PENDAHULUAN
sarana penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi tahunan kegiatan –
tentang data penduduk dan keadaan umum daerah, tenaga kesehatan, sarana
dibidang kesehatan.
diharapkan dapat tersedianya data / informasi yang akurat, tepat waktu dan
kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna sehingga dapat dimanfaatkan
Bab I : Pendahuluan
Bab VI : Penutup
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BANDA SAKTI
VISI
MISI
MOTTO
3. Kota : Lhokseumawe
4. Propinsi : Aceh
B.Data Wilayah/Geografi
Belakang 18 m x 6 m
3. Wilayah kerja Puskesmas Banda sakti terbagi atas 1 Kecamatan dan 12 desa
dengan rincian masing-masing :
• Gampong Kutablang
C.Keadaan Demografis
1.Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan sumber daya
manusia. Di wilayah Kecamatan Banda sakti jumlah sarana pendidikan yang ada
sekolah terbagi dalam Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah ada 24 sekolah,
Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah ada 7 sekolah sedangkan
SMU/ Sederajat 8 sekolah dan sekolah dasar luar biasa 1 (SDLB) dan
Perguruan Tinggi 2.
E.Agama
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A.Prolanis
Senam Prolanis
Edukasi Prolanis
Pemeriksaan Lab Prolanis
PRB ( Pasien rujuk balik )
Jumlah pasien yang ikut senam Prolanis 100 orang yang terdiri dari 2 CLub
yaitu :
Kegiatan Prolanis di Puskesmas Banda Sakti di mulai sejak tahun 2013 dan
menjadi program unggulan di Puskesmas dan di ruang lingkup Dinas Kesehatan
Kota Lhoseumawe dan telah mengikuti jambore tingkat regional dan nasional
tahun 2015
B. Pelayanan Kesehatan
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 dan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan
Dari 1..473 ibu hamil, cakupan K-1 1476 (100,2 %) dan K-4 sebanyak 1.454
(99%). Dari persentase cakupan K1 dan K-4 menggambarkan bahwa kesadaran
ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya sedini mungkin ke Puskesmas,
Pustu dan Poskesdes sudah mulai meningkat, Namun demikian masih ada
sebagian ibu hamil memeriksakan kehamilannya setelah usia di atas triwulan
pertama, sehingga kunjungannya tetap tercatat sebagai K1 padahal jika
berdasarkan usia kehamilannya mestinya sudah tercatat sebagai K2, K3 ataupun
K4.
Jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan adalah 1.364 (97% ) persalinan dari 1407
persalinan di wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti pada tahun 2016.
Pada tahun 2016 cakupan imunisasi Puskesmas Banda Sakti dari ( 1273 )
sasaran bayi sebagai berikut :
Tabel IV.Cakupan Kapsul Vit A Dosis Tinggi pada Bayi (6-11 Bulan),
Balita (12-59 Tahun),Balita ( 6-59 Bulan )
Puskesmas Banda Sakti Tahun 2016
Dari 1473 sasaran bumil di wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti tahun 2016
yang mendapat tablet Fe 1.473 (100 %) dan Fe3 1.454 (98.71%). Angka
cakupan ini sangat dipengaruhi oleh kunjungan ibu hamil ke sarana pelayanan
kesehatan.
JUMLAH
IBU TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5
HAMIL
JUMLAH
TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5
WUS
Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan
di wilayah Puskesmas Banda Sakti pada tahun 2016 adalah 625 Bayi (46.6 %,)
laki = 347 dan prempuan 278 angka tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesibukan
ibu yang ikut mencari nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-hari sehingga pada
usia sekitar 4 bulan bayi mereka sudah diberi makanan pendamping ASI seperti
bubur saring atau makanan tambahan lainnya seperti biskuit. Disamping itu
faktor pengetahuan ibu yang kurang sehingga sebagian bayi kadang diberi susu
instan , air tajin, teh manis jika ASI ibunya terasa kurang.
Di Puskesmas Banda Sakti pada tahun 2016 Pelayanan dalam gedung yang
dilaksanakan adalah tumpatan gigi tetap 58 orang ,sedangkan Pencabutan tetap
gigi sebanyak 649 orang. Selain kegiatan pelayanan di Puskesmas juga
dilaksanakan kegiatan di luar gedung seperti UKGS (Promotif dan Preventif).
Jumlah Usila (60 tahun +) yang dilayani selama tahun 2016 sebanyak 1839
orang dari jumlah usila 2617 orang.
C. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Jumlah kunjungan rawat jalan dan Rujukan di Puskesmas Banda Sakti adalah
39191 kunjungan yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di wilayah
Puskesmas Banda Sakti, termasuk yang mendapat pelayanan di Poli Umum,
Poli Gigi, KIA, USG,LAB, Poli Anak, Lab dsb.
No DIAGNOSA JUMLAH
1 Common Cold 25236
2 Penyakit jaringan otot 7859
3 Gastristis 5950
4 Hypertensi 5002
5 Penyakit kulit Infeksi 2986
6 Diabetes Melitus 2453
7 kelainan reftraksi 2230
8 Abses 2111
9 Penyakit kulit Alergi 2005
10 Diare 1802
Dari Tabel diatas,menunjukkan bahwa kunjungan tertinggi masih di dominasi
penyakit Common Cold, hal ini menggambarkan bahwa kesehatan lingkungan di
wilayah Puskesmas Banda Sakti masih perlu mendapat perhatian sehingga
kedepannya dapat menurunkan penularan penyakit Common Cold.
Pada tahun 2016, dari 120 rumah tangga yang dipantau hanya 90(75%)
rumah tangga yang dinyatakan berperilaku hidup sehat. Dalam pemantauan
rumah tangga yang ber-PHBS digunakan sepuluh indikator perilaku, yang mana
setiap rumah tangga mayoritas hanya memenuhi beberapa kriteria saja. Hal ini
disebabkan karena tingkat pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat
masih sangat kurang, masih banyaknya bapak-bapak yang merokok tidak pada
tempatnya sehingga anak-anak sekolah pun sudah ada yang mulai belajar
merokok, masih ada masyarakat yang tidak mencuci tangan atau sekedar
membilas dengan air tanpa memakai sabun sebelum makan sehingga
kebiasaan-kebiasaan seperti itu dapat mempermudah masuknya kuman penyakit
ke dalam tubuh. Dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang
dianggap sepele namun mereka kurang menyadari bahwa perilaku tersebutlah
yang menyebabkan mereka sakit. Terlebih dengan penyakit-penyakit yang
berbasis lingkungan, yang mana penyebabkan juga karena kondisi lingkungan
yang tidak sehat / bersih oleh kekurang pedulian masyarakat atau perilaku
mereka yang kurang bersih.
1. Posyandu Pratama : -
2. Posyandu Madya :-
3. Posyandu Purnama : 20
4. Posyandu Mandiri :1
E. Keadaan Lingkungan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Dari
jaman dulu hingga sekarang manusia mendesain rumahnya (tempat tinggal)
sedemikian rupa agar penghuninya merasa aman dan nyaman. Namun kadang
dalam membangun sebuah rumah kurang memperhatikan unsur kesehatan/
sanitasi lingkungan. seperti ventilasi, pencahayaan, sarana pembuangan air
limbah, pembuangan sampah, jamban keluarga dan sarana air bersih.
Dapat dilihat dari cakupan pemanfaatan jamban keluarga yang sudah tinggi
karena kecamatan Banda Sakti berada di tengah Kota Lhokseumawe hanya
sebagian saya yang di daerah pesisir laut masih tidak ada jamban yang
kebanyakan masyarakatnya membuang hajat di Laut, di kebun, atau di sawah.
Di samping itu rumah yang memiliki SPAL juga masih sedikit, umumnya mereka
membuang limbahnya / comberan dikolom rumah jika rumah panggung atau di
samping rumah jika rumah permanen/semi permanen, sehingga air limbah
tersebut menjadi genangan air yang menimbulkan bau dan menjadi sarang
vektor penyakit.
Dari kondisi lingkungan fisik yang kurang memadai seperti di atas akan
memberikan kontribusi jelek terhadap lingkungan biologis. Kepemilikan sarana
sanitasi yang kurang seperti saluran pembuangan air limbah dan jamban
keluarga mengakibatkan masyarakat membuang limbah rumah tangga dan tinja
di sembarang tempat, hal ini jelas akan menunjang terjadinya penularan
penyakit. Di samping itu tingkat pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi
perilaku dan pola pikir masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih
dan sehat.
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan air
sangatlah kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan
sebagainya. Di antara kegunaan-kegunaan tersebut yang paling penting adalah
kebutuhan untuk minum. Untuk itu air harus mempunyai persyaratan khusus
agar tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. Di antaranya tidak berbau, tidak
berasa, tidak berwarna, tidak terkontaminasi oleh bakteri patogen serta tidak
mengandung zat-zat kimia tertentu dalam jumlah yang terbatas.Untuk memenuhi
kebutuhannya akan air bersih tersebut, maka masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Banda Sakti mengakses air dari berbagai sumber,
Tabel VII. Jumlah Dan Akses Sarana Air Bersih (SAB) Menurut Jenisnya
Puskesmas Banda Sakti Tahun 2016
Dikatakan rumah sehat jika memiliki sarana sanitasi dasar yang memenuhi
syarat kesehatan seperti jamban keluarga, tempat sampah dan pengelolaan air
limbah rumah tangga.
Pada tahun 2016, dari 59191 jumlah penduduk yang ada di wilayah
Puskesmas Banda Sakti, jumlah sarana jamban Leher Angsa 6767 jumlah
penduduk penguna 44344 dan Cemplung jumlah sarana 1269 jumlah penduduk
penguna 7048,hal ini disebabkan karena ada sebagian masyarakat
menganggap jamban belum merupakan suatu kebutuhan sehingga kesadaran
untuk membangun jamban masih sangat kurang.
139 1 2 6 0 9 2 20 49 59 130
Sumber :Data Laporan Kesling PKM Banda Sakti tahun 2016.
BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
Puskesmas : 1 buah
Puskesmas pembantu : 6 buah
Poskendes : 4 buah
Pos Kesehatan Pasantren : 1 buah
C.BANGUNAN FISIK
Ruang Ka.Puskesmas
Ruang Adminstrasi
Ruang Bendahara
Pentri
Ruang Laboratorium
Ruang Tunggu Pasien
Ruang Rekam Medis
Apotik
Ruang KIA/KB
Ruang Gigi Dan Mulut
Ruang IMS
Poli Umum
Ruang TB/KUSTA
Ruang Imunisasi
Ruang PI
Ruang Rujukan
Ruang USG
Ruang Anak
Ruang Fisiotherapi
UGD
Musholla
Toilet
Gudang Obat
Rumah Dinas 4 buah
Incenerator
IPAL
Aula
D. Organisasi
1. Promosi Kesehatan
2. Upaya Penyehatan Lingkungan
3. Upaya Perbaikan gizi
4. Kesehatan Ibu dan Anak
5. Pelayanan KB
6. Pemberantasan Penyakit menular
7. Pengobatan
8. EKG
1. UKS / UKGS
2. Usaha Kesehatan Jiwa
3. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Upaya Kesehatan Usila
H.Upaya penunjang
1. Laboratorium
2. Elektrokardiogram (EKG)
3. USG
I.Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan fungsinya Puskesmas Banda Sakti mempunyai struktur
organisasi, yang terdiri dari :
22 D3 Radiologi 0 - - -
23 D3 Tehnik Kimia 1 - 1 -
24 D3 Telekomunikasi 1 - - -
25 D3 Sekertaris - 1 - -
26 D3 Akutansi - - 1 -
27 D3 Statistik - - 1 -
28 D3 Informatika - 1 - -
29 D2 Komputer - - - -
30 D1 Bidan/ PBB-A 5 - - -
31 PBB-C 2 - - -
32 SPK 14 7 5 -
33 SPRG 2 - - -
34 SMF 4 - - -
35 SLTA/SMK/MAN/SMEA 6 8 20 -
36 SLTP 1 - - -
Jumlah 171 45 106 4
BAB VI
MASALAH DAN HAMBATAN
A. MASALAH
1. Pelaporan
Pelaksanaan pelaporan masih sangat bersifat rutinitas ( tergantung
permintaan data sesuai format ) sehingga petugas tidak dapat mengoreksi hasil
kerjanya, sama halnya dengan pencatatan seperti diatas perlu juga adanya
pelaporan dengan komputerisasi untuk menjaga dan memberikan kualitas dan
validitas dari perlaporan.
2. Hasil
Hasil kegiatan setiap program, baik di dalam gedung maupun di luar gedung
seharusnya di catat sebagai bahan pembuatan laporan yang kemudian akan
dilakukan sebagai bahan evaluasi, namun tidak jarang kegiatan yang dilakukan
tidak di dokumentasikan dalam bentuk catatan, sehingga pada saat dilakukan
pemeriksaan, petugas tidak bisa memberikan penjelasan yang disertai bukti
pencatatan. pencatatan dan pelaporan program pada tiap-tiap unit sangat
bervariasi bahkan banyak terjadi penurunan sehigga hal-hal ini perlu dievaluasi
secara seksama factor penyebabnya.
C. SARAN-
SARAN
1. Perlu adanya motivasi atau pembinaan bagi setiap petugas program dalam
bentuk pelatihan baik di Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan pada masing-
masing penanggung jawab program.
2. Untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sekiranya dilakukan pelatihan
komputer untuk penanggungjawab tiap-tiap program dalam rangka pencapaian
faliditas data.
3. Peningkatan supervisi dan bimbingan dari setiap seksi dari dinas
kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas dan cakupan program.
4. Perlu adanya Umpan balik serta tanggapan dari tingkat dinas atas laporan
rutin yang dibuat puskesmas baik laporan bulanan dan triwulan juga teguran
tertulis bila terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam pencatatan serta pelaporan,
sehingga petugas dapat memperbaiki dalam rangka peningkatan program
selanjutnya.
5. Penambahan petugas tehnisi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap
program yang ada sehingga tidak terjadi banyaknya tugas rangkap.
6. Dalam pelaksanaan program-program baru perlu dibentuk Tim perumus agar
dapat memantau dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan program tersebut.
7. Diharapakan kepada pemerintah setempat ( Camat dan kepala desa ) serta
institusi lintas sektor untuk senantisa mendukung dan menjalin kerjasama yang
baik dalam melaksanakan program kesehatan di masyarakat
BAB VII
PENUTU P
Evaluasi bidang kesehatan dengan menilai derajat kesehatan dari
beberapa aspek diantaranya angka kematian, angka kesakitan dan status
gizi. Aspek ini dipengaruhi oleh upaya kesehatan yang dilakukan melalui upaya
peningkatan, pemerataan pelayanan kesehatan
Sedangkan upaya kesehatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu sumber daya manusia, sumber daya sarana dan prasarana dan sumber
dana.
Di era Desentralisasi, data dan Informasi kesehatan sangat penting
artinya baik dalam menunjang perencanaan kesehatan maupun sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Untuk menjawab kepentingan
diatas, maka profil ini disusun setiap tahunnya yang memberikan gambaran
tentang kondisi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti dalam
bentuk persentase pencapaian Upaya Program Puskesmas. Profil ini disajikan
dalam bentuk teks, table, gambar ( grafik ) untuk mempermudah menganalisis
masalah kesehatan.
Progam kesehatan diera Desentralisasi terjadi beberapa perubahan
terutama dalam hal perencanaan kesehatan yang semakin dibutuhkan.
Sementara dalam hal pendanaan kondisinya masih jauh dari anggaran yang
layak untuk bidang kesehatan.
Demikian hasil sajian kami, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.