PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berada di urutan ketiga (8%) setelah India (27%) dan China (9%). Banyak faktor
dengan faktor penderita seperti usia, jenis kelamin, penyakit komorbid, konsumsi
rokok dan alkohol, kondisi sosioekonomi, dan status gizi maupun faktor
sebelumnya.
penyakit (case fatality rate/CFR) adalah 16%, turun dari 23% di tahun 2000. CFR
harus turun hingga 10% pada tahun 2020 untuk mencapai tahap pertama End TB
Strategy. Ada cukup banyak variasi capaian CFR, mulai dari kurang dari 5% di
beberapa negara hingga lebih dari 20% di sebagian besar negara di regional WHO
utama agen infeksius. Di tahun 2017, TB menyebabkan sekitar 1,3 juta kematian
(rentang, 1,2-1,4 juta) di antara orang dengan HIV negatif dan terdapat sekitar
1
300.000 kematian karena TB (rentang, 266.000-335.000) di antara orang dengan
HIV positif. Diperkirakan terdapat 10 juta kasus TB baru (rentang, 9-11 juta)
menduduki peringkat pertama dengan jumlah kasus TB Paru BTA Positif, diikuti
dari aspek kesehatan semata tetapi juga dari aspek sosial maupun ekonomi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Toddopuli.
2
C. Manfaat
lingkungan sekitar.
3
BAB II
nomor 96 dan dipimpin oleh drg. Hj. Yayi Manggarsari, M.Kes. Dahulu
Puskesmas Batua, dan akhirnya pada tanggal 06 November 2013, Pustu dari
jalan dengan pegawai berjumlah 25 pegawai yang terdiri dari 23 orang PNS
dan 3 orang pegawai magang dengan luas wilayah kerja Kelurahan Paropo
Adapun visi, misi, dan motto dari Puskesmas Toddopuli, adalah sebagai
berikut:
4
1. VISI
2. MISI
bidang kesehatan.
3. MOTTO
4. BUDAYA KERJA
dan pengunjung.
jawab
masalah
5
P: Profesional : Profesional dalam menjalankan tugas
B. Keadaan Demografi
2. Jumlah KK : 3.673 KK
6
C. Keadaan Sarana Wilayah Toddopuli
a. Mesjid : 12 unit
b. Gereja : 8 unit
a. TK : 10 unit
b. SD/sederajat : 8 buah
c. SMP/Sederajat : 3 buah
d. SMA/SMK/Sederajat : 5 buah
Posyandu Lansia.
7
Termasuk di dalam Posyandu Bayi dan Balita adalah Posyandu I, II,
4. Jumlah Posbindu :
8
D. Jenis-Jenis Pelayanan Pasien Rawat Jalan Puskesmas Toddopuli
berikut:
a. Poli Umum
b. Poli Gigi
f. Ruang Bersalin
h. Imunisasi
i. Laboratorium
m. Homecare 24 Jam
9
5) Upaya Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kesehatan Masyarakat)
3) Pelayanan KIA-KB
5) Pelayanan Gizi
6) Pelayanan kefarmasian
7) Pelayanan laboratorium
10
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan
Jejaring Puskesmas:
4) Apotek : 10 unit
5) Batra : 2 unit
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Tuberkulosis
ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian
tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya
jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil
Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab.
penyakit ini lebih sering muncul pada anak-anak. Daerah yang sering terlibat
12
dalam TB paru primer adalah lobus medial dan lobus bawah paru. Lesi yang
Tuberculosis ini terjadi sebagai proses reaktivasi infeksi laten dan biasanya
terjadi pada segmen atas paru dimana tekanan oxigen lebih tinggi
bakteri.
B. Cara Penularan
pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet
menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah,
tubuh lainnya.
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan
13
menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi
2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan
lembab.
C. Resiko Penularan
14
Terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1%, berarti 10 (sepuluh)
positif
D. Klasifikasi
1. Tuberkulosis Paru
tuberkulosis aktif.
15
b. Berdasarkan tipe pasien
1) Kasus baru
OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.
Bila BTA (-) atau biakan (-) tetapi gambaran radiologi ducurigai
evaluasi.
b) Infeksi jamur
c) TB paru kambuh
16
4) Kasus gagal
1) Adalah pasien BTA (+) yang msih tetap (+) atau kembali
akhir pengobatan)
5) Kasus kronik/persisten
organ tubuh lain selain paru misalnya pleura, kelenjar getah bening,
spesimen maka di perlukan bukti klnis yang kuat dan konsisten dengan
E. Etiologi
Mycobacterium tuberculosis.
17
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bekteri berukuran lebar 0,3-
Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut adalah
tahan asam yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya
F. Faktor Resiko
1. Umur
pada usia ini sudah mulai terjadi penurunan daya tahan tubuh, dan kondisi ini lebih
rentan untuk terkena penyakit, terutama penyakit infeksi, salah satunya tuberkulosis
tahun, namun di negara maju prevalensi TB justru tinggi pada yang lebih tua.Pada
usia tua,TB mempunyai gejala dan tanda yang tidak spesifik sehingga sulit
terdiagnosis, sering terjadi reaktivasi fokus dormant. Selain itu, juga berkaitan
18
dengan perkembangan faktor komorbid yang dihubungkan dengan penurunan
respons imun seluler akibat keganasan, pengunaan obat imunosupresif dan usia
2. Jenis Kelamin
yang jelas, tetapi mungkin disebabkan karena aktivitas laki-laki yang lebih banyak
di luar sehingga lebih berisiko untuk terpapar kuman TB. Hal ini juga diperkuat
dengan adanya kebiasaan merokok yang lebih banyak pada laki – laki.
3. Riwayat Penyakit
(HIV),pasien yang terinfeksi penyakit HIV memiliki kadar sel CD4+ T yang
rendah dan memiliki viral load yang tinggi disertai defek fungsi makrofag
dan monosit. CD4 dan makrofag diketahui memiliki peran penting dalam
Diabetes Melitus (DM) terjadi defek imun yang akan menurunkan fungsi
19
Tingkat sosial ekonomi rendah mempunyai hubungan dengan pekerjaan
Lingkungan lembab, ventilasi yang buruk dan kurangnya sinar matahari berperan
tahan terhadap sinar ultraviolet, sehingga lingkungan yang lembab dan sinar
5. Pendidikan
Pendidikan yang tinggi membuat seseorang lebih mudah untuk mengerti pesan
tinggi memiliki pemah aman tentang TB paru lebih baik dibanding penderita
6. Merokok
nikotin pada rokok akan menurunkan produksi TNF-α yang berfungsi untuk
mudah.
20
7. Riwayat kontak BTA Positif
penularan. Sumber penularan bagi bayi dan anak yang disebut kontak erat
G. Gejala Klinis
golongan, yaitu gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena
adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratorik (gejala lokal sesuai
1. Gejala respiratorik
21
b. batuk darah
c. sesak napas
d. nyeri dada
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala
sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien
terdiagnosis pada saat medical check up. Bila bronkus belum terlibat dalam
proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang
2. Gejala sistemik
a. Demam
menurun.
lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis
tuberkulosa terdapat gejala sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi yang
22
H. Pengobatan
yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat
sangat dianjurkan.
lanjutan.
1) Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan
resistensi obat.
waktu 2 minggu.
23
3) Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif
b. Tahap Lanjutan
1. TB paru (kasus baru), BTA positif atau pada foto toraks: lesi luas Paduan
a. 2 RHZE / 4 RH atau
c. 2 RHZE/ 6HE.
luluh paru)
memperpanjang fase lanjutan, dapat diberikan lebih lama dari waktu yang
ditentukan. (Bila perlu dapat dirujuk ke ahli paru). Bila ada fasilitas biakan
24
2. TB paru kasus kambuh
fase intensif selama 3 bulan (bila ada hasil uji resistensi dapat diberikan
obat sesuai hasil uji resistensi). Lama pengobatan fase lanjutan 5 bulan
25
a. Pasien yang menghentikan pengobatannya < 2 bulan, pengobatan
1) Berobat 4 bulan, BTA saat ini negatif , klinik dan radiologik tidak
awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu
2) Berobat > 4 bulan, BTA saat ini positif : pengobatan dimulai dari
awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu
3) Berobat < 4 bulan, BTA saat ini positif atau negatif dengan klinik
26
J. Pencegahan
1. Sebaiknya penderita tidak tidur sekamar dengan orang lain atau keluarga
sendiri
tangan
5. Hindari udara dingin dan selalu mengusahakan ventilasi yang cukup agar
pancaran sinar matahari dan udara segar dapat masuk ke tempat tidur
7. Semua barang atau alat (handuk, piring, gelas, dll) yang digunakan
penderita TB paru harus terpisah dan tidak boleh digunakan oleh orang
protein tinggi.
27
BAB IV
Puskesmas Toddopuli.
Triwulan 1 = 9 Orang
Triwulan 2 = 15 Orang
Triwulan 3 = 8 Orang
kami susununtukmenentukankarakteristikfaktorresikopenyebabterjadinyakasus
data yang dimiliki oleh puskesmas dan anamnesis langsungdengan 10 pasien yang
28
A. Data Berdasarkan Faktor Resiko
1. Umur
karena pada usia ini sudah mulai terjadi penurunan daya tahan tubuh, dan
kondisi ini lebih rentan untuk terkena penyakit, terutama penyakit infeksi,
justru tinggi pada yang lebih tua.Pada usia tua,TB mempunyai gejala dan
tanda yang tidak spesifik sehingga sulit terdiagnosis, sering terjadi reaktivasi
Usia
2 Orang
3 Orang 1-17 Tahun
18-59 Tahun
60 ke Atas
5 Orang
29
2. Jenis Kelamin
teori yang jelas, tetapi mungkin disebabkan karena aktivitas laki-laki yang lebih
banyak di luar sehingga lebih berisiko untuk terpapar kuman TB. Hal ini juga
diperkuat dengan adanya kebiasaan merokok yang lebih banyak pada laki – laki.
Jenis Kelamin
Laki-Laki
5 Orang Perempuan
6 Orang
3. Riwayat Penyakit
memiliki kadar sel CD4+ T yang rendah dan memiliki viral load yang
tinggi disertai defek fungsi makrofag dan monosit. CD4 dan makrofag
mycobacterium tuberculosis. .
30
Pada penyakit Diabetes Melitus (DM) terjadi defek imun yang
daya chemotaxis dan daya oxidative killing yang rendah. Daya bakterisidal
Riwayat Penyakit
1 Orang
DM
Riwayat TB
2 Orang Asma
5 orang Tidak Ada
2 Orang
riwayat penyakit.
Lingkungan lembab, ventilasi yang buruk dan kurangnya sinar matahari berperan
31
tahan terhadap sinar ultraviolet, sehingga lingkungan yang lembab dan sinar
2 Orang
Rendah
4 Orang Menengah
Atas
4 Orang
pekerjaan dari pasien yang berbanding lurus dengan kondisi tempat tinggal
pasien. Pada umumnya pasien yang tinggal di lingkungan padat penduduk namun
telah memperbaiki keadaan temopat tinggal dan ventilasi yang layak untuk aliran
TB.
5. Pendidikan
Pendidikan yang tinggi membuat seseorang lebih mudah untuk mengerti pesan
32
tinggi memiliki pemah aman tentang TB paru lebih baik dibanding penderita
Pendidikan
2 Orang 2 Orang
Belum Sekolah
SMP
SMA
Pendidikan Sarjan
1 Orang
4 Orang
untuk menerima edukasi yang baik atau tinggal serumah dengan orang
6. Merokok
33
dan penurunan responimun dan CD4 + menyebabkan kolonialisasi kuman
Tb
Merokok
3 Orang
Tinggal Dengan Perokok
3 Orang Merokok
Tidak Merokok
4 Orang
penularan. Sumber penularan bagi bayi dan anak yang disebut kontak
Pernah Kontak
Tidak Pernah
5 Orang 5 Orang
34
erat adalah orangtuanya, orang serumah atau orang yang sering
kontak dengan penderita BTA Positif sebelumnya maupun yang tidak ada
Riwayat kontak.
B. Analisis Masalah
1. Besar Masalah
a. Identifikasi Masalah
35
Puskesmas dan penanggung jawab dibidang surveilans Puskesmas
1) Besar Masalah
berikut :
= 1 + 3,3 log 3
= 1 + 3,3 (0,47)
= 1 + 1,55
= 2,55
= 3
NilaiTertinggi−Nilaiterendah
b) Interval =
JumlahKelas
= 50 – 40
36
3
= 20 / 3
= 3,33
KejadianPenyakit
Interval
No Faktor Resiko TB 43,34- Nilai
40-43,33 46,67-50
46,67
Nilai
2 Merokok X 1,11
b. Kegawatan Masalah
37
mendesak
1) Keganasan
No Biaya yang
Masalah Total
. dikeluarkan
3+4+3+4
1. Tingkat SosialEkonomi 3,5
4
4+4+4+4
2. Merokok 4
4
4+4+4+4
3. Riwayat Kontak BTA positif 4
4
Dari hasil diatas, didapatkan:
Biaya yang
No Masalah Keganasan Urgensi Nilai
dikeluarkan
38
1 Tingkat SosialEkonomi 3,5 4 3,5 11
c. Kemudahan Penanggulangan
Kemudahan
No Masalah Jumlah
Penanggulangan
3+3+2+2
1 Tingkat SosialEkonomi 2,5
4
3+3+3+3
2 Merokok 3
4
4+4+3+3
3 Riwayat Kontak BTA positif 3,5
4
d. PEARL Factor
lembaga terkait.
1 = Setuju
39
0 = Tidak Setuju
No Masalah P E A R L
1 Tingkat SosialEkonomi 1 0 1 1 1
2 Merokok 0 1 1 1 1
Riwayat Kontak BTA
3 1 1 1 1 1
positif
NPD = NPT =
No Masalah A B C D
(A+B) X C (A+B) X C X D
(1,11+11)x3= (1,11+11)x3x0=
2 Merokok 1,11 11 3 0
36,33 0
40
Dari hasil tabel sebelumnya, didapatkan urutan dari prioritas masalah
2. Tingkat SosialEkonomi
3. Merokok
POSITIF
Pendekatan Sistem
KEMUNGKINAN PENYEBAB
KOMPONEN
MASALAH
positif.
41
2. Evaluasi kebermanfaatan edukasi
penduduk
kepala keluarga
ventilasi.
42
2. Kurangnya kesadaran masyarakat suspek TB maupun Riwayat kontak
belum optimal.
hunian.
D. Rencana Kegiatan
yaitu:
hunian.
penderita TB terbanyak.
43
5. Mengoptimalkan evaluasi kebermanfaatan edukasi/penyuluhan
44
BAB V
KESIMPULAN
bimbingan oleh kepala puskesmas drg. Hj. Yayi Manggarsari, M.Kes tentang
Puskesmas Toddopuli.
Dari hasil analisa masalah yang telah dilakukan didapatkan masalah yaitu
Rinwayat kontak dengan pasien BTA positif merupakan faktor resiko terbanyak
45
4. Evaluasi kebermanfaatan edukasi/penyuluhan tentang bahaya kontak
optimal.
hunian.
B. Planning of Action-nya
hunian.
penderita TB terbanyak.
46
terkonfirmasi BTA positif untuk mendapatkan akses dan
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Duarte, R., Lönnroth, K., Carvalho, C., Lima, F., Carvalho, A. C. C.,
https://doi.org/10.1016/j.rppnen.2017.1 1.003
DOTS RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Andalas,
7(1),80-87.
3(2):57-65
4. Silva, D et al. 2018. Risk factors for tuberculosis: Diabetes, smoking, alcohol
use, and the use of other drugs. Jornal Brasileiro de Pneumologia. 44. 145-
152.
48
5. Rahmani, Muhammad Zaki (2020). KARAKTERISTIK PASIEN
LAMPIRAN
49
2. Tanggal 10 November 2021
50
3. Tanggal 11 November 2021
pasien
51
52