Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar terutama untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011, p:11). Berbagai hasil telah dicapai sejak dicanangkan Posyandu pada tahun 1986. Secara kuantitas, jumlah Posyandu tercatat sebanyak 25.000 Posyandu, dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 266.827 Posyandu dengan rasio 3,55 Posyandu per desa/kelurahan. Namun bila ditinjau dai aspek kualitas, masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan ketrampilan kader yang belum memadai. Desa Temporejo memiliki 15 pos Posyandu yang tersebar dalam 4 dusun yaitu dusun Kauman, dusun Wonojati, dusun Krajan, dan dusun Karanganyar. Pos Posyandu tersebut terdiri dari pos posyandu Kenanga IXV. Setiap posyandu terdiri dari 5 kader. Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo menyelenggarakan kegiatan posyandu satu kali dalam sebulan di rumah salah satu kader posyandu. Perawat komunitas memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui praktik keperawatan komunitas yang dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif), dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (level of prevention). Perawat komunitas dalam melaksanakan praktik lapangan salah satunya berperan aktif dalam kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Tujuan 1.1.1 Tujuan Umum Setelah menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan stase keperawatan komunitas mahasiswa dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan pemeliharaan status kesehatan ibu hamil, anak balita dan bayi pada posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo khususnya di desa Tempurejo. 1.1.2 Tujuan Khusus Setelah mengikuti kegiatan posyandu mahasiswa dapat: 1. melaksanakan konsep 5 meja; 2. memantau keadaan fisik balita secara umum; 3. memantau grafik dari perkembangan berat badan balita; 4. menilai status nutrisi pada balita; 5. melakukan konseling tentang keadaan kesehatan balita saat ini; 6. meningkatkan peran dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,terutama yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu dan balita; 7. meningkatkan kerja sama dengan tim pelayanan kesehatan lainnya dan kader.

BAB II KONSEP POSYANDU

2.1 Pengertian Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar terutama untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2011, p:11).

2.2 Tujuan 2.2.1 Tujuan Umum Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat (Depkes RI, 2011, p:12). 2.2.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penyelenggaraan posyandu menurut Depkes RI (2011, p:12) adalah: 1. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan tentang penurunan AKI, AKB dan AKABA. 2. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA. 3. Meningkatnya peran lintas sektoral dalam penyelenggaraan posyandu, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. 4. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.

2.3 Sasaran Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS) (Depkes, 2011,p:13).

2.4 Fungsi Fungsi posyandu menurut Depkes RI (2011, p:13) adalah : 1. sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan AKABA; 2. sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.

2.5 Manfaat Manfaat posyandu berbeda-beda tergantung dari mana sisi kita melihat menurut Depkes RI (2006, p:13-15) adalah : 1) Bagi Masyarakat a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA; b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan terutama terkait Kesehatan Ibu dan Anak (KIA); c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan sosial dari sektor lain terkait. 2) Bagi kader, pengurus posyandu dan tokoh masyarakata) a. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA; b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membentuk masyarakat dalam menyelesaikan masalh kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.

3) Bagi Puskesmas a. Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan pusat pelayanan masyarakat primer; b. Dalam lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat; c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat. 4) Bagi sektor lain a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan dan social dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya penurunan AKI, AKB dan AKABA sesuai kondisi setempat. b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.

2.6 Kegiatan Posyandu Kegiatan posyandu meliputi Panca Krida Posyandu dan Sapta Krida Posyandu. Kegiatan ini tergantung dari kesiapan masing-masing wilayah (DEpkes RI, 2011, p:25 dan Niken, 2009, p:144). a. Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu) yaitu: 1. Kesehatan ibu dan anak, meliputi: a. Pelayanan ibu hamil, mencakup penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran LLA), pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT), pemeriksaan Leopold, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta Kb pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader serta merujuk ke Puskesmas apabila ditemkan adanya kelainan kehamilan. Selain itu, kegiatan kelas ibu hamil perlu diadakan untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil pada setiap hari buka posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan meliputi kegiatan penyuluhan akan anda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan

menyusui, KB dan gizi, perawatan payudara dan pemberian ASI, peragaan pola makan ibu hamil dan peragaan perawatan bayi baru lahir serta senam ibu hamil. b. Pelayanan ibu nifas dan menyusui, mencakup: 1) penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif serta gizi; 2) pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama); 3) perawatan payudara; 4) pemeriksaan kesehatan umun, pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan kelainan segara dirujuk ke Puskesmas. c. Bayi dan Anak Balita Pelayanan posyandu untuk bayi dan balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, perlu disediakan saranan permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan posyandu untuk balita mencakup kegiatan penimbangan berat badan, penentuan status pertumbuhan, penyuluhan dan konseling, serta pemeriksaan kesehatan dan imunisasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. 2. Keluarga Berencana (KB) Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. 3. Imunisasi Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas kesehatan Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.

4. Peningkatan gizi Pelayanan gizi dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) local, suplemen vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK), balita yang berat badannya tidak naik2 kali berturut-turut atau berada dibawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas. 5. Pencegahan dan Penanggulangan diare Pencegahan diare di posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan. d. Tujuh kegiatan posyandu (Sapta Krida Posyandu) meliputi: 1. Kesehatan ibu dan anak 2. Keluarga berencana 3. Imunisasi 4. Peningkatan gizi 5. Penanggulangan diare 6. Sanitasi dasar 7. Penyediaan obat esensial

2.7 Penyelenggaraan Posyandu Kegiatan posyandu diselenggarakan satu kali dalam sebulan selama kurang lebih 3 jam pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan Posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RT atau ditempat khusus yang dibangun masyarakat. Pelaksanaan kegiatan posyandu terdiri dari 5 progran utama yaitu KIA, KB, Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan Diare yang dilakukan dengan Sistem lima Meja antara lain :

1. Meja I : Pendaftaran 2. Meja II : Penimbangan bayi dan Balita 3. Meja III : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) 4. Meja IV : Penyuluhan peorangan meliputi : a. balita berdasar hasil penimbangan berat badannya naik atau tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan, oralit dan vitamin A; b. ibu hamil dengan resiko tinggi diikuti dengan pemberian tablet besi. c. PUS agar menjadi peserta KB mandiri. 5. Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, Imunisasi dan pengobatan serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan setempat. Untuk meja I sampai IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya : dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya (Depkes RI, 2011, p:31-32).

2.8 Tingkatan Perkembangan Posyandu Menurut Depkes (2011,p:53), semua bentuk UKBM diharapkan mampu mengembangkan posyandu melalui telaah kemandirian posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut : 1. Posyandu Pratama Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatan posyandu belum terlaksana secara rutin setiap bulan dan jumlah kader yang terbatas yakni urang dari 5 (lima orang) dan kader aktifnya terbatas. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader. 2. Posyandu Madya Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator dan lebih menggiatkan kader dalam mengelolan kegiatan posyandu.

3. Posyandu Purnama Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50% serta sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurag dari 50% KK di wilayah kerja posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan cakupan dengan sosialisasi program dana sehat untuk memantapkan pemahaman masyarakat tentang dana sehat, dan pelatihan dana sehat. 4. Posyandu Mandiri Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 (lima) program utama lebih dari 50%, terdapat program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih 50% KK. Intervensi yang dapat dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat.

2.9 Indikator Tingkatan Perkembangan Posyandu Indikator pemberdayaan masyarakat adalah tumbuh dan berkembangya berbagai bentuk UKBM, khususnya posyandu. Menurut Depkes (2011,p:55), semua bentuk UKBM diharapkan mengembangkan indikator untuk menentukan tingkatan perkembangan kemandirian posyandu yang secara umum sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Indikator Pratama Frekuensi penimbangan <8 Rerata kader tugas <5 Rerata cakupan D/S <50% Cakupan kumulatif KIA <50% Cakupan kumulatif KB <50% Cakupan kumulatif <50% Imunisasi Program tambahan Cakupan dana sehat <50% Madya >8 5 <50% <50% <50% <50% <50% Purnama >8 5 50% 50% 50% 50% <50% Mandiri >8 5 50% 50% 50% 50% 50%

Jenis indikator yang digunakan untuk setiap program disesuaikan dengan prioritas program tersebut.

BAB III RENCANA KEGIATAN

3.1 Metode : Melakukan kegiatan posyandu dengan prinsip 5 meja

3.2 Media dan alat 1. Meja dan kursi 2. Timbangan 3. Timbangan dacin 4. KMS 5. Tensimeter 6. Stetoskop 7. Poster/leaflet 8. Obat-obatan sederhana -

3.3 Waktu dan tempat a. Tanggal : 9 Maret 19 April 2013 b. Waktu : 09.00-12.00 wib c. Tempat : posyandu di wilayah Puskesmas Tempurejo khususnya Desa Tempurejo.

3.4 Sasaran 1. Bayi/balita 2. Ibu hamil/ibu menyusui 3. Wanita Usia Subur dan Pasangan Usia Subur

3.5 Pengorganisasian 1. Meja 1 (pendaftaran) 2. Meja 2 (penimbangan) : kader : kader

3. Meja 3 (pencatatan) 4. Meja 4 (penyuluhan) 5. Meja 5 (pelayanan kesehatan)

: kader : kader dibantu dengan mahasiswa : bidan

3.6 Strategi Pelaksanaan Tahap Kegiatan Fase Orientasi Kegiatan Perawat 1. Memberi salam 2. Memberi penjelasan tentang prosedur kegiatan posyandu Langkah-langkah pelayanan posyandu 5 meja: 1. Meja 1 : pendaftaran 2. Meja 2 : penimbangan balita 3. Meja 3 : pencatatan hasil penimbangan 4. Meja 4 : penyuluhan hasil penimbangan , pelayanan gizi pada ibu balita dan ibu hamil 5. Meja 5 : pelayanan kesehatan dan KB oleh petugas kesehatan Memberikan tindak lanjut pemeliharaan kesehatan bayi, balita, dan ibu hamil untuk bulan berikutnya atau sesuai dengan keadaan status kesehatan saat ini. Kegiatan Masyarakat 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan, memperhatikan dan mengikuti Mengikuti prosedur 5 meja sesuai dengan urutan meja 1,2,3,4, dan meja 5.

Fase Kerja

Fase Terminasi

Mengikuti sasaran petugas kesehatan

3.7 Kriteria Evaluasi a. Evaluasi Struktur 1. Menyiapkan LP 2. Menyiapkan alat bantu/media 3. Konsul dengan pembimbing 4. Sarana dan prasarana tersedia

5. Mahasiswa hadir 100% 6. Persiapan koordinasi dengan PJ lapangan

b. Evaluasi Proses 1. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas masing- masing mahasiswa 2. Semua peserta tertib dalam menjalankan konsep 5 meja 3. Pencacatan pelaporan sesuai dengan standar 4. Pemberian vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan oleh ahlinya 5. Pemberian obat-obatan sederhana diberikan sesuai kebutuhan

c. Evaluasi Hasil 1. Terlaksananya konsep 5 meja dengan benar 2. Terpantaunya keadaan fisik balita sesuai tumbuh kembang 3. Terpantau grafik perkembangan berat badan balita sesuai tumbuh kembang 4. Status nutrisi pada balita terdokumentasi dengan benar 5. Terlaksananya konseling tentang keadaan kesehatan balita dengan tepat 6. Terlaksananya peran dalam penyelanggaraan upaya kesehatan dasar,terutama yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu dan balita sesuai dengan standar 7. Terbinanya kerja sama dengan tim pelayanan kesehatan lainnya dan kader dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai