PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah, pengertian tersebut sesuai dengan Undang-Undang No.5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Di dalam Undang-Undang tersebut, pegawai
ASN memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
berfungsi sebagai : (1) Pelaksana Kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3)
Perekat dan Pemersatu Bangsa. Untuk tugas ASN menurut UU ASN adalah
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Negara, memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas, serta mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam sistem Pelatihan Dasar Calon PNS, setiap peserta pelatihan
dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang
telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam
pembelajaran agenda Habituasi. Pembelajaran Agenda Habituasi memfasilitasi
peserta melakukan kegiatan pembelajaran aktualisasi dari materi Pelatihan yang
telah dipelajari.Pengalaman belajar pada agenda habituasi dirancang agar
peserta mendapatkan pemahaman tentang konsep habituasi melalui kegiatan
pembelajaran aktualisasi di tempat kerja dan kegiatan pembelajaran aktualisasi
sehingga peserta akan memiliki kemampuan merumuskan substansi mata
pelatihan ke dalam rancangan aktualisasi, pembimbingan pembelajaran
aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan aktualisasi, melaksanakan
aktualisasi di tempat kerja dan menyusun laporan aktualisasi serta melakukan
analisis dampak (apabila nilai-nilai dasar tidak diterapkan dalam pelaksanaan
tugas jabatan), menyiapkan rencana presentasi laporan pelaksanaan aktualisasi,
dan melaksanakan seminar aktualisasi. Substansi dari keseluruhan materi
pelatihan yang diberikan selama pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil
tersebut pada dasarnya adalah untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang
baik, adapun materi tersebut isinya yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
1
Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi), Whole of Government,
Manajemen ASN, serta Pelayanan Publik.
Semua materi tersebut apabila diterapkan diseluruh lapisan pemerintahan
mulai dari yang terendah yaitu Desa dan Kelurahan, serta diterapkan pada tiap
tahapan pemerintahan baik mulai dari perencanaan, pengorganisasian, sampai
pelaksanaaan, maka akan mudah dalam mewujudkan tujuan suatu organisasi
pemerintahan maupun mewujudkan Good Government.
Perawat puskesmas yang merupakan salah satu unsur ASN sangat perlu
untuk bersikap profesional dan berintegritas. Dimana perawat Puskesmas
diharapkan dapat melaksanakan minimal 6 peran yaitu sebagai penemu kasus,
pendidik kesehatan , pemberi pelayanan kesehatan, koordinator dan kolaborasi,
konselor dan panutan atau role model.
Tuberculosis paru (Tuberkulosis paru) merupakan salah satu penyakit
infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World
Health Organitation (WHO, 2012) sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua
milyar penduduk terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Lebih dari 8 juta
populasi terkena Tuberkulosis aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal.
Lebih dari 90% kasus Tuberkulosis dan kematian berasal dari negara
berkembang salah satunya Indonesia (Depkes RI, 2012)
Menurut World Health Organization sejak tahun 2010 hingga Maret 2011,
di Indonesia tercatat 430.000 penderita Tuberkulosis paru dengan korban
meninggal sejumlah 61.000. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan kejadian tahun
2009 yang mencapai 528.063 penderita Tuberkulosis paru dengan 91.369 orang
meninggal (WHO Tuberculosis Profile, 2012).
Di Indonesia, tuberculosis merupakan masalah utama kesehatan
Masyarakat dengan jumlah menempati urutan ke-3 terbanyak di dunia setelah
Cina dan India, dengan jumlah sekitar 10% dari total jumlah pasien tuberculosis
di dunia. Diperkirakan terdapat 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang
setiap tahunnya. Jumlah kejadian Tuberkulosis paru di Indonesia yang ditandai
dengan adanya Basil Tahan Asam (BTA) positif pada pasien adalah 110 per
100.000 penduduk (Riskesdas, 2013).
Di wilayah kerja puskesmas Polara terdapat 7 desa 1 kelurahan, dan angka
kejadian penyakit Tuberkulosis pada tahun 2018 terdapat angka kejadian sebanyak
2
12 kasus penyakit Tuberkulosis untuk Kecamatan Wawonii Tenggara, sedangkan
pada tahun 2019 terdapat kenaikan kejadian kasus terdapat 15 kasus.. Oleh karena
itu Penulis mengangkat judul “Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang
Penyakit Tuberkulosis (Tuberkulosis) Melalui Pendekatan Keluarga di
Puskesmas Polara Kecamatan Wawonii Tenggara
Kabupaten Konawe Kepulauan”.
B. Tujuan
a. Umum
Tujuan aktualisasi bagi penulis adalah dapat mengetahui dan menerapkan
subtansi nilai-nilai dasar subtansi PNS, yaitu ANEKA ( Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi), Manajemen
publik, Whole of Government, dan Pelayanan publik
b. Khusus
1. Agar Masyarakat Lebih mengenal penyakit Tuberkulosis paru dan
khususnya untuk penderita Tuberkulosis lebih mengenal penyakitnya
dan mengetahui cara pengobatan nya.
2. Agar Masyarakat dapat mecegah penyakit Tuberkulosis paru, karena
mencegah lebih baik dari pada mengobati.
C. Manfaat
Manfaat kegiatan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN adalah sebagai
berikut :
a. Manfaat Untuk Penulis
Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA sebagai
landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
b. Manfaat Untuk Organisasi
Membantu upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular yaitu
Tuberkulosis di Puskesmas Polara
c. Manfaat Untuk Masyarakat
Kegiatan dalam rancangan aktualisasi ini di harapkan dapat memberikan
maanfaat bagi Masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
khususnya pengetahuan tentang penyakit Tuberkulosis dan penanganan
3
penyakit Tuberkulosis sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
Masyarakat.
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
Adapun ruang lingkup dari rancangan aktualisasi ini yaitu meningkatkan
pengetahuan Masyarakat tentang penyakit Tuberkulosis di kecamatan Wawonii
Tenggara yang dilaksanankan mulai dari tanggal 05 Maret 2020 sampai
dengan tanggal 12 April 2020 di Kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten
Konawe Kepulauan.
4
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
UPTD Puskesmas Polara merupakan salah satu dari tujuh Puskesmas yang
ada di Kabupaten Konawe kepulauan terletak di Kelurahan Polara Kecamatan
Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe kepulauan.
Batasan – batasan wilayah UPTD Puskesmas Polara Kecamatan Wawonii
Tenggara adalah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Wawonii Timur
- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Wawonii Selatan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Gunung Waworote
5
4. Bidan DIII Kebidanan 7 3 10
5. Kesehatan S1 Kesmas 3 3
Masyarakat
6. Gizi DIII Gizi 1 1 2
7. SMA SMA 5 5
Jumlah 26
Lingkungan
• Pelayanan Gizi Masyarakat
• Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
6
3. Upaya Pelayanan Kesehatan • Pelayanan Kesehatan
Masyarakat (UKM) Esensial Gizi Masyarakat
• Pelayanan Kesehatan Lanjut
Usia
• Pelayanan Kesehatan Jiwa
• Pelayanan Posyandu Balita
• Pelayanan Prolanis
• Pelayanan Kelas Ibu Hamil
dan Kelas Ibu Balita
• Pelayanan Posbindu
• Pelayanan UKK
7
c. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai- nilai organisasi Puskesmas Polara yaitu menggunakan nama
puskesma sendiri “P O L A R A” yang artinya Kepanjangan dari akronim
tersebut adalah
P : ROFESIONAL “Professional dalam pekerjaan atau dalam pelayanan
dengan tidak membeda-bedakan pasien dari status
social, ekonomi, agama dan politik”
O : BYEKTIF “Obyektif dalam berpikir atau mengeluarkan pendapat
serta dalam melaksanakan kewajiban tanpa
mendahulukan kepentingan pribadi”
L : Oyal “Loyal terhadap pasien dan Masyarakat”
A : KTIF “Aktif dalam pelayanan dengan tidak melupakan
tanggungjawab apa yang diberikan oleh pimpinan”
R : AMAH “Ramah terhadap pasien baik dalam hal komunikasi
terhadap Masyarakat ataupun dalam pelayanan”
A : MANAH “Menjunjung tinggi amanah yang diberikan pimpinan
dan menjalankannya dengan penuh keikhlasan dan
rasa tanggungjawab”
d. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Sesuai dengan fungsi puskesmas, Puskesmas Polara melakukan tiga
fungsi pokok pelayanan yaitu :
1. Melaksanakan dan mengembangkan upaya kesehatan dalam rangka
meningkatkan status kesehatan masyarakat;
2. Mengurangi penderita sakit;
3. Membina masyarakat di wilayah kerja untuk berperan secara aktif dan
diharapakan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan;
8
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
9. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
10. Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
11. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka
melakukan upaya promotif;
12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam rangka
melakukan upaya promotif;
13. Melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
14. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
15. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
16. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarganya;
17. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
18. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
19. Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan Masyarakat dalam rangka melakukan
upaya promotif;
20. Melakukan pendidikan kesehatan pada Masyarakat;
21. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan
kebutuhan eliminasi;
22. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan
kebutuhan eliminasi;
10
51. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;Melaksanakan tugas
lapangan di bidang kesehatan;
52. Melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan
53. Melakukan supervisi lapangan.
11
B. Struktur Organisasi
C. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
Untuk menghasilkan Aparatur Sipil Negara yang profesional sebagai pelayan
publik, maka perlu untuk menanamkan nilai-nilai dasar profesi ASN sejak masih
menjadi CPNS, sehingga nantinya akan terbentuk ASN yang menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam melaksanakan fungsinya sebagai ASN.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas
Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
d. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan
14
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
h. Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang
jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan Negara.
15
Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Persaatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
b. Dimensi Modalitas
Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi,
dan netralitas.
Berikut adalah nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam komitmen mutu antara
lain:
18
1. Whole of Government (WOG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal yaitu :
19
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
prakik korupsi, kolusi dan nepotisme. ASN memiliki fungsi sebagai :
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan murah
f. Efektif dan efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel, dan
i. Berkeadilan
Sedangkan sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7P sebagai berikut:
21
2. Kurangnya kepatuhan penggunaan APD (Masker) pada
petugas
3. Kurangnya kepatuhan perawat tentang pendokumentasian
tindakan keperawatan
22
2. Penetapan Isu
Tehnik analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan
ditindaklanjuti yaitu metode analisa APKL. Dengan cara menentukan
tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya, selanjutnya
menentukan skala nilai 1-5 . Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah
perankingan merupakan isu prioritas.
a. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
Masyarakat
b. Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin
c. Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
d. Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalah
Tabel 2.4 Analisis Metode APKL
NO ISU TERIDENTIFIKASI KRITERIA SKOR TOTAL RANKING
A P K L
1 Kurangnya 4 4 4 4 16 1
Pengetahuan
Masyarakat tentang
Tuberkulosis
2 Kurangnya kepatuhan 3 4 3 3 13 3
penggunaan APD
(Masker) pada petugas
23
Keterangan :
4 : kuat pengaruhnya
3 : sedang pengaruhnya
2 : kurang pengaruhnya
24
F. Rancangan Aktualisasi dan Habituasi
1. Unit Kerja : UPTD Puskesmas Polara
2. Isu Yang Diangkat : Kurangnya Pengetahuan Masyarakat
Terhadap Penyakit Tuberkulosis
3. Gagasan Pemecahan Isu : Upaya peningkatan pengetahuan
Masyarakat tentang penyakit Tuberkulosis
4. Tujuan Gagasan Pemecahan Isu : Meningkatkan pengetahuan
Masyarakat tentang penyakit Tuberkulosis
25
b. Nasionalisme: manajemen
Dalam Menyiapkan pelayanan
Puskesmas
bahan konsultasi
akan menggunakan
bahasa indonesia
yang mudah
dipahami dan penuh
kejujuran
c. Etika Publik:
Bahan materi yang
akan
dikonsulkan akan
disiapkan dengan
cermat &
tulus
d. Komitmen Mutu:
Materi yang
disiapkan akan
dibuktikan secara
fisik, efisien
e. Anti Korupsi :
Penulis akan kerja
26
keras serta disiplin
dalam melakukan
kegiatan
b. Melakukan b. Terlaksananya a. Akuntabilitas :
konsultasi/rapat konsultasi Konsultasi akan
temu dengan kepala dilakukan dengan
aktualisasi Puskesmas/me penuh tanggung
dalam hal ini ntor untuk jawab sebagai
meminta izin mendapatkan wujud kejelasan
kepada persetujuan wewenang antara
pimpinan untuk tentang rencana pimpinan dan
melaksanakan kegiatan bawahan, dalam
kegiatan melakukan
aktualisasi rencana, dan
tujuan serta
alasan yang
benar dan tepat.
b. Nasionalisme :
Dalam konsultasi
dengan atasan ,
peserta akan
menggunakan
27
bahasa indonesia,
yang mudah
dimengerti.
c. Etika Publik :
Penulis akan
membuat jadwal
pertemuan dengan
atasan dan akan
dilakukan dengan
sikap yang sopan
dan santun
d. Komitmen Mutu:
penulis akan
Memahami arahan
dari pimpinan dan
responsif
e. Anti Korupsi::
penulis akan
melakukan
konsultasi dengan
jujur dan tanggap.
28
c. Mencatat hasil c. Diperolehnya a. Akuntabilitas:
konsultasi persetujuan penulis akan
dengan tentang Mencatat hasil
pimpinan/ rencana konsultasi sebagai
mentor. kegiatan,saran bentuk
dan masukan tanggungjawab
dari Kepala b. Nasionalisme:
Puskesmas Penulis akan
Mencatat hasil
konsultasi yang
disampaikan dan
dilakukan dengan
penuh hormat
c. Etika Publik:
Pencatatan hasil
konsultasi akan
dilakukan dengan
tulus dan cermat
d. Komitmen Mutu:
Penulis akan
Memperhatikan
29
hasil konsultasi
dengan seksama
dan respponsif
e. Anti Korupsi:
penulis akan
melakukan
pencatatan dengan
jujur sesuai
dengan saran dan
arahan yang
disampaikan oleh
pimpinanan.
30
Penulis akan
mengumpulkan data
dengan menjaga
rahasia dan cermat
d.Komitmen
Mutu:
Penulis akan
mengumpulkan data
dengan teliti, cermat
dan dan sesuai
prosedur.
e.Anti Korupsi :
Penulis akan
mengumpulkan data
dengan jujur.
a. Akuntabilitas:
31
b. Memeriksa stok b.Terlaksananya dengan cara Tanggung
obat pasien kegiatan jawab dan jujur
Tuberkulosis di b.Nasionalisme:
gudang farmasi Penulis akan jujur dan
tidak diskrimintif
dalam melakukan
pengecekan stok obat
c. Etika Publik:
penulis akan
melakukan
pengecekan stok obat
dengan dengan sopan
santun
d. Komitmen Mutu:
penulis akan
melakukan
pemeriksaan stok obat
sesuai prosedur
e.Anti Korupsi:
penulis melakukan
pemeriksaan stok
32
3. Membuat a. Membuat leaflet a. Tersediannya a. Akuntabilitas Dengan ada
Leaflet dengan rancangan melakukan media peng
mengenai menggunakan leaflet pembuatan leaflet leaflet mend
informasi kalimat yang dengan cara misi puskes
penyakit mudah di Transparan dan yang ke
Tuberkulosis mengerti konsisten empa“Meni
Masyarakat b. Nasionalisme: kesehatan
pembuatan leaflet masyarakat
dilakukan cara inovasi
jujur dan amanah ”
c. Etika Publik :
pembuatan
rancangan leaflet
dilakukan dengan
cara cermat dan
bertanggung
jawab
d. Komitmen Mutu:
leaflet dirancang
dengan inovasi.
33
e. Anti Korupsi:
merancang
desain leaflet
dilakukan dengan
teliti dan jujur
b. Menyiapkan b. Tersedianya a. Akuntabilitas:
Leaflet Yang Leaflet Penulis akan
akan digunakan menyiapkan leaflet
dengan
mendahulukan
kepentingan public b.
Nasionalisme:
penulis akan
menyiapkan leaflet
dengan tidak
memaksakan
kehendak c. Etika
Publik:
penulis akan
menyiapkan leaflet
dengan cermat dan
taat pada peraturan
34
d. Komitmen
Mutu: penulis akan
menyiapkan leaflet
dengan teliti, kreatif
dan inovatif
e. Anti Korupsi:
penulis akan
menyiapkan leaflet
dengan mandiri dan
sederhana .
c. Mencetak leaflet c. Terlaksananya a. Akuntabilitas:
pencetakan Dalam Mencetak
Leaflet leaflet, akan
dilakukan dengan
penuh
tanggungjawab
b. Nasionalisme:
leaflet yang akan
dicetak untuk
kepentingan
bersama, tidak
35
diskriminatif
c. Etika Publik:
pencetakan
leaflet akan
dilakukan dengan
tidak
memaksakan
kehendak
d. Komitmen Mutu:
Pencetakan
leaflet akan
dilakukan dengan
teliti dan tuntas
e. Anti Korupsi:
penulis akan
mencetak leaflet
dengan jujur
4. Meningkatkan a. Mengumpulkan a. Terkumpulnya a. Akuntabilitas Kegiatan
Pengetahuan sumber infomasi materi penulis akan Meningkatk
Masyarakat terkait materi sosialisa mengumpulkan Pengetahua
Tentang sosialisai informasi materi Masyarakat
Penyakit Tuberkulosis dengan Tentang Pe
36
Tuberkulosis mendahulukan Tuberkulosi
(Tuberkulosis) kepentingan public (Tuberkulos
Melalui Melalui Pen
b. Nasionalisme: Keluarga
Pendekatan
penulis akan mendukung
Keluarga puskesmas
mengumpulkan
memberikan
informasi materi pelayanan
Tuberkulosis dengan kesehatan y
bermutu, m
tidak memaksakan terjangkau
kehendak
c. Etika Publik:
penulis akan
mengumpulkan
informasi materi
Tuberkulosis dengan
cermat
d. Komitmen
Mutu: Penulis akan
melakukan
pengumpulan
informasi materi
37
Tuberkulosis dengan
teliti, kreatif dan inovati
e. Anti Korupsi:
Penulis akan
melakukan
pengumpulan
informasi materi
Tuberkulosis dengan
mandiri dan jujur
a. Akuntabilitas
b. Merancang b. Tersedianya Rancangan materi
materi materi sosialisasi akan
sosialisasi sosialisasi dilakukan dengan
mendahulukan
kepentingan public
b. Nasionalisme:
Rerancangan materi
sosialisasi akan
dilakukan dengan
tidak
38
memaksakan
kehendak
c. Etika Publik
Rerancangan materi
sosialisasi akan
dilakukan dengan
cermat
d. Komitmen
Mutu Rerancangan
materi sosialisasi
akan dilakukan
dengan teliti, kreatif
dan inovatif e.Anti
Korupsi:
Rerancangan materi
sosialisasi akan
dilakukan dengan
c. Melakukan c.Terlaksanany mandiri dan jujur
kunjungan a kunjungan a. Akuntabilitas:
rumahan dalam rumahan Penulis akan
meningkatkan dalam menyampaikan materi
sosialisasi dengan
39
pengetahuan meningkatkan penuh tanggung jawab
Masyarakat penhgetahuan b. Nasionalisme :
Masyarakat
tentang penyakit tentang Penulis akan
Tuberkulosis penyakit menyampaikan materi
Tuberkulosis
sosialisasi dengan
amanah dan
mupenulisawara
c. Etika Publik:
Penulis akan
menyampaikan materi
sosialisasi dengan
sopan dan hormat
d. Komitmen
Mutu: Penulis akan
menyampaikan materi
sosialisasi dengan
sesuai prosedur dan
dapat di percaya
e. Anti Korupsi:
Penulis akan
menyampaikan materi
sosialisasi dengan
tepat waktu
40
5 Melakukan a. Melakukan a. Terlaksananya a. Akuntabilitas : Kegiatan ini
pendataan pengawasan pengawasan Penulis akan mendukung
pengawasan
obat pada apakah sudah melakukan puskesmas
pasien meminum obat pengawasan pada dua yaitu m
Tuberkulosis
sesuai dengan pasien dengan penuh kemandirian
yang di anjurkan tanggungjawab dan masyarakat
transparan. membudida
b. Nasionalisme : perilaku hid
Penulis akan
melakukan
pengawasan pada
pasien apakah pasien
sudah meminum obat
sesuai dengan yang
di anjurkan, dan akan
dilakuakan dengan
jujur dan tidak
diskriminasi
41
c. Etika Publik :
Penulis akan
melakukan
pengawasan minum
obat pasien dengan
cermat
d. Komitmen
Mutu Penulis akan
melakukan
pengawasan minum
obat pasien dengan
efisien dan sesuai
prosedur
e. Anti
Korupsi : Penulis
akan melakukan
pengawasan minum
obat pasien dengan
tanngung jawab, adil
dan peduli
42
b. melakukan b. Dokumentasi a. Akuntabilitas :
obsevasi hasil hasil kegiatan Dalam Melakukan
kesehatan observasi hasil
pasien kesehatan pasien,
penulis akan
melakuakannya
dengan
transparan
b. Nasionalisme:
Dalam Melakukan
observasi hasil
kesehatan pasien,
penulis akan
melakuakannya
dengan jujur dan
tidak diskriminasi
c. Etika Publik :
Dalam Melakukan
observasi hasil
kesehatan pasien,
penulis akan
melakuakannya
43
dengan cermat
d. Komitmen Mutu:
Dalam Melakukan
observasi hasil
kesehatan pasien,
penulis akan
melakuakannya
dengan efisien dan
sesuai prosedur
e. Anti Korupsi :
Dalam Melakukan
observasi hasil
kesehatan pasien,
penulis akan
melakuakannya
dengan tanggung
jawab, adil dan
peduli
44
mengenai akan melakuakannya puskesmas
penyakit dengan partisipatif meningkatk
Tuberkulosis
b. Nasionalisme: kesehatan
Dalam Melakukan masyarakat
sesi tanya jawab, inovasi.
penulis akan
melakuakan dengan
jujur dan tidak
diskriminasi
c. Etika Publik :
Dalam Melakukan sesi
tanya jawab, penulis
akan melakukan
dengan sopan dan
disiplin
d. Komitmen
Mutu: Dalam
Melakukan sesi
Tanya , penulis akan
melakuakan dengan
sesuai prosedur
e. Anti Korupsi :
Dalam Melakukan sesi
45
tanya jawab, penulis
akan melakuakan
dengan penuh
tanggung jawab
b. Memberikan b. terlaksananya a. Akuntabilitas
lembaran kegiatan Dalam Memberikan
kwisioner
mengenai lembaran kwisioner
penyakit mengenai penyakit
Tuberkulosis
Tuberkulosis,
penulis akan
melakuakan dengan
partisipatif
b. Nasionalisme:
Dalam Memberikan
lembaran kwisioner
mengenai penyakit
Tuberkulosis
penulis akan
melakuakan dengan
jujur dan tidak
diskriminasi
c. Etika Publik:
Dalam Memberikan
46
lembaran kwisioner
mengenai penyakit
Tuberkulosis, penulis
akan melakuakan
dengan disiplin, sopan
dan disiplin
d. Komitmen Mutu:
Dalam Memberikan
lembaran kwisioner
mengenai penyakit
Tuberkulosis,
penulis akan
melakuakan
dengan sesuai
prosedur
e. Anti Korupsi
Dalam
Memberikan
lembaran kwisioner
mengenai penyakit
Tuberkulosis, penulis
akan melakuakan
dengan penuh
tanggung jawab
Menyetujui Coach
Peserta
47
ABD.RAHMAN,S.Sos
Sarianti, S.Kep.,Ns
NIP. 19820902 200904 1 002
NIP.1991100320190320
48