lembar balik KIE tentang organ reproduksi remaja, pubertas, proses
kehamilan, menstruasi, KB, penyakit menular seksual, infeksi menular
seksual, gender dan pendewasaan usia perkawinan, HIV/AIDS
c. Lembar Balik Menu Seimbang, KEK, Obesitas, Anemia
d. Penyusunan Rencana Kegiatan Aktifitas Fisik selama satu tahun
e. Lembar balik Kesehatan jiwa, NAPZA
5
f. Kuesioner Pediatric Symptom Checklist (PSC)
g. Lembar balik kanker, diabetes, stroke, dampak dan bahaya, upaya
pencegahan
h. Lembar balik dampak kekerasan remaja
i. Upaya pencegahan kekerasan remaja
j. Buku Register Serambi Remaja Humanistik
k. Sertifikat Pembekalan Asertivitas
l. Form Pencatatan Konseling
m. Alat pengukur antropometri
n. Papan nama Pos Serambi Remaja
6. Adanya rencana kegiatan dalam setahun kedepan seperti pembekalan
kewirausahaan, perayaan hari raya keagamaan dan peningkatan dunia
usaha
7. Adanya duta kesehatan di Serambi Remaja Humanistik
B. Luaran
1. Peningkatan ketrampilan asertivitas Kader Serambi Remaja Humanistik
2. Pedoman pemantauan berkala kegiatan Serambi Remaja Humanistik
3. Media sosial untuk pelayanan konseling masalah kesehatan curhat melalui
forum media social facebook, twitter dan Instagram
4. Publikasi Artikel Ilmiah
5. HAKI karya tulis
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Sasaran Strategis
Sasaran peserta program kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Remaja
pelaksana Pos Serambi Remaja sebanyak 26 orang.
B. Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penyegaran terhadap Posyandu
Remaja menjadi Serambi Remaja Humanistik dengan melakukan pendekatan
internal dan eksternal, membentuk forum peduli remaja, membuat media
social sebagai tempat konseling/curhat dan pembekalan asertivitas bagi kader.
Program Pengabdian masyarakat memiliki rangkaian kegiatan sebagai
berikut:
1. Persiapan
a. Pengusulan Proposal pada pusat penelitian dan pengabdian masyarakat
b. Kelayakan tema yang dipilih untuk pengabdian masyarakat
c. Koordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Kabila Kabupaten Bone
Bolango.
d. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas Kabila terkait pemilihan tempat
dan teknis pelaksanaan sekaligus kesedian memberikan materi dalam
pembekalan asertivitas
e. Koordinasi dengan bidan desa terkait kerangka subjek sebagai sasaran
sertasasaran.
2. Pelaksanaan
a. Pendekatan internal dengan Petugas Kesehatan agar bersedia
mengelola dan membina Serambi Remaja Humanistik
7
b. Pendekatan eksternal dengan komunitas remaja dan tokoh masyarakat
agar mendukung modifikasi Posyandu remaja menjadi Serambi
Remaja Humanistik
c. Pembentukan Forum Media Sosial Peduli Kesehatan Serambi Remaja
Humanistik untuk pelayanan konseling masalah kesehatan
d. Pembentukan Forum Peduli Kesehatan Desa untuk memberikan
dukungan berupa moril, finansial dan material seperti kesepakatan
tentang bantuan yang akan diberikan berupa dana, tempat
penyelenggaraan dan peralatan Serambi Remaja Humanistik
e. Reorganisasi pengurus dan kader Serambi Remaja Humanistik,
struktur organisasi
f. Pembekalan asertivitas Kader Serambi Remaja Humanistik
g. Penyusunan susunan kerja yang akan dibentuk meliputi waktu, tempat
penyelenggaraan, pelaksanaan dan pembagian tugas, sarana dan
prasarana yang diperlukan
h. Pengadaan Sarana dan Prasarana Kegiatan Pokok Serambi Remaja
Humanistik meliputi papan nama Pos Serambi Remaja.
C. Waktu Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pada tanggal 23 Februari 2021 dengan tetap
memperhatikan prosedur protokol kesehatan.
8
BAB IV
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
9
B. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dalam bentuk kegiatan
managemen laktasi dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Kabila. Kegiatan
telah dilaksanakan dari tanggal 22-23 Desember 2020. Kegiatan managemen
laktasi ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan
imunitas bayi melalui peningkatan pengetahuan ibu tentang managemen
laktasi dan mencegah infeksi COVID19 pada ibu nifas yang merupakan
kelompok resiko tinggi dengan daya tahan tubuh yang sangat rentan tertular
COVID19. Kegiatan ini diharapkan dapat memelihara daya tahan tubuh.
Pengukuran hasil kegiatan ini dilakukan melalui kuesioner dan lembar
observasi disertai dengan pemberian alat pelindung diri berupa masker dan
bahan habis pakai untuk kebiasaan mencuci tangan dengan handsanitizer dan
hand shop yang diberikan baik untuk ibu sendiri dan semua anggota keluarga.
Hasil pelaksanan kegiatan disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini dan
dokumentasi pelaksanaan kegiatan :
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Kategori Umur Frekuensi %
1 Perempuan 18 75
2 Laki-laki 6 25
Total 24 100
Berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 18 orang (75%) dan lainnya berjenis kelamin laki-
laki 6 orang (25%).
2. Pendidikan Remaja
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan pendidikan
10
No Kategori Pendidikan Frekuensi %
1 Dasar 8 33
2 Menengah 16 67
Total 100
Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar responden berpendidikan menengah
sebanyak 16 orang (67%) dan lainnya berpendidikan dasar sebanyak 8 orang
(33%).
C. Pembahasan
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah diuraikan akan dilakukan
pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian dengan melihat hasil
penelitian dan tinjauan pustaka.
1. Jenis Kelamin
Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai jenis
kelamin perempuan sebanyak 18 responden (75%) dari total 24
responden. Sedangkan responden yang mempunyai jenis kelamin laki-
laki sebanyak 6 responden (25%). Remaja laki-laki lebih banyak
melakukan tingkah laku antisosial daripada perempuan. Pada
umumnya kaum pria cenderung lebih asertif daripada wanita karena
11
tuntutan masyarakat. Sejak kecil, kaum pria sudah dibiasakan untuk
tegas dan kompetitif.(Bishop, 2019).
Hasil penelitian sebelumnya yang memperkuat yaitu penelitian Dita
Patmasari tahun 2020 di Surakarta tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan asertifitas yang menyatakan jenis kelamin
termasuk salah satu faktor yang berhubungan dengan asertifitas.
2. Pendidikan Responden
Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden yang berpendidikan
menengah sebanyak 16 responden (67%) sedangkan responden yang
berpendidikan dasar sebanyak 8 responden (37%). Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan untuk
menerima informasi baik dari orang lain maupun media masa semakin
banyak informasi yang masuk (Baron, 2015). Pendidikan responden
yang sebagian besar berpendidikan menengah juga dapat
mempengaruhi responden karena responden semakin mudah
menerima informasi sehingga lebih banyak mendapatkan informasi
maka asertifitasnya juga semakin baik. Hasil penelitian sebelumnya
yang memperkuat yaitu penelitian Dwiputriadi di Yogyakarta tahun
2020 tentang hubungan pendidikan dengan perilaku asertifitas yang
menunjukkan ada hubungan pendidikan dengan asertifitas.
3. Metode Pelatihan Asertifitas
Hasil menunjukkan bahwa dari 24 responden nilai rata-rata asertifitas
remaja menggunakan metode pelatihan dengan games lebih tinggi
dibandingkan dengan metode pelatihan role play dan study case
dengan rata-rata nilai 23,90<19,30<17,20 yang artinya metode
pelatihan dengan games berpengaruh lebih baik terhadap asertifitas
daripada metode pelatihan role play dan study kasus.
12
Asertifitas bisa ditingkatkan melalui pelatihan. Pelatihan akan
berpengaruh terhadap perilaku ataupun tindakan dalam kehidupan
sehari-harinya. Asertifitas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
jenis kelamin, keyakinan, kebudayaan, pendidikan, tipe kepribadian
dan situasi tertentu lingkungan sekitar (Eggert, 2020). Akan tetapi
faktor yang diteliti hanya jenis kelamin dan pendidikan. Dengan
demikian kemampuan untuk meningkatkan asertifitas waktu yang
singkat dan tidak perlu berulang bisa dilakukan dengan melakukan
pelatihan dengan metode games. Hasil sebelumnya yang memperkuat
yaitu penelitian Elfida di Pekanbaru tahun 2015 tentang gambaran
kemampuan perilaku asertifitas remaja madya yang mengemukakan
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
meningkatkan kemampuan asertifitas yang dimilikinya.
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kegiatan meningkatkan ketrampilan asertifitas remaja telah terlaksana
dengan baik dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah kecamatan
dan Puskesmas Kabila
2. Mayoritas responden memiliki jenis kelamin perempuan sebanyak 18
orang (75%) dan lainnya memiliki jenis kelamin laki-laki 6 orang (25%)
3. Mayoritas responden memiliki pendidikan menengah sebanyak 16 orang
(67%) dan lainnya mempunyai pendidikan dasar 8 orang (33%).
4. Nilai rata-rata asertifitas remaja menggunakan metode pelatihan dengan
games lebih tinggi dibandingkan dengan metode pelatihan role play dan
study case dengan rata-rata nilai 23,90<19,30<17,20 yang artinya metode
pelatihan dengan games berpengaruh lebih baik terhadap asertifitas
daripada metode pelatihan role play dan study kasus.
B. Saran
1. Remaja
Pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh agar dapat di
sebarluaskan kepada remaja lainnya serta meningkatkan komunikasi
asertifitas dalam komunitas remaja, keluarga dan masyarakat
2. Pemerintah Kecamatan dan Puskesmas Kabila
Kegiatan Serambi Remaja Humanistik untuk tetap dilaksanakan secara
rutin diwilayah Kabila dan hasil pengabdian masyarakat ini dapat
diinformasikan kepada semua remaja yang ada di Wilayah Kabila
3. Bagi Poltekkes kemenkes Gorontalo
Hasil pengabdian masyarakat kemitraan wilayah ini menjadi hak
inteletual institusi yang dapat dikembangkan ke wilayah lainnya di
Provinsi Gorontalo
14
DAFTAR PUSTAKA
Alberti, Robert dan Emmons, M. 2020. Your Perfect Right. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Ardiyansyah, Yusuf. 2021. Bahaya Merokok bagi Kalangan Pelajar. Diakses
tanggal 17 Juli 2011. http://yusuf-area.blogspot.com/2011/03/bahaya-
merokok-untuk-pelajar.html.
Arikunto, S. 2020. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2019. Penyusunan Skala Psikologi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2020. Pedoman
Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK
R/M). Jakarta: BKKBN
Baron, Robert. A, dan Byrne, D. 2015. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Bishop, Sue. 2007. Develope Your Assertiveness. London: Kogan page.
Bishop, Sue. 2019. Assertiveness Skills Training. New Delhi: Viva Books Private
Limited.
Breakwell, Glynis M. 2019. Coping with Aggresive Behaviour. Yogyakarta:
Kanisius.
Chaplin, C.B. 2019. Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartini Kartono).
Jakarta: Grafindo Persada.
Dita Patmasari, 2020. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Asertif
pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kasatriyan Surakarta dan Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Banyumas. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Surakarta: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Johnson, David W. & Johnson, F.P. 2000. Joining Together: Group Theory and
Group Skills 6th Ed. Boston: Pearson Education, Inc.
Kartono, Kartini. 1992. Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali
Kertapati, Didit Tri. 2010. Kepala BKKN: 51 dari 100 Remaja di
Jabodetabek Sudah Tak Perawan. Diakses tanggal 25 Mei 2011.
http://www.detiknews.com/read/2010/11/28/0 94930/1504117/10/kepala-
bkkbn-51-dari-100-remaja-di-jabodetabek-sudah- tak-perawan.
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Jiwa Di Sekolah Terintegrasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Jakarta: Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Lunanta, Lita Patricia dan M. Ahkam A. 2018. Peran Pemantauan Diri dalam
Mengurangi Kecenderungan Berperilaku Nakal pada Remaja. Jurnal
Intelektual. Volume 3 No.1.
Maria, Ulfah. 2017. Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri
terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Tesis. Tidak Diterbitkan.
Jogjakarta: Fakultas Psikologi Pascasarjana UGM.
Monks, FJ, Knoers, A.M.P, dan Siti Rahayu Haditono. 2018. Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bidang. Yogyakarta: UGM.
Novianti, Made Christina dan Tjalla Awaluddin. 2018. Perilaku Asertif Pada
Remaja Awal. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Papalia, Diane E.; Olds, S.W; dan Feldman, R.D. 2019. Human Development:
Perkembangan Manusia (Terjemahan Brian Marwensdy). Jakarta: Salemba
Humanika.
Rae, Leslie. 2015. Perencanaan Efektif. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Rakos, Richard F. 2019. Assertive Behavior: Theory, Research, and Training.
London: Routledge.
Rinawati, Danik. 2019. Hubungan Konsep Diri dan Perilaku Asertif dengan
Kenakalan Remaja di SMAN 9 Malang. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Malang:
Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
UNM.
FOTO KEGIATAN
Lampiran 3
BIODATA KETUA
A. Identitas Diri
1. Nama Rabia Zakaria, SKM,ST.Keb, M.Kes
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Lektor
4. NIP 19731210 199803 2006
5. NIDN 4010127301
6. Tempat/Tgl Lahir Gorontalo, 10 Desember 1973
7. E-mail rabiasubarkah@gmail.com
8. Nomor Telp/HP 082348794086
9. Website Personal
10. Institusi Poltekkes Kemenkes Gorontalo
11. Program Studi Diploma III Kebidanan
12 Jenjang Pendidikan Magister Kesehatan Masyarakat
Terakhir
13. Alamat Jl.Taman Siswa N0.36 Kota Timur Kota
Gorontalo
B. SINTA
1. Sinta ID 6167057
2. Sinta Skor 0,14
3. Rank In National 121014
4. Rank In Affiliation 33
5. Scopus ID https://orchid.org/0000-0003-4760-1628
6. H-Index 0
7. Article 0
8. Citation 14
9. Google Scholar ID
10. h-index 1
11. Article 35
Lampiran 4
ANGGARAN
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN
MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK SEBAYA HUMANISTIK SEBAGAI
ALTERNATIF MENINGKATKAN ASERTIVITAS REMAJA DI WILAYAH
KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai pengabdian masyarakat yang
akan dilaksanakan oleh team Dosen Jurusan Kebidanan politeknik kesehatan
Kemenkes Gorontalo untuk mengikuti Konseling Kelompok Sebaya Humanistik
Sebagai Alternatif Meningkatkan Asertivitas Remaja Di Wilayah Kecamatan Kabila
Kabupaten Bone Bolango
Nama : …………………………….
Umur : …………………………….
Alamat : …………………………….
Bila selama kegiatan ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat
mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun. Demikian pernyataan ini saya
buat secara sadar, suka rela dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Gorontalo, 2021
Responden,
……………………………
Lampiran 6.
Jadwal Kegiatan Pengabdian Masyarakat Konseling Kelompok Sebaya
Humanistik Sebagai Alternatif Meningkatkan Asertivitas Remaja Di
Wilayah Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun Pertama (2021)
Pendidikan_Terakhir
67
Menengah 16 67 67
100.0
Total 24 100 100