TIM PENGUSUL
Ketua :Ns. Noviany B. Rasiman., M.N.S 0911118303
1. Judul Penelitian :Upaya Penanggulangan Diare Sebagai Peran Perawat Dalam
Mendidik Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulili, Kota Palu
2. Bidang penelitian :Keperawatan Komunitas
3. Ketua Penelitian
a. Nama Lengkap dan Gelar :Ns. Noviany B. Rasiman., M.N.S
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Golongan/Pangkat/NIDN :III.b/Penata Muda tkt I/0911118303
d. Jabatan Fungsional :Lektor
e. Jabatan Struktural :Wakil Ketua I Bid. Akademik
f. Pusat Penelitian :LP2M
4. Alamat Ketua Peneliti
a. Alamat Prodi/Telp/Fax : Jl. Towua No. 114 Birobuli Selatan
b. Alamat Rumah/Telp/Fax : Jl. Banteng No 36. E
5. Jumlah Anggota Peneliti : -
ota : -
6. Lokasi Penelitian : Wilayah Kerja PKM Bulili, Kota Palu
6. Kerjasama dengan Institusi lain
a. Nama Institusi : Puskesmas Bulili
b. Alamat : Jl. Dewisartika
8. Lama Penelitian : 3 Minggu
8. Biaya yang diperlukan : Rp. 6.000.000
a. Sumber dari Lembaga Peneltian
STIK Indonesia Jaya : Rp. 6.000.000
b. Sumber Lain, sebutkan :-
Jumlah : Rp. 6.000.000
( Enam Juta Rupiah)
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian Masyarakat,
DAFTAR ISI
Isi Hal
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
RINGKASAN 1
BAB I PENDAHULUAN 2
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Kontribusi 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Tinjauan Umum Tentang Asam Urat Pada Lansia 5
B. Tinjauan Umum Tentang Peran Keluarga 7
BAB III METODE PENELITIAN 13
A. Jenis Penelitian 13
B. Waktu dan Lokasi Penelitian 13
C. Variabel dan Definisi Operasional 13
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 14
E. Pengolahan Data 15
F. Analisa Data 16
G. Penyajian Data 16
H. Populasi dan Sampel 16
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 17
A. Anggaran Biaya 17
B. Jadwal Penelitian 17
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN
RINGKASAN
Peran perawat dalam proses penanggulangan diare merupakan suatu hal penting karena diare
mempunyai prognosis buruk kalau tidak segera ditangani. Diare merupakan penyebab kematian
nomor dua di dunia pada kematian anak yang diakibatkan oleh diare. Meskipun sudah terjadi
penurunan, namun diare masih menjadi penyebab kematian utama pada anak, yang ditunjukan
dengan kejadian sebanyak 2 juta kematian pada anak pertahunnya yang disebabkan diare.
Puskesmas Bulili jumlah kasus diare dari tahun ke tahun meningkat. Jumlah kasus diare dari
tahun 2017 sebanyak 626 kasus sedangkan tahun 2018 sebanyak 1003 kasus. Tujuan pelitian ini
adalah diketahuinya peran perawat sebagai pendidik dalam upaya penanggulangan diare di
Puskesmas Bulili Kota Palu. Jenis penelitian adalah deskriptif, variabel dalam penelitian ini
adalah peran perawat sebagai pendidik dalam penanggulangan diare. Jenis data yaitu primer dan
sekunder. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data dengan menggunakan
analisis univariat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di
Puskesmas Bulili Kota Palu dengan jumlah sampel yaitu 24 perawat. Metode pengambilan
sampel yang di gunakan adalah Total Population.
A. Latar Belakang
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang
masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan di sekitar ataupun kebiasaan yang buruk
yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang
dibawah oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung
ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara. Diare merupakan penyebab kematian
nomor dua di dunia. Pada tahun 1990, terdapat 12 juta kematian anak yang diakibatkan
oleh diare. WHO, 2013).
Angka kematian di Indonesia akibat diare masih cukup tinggi. Berdasarkan
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar
tahun 2010 diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian di
Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tatalaksana yang tidak tepat
baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare
perlu tatalaksana yang cepat dan tepat. Hasil tahun 2010 terjadi KLB diare di 33
kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang 1,74 %. (Dep.Kes
RI, 2010).
Diare yang disebabkan oleh kuman pathogen penularannya bersifat oro-fecal.
Faktor resiko penyebaran penyakit ini adalah sarana pembuangan tinja yang tidak
memenuhi syarat dan proses pencucian tangan yang tidak baik setelah buang air besar
dan kontak dengan tinja sebelum mengolah makanan. Faktor resiko lainnya adalah
makanan yang tidak higienik, tempat penyimpanan makanan dingin yang kurang, kontak
makanan dengan lalat, dan mengkonsumsi air minum yang tercemar. Lalat dianggap
mengganggu karena kesukaannya hinggap di tempat - tempat yang lembab dan kotor,
seperti sampah. Selain hinggap lalat juga menghisap bahan - bahan kotor dan
memuntahkan kembali dari mulutnya ketika hinggap diberbagai tempat, jika makanan
yang dihinggap lalat akan tercemar oleh mikroorganisme baik bakteri, protozoa dan
telur/larva cacing atau bahkan virus yang di bawah dan di keluarkan dari mulut lalat -
lalat dan bila di makan manusia, maka dapat menyebabkan penyakit diare (Meliana,
2012).
Upaya dalam penanggulangan diare, perawat dapat melaksanakan perannya dalam
beberapa hal, salah satunya adalah memberikan pendidikan kepada orang tua mengenai
dehidrasi oral untuk mengatasi diare. Pendidikan yang diberikan kepada orang tua atau
pengasuh mengenai pemberian zink dan oralit untuk anak diare, diberikan dengan dosis
10cc/kg/BB pada setiap kali buang air besar, dan tablet zink diberikan dengan dosis 20
mg pada hampir semua umur. Untuk pemberian nutrisi, perawat menganjurkan kepada
orang tua, tetap memberikan ASI kepada anak, karena efektif dapat mengurangi diare
pada anak. Meningkatkan kualitas kesehatan atau mempertahankan tingkat
kesejahteraan yang optimum, mencegah penyakit, menangani penyakit, menurunkan
ansietas pasien, memaksimalkan kemandirian dalam melakukan aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari, meningkatkan perubahan perilaku pasien, mengembangkan
keterampilan sehingga bisa memberikan perawatan pendukung bagi anggota keluarga
yang sakit, dan secara aktif akan mengurangi insiden komplikasi penyakit diare (Juffire
M, Mulyani, 2013).
Data yang ada di Sulawesi Tengah pada tahun 2018, penyakit diare menempati
peringkat ke-6, jumlah pasien diare akut lebih banyak dari pada diare kronis yang
berjumlah 70-80% kasus diare pada balita adalah diare akut. Secara umum total
penderita berjumlah 22.404 kasus. Berdasarkan pengambilan data awal di Puskesmas
Bulili jumlah kasus diare dari tahun ke tahun meningkat. Jumlah kasus diare dari tahun
2017 sebanyak 626 kasus, laki- laki berjumlah 312 dan perempuan sedangkan tahun 2018
sebanyak 1003 kasus.
Berdasarkan hasil survei dengan perawat yang ada di Puskesmas Bulili sebanyak
5 orang pada 20 Agustus 2019 diperoleh keterangan bahwa 2 orang perawat sudah
melaksanakan penanggulangan diare dan telah melaksanakan peran perawat sebagai
pendidik dan 3 orang perawat sebagai pendidik belum melaksanakan upaya
penanggulangan diare secara rutin, dimana 3 orang perawat ini belum menjelaskan
penyebab diare, tanda dan gejala yang mengakibatkan dehidrasi pada penderita diare.
Penderita diare yang meninggal akibat dehidrasi tahun 2019 sebanyak 54 kasus, dan
kurangnya kebersihan lingkungan, serta kurangnya motivasi dalam pelaksanaan
penyuluhan dari perawat, serta pentingnya pemberian oralit, dan kurangnya penggunaan
jamban. Sementara itu 2 orang perawat sudah melaksanakan upaya peran perawat
sebagai pendidik yang dilaksanakan di Puskesmas Bulili seperti memberikan penyuluhan
kesehatan, penggunaan oralit, dan menjelaskan pentinnya mengatasi dehidrasi.
Berdasarkan dari data tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “peran perawat sebagai pendidik dalam upaya penanggulangan diare di
Puskesmas Bulili Kota Palu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang maka rumusan masalahnya adalah:
“Bagaimanakah upaya penanggulangan diare sebagai peran peran perawat dalam
mendidik masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Bulili, Kota Palu?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui upaya penanggulangan diare sebagai peran peran perawat dalam
mendidik masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Bulili, Kota Palu.
D. Kontribusi Penelitian
1. Bagi Puskesmas Bulili
Sebagai bahan tentang data penderita diare, dan data tentang kemajuan program
mellui peran peraway dalam mendidik masyarakat untuk penanggulangan diare.
flow through), merupakan keadaan abnormal pengeluaran tinja yang terlalu sering. Hal ini
disebabkan adanya perubahan-perubahan dalam transport air dan elektrolit dalam usus,
terutama pada keadaan-keadaan dengan gangguan intestinal pada fungsi digesti, absorpi
dan sekresi. Diare sebagai peningkatan frekuensi buang air besar dan berubahnya
konsistensi menjadi lebih lunak atau bahkan cair (Juffire M, Mulyani NS, 2013).
Diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air
besar yang terus-menerus dan feses yang masih memiliki kandungan air yang berlebih.
Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan
dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat
membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang tua (Widjaja, 2012).
Tanda penyakit diare seperti : kehilangan cairan dan elektrolit, mata cekung, haus,
mulut kering, demam, letargis, dan kadang-kadang disertai muntah. Beberapa pengertian
lain, diare menurut beberapa ahli adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. Bayi
dikatakan diare bila volume tinja lebih dari 15 gram/kg/24 jam dan pada anak usia 3 tahun
volume tinja lebih dari 200 gram/24 jam. Volume tinja anak usia 3 tahun sama dengan
Jenis dan klasifikasi diare Menurut Depkes R.I (2010) diare menurut jenisnya
dibagi : Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari atau dua minggu,
akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi adalah penyebab utama kematian pada
penderita diare. Diare disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinjanya, akibat diare
disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan
terjadinya komplikasi pada mukosa. Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih
dari 14 hari atau dua minggu dan terjadi secara terus-menerus, Akibat diare persisten
2. Patofisiologi Diare
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik, akibat
terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus,
menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus
setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang
biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
a. Gangguan Osmotik
kibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sahingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
b. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi
air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat
makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltic usus menurun akan
Etiologi / Faktor Penyebab Menurut Widjaja (2012), diare disebabkan oleh faktor infeksi,
malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologia. Faktor infeksi
sumber air bersih, ketersediaan jamban, dan kebiasaan tidak mencuci tangan.
Sarana sanitasi yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian
kuman infeksi penyebab diare ditularkan melalui jalur fekal oral. Mereka dapat
ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan atau benda yang tercemar oleh
tinja, misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan, dan makanan yang disiapkan dalam
panci yang dicuci dengan air yang tercemar (Depkes RI, 2012).
Ketersediaan jamban atau pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari
terjadinya penyebaran penyakit tertentu yang penularannya melalui tinja antara lain
Beberapa perilaku yang tidak sehat dalam keluarga adalah kebiasaan tidak mencuci
tangan. Mencuci tangan yang baik sebaiknya menggunakan sabun sebagai desifektan
atau pembersih kuman yang melekat pada tangan, kebiasaan mencuci tangan dapat
dilakukan pada saat sesudah membuang air besar, sesudah membuang tinja anak,
sebelum menyuapi makanan pada anak, dan sesudah makan mempunyai dampak
terhadap diare. Kemudian kebiasaan membuang tinja juga dapat beresiko terhadap diare.
badan meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Feses
makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir, dan warna feses berubah menjadi
kehijau-hijauan karena bercampur empedu. Akibat sering defekasi, anus dan sekitarnya
menjadi lecet karena sifat feses makin lama makin asam, hal ini terjadi akibat banyaknya
asam laktat dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus (Sodikin 2011).
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Karena kehilangan cukup
banyak cairan tubuh, penderita bisa mengalami dehidrasi. Dehidrasi berkelanjutan yang
terjadi pada anak-anak atau balita dapat mengakibatkan kematian. Namun pada orang
dewasa, kematian akibat dehidrasi jarang ditemukan. Tingkat dehidrasi dapat dilihat dari
gejala-gejala yang menunjukkan hilangnya cairan tubuh, pada tahap awal dehidrasi,
penderita akan merasakan mulut kering dan rasa haus yang berlebihan. Adapun tanda-tanda
dehidrasi selanjutnya tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami penderita. Apabila
penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala
dehidrasi. berat badan menuurun, ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot dan tugor
kulit berkurang. Gejala klinis menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya kehilangan
cairan yang hilang, jika diare berat terjadi maka bahaya yang ditimbulkannya juga akan
semakin berat, beberapa organ penting akan mengalami penurunan fungsi seperti otak,
jantung, dan ginjal. Organ tersebut sangat berkaitan erat dengan cairan tubuh, maka tidak
jarang pada diare berat sering terjadi penurunan kesadaran, (Sodikin, 2011).
pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan
diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary
prevention) yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi (Nasry Noor, 2012).
mengandung elektrolit dan glukosa, sehingga dapat mengganti cairan yang hilang dengan
segera, meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan
ekstra sesudah diare dan membawa ke sarana kesehatan bila keadaan penderita tidak
Menurut Juffrie (2013), upaya pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara
Penyediaan air bersih juga termasuk hal yang penting dalam mencegah diare. Air
bersih sangat diperlukan untuk kehidupan manusia, bukan hanya untuk keperluan rumah
tangga, tetapi yang sangat penting untuk di minum. Disamping itu kebiasaan yang paling
penting untuk mencegah penularan diare adalah mencuci tangan menggunakan sabun
terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum makan, sebelum
dan sesudah menyiapkan makanan,dan sebelum menyuapi anak, menurut direktorat jenderal
1. Pengertian Peran
a. Peran
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang harapkan oleh orang lain
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. (UU
Keperawatan, 2014)
b. Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
f. Peran kordinator
g. Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan kerana perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
h. Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
2. Definisi Fungsi
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam
a. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
b. Fungsi Dependen
instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.
Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi,
atau hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian (Arikunto, 2010). dengan tujuan ingin melihat dan mengetahui bagaimana peran
perawat sebagai pendidik dalam upaya penanggulangan diare Puskesmas Bulili Kota Palu.
B. Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Kinapasan Kabupaten Tolitoli pada tanggal 25 September-02
Oktober 2017.
C. Variabel dan definisi operasional
1. Variabel penelitian
Variabel dalma penelitian ini adalah peran perawat sebagai upaya pennaggulangan diare.
2. Definisi operasional
Peran perawat sebagai upaya pennaggulangan diare:
Memberikan pengetahuan, meningkatkan kesehatan dan membangun upaya
penanggulangan diare di masyarakat yang dilakukan oleh perawat sehingga terjadi
perubahan perilaku .
Cara ukur : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur :
1 = Berperan Baik, jika nilai jawaban responden ≥ 69
0 = Berperan Kurang Baik, jika nilai jawaban responden < 69
D. Jenis dan cara pengumpulan data
1. Jenis data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dengan observasi langsung terhadap
responden dengan menggunakan lembar observasi
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait dengan penelitian
yaitu di Puskesmas Bulili.
2. Cara pengumpulan data
Sebelum melakukan Pengumpulan data yang dilakukan yaitu pengambilan surat
penelitian pada tanggal 11 September 2019, kemudian mengajukan permohonan izin
melaksanaan penelitian di Puskesmas Bulili Kota palu. setelah disetujui pihak Puskesmas
Bulili Kota palu, pengumpulan data langsung di lakukan melalui wawancara dan
membagikan kuisioner, Kuesioner ini diambil dari kuesioner penelitian Yuliana (2011),
kemudian dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori peran perawat sebagai pendidik.
Kuesioner ini terdiri dari 3 bagian yang pertama yaitu: identitas responden terdiri atas
umur, pekerjaan, dan pendidikan, tujuannya untuk mengetahui umur, pendidikan dan
pekerjaan responden yang dapat mempengaruhi peran perawat sebagai pendidik, Bagian
yang kedua yaitu kuisioner penyesuaian dengan SOP yang ada di Puskesmas,
Kuisioner terdiri dari 16 pernyataan dengan menggunakan skala likert dengan
alternatif 4-5 jawaban, jawaban selalu (SL) diberi nilai 5, sering (SR) diberi nilai 4,
kadang-kadang (KK) diberi nilai 3, tidak perna (TP) iberi nilai 2 dan sangat tidak perna
(STP) diberi nilai 1.
E. Pengolahan data
Pengolahan data menggunakan analisa deskriptif dilakukan untuk mengetahui
gambaran data yang akan dianalisis. Data yang berupa hasil dari pengisian kuesioner dari
responden dalam bentuk penilaian. Pengolahan data dilakukan melalui proses berikut
(Notoatmodjo, 2010).
1. Editing
Editing adalah proses pemeriksaan data-data yang telah terkumpul. Dilakukan dengan
mengoreksi setiap lembar tes kuesioner untuk memastikan bahwa semua sudah terjawab
dan meminta kembali responden untuk menjawab kembali pertanyaan apabila ada
pertanyaan yang belum terjawab. Editing bisa dilakukan pada saat pengumpulan data atau
setelah data terkumpul.
2. Coding
Coding adalah proses pemberian kode numeric (angka) pada data yang terdiri dari
beberapa kategori. Jika pengolahan dan analisa data menggunakan komputer maka
pengkodean ini sangat penting untuk mempermudah pengolahan data.
3. Entry Data (memasukkan data)
Entry data adalah proses pengisian kolom-kolom atau kotak-kotak pada lembar kode
sesuai dengan jawaban dari masing-masing pertanyaan.
4. Tabulating (tabulasi)
Tabulating adalah proses pembuatan tabel-tabel data dan mengelompokkan data secara
teratur dan teliti sesuai dengan jawaban-jawabannya, kemudian dihitung, dijumlahkan,
dan kemudian disajikan dalam bentuk table.
5. Cleaning
Cleaning adalah proses menghilangkan data yang dianggap tidak perlu.
6. Describing
Describing adalah proses menggambarkan atau menjelaskan data yang telah terkumpul.
F. Analisa data
1. Analisa univariat
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan pada tiap tabel dari hasil penelitian.
Pada umunya analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2010).
Untuk menganilisis variabel digunakan rumus :
P = f n x 100%
Keterangan :
P : Presentase
f : Frekuensi
n : Jumlah sampel
G. Penyajian data
Penyajian data yang digunakan pada penelitian ini adalah tabel frekuensi yang disertai
dengan penjelasan agar lebih mudah untuk dianalisa.
a. Kriteria sampel
1. Inklusi
Bekerja sebagai pegawai tetap di Puskesmas Bulili Kota Palu
2. Eksklusi
a. Tidak bersedia menjadi responden
b. Sedang izin atau sakit
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya dalam penelitian ini sebesar Rp.6.000.000,- dengan rincian baiaya
dengan rincian biaya :
B. Jadwal Penelitian
Rencana jadwal penelitian adalah sebagai berikut :
Bulan
DAFTAR PUSTAKA
Adam, N.H, 2013. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang
Penyakit Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Global Limbato,
Skripsi,.Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Negeri Gorontalo.
Bastable, S. B. 2012. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran,
EGC, Jakarta.
Depkes, RI. 2010. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta: Depkes RI.
_________, 2014. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare, Edisi 4. Ditjen PPM dan PL,
Jakarta
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah. 2014. Laporan Rekam Medik Penyakit Diare.
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah.
Herawani, 2009. pendidikan kesehatan dalam keperawatan. Jakarta: EGC.
Hidayat. 2009. Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
________, (2010). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Juffire M, Mulyani NS, 2013. Modul Pelatihan Diare. Gastro-Hepatologi. 2009
________, 2013. Gastroenterologi hepatologi, jilid 1. Jakarta: Badan penerbit Gastro-
Hepatologi.
Latief, abdul. 2007. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesahatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Machfoedz. 2009 Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan.
Yogyakarta :Fitramaya
Meliana, 2012. Epidemiologi Penyakit Diare Pada Anak Balita, Universitas Muhammadya
Jakarta.
Nelson, W.E. 2011, “Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15”. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nursalam, 2012. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Nur Nasry Noor, 2012, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta:Rineka Cipta. 2006.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta.
.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rhineka Cipta. Jakarta
Puskesmas Bulili, 2018. Laporan Rekam Medik Perawat. Puskesmas Bulili Kota Palu.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis. CV.Alfabeta, Bandung
Sodikin 2011. Asuhan Keperawatan Pada Anak Gangguan System Pencernaan dan
Hepatobiliier, Jakarta, Salemba Medika.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Biaya
1. Honorarium
3. Transport/Perjalanan
4. Lain-lain
5. Penerimaan
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ns. Noviany Banne Rasiman., M.N.S
NIDN/NUPN : 0911118303
Pangkat/Golongan : Penata Muda tkt I/ III.b
Jabatan Fungsional : Lektor
Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul :
Upaya penanggulangan diare sebagai peran perat perawat dalam mendidik masyarakat di
Wilayah Kerja Puskesmas Bulili, Kota Palu
Yang diusulkan dengan skema Penelitian Dosen/Dosen Pemula untuk tahun anggaran 2020
bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan persyaratan ini, maka saya
bersedia diproses dengan ketentuan yang berlaku serta mengembalikan seluruh dana penelitian
yang telah saya terima ke kas LP2M/Yayasan Tri Karya Husada.
Demikian pernyataan ini dibuat dan digunakan sebagaimana mestinya.
Palu, 03 Mei 2020
Mengetahui, Yang menyatakan
Ketua Lembaga Penelitian Masyarakat