Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

Profil Kesehatan Puskesmas Banda Sakti dibuat dalam rangka sebagai

sarana penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi tahunan kegiatan –

kegiatan. Adapun Profil Kesehatan Puskesmas Banda Sakti ini mencakup

tentang data penduduk dan keadaan umum daerah, tenaga kesehatan, sarana

kesehatan, sarana obat, sarana lingkungan, serta pencapaian hasil upaya

dibidang kesehatan.

Dengan adanya penyusunan profil kesehatan Puskesmas Banda Sakti

diharapkan dapat tersedianya data / informasi yang akurat, tepat waktu dan

sesuai kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen

kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna sehingga dapat dimanfaatkan

untuk mengambil kebijakan dan keputusan.

Profil Puskesmas Banda Sakti secara singkat sebagai berikut:

 Bab I : Pendahuluan

 Bab II : Gambaran Umum

 Bab III : Situasi Derajat Kesehatan

 Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan

 Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan

 Bab VI : Masalah Dan Hambatan

 Bab VI : Penutup
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BANDA SAKTI

A.DATA SITUASI UMUM

VISI

MEWUJUDKAN MASYARAKAT BANDA SAKTI SEHAT

MISI

Pemberdayaan dan Pergerakan Masyarakat.


Menggalang Kemitraan.
Meningkatkan Kualitas Pelayanan.
Meningkatkan Upaya Promosi.
Mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang Potensial.

MOTTO

SENYUM ANDA KEPUASAN KAMI


1. No. Kode Puskesmas : P11.74030201

2. Kecamatan : Banda Sakti

3. Kota : Lhokseumawe

4. Propinsi : Aceh

B.Data Wilayah/Geografi

Peta Wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti

1. Di Kecamatan Banda Sakti terdapat 2 (dua) Puskesmas Induk yaitu


Puskesmas Banda Sakti dan Puskesmas Mon Geudong yang terletak di
Desa Mon Geudong. Pembagian wilayah kerja Kecamatan Banda Sakti
dibagi dua, untuk Puskesmas Banda Sakti memiliki wilayah kerja yaitu :

Luas wilayah kerja: 8.67 Km

Luas bangunan : Depan 40 m x 13 m

Belakang 18 m x 6 m

Geografis wilayah : Dataran 25% dan Pantai 75%


2. Batas wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

• Sebelah Selatan berbatasan derngan Krueng Cunda

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Muara Dua

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Blang Mangat

3. Wilayah kerja Puskesmas Banda sakti terbagi atas 1 Kecamatan dan 12 desa
dengan rincian masing-masing :

• Gampong Lancang Garam

• Gampong Jawa Baru

• Gampong Jawa Lama

• Gampong Hagu Selatan

• Gampong Hagu Teungoh

• Gampong Hagu Barat Laot

• Gampong Ulee Jalan

• Gampong Ujung Blang

• Gampong Banda Masem

• Gampong Uteun Bayi

• Gampong Teumpok Teungoh

• Gampong Kutablang

C.Keadaan Demografis

Jumlah penduduk Kecamatan Banda Sakti berdasarkan data statistik pada


tahun 2018 berjumlah 57263 jiwa ,dengan jumlah Rumah Tangga 16293 KK

D. Keadaan Sosial Ekonomi

1.Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan sumber daya
manusia. Di wilayah Kecamatan Banda sakti jumlah sarana pendidikan yang ada
sekolah terbagi dalam Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah ada 24 sekolah,
Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah ada 7 sekolah sedangkan
SMU/ Sederajat 8 sekolah dan sekolah dasar luar biasa 1 (SDLB) dan
Perguruan Tinggi 2.

Tabel I. Jumlah Sarana Pendidikan

JENIS SARANA PENDIDIKAN


NO SMA/ PERGURUAN
SD SMP SDLB PASATREN
SEDERAJAT TINGGI
1 24 7 8 2 1 6

E.Agama

Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari besarnya


sarana peribadatan masing-masing agama. Menurut data statistic tahun 2013
penduduk Kecamatan Banda Sakti , 99 % menganut Agama Islam.

Tabel II. Jumlah Sarana Ibadah

No Mesjid Gereja Vihara


1 14 1 1

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A.Prolanis

Prolanis merupakan kegiatan pengelolaan penyakit kronik seperti Diabetes


melitus dan hipertensi

Kegiatan Prolanis meliputi seperti :

 Senam Prolanis
 Edukasi Prolanis
 Pemeriksaan Lab Prolanis
 PRB ( Pasien rujuk balik )

Untuk pengambilan obat pasien Prolanis menpunyai Apotik rujukan tersendiri


yaitu Apotik Duo Husada,obat yang termasuk dalam Prolanis untuk 10 penyakit
resiko tertinggi di berikan obat Apotik

Jumlah pasien Prolanis yang terdata di BPJS :

 Pasien Diabetes melitus : 50


 Pasien Hipertensi : 50

Jumlah pasien yang ikut senam Prolanis 100 orang yang terdiri dari 2 CLub
yaitu :

 Club DM dengan nama grup Club Flamboyan


 Club HT dengan nama grup Club Melati

Kegiatan Prolanis di Puskesmas Banda Sakti di mulai sejak tahun 2013 dan
menjadi program unggulan di Puskesmas dan di ruang lingkup Dinas Kesehatan
Kota Lhoseumawe dan telah mengikuti jambore tingkat regional dan nasional
tahun 2015

B. Pelayanan Kesehatan
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 dan K-4 dan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan

Tabel III. Kunjungan Ibu Hamil

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


N
Persalina Mendapa ibu nifas
O
JML KI % K4 % JML n Ditolong t yankes mendapa
Nakes Nifas t vit A
1.47 1.47 100, 1.45 9 1.40 1.36 1.36 9 1.36
1 3 6 2 4 9 7 4 97 4 7 4 97

Dari 1..473 ibu hamil, cakupan K-1 1476 (100,2 %) dan K-4 sebanyak 1.454
(99%). Dari persentase cakupan K1 dan K-4 menggambarkan bahwa kesadaran
ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya sedini mungkin ke Puskesmas,
Pustu dan Poskesdes sudah mulai meningkat, Namun demikian masih ada
sebagian ibu hamil memeriksakan kehamilannya setelah usia di atas triwulan
pertama, sehingga kunjungannya tetap tercatat sebagai K1 padahal jika
berdasarkan usia kehamilannya mestinya sudah tercatat sebagai K2, K3 ataupun
K4.

Jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan adalah 1.364 (97% ) persalinan dari 1407
persalinan di wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti pada tahun 2016.

Persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun ini


menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap
persalinan semakin baik dibandingkan tahun sebelumnya ,didukung adanya
kebijakan pemerintah yaitu Jaminan Kesehatan nasional.

1.Persentase Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita (Pra Sekolah)

Anak balita ( Anak prasekolah ) yang dideteksi kesehatan dan tumbuh


kembangnya sesuai standar paling sedikit 4 kali per tahun di wilayah kerja
Puskesmas Banda Sakti tahun 2016 adalah 5.213 balita.hal ini terjadi
peningkatan dari tahun sebelumnya yang tidak lepas dari proaktif pengelolah
program.

2.Persentase Siswa SD, SMP dan SMA sederajat yang Diperiksa


Kesehatannya
Cakupan pemeriksaan kesehatan pada anak SD/MI kelas 1 oleh tenaga
kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan
kesehatan di SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti tahun 2016
sebanyak 24 sekolah di wilayah puskesmas Banda Sakti.

3.Persentase Peserta KB Baru dan Aktif

Berdasarkan data Pengelola KB Kecamatan Banda Sakti tahun 2016,


Peserta KB Baru 247 ( 1,4 % ) dan peserta KB Aktif sebanyak 12.665 (74.3%)
orang dari 17.041 pasangan usia subur. Angka ini menunjukan tingkat partisipasi
masyarakat tentang KB cukup baik.

Berdasarkan jenis kontrasepsi peserta KB lebih banyak menggunakan Suntik


sebanyak 3413, dibandingkan jenis kontrasepsi lain yaitu Pil 4899, kondom 1126,
implan 6,IUD 15 .

4.Persentase Cakupan Imunisasi Bayi

Imunisasi merupakan salah satu jalan untuk menurunkan angka kesakitan


dan angka kematian khususnya pada bayi dan balita melalui pemberian
perlindungan / kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat di cegah
dengan imunisasi (PD3I)

Imunisasi bayi terdiri atas :

1. Imunisasi BCG untuk memberi perlindungan terhadap penyakit TBC


2. Imunisasi DPT/HB/HIB 1 sampai 3, memberi perlindungan terhadap penyakit
Influenza tipe B, diftheri, pertusis dan tetanus.Hepatitis dari Infeksi
Haemophilus

3. Imunisasi Polio 1 sampai Polio 4, untuk memberikan perlindungan terhadap


penyakit polio.

4. Imunisasi campak, untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit


campak.

5. Imunisasi HBO untuk menberi perlindungan terhadap penyakit hepatitis

Pada tahun 2016 cakupan imunisasi Puskesmas Banda Sakti dari ( 1273 )
sasaran bayi sebagai berikut :

1. Cakupan imunisasi HBO mencapai 1171 bayi atau 92.0 %


2. Cakupan imunisasi BCG mencapai 1143 bayi atau 89.8 %
3. Cakupan imunisasi POLIO 1 mencapai 1162 bayi atau 91.3%

4. Cakupan imunisasi DPT/HB HIB 1 mencapai 1168 bayi atau 91.8 %

5. Cakupan imunisasi P0LIO 2 mencapai 1165 bayi atau 91,5 %

6. Cakupan imunisasi DPT/HB HIB 2 mencapai 1158 bayi atau 91 %

7. Cakupan imunisasi P0LIO 3 mencapai 1142 bayi atau 89.6%

8. Cakupan imunisasi DPT/HB HIB 3 mencapai 1147 bayi atau 90,1 %

9. Cakupan imunisasi P0LIO 4 mencapai 1166 bayi atau 91.6%

10. Cakupan imunisasi Campak mencapai 1156 bayi atau 90.8%

Pencapaian ini memberi gambaran proporsi bayi yang telah mendapat


perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(khususnya bagi yang telah mendapat DPT3 + HB3, Polio 3, BCG dan campak.
Yang berarti tingkat pengelolaan program imunisasi harus lebih ditingkatkan
serta pemanfaatan pelayanan imunisasi di posyandu oleh masyarakat, hal ini
sangat erat kaitannya dengan kesadaran dari ibu untuk membawa anaknya ke
posyandu yang sering kali diabaikan karena faktor pekerjaan rumah tangga,
faktor anak yang sakit, dll.

Tingginya cakupan imunisasi tahun 2016 sebagaimana terlihat pada data


tersebut di atas di sebabkan karena tingginya partisipasi masyarakat tentang
pentingnya imunisasi dan tak lepas dari proaktifnya pengelolah program
imunisasi dan teman-teman didesa melakukan kegiatan swipping imunisasi.

6.Persentase Balita Mendapat Vitamin A

Tabel IV.Cakupan Kapsul Vit A Dosis Tinggi pada Bayi (6-11 Bulan),
Balita (12-59 Tahun),Balita ( 6-59 Bulan )
Puskesmas Banda Sakti Tahun 2016

Anak Balita (12-59


Bayi (6-11 Bulan) Balita (6-59 Bulan)
Bulan)
Jumlah Mendapat % Jumlah Mendapat % Jumlah Mendapat %
Bayi Vit A Balita Vit A Balita Vit A
1320 1249 94.62 3893 3636 93.40 5213 4885 93.71

Data Gizi Puskesmas Banda Sakti tahun 2016


7.Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Fi dan Fe3

Dari 1473 sasaran bumil di wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti tahun 2016
yang mendapat tablet Fe 1.473 (100 %) dan Fe3 1.454 (98.71%). Angka
cakupan ini sangat dipengaruhi oleh kunjungan ibu hamil ke sarana pelayanan
kesehatan.

8.Persentase Ibu Hamil dan wanita usia subur Mendapatkan Imunisasi TT

Persentase ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti yang


mendapatkan imunisasi TT1 sampai TT5 pun sangat dipengaruhi oleh kunjungan
ibu ke sarana pelayanan kesehatan dalam hal ini ke Puskesmas atau ke
posyandu. Pada tahun 2016 cakupan imunisasi TT bumil harus di sesuaikan
dengan pemberian imunisasi TT sebelumnya,

Tabel V.Jumlah Ibu Hamil Mendapatkan Imunisasi TT

JUMLAH
IBU TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5
HAMIL

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %


1.473
357 24,2 399 27,1 379 25,7 252 17.1 562 38,
2

Data Poli KIA Puskesmas Banda Sakti tahun 2016

Tabel VI.Jumlah WUS Mendapatkan Imunisasi TT

JUMLAH
TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5
WUS

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %


13.260
1.246 9 ,4 1.282 9,7 2.226 16.8 2.259 17.0 3.009 22,7

Data Poli KIA Puskesmas Banda Sakti tahun 2016

9.Neonatal Resti/Komplikasi yang Ditangani

Penanganan komplikasi Neonatal di wilayah Puskesmas Banda Sakti tahun


2016 sebanyak 152 (75 %), sedangkan pencapaian penanganan komplikasi
kebidanan 255 (87 %) dari jumlah Bumil 1.473 orang.
10.Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif

Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan
di wilayah Puskesmas Banda Sakti pada tahun 2016 adalah 625 Bayi (46.6 %,)
laki = 347 dan prempuan 278 angka tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesibukan
ibu yang ikut mencari nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-hari sehingga pada
usia sekitar 4 bulan bayi mereka sudah diberi makanan pendamping ASI seperti
bubur saring atau makanan tambahan lainnya seperti biskuit. Disamping itu
faktor pengetahuan ibu yang kurang sehingga sebagian bayi kadang diberi susu
instan , air tajin, teh manis jika ASI ibunya terasa kurang.

11.Persentase Kelurahan/Desa dengan Garam Beryodium yang Baik

Berdasarkan hasil pemeriksaan disetiap rumah di wilayah puskesmas Banda


Sakti dinyatakan kategori menggunakan garam beryodium dan masih banyak
rumah tangga yang menggunakan garam yang tidak beryodium dengan alasan
sudah lama memakai dan lebih murah harganya dan sebagian rumah tangga
memang tidak mengetahui manfaat garam beryodium.

12.Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap

Di Puskesmas Banda Sakti pada tahun 2016 Pelayanan dalam gedung yang
dilaksanakan adalah tumpatan gigi tetap 58 orang ,sedangkan Pencabutan tetap
gigi sebanyak 649 orang. Selain kegiatan pelayanan di Puskesmas juga
dilaksanakan kegiatan di luar gedung seperti UKGS (Promotif dan Preventif).

13.Persentase Murid SD/MI yang mendapat Pemeriksaan Gigi mulut

Kegiatan UKGS di Puskesmas Banda Sakti adalah pemeriksaan gigi dan


mulut khususnya pada anak SD/MI, pada tahun 2016 sebanyak 24
sekolah,dengan jumlah murid 7492 siswa.

14.Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila

Jumlah Usila (60 tahun +) yang dilayani selama tahun 2016 sebanyak 1839
orang dari jumlah usila 2617 orang.
C. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

1.Cakupan Rawat Jalan

Jumlah kunjungan rawat jalan dan Rujukan di Puskesmas Banda Sakti adalah
39191 kunjungan yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di wilayah
Puskesmas Banda Sakti, termasuk yang mendapat pelayanan di Poli Umum,
Poli Gigi, KIA, USG,LAB, Poli Anak, Lab dsb.

Dari sejumlah penduduk yang berkunjung ke Puskesmas tersebut mayoritas


mereka datang dengan tujuan untuk mendapatkan pelayanan pengobatan, hal ini
kurang sejalan dengan fungsi Puskesmas yaitu bukan hanya kuratif tetapi juga
promotif, preventif. Sehingga diharapkan bukan hanya mereka yang sakit saja
yang datang untuk berobat tetapi sebagian mereka diharapkan datang
berkonsultasi tentang bagaimana mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya.

Berikut Gambaran 10 Penyakit terbanyak di wilayah Puskesmas Banda Sakti


selama tahun 2016 :

No DIAGNOSA JUMLAH
1 Common Cold 25236
2 Penyakit jaringan otot 7859
3 Gastristis 5950
4 Hypertensi 5002
5 Penyakit kulit Infeksi 2986
6 Diabetes Melitus 2453
7 kelainan reftraksi 2230
8 Abses 2111
9 Penyakit kulit Alergi 2005
10 Diare 1802
Dari Tabel diatas,menunjukkan bahwa kunjungan tertinggi masih di dominasi
penyakit Common Cold, hal ini menggambarkan bahwa kesehatan lingkungan di
wilayah Puskesmas Banda Sakti masih perlu mendapat perhatian sehingga
kedepannya dapat menurunkan penularan penyakit Common Cold.

2.Kunjungan Pasien JKN Puskesmas Banda Sakti

Tabel VI Kunjungan Pasien JKN Puskesmas Banda Sakti Tahun 2016

KUNJUGAN PASIEN KUNJUGAN RUJUKAN


NO
BULAN JUMLAH BULAN JUMLAH
1 Januari 7959 Januari 790
2 Februari 8028 Februari 836
3 Maret 7843 Maret 710
4 April 8547 April 748
5 Mei 7114 Mei 821
6 Juni 6950 Juni 664
7 Juli 6148 Juli 611
8 Agustus 8941 Agustus 822
9 September 8022 September 767
10 Oktober 8159 Oktober 728
11 November 7250 November 774
12 Desember 7208 Desember 741
Jumlah 92169 Jumlah 9012
3.Ketersediaan Obat Esensial dan Generik Kebutuhan

Obat-obatan yang tersedia di Puskesmas Banda Sakti adalah obat yang


tergolong obat generik yang pengadaannya langsung melalui Gudang Farmasi
Kota Lhokseumawe dan juga dari uang Jaminan Kesehatan Nasional

D. Perilaku Hidup Masyarakat

1.Persentase Rumah Tangga Ber PHBS

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, faktor perilaku


merupakan faktor terbesar yang berpengaruh sehingga diharapkan masyarakat
mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

Pada tahun 2016, dari 120 rumah tangga yang dipantau hanya 90(75%)
rumah tangga yang dinyatakan berperilaku hidup sehat. Dalam pemantauan
rumah tangga yang ber-PHBS digunakan sepuluh indikator perilaku, yang mana
setiap rumah tangga mayoritas hanya memenuhi beberapa kriteria saja. Hal ini
disebabkan karena tingkat pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat
masih sangat kurang, masih banyaknya bapak-bapak yang merokok tidak pada
tempatnya sehingga anak-anak sekolah pun sudah ada yang mulai belajar
merokok, masih ada masyarakat yang tidak mencuci tangan atau sekedar
membilas dengan air tanpa memakai sabun sebelum makan sehingga
kebiasaan-kebiasaan seperti itu dapat mempermudah masuknya kuman penyakit
ke dalam tubuh. Dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang
dianggap sepele namun mereka kurang menyadari bahwa perilaku tersebutlah
yang menyebabkan mereka sakit. Terlebih dengan penyakit-penyakit yang
berbasis lingkungan, yang mana penyebabkan juga karena kondisi lingkungan
yang tidak sehat / bersih oleh kekurang pedulian masyarakat atau perilaku
mereka yang kurang bersih.

2.Persentase Posyandu Aktif

Posyandu yang ada di wilayah Kecamatan Banda Sakti berjumlah 21


posyandu tersebar pada setiap dusun yang ada. Dalam pelaksanaannya
posyandu terkait dengan beberapa program Puskesmas, yaitu Program Gizi,
Imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak, KB dan Promosi Kesehatan. Sehingga
dalam pengklasifikasiannya juga didasarkan pada kriteria hasil pencapaian
cakupan program tersebut disamping berdasarkan frekuensi penimbangan setiap
tahun dan jumlah kader 105 aktif.

Berdasarkan kriteria penilaiannya maka posyandu yang ada di wilayah kerja


Puskesmas Banda Sakti dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Posyandu Pratama : -
2. Posyandu Madya :-

3. Posyandu Purnama : 20

4. Posyandu Mandiri :1

E. Keadaan Lingkungan

1.Persentase Rumah Sehat

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Dari
jaman dulu hingga sekarang manusia mendesain rumahnya (tempat tinggal)
sedemikian rupa agar penghuninya merasa aman dan nyaman. Namun kadang
dalam membangun sebuah rumah kurang memperhatikan unsur kesehatan/
sanitasi lingkungan. seperti ventilasi, pencahayaan, sarana pembuangan air
limbah, pembuangan sampah, jamban keluarga dan sarana air bersih.

Pada tahun 2016, jumlah rumah yang diperiksa kesehatan lingkungannya


sebanyak 8803 rumah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut yang dinyatakan rumah sehat dengan
berbagai kriteria penilaian hanya 5394 rumah atau Berarti sudah banyak rumah
yang memenuhi syarat dari segi kesehatan lingkungan.

Dapat dilihat dari cakupan pemanfaatan jamban keluarga yang sudah tinggi
karena kecamatan Banda Sakti berada di tengah Kota Lhokseumawe hanya
sebagian saya yang di daerah pesisir laut masih tidak ada jamban yang
kebanyakan masyarakatnya membuang hajat di Laut, di kebun, atau di sawah.
Di samping itu rumah yang memiliki SPAL juga masih sedikit, umumnya mereka
membuang limbahnya / comberan dikolom rumah jika rumah panggung atau di
samping rumah jika rumah permanen/semi permanen, sehingga air limbah
tersebut menjadi genangan air yang menimbulkan bau dan menjadi sarang
vektor penyakit.

Dari kondisi lingkungan fisik yang kurang memadai seperti di atas akan
memberikan kontribusi jelek terhadap lingkungan biologis. Kepemilikan sarana
sanitasi yang kurang seperti saluran pembuangan air limbah dan jamban
keluarga mengakibatkan masyarakat membuang limbah rumah tangga dan tinja
di sembarang tempat, hal ini jelas akan menunjang terjadinya penularan
penyakit. Di samping itu tingkat pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi
perilaku dan pola pikir masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih
dan sehat.

2.Persentase Keluarga yang memiliki Akses terhadap Air Bersih

Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan air
sangatlah kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan
sebagainya. Di antara kegunaan-kegunaan tersebut yang paling penting adalah
kebutuhan untuk minum. Untuk itu air harus mempunyai persyaratan khusus
agar tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. Di antaranya tidak berbau, tidak
berasa, tidak berwarna, tidak terkontaminasi oleh bakteri patogen serta tidak
mengandung zat-zat kimia tertentu dalam jumlah yang terbatas.Untuk memenuhi
kebutuhannya akan air bersih tersebut, maka masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Banda Sakti mengakses air dari berbagai sumber,
Tabel VII. Jumlah Dan Akses Sarana Air Bersih (SAB) Menurut Jenisnya
Puskesmas Banda Sakti Tahun 2016

Kondisi Air Bersih Jenis sasarannya


NO Sumur Sumur bor
PDAM
Gali dengan pompa
1 39065 13524 0
Sumber :Data Laporan Kesling PKM Banda Sakti

3.Persentase Keluarga yang Memiliki Sarana Sanitasi Dasar

Dikatakan rumah sehat jika memiliki sarana sanitasi dasar yang memenuhi
syarat kesehatan seperti jamban keluarga, tempat sampah dan pengelolaan air
limbah rumah tangga.

Pada tahun 2016, dari 59191 jumlah penduduk yang ada di wilayah
Puskesmas Banda Sakti, jumlah sarana jamban Leher Angsa 6767 jumlah
penduduk penguna 44344 dan Cemplung jumlah sarana 1269 jumlah penduduk
penguna 7048,hal ini disebabkan karena ada sebagian masyarakat
menganggap jamban belum merupakan suatu kebutuhan sehingga kesadaran
untuk membangun jamban masih sangat kurang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut cakupan sarana sanitasi lingkungan


di wilayah Puskesmas Banda Sakti masih sangat rendah, hal ini pula yang
menjadi salah satu penyebab masih banyaknya penyakit-penyakit berbasis
lingkungan yang ditemukan di masyarakat.

4.Persentase Tempat-tempat Umum Sehat

Tempat pengelolaan makanan pun dilakukan pemeriksaan berdasarkan


beberapa kriteria penilaian. Di wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti dari TTU &
TPM yang ada.
Tabel VIII,Jumlah TPM di Kota Lhoseumawe

TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE


TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI SANITASI

Rumah Depot Rumah Depot


Jumlah Jasa Makanan Jasa Makanan
Makan Air Total Makan Air Total
TPM Boga Jajanan Boga Jajanan
Restoran Minum Restoran Minum

139 1 2 6 0 9 2 20 49 59 130
Sumber :Data Laporan Kesling PKM Banda Sakti tahun 2016.

BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

 Puskesmas : 1 buah
 Puskesmas pembantu : 6 buah
 Poskendes : 4 buah
 Pos Kesehatan Pasantren : 1 buah

B. PERAN SERTA MASYARAKAT

 Jumlah kader posyandu : 105 orang


 Jumlah guru UKS : 24 orang
 Jumlah kelompok usia lanjut : 21 kelompok
 Jumlah Posyandu : 21 buah
 Jumlah Posyandu lansia : 21 buah

C.BANGUNAN FISIK

 Ruang Ka.Puskesmas
 Ruang Adminstrasi
 Ruang Bendahara
 Pentri
 Ruang Laboratorium
 Ruang Tunggu Pasien
 Ruang Rekam Medis
 Apotik
 Ruang KIA/KB
 Ruang Gigi Dan Mulut
 Ruang IMS
 Poli Umum
 Ruang TB/KUSTA
 Ruang Imunisasi
 Ruang PI
 Ruang Rujukan
 Ruang USG
 Ruang Anak
 Ruang Fisiotherapi
 UGD
 Musholla
 Toilet
 Gudang Obat
 Rumah Dinas 4 buah
 Incenerator
 IPAL
 Aula

D. Organisasi

Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas Banda Sakti melaksanakan


Program Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Pengembangan, Upaya Kesehatan
Wajib meliputi :

1. Promosi Kesehatan
2. Upaya Penyehatan Lingkungan
3. Upaya Perbaikan gizi
4. Kesehatan Ibu dan Anak
5. Pelayanan KB
6. Pemberantasan Penyakit menular
7. Pengobatan
8. EKG

G.Sedangkan Upaya Pengembangan

1. UKS / UKGS
2. Usaha Kesehatan Jiwa
3. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Upaya Kesehatan Usila

H.Upaya penunjang

1. Laboratorium
2. Elektrokardiogram (EKG)
3. USG

I.Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan fungsinya Puskesmas Banda Sakti mempunyai struktur
organisasi, yang terdiri dari :

Struktur Organisasi yaitu pembagian, pengelompokan dan pengkoordinasian


tugas atau pekerjaan secara formal. Pada akhir tahun 2017 Puskesmas Banda
Sakti telah mendapatkan sertifikat AKREDITASI Dari KEMENTRIAN
KESEHATAN RI komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama No
DM.01.01/KAFKTP/953/2018.Dengan Status Akreditasi MADYA.

Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas terdiri dari :


1. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas
2. Unsur Pembantu Pimpinan : Urusan Tata Usaha,Bendahara
3. Unsur Pelaksana Tehnis terdiri dari : UGD,Poli, Pustu dan
Poskesdes,Pemegang Program
JUMLAH TENAGA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
PERIODE DESEMBER 2016

No Nama Pendidikan PNS Bakti THL Kontrak


1 Dokter Umum 4 - - 5
2 Dokter Gigi 1 - - -
3 Ners 1 - 1 -
4 S2 Kesehatan 2 - - -
Masyarakat
5 S1 Kesehatan 21 1 8 -
Masyarakat
6 S1 Keperawatan 5 2 8 -
7 S1 Farmasi - - 1 -
8 S1 Ekonomi 1 1 2 -
9 S1 Ilmu Sosial & Politik - - 1 -
10 D4 Bidan Pendidik 4 - - -
11 D4 Gizi 1 - - -
12 D4 Keperawatan 1 - - -
13 D3 Farmasi 2 - 1 -
14 D3 Kebidanan 37 2 20 -
15 D3 Keperawatan 42 22 31 -
16 D3 Kesehatan Gigi 1 - 3 -
17 D3 Analis 4 - - -
18 D3 Fisioterapi 2 - 2 -
19 D3 Gizi 2 - - -
20 D3 Kesling 2 - - -
21 D3 Elektro Medik 2 - - -

22 D3 Radiologi 0 - - -
23 D3 Tehnik Kimia 1 - 1 -
24 D3 Telekomunikasi 1 - - -
25 D3 Sekertaris - 1 - -
26 D3 Akutansi - - 1 -
27 D3 Statistik - - 1 -
28 D3 Informatika - 1 - -
29 D2 Komputer - - - -
30 D1 Bidan/ PBB-A 5 - - -
31 PBB-C 2 - - -
32 SPK 14 7 5 -
33 SPRG 2 - - -
34 SMF 4 - - -
35 SLTA/SMK/MAN/SMEA 6 8 20 -
36 SLTP 1 - - -
Jumlah 171 45 106 4
BAB VI
MASALAH DAN HAMBATAN

A. MASALAH

1. Pelaporan
Pelaksanaan pelaporan masih sangat bersifat rutinitas ( tergantung
permintaan data sesuai format ) sehingga petugas tidak dapat mengoreksi hasil
kerjanya, sama halnya dengan pencatatan seperti diatas perlu juga adanya
pelaporan dengan komputerisasi untuk menjaga dan memberikan kualitas dan
validitas dari perlaporan.
2. Hasil
Hasil kegiatan setiap program, baik di dalam gedung maupun di luar gedung
seharusnya di catat sebagai bahan pembuatan laporan yang kemudian akan
dilakukan sebagai bahan evaluasi, namun tidak jarang kegiatan yang dilakukan
tidak di dokumentasikan dalam bentuk catatan, sehingga pada saat dilakukan
pemeriksaan, petugas tidak bisa memberikan penjelasan yang disertai bukti
pencatatan. pencatatan dan pelaporan program pada tiap-tiap unit sangat
bervariasi bahkan banyak terjadi penurunan sehigga hal-hal ini perlu dievaluasi
secara seksama factor penyebabnya.

3. Pembinaan dan Pelatihan staf


Perlu adanya peningkatan pembinaan staf puskesmas baik dalam bentuk
bimbingan maupun dalam bentuk pelatihan pada semua program. Walaupun
sudah ada pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas kesehatan kota dan dinas
kesehatan Propinsi, tapi tidak semua program sehingga hanya beberapa
staf yang dapat mengikuti pelaksanaannya. Atau pengadaan instruktur computer
untuk tiap puskesmas bila akan diprogramkan system pencatatan dan pelaporan
secara komputerisasi dipuskesmas.
5. Peralatan Medis
Peralatan dan perlengkapan medis untuk ukuran puskesmas sudah boleh di
bilang lengkap, namun yang menjadi masalah ialah kedisiplinan dan kesadaran
dari petugas kesehatan dalam menggunakan dan memelihara perlatan tersebut,
sehingga banyak peralatan yang tidak bisa lagi difungsikan.
B.HAMBATAN
1. Lintas Sektor : kerja sama lintas sector belum terpadu dengan sempurna
antara instansi terkait seperti , Depag, Dikpora, serta PKK sehingga kegiatan
belum berjalan sebagai mana yang diharapkan. Selain institusi terkait yang
dimaksud di atas, kerjasama dengan pemerintah setempat juga perlu lebih di
tingkatkan untuk mendukung setiap program kesehatan di lapangan.
2. Tokoh Masyarakat : organisasi yang ada dimasyarakat seperti Tua Peut
dan Tua Lapan adalah tempat tokoh masyarakat, tapi karena belum berfungsinya
peranan Tua Peut dan Tua Lapan dengan baik dimana masih banyak tokoh
masyarakat yang kurang berperan dalam kegiatan kesehatan. 3. Data
Penduduk : Pencatatan jumlah penduduk menurut golongan umur baik ditingkat
kecamatan maupun ditingkat desa tidak sesuai dengan data yang ada di
Puskesmas, hal ini disebabkan oleh karena kerjasama dalam melakukan validasi
data sasaran setiap tahun antara data Puskesmas dengan pemerintah setempat
belum berjalan dengan baik.

C. SARAN-
SARAN

1. Perlu adanya motivasi atau pembinaan bagi setiap petugas program dalam
bentuk pelatihan baik di Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan pada masing-
masing penanggung jawab program.
2. Untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sekiranya dilakukan pelatihan
komputer untuk penanggungjawab tiap-tiap program dalam rangka pencapaian
faliditas data.
3. Peningkatan supervisi dan bimbingan dari setiap seksi dari dinas
kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas dan cakupan program.
4. Perlu adanya Umpan balik serta tanggapan dari tingkat dinas atas laporan
rutin yang dibuat puskesmas baik laporan bulanan dan triwulan juga teguran
tertulis bila terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam pencatatan serta pelaporan,
sehingga petugas dapat memperbaiki dalam rangka peningkatan program
selanjutnya.
5. Penambahan petugas tehnisi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap
program yang ada sehingga tidak terjadi banyaknya tugas rangkap.
6. Dalam pelaksanaan program-program baru perlu dibentuk Tim perumus agar
dapat memantau dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan program tersebut.
7. Diharapakan kepada pemerintah setempat ( Camat dan kepala desa ) serta
institusi lintas sektor untuk senantisa mendukung dan menjalin kerjasama yang
baik dalam melaksanakan program kesehatan di masyarakat

BAB VII
PENUTU P
Evaluasi bidang kesehatan dengan menilai derajat kesehatan dari
beberapa aspek diantaranya angka kematian, angka kesakitan dan status
gizi. Aspek ini dipengaruhi oleh upaya kesehatan yang dilakukan melalui upaya
peningkatan, pemerataan pelayanan kesehatan
Sedangkan upaya kesehatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu sumber daya manusia, sumber daya sarana dan prasarana dan sumber
dana.
Di era Desentralisasi, data dan Informasi kesehatan sangat penting
artinya baik dalam menunjang perencanaan kesehatan maupun sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Untuk menjawab kepentingan
diatas, maka profil ini disusun setiap tahunnya yang memberikan gambaran
tentang kondisi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti dalam
bentuk persentase pencapaian Upaya Program Puskesmas. Profil ini disajikan
dalam bentuk teks, table, gambar ( grafik ) untuk mempermudah menganalisis
masalah kesehatan.
Progam kesehatan diera Desentralisasi terjadi beberapa perubahan
terutama dalam hal perencanaan kesehatan yang semakin dibutuhkan.
Sementara dalam hal pendanaan kondisinya masih jauh dari anggaran yang
layak untuk bidang kesehatan.
Demikian hasil sajian kami, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai