Anda di halaman 1dari 191

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas
Cibeureum yang merupakan bagian dari mata kuliah MPIGM. Laporan ini dibuat untuk
menyampaikan hasil dari proses Praktek Kerja Lapangan Kelompok 2 MPIGM.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada

(1) Ibu Ir. Mimin Aminah, M.Kes. selaku dosen Pembimbing yang telah memberi
bimbingan dalam penulisan proposal ini.
(2) Bapak Mamat Rahmat, SKM. MKM. selaku Koordinator dosen yang telah memberi
bimbingan dalam penulisan proposal ini.
(3) Ibu Yuni Vianingsih, A.Md.Gz. selaku pembimbing dalam melaksanakan kegiatan
PKL di Puskesmas Cibeureum dan membimbing dalam penulisan laporan ini.
(4) Kepala Puskesmas, seluruh staff, dan jajaran Puskesmas yang telah turut membantu
dalam kegiatan PKL di Puskesmas Cibeureum.

Kami mengharapkan kritik, saran, dan usulan agar dapat memperbaiki laporan ini.
Kami berharap laporan ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta memberikan
manfaat untuk semua orang yang membaca laporan ini.

Cimahi, Agustus 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan PKL............................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.2.1 Tujuan umum ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.2.2 Tujuan khusus ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Sasaran PKL........................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan.......................................... Error! Bookmark not defined.
1.5 Manfaat PKL .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS.................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Visi dan Misi Puskesmas ....................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Struktur Organisasi ............................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana Program Gizi Puskesmas Cibeureum ........... Error!
Bookmark not defined.
2.4 UKP, UKM, dan UKMP ........................................................ Error! Bookmark not defined.
2.4.1 UKP (Usaha Kesehatan Peorangan).................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.2 UKM (Usaha Kesehatan Masyarat) .................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.3 UKMP (Usaha Kesehatan Masyarakat Pengembang)....... Error! Bookmark not defined.
2.5 Masalah Kesehatan (10 besar penyakit) dan Gizi pada Bulan Januari-Juli 2018 .. Error!
Bookmark not defined.
BAB III PROGRAM GIZI PUSKESMAS, HASIL KEGIATAN, DAN PEMBAHASAN .... Error!
Bookmark not defined.
3.1 Program Gizi Puskesmas, Sasarn Program, Indikator Keberhasilan, dan Pencapaian
Program………………………………………………………………………………………………………………………………………….Er
ror! Bookmark not defined.
3.1.1 Kegiatan Pelayanan Gizi di Dalam Gedung ....................... Error! Bookmark not defined.
3.1.2 Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung .......................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Manajemen Program Gizi Puskesmas ........................................... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Pencatatan dan Pelaporan.................................................... Error! Bookmark not defined.
3.2.2. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan .................................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Hasil Pelaksanaan Program Gizi di Puskesmas Cibeureum............. Error! Bookmark not
defined.
3.4 Manajemen PMT Pemulihan Untuk Balita Gizi Buruk ..... Error! Bookmark not defined.
3.5 Kegiatan PKL ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.6 Hasil Asuhan Gizi Terstandar pada Kasus Malnutrisi ...... Error! Bookmark not defined.
3.7 Hasil Asuhan Gizi Terstandar Tahap Konseling Gizi pada Pasien Rawat Jalan ... Error!
Bookmark not defined.

2
3.8 Hasil Penyuluhan Gizi ........................................................... Error! Bookmark not defined.
3.9 LAPORAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH HASIL PENJARINGAN........... Error!
Bookmark not defined.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.
4.1 Simpulan ................................................................................. Error! Bookmark not defined.
4.2 Saran ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran ................................................................................................ Error! Bookmark not defined.

3
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ............................................................................................................................................... 10


Tabel 3.2 ............................................................................................................................................... 20
Tabel 3.3 ............................................................................................................................................... 21
Tabel 3.4 ............................................................................................................................................... 28
Tabel 3.5 ............................................................................................................................................... 50

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pusat kesehatan masyarakat atau diisingkat puskesmas merupakan ujung tombak
dalam pembangunan kesehatan ditingkat kecamatan. Puskesmas sebagai satuan fungsional
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada
pelayanan untuk masyarakat luas, untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada peorangan.

Dalam sarana kesehatan puskesmas, pelayanan gizi merupakan salah satu faktor penting
dalam menunjang pelayanan kesehatan. Profesi gizi saat ini telah mengalami perkembangan
akibat terjadinya perubahan pola pikir dari orientasi pada obat sebagai penyembuh penyakit
menjadi orientasi makanan sebagai pencegah penyaki. Tugas ahli gizi adalah memberikan
pelayanan gisi terbaik agar terjadi peningkatan kualitas hidup pasien. Salah satu kegiatan
pelayanan di puskesmas adalah penyuluhan gizi, baik di dalam gedung dan di luar gedung
yang merupakan kualifikasi bidang tugas lulusan program gizi.

Pengalaman belajar merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswa untuk mencapai
keberhasilan dalam tujuan pendidikan yang dapat diperoleh melalui pendidikan di kelas
maupun lapangan. Untuk mencapai pengalaman belajar, pada tatanan yang nyata dan
komprehensif sehingga mahasiswa dapat lebih siap dan mandiri. Dengan adanya praktek
kerja lapangan mahasiswa dapat mengetahui langsung kondisi dan situasi pada dunia kerja,
sehingga mampu belajar menghadapi berbagai tantangan dalam dunia kerja dan belajar untuk
menganalisis suatu gejala dan masalah agar kelak dapat diaplikasikan langsung pada pasien
dengan diberi bimbingan dan pengarahan. Pelayanan gizi di puskesmas perlu didayagunakan
sebagai institusi yang dapat memberikan pengalaman belajar dan bekal yang berharga bagi
calon sarjana terapan gizi yang nantinya bertugas sebagai pelaksana penyelia dan pengelola
program gizi masyarakat.

Pada pelaksanaan praktik kerja lapangan di puskesmas diharapkan mahasiswa mampu


memahami pengelolaan program gizi di tingkat puskesmas serta memenuhi pengelolaan
program gizi di tingkat puskesmas serta memenuhi tugas pokok dan fungsi ahli gizi.

5
1.2 Tujuan PKL
1.2.1 Tujuan umum
Mampu memahami pengelolaan program perbaikan gizi di tingkat Puskesmas

1.2.2 Tujuan khusus


1. Memahami visi - misi dan rencana program kerja puskesmas khususnya dibidang gizi.
2. Memahami struktur organisasi dan tatakerja puskesmas
3. Memahami langkah – langkah perencanaan, pelaksanaan, pencatatan, pelaporan,
monitoring dan evaluasi program perbaikan dan intervensi gizi masyarakat di tingkat
puskesmas
4. Memahami masalah kesehatan dan masalah gizi yang ada di wilayah kerja puskesmas
5. Memahami dan terampil melakukan persiapan dan pelaksanaan (anamnesa,
pengukuran antropometri, penentuan status gizi, konseling gizi di dalam gedung
(pojok gizi) untuk pasien rawat jalan dengan diet khusus di puskesmas
6. Melakukan penyuluhan gizi dalam kegiatan pelayanan gizi di masyarakat
7. Mampu dan terampil melakukan asuhan gizi terstandar pada balita kasus.
8. Melaksanakan dan mempertahankan kelangsungan program pangan dan gizi
masyarakat melalui pendekatan masyarakat/capacity building
9. Berpartisipasi dalam pengembangan dan evaluasi program pangan dan gizi di
masyarakat
10. Membantu menilai status gizi populasi dan / atau kelompok masyarakat
11. Melaksanakan asuhan gizi untuk klien sesuai kebudayaan dan kepercayan dari
berbagai golongan umur (tergantung level asuhan gizi kelompok umur)
12. Mendokumentasikan kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung (Puskesmas) dan di
luar gedung (sekolah, masyarakat, posyandu dan posbindu)
13. Memahami hasil kegiatan PL , terampil dalam menyusun laporan kegiatan PL dan
mampu mempresentasikannya.

1.3 Sasaran PKL


1. Pasien rawat jalan
2. Ibu hamil
3. Ibu balita
4. Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum
5. Sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum
6. Balita

6
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat : UPT Puskesmas Cibeureum dan Puskesmas Pembantu

Waktu : 20 – 31 Agustus 2018

1.5 Manfaat PKL


1. Melatih kemampuan dan keterampilan mahasiswa berkaitan dengan teori dan praktek
2. Menjadi sarana latihan dan pengalaman bekerja dalam mengaplikasikan ilmu yang
didapat selama perkuliahan
3. Menumbuhkan sikap profesionalisme yang diperlukan mahasiswa dalam rangka
memasuki lapangan kerja di bidang gizi.

7
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
2.1 Visi dan Misi Puskesmas
VISI Puskesmas Cibeureum

“CIBEUREUM SEHAT MANDIRI 2022”

MISI Puskesmas Cibeureum

1. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional sesuai dengan standar


kompetensi.

2. Membudayakan “sae”(senyum, sapa salam, aktif, inovatif, responsif dan


empati) sebagai tata nilai dalam elakukan pelayanan kepada masyarakat.

3. Memberdayakan masyarakat untuk mendorong kemandirian hidup sehat


bagi keluarga, masyarakat dan lingkungan dengan melibatkan lintas sektor.

MOTO Puskesmas Cibeureum

Dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, Puskesmas Cibeureum


mempunyai motto yaitu “SEHATMU BAHAGIAKU”

Komitmen Peningkatan Mutu Pelayanan Puskesmas Cibeureum

Segenap pimpinan dan karyawan Puskesmas Cibeureum berkomitmen untuk :

1. memberikan pelayanan secara profesional sesuai dengan standar kompetensi.

2. Meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor dan pihak terkait.

3. Melakukan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas layanan dan


efektifitas sistem manajemen mutu.

Tata Nilai “SAE”

1. S : Senyum, sapa, salam, sebagai budaya yang melekat dalam melayani


masyarakat.

2. A : Aktif, inovatif dan responsif aktif : mampu beraksi dan bereaksi terhadap
permasalahan kesehatan masyarakat, inovatif: kreatif dalam menemukan ide baru
dalam mensiasati permasalahan kesehatan, responsif : merespon secara positif dalam
menanggapi setiap permasalahan kesehatan masyarakat.

8
3. E : Empati, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan masyarakat.

9
2.2 Struktur Organisasi
Tabel 3.1
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS CIBEUREUM KOTA CIMAHI
BERDASARKAN PERMENKES N0 75 TAHUN 2014 DAN SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI
NO. 800/3212

KEPALA PUSKESMAS

dr. MAMI ROSMALA D


KA SUB BAG TATA
USAHA
ENRI ROSNADIYANTI, SKM

PJ SIMPUS PJ PJ RUMAH TANGGA/ PJ


MELA ISMAYANTI KEPEGAWAIAN BEND BARANG KEUANGAN/BPP
ATIK SURYATI, KANIA RIANTIKA SITI RAHMI
AMD.PIK SAP AMD.KG AMD.KEP
ASEP ROHMAN

PJ UKM ESENSIAL DAN PJ UKM PENGEMBANGAN PJ UKP KEFARMASIAN DAN PJ JARINGAN PELAYANAN
PERKESMAS LABORATORIUM PUSKESMAS
drg KHAIRUNNISA dr TINCE RIAMA BD.DEDE ROHIMAH
dr IDA HANDAYANI LUBIS SIBARANI AMD.KEB

10
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana Program Gizi Puskesmas Cibeureum
1. Membuat perencanaan kegiatan program Gizi, bersama petugas lintas program dan
lintas sektoral terkait.
2. Melaksanakan kegiatan dalam rangka UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga),
mengkoordinir kegiatan penimbangan dan penyuluhan gizi di posyandu.
3. Melaksanakan pendataan sasaran dan distribusi Vitamin A dan tablet besi (Fe).
4. Melaksanakan PSG (Pemantauan Status Gizi).
5. Melaksanakan pemantauan garam beryodium.
6. Mendeteksi dan melaporkan adanya balita KEP.
7. Mengkoordinir pelaksanaan PMT Pemulihan Balita KEP.
8. Melaksanakan konseling Gizi dalam gedung maupun di luar gedung.
9. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan PMT-ASI.
10. Bersama dinas lintas sektoral terkait melaksanakan Sistem Kewaspadaan Pangan dan
Gizi (SKPG).
11. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan program gizi.
12. Mengkoordinir pelaksanaan PMT Bumil KEK dan Anemia

2.4 UKP, UKM, dan UKMP


2.4.1 UKP (Usaha Kesehatan Peorangan)
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap. Adapun beberapa contoh dari UKP adalah
konseling dan pemberian PMT pemulihan disertai dengan upaya skrining dan pelayakan
balita kasus (Kemenkes RI, 2014).

2.4.2 UKM (Usaha Kesehatan Masyarat)


Pelayanan yang bersifat pengembang masyarakat ditujukan untuk masyaraat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat mencakup semua sasaran dari kelompok usia balita hingga
lansia baik secara formal maupun informal. Contoh posyandu, posbindu, pustu, kunjungan
balita bermasalah, terutama berkaitan dengan gizi ke rumah-rumah, serta pemantauan
kesehatan dan gizi anak sekolah dan suplementasi tablet tambah dan nifas pada remaja ibu
hamil dan ibu nifas.

11
2.4.3 UKMP (Usaha Kesehatan Masyarakat Pengembang)
Pelayanaan kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya berbasis
pemberdayaan masyarakat dengan memotivasi masyarakat untuk melakukan pengembangan
kesehatan dan pendidikan seperti perdayagunaan tanaman obat keluarga pendampingan
keluarga harapan pembentukan kelompok pendukung ASI (KP-ASI).

2.5 Masalah Kesehatan (10 besar penyakit) dan Gizi pada Bulan Januari-Juli 2018
1. Nasofaringitis akut
2. Hipertensi primer
3. Faringitis akut
4. Dyspepsia
5. Arthritis lainnya
6. Penyakit infeksi saluran pernapasan atas akut (ISPA)
7. Periapical abscess without sinus
8. Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema)
9. Myalgia
10. Non insulin dependen diabetes melitus

12
BAB III
PROGRAM GIZI PUSKESMAS, HASIL KEGIATAN, DAN PEMBAHASAN

3.1 Program Gizi Puskesmas, Sasarn Program, Indikator Keberhasilan, dan


Pencapaian Program
3.1.1 Kegiatan Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
Kegiatan gizi di dalam Gedung terdiri dari upaya promotif, preventif, dan kuratif serta
rehabilitative baik rawat jalan maupun rawat inap yang dilakukan di dalam puskesmas.
Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari pelayanan gizi rawat jalan. Tahapan
pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan skrinning/penapisan gizi oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas untuk menetapkan pasien beresiko masalah gizi. Apabila tenaga kesehatan
menemukan pasien beresiko masalah gizi maka pasien akan dirujuk untuk memperoleh
asuhan gizi dengan langkah-langkah berikut:

1. Pengkajian gizi untuk mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab melalui
verifikasi dan interpretasidata secara sistematis yang meliputi data antropometri, data
pemeriksaan fisik/klinis, data riwayat gizi, dan data hasil pemeriksaan laboratorium.

2. Penentuan diagnosis gizi untuk mengidentifikasi adanya masalah gizi, faktor


penyebab, serta tanda dan gejala yang ditimbulkan.

3. Pelaksanaan intervensi gizi yang merupakan tindakan terencana yang ditujukan


untuk mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan atau aspek status kesehatan
individu. Meliputi penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual,
edukasi gizi, dan konseling gizi.

4. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi rawat jalan untuk mengetahui tingkat
kemajuan, keberhasilan pelaksanaan intervensi gizi pada pasien/klien.

3.1.2 Kegiatan Pelayanan Gizi di Luar Gedung


Secara utuh kegiatan pelayanan gizi di luar gedung tidak sepenuhnya dilakukan hanya
di luar gedung, melainkan tahap perencanaan dilakukan di dalam gedung. Kegiatan
pelayanangizi di luar gedung ditekankan ke arah promotif dan preventif serta sasarannya
adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Beberapa kegiatan pelayanan gizi di luar
gedung dalam rangka upaya perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh Puskesmas antara lain:

1. Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi

13
Tujuan edukasi gizi adalah untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan sesuai dengan
risiko/masalah gizi. Sasarannya adalah kelompok dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas. Lokasi edukasi giziantara lain; Posyandu, Pusling, Institusi
Pendidikan, Kegiatan Keagamaan, Kelas Ibu, Kelas Balita, Upaya Kesehatan
Kerja (UKK), dll. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan
dengan situasi dan kondisi serta berkoordinasi dengan tim penyuluh di Puskesmas
misalnya tenaga promosi kesehatan.
2. Konseling ASI Eksklusif dan PMBA
Tujuan konseling ASI Eksklusif dan PMBA adalah meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga sehingga bayi baru lahir segera
diberikan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan meneruskan ASI Eksklusif sampai
bayi berusia 6 bulan, Saat bayi berusia 6 bulan, mulaidiperkenalkan dengan MP-
ASI. Serta teru meneruskan ASI dan MP-ASI sampai kelompok umur 24 bulan.
Sasaran dari konseling adalah ibu hamil atau keluarga ibu yang mempunyai anak
usia 0-24 bulan. Lokasi konseling antara lain di Posyandu, Fungsi tenaga gizi di
Puskesmas dalam konseling ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
3. Konseling Gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM)
Tujuannya adalah mencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM berbasis
masyarakat sesuai dengan sumber daya dan kebiasaan masyarakat agar
masyarakat dapat mawas diri terhadap factor PTM. Sasarannya adalah masyarakat
sehat, beresiko, dan penyandung PTM berusia >=15 tahun. Lokasinya di Posbindu
PTM diintegrasikan ke kegiatan masyarakat yang sudah aktif berjalan. Peran
tenaga gizi Puskesmas pada Posbindu PTM adalah sebagai konselor gizi terkait
factor risiko PTM yang ditentukan saat pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis.
4. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi Balita menggunakan
KMS (Kartu Menuju Sehat) atau Buku KIA. Sasaran kegiatan ini adalah kader
Posyandu. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu. Fungsi tenaga gizi
puskesmas antara lain; merencanakan kegiatan, memberikan pembinaan pada
kader, melakukan penimbangan, membina kader dalam pelaporan SKDN,
menyusun laporan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan, dan memberikan
konfirmasi terhadap hasil pemantauan pertumbuhan.

14
5. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan
pemberian vitamin A melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan kekurangan vitamin A dapat
berjalan dengan baik Sasaran kegiatan ini antara lain bayi, balita, dan ibu nifas.
Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di Posyandu. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam
pengelolaan manajemen pemberian vitamin A antara lain; merencanakan
kebutuhan vitamin A untuk bayi 6-11bulan, anak usia 12-59 bulan, dan ibu nifas
setiap tahun, memantau kegiatan pemberian vitamin A di wilayah kerja
Puskesmas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain, menyusun laporan
pelaksanaan distribusi vitamin A di wilayah kerja Puskesmas.
6. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu Hamil dan Ibu
Nifas
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan pemberian TTD untuk
kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu Ibu Hamil
melalui pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, danpemantauan
sehingga kegiatan pencegahan anemia gizi besi. Sasaran kegiatan ini adalah Ibu
hamil dan ibu nifas. Lokasi di tempat praktek bidan, Posyandu. Fungsi tenaga gizi
puskesmas dalam pengelolaan manajemen pemberian TTD antara lain;
merencanakan kebutuhan TTD untuk kelompok sasaran selama satu tahun,
memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja puskesmas, dan
menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja Puskesmas.
7. Edukasi Dalam Rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri dan WUS
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program pencegahan
anemia gizi besi pada kelompok sasaran. Sasaran kegiatan ini adalah Remaja
putri, WUS. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan manajemen pemberian TTD
antara lain; memberikan pendidikan gizi agar remaja putri dan WUS
mengonsumsi TTD secara mandiri, apabila di suatu daerah prevalensi anemia ibu
hamil >20% maka tenaga gizipuskesmas merecncanakan kebutuhan TTD
untuk remaja putri dan WUSdan melakukan pemberian TTD kepada kelompok
sasaran, memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah kerja
Puskesmas, serta menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja
Puskesmas.

15
8. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan
MP-ASI Bufferstock adalah MP-ASI pabrikan yang disiapkan oleh
Kementerian Kesehatan RI dalam rangka pencegahan dan penanggulangan gizi
terutama di daerah rawan gizi/keadaan darurat/bencana. MP-ASI Bufferstock
didistribusikan secara bertingkat. Tenaga gizi puskesmas akan
mendistribusikankepada masyarakat. Sasaran MP-ASI Buffer Stok: balita 6-24
bulan yang terkena bencana MP-ASI Lokal adalah MP-ASI yang dibuat dari
makanan lokal setempat dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman dan
keterampilan tenaga kesehatan.MP- ASI lokal dapat dialokasikan dari dana
Bantuan Operasional Kesehatan(BOK), dana Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) atau dana lain sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sasaran
MP-ASI lokal: balita gizikurang 6-24 bulan. Tugas tenaga gizi puskesmas dalam
hal ini adalah, merencanakan menu MP-ASI local, mengadakan bahan MP-ASI
local, mengolah MP-ASI lokal dibantu oleh kader, dan mendistribusikan kepada
sasaran dibantu oleh kader PMT Pemulihan memiliki sasaran balita gizi kurang,
balita pasca perawatan gizi buruk, ibu hamilKEK (Kurang Energi Kronik).
PMT Pemulihan untuk balita gizi kurang adalah makanan ringan padat gizi
dengan kandungan 350--400 kalori energi dan 10--15 gram protein. PMT bumil
KEK Bufferstock diberikan dalam bentuk makanan padat gizidengan kandungan
500 kalori energi dan 15 gram protein. Lama pemberian PMT Pemulihan untuk
balita dan Ibu Hamil KEKadalah 90 hari makan anak (HMA) dan 90 hari makan
bumil (HMB). Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam manajemen pemberian MP-
ASI dan PMT-Bumil KEK antara lain, merencanakan kebutuhan MP-ASI dan
PMT Bumil KEK untuksasaran selama satu tahun, memantau kegiatan pemberian
MP-ASI dan PMT Bumil KEK, diwilayah kerja Puskesmas, dan menyusun
laporan pelaksanaan distribusi MP-ASI dan PMT BumilKEK wilayah kerja
Puskesmas.
9. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)
Pemulihan gizi berbasis masyarakat merupakan upaya yang dilakukan
masyarakat untuk mengatasi masalah gizi yang dihadapi dengan dibantu oleh
tenaga gizi puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya. Pendirian PGBM tergantung
kepada besaran masalah gizi di daerah. Dalam pelaksanaan PGBM dapat merujuk
buku Pendoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Kemenkes 2011. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk meningkatkan status gizi balita. Sasaran kegiatan ini adalah balita

16
gizi buruk tanpa komplikasi. Lokasi kegiatan ini di panti/pos pemulihan gizi.
Fungsi tenaga gizi di PGBM adalah melakukan terapi gizi untuk pemulihan gizi
buruk, memberikan bimbingan teknis kepada kader dalam melaksanakan
perbaikan gizi di pos pemulihan gizi berbasis masyarakat, dan menyusun laporan
pelaksanaan program perbaikan gizi di pos pemulihan gizi berbasis masyarakat.
10. Surveilence Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data
yang dilakukan secara terus menenus, penyajian serta diseminasi informasi bagi
Kepala Puskesmas serta Lintas Program dan Lintas Sektor terkait di tingkat
kecamatan. Informasi dari kegiatan surveilans gizi dimanfaatkan untukmelakukan
tindakan segera maupun untuk perencanaan program jangka pendek, menengah,
maupun jangka panjang. Sebagai acuan bagi petugas gizi puskesmas dalam
melakukan surveilans gizi bisa menggunakan buku Surveilans Gizi, Kementerian
Kesehatan RI, 2014.
Tujuannya, yaitu tersedianya informasi berkala dan terus menerus tentang
besaran masalah gizi dan perkembangan di masyarakat. Tersedianya informasi
yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab masalah gizi dan faktor-faktor
terkait. Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah.
Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk dilakukan (bentuk,
sasaran, dan tempat). Lingkup data surveilans gizi antara lain, data status gizi, data
konsumsi makanan, dan data cakupan program gizi. Sasarandari surveillance
sendiri adalah bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, pekerja serta lansia. Dalam pelaksanaan surveilans gizi, tenaga gizi
puskesmas berkoordinasi dengan tenaga surveilans di Puskesmas dengan fungsi
antara lain, merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode/cara melakukan,
dan penggunanaan data, melakukan surveilans gizi meliputi mengumpulkan data,
mengolah data, menganalisa data, melaksanakan diseminasi informasi, membina
kader posyandu dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan gizi di posyandu, dan
melaksanakan intervensi gizi yang tepat serta membuat laporan surveilans gizi.
Contoh Kegiatan dalam Survilans Gizi antara lain;

a. Pemantauan Status Gizi (PSG)

b. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

17
c. Sistem Kewaspadaan Dini - Kejadian Luar Biasa/SKD-KLB Gizi Buruk

d. Pemantauan Konsumsi Garam beriodium di rumah tangga

11. Pembinaan Gizi di Institusi


1. Pembinaan gizi di sekolah

Tujuannya untuk memperbaiki status gizi anak sekolah. Sasarannya adalah


peserta didik PAUD, Taman kanak-kanak/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA
Pondok Pesantren, dan sederajat.Lokasinya di sekolah. Fungsi dari tenaga gizi
puskesmas bersama dengan tim UKS yaitu:

a) Mengkoordinir dan atau melakukan edukasi gizi di sekolah.

b) Menapis status gizi anak sekolah.

c) Mengkoordinir pemantauan dan intervensi terhadap status gizi anak di


sekolah.

d) Menjalin kerja sama dengan sekolah dalam pemberdayaan peserta didik


sebagai dokter

kecil/kadesr Kesehatan Remaja (KKR).

e) Menjalin kerjasama dengan sekolah dalam membina kantin sekolah.

f) Membuat laporan program perbaikan gizi di sekolah.

Bentuk-bentuk kegiatan perbaikan gizi di sekolah diantaranya, edukasi gizi


(penyuluhan), penjaringan status gizi di sekolah. pemberdayaan peserta didik
sebagai dokter kecil/Kader Kesehatan Remaja (KKR).

2. Perbaiki gizi di panti, rumah tahanan/LP, gizi kantin, restoran, penyelenggara


makan lainnya.
Tujuannya untuk memperbaiki status gizi tenaga kerja, warga panti, warga
tahanan /LP, pengelola kantin, restoran, pemberian makan banyak. Tenaga kerja,
pengelola pemberian makanan. Fungsi dari tenaga gizi sendiri ialah:

a) Mengkoordinir atau melakukan edukasi gizi

b) Mengkoordinir pemantauan ststus gizi terutama pada ibu hamil di tempat


kerja dan rumah tahanan/LP, usia lanjut di panti dan lain-lain.

18
c) Membina pemberian makanan di tempat kerja, panti,rumah tahanan/LP, dan
institusi lainnya.

d) Membuat laporan program perbaiakan gizi. Selain itu, bentuk-bentuk


kegiatan perbaikan gizi adalah edukasi gizi (penyulihan, pendidikan gizi, dan
pendampingan), pemantauan status gizi, dan membina pengelola
penyelenggaraan makanan.

3. Perbaikan gizi di tempat kerja


Bertujuan untuk memperbaiki status gizi tenaga kerja terutama kelompok
rawan misalnya WUS, ibu hamil, ibu menyusui dll. Sasarannya ialah tenaga kerja
dan pengelola penyelenggaraan makan pekerja. Lokasinya di tempat kerja. Fungsi
tenaga gizi di tempat kerja adalah:

a) Melaksanakan pemantauan status gizi terutamapada kelompok rawan di


tempat kerja.

b) Mengkoordinasikan pelaksanaan pendidikan gizi ditempat kerja.

c) Bekerjasama dengan tempat kerja membina pengelola penyelenggaraan


makan banyak.

d) Membuat laporan perbaikan gizi di tempat kerja.

Bentuk-bentuk kegiatan perbaiakan gizi di tempat kerja meliputi pemantauan


status gizi terutama ibu hamil, edukasi gizi, dan membina pengelola
penyelenggaraan makan pekerja.

12. Kerjasama lintas sektor dan lintas program


Bertujuan untuk meningkatkan pencapaian indikator perbaikan gizi di tingkat
puskesmas melalui kerjasama lintas sektor dan lintas program. Sasarannya adalah
seksi pemberdayaan masyarakat kantor camat, Penyuluh Pertanian Lapangan, juru
penerang kecamatan, TP PKK, Dinas Pendidikan, Kepala Desa/Kelurahan,
program KIA, bidan koordinator, tenaga sanitarian, tenaga promosi kesehatan,
perawat, sanitarian, juru imunisasi, dan lain-lain. Fungsi tenaga gizi puskesmas
dalam kerjasama lintas sektor dan lintas program adalah, merencanakan kegiatan
sensitif yang memerlukan kerjasama, mengidentifikasi sektor dan program yang
perlu kerjasama,melakukan pertemuan untuk menggalang komitmen kerjasama,

19
melakukan koordinasi dalam menentukan indikator keberhasilan kerjasama,
mengkoordinasikan pelaksanaan kerjasama, dan membuat laporan hasil kerjasama.

Tabel 3.2

Target dan Cakupan Indikator Gizi Puskesmas Cibeureum Tahun 2018


TARGET Cakupan
NO. KEGIATAN
(%) (%)
1 Balita underweight - -

2 Balita stunting - -

3 Balita wasting - -

4 Ibu Hamil Anemia <10 1.39

5 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) - 14.3

6 Bayi kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif 65 45.4

7 Bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif 60 61


Ibu Hamil yang mendapat (TTD) minimal 90 tablet
95 93.2
8 selama masa kehamilan
Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang
50 285
9 mendapat makanan tambahan

10 Balita kurus yang mendapat makanan tambahan 70 100

11 Remaja putri yang mendapat TTD 30 95.7

12 Bayi yang baru lahir mendapat IMD 60 89

13 Balita yang ditimbang berat badannya 85 62.3

14 Balita yang mempunyai buku KIA/KMS 95 100

15 Balita ditimbang yang naik berat badannya 70 49.8


Balita yang ditimbang tidak naik berat badannya dua
<5 20
16 kali berturut turut (2T)

17 Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 96 100

18 Ibu nifas mendapat kapsul Vitamin A 85 8.01

19 Rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium 93 96.6

20 Kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100 100

20
Tabel 3.3

Rencana Program Gizi Puskesmas Cibeureum Tahun 2018


TARGET SUMBER
NO KEGIATAN TUJUAN JADWAL
SASARAN PEMBIAYAAN

Meningkatkan
Refreshing Kegiatan Kelompok
1 pengetahuan kader 1 kali pertahun Juli 2018 BOK
Pendukung ASI
tentang ASI

Memberikan
informasi kepada ibu
Pertemuan Kegiatan Kelompok
2 bayi, ibu hamil 5 kali pertahun Juli - Des 2018 BOK
Pendukung ASI
tentang kehamilan,
ASI dan menyusui
memberikan
Pergerakan
pengetahuan tentang
keluarga/masyarakatuntuk
3 pemberian ASI 11 kali pertahun Apr- Des 2018 BOK
mendukung ASI, IMD dan 1000
eksklusif, IMD dan
HPK
1000 HPK
Memperoleh
Bulan Penimbangan balita gambaran status gizi
4 2 kali setahun Agst 2018 BOK
(Pengadaan Form BPB Posyandu) sesuai nama dan
sesuai alamat
Memberikan
Demo PMT Posyandu (Pengadaan informasi tentang
5 7 kali setahun Juli - Des 2018 BOK
PMT Posyandu ) pemberian PMT
untuk balita

21
Surveillance dan pelacakan gizi Mengecek kondisi
6 5 kali pertahun Agst - Des 2018 BOK
buruk dan kurang balita dari aspek

Memantau kesehatan
Kunjungan rumah/Pendampingan balita di rumah,
7 4 kali dalam setahun Agst - Des 2018 BOK
untuk gizi kurang/gizi buruk intake, pengetahuan
ibu, sanitasi
memberikan
Pergerakan keluarga/masyarakat
pengetahuan tentang
8 untuk mendukung program kesehatan 10 kali pertahun Apr- Des 2018 BOK
pemberian makan
PMBA dan kadarzi
pada bayi dan anak

Pemantauan kesehatan anak balita di Memantau kesehatan 29 posyandu


9 Jan - Des 2018 BOK
Posyandu balita di Posyandu perbulan

Ditemukan kasus
gizi buruk dan
10 Validasi data gizi buruk 29 posyandu x 1 kali Sept - Nov 2018 BOK
rencana
pencegahannya
Orang tua
memahami pentinya
Sosialisasi Tablet Tambah Darah pemberian tablet
11 1 kali pertahun Agustus 2018 BOK
pada remaja putri dan guru tambah darah pada
remaja putri dan
guru
Memberikan TTD
12 Distribusi pemberian TTD 3 kali pertahun Juni - Des 2018 BOK
kepada remaja putri

22
Memberikan
Penemuan dan tatalaksana kasus konseling kepada
13 24 kali pertahun Mar- Des 2018 BOK
kepatuhan minum obat (TTD) rematri yang tidak
mau minum TTD
Memantau
terdistribukannya
Monitoring tablet tambah darah pada
14 tablet tambah darah 3 kali pertahun Jan - Des 2018 BOK
remaja putri
bagi rematri di
sekolah
Memberikan
Sosialisasi program obesitas pada informasi tentang
15 1 kali pertahun Agustus 2018 BOK
anak sekolah obesitas pada guru
UKS
Meningkatkan
pengetahuan kader
16 Refreshing Kader posyandu 1 kali pertahun Juli 2018 BOK
tentang posyandu,
kesehatan
Membantu pasien
mewujudkan
17 Konseling Gizi 10 pasien perbulan Jan - Des 2018 _
perilaku gizi yang
positif
Mencegah KVA
18 Pemberian Vitamin A Mencegah Anemia 2 kali pertahun Feb dan Agst 2018 APBD
Gizi
Memperoleh
gambaran cakupan
19 Pemantauan garam beryodium 2 kali perbulan Feb dan Agst 2018 APBD
konsumsi garam
yodium
Memperoleh
Sept - Nov 2z
20 Pemantaun Status gizi anak sekolah gambaran Status gizi 1 kl pertahun _
018
anak sekola

23
Koordinasi kegiatan
21 Pertemuan rutin kader posyandu dan pengumpulan 12 bulan Jan - Des 2018 BOK
laporan

24
3.2 Manajemen Program Gizi Puskesmas
3.2.1 Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh Puskesmas Cibeureum bertujuan untuk
mendokumentasikan pelayanan gizi baik pelayanan gizi di dalam gedung maupun di luar
gedung. Adapun pencatatan dan pelaporan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Buku register pasien


2. Rekap jumlah pasien yang mendapat konseling
3. Pencatatan bulanan
4. Laporan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) per posyandu dan per kelurahan
5. Laporan ASI Ekslusif
6. Laporan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
7. Laporan Tumbuh kembang balita
8. Laporan Ibu hamil KEK dan Anemia
9. Laporan Fe bagi Ibu hamil
10. Laporan Vit.A bagi Ibu nifas
11. Laporan BGM
12. Dokumentasi asuhan gizi
13. F1/Gizi (Rekapitulasi data gizi dari posyandu)
14. F3/Gizi (Rekapitulasi data gizi dari balita)

3.2.2. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan

Kegiatan yang dimonitoring dan evaluasi adalah kegiatan pelayanan gizi baik dalam
gedung maupun di luar gedung. Monitoring dan evaluasi disesuaikan dengan jenis, sasaran
dan waktu kegiatan yang dilaksanakan. Dari sisi jenis kegiatan maka dapat dibedakan antara
monitoring dan evaluasi di dalam dan di luar gedung.

a. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di Dalam Gedung


Kegiatan di monitoring dan di evaluasi
1. Penyuluhan/Edukasi gizi / Pendidikan gizi
a. Frekuensi penyuluhan/edukasi yang direncanakan diselenggarakan di
Puskesmas per bulan, triwulan, dan tahun

25
b. Frekuensi penyuluhan/edukasi dilaksanakan di puskesmas per bulan, triwulan,
dan tahun
c. Jenis materi penyuluhan yang diberikan meliputi Gizi Seimbang, 1000 HPK,
Ibu hamil dan Anemia bumil, Hipertensi, Diabetes, Kolesterol, Asam Urat,
Germas, stunting, PMBA, Makanan Jajanan, PHBS keluarga
d. Sasaran Pasien Puskesmas Cibeureum
2. Konseling Gizi
a. Data jumlah rujukan permintaan konseling
b. Data jumlah pasien/klien yang mendapat konseling
c. Jenis materi konseling yang diberikan kepada pasien per bulan, triwulan,
tahun.
d. Sasaran konseling adalah pasien Puskesmas Cibeureum
3. Surveilans gizi
a. jenis surveilans yang perlu dilakukan di Puskesmas
b. jenis survelians yang telah dilakukan di puskesmas
4. Lokmin dan Lokbul
a. Frekuensi lokmin dan lokbul yang direncanakan diselenggarakan di
Puskesmas Cibeureum yaitu per bulan, triwulan, dan tahun
b. Frekuensi lokmin dan lokbul dilaksanakan di puskesmas Cibeureum per bulan,
triwulan, dan tahun.
b. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di Luar gedung
Kegiatan di monitoring dan di evaluasi
1. Penyuluhan/Edukasi gizi / Pendidikan gizi
a. Frekuensi penyuluhan/edukasi yang direncanakan diselenggarakan di
Puskesmas Cibeureum yaitu per bulan, triwulan, dan tahun
b. Frekuensi penyuluhan/edukasi dilaksanakan di Posyandu wilayah puskesmas
Cibeureum per bulan, triwulan, dan tahun
c. Jenis materi penyuluhan yang diberikan meliputi Gizi Seimbang, 1000 HPK,
Ibu hamil dan Anemia bumil, Hipertensi, Diabetes, Kolesterol, Asam Urat,
Germas, stunting, PMBA, Makanan Jajanan, PHBS keluarga dan PHBS anak
d. Sasaran meliputi anak sekolah dasar, masyarakat umum, ibu balita posyandu
daerah Cibeureum
2. Konseling Gizi
a. Data jumlah rujukan permintaan konseling

26
b. Data jumlah pasien/klien yang mendapat konseling
c. Jenis materi konseling yang diberikan kepada pasien per bulan, triwulan,
tahun.
d. Sasaran konseling adalah ibu balita di posyandu wilayah Cibeureum, keluarga
balita kasus.
3. Penjaringan di Sekolah Dasar
a. Frekuensi penjaringan yang direncanakan diselenggarakan di Puskesmas
Cibeureum yaitu per bulan, triwulan, dan tahun
b. Frekuensi penjaringan dilaksanakan di sekolah dasar wilayah puskesmas
Cibeureum per bulan, triwulan, dan tahun
c. Jenis kegiatan yang dilakukan meliputi tes kesehatan seperti gigi, mata,
vaksinasi, dan pengukuran status gizi meliputi pengukuran antropometri tinggi
badan dan berat badan, dan penyuluhan terkait gizi
d. Sasaran meliputi anak sekolah dasar di wilayah Puskesmas Cibeureum
4. Pengolahan pemantauan pertumbuhan di posyandu
a. Data SKDN yang meliputi jumlah balita yang ada (S), jumlah balita yang
mempunyai KMS (K), jumlah balita yang ditimbang (D), dan jumlah balita
yang naik berat badannya (N) per bulan, triwulan, semester, dan tahun.
b. Persentase D/S dan N/D per bulan, triwulan, semester dan tahun
c. Jumlah balita BGM, dan 2T per bulan, triwulan, semester dan tahun
d. Jumlah balita BGM dan 2T yang dirujuk per bulan, triwulan, semester, dan
tahun
5. Pemberian Kapsul Vitamin A
a. Data jumlah sasaran yang seharusnya mendapat vitamin A
b. Data jumlah sasaran yang telah mendapat vitamin A
6. Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil
a. Data jumlah sasaran yang seharusnya mendapat TTD
b. Data jumlah sasaran yang telah mendapat TTD
7. Pengelolaan MP-ASI, PMT Pemulihan
a. Data jumlah sasaran yang seharusnya mendapat MP-ASI, PMT-Pemulihan
b. Data jumlah sasaran yang telah mendapat MP-ASI, PMT-Pemulihan.
8. Pembinaan Gizi Institusi
a. Data jumlah edukasi gizi yang direncanakan per bulan dan per tahun di
institusi di luar puskesmas

27
b. Data jumlah edukasi gizi yang dilaksanakan per bulan dan per tahun di
institusi di luar puskesmas
9. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)
a. Data jumlah anak gizi buruk (balita kasus) yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Cibeureum per bulan, dan per tahun
b. Data jumlah anak gizi buruk (balita kasus) yang mendapatkan penanganan di
PGBM per bulan, per tahun
10. Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program
a. Jumlah rencana rapat LP/LS per bulan dan per tahun
b. Jumlah realisasi rapat LP/LS perbulan dan per tahun

3.2.3 Evaluasi Program Gizi di Puskesmas

Program gizi yang terdapat di Puskesmas Cibeureum berdasarkan indikator


tahun 2018 Cibeureum berdasarkan indikator tahun 2018, yaitu :

Tabel 3.4
INDIKATOR PROGRAM GIZI DI PUSKESMAS CIBEUREUM TAHUN 2018
No Indikator Kinerja Target (%)

1 Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100

2 Persentase balita yang ditimbang berat badannya 85

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI


3 65
Eksklusif

Persentase balita rumah tangga mengkonsumsi garam


4 93
beriodium

5 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 96

Persentase ibu hamil yang mendapat TTD minimal 90 tablet


6 95
selama kehamilan

Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) yang


7 50
mendapat makanan tambahan

8 Persentase balita kurus dari keluarga miskin yang mendapat 70

28
makanan tambahan

9 Persentase remaja puteri mendapat TTD 30

10 Persentase ibu nifas mendapat kapsu vitamin A 85

11 Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD 60

Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan


12 -
<2500 gram)

13 Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS 95

14 Persentase balita ditimbang yang naik berat badan (N/D) 70

15 Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badan (T) <5%

Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badan dua


16 <5%
kali berturut-turut (2T)

17 Persentase balita di bawah Garis Merah (BGM) <5%

18 Persentase ibu hamil anemia <10%

29
3.3 Hasil Pelaksanaan Program Gizi di Puskesmas Cibeureum
a. Indikator Persentase Balita 6-59 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A

Grafik Cakupan Vitamin A Kelurahan Cibeureum Bulan Februari


Tahun 2018 TARGET
94%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
BIRU MERAH
Series1 100% 100%

GAMBAR 3.1
GRAFIK CAPAIAN VITAMIN A DI KELURAHAN CIBEUREUM BULAN
FEBRUARI TAHUN 2018

Berdasarkan data puskesmas bulan Februari tahun 2018, diketahui bahwa


persentase balita usia 6-18 bulan mendapat kapsul vitamin A adalah 100% untuk
kapsul biru dan merah. Persentase tersebut diperoleh dari rata-rata data seluruh
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum yang dilakukan diposyandu dan
kader melakukan sweeping ke semua balita yang tidak hadir ke posyandu sehingga
semua mendapatkan pemberian vitamin A. Persentase ini sudah mencapai target
capaian yang ditentukan oleh Kota Cimahi untuk seluruh puskesmas yang ada di
wilayah Cimahi. Target capaian kapsul vitamin A berwarna biru maupun merah
adalah 94%, dan di Puskesmas Cibeureum capaiannya sudah mencapai target yaitu
100%. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua balita sudah
mengetahui pentingnya pemberian vitamin A untuk balita.

30
b. Indikator Persentase Cakupan Garam Beyodium

Grafik Hasil Pemantauan Garam Beryodium Kelurahan Cibeureum


2018

300
250
200
150
100
50
0
Beryodium Tidak Beryodium
Series1 280 10

GAMBAR 3.2
GRAFIK PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM
DI KELURAHAN CIBEUREUM BULAN FEBRUARI TAHUN 2018

Berdasarkan data puskesmas bulan Februari tahun 2018, diketahui bahwa dari
290 sasaran, 280 keluarga sudah menggunakan garam beryodium dan hanya 10
keluarga yang belum menggunakan garam beryodium. Jumlah tersebut diperoleh dari
data seluruh posyandu di wilayah kerja cibeureum. Berdasarkan data diatas dapat
disimpulkan bahwa sudah lebih dari 90% KK menggunakan garam beryodium.

31
c. Indikator persentase balita ditimbang yang naik berat badan (N/D)

GRAFIK CAKUPAN N/D


Target
BULAN JANUARI - JULI 2018 70%
KELURAHAN CIBEUREUM
100.00%
80.00%
54.56% 57.38% 52.02% 49.98% 58.10%
60.00% 45.06% 42.36% 47.26%

40.00%
20.00%
0.00%

GAMBAR 3.3

GRAFIK CAPAIAN BALITA DITIMBANG YANG NAIK BERAT BADAN


(N/D) BULAN JANUARI-JULI DI KELURAHAN CIBEUREUM TAHUN 2018

Berdasarkan data dari puskesmas, cakupan balita ditimbang yang naik berat
badan pada bulan januari-juli 2018 selalu mengalami fluktuasi yang tidak tetap
disetiap bulan. Namun dari keseluruhan data cakupan balita , rata-rata cakupan belum
memenuhi target capaian yang telah ditentukan oleh Dinas Kesehatan kota cimahi
untuk seluruh puskesmas di wilayah cimahi. Cakupan N/D yang rendah dapat
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kesehatan anak yang terganggu dan atau
mutu gizi yang dikonsumsi tidak seimbang, kurangnya pengetahuan ibu terkait KMS.

32
d. Indikator Persentase Ibu Hamil yang Mendapat TTD

GRAFIK CAKUPAN Fe
BULAN JANUARI - JULI 2018 Target
KELURAHAN CIBEUREUM
49.27%

50.00% 45.68%
48.00%
46.00%
44.00%
42.00%
40.00%
Fe 1 Fe 3

GAMBAR 3.4
GRAFIK CAPAIAN IBU HAMIL YANG MENDAPAT TTD MINIMAL 90
TABLET SELAMA KEHAMILAN

Berdasarkan data dari puskesmas, cakupan ibu hamil yang mendapat TTD
minimal 90 tablet selama kehamilan pada bulan Januari-Juli 2018 untuk Fe 1 saat usia
kehamilan ibu trimester 1 dan Fe 3 sampai usia kehamilan trimester 3 didapatkan rata-
rata cakupan sebanyak 47.47% sedangkan target cakupan adalah sebanyak 95 %. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa cakupan ibu hamil yang mendapat TTD
minimal 90 tablet selama kehamilan masih jauh dibawah target yang ditetapkan dinas
kesehatan kota cimahi. Rendahnya cakupan ibu hamil yang mendapat TTD
diantaranya dapat disebabkan karena ibu hamil yang enggan mengonsumsi TTD
akibat kurangnya pengetahuan maupun efek samping dari TTD berupa mual dan
muntah. Rendahnya cakupan ibu hamil yang mendapat TTD dapat meningkatkan
resiko anemia pada ibu hamil.

33
e. Indikator Persentase bayi yang baru lahir mendapat IMD

Grafik cakupan bayi yang baru lahir mendapat


IMD Bulan Januari-Juni
Target
120 60%
103
100 94 95 91 93.67
90 89

80
Jumlah

60
Ya
40 Tidak
14 17 13
20 10 7 9

0
Januari Februari Maret April Mei Juni Rata-rata
Bulan

GAMBAR 3.5

GRAFIK CAPAIAN BAYI YANG BARU LAHIR YANG MENDAPAT IMD


BULAN JANUARI – JUNI 2018 DI KELURAHAN CIBEUREUM

Berdasarkan data puskesmas cakupan bayi yang baru lahir mendapat IMD
pada bulan Januari – Juni 2018 mengalami fluktuasi dari setiap bulannya, namun dari
tiap bulan telah mencapai target yang telah ditentukan. Rata – rata capaian bayi baru
lahir mendapat IMD bulan Januari – Juni 2018 diperoleh 93, 67%, rata – rata tersebut
telah mencapai target 60% yang telah ditentukan oleh Kota Cimahi untuk seluruh
puskesmas di wilayah Cimahi. Data ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu bayi di
wilayah kerja puskesmas Cibeureum tentang IMD sudah mengetahui pentingnya IMD
untuk bayi sebagai salah satu cara untuk mencurahkan kasih sayang ibu kepada bayi.

34
f. Indikator persentase ASI Eksklusif

GRAFIK CAKUPAN ASI EKSLUSIF BULAN JANUARI- JULI


2018 Target
66.76% 66.27%
70.00% 63.43%
58.95% 57.11% 59.45%
60.00% 50.76% 52.88%
50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%

GAMBAR 3.6

GRAFIK CAKUPAN ASI EKSLUSIF BULAN JANUARI - JULI 2018 DI


KELURAHAN CIBEUREUM

Berdasarkan data puskesmas cakupan ASI Ekslusif pada bulan Januari hingga
Juli 2018 selalu menunjukan angka yang tidak tetap disetiap bulan. Namun
Berdasarkan cut of point cakupan ASI Ekslusif di dunia , cakupan ASI Ekslusif di
kelurahan Cibeureum sudah termasuk mencapai dari target tersebut yaitu melebihi
43%. Namun jika berdasarkan target kegiatan pembinaan gizi tahun 2015-2019 yaitu
65% yang artinya pada kelurahan Cibeureum hanya pada bulan maret dan april target
cakupan ASI Ekslusif tercapai.

35
g. Indikator Persentase Balita di bawah Garis Merah (BGM)

GRAFIK CAKUPAN BGM/D


BULAN JANUARI - JULI 2018 Target
KELURAHAN CIBEUREUM <5%

0.75% 0.76%
0.80%
0.70% 0.65% 0.64%
0.62% 0.62%
0.57%
0.60%
0.48%
0.50%
0.40%
0.30%
0.20%
0.10%
0.00%

GAMBAR 3.7

GRAFIK CAPAIAN BALITA DIBAWAH GARIS MERAH (BGM) BULAN


JANUARI – JULI DIKELURAHAN CIBEUREUM TAHUN 2018

Berdasarkan data puskesmas cakupan BGM bulan Januari-Juli tahun 2018


bahwa persentase balita dibawah garis merah (BGM) selalu terjadi naik turun grafik
tetapi tidak melebihi target yang telah ditentukan oleh Kota Cimahi yaitu dibawah <5.
Rata-rata persentase balita di bawah garis merah (BGM) di bulan januari-juli
sebanyak 0,64% yang artinya rata-rata tersebut telah mencapai target capaian yaitu
<5% yang telah ditentukan oleh Kota Cimahi untuk seluruh puskesmas di wilayah
Kota Cimahi. Dari data grafik diatas menunjukkan bahwa seluruh kasus BGM di
wilayah Puskesmas Cibeureum masih dikategorikan normal atau aman, tetapi masih
perlu diperhatikan agar tidak terjadi peningkatan yang signifikan dimasa selanjutnya
seperti kegiatan promotif dan preventif mengenai permasalahan gizi.

36
h. Indikator Persentase Cakupan SKDN Bulan Januari-Juli 2018

GRAFIK CAKUPAN SKDN BULAN JANUARI-JULI 2018


KELURAHAN CIBEUREUM
5000
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

S K D N

GAMBAR 3.8
GRAFIK CAKUPAN SKDN BULAN JANUARI – JULI 2018 DI KELURAHAN
CIBEUREUM

Berdasarkan data puskesmas cakupan SKDN buan januari – juli 2018 dari
selain indikator N/D yang dapat terlihat adalah indikator D/S yang mana memiliki
target capaian hingga 85%, dilihat dari grafik diatas indikator D/S di wilayah
Puskemas Cibeureum memiliki rata rata cakupan D/S sebesar 62.3%. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi ibu balita untuk menimbang ke
posyandu masih rendah. Indikator lain yang dapat dilihat dari grafik SKDN diatas
adalah indikator K/S. Indikator ini merupakan indikator yang menunjukkan liputan
program yang dilihat dari jumlah balita yang memiliki KMS dibandingkan dengan
jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum. Target
indikator K/S ini adalah 100%. Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui rata rata
cakupan K/S dari bulan januari hingga juli 2018 adalah sebesar 100%, maka dapat
dikatakan bahwa semua balita di wilayah Puskesmas Cibeureum memiliki buku KMS.

37
3.4 Manajemen PMT Pemulihan Untuk Balita Gizi Buruk
Sasaran utama MT Balita adalah balita kurus usia 6-59 bulan dengan indikator Berat
Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 standar
deviasi (<- 2 Sd) yang tidak rawat inap dan tidak rawat jalan.

PMT pemulihan untuk balita gizi kurang adalah suplementasi gizi dalam bentuk
makanan tambahan dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral
yang diperuntukkan bagi kelompok sasaran sebagai tambahan makanan untuk pemulihan
status gizi. DAN KARAKTERISTIK PRODUK MAKANAN TAMBAH
a. Kandungan Zat Gizi
Makanan Tambahan Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan
dalam bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan
mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-59 bulan dengan kategori
kurus. Bagi bayi dan anak berumur 6-24 bulan, makanan tambahan ini digunakan bersama
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
Tiap kemasan primer (4 keping/40 gram) Makanan Tambahan Balita mengandung
minimum 160 Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak. Makanan Tambahan Balita
diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6, B12, Asam Folat) dan
7 macam mineral (Besi, Iodium, Seng, Kalsium, Natrium, Selenium, Fosfor).
b. Karakteristik Produk
1) Bentuk : biskuit yang pada permukaan atasnya tercantum tulisan “MT Balita”
2) Tekstur/Konsistensi : renyah, bila dicampur dengan cairan menjadi lembut.
3) Berat : berat rata-rata 10 gram/keping.
4) Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
5) Rasa : manis.

38
6) Mutu dan keamanan : produk makanan tambahan balita memenuhi persyaratan
mutu dan keamanan sesuai untuk bayi dan anak balita.
7) Masa kedaluwarsa : waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih
layak dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.
c. Kemasan
1) Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer (berat
40 gram).
2) Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak
kemasan sekunder (berat 840 gram).
3) Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan
tersier.ANAN TAMBAHAN
d. Alur PMT
1. Pengiriman
Pengadaan MT oleh Direktorat Gizi Masyarakat tahun 2017 dilakukan untuk
dikirim ke daerah (MT Balita dan MT Ibu Hamil) dan stock pusat (MT Balita, MT Ibu
Hamil dan MT Anak Sekolah). Pengiriman MT ke daerah melalui pranko provinsi,
dan disediakan dana sewa gudang dan distribusi sampai puskesmas melalui dana
dekonsentrasi pembinaan gizi masyarakat tahun 2017.
Pengadaan MT stok pusat untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari daerah
dalam rangka penanggulangan kekurangan gizi, mengantisipasi kedaruratan gizi di
daerah rawan bencana seperti bencana asap, gunung meletus, banjir dan bencana
lainnya serta sebagai bahan kontak bantuan Kementerian Kesehatan untuk kunjungan
Pejabat Negara.
Dalam rangka penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi pada
lingkup pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) pemberian MT
merupakan upaya yang dapat dilakukan sejalan dengan kegiatan germas lainnya.
Mekanisme Pengiriman MT Balita dan MT Ibu Hamil dari Pusat ke Provinsi
(pranko Provinsi) sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pengiriman ke daerah, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan MT
di gudang produsen/penyedia barang dan dibuatkan Berita Acara Penerimaan Barang
(BAPT) oleh Panitia Penerima Barang di tingkat pusat.
2. Direktorat Gizi Masyarakat membuat surat pemberitahuan yang ditujukan kepada
seluruh Kepala Dinas Kesehatan tentang rencana pengiriman MT sesuai alokasi yang
sudah ditetapkan.

39
3. Produsen/penyedia barang memberitahukan tentang jumlah dan waktu pengiriman
MT kepada Kepala Dinas Kesehatan/Petugas Pengelola MT Dinas Kesehatan
Provinsi.
4. Produsen/penyedia barang mengirim MT ke gudang yang telah disiapkan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi dalam jumlah sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan.
5. Apabila kapasitas gudang tidak mencukupi sesuai dengan alokasi pengiriman, maka
dapat dilakukan penyesuaian jadwal dan jumlah
pengiriman MT berdasarkan kesepakatan bersama antara produsen/penyedia barang
dengan Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
6. Setelah MT diterima, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Petugas yang ditunjuk
membuat dan menandatangani berita acara penerimaan barang sesuai jumlah, jenis,
dan kualitas yang diterima. Berita Acara Penerimaan Barang yang asli diserahkan ke
produsen/penyedia barang dan tembusan dikirim ke Direktorat Gizi Masyarakat.
2. Penyimpanan
Persyaratan tempat dan cara penyimpanan merupakan salah satu bagian penting
dalam prosedur pengelolaan MT sehingga perlu dipersiapkan dengan baik agar
kualitas MT dapat tetap terjaga sampai kepada sasaran. Adapun persyaratan
gudang/tempat penyimpanan MT adalah sebagai berikut.
a. Di Gudang Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
1. Gudang penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu dan bebas dari
tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya;
2. Ruang gudang tidak bocor dan lembab, ruangan mempunyai ventilasi dan
pencahayaan yang baik;
3. Bangunan dan pekarangan sekitar gudang harus selalu bersih, bebas
kotoran dan sampah;
4. Pintu gudang dapat dibuka dan ditutup dengan rapat pada saat keluar masuk
makanan tambahan;
5. Makanan tambahan diletakkan di alas/rak/palet yang kuat minimal 30 cm
dari dinding;
6. Penyusunan peletakan/penumpukan makanan tambahan sedemikian rupa
sehingga barang tetap dalam kondisi baik. Batas maksimum tumpukan
adalah 12 karton untuk MT Balita maupun MT Ibu Hamil. Contoh
perhitungan luas gudang penyimpanan (lihat lampiran 14).

40
7. Penyusunan karton makanan tambahan dalam gudang harus menggunakan
alas/rak/palet dan dilarang menginjak tumpukan karton;
8. Makanan tambahan yang masuk ke gudang lebih awal dikeluarkan terlebih
dahulu (First In First Out = FIFO);
9. Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan pangan lain
dan bahan bukan pangan;
10. Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan di gudang, diambil
dan dipisahkan dari makanan tambahan yang masih baik;
11. Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan Berita
Acara Penghapusan oleh Tim yang ditunjuk oleh pejabat yang
berwenang/Kepala Dinas Kesehatan setempat;
12. Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek,
pecah, kempes dan teksturnya berubah;
13. Pada waktu melakukan bongkar muat makanan tambahan dilarang
menggunakan ganco atau dibanting.
b. Di Puskesmas
1) Tempat Penyimpanan harus selalu higienis, tidak berdebu dan bebas dari
tikus, kecoa dan binatang pengerat lainnya;
2) Tempat penyimpanan tidak bocor dan lembab ruangan mempunyai ventilasi
dan pencahayaan yang baik;
3) Makanan tambahan hendaknya tidak diletakkan langsung di lantai;
4) Penyusunan/peletakan/penumpukan makanan tambahan sedemikian rupa
sehingga barang tetap dalam kondisi baik.
5) Makanan tambahan yang masuk ke tempat penyimpanan yang lebih awal
dikeluarkan terlebih dahulu (First in First Out = FIFO);
6) Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur dengan bahan pangan lain
dan bahan bukan pangan;
7) Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan, diambil dan
dipisahkan dari makanan tambahan yang masih baik;
8) Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak perlu dibuatkan Berita
Acara Penghapusan oleh Kepala Puskesmas setempat;
9) Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila kemasan berlubang, robek,
pecah, kempes dan teksturnya berubah.

41
c. Di tempat pendistribusian (Posyandu, Polindes, Sekolah atau tempat
penyimpanan lainnya)
1) Tempat penyimpanan MT harus selalu bersih, higienis.
2) MT diletakkan diatas alas dan usahakan tidak menempel dinding.
3) Atap tidak bocor mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang baik serta
tidak lembab.
4) Tempat penyimpanan harus bebas dari tikus, kecoa, dan binatang pengerat
lainnya.
5) Penyimpanan MT tidak boleh dicampur dengan bahan berbahaya.
6) MT biskuit dinyatakan rusak apabila bungkus berlubang, sobek, pecah, atau
biskuit tidak renyah.
d. Di Rumah Tangga/Keluarga
Makanan Tambahan yang diterima harus disimpan pada tempat yang kering,
bersih dan tertutup agar terhindar dari bahan cemaran dan binatang pengganggu.
3. Pendistribusian
a. Makanan Tambahan Kirim ke Daerah
1) Dinas Kesehatan Provinsi bersama dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota membuat rencana distribusi MT ke masing-masing
Puskesmas berdasarkan data sasaran di tiap Puskesmas.
2) Dinas Kesehatan Provinsi melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
menginformasikan secara tertulis ke Puskesmas tentang jumlah dan waktu
penerimaan MT yang akan didistribusikan ke masing-masing Puskesmas,
agar Puskesmas mengetahui jumlah MT yang akan diterima dan
mempersiapkan tempat penyimpanan yang memenuhi syarat.
3) Pada kondisi dimana tidak memungkinkan MT dikirim langsung dari Dinas
Kesehatan Provinsi ke Puskesmas karena alasan tertentu misal keterbatasan
tempat penyimpanan atau kondisi geografis yang sulit dijangkau, maka
sebagai alternatif MT dari Dinkes Provinsi dapat dikirim ke puskesmas
melalui Dinkes Kabupaten/Kota.
4) Setelah MT diterima di Puskesmas, petugas Puskesmas membuat tanda
terima yang memuat jumlah dan jenis MT. Bukti penerimaan barang yang
asli diserahkan ke pihak pengirim barang dan tembusan dikirim ke Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.

42
5) Penanggungjawab gudang Puskesmas melakukan pencatatan dan pelaporan
administrasi gudang, yaitu dengan membuat Surat Bukti Barang Masuk
(SBBM), Surat Bukti Barang Keluar (SBBK), Kartu Persediaan Barang
(KPB)
6) Puskesmas mengirim MT ke sasaran melalui Posyandu atau unit pelayanan
kesehatan lainnya melalui Bidan di Desa (BDD) atau petugas yang
ditunjuk/kader.
7) BDD atau petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT ke sasaran
dan mencatat jumlah MT yang telah didistribusikan.
Berikut adalah bagan mekanisme distribusi makanan tambahan :

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA


SASARAN

Penjelasan Bagan Distribusi MT :

• Di dalam pendistribusian MT penyedia barang berkoordinasi dengan Direktorat Gizi


Masyarakat.
• MT didistribsusikan oleh produsen ke gudang provinsi yang telah disiapkan Dinas
Kesehatan Provinsi.
• Pada tahap selanjutnya, Dinas Kesehatan Provinsi akan mengirimkan MT ke
Puskesmas,

43
• Alternatif pendistribusian MT dari Dinkes Provinsi ke Dinkes Kabupaten/Kota karena
alasan tertentu.
• Puskesmas melalui BDD/petugas yang ditunjuk/kader mendistribusikan MT ke
Posyandu atau tempat lain yang ditentukan, selanjutnya diberikan ke sasaran.
• Direktorat Gizi Masyarakat mengadakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan
Provinsi. Demikian juga Dinas Kesehatan Propinsi berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan evaluasi pendistribusian MT.
• Pencatatan MT dilakukan oleh penanggungjawab gudang dan diketahui pengelola
program gizi. Frekuensi pencatatan disesuaikan dengan jadwal penerimaan dan
pengeluaran atau distribusi MT.
b. Pemberian Makanan Tambahan Pada Sasaran
Pemberian Makanan Tambahan kepada sasaran perlu dilakukan secara benar
sesuai aturan konsumsi yang dianjurkan. Pemberian makanan tambahan yang tidak
tepat sasaran, tidak sesuai aturan konsumsi, akan menjadi tidak efektif dalam upaya
pemulihan status gizi sasaran serta dapat menimbulkan permasalahan gizi.
Makanan tambahan diberikan sebagai :
1. Makanan Tambahan Penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan untuk
mencegah terjadinya masalah gizi.
2. Makanan Tambahan Pemulihan adalah makanan tambahan yang diberikan untuk
mengatasi terjadinya masalah gizi yang diberikan selama 90 hari makan
Berikut standar pemberian makanan tambahan dalam bentuk biskuit untuk balita :
A. Prinsip Dasar Pemberian
Prinsip Dasar Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita adalah untuk
memenuhi kecukupan gizi agar mencapai berat badan sesuai umur.
B. Ketentuan Pemberian :
1) MT diberikan pada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yang memiliki status
gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 SD
2) Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram)
3) Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari
4) Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
5) Pemantauan pertambahan berat badan dilakukan tiap bulan di Posyandu
6) Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT pemulihan pada Balita
dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang
7) Dilakukan pemantauan tiap bulan untuk mempertahankan status gizi baik

44
8) Biskuit dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air matang dalam
mangkok bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan menggunakan sendok
9) Setiap pemberian MT harus dihabiskanUASI
4. Pemantauan
Pemantauan merupakan komponen penting dalam pengelolaan MT yang
mencakup pemantauan dalam pelaksanaan penyimpanan di gudang dan distribusi MT
sampai kepada sasaran.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi pemberian makanan tambahan dapat
dilakukan melalui dua cara yaitu pemantauan langsung dengan menggunakan
formulir pemantauan dan melalui penggunaan aplikasi ePPGBM (elektronik
Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).
1. Pemantauan Distribusi
Dalam kegiatan pemantauan distribusi meliputi pemantauan sebagai berikut :
• Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Provinsi
• Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Kabupaten/Kota
• Pemantauan penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Puskesmas
• Pemantauan pemanfaatan MT
• Pemantauan pemanfaatan MT Ibu Hamil
• Pemantauan pemanfaatan MT Anak Sekolah
• Laporan pelaksanaan pemantauan pengelolaan MT
a. Pemantauan Penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat Provinsi
Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Pusat dan Provinsi dengan melakukan
pengamatan terhadap:
• Kondisi fisik gudang meliputi : kapasitas gudang, ventilasi, kelembaban,
kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak
• Cara penyimpanan meliputi : penggunaan palet, tata letak, bebas binatang
pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan non-pangan lainnya
• Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar, sisa
dan jumlah MT yang rusak
• Rencana pendistribusian MT dari Provinsi ke Puskesmas/Dinkes
Kabupaten/Kota (alokasi rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke
Puskesmas/Dinkes Kabupaten/Kota)
• Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak)

45
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 1 (Formulir
Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat Provinsi)
b. Pemantauan Penyimpanan dan pendistribusian MT di tingkat
Kabupaten/Kota
Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan
melakukan pengamatan terhadap:
• Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gudang, ventilasi, kelembaban,
kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak.
• Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak, bebas binatang
pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan non-pangan lainnya.
• Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar, sisa
dan jumlah MT yang rusak.
• Rencana pendistribusian MT dari Provinsi ke Puskesmas (alokasi rencana
pendistribusian dan pemberitahuan ke Puskesmas).
• Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak).
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 2 (Formulir
Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat Kabupaten/Kota)
c. Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di tingkat Puskesmas
Pemantauan dilaksanakan oleh petugas Kabupaten/Kota dan
Puskesmas, dengan melakukan pengamatan terhadap:
• Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gedung, ventilasi, kelembaban,
kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak
• Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak, bebas binatang
pengganggu, tidak disatukan dengan bahan pangan dan non-pangan lainnya
• Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk, keluar, sisa
dan jumlah MT yang rusak
• Rencana pendistribusian MT dari Puskesmas ke sasaran (alokasi rencana
pendistribusian dan pemberitahuan ke BDD/petugas yang ditunjuk/kader)
• Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak) Dalam
melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 3 (Formulir
Pemantauan Penyimpanan dan Pendistribusian MT di Tingkat Puskesmas)
d. Pemantauan Pemanfaatan MT di tingkat Sasaran
46
Pemantauan dilaksanakan oleh BDD/petugas yang ditunjuk/kader, dengan
melakukan pengamatan terhadap:
• Cara penyimpanan (wadah, letak)
• Cara penyajian (besar porsi, daya terima)
• Persediaan MT
• Keluhan sasaran terhadap MT
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan Lampiran 4 dan 5
(Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT Balita dan Ibu Hamil)
2. Laporan Pemantauan Distribusi MT
• Laporan hasil pemantauan distribusi MT yang mencakup data kualitatif dan
kuantitatif dilakukan pada di setiap jenjang.
• Distribusi MT (stok opname) dari tingkat Pusat sampai Puskesmas direkam
dalam aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-
PPGBM) pada menu Distribusi MT. Aplikasi ini juga dapat menghasilkan
format BAST untuk keperluan administrasi.
• Formulir bantu manual stock opname seperti pada lampiran 9-11
• Formulir BAST seperti pada lampiran 13
3. Pemantauan Konsumsi
Pencatatan dan pelaporan konsumsi MT juga dilakukan dalam bentuk
elektronik melalui aplikasi e-PPGBM yang merupakan bagian dari sistem informasi
gizi terpadu untuk mencatat data sasaran individu baik data penimbangan, pengukuran
maupun pelayanan lainnya dan dapat diakses melalui http:
//sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id. Aplikasi ini dapat memberikan umpan balik secara
langsung berdasarkan status gizi sasaran. Menu entri Konsumsi MT, berguna untuk
merekam jumlah dan jenis MT yang diterima serta menyajikan informasi berupa
grafik perubahan berat badan.
Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang sebagai berikut:
a. Puskesmas
- Puskesmas memberikan MT kepada balita kurus dan ibu hamil KEK kemudian
dicatat ke dalam formulir pencatatan bantu di Puskesmas seperti pada lampiran
12.
- Hasil pencatatan pada formulir bantu kemudian di entri kedalam aplikasi
ePPGBM agar dapat diamati perubahan pertumbuhan berat badan dan status
gizinya

47
b. Kabupaten/Kota dan Provinsi
- Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh
puskesmas ke dalam aplikasi ePPGBM dapat amati dan dianalisis oleh
kabupaten/kota secara online melalui menu konsumsi PMT
- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat
c. Provinsi
- Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh
puskesmas ke dalam aplikasi ePPGBM dapat amati dan dianalisis oleh provinsi
online melalui menu konsumsi PMT
- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang
d. Pusat
- Data sasaran balita dan ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh puskesmas
ke dalam aplikasi ePPGBM dapat amati dan dianalisis oleh pusat online melalui
menu konsumsi PMT
- Umpan balik dapat dilakukan setiap saat secara berjenjang
5. Evaluasi
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menilai hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai tujuan yang diharapkan dan mengkaji masalah-masalah yang ada
untuk perbaikan program selanjutnya. Evaluasi yang perlu dilakukan mencakup aspek
kegiatan maupun hasil kegiatan untuk dapat menjawab apakah kegiatan pemberian
MT telah berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan status gizi sasaran sesuai
yang diharapkan.
Kegiatan dilaksanakan secara berjenjang dengan mempertimbangkan
ketersediaan sumberdaya yang ada di masing-masing tingkat administrasi. Hasil dari
kegiatan evaluasi ini sebagai bahan perencanaan kegiatan pada pelaksanaan
pemberian makanan tambahan pada tahun berikutnya.

Fungsi Tenaga Gizi Puskesmas dalam Manajemen Pemberian PMT


Fungsi Tenaga Gizi Puskesmas dalam Manajemen Pemberian PMT antara lain ada
lah sebagai berikut.
1. Merencanan kebutuhan PMT untuk sasaran selama 1 tahun.
2. Memantau egiatan pemberian PMT di wilayah kerja puskesmas.
3. Menyusun laporan pelaksanaa distribusi PMT di wilayah kerja puskesmas.

48
3.5 Kegiatan PKL
Kegiatan yang dilakukan pada PKL MPIGM di Puskesmas Cibeureum yang
dilaksanakan pada tanggal 20-31 Agustus 2018 meliputi :

No Kompetensi Keterampilan Target

1 Berpenampilan sopan Berperan aktif di setiap kegiatan PL 10x/mhsw


santun
2 Berpatisipasi dalam a. Mempelajari proses perencanaan, 1x/kelas
pengembangan dan pelaksanaan,
pengukuran kinerja dalam pencatatan, pelaporan dan monev program
gizi puskesmas
pelayanan gizi
b. Mempelajari visi misi puskesmas 1x/kelompok
c. Mempelajari struktur organisasi dan 1x/kelompok
tatakerja
puskesmas
d . Mempelajari ketenagaan dan tupoksi 1x/kelompok
masing
masing dalam upaya pokok kesehatan dan
gizi
e. Mempelajari UKP,UKM, dan UKMP 1x/kelompok
f. Mempelajari masalah kesehatan dan 1x/kelompok
masalah gizi yang ada
g. Mempelajari langkah 1x/kelompok
persiapan,pelaksanaan dan pemantauan
cakupan distribusi vit A,tablet fe,PMT
3 Berpatisipasi dalam a. Mempelajari langkah langkah 3x/kelompok
pengembangan dan evaluasi perencanaan,
program pangan dan gizi di pelaksanaan, monev program gizi

Masyarakat
b. Mempelajari langkah langkah evaluasi 1x/kelompok
program gizi di puskesmas
c. Mengikuti rapat koordinasi di 1x/kelompok
puskesmas jika ada
4 Berpatisipasi aktif dalam Berpatisipasi dalam berbagai kegiatan di 1x/mhsw
kegiatan berbagai
puskesmas di dalam dan diluar gedung

49
pelayanan di puskesmas

5 Ikut serta dalam Melakukan persiapan dan pelaksanaan 1


peningkatan kualitas pasien/mhsw
konseling gizi di dalam gedung untuk
pelayanan atau praktik pasien rawat jalan dengan diet khusus
dietetik untuk
kepuasan konsumen
6 Melakukan pelayanan gizi Melakukan penyuluhan gizi di dalam 1x/kelompok
dalam gedung
kegiatan pelayanan gizi
7 Melakukan penyuluhan gizi Penyuluhan di posyandu atau posbindu 1x/kelompok
di
luar gedung
8 Mendokumentasikan a. Mempelajari dan memahami serta 1x/kelompok
kegiatan melakukan
pencatatan dan pelaporan program gizi di
pelayanan gizi
masyarakat
b. Mempresentasikan hasil kegiatan 1x/kelompok
c. Membuat laporan kegiatan PKL 1x/kelompok
Adapun jadwal kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Rangkaian Kegiatan PKL MPIGM Puskesmas Cibeureum


Hari, Pelaksan
Kegiatan Rincian Kegiatan
Tanggal a
Seluruh
Mahasis
1. Presentasi Awal wa
1. Dea
2. Konseling dalam Gedung Anamnesa dan konseling
2. Riana
1. Penyuluhan KIA (Gizi dan
Senin, 20
3. Penyuluhan dalam Anemia pada Ibu Hamil) Zidnie
Agustus
Gedung 2. Penyuluhan Tatalaksana Makanan Salma
2018
Penyakit Asam Urat Fauzia
1. POSYANDU RW.11
4. Penyuluhan di luar a. materi 1000 HPK dan stunting Shafira
Gedung b. materi gizi balita 0-5 tahun
dan cara menyiasati anak susah
makan Lisantri
50
2. POSBINDU RW.11
a. materi hipertensi Tyas
3. POSYANDU RW.28
a. materi 1000 HPK dan stunting Ifa
b. materi gizi balita 0-5 tahun
dan cara menyiasati anak susah Abd
makan Rizki
1.
Shafira
1. Konseling dalam Gedung Anamnesa dan konseling
2.
Lisantri
2. Penyuluhan dalam Penyuluhan Tatalaksana Makanan
Gedung Penyakit Diabetes Ifa
1. POSYANDU RW.15
a. materi 1000 HPK dan stunting Dea
b. materi gizi balita 0-5 tahun
dan cara menyiasati anak susah
makan Riana
Selasa, 21 2. POSYANDU RW.20
Agustus a. materi 1000 HPK dan stunting Tyas
2018 3. Penyuluhan di luar b. materi gizi balita 0-5 tahun
Gedung dan cara menyiasati anak susah Abd
makan Rizki
3. POSYANDU RW.21
Salma
a. materi 1000 HPK dan stunting Fauzia
b. materi gizi balita 0-5 tahun
dan cara menyiasati anak susah
makan Zidnie
Seluruh
4. Studi Kasus Mahasis
Pengkajian awal balita kasus wa
1. Konseling dalam Gedung 1. Ifa
Anamnesa dan konseling
2. Abd
1. Penyuluhan 1000 HPK 1. Tyas
2. Penyuluhan dalam
Gedung 2.
2. Penyuluhan Gizi Seimbang Shafira
Kamis, 23 Penyuluhan dan Penjaringan Anak
Agustus Sekolah Dasar (MI Al-Hidayah)
2018 3. Penyuluhan di luar a. PHBS Riana
Gedung
b. Makanan Jajanan Zidnie
c. Gizi seimbang Dea
Semua
Lokakarya bulanan Puskesmas Mahasis
4. LOKBUL Puskesmas Cibeureum wa
Jumat, 24 1. Zidnie
1. Konseling dalam Gedung Anamnesa dan konseling
Agustus 2. Salma

51
2018 Fauzia
1. Penyuluhan Stunting dan Germas Lisantri
2. Penyuluhan dalam
Gedung 2. Penyuluhan Tatalaksana Makanan
Penyakit Hipertensi Riana
1. Penyuluhan dan Penjaringan
Anak Sekolah Dasar (SD Hikmah
Teladan)
Abd
a. PHBS Rizki
3. Penyuluhan di luar b. Makanan Jajanan Tyas
Gedung c. Gizi seimbang Ifa
2. PUSTU (Penyuluhan Prolanis)
a. Penyuluhan Tatalaksana
Penyakit DM Shafira
b. Penyuluhan Tatalaksana
Hipertensi Dea
1. Tyas
1. Konseling dalam Gedung Anamnesa dan konseling
Sabtu, 25 2. Zidnie
Agustus 1. Penyuluhan Tatalaksana
2018 2. Penyuluhan dalam Kolesterol Dea
Gedung 2. Penyuluhan Keluarga Sehat dan Abd
PHBS Rizki
Senin, 27 1.
Agustus 1. Konseling dalam Gedung Anamnesa dan konseling Lisantri
2018 2. Ifa
Seluruh
Mahasis
Rabu, 29
1. LOKMIN Pertemuan Rutin Kader wa
Agustus
Seluruh
2018
Mahasis
2. Studi kasus Monitoring wa
1. Abd
1. Konseling dalam Gedung Anamnesa dan konseling
2. Riana
Penyuluhan dan Penjaringan Anak
Kamis, 30 Sekolah Dasar (SD Ranca Bentang
Agustus 3)
2018 2. Penyuluhan di luar
a. PHBS Lisantri
Gedung
Salma
b. Makanan Jajanan Fauzia
c. Gizi seimbang Shafira
Jumat, 31 Seluruh
Agustus mahasis
2018 Presentasi Akhir wa
20-30 Mempelajari Visi, Misi Seluruh
Agustus Puskesmas, Perencanaan mahasis
2018 Gizi, dll wa

52
3.6 Hasil Asuhan Gizi Terstandar pada Kasus Malnutrisi
NAMA MAHASISWA : ABD RIZKY FAUZY R.
NIM : P17331115432

KASUS BALITA SANGAT KURUS (MALNUTRISI)

QA adalah seorang balita perempuan yang merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudari dari
bapa Purdianto dan Ibu Leti Safitri. Latar belakang pendidikan bapa purdianto tamatan SLTA
dan baru saja keluar dari pekerjaannya disalah satu perusahaan swasta dan ibu Leti tamatan
SLTP yang hanya sebagai ibu rumah tangga. QA berumur 14 bulan dan memiliki Panjang
Badan 69,4 cm dan Berat Badan 6,4 kg. QA lahir secara premature yaitu pada usia
kandungan 7 bulan di salah satu RSUD di Cimahi dengan Berat badan lahir hanya 1650 gram
sehingga harus di inkubator dan baru di kasih ASI setelah 7 hari lahiran sehingga tidak ASI
ekslusif dan tidak IMD. QA sangat aktif bergerak tetapi memiliki nafsu makan kurang dan
setiap makan hanya sedikit meskipun sudah diberikan suplemen penambah nafsu makan.

Hasil recall 2x24 jam yaitu QA memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari dan 2 kali
selinga namun tidak makan malam dan makanan sering dimuntahkan lagi. energi 629,1 kkal,
lemak 28,9 gr, protein 21 gr, karbohidrat 69,8 gr

DATA UMUM
Nama Balita : Qiara Azmii
Umur : 14 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Nama Orangtua :
a. Ayah : Purdianto
b. Ibu : Leti Safitri
Alamat : Gg. H Arsad RT 04 RW 24 Kelurahan Cibeureum
Kunjuangan ke-1 : Selasa, 21 Agustus 2018
Kunjuangan ke-2 : Jumat, 24 Agustus 2018
Kunjuangan ke-3 : Senin, 27 Agustus 2018
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
1. Nutritional Assesment

53
Indikator Data Normal interpretasi

 An. QA
 Anak ke 2 dari 2
bersaudara
 Lahir premature
pada usia kehamilan
7 bulan
 Tidak IMD
Client
 Tidak ASI ekslusif
history
 Pekerjaan ayah :
karyawan swasta
 Keluahan : balita
kurang nafsu makan
dan BB tidak
bertambah

 BB lahir : 1,65 Kg  BBI : 10,4 kg  BB/PB : (kurus)


 BB saat ini : 6,4 Kg  TB : 76,4 cm  BB/U : (gizi buruk)
 PB saat ini : 69,4 cm (WHO)  PB/U : (pendek)
 Z-score :  Z-Score :  IMT/U : (kurus)
Antropom BB/PB : -2,63 SD BB/PB : -2 s/d 2 SD
etri data BB/U : -3,31 SD
BB/U : -2 s/d 2 SD
PB/U : -2,76 SD
IMT/U : -2,26 SD PB/U : -2 s/d 2 SD
IMT/U : -2 s/d 2 SD

 Penampilan  Tidak kurus dan  Malnutrisi


Clinical
keseluruhan terlihat tidak pendek
History
kurus dan pendek
Recall 2x24 jam Kebutuhan  Asupan Energi : 74,4 %
E : 629,1 kkal
Berdasarkan EER  Asupan protein : 66,2 %
E : 845,6 Kkal  Asupan lemak : 123%
P : 21 gram  Asupan KH : 55 %
P : 31,71 gr
L : 28,9 gram
L : 23,5 gr
Dieteri KH : 69,8 gram
history Kh : 126,84 gr
Kebiasaan makan
3x makan utama dan
2x selingan
Jarang minum ASI,
nafsu makan kurang,
makanan sering

54
dimuntahkan. Pertama
kali makan mendapat
susu formula karena
lahir premature harus
di inkubator

2. Diagnosis Gizi
Domain intake
NI.2.1. Asupan oral inadekuat berkaitan dengan kurang nafsu makan yang kurang ditandai
dengan asupan energi 77,4%, protein 66,2%, lemak 123%, Kh 55% dari total kebutuhan,
makanan suka dimuntahkan
Domain Klinis
NC.4.1. Malnutrisi berkaitan dengan asupan oral inadekuat karena kurang nafsu makan
ditandai dengan asupan Energi 77,4%, protein 66,2%, Z-Score BB/U : -3,31 SD (sangat
kurus), IMT/U : -2,26 SD (kurus)

3. Intervensi Gizi
Tujuan intervensi 1. Meningkatkan asupan oral mencapai 100% sesuai kebutuhan
2. Meningkatkan berat badan pasien 0,5 kg dalam seminggu
Rekomendasi 1. Pemberian makan sesuai dengan kebutuhan dan zat gizi
dengan Energi 845,6 Kkal
2. Lemak sedang yaitu 25%dari total kebutuhan dari sumber
lemak PUFA, MUFA.
3. Protein tinggi yaitu 15% dari total kebutuhan, protein bernilai
biologis tinggi seperti daging, ikan, telor dan kacang kacangan
4. Karbohidrat 60% dari total kebutuhan, bersumber dari Kh
sederhana dan Kh kompleks
5. Kebutuhan cairan sebesar
6. Melakukan modifikasi menu untuk meningkatkan nafsu
makan anak
7. Membatasi konsumsi makanan jajanan yang kurang sehat dan
cepat saji
8. Menganjurkan konsumsi sayur dan buah
Preskirpsi diet 1. Diet : gizi seimbang dengan energi dan protein tinggi
2. Frekuensi makan 7 kali dengan 3 kali makan utama, 4 kali
makanan selingan
3. Porsi kecil dan sering
4. Bentuk makanan padat dan lunak
5. Rute oral
Edukasi 1. Memberikan informasi tentang pedoman gizi seimbang
2. Memberikan informasi tentang diet gizi seimbang tinggi
energi dan protein
3. Memberikan pengetahuan mengenai modifikasi makanan pada
ibu balita

55
4. Memberikan informasi mengenai makanan yang dianjurkan
dan tidak dianjurkan untuk balita
5. Memberikan informasi mengenai bahaya/ dampak dari
kurangnya asupan dalam waktu yang lama
6. Memberikan informasi mengenai jajanan sehat dan jajanan
tidak sehat
Konseling 1. Mendiskusikan dengan keluarga balita (ibu/bapak) balita
mengenai permasalahan yang terjadi selama asuhan gizi
2. Memecahkan masalah secara bersama dengan keluarga balita
3. Menentukan tujuan yang akan dicapai secara bersama-sama
4. Menganjurkan ibu balita untuk menyajikan makanan dengan
memperhatikan penampilan yang menarik, rasa, bentuk dan
suhu optimal agar daya terima meningkat
5. Menganjurkan kepada ibu balita untuk mengurangi pemberian
makanan jajanan tidak sehat dan kotor
6. Membangun komitmen/perjanjian untuk melakukan konseling
kembali dan proses monitoring lanjutan
Koordinasi 1. Koordinasi dengan keluarga balita agar proses asuhan gizi
asuhan berjalan sesuai tujuan yang akan dicapai

4. Monitoring dan Evaluasi

Indikator
Evaluasi Pelaksanaan Target
monitoring
Asupan Asupan makan balita Hari akhir Asupan oral meningkat
meningkat intervensi 100%
Antropometri  BB dan PB meningkat Hari akhir BB meningkat 0,5 kg dalam
 Z-Score intervensi 1 minggu
BB/U, BB/PB, PB/U, dan
z-score mencapai normal
IMT/U meningkat
mendekati normal BB/U (-2 s/d 2 SD)
BB/PB (-2 s/d 2 SD)
PB/U (-3 s/d < -2 SD)
IMT/U (-2 s/d 2 SD)

Klinis Malnutrisi menurun Hari akhir BB/U (-2 s/d 2 SD)


intervensi
IMT/U (-2 s/d 2 SD)

56
STANDAR DAN DISTRIBUSI MAKAN SEHARI
P
Bahan makanan Penukar Kh (g) L (g) Kalori 07.00 10.00 12.00 15.00 18.00 19.00 19.30
(g)
S. KH 1,3 52 5,2 0 227,5 0,5 0,3 0,5 0,5
S. PH ren lemak 0,5 0 3,5 1 25 0,3 0,2
S. PH Lemak Sed 0,5 0 3,5 2,5 37,5 0,5
S. PH tinggi L 0 0 0 0 0
protein nabati 1,5 10,5 7,5 4,5 112,5 0,5 0,5 0,5
sayuran A 0 0 0 0 0
sayuran B 1 5 1 0 25 0,3 0,3 0,4
sayuran C 0 0 0 0 0
Buah 1,5 18 0 0 75 0,5 1
gula 2 24 0 0 100 1 1
Susu tanpa L 0 0 0 0 0
susu L sedang 1,5 15 10,5 9 187,5 0,75 0,75
susu tinggi L 0 0 0 0 0
minyak jenuh 0,7 0 0 3,5 35 0,3 0,2 0,2
minyak tak jenuh 0,5 0 0 2,5 25 0,5
JUMLAH 124,5 31,2 23 850
KEBUTUHAN 126,71 31,7 23,5 845,6
% KEBUTUHAN 98,256 98,4 97,87 100,52

57
Daftar Contoh Menu Sehari

Bahan Berat
Waktu Menu Penukar URT
makanan (g)
nasi 0,5 50 1 mangkuk kecil
bubur ayam ½ potong kecil
ayam 0,2 8 bagian paha
07.00 pepes tahu tahu 0,5 55 ½ bagian tahu
sayur bening 1 mangkuk kecil
bayam bayam 0,3 30
pepaya pepaya 0,5 55 1 potong sedang
biskuit biskuit 0,3 12 1 buah
10.00 agar-agar 0 1 1 sdt
puding
gula 1 13 1 sdm
nasi putih nasi putih 0,5 50 1 cukil rice cooker
tempe 0,5 25 1 potong sedang
tempe goreng
minyak 0,2 1 1 sdt
12.00
telur rebus telur ayam 0,5 27,5 ½ butir telur
sayur bening 1 mangkuk kecil
bayam bayam 0,3 0,3
alpukat 0,5 30 ¼ bagian
15.00 jus alpukat
gula 1 13 1 sdm
pisang 1 buah
pisang ambon
18.00 ambon 1 50
susu susu 0,75 150 1 gelas kecil
nasi 0,5 50 1 mangkok kecil
nasi tim ayam ayam 0,3 12 ½ potong
minyak 0,2 1 1 sdt
19.00 tahu 0,5 55 ½ buah
tahu goreng
minyak 0,3 1,5 1 sdt
wortel 0,2 20 2 sdm
sayur sop
buncis 0,2 20 2 sdm
20.00 susu susu 0,75 150 1 gelas kecil

HASIL PEMANTAUAN DAN KONSELING


Indikator Sebelum Target Hasil intervensi keterangan
Meningkatk Asupan : Asupan oral Asupan :
an Asupan meningkat 100%
E : 629,1 kkal E : 881,4 kkal
oral
E : 845,6 Kkal
P : 21 gram P : 28,7 gram Tercapai
P : 31,71 gr
L : 28,9 gram L : 48,1 gram
L : 23,5 gr
KH : 69,8 gram KH : 85,6 gram

58
Kh : 126,84 gr
BB saat ini : 6,4 BBI : 10,4 kg  BB : 6,6 kg
Kg TB : 76,4 cm  TB : 70,0 cm
(WHO)
PB saat ini :
69,4 cm z-score :
Z-score : Z-Score :  BB/PB : -2,44 SD
Antropomet BB/PB : -2,63 BB/PB : -2 s/d 2 SD (kurus) Belum
ri data SD  BB/U :-3,10 SD tercapai
BB/U : -2 s/d 2 SD
(gizi buruk)
BB/U : -3,31
PB/U : -2 s/d 2 SD  PB/U : -2,61 SD
SD
IMT/U : -2 s/d 2 SD (pendek)
PB/U : -2,76 SD  IMT/U : -2,08
IMT/U : -2,26 (kurus)
SD
Malnutrisi BB/U (-2 s/d 2 SD) BB/U : -3,10 SD
Klinis Belum
IMT/U (-2 s/d 2 SD) IMT/U : -2,08 SD
(malnutrisi) tercapai

Pemantauan balita kasus dilakukan 3 kali kunjungan. Pada kunjungan pertama hari
Selasa, 21 Agustus 2018 dilakukan pengambilan data ke rumah balita dengan menggali
penyebab anak malnutrisi. Pemantauan ini dilakukan dengan metode PAGT meliputi data
umum pasien / cilent history, food history, dan data antopometri meliputi BB dan TB. Pada
pemantauan food history dilakukan dengan metode recall 2x 24 jam dan ibu balita diberikan
konseling mengenai masalah yang berkaitan dengan masalah gizi pada balita. Pemantauan
kedua dilakukan hari Jumat, 24 Agustus 2018. Ibu balita diberikan informasi mengenai
permasalahan yang terjadi pada balita meliputi data antropometri balita mengalami
permasalahan tumbuh kembang dikarenakan asupan makan anak kurang dari kebutuhan yang
dianjurkandan memberikan tips mengatasi anak susah makanmeliputi cara pemberian makan,
contoh menu sesuai kebutuhan balita, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan dan
diberikan contoh resep dan menu makanan untuk anak usia 1-2 tahun agar anak tertarik untuk
makan. Pada kunjungan ketiga dilakukan hari Senin, 27 Agustus 2018 meliputi pemantauan
kembali balita dengan mengukur antropometri seperti BB dan TB dan mengukur asupan
makan balita dengan metode recall 1x 24 jam. Dari hasil pemantauan antropometri BB
menjadi 6,6 kg yang artinya meningkat 0,2 kg dan TB 70,0 cm meningkat 0,6 cm dari

59
sebelumnya tetapi masih belum mencapai target. Sedangkan dari hasil pemantauan asupan
Energi 881,4 kkal meningkat dari sebelumnya mencapai target 104%.

60
Nama Mahasiswa : Dea Intania Gustiani
NIM : P17331115414
KASUS BALITA GIZI BURUK
Data Umum
Nama balita : Robie Hamdani
Umur : 31 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Nama orang tua
a. Ayah : Jeni Hamdani
b. Ibu : Sri Mulyani

Pekerjaan orang tua


a. Ayah : Buruh pabrik
b. Ibu : Ibu rumah tangga

Alamat : Cibeureum RT 01/RW 15


Kunjungan : 1. 20 Agustus 2018
2. 25 Agustus 2018
3. 27 Agustus 2018
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
1. Assesment
Indikator Data Normal Interpretasi
Client  Umur : 31 bulan
History  Jenis kelamin : laki-
laki
 Peran dalam
keluarga : anak
pertama
 Pendidikan orang
tua : SMP
 Pekerjaan orang tua
:
a. Ayah : buruh
pabrik
b. Ibu : IRT
 Faktor sosio
ekonomi :
menengah ke bawah
Dietary  Asupan energy total  Kebutuhan Asupan energy

61
History : 624,3 (68%) energy : dan karbohidrat
 Jumlah makanan : 916,9 kkal kurang dari
nasi 2 centong ( 2P  Protein : 21,2 kebutuhan,
KH), telur 2 butir gram variasa makan
(2P Protein), biscuit (9,25%) kurang.
6 keping (1,5P KH)  Lemak :
 Pola makan : 2x 30,56 gram
makan utama 2x (30%)
makan selingan  KH :
 Variasi makanan : 139,25%
kurang bervariasi (60%)
 ASI : eksklusif *kebutuhan
sampai 6 bulan merujuk
 Asupan lemak total pada AKG
: 26,2 gram (85,7%) untuk Bayi
 Asupan protein toal dan Anak
: 21,6 gram sesuai usia
(101,9%) tinggi (AKG
 Asupan karbohidrat 2012).
total : 72,6 gram
(52,1%)
 Kesukaan makanan
: sayuran yang
disukai wortel, suka
jajan es krim dan
minuman manis
 Aktifitas : sehari-
hari hanya bermain
di rumah
 Edukasi/konseling
diet masa lalu :
pernah
mendapatkan
edukasi dan
konseling gizi
 Motivasi : cepat
merasa bosan
Antropometr  Tinggi badan : 80,0  Tinggi badan  BB/TB :
i Data cm : 92,7 cm normal
 Berat badan : 9,2 kg  Berat badan  BB/U :
 BB lahir : 2,7 kg ideal : 10,6 gizi
 BB/TB : -1,72 kg buruk
 BB/U : -3,32 (WHO,  TB/U :
 TB/U : -3,80 2005) sangat
 IMT/U : -1,16 pendek
 IMT/U :
normal

62
Biochemyca -
l Data
Physical  Penampilan
Data keseluruhan :
tampak lemas, kurus

2. Diagnosis
NI.2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan keterbatasan ekonomi dan merasa
cepat bosan ditandai dengan asupan energy 68%, asupan KH 52,1% dari kebutuhan,
berat badan tidak sesuai umur.

3. Intervensi
Tujuan 1. Meningkatkan asupan oral
mencapai 100% secara bertahap.
Rekomendasi 1. Kebutuhan energy sesuai
kebutuhan yaitu 916,9 kkal.
2. Protein 21,2 gram (9,25% dari
kebutuhan energy total).
3. Lemak 30,56 gram (30% dari
kebutuhan energy total).
4. Karbohidrat 139,25 gram (60,75%
dari kebutuhan energy total).
5. Makanan diberikan dalam bentuk
mudah dicerna.
6. Membatasi konsumsi makanan
jajanan yang kurang sehat.
7. Meningkatkan konsumsi sayur dan
buah.
Preskripsi 1. Jenis diet gizi seimbang.
2. Frekuensi makan 6x yaitu 3x
makan utama 3x makan selingan.
3. Porsi kecil tapi sering.
4. Bentuk makanan biasa.
5. Rute oral.
Edukasi 1. Memberikan informasi mengenai
diet gizi seimbang.
2. Memberikan informasi mengenai
makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan.
3. Memberikan informasi mengenai
pentingnya asupan yang seimbang
untuk tumbuh kembang anak.
4. Memberikan informasi mengenai
jajanan sehat.
5. Memberikan informasi mengenai
PHBS.
6. Mengajarkan membaca label
makanan dan mengidentifikasi

63
komposisinya.
7. Mengajarkan cara memodifikasi
makanan untuk menghindari
kebosanan.
Konseling 1. Membantu dalam pemilihan bahan
makanan.
2. Memberikan contoh menu yang
dapat dikonsumsi.
3. Memberikan motivasi dalam
menjalankan diet.
Koordinasi Asuhan 1. Melibatkan keluarga dalam
melaksanakan diet sebagai proses
perbaikan gizi.

4. Monitoring dan Evaluasi


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Asupan Asupan makan Hari akhir Asupan 100%
meningkat dan intervensi kebutuhan
sesuai
kebutuhan
Antropometri Berat badan Hari akhir Berat badan
naik intervensi sesuai umur
(normal)

a. Standar Makanan
Bahan Makanan
Penukar KH Protein Lemak Kalori
Penukar
I. Sumber KH 2 80 8 350
II. Sumber Protein
Hewani
Rendah Lemak
Lemak Sedang 1 7 5 75
Tinggi Lemak
III. Sumber Protein
Nabati 0,5 3,5 2,5 1,5 37,5
IV. Sayuran (B) 1 5 1 25
V. Buah 2 24 100
VI. Gula 1 12 50
VII. Susu
Tanpa Lemak
Lemak Sedang 1 10 7 6 125
Tinggi Lemak
VIII. Minyak
Lemak Tak
Jenuh

64
Lemak Jenuh 3,5 17,5 175
Jumlah 134,5 25,5 30 937,5

b. Distribusi Makanan Sehari

Maka
Maka
Bahan Makanan Penuka Maka Selinga Selinga n Selinga
n
Penukar r n Pagi n n Mala n
Siang
m
I. Sumber KH 2 0,5 0,5 0,5 0,25 0,5
II. Sumber Protein
Hewani
Rendah Lemak
Lemak Sedang 1 0,5 0,5
Tinggi Lemak
III. Sumber Protein
Nabati 0,5 0,5
IV. Sayuran (B) 1 0,25 0,5 0,25
V. Buah 2 0,5 0,5 1
VI. Gula 1 0,5 0,5
VII. Susu
Tanpa Lemak
Lemak Sedang 1 0,5 0,5
Tinggi Lemak
VIII. Minyak
Lemak Tak Jenuh
Lemak Jenuh 3,5 0,5 1 1 1

c. Menu Sehari dan Analisis Zat Gizi

Wa Nama Bahan Penu Berat KH Protein Lemak Energi


ktu Hidangan Makanan kar (gr) (gr) (gr) (gr) (kkal)
Nasi Nasi 0,5 50 20 2 87,5
08.0 Telur puyuh 0,5 27,5 3,5 2,5 37,5
Sup wortel
0 Wortel 0,25 25 1,25 0,25 6,25
telur puyuh
Minyak 0,5 2,5 2,5 25
Jumlah 21,25 5,75 5 156,25
Roti putih 0,5 35 20 2 87,5
Pisang
10.0 Puding roti
ambon 0,5 25 6 25
0 pisang
Gula pasir 0,5 6,5 6 25
Santan cair 1 40 5 50
Jumlah 32 2 5 187,5
Nasi Nasi 0,5 50 20 2 87,5
12.0 Tahu
Tahu
0 kuning 0,5 55 3,5 5 3 75
goreng
Minyak 1 5 5 50

65
Sayur Bayam 0,3 30 1,5 0,3 7,5
bening
bayam Wortel 0,2 20 1 0,2 5
Buah Jeruk manis 0,5 55 6 25
Jumlah 32 7,5 8 250
Maizena 0,25 12,5 10 1 43,75
Puding
16.0 Gula pasir 0,5 6,5 6 25
maizena
0 Susu sapi 0,5 100 5 3,5 3 62,5
Buah Pisang muli 0,5 20 6 25
Jumlah 27 4,5 3 156,25
Nasi Nasi 0,5 50 20 2 87,5
18.0 Telur ayam 0,5 27,5 3,5 2,5 37,5
0 Omelete Wortel 0,25 25 1,25 0,25 6,25
Minyak 1 5 5 50
Jumlah 26,25 9,25 10,5 243,75
21.0
0 Susu Susu sapi 0,5 100 5 3,5 3 62,5
Total 134,5 25,5 30 937,5

HASIL PEMANTAUAN DAN KONSELING


Indikator Sebelum Target Hasil Intervensi
Asupan Asupan energy 68%, Asupan 100% dari Asupan energy
asupan lemak 85,7%, total kebutuhan. 79,5%, asupan lemak
asupan protein 83,4%, asupan
101,9%, dan asupan protein 122,6%, dan
KH 52,1% dari total asupan KH 68,4%.
kebutuhan.
Antropometri Berat badan = 9,2 kg BBI = 10,6 kg Berat badan = 9 kg

Pemantauan balita kasus gizi buruk dilakukan dengan cara melakukan kunjungan.
Kunjungan pertama dilakukan dengan tujuan pengambilan data dan melakukan pengkajian
data mengenai penyebab gizi buruk pada anak. Pemantauan dilakukan dengan metode PAGT
dan recall 1x24 jam.
Kunjungan kedua dilakukan dengan tujuan memberikan informasi dan edukasi terkait
masalah-masalah yang berkaitan dengan gizi pada anak. Ibu balita diberikan informasi
mengenai gizi seimbang beserta pemilihan dan cara pengolahannya.
Kunjungan ketiga dilaksanakan untuk monitoring dan evaluasi yaitu menggali
kembali asupan makan dengan metode recall 1x24 jam dan penimbangan berat badan.

66
Asupan makanan balita meningkat walaupun tidak terlalu signifikan sementara berat badan
anak turun sebanyak 0,2 kg.

Nama Mahasiswa : Ifa Dwijayanti


NIM : P17331115428
67
KASUS ANAK GIZI BURUK
Data Umum
Nama Balita : Nabila Mikaila
Umur : 6 bulan
Jenis Kelamin : Perempuaan
Nama Orang Tua
a. Ayah : Sandi
b. Ibu :Santi
Alamat : jl Cimindi Timur Rt 03 Rw 23
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
1. Nutritional Assestment
Indikator Data Normal Interpretasi
Client - berat badan lahir : 2,9
History kg
- anak pertama
- pekerjaan ayah :
wiraswasta
- pekerjaan ibu : IRT
- memiliki keluhan bb
rendah dikarenakan
diare 2 minggu yang
lalu
Antropometri BB : 5,5 kg Malnutrisi
Data PB : 60,5 cm
PB/U : -2SD
BB/U : -2 SD
BB/PB : -1SD
Memiliki penurunan berat
badan ketika sedang diare
Clinical - BB kurus
History - memiliki riwayat diare
- bidan salah

68
memberikan obat
ketika diare
Dietery - energi : 450,7 kkal Energi : 546 Asupan energi
History - jumlah makanan kkal normal
pagi : serelac 1/3 sch dan susu
SGM 180 ml
snack : pepaya 50 gr
siang : serelac 1/3 sch dan
susu SGM 180 ml
snack : jus apel 50gr, kue regal
4 keping, minuman beras
merah+gula kawung 180 ml
malam : serelac 1/3 sch dan
susu SGM 180 ml
- tidak ASI sejak dari
lahir
- sudah diberikan susu
formula sejak lahir
- formula 720 ml/hari
- pengetahuan ibu : ibu
mengetahui tanda-
tanda bayi gizi buruk
yaitu badan kurus
kering,makan susah
dan mata cekung.
Namun tidak
memahami pentingnya
anak dibawa ke
posyandu
- tidak mendapatkan
vitamin A karena
jarang ke posyandu
- ketersediaan air minum

69
: memakai galon

2. Penentuan Diagnosis Gizi


NC.4.1 Malnutrisi berkaitan dengan diare ditandai dengan PB/U : -2SD,BB/U : -2
SD,BB/PB : -1SD dan badan tampak kurus
NB.1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan kurang
terpapar informasi terkait gizi ditandai oleh jarang mendatangi posyandu dan anak
tidak mendampatkan tablet vitamin A
3. Intervensi Gizi

Tujuan Intervensi - Meningkatkan berat badan bayi secara bertahap


- memberikan pengetahuan terkait pentingnya ke
posyandu dan anak mendapatkan vit A
Rekomendasi - kebutuhan energi untuk bayi 6 bulan
- diberikan susu formula untuk bayi 6 bulan rendah
laktosa
- protein 10-15% total energi
- lemak 25-30% total energi
- Kh 50-60% total energi
- kebutuhan vitamin dan mineral sesuai AKG
- diberikan suplemen mineral Zn minimal 14 hari
- hindari jus buah atau minuman yang mengandung
gas
- pemberian secara oral
- volume kecil bertahap
Preskripsi Energi 546 kkal
Protein 20,4 gr
Lemak 15,1 gr
Karbohidrat 81,9 gr
Bentuk makanan : lumat
Edukasi 1. memberikan informasi dan pemahaman mengenai
kondisi yang dialami anak tersebut
2. memberikan informasi tentang gambaran status

70
gizi anak
3. memberikan informasi tentang pengetahuan
menenai anak yang beragam dan seimbang
4. memberikan motiavasi kepada ibu dan keluarga
agar dapat memaksimalkan dalam pemberian
asupan makanan
5. memberikan pengetahuan mengenai tumbuh dan
kembang terkait zat gizi anak
Konseling Materi yang akan disampaikan adalah mengenai:
1. pemahaman dasar mengenai status gizi klien
2. penjelasan mengenai pemberian makanan yan
beragam dan seimbang pada anak
3. memberikan contoh anjuran makanan yang
disampaikan
4. memberikan pengetahuan terkait status gizi anak
terhadap tumbuh kembang anak
5. memberikan pengetahuan mengenai pentingnya ke
posyandu

Koordinasi Bekerja sama dengan ibu balita dan juga pihak keluarga
agar dapat mengoptimalisasi pemberian makan juga
memantau tumbuh kembang anak

4. Monitoring dan Evaluasi


Indikator Evaluasi pelaksanaan Target
Berat badan Berat badan Setiap bulan Berat badan naik
meningkat 0,5 mendekati normal
kg/minggu sesuai BB/U
Asupan Energi Meningkatnya Setiap hari Energi 546 kkal
asupan energi Protein 20,4 gr
sesuai kebutuhan Lemak 15,1 gr
Karbohidrat 81,9
gr

71
Pengetahuan terkait Monitoring Setiap kunjungan Mengikuti
gizi dan makanan pentingnya posyandu dan anak
posyandu dan ASI diberi ASI
pada bayi

5. Menu
bubur
07.00 sumsum tepung beras 2 sdm 13 43,75 10 1
gula merah 1 sdm 13 50 12
1/6
Santan gls 20 25 2,5
1/2
Buah Pepaya ptg 55 25 6
Jumlah 143,75 28 1 2,5
120
10.00 susu formula susu ml 88 10 2 4
Jumlah 88 10 2 4
12.00 bubur saring bubur 1 gls 100 87,5 20 2
1 ptg
ikan segar sdg 25 50 7 2
1/2
Wortel ptg 25 6,25 1,25 0,25
tahu rebus Tahu 1/4 bh 12 17,5 1,5 1,25 0,75
Jumlah 161,25 22,75 10,5 2,75
120
14.00 susu formula susu ml 120ml 88 10 2 4
Jumlah
16.00 alpukat pure Alpukat 1/4bh 25 2,5
Jumlah
18.00 nestle Nestle 20 81,8 13,6 2,8 1,8
Jumlah
120
88 10 2
20.00 susu formula susu ml 4
Buah pisang mas 1 bh 25 6
Total 639 70 21 10,5

HASIL RECALL KUNJUNGAN KE 3


- jam 7 pagi= bubur @2000
- jam 8 pagi = milna rasa susu 1 sch
- jam 12 siang = milna susu + sari apel ½ ptg
- jam 3 sore = milna ati ayam
- SGM Ananda 180 ml sehari 3x

72
total energi = 478 kkal
total karbohidrat = 76 gr
total protein = 20,3
total lemak = 17,4

HASIL PEMANTAUAN DAN KONSELING


Indikator Sebelum Target Hasil Intervensi
Berat badan BB saat pengambilan BB saat kunjungan Tidak Tercapai
data = 5,5 kg ke 3 = 5,5 kg
Asupan energi Asupan energi 82 % Asupan energi 87% Asupan energi
dari kebutuhan dari kebutuhan meningkat 4%
Pengetahuan terkait Diberikan beberapa Paham pada Akan mengikuti
gizi dan makanan informasi mengenai pemberian makanan pekan posyandu hari
makanan balita dan untuk balita dan selasa dan sudah
pentingnya ke pentingnya ke mencoba
posyandu posyandu memberikan bubur
kepada balita

Pemantauan balita kasus dilakukan dengan cara melakukan 3 kunjungan. kunjungan


pertama dilakukan dengan tujuan pengambilan data ke rumah balita dan melakukan kajian
data mengenai penyebab balita mengalami status gizi kurang yyaitu karena diare dan salah
menggunakan obat membuat balita kehilangan berat badan yang cukup drastis .Pemantauan
dilakukan dengan metode PAGT dan dilakuka recall 24 jam. Pemantauan dilakukan pada hari
Rabu, 22 Agustus 2018.
Kunjungan kedua pada hari Sabtu 25 Agustus 2018. Ibu balita diberikan konseling
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah gizi balita seperti diare dan
pentingnya ke posyandu. Kemudian diberikan penyuluhan mengenai bahayanya jika balita
terus dikasih makanan berpengawet dan pentingnya ASI. Kemudia diberikan informassi
mengenai pola makan yang baik untuk anak serta modifikasi bahan makanan yang menarik
agar nafu makan anak terhadap makanan yang tidak berpengawet meningkat. Balita
mengalami masalah terhadap bahan makanan yang dimakan, karena sejaklahir sudah
diberikan formula dan bubur instan sehingga ASI dan bubur biasa teasa asing bagi balita
sehingga tidak mau makan.

73
Kunjungan ketiga dilakukan pada hari Senin, 27 Agustus 2018. Pada kunjungan
ketiga dilakukan monitoring dan evaluasi dengan recall 24 jam dan peningkatan pengetahuan
ibu balita terkait gizi. Hasil yang diperoleh terdapat penignkatan dari asuoan makan balita,
peningkatan pengetahuan ibu balita setelah diberikan konseling, namun berat badan tidak
mengalami perubahan.

Nama : LISANTRI PUSPA WENING

74
NIM : P1733115440

KASUS BALITA

DATA UMUM

Nama balita : An. Dz

Umur : 14 bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

Nama orangtua : a. Ayah : Trio Agus

b. Ibu : Lala

Alamat : Jl. Kodar Tengah RT05/07

Proses Asuhan Gizi Terstandar

Indikator Data Normal Interpretasi

Data Personal:

Umur 14 bulan

Laki-laki

Anak ke 3 dari 3
bersaudara.

Ayah tunanetra

Client History Riwayat Medis:

Alergi dingin dan debu

Riwayat Sosial: Keterbatasan


ekonomi
Keluarga menengah ke
bawah karena memiliki KIS
(Kartu Indonesia sehat) dan
pendapatan ≤ 1,5 juta
perbulan.

75
Anak diasuh ayah sampai
ibu pulang mengajar.

Dz belum punya BPJS dan


belum diimunisasi. Serta
orang tua lebih memilih
pengobatan herbal.

Ayah bekerja sebagai


terapis pijat dan ibu sebagai
guru SD honorer.

Beragama Islam

BB: 7,1 kg BB/U: 10,1 kg BB/PB: -3 SD


(Kurus)
TB: 71,4 cm PB/U: 78,0 cm
BB/U: <-3 SD (Gizi
Antropometri BB lahir: 2,8 kg
Buruk)

PB/U: -3 SD
(Pendek)

- Hasil Recall: Pola makan 3x makan Asupan oral


E: 673,1 kkal (82.2%) makanan berat sehari. inadekuat

P: 19,9 g (64.8%) E: 818.9 kkal

L: 25,9 g (113%) (89 x 10,1 – 100) + 20

KH: 89,2 g (72.6%) P: 15% = 30,7 g

Food History - Masih minum ASI L: 25% = 22.8 g


- Pola makan 2x
KH: 60% = 122.8 g
makanan berat, 3x
selingan
- Senang gorengan dan
roti
- Baru-baru ini sering
melepeh makanan

76
- Lebih senang disuapi
dengan tangan
- Belum pernah
mendapatkan
konseling gizi
sebelumnya
- Ibu melakukan IMD
ketika bayi Dz lahir
Diagnosis Gizi

Domain Intake

Asupan oral inadekuat berkaitan dengan kurang pengetahuan terkait gizi serta terbatasnya
ekonomi ditandai dengan BB/PB: -3 SD (Kurus), BB/U: <-3 SD (Gizi Buruk), dan asupan
energi hanya 82.2%.

Domain Perilaku

Pemilihan makanan yg salah berkaitan dengan kurang pengetahuan akan Makanan dan Zat
Gizi ditandai dengan belum pernah mendapat penyuluhan atau pun konseling gizi dan asupan
lemak (113%)

Intervensi gizi

Tujuan Intervensi 1. Meningkatkan asupan oral secara bertahap


2. Meningkatkan pengetahuan terkait gizi anak balita
Rekomendasi - Diet Tinggi Energi Tingi Protein
- Bentuk makanan: Padat
- Rute Pemberian: oral
- Frequensi pemberian: 3x utama, 3x selingan
Preskripsi diet E: 818.9 kkal

P: 15% = 30,7 g

L: 25% = 22.8 g

KH: 60% = 122.8 g

- Porsi kecil padat kalori

77
- Hindari minum sebelum makan
- Batasi makanan jajanan
- Meningkatkan konsumsi sayur dan buah
Edukasi 1. Memberi edukasi tentang prinsip dan tujuan diet
TETP
2. Memberi edukasi tentang bahaya stunting dan gizi
buruk.
3. Memberikan edukasi tentang gizi seimbang
4. Memberikan edukasi tentang makanan yang baik
dikonsumsi
Konseling 1. Mendiskusikan tentang pemilihan makanan yang baik
dikonsumsi oleh Dz
2. Mendiskusikan kesulitan yang dihadapi Dz dalam
menjalani diet.
Koordinasi Asuhan 1. Membuat komitmen dengan orang tua supaya anak
mencapai berat badan yang dianjurkan
Tanggal Kunjugan:

- Kunjungan Pertama: Selasa, 21 Agustus 2018


- Kunjungan Kedua: Sabtu, 25 Agustus 2018
- Kunjungan Ketiga: Rabu, 29 Agustus 2018

Standar Makanan

Bahan Makanan P KH Protein Lemak Energi


I. Sumber Karbohidrat 2 80 8 350
II. Sumber Protein Hewani
Rendah Lemak 1.5 10.5 3 75
Lemak Sedang 1 7 5 75
Tinggi Lemak
III. Sumber Protein Nabati 0.5 3.5 2.5 1.5 37.5
IV. Sayuran
Golongan A
Golongan B 1 5 1 25
Golongan C
V. Buah-buahan 2 24 100
VI. Susu
Tanpa Lemak 0 0 0
Lemak Sedang 0 0 0 0

78
Tinggi Lemak
VII. Gula 1 12 50
VIII. Minyak 3 15 150
Jumlah 124.5 29 24.5 862.5

Distribusi Makanan

S.
Bahan Makanan Pagi S. Pagi Siang S. Siang Malam
Malam
I. Sumber Karbohidrat 0.5 0.5 0.5 0.5
II. Sumber Protein Hewani
Rendah Lemak 1 0.5
Lemak Sedang 1
Tinggi Lemak
III. Sumber Protein Nabati 0.25 0.25
IV. Sayuran
Golongan A
Golongan B 0.25 0.25 0.5
Golongan C
V. Buah-buahan 0.5 1 0.5
VII. Gula 1
VIII. Minyak 1 1.5 0.5
Analisis Zat Gizi dan Menu

Bahan KH Protein Lemak Energi


Menu Penukar
Makanan (gr) (gr) (gr) (Kkal)
Makan Pagi:
Nasi Nasi 0.5 20 2 0 87.5
Minyak kelapa
0.5
sawit
Telur Dadar 0 0 2.5 25
Telur ayam 1
0 7 5 75
Minyak kelapa
0.5
Tumis Brokoli sawit
0 0 2.5 25
Brokoli 0.25 1.25 0.25 0 6.25
Total 21.25 9.25 10 218.75
Selingan Pagi:
Roti tawar 0.5
Roti Manis 20 2 0 87.5
Gula 1 12 0 0 50
Total 32 2 0 137.5
Makan Siang:
Nasi Nasi 0.5 20 2 0 87.5

79
Wortel 0.125 0.625 0.125 0 3.125
Kapri muda 0.125
0.625 0.125 0 3.125
Tumis Buncis wortel
Minyak kelapa
0.5
sawit
0 0 2.5 25
Minyak kelapa
0.5
Tempe Goreng sawit
0 0 2.5 25
Tempe 0.25 1.75 1.25 0.75 18.75
Minyak kelapa
0.5
sawit
Ikan Goreng 0 0 2.5 25
0 7 2 50
Fillet ayam 1
6 0 0 25
Buah Jeruk Manis Jeruk Manis 0.5
Total 29 10.5 10.25 262.5
Selingan Siang:
Buah Pisang Pisang 1 12 0 0 50
Total 12 0 0 50
Makan Malam:
Nasi Nasi 0.5 20 2 0 87.5
Minyak kelapa
sawit
Tumis Ayam Kecap 0.5 0 0 2.5 25
Dada ayam
0.5 0 3.5 1 25
Bayam 0.5 2.5 0.5 0 12.5
Sayur Bayam
Tahu 0.25 1.75 1.25 0.75 18.75
Total 24.25 7.25 4.25 168.75
Selingan Malam:
Buah Pepaya Pepaya 0.5 6 0 0 25
Total 6 0 0 25

Total 124.5 29 24.5 862.5

Monitoring dan Evaluasi

80
Domain Evaluasi Pelaksanaan

- Asupan energi sehari - Hari akhir intervensi


sebesar 90%
Asupan
- Asupan protein sehari - Hari akhir intervensi
sebesar 90%
- Orang tua mampu - Hari akhir intervensi
Perilaku memilih makanan
yang baik untuk anak

Kunjungan ke balita kasus dilakukan sebanyak 3 kali dalam 2 minggu. Kunjungan


pertama dilakukan pada hari Selasa, tanggal 21 Agustus 2018. Kunjungan pertama bertujuan
untuk mendapatkan data antropometri dan menggali penyebab dari masalah anak kurus.
Dilakukan metode anamnesa sesuai dengan PAGT dan recall 1x24 jam. Kunjungan ke dua
dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 25 Agustus 2018. Pada hari kedua dilakukan
pemberian intervensi menu sehari dan edukasi tentang makanan yang dianjurkan dan yang
dihindari untuk meningkatkan pengetahuan gizi, bahaya stunting dan gizi buruk, serta gizi
seimbang. Selain itu, pada kujungan ke dua dilakukan konseling ulang mengenai hambatan
dalam pemberian makan dan pola pemberian makan. Pada hari ketiga, Rabu tanggal 29
Agustus 2018, dilaksanakan kunjungan terakhir. Pada kunjungan terakhir ini dilakukan
pengukuran BB, recall 1x24 jam, serta pemberian PMT untuk balita. Hasil dari pengukuran
BB, An. Dz mengalami kenaikkan BB sebesar 500 gr semenjak pengukuran BB terakhir yaitu
pada hari Selasa, 21 Agustus 2018. Akan tetapi asupan makannya masih kurang sehingga
indikator asupan protein 90% sehari dan energi 90% sehari tidak tercapai. Pola pemberian
ASI sudah rutin dilakukan sehingga An. Dz bisa menyusu lebih dari 4x sehari dan An. Dz
sudah mencoba tidak mengonsumsi susu kemasan. Pemberian satu dus PMT dilakukan
bersama Kader RW07 kepada An. Dz.

Nama Mahasiswa : RIANA


NIM : P17331115431

81
BALITA KASUS (KURUS)
Nama Balita : Putri Alayah N
Umur : 33 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama orangtua : Ayah : Andri
: Ibu : Siti Kodariah
Alamat : Jalan Cibeureum RT 03 RT 15

Kunjungan 1 : Senin, 20 Agustus 2018


Kunjungan 2 : Sabtu, 25 Agustus 2018
Kunjungan 3 : Senin, 27 Agustus 2018

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


A. Assesment Gizi
1. Client History
CH 1.1.1 Umur : 33 bulan (16 November 2015)
CH 1.1.3 JK : Perempuan
CH 1.1.8 Edukasi : Ayah : SMP
: Ibu : SD
CH 1.1.10 Penggunaan Rokok : Ayah
CH 1.1.9 Peran dalam Keluarga : Anak ke-3
CH 3.1.1 Faktor Sosio Ekonomi : menengah ke bawah
CH 3.1.6 Pekerjaan : Ayah : buruh
: Ibu : ibu rumah tangga

2. Food History
FH 1.1.1.1 Asupan energi total : 602, 6 kkal (53,56%)
FH 1.2.2.2 Jumlah makanan : pagi dan siang nasi 5 sdm, hati ayam 1 potong,
sayur sop 1 sendok sayur, malam tidak makan, selingan pagi biskuit PMT 2 buah dan
chiki 1 bungkus dan sore biskuit PMT 2 buah
FH 1.2.2.3 Pola Makan : 3x utama 2x selingan
FH 1.2.2.5 Variasi Makanan : kurang bervariasi
FH 1.2.3.1 Asupan ASI : masih sampai sekarang namun hanya sesekali,
: ASI eksklusif selama 6 bulan
FH 1.5.1.1 Asupan lemak total : 25,9 gr (82,88%)
FH 1.5.3.1 Asupan protein total : 17,7 gr (41,9%)
FH 1.5.5.1 Asupan KH total : 74,1 gr (43,1%)
FH 2.1.3.1 Suasana : Lebih suka makan jika bersama teman
FH 3.2.1 Penggunaan obat : Multivitamin erpha livita 1 x 1 sehari
FH 4.2.4 Motivasi : Ibu sudah berusaha membujuk anak untuk
makan namun sulit ketika anak benar-benar tidak mau makan

82
FH 5.4.4 Menolak makan : anak menolak makan ketika tidak lapar atau
ketika tidak mau makan
Pemberian imunisasi lengkap

3. Antropometri Data
AD 1.1.1 Tinggi Badan : 73,7 cm
AD 1.1.2 Berat Badan : 7,5 kg BB lahir : 2,1 kg (BBLR)
: 6,9 kg (6 bulan lalu)
AD 1.1.5 BB/TB : -1,96 SD (Kurus)
BB/U : -4,59 SD (BB sangat kurang)
TB/U : -5,5 SD (sangat pendek)

4. Biokimia Data : -

5. Physical Data
PD 1.1.1 Penampilan Keseluruhan : Tampak kurus, kecil namun tidak cengeng dan
rewel, tidak ada baggy pants
PD 1.1.6 Edema : Tidak
PD 1.1.10 Rambut : Rambut tipis seperti rambut jagung

6. Comparative Standar
CS 1.1.1 Estimasi kebutuhan energi : 86,5 kkal/kg  1125 kkal
CS 1.1.2 Metode estimasi kebutuhan : 86,5 kkal/kg dengan BBI
CS 2.1.1 Estimasi kebutuhan lemak : 25% x 1125 / 9 = 31,25 gr
CS 2.2.1 Estimasi kebutuhan protein : 15 % x 1125 / 4 = 42,18 gr
CS 2.3.1 Estimasi kebutuhan KH : 60% X 1125 / 4 = 168,75 gr
CS 5.1.1 Rekomendasi BBI : 13,3 kg (mengacu tabel BB menurut U)
Rekomendasi Tinggi Badan: 92,9 (mengacu tabel TB menurut U)

B. Diagnosis Gizi
NB 2.1 Asupan Oral Inadekuat berkaitan dengan kurangnya kemampuan untuk
mengonsumsi energi cukup ditandai dengan asupan energi 53,56%, protein 41,9%,
kecepatan pertumbuhan yang tidak sesuai, BB/TB <-1,96SD BB/U < -4,59 SD, TB/U
–5,5 SD

C. Intervensi Gizi

83
1. Tujuan
 Meningkatkan asupan sesuai kebutuhan menjadi 70% selama 1 minggu.

2. Preskripsi
Jenis Diet : Diet Tinggi Energi Tinggi Protein
Bentuk : Biasa
Frekuensi : 3x utama 2x selingan
Porsi kecil sering
Rute Oral
3. Rekomendasi Diet
 Energi cukup yakni 1125 kkal
 Protein cukup yakni 42,18 gr. Diutamakan biologik tinggi seperti daging sapi,
ayam, hati, telur dan ikan.
 Lemak cukup yakni 31,25 gr. Diutamakan sumber lemak MUFA dan PUFA
seperti minyak zaitun, alpukat dan kacang-kacangan.
 Karbohidrat cukup yakni 168,75 gr. Diutamakan karbohidrat kompleks.
 Cairan cukup yakni 1200 ml/ hari
 Cukup sayuran (khususnya sayuran hijau) dan buah sebagai sumber serat serta
vitamin dan mineral terutama vit A dan C serta mineral Ca, K, P, Zn dan Fe.
Masing-masing minimal 3P setiap hari.
 Menghindari daging/telur/ikan yang diolah belum matang karena berisiko
mengandung bakteri berbahaya
 Makan dengan porsi kecil dan sering untuk meningkatkan nafsu makan

4. Kebutuhan Zat Gizi Makro dan Mikro


Energi = 1125 kkal Serat = 16 gr
Lemak = 31,25 gr Vit C = 40 gr
Protein = 42,18 gr Ca = 650 mg
Karbohidrat = 168,75 gr P = 500 mg
Cairan = 1200 ml Fe = 8 mg
Vit A = 400 mcg K = 3000 mg

5. Edukasi Gizi
 Edukasi untuk makan teratur sesuai kebutuhan porsi kecil namun sering
 Bahan makanan yang dianjurkan yakni
o sumber karbohidrat : nasi, bubur, roti, jagung, kentang
o sumber hewani : daging sapi, ayam, ikan, telur, hati
o sumber nabati : kacang kedelai, tahu, tempe, kacang hijau
o sayuran berwarna seperti wortel, kangkung, bayam, brokoli, kembang
kol, sawi, tomat, selada
o buah-buahan : pepaya, pisang, jambu, mangga, jeruk, melon, semangka
o susu segar, susu full cream
 Bahan makanan yang kurang dianjurkan : Makanan jajanan yang kurang
bersih, minuman bersoda

84
 Edukasi untuk menyajikan makanan pada suhu hangat agar lebih dapat
diterima.
 Edukasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan optimal bagi anak.
 Edukasi untuk pemilihan bahan makanan yang tepat untuk meningkatkan
asupan dan berat badan
6. Konseling Gizi
 Melakukan modifikasi menu hidangan untuk meningkatkan nafsu makan anak
serta menghindari kebosanan.
 Membatasi jajanan yang kurang sehat
 Terapkan PHBS yakni menggunakan air bersih dan sumber yang jelas, cuci
tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, tidak merokok di dalam
rumah
 Memberikan motivasi kepada keluarga dan anak agar anak mau makan

6. Standar Makanan dan Distribusi Menu


Standar Makanan Distribusi Menu
Penuka K Pag Snac Sian Snac Mala
P L Kalori
Bahan Makanan r H i k g k m
10 1
2,5 437,5 0,5 1 0,5 0,5
S.Karbohidrat 0 0
S.P. Hewani
1
2 4 100 1 1
rendah 4
sedang 1 7 5 75 1
tinggi 0 0 0
S.P.Nabati 1 7 5 3 75 0,5 0,5
Sayuran (B) 2 10 2 50 0,5 0,75 0,75
Buah 2 24 100 1 1
Gula 1 12 50 1
Susu (sedang) 1 10 7 6 125 0,5 0,5
1
3 150 1 1 1
Minyak 5
16 4 3 1162,
Jumlah 3 5 3 5

8. Menu dan Analisis Zat Gizi


Bahan
Ber Kalo Vit
Waktu Menu Makan URT KH P L Na Ca K
at ri C
an
1
Pagi Nasi 50 cento 20 2 87,5 1,5 14,5
Nasi
(07.00 ng
Tim
) 1
Ayam 40 7 2 50 29,2 5,2 72,8
ptng

85
Benin
g 3 sdk 105,
Bayam 50 2,5 0,5 12,5 16,5 5,5 275
Baya sayur 5
m
1/2
Susu Susu 100 5 3,5 3 62,5 1 55 115 140
gelas
Minya
5 1 sdt 5 50 0,3
k
262, 227, 502,
Jumlah 27,5 13 10 17,5 89,7
5 5 3
Seling 1 202, 312,
Jambu 110 12 50 3,3 22
an Jus buah 4 4
(10.00 Buah
Gula 13 1 sdm 12 50 0,1 0,1 0,3
)
202, 312,
Jumlah 24 0 0 100 3,4 22,1
4 7
2
Nasi
Nasi 100 cento 40 4 175 3 29
Putih
ng
Telur 1
Telur 55 7 5 75 62,7 28 66
Dadar butir
Temp
1/2
Siang e
Tempe 25 poton 3,5 2,5 1,5 37,5 1,5 23,3 91,8
(13.00 Bace
g
) m
1/2
Tumis Wortel 50 2,5 0,5 12,5 3,5 30 20,5 145
buah
Sayur
5
an Buncis 25 1,25 0,25 6,25 2,5 0,8 11,5 74,8
buah
Minya
5 1 sdt 5 50
k
47,2 14,2 11, 356, 406,
Jumlah 6 95 86,3
5 5 5 25 6
Seling Bisku 2
Biskuit 20 20 2 87,5 26,4 3,8 14
an it buah
(16.00 1
Buah Pisang 50 12 50 4,5 0,5 3 198
) buah
137,
Jumlah 32 2 0 4,5 26,9 6,8 212
5
1
Nasi
Nasi 50 cento 20 2 87,5 1,5 14,5
Putih
ng
Mala Ikan 1
184,
m goren Ikan 40 poton 7 2 50 22 19,2
4
(18.00 g g
) Tahu
1
goren Tahu 55 3,5 2,5 1,5 37,5 3,8 57,8 66,6
buah
g
Tumis Labu 75 1 3,75 0,75 18,7 4,5 0,8 20,3 144

86
Labu Siam buah 5
Siam
1/2
Susu Susu 100 5 3,5 3 62,5 1 55 115 140
gelas
Minya
5 1 sdm 5 50
k
32,2 15,7 11, 306, 213, 549,
Jumlah 5,5 81,6
5 5 5 25 8 5
1162 235, 296, 556, 1983
Total
163 45 33 ,5 9 6 5 ,1

D. Monitoring dan Evaluasi


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Asupan Asupan meningkat Hari akhir Asupan oral
sesuai kebutuhan intervensi meningkat

Antropometri Berat Badan Hari akhir Berat badan naik 0,5


Meningkat intervensi kg/minggu

HASIL MONITORING DAN EVALUASI

Indikator Sebelum Target Hasil Intervensi


Asupan Energi : 53,56% dari Asupan meningkat Energi : 29,6 % dari
TEE menjadi 70% TEE
Lemak : 82,88% dari
TEE Lemak : 29,44 % dari

Protein : 41,9% dari TEE


TEE
Protein : 32,47% dari
KH : 43,1% dari TEE
TEE

KH : 28,9 % dari
TEE

 turun karena
beberapa hari tidak
mau makan (target
tidak tercapai)

87
Antropometri 7,5 kg BB meningkat 0,5 kg BB tetap yakni 7,4
kg  turun karena
beberapa hari tidak
mau makan (target
tidak tercapai)

Pemantauan balita kasus dilakukan sebanyak tiga kali kunjungan. Kunjungan yang
pertama dilakukan assesment meliputi antropometri, data personal, keluhan, kebiasaan makan
dan melakukan recall 1x 24 jam. Sesuai dengan prinsip PAGT.

Kunjungan kedua dilakukan untuk memberikan intervensi dengan metode konseling


mengenai masalah gizi yang dialami balita sesuai assesment yang dilakukan sebelumnya. Ibu
diberikan informasi terkait bahan makanan yang baik untuk pertumbuhan anak, contoh menu,
cara mengatasi anak yang tidak mau makan dengan modifikasi jenis bahan, jadwal dengan
porsi kecil namun sering, membiasakan anak agar tidak jajan sebelum jam makan dan
membiasakan jadwal makan dengan 3x utama dan 2x selingan. Selain itu diberikan informasi
juga terkait gizi seimbang dan juga PHBS dirumah. Selain itu diberikan leaflet mengenai
makanan yang baik dikonsumsi dan kurang baik dikonsumsi.

Kunjungan ketiga dilakukan monitoring dan evaluasi dengan menggali kembali


asupan makan dengan metode recall 1 x 24 jam dan dilakukan pengukuran antropometri berat
badan. Pada kunjungan kali ini berat badan balita mengalami penurunan berat badan
sebanyak 0,1 kg karena dalam tiga hari terakhir balita sedang sangat sulit dan tidak mau
makan sehingga saat recall juga menunjukkan asupan hanya 29,6 %, lebih rendah dibanding
sebelumnya. Ibu sudah tahu mengenai makanan yang baik dan tidak dan sudah berusaha
untuk mengaplikasikannya namun anaknya yang sangat sulit untuk makan dan jika dipaksa
akan menangis. Di akhir intervensi sudah disarankan untuk memberikan makan sedikit-
sedikit saja walaupun 1 atau 2 sendok tapi diberikan sesering mungkin. Oleh karena itu untuk
untuk progres yang lebih lanjut, perlu dilakukan konseling dan monitoring lebih lanjut.

88
Nama mahasiswa : SALMA FAUZIA AZKA
NIM : P17331115437

KASUS BALITA GIZI KURANG


Data Umum
Nama Balita : Muhammad Dary Rizky
Umur : 29 bulan
Jenis kelamin : Laki laki
Nama ayah : Sukirwan
Nama ibu : Nurhayatin
Pekerjaan ayah : Buruh pabrik
Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
Alamat : Gg. Haji Arsad rt 05 rw 19 Cibeureum
Tanggal kunjungan : 20 Agustus 2018 (kunjungan ke-1)
25 Agustus 2018 (kunjungan ke-2)
27 Agustus 2018 (kunjungan ke-3

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


1. Nutritional Assesment
Indikator Data Normal Interpretasi
Client History An. MD
Anak ke 2 dari 2
bersaudara
Tidak ASI Ekslusif
Tidak memiiliki
riwayat penyakit
penyerta
Tidak memiliki
alergi
Antropometri Data BB lahir : 2.95 kg BBI : 11.5 kg BB/U : Gizi Kurang
PB lahir : 49 cm TB : 91.2 cm TB/U : Pendek
(buku SK

89
BB saat ini : 10.3 kg Antropometri)
TB : 84.5 cm
Nilai Z-Score :
Nilai Z-Score : BB/TB : -2 s/d 2 SD
BB/TB : -1.43 SD BB/U : -2 s/d 2 SD
BB/U : -2.12 SD TB/U : -2 s/d 2 SD
TB/U : -2.08 SD IMT/U : -2 s/d 2 SD
IMT/U : -1.2 SD
Physical Data Tampak keseluruhan Gizi Kurang
anak kurus
Food History Hasil recall 1 x 24 Berdasarkan BBI Asupan energi
jam : (11.5 kg) inadekuat, hanya
87% dari kebutuhan
E : 865.6 kkal
P : 33.1 gr E : 995.19 kkal
L : 50.7 gr P : 23 gr
KH : 74 gr L : 38.92
KH : 137.115
Kebiasaan makan :
Makan 3x sehari
dalam porsi sedikit
Lebih sering jajan Kurang pengetahuan
dan minum susu uht terkait makanan dan
kemasan zat gizi
Memiliki perilaku
makan yang lama

Aktifitas sehari-
hari:
Bermain

Hal lain yang


berkaitan dengan
dietary history :

90
1-2 jam setelah
makan langsung
BAB

2. Diagnosis Gizi
NI. 1.2 Asupan energi inadekuat berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang
makanan dan zat gizi terkait asupan energi dibuktikan dengan estimasi asupan energi
hanya 87% dari kebutuhan
NB. 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan
sebelumnya belum pernah terpapar informasi terkait gizi dibuktikan dengan ibu tidak
dapat menyebutkan makana seperti apa yang baik bagi anaknya.

3. Intervensi Gizi
Tujuan 1. Meningkatkan asupan energi agar sesuai kebutuhan
hingga 90%
2. Meningkatkan pengetahuan terkait makanan dan gizi
pada ibu
Preskripsi 1. Jenis diet yang diberikan adalah diet gizi seimbang
2. Bentuk makanan adalah makanan padat
3. Frekuensi makan 5x sehari dengan 3x makan utama
dan 2x makan selingan
4. Rute oral
5. Diberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
dengan bentuk makanan yang menarik agar anak
nafsu makan
Rekomendasi 1. Diberikan makanan sesuai dengan kebutuhan
energinya berdasarkan AKG dengan BBI
2. Diberikan lemak sesuai kebutuhan sebesar 25% dari
kebutuhan energi total
3. Diberikan protein sesuai kebutuhan sebesar 15% dari
kebutuhan energi total
4. Diberikan karbohidrat sesuai kebutuhan sebesar 60%
dari kebutuhan energi total
5. Diberikan cairan sesuai kebutuhan 150-200
ml/kgBB
6. Diberikan makanan yang disukai anak
7. Menganjuran untuk melakukan modifikasi makanan
agar dapat meningkatkan nafsu makan anak
8. Menganjurkan anak untuk makan sayur dan buah
9. Membatasi konsumsi jajanan yang kurang sehat bagi
anak
10. Menganjurkan ibu untuk memberikan makanan
dalam suhu yang optimal untuk meningkatkan nafsu
makan anak
Edukasi 1. Memberikan informasi tentang pedoman gizi

91
seimbang
2. Memberikan informasi tentang pentingnya
menerapkan PHBS
3. Memberikan pengetahuan tentang modifikasi
makanan yang bisa ibu lakukan
4. Memberikan pengetahuan tentang jajanan sehat
5. Memberikan informasi tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak yang optimal
Konseling 1. Mengajarkan cara meerapkan PHBS dalam
kehidupan sehari hari
2. Mengajarkan ibu untuk memodifikasi makanan
3. Mengajarkan ibu untuk memilih makanan yang baik
bagi anak
4. Mengajarkan ibu dalam memilih jajanan yang sehat
bagi anak
Koordinasi asuhan

5. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi makro


Energi : 11.5/13*1125 = 995.19 kkal
KH : 60%*995.19/4 = 149.28
P : 15%*995.19/4 = 37.32
L : 25%*995.19/4 = 27.64
Standar makanan sehari

Sumber bahan makanan Penukar KH P L E


Sumber Karbohidrat 2,5 100 10 437,5
Sumber protein hewani
1 7 2 50
(RL)
protein hewani
1 7 5 75
(LS)
protein hewani
0 0 0 0
(TL)
Sumber protein nabati 1 7 5 3 75
Sayur golongan A 0
golongan B 1 5 1 25
golongan C 0 0 0 0
Buah-buahan 1 12 50
Gula 1 12 50
Susu lemak rendah 0 0 0 0
lemak sedang 1 10 7 6 125
lemak tinggi 0 0 0 0 0
Minyak 2 10 100
TOTAL 146 37 26 987,5

92
Distribusi makanan sehari
Sumber Bahan Makanan Penukar pagi snack Siang Snack Malam
Sumber KH 2,5 0,5 1 0,5 0,5
Sumber Protein hewani
rendah lemak 1 1
lemak sedang 1 1
Sumber protein nabati 1 0,5 0,5
Sayuran
gol B 1 0,5 0,5
Buah 1 1
Susu
lemak sedang 1 1
Minyak 2 1 1
Gula 1 1

Contoh menu sehari


Analisis Zat Gizi
Jadwal menu Berat Urt
KH P L E
Pagi Nasi 50 1 centong nasi 20 2 87.5
telur ceplok 55 1 butir 7 5 75
3 sendok sayur uk. 2.5 0.5 12.5
sayur bayam 50 Sedang

Selingan 40 4 175
pagi Biskuit 40 4 keping / biji

Siang Nasi 50 1 centong nasi 20 2 87.5


ayam goreng 40 1 potong 7 2 50
Orek tempe 25 ½ potong kotak tebal 3.5 2.5 1.5 37.5
3 sendok sayur uk. 2.5 0.5 12.5
sayur sop 50 Sedang

Selingan 12 50
sore pisang ambon 50 1 buah uk.sedang

Malam Nasi 50 1 centong nasi 2.5 0.5 12.5


2 ptg segitiga / 1 potong
3.5 2.5 1.5 37.5
tahu goreng 55 kotak
Susu 200 ml 1-2 kotak uk. Mini 10 7 6 125
JUMLAH 146 37 26 987,5

Rekomendasi dalam pemberian makanan


golongan bahan makanan pengganti

93
makanan pokok nasi / mie / bihun / roti / ubi / jagung/ tepung beras / tepung maizena
lauk hewani ayam/daging sapi/bakso/telur ayam/ hati
lauk nabati tahu/tempe/kacang hijau/kacang kedelai/kembang tahu
Sayur sayur sop/bayam/tumis sayuran/ tumis labu siam
buah pepaya/pisang/jeruk/melon/semangka

saran pengolahan
makanan pokok ditim/dikukus
lauk hewani digoreng/ditumis/dikukus
lauk nabati digoreng/ditumis/dikukus
Sayur direbus/dikukus/ditumis
buah dimakan langsung/diblender

MONEV
Indikator Evaluasi Waktu Target Hasil
pelaksanaan
Asupan energi Monitoring Hari akhir 90% dari Asupan meningkat
asupan makanan intervensi kebutuhan hingga 102% dari
balita kebutuhan

Tercapai
Pengetahuan Monitoring Hari akhir Pemilihan bahan Pemilihan bahan
asupan dan intervensi makanan makanan belum
pemilihan bahan beragam, beragam, bahkan
makanan, dan mengurangi masih makan
jajanan sehat makanan jajanan dengan sumber KH
yang tidak sehat sebagai lauk,
makanan jajanan
sudah mulai
dikurangi

Belum tercapai

Pemantauan balita kasus dilakukan selama 3x kunjungan. Pada kunjungan pertama


dilakukan kegiatan pengambilan data awal atau assesment ke rumah balita dengan cara
menggali informasi yang terkait dengan kondisi balita yang kurus. Pemantauan terhadap
balita ini dilakukan dengan metode PAGT. Kunjungan awal dilaukan pada hari Senin tanggal
20 Agustus 2018.
Kunjungan kedua dilakukan pada hari Sabtu 25 Agustus 2018, kegiatan yang
dilakukan di kunjugan kedua ini adalah memaparkan kesimpuan dari hasil pengkajian data

94
yang telah dianbil sebelumnya. Berdasarkan data tersebut, ibu balita kemudian diberikan
informasi mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan seimbang, pemberian makan pada
anak sesuai usia, memberikan informasi terkait PBHS, memberikan edukasi terkait tips dan
trik mengatasi anak yang sulit makan, memberikan edukasi tentang pemilihan makanan
jajanan, serta memberikan edukasi tentang penyiapan dan penyimpanan makanan yang aman.
Selain itu ibu balita diberikan contoh menu sehari untuk dirumah, leaflet diet untuk berat
badan kurang serta diberikan poster terkait PHBS keluarga dan bagaimana cara mencuci
tangan yang baik dan benar.
Kunjungan ketiga dilakukan pada hari Senin 27 Agustus 2018, pada kunjungan ini
dilakukan monitoring dan evaluasi asupan makanan balita dengan recall 1x24 jam dan
pengukuran berat badan. Berdasarkan hasil recall yang didapat, terlihat adanya peningkatan
asupan makanan dibanding sebelumnya, namun untuk pemilihan bahan makanannya masih
belum beragam. Berat badan anak mengalami penurunan yakni dari 10,3 kg menjadi 10,1 kg.
Untuk perubahan pengetahuan ibu terjadi peningkatan dimana ibu sudah mulai membatasi
makanan jajanan dan membiasakan anak untuk makan secara teratur, namun untuk jenis
makanan yang dikonsumsi masih belum seimbang. Oleh karena itu, perlu dilakukan
monitoring lebih lanjut untuk melihat perubahan pengetahuan dan perilaku ibu dalam
memberikan makan pada anak.

95
Nama Mahasiswa : Shafira Dwiana Fitriani
NIM : P17331115436

KASUS GIZI KURANG

Data Umum
Nama Balita : An. KA
Nama Orang Tua
a. Ayah : Ahmad Aryanto
b. Ibu : Lisa Kurnia Sari
Alamat : RT 04 / RW 30, Cibeureum
Kunjungan 1 : Selasa, 21 Agustus 2018
Kunjungan 2 : Senin, 27 Agustus 2018
Kunjungan 3 : Rabu, 29 Agustus 2018

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


1. Nutritional Assesment
Indikator Data Normal Interpretasi
Client  Umur: 36 bulan
History  Sex: Perempuan
Pekerjaan Ayah:
Buruh Pabrik
 Pekerjaan Ibu: Ibu
Rumah Tangga
 Bayi lahir
premature di
kehamilan 8 bulan,
Caesar karena ada
plasenta prefia
 Saat bayi tidak IMD
 KMS selalu naik
turun, beberapa
bulan ini ada di
bawah garis merah,
titik terendah
karena diare
Antropometri  BB Lahir: 2,5 kg  BB: 13 kg  BB/U : < -2SD

96
Data  BB: 10 kg  TB: 91 cm  TB/U : < -2SD
 TB: 85,1 cm  BB/TB : < -1SD
 IMT/U : < -1SD
(Gizi Kurang)
Clinical  Terlihat kurus dan
History pendek dari balita
seumuran nya
Dietary  Tidak ASI Esklusif  Energi: 986,5  Energi: 68,46 %
History  Makanan yang kkal dari kebutuhan
pertama kali  Protein: 36,99  Protein: 61,09%
dikenalkan pisang gram dari kebutuhan
 Alergi susu sapi  Lemak:  Lemak: 60,95%
 Suka semua 27,4 gram dari kebutuhan
makanan termasuk  Karbohidrat:  Karbohidrat:
sayur dan buah 147,98 gram 72,04% dari
 Porsi sedikit tapi kebutuhan
sering (Asupan Energi
 Lebih suka makan Inadekuat)
biscuit daripada
makan makanan
lengkap
Hasil Recall 1x24 jam
 Energi: 675,4 kkal
 Protein: 22,6 gram
 Lemak: 16,7 gram
 Karbohidrat: 106,6
gram
Biochemical - - -
Data

2. Penentuan Diagnosis Gizi


Domain Intake
NI- 1.2 Asupan Energi Inadekuat berkaitan dengan kurangnya konsumsi asupan energy
dalam jumlah yang cukup ditandai dengan asupan energy 68,46% dan asupan protein 61,09%
dari kebutuhan
Domain Behavior
NB- 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan kurang
terpaparnya informasi terkait gizi ditandai dengan kurang bervariasinya pemberian makanan
terhadap anak

97
3. Intervensi Gizi
Tujuan Intervensi 1. Memberikan makanan tinggi energy dan protein secara bertahap
sesuai dengan memampuan pasien untuk mencapai keadaan gizi
optimal.
2. Memberikan pengetahuan terkait makanan dan zat gizi terhadap
ibu balita
Rekomendasi 1. Energi berdasarkan kebutuhan energy anak, E = BBI x 1125
(keb. Energy berdasarkan AKG untuk anak 1-3 tahun)
2. Protein 15% dari kebutuhan energy total
3. Lemak 25% dari kebutuhan energy total
4. Penuhi kebutuhan cairan 100ml/kg BB/ hari, berupa air putih
atau sari buah
5. Makanan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering
6. Cukupi kebutuhan vitamin dan mineral di khusus kan kepada vit
A, C, D, Zink, Fe, Ca, K, dan Na
7. Mengonsumsi makanan yang beragam dan menarik
8. Memilih jajanan yang sehat dan bersih
9. Membatasi makanan yang mengandung pengawet
10. Membiasakan anak untuk mencuci tangan sebelum makan
11. Rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan anak seperti
melakukan penimbangan BB dan pengukuran TB setiap bulan
di posyandu.
Preskripsi  Energi: 986,5 kkal
 Protein: 36,99 gram
 Lemak: 27.4 gram
 Karbohidrat: 147,98 gram
 Cairan 1000ml
 Bentuk Makanan: Makanan Biasa
 Jenis Diet: Diet Tinggi Energi dan Tinggi Protein
 Pola Makan: 3x makan utama dan 3x makan selingan
Edukasi 1. Memberikan informasi dalam pemahaman mengenai kondisi
anaknya saat ini
2. Memberikan gambaran status gizi
3. Memberikan informasi mengenai gambaran status gizi anak
4. Memberikan informasi mengenai pengetahuan tentang
mengenai makanan beragam dan seimbang untuk anak
5. Memberikan informasi mengenai tumbuh kembang terkait gizi
anak
6. Memberikan motivasi kepada ibu dan keluarga untuk dapat
mengoptimalkan dalam pemberian makan anak sesuai
kebutuhan
Konseling Konseling dilakukan saat kunjungan ke-2 dirumah klien, berlangsung
selama ± 30 menit dengan bahasan mengenai gizi untuk anak balita
kepada ibu klien. Konseling menggunakan metode diskusi dan Tanya
jawab dibantu dengan alat yaitu leaflet dan buku foto makanan. Materi
yang disampaikan :
1. Pemahaman mengenai masalah gizi klien,
2. pemberian pemahaman mengenai gizi seimbang pada balita,

98
3. penjelasan mengenai diet TETP dan memberikan contoh
makanan yang dianjurkan dan bahan makanan yang disarankan,
4. memberikan pengetahuan terkait status gizi terhadap tumbuh
kembang anak,
5. memberikan pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan
sehat
Koordinasi Bekerja sama dengan ibu balita agar mengoptimalisasikan pemberian
Asuhan makan dan rutin melakukan pemantauan tumbuh kembang anak.

4. Contoh Menu Sehari


Menu Bahan
Waktu Penukar KH P L E
Makanan Makanan
Sarapan Nasi Putih Nasi 0.5 20 2 87.5
Telor Dadar
(07:00) Telur Ayam 1 7 5 75
Wortel
Wortel 0.25 1.25 0.25 6.25
Minyak 0.5 2.5 25
Tempe
Bumbu Tempe 0.5 3.5 2.5 1.5 37.5
Kecap
TOTAL 24.75 11.75 9 231.25
Snack
Pagi Roti Roti Coklat 0.5 20 2 87.5
(10:00)
Buah Potong Pisang 1 12 50
TOTAL 32 2 0 137.5
Makan
Nasi Putih Nasi 0.5 20 2 87.5
Siang
Ikan Bumbu
(12:00) Ikan Kembung 0.75 5.25 1.5 37.5
Kuning
Bening
Bayam 0.5 2.5 0.5 12.5
Bayam
Tempe
Tempe 0.5 3.5 2.5 1.5 37.5
Goreng
Minyak 0.5 2.5 25
Buah Potong Pepaya 0.5 6 25
TOTAL 32 10.25 5.5 225
Snack
Jus Alpukat
Sore Alpukat 0.75 3.75 37.5
Pisang
(15:00)
Pisang 0.5 6 25
Gula Pasir 1 12 50
TOTAL 18 0 3.75 112.5
Makan
Malam Nasi Putih Nasi 0.5 20 2 87.5
(18.00)

99
Ayam
Ayam 0.75 5.25 1.5 37.5
Goreng
Minyak 0.75 3.75 37.5
Tumis Pecai
Pecai 0.25 1.25 0.25 6.25
Tahu
Tahu 0.5 3.5 2.5 1.5 37.5
TOTAL 24.75 10 6.75 206.25
Snack
Malam Waffer Waffer Coklat 0.5 20 2 87.5
(20:00)
TOTAL 20 2 0 87.5
JUMLAH 151.5 36 25 1000

5. Monitoring dan Evaluasi


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Meningkatan asupan Membandingkan Setiap hari Persentasi asupan
oral asupan makanan saat naik 90%
ini dengan kebutuhan
Peningkatan Memantau Setiap hari Peningkatan
pengetahuan terkait pengetahuan ibu pengetahuan ibu
makanan dan gizi balita dengan pemilihan
makanan beragam

HASIL PENTUAN DAN KONSELING


Indikator Sebelum Target Hasil Intervensi
Meningkatkan Energi: 68,46 % dari Asupan oral Persentasi asupan
asupan oral kebutuhan. meningkat 90% naik 95%

Peningkatan Diberikan beberapa Peningkatan Dapat memahami


pengetahuan terkait pertanyaan mengenai pengetahuan ibu dan melakukan
makanan dan gizi pengetahuan gizi dengan dapat pemilihan bahan
umum untuk balita memilih makanan makanan yang baik
beragam untuk balita

Pemantauan balita kasus dilakukan selama 3x kunjungan. Kunjungan pertama


dilakukan dengan tujuan pengambilan data ke rumah balita dengan menggalu penyebab anak
kurus. Pemantauan dilakukan dengan metode PAGT dan melakukan recall 1x24 jam.
Pemantauan dilakukan mulai hari Selasa, 21 Agustus 2018. Ibu balita diberikan konseling
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah gizi pada balita. Kunjungan
kedua dilakukan pada hari Senin, 27 Agustus 2018, ibu balita diberikan informasi mengenai

100
tips membuat variasi makanan, dan menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
anak susah makan. Kemudian ibu balita diberikan leaflet berupa diet untuk anak berat badan
kurang dan gambaran menu serta URT makan sehari untuk balita. Kunjungan ketiga
dilakukan pada hari Rabu, 28 Agustus 2018. Pada kunjungan kali ini dilakukan monitoring
dan evaluasi dengan recall 1x24jam dan berdasarkan recall tersebur dapat dilihat peningkatan
asupan yaitu 95% dari kebutuhan. Hal ini dikarenakan ibu sangat antusias untuk memperbaiki
pola makan anak, ibu berperan aktif dalam pemberian makan anaknya sehingga asupan anak
meningkat, dan meningkatnya pengetahuan ibu balita terkait gizi.

101
Nama Mahasiswi : Tyas Rahmawati
NIM : P17331115407
Kasus Malnutrisi

Data Umum
 Nama Balita : Asfi Ardiningrum
 Umur : 24 bulan
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Nama Orang tua :
a. Ayah : Agung Herdiansyah
b. Ibu : Sri Wulandari
 Alamat : Rancabentang Rw/Rt. 06/05

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


1. Nutritional Assesment
Indikator Data Normal Intrepretasi
Client History
 Umur : 49 th
 JK: Laki-laki
 Keluhan terkait gizi : pu
 Factor sosek :
 Letak geografis rumah :
 anak pertama
 ASI Eksklusif selama 6
bulan
 Pekerjaan ayah : buruh
 Pekerjaan ibu : IRT
 Pernah mengalami
penurunan BB karena sakit
 Mengalami sakit flu pada
awal agustus selama 1
minggu
 Anak dan ibu sudah
terbiasa cuci tangan
sebelum makan
 Ibu belum mengerti
makanan yang baik bagi
anak
Antropometri BB : BB ideal :
Data  Skrg : 8.6 kg
 Bln lalu : 7.4 kg
TB: 81.9 cm
Perubahan BB : naik 1.2 kg
BB/U :-2.9 SD BB/U : - 2 SD s/d 2 Gizi kurang

102
TB/U :-1.44 SD SD Normal
BB/TB : -2.59 SD TB/U : -2 SD s/d 2 SD Kurus
IMT/U : -2.5 SD BB/TB : -2 SD s/2 2 Kurus
SD
IMT/U : -2 SD s/d 2
SD
Data Biokimia -
Data Fisik Penampilan keseluruhan :
Tampak kurus, moon face
Riwayat Gizi Pengasuh : ibu kandung
Hasil recall 1x24 jam
Energi : 669 kkal Energi : 10.7 x 86.5 = Asupan 72 %
925.55 kkal dari total energy
Protein : 15.3 g Protein: 15% x Asupan 44% dari
925.55 = 34.71 g total protein
Lemak : 22.8 g Lemak : 30% x Asupan 73% dari
925.55 = 30.85 g total lemak
Karbohidrat : 108.7 g Karbohidrat : 65% Asupan 72% dari
x925.55 = 150.4 g total karbohidrat
Makanan yang disukai :
sosis goreng, buah, sayur,
minuman dingin di warung
Makanan yang sering di
konsumsi : bubur,sayur
bayam, sayur sop,
biscuit,telur
Pola makan : 3 x makanan
utama 2 kali selingan
Belum dapat mengonsumsi
daging
Ibu sering membuatkan
makanan di rumah

2. Diagnosis Gizi
Domain Intake
NI.2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan terbatasnya daya terima makanan akibat
perilaku keengganan makan ditandai dengan asupan energy 72% dari total kebutuhan, asupan
protein 44% dari total kebutuhan, asupan lemak 73% dari total kebutuhan, asupan karbohidrat
72% dari total kebutuhan
Domain Klinik
NC.4.1 Malnutrisi berkaitan dengan asupan oral inadekuat dalam jangka waktu yang lama,
pengetahuan makanan dan zat gizi yang kurang terutama mengenai jumlah energy dan
jumlah,tipe protein makanan ditandai dengan BB/U -2.9 SD, BB/TB -2.59 SD, IMT/U -2.5

103
SD, asupan energy 72% dari total kebutuhan, asupan protein 44% dari total kebutuhan,
asupan lemak 73% dari total kebutuhan, asupan karbohidrat 72% dari total kebutuhan
Domain Perilaku
NB 1.1 Kurang Pengetahuan Terkait Makanan dan Gizi berkaitan dengan kurang
terpapar informasi yang akurat terkait gizi berkaitan dengan ibu belum mengerti makanan
yang baik bagi anak, ibu membelikan anak makanan warung yang kurang sehat (minuman
dingin)

3. Intervensi Gizi
Tujuan Diet  Meningkatkan Asupan oral menjadi 85% dari kebutuhan total
 Meningkatkan BB sebanyak 0.1 kg dalam 1 minggu
 Memberikan pengetahuan terkait makanan yang sesuai untuk
tumbuh kembang anak
Rekomendasi 1) Energi dihitung berdasarkan bb ideal sesuai tb actual dan Akg sesuai
Diet tinggi
2) Protein diberikan 15% dari kebutuhan energy total, utamakan bernilai
biologis tinggi
3) Lemak diberikan 30% dari kebutuhan energy total, utamakan tinggi
omega 3
4) Karbohidrat diberikan 65% dari kebutuhan energy total
5) Dianjurkan untuk mengonsumsi makanan padat kalori
6) Makanan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering
7) Batasi makanan yang berpengawet, berpewarna, berperasa
8) Konsumsi makanan bergizi seimbang dan beragam, serta memodifikasi
makanan
9) Memilih makanan jajanan yang sehat dan bersih
10) Membiasakan mencuci tangan sebelum makan
Prekripsi diet Jenis diet : tinggi energy tinggi protein
Bentuk : biasa
Rute : oral
Frekuensi : 3x makanan utama, 4x makanan selingan
Energi : 10.7 x 86.5 = 925.55 kkal  85 % =786.7 kkal
Protein :15% x 925.55 = 34.71 g  85% = 29.5 g
Lemak : 30% x 925.55 = 30.85 g  85% = 26.22 g
Karbohidrat : 65% x 925.55 = 150.4 g  85% = 127.84
Edukasi  Memberikan informasi mengenai diet TETP, tujuan dan prinsipnya
 Memberikan informasi mengenai bahan makanan yang dianjurkan
selama proses pertumbuhan pasien
 Memberikan informasi terkait jenis makanan yang padat kalori
 Memberikan informasi terkait gizi seimbang
 Memberikan informasi terkait PHBS dan PMBA

104
 Memberikan informasi terkait pangan jajanan yang baik
Konseling  Berdiskusi dengan ibu balita terkait menu alternative yang akan
dibuat untuk anak
 Berdiskusi dengan ibu terkait jajanan yang baik yang ada di sekitar
rumah
 Menganjurkan untuk senantiasa menimbang anak setiap bulan di
posyandu
 Menganjurkan untuk senantiasa mencuci tangan sebelum makan
 Menganjurkan kepada ibu untuk menghindari makanan yang
berpengawet, berperwarna maupun berperasa buatan
Koordinasi Berkoordinasi dengan kader untuk memantau antropometri dan asupan anak
Asuhan

4. Monitoring dan Evaluasi


Indikator Evaluasi Pelaksanaan
Asupan Asupan oral meningkat Setiap hari selama 3 hari
sebanyak 80 % kebutuhan,
jika sudah terpenuhi maka
target kebutuhan akan
ditingkatkan menjadi 100%
Antropometri Berat badan meningkat 1 minggu
sebanyak 0.1 kg selama 1
minggu.
Perilaku Ibu dapat membuatkan 1 minggu
makanan yang beragam dan
berimbang serta padat gizi

Ibu dapat memilihkan jajanan


yang sesuai bagi anak

HASIL PEMANTAUAN DAN KONSELING


INDIKATOR SEBELUM TARGET HASIL
INTERVENSI
Berat Badan BB saat pengambilan BB kunjungan ke 3 = Berat badan tidak
= 7.6 kg 7.6 kg mengalami kenaikan
dalam 5 hari
Asupan oral Asupan 72 % dari Asupan 80 % dari Asupan 95 % dari

105
total energy total energy total energy
Asupan 44% dari Asupan 80% dari Asupan 109.4% dari
total protein total protein total protein
Asupan 73% dari Asupan 80% dari Asupan 134.5% dari
total lemak total lemak total lemak
Asupan 72% dari Asupan 80% dari Asupan 66.1% dari
total karbohidrat total karbohidrat total karbohidrat
Pengetahuan terkait Diberikan beberapa Ibu balita paham Ibu belum mampu
gizi dan makanan informasi terkait gizi akan pemberian menerapkan
untuk balita, PHBS makanan untuk balita pedoman gizi
dan makanan jajanan sesuai dengan seimbang dan tinggi
pedoman gizi energy tinggi protein,
seimbang serta memilih jajanan yang
Tinggi energy tinggi baik. Pola makan
protein, mampu tidak berubah dari
memilih jajanan yang sebelumnya
baik

Pemantauan balita kasus dilakukan sebanyak 3x kunjungan. Kunjungan pertama


dilakukan pada hari kamis, 23 Agustus 2018 dengan tujuan melakukan penggalian informasi
dan pengkajian informasi (asesmen) mengenai riwayat personal, biokimia, riwayat makan
dan gizi, antropometri data, dan data fisik sehingga diperoleh informasi terkait masalah gizi
dan penyebab masalah gizi pada balita. Pemantauan dilakukan dengan metode Proses asuhan
gizi terstandar (PAGT) dan dilakukan recall 24 jam serta kebiasan makan pasien.
Kunjungan kedua dilakukan pada hari sabtu , 25 Agustus 2018. Pada kunjungan ini
ibu balita diberikan informasi mengenai masalah gizi yang ada pada balita yaitu kurus dan
gizi kurang lalu diberikan intervensi berupa konseling terkait factor penyebab masalah gizi
pada balita yaitu anak yang sulit makan sejak kecil dan asupan yang kurang dari kebutuhan
sejak lama . ibu lalu diberikan materi edukasi terkait cara menangani anak yang sulit makan,
gizi seimbang, phbs dan contoh menu sehari . Lalu ibu diajak berdiskusi terkait menu yang
diberikan dan memberikan beberapa alternative menu apabila tidak dapat dilaksanakan ibu.
Selain itu ibu juga diajak berdiskusi terkait makanan jajanan yang aman dan sehat serta padat
gizi yang dapat dijadikan selingan untuk anak. Adapun pola makan yang dianjurkan adalah
yaitu porsi kecil tapi sering dengan frekuensi 3x makanan utama dan 3x selingan. Pada tahap
intervensi awal makanan diberikan sebanyak 80% kebutuhan yang apabila terpenuhi dalam
waktu 6 hari maka akan ditingkatkan sebanyak 100% kebutuhan.
Kunjungan ketiga dilakukan pada hari rabu,29 agustus 2018 untuk memonitoring dan
mengevaluasi intervensi yang diberikan. Monitoring dilakukan dengan menggunakan recall
24 jam dan penimbangan berat badan serta peningkatan pengetahuan ibu. Hasil yang
diperoleh adalah ibu belum mau menjalankan diet yang dilaksanakan sehingga jenis makanan
yang diberikan masih sama seperti sebelumnya namun mengalami penaikan asupan dan
untuk penimbangan berat badan anak pun tidak mengalami penaikan.

106
MENU SEHARI
B.
B Makana
Wak Hidang UR Gra Penuk Ener Protei Lema
Makan n KH
tu an T m ar gi n k
an alternat
if
1
nasi, mg
bubur roti, k
ayam bubur kentang kcl 100 0.5 87.5 2 20
6:30 1
ikan, sd
ayam udang m 27.5 0.5 25 3.5 1
buah 1/2
pepaya lain ptg 55 0.5 25 6
Jumlah 137.5 5.5 1 26
4
tp sd
bubur tp beras maizena m 12.5 0.25 43.75 1 10
9:00 sum- 1/2
sum gula sd
merah m 6.5 0.5 25 6
santan 10 0.5 25 2.5
Jumlah 93.75 1 2.5 16
bubur,
roti, 1
nasi nasi kentang ctg 50 0.5 87.5 2 20
ikan ikan ayam, 1/2
goreng nila udang ptg 20 0.5 25 3.5 1
minyak 1/2
sawit sdt 2.5 0.5 25 2.5
12:00
1
sd
sayur sop,lode syu
bayam bayam h r 25 0.25 6.25 0.25 1.25
1
tempe, bh
tahu k.tanah kcl 55 0.5 37.5 2.5 1.5 3.5
181.2 24.7
Jumlah 5 8.25 5 5
biskuit roti, 2
PMT cracker bh 10 0.25 43.75 1 10
agar-
puding agar 5
14:30 mangga buah 1/2
biskuit mangga lain bh 45 0.5 25 6
1/2
sd
gula m 6.5 0.5 25 6

107
Jumlah 93.75 1 0 22
bubur,
roti, 1
nasi nasi kentang ctg 50 0.5 87.5 2 20
telur d. sapi, 1
ceplok telur bakso btr 55 1 75 7 5
17:00
minyak 1/2
sawit sdt 2.5 0.5 25 2.5
1
tumis sawi,wo bh
waluh waluh rtel kcl 25 0.25 6.25 0.25 1.25
193.7 21.2
Jumlah 5 9.25 7.5 5
jus 1/2
alpukat alpukat bh 30 0.5 25 2.5
1/2
gula sd
19:00
pasir m 6.5 0.5 25 6
susu
full 1/2
cream gls 100 0.5 62.5 3.5 3 5
Jumlah 112.5 3.5 5.5 11
12
Jumlah Total 812.5 28.5 21.5 1

108
Nama Mahasiswa : Zidnie Silmi Kaffah
NIM : P17331115426

KASUS BALITA KURUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA TB PARU


Data umum
Nama Balita : An AS
Umur : 14 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Orang tua :
a. Ayah :R
b. Ibu : IH

Alamat : Jl. Cibeureum Rt/Rw 05/18


Tanggal pengunjungan :
1. Senin, 20 Agustus 2018
2.Sabtu, 25 Agustus 2018
3. Senin, 27 Agustus 2018
Proses Asuhan Gizi Terstandar
1. Nutritional Assessment
Indikator Data Normal Interpretasi
Client History Data personal :  Memiliki
Anak pertama, lahir riwayat
normal di bidan penyakit TB
Pendidikan :  Peningkatan
a. Ayah : S1 kebutuhan
b. Ibu : S1 spesifik akibat
Riwayat kehamilan ibu penyakit yang
balita : diderita
 Kurang akses
Ibu balita hamil terhadap
dengan keadaan KEK cahaya
dan telah mendapat matahari
PMT ibu hamil.
Riwayat Penyakit :
Ibu dan balita sedang
menjalani pengobatan
infeksi paru (TB Paru)

109
bulan ke 5, untuk
balita pengobatannya
berakhir di bulan ke 6
tetapi untuk ibunya
pengobatan baru
berakhir dibulan ke 9.
Riwayat Sosial :
a. Faktor sosio
ekonomi :
menengah
b. Situasi rumah :
Rumah berada
dipojok dan
kurang akses
terhadap
cahaya
matahari.
Didepan
rumahnya ada
rumah yang
sedang
direnovasi
sehingga debu
berterbangan.
Jarak warung
dengan rumah
sangat dekat.
Kakek dan
ayah balita
merokok
namun ayah
sudah tidak
pernah
merokok
dirumah.
c. Pekerjaan :
Ayah :
wiraswasta
Ibu : ibu rumah
tangga
d. Aktif bermain,
lebih sering
berada dirumah
Antropometri BBL : 2,4 kg BB: 9,4 kg a. BB/U : -2,71
Data BB : 7,4 kg TB : 76,4 cm SD (kurus)
TB : 69,5 cm b. BB/TB : -0,96
SD (normal)
c. TB/U : -2,9 SD

110
(pendek)
d. IMT/U : -0,51
SD (normal)
e. BBLR
Physical Penampilan
History keseluruhan : Balita
tampak lebih kurus dan
pendek dibandingkan
anak seusianya, aktif,
tidak ada edema, kulit
tida keriput
Dietary History Makanan yang Kebutuhan Asupan
dikonsumsi adalah menggunakan Energi : 66,5 %
makanan keluarga. AKG dengan Protein : 37 %
Telah diberikan BBI : Lemak : 70,6 %
bantuan PMT kepada Karbohidrat :70,5 %
Energi : 908
balita, nanum tidak ada
kkal
yang dimakan karena
tidak suka. Protein : 34 gr
a. Asupan ASI : Lemak : 25,2 gr
Bayi diberikan
ASI esklusif Karbohidrat :
selama 6 bulan 136,2 gr
dan sampai saat
ini masih diberi
ASI. ASI
diberikan
dengan
frekuensi 10x
perhari dengan
durasi setengah
jam
b. Riwayat
pemberian
makan :
0-6 bulan : ASI
6-11 Bulan :
ASI dan
MPASI (biskuit
bayi)
12-14 bulan :
ASI dan
makanan
keluarga
c. Penggunaan
obat

111
yangdiresepkan
:
mengkonsumsi
OAT paket
kategori anak
fase lanjutan
d. Edukasi dan
konseling masa
lalu : sudah
pernah
mendapatkan
penyuluhan
terkait gizi
buruk, mampu
menyebutkan
penyebab balita
gizi buruk
namun tidak
mengetahui
terkait
bahayanya. Ibu
mengetahui
bahwa
memberikan
maanan jajanan
sembarangan
kepada anak
adalah hal yang
salah.
e. Alergi
makanan : tidak
ada
f. Kesukaan
makanan : buah
pepaya
g. Air minum
berasal dari air
galon
h. Asupan makan
:
Energi 603,6
kkal
Protein 12,6 gr
Lemak 17,8 gr
Karbohidrat 96
gr

2. Diagnosis Gizi
Domain Intake

112
Asupan oral inadekuat berkaitan dengan peningkatan kebutuhan spesifik akibat
penyakit TB yang diderita ditandai dengan asupan energi : 66,5 %, protein : 37 %,
lemak : 70,6 %, karbohidrat :70,5 %
Domain Behaviour
Pemilihan makan yang salah berkaitan dengan kurang pengetahuan terkait makanan
dan gizi ditandai dengan sering mengkonsumsi makanan jajanan
Domain Klinis
Underweight berkaitan dengan asupan oral inadekuat ditandai dengan BB/U : -2 SD

3. Intervensi Gizi
Tujuan 1. Meningkatkan asupan oral secara bertahap menjadi 75%
Intervensi dengan cara memberikan makan sesuai kebutuhan yang
dihitung berdasarkan AKG menggunakan BBI setiap hari
selama 1 minggu
2. Meningkatkan pengetahuan terkait makanan dan gizi dengan
cara pemberian edukasi dan konseling gizi 1x seminggu
3. Meningkatkan berat badan secara bertahap (0,2 kg/minggu)
menjadi berat badan ideal (9,4 kg) selama 10 minggu
Rekomendasi 1. Jenis diet : TETP/ Gizi Seimbang
2. Kebutuhan zat gizi :
Energi : 908 kkal
Protein : 34 gr
Lemak : 25,2 gr
Karbohidrat : 136,2 gr
Vitamin A : 289,2 mcg
Vitamin C : 28,9 mg
Ca : 470 mg
Zn : 2,9 mg
Cairan : 940 ml
3. Makanan beragam
4. Mengurangi makanan jajanan
5. ASI tetap diberikan
6. Diusahakan terdapat sayur disetiap kali makan
7. Diusahakan mengkonsumsi buah setiap hari
8. Makanan yang diberikan tidak berbumbu tajam, kenalkan
rasa asli makanan kepada anak sebagai rasa awal yang
dikenali
9. Dibatasi makanan yang digoreng
10. Makanan yang diberian memiliki testur yang mudah
dikunyah dan ditelan
11. Memastikan makanan yang diberikan benar benar matang
Preskripsi Jenis diet : TETP/ Gizi Seimbang
diet Frekuensi makan : 5x

113
Pola menu : 3x makan utama 2x selingan
Rute : Oral
Bentuk makanan : Makanan biasa
Edukasi Konten :
1. Memberika edukasi tentang pentingnya mengkonsumsi
makanan seimbang bagi tumbuh kembang anak
2. Memberikan edukasi tentang bahan makanan yang
dianjurkan
3. Memberikan edukasi tentang pemberian makan pada anak
sesuai usia
Aplikasi :
1. Memberikan informasi terkait PBHS
2. Memberikan edukasi terkait tips dan trik mengatasi anak
yang sulit makan
3. Memberikan edukasi terkait pentingnya memakan PMT
untuk mendukung diet yang dijalani
4. Memberikan edukasi tentang pemilihan makanan jajanan
5. Memberikan edukasi tentang penyiapan dan penyimpanan
makanan yang aman
6. Memberikan edukasi agar menghindari makanan yang tinggi
resiko kontaminasi seperti makanan yang dimasak tidak
benar benar matang
7. Memberikan edukasi untuk sesekali membawa anak bermain
diluar agar terkena sinar matahari dan memberikan akses
sinar matahari masuk kerumah
8. Memberian edukasi agar anggota keluarga yang merokok
tidak merokok didalam rumah atau disekitar anggota
keluarga yang lain.
Konseling 1. Mendengarkan keluhan ibu dalam menjalani diet bagi balita,
mendengarkan kedala ibu dalam menjalani diet bagi balita
dan bersama sama mencari solusi yang tepat
2. Membantu ibu menyadari bahwa ada masalah gizi pada
anaknya
3. Bersama sama dengan ibu dankeluarga, menetapkan tujuan
yang ingin dicapai dan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut
4. Memberikan contoh menu untuk dirumah
5. Memberikan motivasi untuk keluarga agar tetap semangat
dalam mendukung diet yang dijalani anak
Koordinasi 1. Bekerja sama dengan dokter terkait pengobatan TB yang
Asuhan sedang dijalani
2. Bekerja sama dengan keluarga untuk mempercepat proses
penyembuhan dan mencapai berat badan normal

4. Monitoring dan Evaluasi


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Peningkatkan Membandingkan Setiap hari Asupan oral
Asupan Oral asupan makanan

114
saat ini dengan meningkat secara
kebutuhan bertahap menjadi
75%

Peningkatan Pemilihan makanan Setiap hari Jenis makanan


pengetahuan terkait yang dikonsumsi yang dikonsumi
makanan dan gizi oleh anak sesuai anak beragam dan
dengan diet yang sesuai dengan
sedang dijalani ketetuan diet
Peningkatan berat Berat badan Setiap hari Berat badan naik
badan bertambah menjadi 9,4 dalam
10 minggu (0,2
kg/minggu)

HASIL PEMANTAUAN DAN KOSELING

Indikator Sebelum Target Hasil Intervensi


Peningkatkan Asupan Energi : Asupan oral Asupan Energi :
Asupan Oral 66,5 % Protein : 37 meningkat secara 72,78 % Protein :
% Lemak : 70,6 % bertahap menjadi 33,5 % Lemak : 84
Karbohidrat :70,5 % 75% % Karbohidrat
:78,78 %

Belum tercapai
Peningkatan Masih membiarkan Jenis makanan Sudah mengurangi
pengetahuan anak jajan yang dikonsumi makanan jajanan
terkait makanan sembarangan, anak beragam dan terutama ciki-
dan gizi membiarkan anak sesuai dengan cikian, tidak
sulit makan ketetuan diet diberikan susu
kemasan untuk ana
usia 2thn, sudah
mulai melarang
anak jajan
sembarangan
namun pola makan
anak masih kurang
tepat (melewatkan
makan malam) dan
anak masih sulit
makan

Belum
sepenuhnya

115
tercapai
Peningkatan berat Berat badan 7,4 kg Berat badan naik Berat badan 7,5 kg
badan menjadi 9,4 dalam BB/U -2,05 SD
10 minggu (0,2 (kurus)
kg/minggu), BB/U
diatas -2 SD Belum
sepenuhnya
tercapai

Pemantauan balita kasus dilakukan selama 3x kunjungan. Pada kunjungan


pertama dilakukan kegiatan pengambilan data awal ke rumah balita dengan cara
menggali informasi yang terkait dengan kondisi balita yang kurus. Pemantauan ini
dilakukan dengan metode PAGT dan recall 1x24 jam. Pemantauan awal dilaukan
pada hari Senin tanggal 20 Agustus 2018. Ibu balita diberikan gambaran secara umum
terkait kondisi balitanya dan diberikan tips mengenai cara menyiasati anak sulit
makan karena ibu mengeluh kesulitan memberi makan anaknya.
Kunjungan kedua dilakukan pada hari Sabtu 25 Agustus 2018, ibu balita
diberikan informasi mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan seimbang bagi
tumbuh kembang anak, bahan makanan yang dianjurkan, pemberian makan pada anak
sesuai usia, memberikan informasi terkait PBHS, memberikan edukasi terkait tips dan
trik mengatasi anak yang sulit makan, terkait pentingnya memakan PMT untuk
mendukung diet yang dijalani, memberikan edukasi tentang pemilihan makanan
jajanan, memberikan edukasi tentang penyiapan dan penyimpanan makanan yang
aman, memberikan edukasi agar menghindari makanan yang tinggi resiko
kontaminasi seperti makanan yang dimasak tidak benar benar matang, dan
memberikan edukasi untuk sesekali membawa anak bermain diluar agar terkena sinar
matahari dan memberikan akses sinar matahari masuk kerumah. Selain itu ibu balita
diberikan contoh menu sehari untuk dirumah, leaflet mengenai pemberian makan
untuk anak diatas 6 bulan dan diet untuk berat badan kurang serta diberikan resep-
resep makanan selingan yang padat energi dan dapat diaplikasikan sehari-hari.
Kunjungan ketiga dilakukan pada hari Senin 27 Agustus 2018, pada
kunjungan ini dilakukan monitoring dan evaluasi dengan recall 1x24 jam dan
pengukuran berat badan dan tinggi badan. Berdasarkan hasil recall yang didapat,
terlihat adanya peningkatan asupan makanan dibanding sebelumnya, meskipun tidak
terlalu jauh. Berat badan anak naik dari 7,4 kg menjadi 7,5 kg. Untuk perubahan
pengetahuna dan perilaku ibu terjadi peningkatan dimana anak sudah dibatasi
makanan jajanan terutama ciki-cikian dan susu anak ditas 2 tahun, namun untuk pola
makan dan jenis makanan yang dikonsumsi masih belum seimbang. Oleh karena itu
untuk untuk progres yang lebih lanjut, perlu dilakukan konseling dan monitoring yang
lebih intensif.

116
Menu dan Analisis Makan Sehari
Jam Bahan Kh L energi Vit. A Vit. C ca Zn
Makan Menu Makanan g urt ( g) P (g) ( g) (kcal) (µg) (mg) (mg) (mg)
nasi putih 50 1 centong 20 2,00 - 87,5 0 0 1,5 0,2
Makan telur
pagi puyuh 27,5 3 butir - 3,5 2,5 37,5 148,5 0 17,6 0,4
jam Sop Brokoli 15 0,75 0,15 - 3,75 20,5 9,2
2 sdm 16,8 0,1
07.00- sayur
07.30 wortel 15 2 sdm 0,75 0,15 - 3,75 236,1 1 6,2 0,1
Tofu 33 2 potong 2,1 1,5 0,9 22,5 0 0,1 36,6 0,2
tepung 4 sendok
terigu 25 makan 20 2,00 - 87,5 0 0 3,8 0,2
susu segar 50 1/4 gelas 2,5 1,75 1,5 31,25 27,5 0,5 57,5 0,2
Snack 1 potong
pagi keju 8,75 kecil 2,5 1,75 1,5 31,25 23,2 0 63,1 0,3
Bolu
jam 1 sendok
kukus
08.30- mentega 5 teh - - 5 50 37,5 0 0,3 0
09.00 1 sendok
gula pasir 13 makan 12 - - 50 0 0 0,1 0
telur
ayam 13,75 1/4 butir - 1,75 1,25 18,75 26,1 0 6,9 0,2
nasi putih 50 1 centong 20 2,00 - 87,5 0 0 1,5 0,2
tumis
daging
suwir 40 - 7 2 50 15,6 0
ayam
ayam
1 potong 5,2 0,7
Makan sop 1/3 bh
siang labu labu siam ukuran
jam siam mentah 30 sedang 1,5 0,3 - 7,5 8,7 1,8 8,1 0,1
11.30-
12.30 Tempe
bumbu Tempeh 20 2,8 2 1,2 30 0 0
1 potong
kuning
kecil 22,2 0,2
minyak 1,5
kelapa sendok
sawit 7,5 teh - - 7,5 75 375 0 0,4 0
3/4
Snack
potong
siang
Puree pepaya 82,5 besar 9 - - 37,5 111,4 51,2 19,8 0,1
jam
buah
14.30-
tepung 4 sendok
15.00
beras 25 makan 20 2,00 - 87,5 0 0 2 0,3
nasi putih 50 1 centong 20 2,00 - 87,5 0 0 1,5 0,2
ikan
bumbu
ikan
Makan kecap
kakap 20 1/3 ekor - 3,5 1 25 2,2 0,2 2,2 0,1
malam
1/2 bh
17.30-
ukuran
18.00 Loaf
tahu 33 sedang 2,1 1,5 0,9 22,5 0 0 34,7 0,3
tahu
buncis 3 sendok
mentah 30 makan 1,5 0,3 - 7,5 20,1 3 13,8 0,1
TOTAL 137,5 35,15 25,25 941,25 1052,4 67 321,8 4,2

117
3.7 Hasil Asuhan Gizi Terstandar Tahap Konseling Gizi pada Pasien Rawat Jalan
Nama Mahasiswa : Salma Fauzia Azka
NIM : P17331115437
Konseling Gizi Penyakit Tidak Menular
DESKRIPSI KONSELING PASIEN
Nama : Ny S
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa : Hipertensi dan Dislipidemia
Alamat : Leweung gede rt 02 rw 27
Ny S, 58 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Kini, ia tinggal dengan anaknya
yang kedua dan keluarganya semenjak sang suami meninggal. Aktifitasnya sehari hari adalah
membantu pekerjaan rumah sang anak dan mengasuh cucunya. Ny S sebelumnya tidak
pernah dirawat di rumah sakit, hanya rutin memeriksakan kondisinya ke puskesmas saja. Ny
S tidak memiliki riwayat penyakit dari keluarganya. Ny LS mengaku sebelumnya sudah
pernah mendapatkan konseling terkait diet pada penyakit hipertensi dan sudah diberi tahu
makanan apa saja yang sebaiknya dihindari oleh ny S.
Saat kunjungan ke puskesmas, tekanan darahnya normal namun hasil profil lipidnya
menunjukkan nilai yang abnormal. Selain itu, Ny S juga sering merasa kesemutan dan nyeri
di persendian terutama setelah mengkonsumsi makanan tertentu. Ny S memiliki kebiasaan
makan 1x makan utama dan 2x selingan. Ny. S sering sarapan dengan gorengan dan lontong,
siang hari ia makan dengan nasi dan lauk pauk dan malamnya ia biasa tidak makan. Makanan
selingan yang biasa dikonsumsi adalah ketimun dan labu siam kukus. Ny. S senang sekali
dengan gorengan. Berat badan saat ini 74.0 kg dan tinggi badan 155 cm.
Berikut adalah data asupan makanan hasil recall 1x24 jam pada Ny. S
Karbohidra
Jadwal Bera Energi Protein Lema t Natriu
Makan Menu t (g) (kcal) ( g) k ( g) ( g) m (mg)
07.00 Lontong isi 70 131.7 1.5 2.9 24.9 2.1
Bala bala 100 539.9 5.3 40.5 39.2 1.0
10.00 Ketimun 110 14.2 0.8 0.1 3.1 2.2
Labu siam kukus 100 20.1 0.9 0.3 4.3 1.0
Nasi 50 65 1.2 0.1 14.3 0.0
12.00 Pindang balado 70 98 18.7 2.0 0.0 1132.6
Kerupuk 5 19 0.0 0.0 4.6 0.4
16.00 Keripik singkong 30 86.4 0.7 0.2 21.1 1.2
TOTAL 974.4 29.1 46.2 111.4 1140.5

118
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
1. Nutritional Assessment
Indikator Data Normal Interpretasi
Client Data Personal Tidak memiliki
History Nama : Ny. S riwayat penyakit
Umur : 58 tahun dari keluarga, saat
Jenis kelamin : Perempuan ini di diagnosis
Suku : Sunda hipertensi dan
Riwayat Medis/Kesehatan dislipidemia
Pasien/Klien
Keluhan terkait gizi : sering
kesemutan dan nyeri di
persendian
Riwayat Sosial
Faktor sosio ekonomi :
menengah kebawah
Situasi rumah/hidup : tinggal
dengan anaknya yang kedua
dan keluarganya (5 orang)
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Antropometri a) BB : 74.0 kg a) BB ideal = Status gizi ibu
Data b) TB : 155.0 cm 49.5 kg obesitas
c) IMT : 30 kg/m2 b) BB normal
= 49.5-60.5
kg
c) IMT = 20.6
– 25.1
kg/m2
Physical Data a) Penampilan Normal tekanan
keseluruhan : gemuk darah 120/80
b) Tanda vital : tekanan mmHg
darah : normal
Biochemical a) Kolesterol total : 245 a) Kolesterol : Nilai profil lipid
Data mg/dl <200mg/dl darah abnormal
b) LDL : 161 mg/dl b) LDL : 100 (nilai kolesterol
c) HDL : 60 mg/dl mg/dl dan HDL tinggi)
d) TG : 139 mg/dl c) HDL : >40
mg/dl
d) TG : <150
mg/dl
Food History a) Asupan energi total : Standar Energi : 60% dari
974.4 kkal pembanding kebutuhan
b) Asupan lemak total : menggunakan Protein : 47.7%
46.2 gr rumus Harris dari kebutuhan
c) Asupan protein total : Benedict dengan Lemak : 102%
29.1 gr menggunakan dari kebutuhan
d) Asupan karbohidrat

119
total : 111.4 gr BB aktual Karbohidrat :
e) Asupan natrium total : dengan FA 1,55 45.6% dari
1140.5 mg dikurangi 500 kebutuhan
f) Pola makan/snack : 1x kalori untuk
makan utama 2x penurunan berat
selingan badan
g) Variasi makanan :
Energi : 1626.29
tidak bervariasi
kkal
h) Edukasi/konseling diet
masalalu : sudah Protein : 60.98
pernah menerima gr
edukasi dan konseling Lemak : 45.17
diet hipertensi gr
i) Alergi makanan : tidak Karbohidrat :
ada 243.94 gr
j) Kesukaan makanan :
gorengan
k) Penggunaan obat yang
diresepkan : Amodivin
l) Aktifitas fisik : tidak
rutin olahraga hanya
melakukan pekerjaan
rumah saja

2. Diagnosis Gizi
Domain Asupan
Asupan oral inadekuat berkaitan dengan kurangnya pengetahuan terkait makanan dan
zat gizi ditandai dengan asupan energi 60% dari kebutuhan, protein 47.7% dan
karbohidrat 45.6% dari kebutuhan
Domain Perilaku
Pemilihan makan yang salah berkaitan dengan kurang terpapar informasi yang akurat
terkait gizi sebelumnya dibutikan dengan masih mengkonsumsi gorengan
Domain Klinis
Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan pemilihan makanan yang salah
dibuktikan dengan nilai profil lipid abnormal (kolesterol dan LDL tinggi)

3. Intervensi Gizi
Tujuan Intervensi 1. Meningkatkan asupan oral secara bertahap menjadi
80% selama 1 minggu
2. Memperbaiki pemilihan makan yang salah dengan
cara pemberian edukasi dan konseling selama 1
minggu
3. Memperbaiki profil lipid darah menjadi normal
selama 1 minggu
Preskripsi diet Jenis diet : diet rendah kolesterol dan rendah purin

120
Bentuk makanan : makanan biasa bentuk padat
Pola makan : 3x makan utama 2x selingan
Frekuensi : 5x
Rute pemberian : oral
Rekomendasi Diet 1. Jenis diet : diet rendah kolesterol dan rendah purin
2. Kebutuhan zat gizi makro, mikro dan cairan :
Energi : 1626.29 kkal
Protein : 60.98 gr terdiri dari protein hewani dan
nabati
Lemak : 45.17 gr diutamakan lemak tidak jenuh
ganda
Karbohidrat : 243.94 gr diutamakan karbohidrat
kompleks
Cairan : 2000 ml
3. Bahan makanan beragam
4. Dibatasi bahan makanan yang mengandung kolesterol,
natrium dan purin tinggi seperti gorengan, jeroan, hati,
usus, makanan yang diawetkan, sayuran hijau seperti
melinjo, kangkung, kacang panjang, dsb
5. Dibatasi penggunaan bumbu sumber natrium
Edukasi Pengetahuan :
1. Diberikan edukasi tentang pentingnya menjaga pola
makan dan makan makanan seimbang serta beragam
sesuai kebutuhan bagi kesehatan tubuh.
2. Diberikan edukasi tentang diet rendah kolesterol dan
purin.
3. Diberikan edukasi tentang pentingnya berolahraga
teratur
4. Diberikan edukasi tentang bahan makanan yang
sebaiknya dihindari yaitu bahan makanan yang
tinggi kolesterol dan purin seperti jeroan, hati, usus,
ikan sarden, gorengan, sayuran hijau seperti
kangkung, melinjo, kacang panjang, dsb.
Aplikasi :
1. Diberikan anjuran tentang pemilihan makanan.
2. Diberikan edukasi tentang membaca label makanan
terkait kandungan kolesterol dan natrium.
Konseling 6. Membantu menyadari bahwa ada masalah gizi pada
dirinya
7. Bersama sama menetapkan tujuan yang ingin
dicapai dan strategi untuk mencapai tujuan diet yang
telah ditetapkan
8. Memberikan contoh pilihan menu untuk dirumah
9. Memberikan motivasi untuk agar tetap semangat
dalam mendukung diet yang dijalani

121
4. Monitoring dan Evaluasi
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Meningkatkan Membandingkan Setiap hari Asupan oral
asupan oral asupan makanan meningkat secara
saat ini dengan bertahap menjadi
kebutuhan 80%
Memperbaiki Membandingkan Setiap minggu Jenis makanan
pemilihan makan jenis makanan yang yang dikonsumi
yang salah dikonsumsi dengan beragam dan
prinsip diet sesuai dengan
ketetuan diet
Mencapai nilai Menilai profil lipid Dalam satu bulan Nilai profil lipid
profil lipid normal darah agar sesuai berangsur normal
dengan nilai normal

122
Nama Mahasiswa : Tyas Rahmawati
NIM : P17331115407
Konseling Gizi Penyakit Tidak Menular

DESKRIPSI KONSELING PASIEN 1


Nama : Wibowo
Umur : 49 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa : Diabetes Melitus

Tn. Wibowo adalah seorang karyawan las/bengkel yang berusia 49 th. Sejak satu
minggu lalu, klien mengeluh pusing, nafsu makan menurun, dan terkadang mengalami gatal
di sekujur tubuh. Klien merupakan perokok berat yang mampu menghabiskan rokok 1
bungkus/ hari. Setelah dicek di laboratorium, kadar glukosa Tn. Wibowo adalah 133 dan
kadar kolesterol Tn. Wibowo adalah 192. Karena kesibukan beliau jarang berolahraga. Beliau
mengaku ibunya dulu pernah menderita DM juga.
Berat badan Tn. Wibowo adala 69.2 kg, tinggi badan 159.6 cm, tampak pucat dan
lemas serta lesu. Berdasarkan hasil recall diperoleh Energi : 1120.5 kkal, Protein : 54.6 g,
Lemak : 31.8 g, Karbohidrat : 150.0 g. sehari-hari makanan yang sering dikosumsi tn.
Wibowo adalah nasi, sayur, tahu, tempe, ayam, ikan, kue kering . namun makanan yang
disukai. Wibowo adalah kopi dan makanan yang manis. Pola makan Tn wibowo adalah 3 x
makanan utama 1 kali selingan

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


1. Nutritional Assesment
Indikator Data Normal Intrepretasi
Client
History  Umur : 49 th
 JK: Laki-laki
 Keluhan terkait gizi : pusing
sejak 1 minggu, sekujur tubuh
sering gatal, nafsu makan
menurun
 Factor sosek : menengah ke
bawah
 Penggunaan Rokok : 1
bungkus/hari
 Pekerjaan : karyawan
bengkel

123
 Diagnosis : DM
 Riwayat keluarga : Ibu sakit
DM
 Aktifitas fisik : jarang
melakukan aktifitas fisik
Antropometri BB : 69,2 kg BB ideal : 63.68 kg Overweight
Data TB: 159.6 cm Rekomendasi IMT :
IMT : 27.17 25.00

Data Kolesterol Total : 192 Kolesterol : <200 Normal


Biokimia GDK Puasa : 133 GDK : 133 Tinggi
Data Fisik Penampilan keseluruhan : Kemungkinan
lemah, lesu hipoglikemik
Riwayat Gizi Hasil recall 1x24 jam Energi : Asupan 45.9 %
Energi : 1120.5 kkal 66+13.7(69.2)+5(159.6)- dari total energy
6.8(49)
=66+948.04+ 798-333.2
=1478.84 x 1.65 =2440.01
kkal Asupan 89.5%
Protein : 54.6 g Protein :10% x 2440.1 dari total protein
=61.0 Asupan 46.9 %
Lemak : 31.8 g dari total lemak
Lemak : 25% x Asupan 37.8%
Karbohidrat : 150.0 g 2440.01=67.8 dari total
karbohidrat
Makanan yang disukai : kopi, Karbohidrat : 65% x
makanan manis 2440.01= 396.5
Makanan yang sering di
konsumsi : nasi, sayur, tahu,
tempe, ayam, ikan, kue kering
Pola makan : 3 x makanan
utama 1 kali selingan

2. Diagnosis Gizi
Domain Intake
NI.2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan rasa pusing ditandai dengan Asupan Energi
45.9 % dari total keb, Asupan protein 89.5% dari total keb, Asupan lemak 46.9 % dari total
keb, Asupan karbohidrat 37.8% dari total keb,hilangnya nafsu makan, nafsu makan rendah
Domain Perilaku
NB 1.1 Kurang Pengetahuan Terkait Makanan dan Gizi berkaitan dengan kurang

124
terpapar informasi yang akurat terkait gizi berkaitan dengan menyukai makanan manis, sering
merokok, dan sering mengopy, GDK puasa tinggi = 133

3. Intervensi Gizi
Tujuan Diet  Meningkatkan Asupan oral menjadi 75% dari kebutuhan total
 Memberikan pengetahuan terkait makanan dan gizi untuk
menurunkan kadar gula darah
Rekomendasi  Kebutuhan Energy dihitung dengan rumus 30 x kg BBI berdasarkan
Diet umur dan tingkat aktifitas fisik
 Protein diberikan 10-15% dari energy total
 Lemak diberikan 20-25% dari total energy, kurangi intake trans fatty
acid, kolesterol <300 mg/hari
 Karbohidrat diberikan 45-65% dari total energy, utamakan yang
mengandung indeks glikemik rendah dan merupakan karbohidrat
kompleks, sukrosa dibolehkan <5% total energy, gula dalam bumbu
diperbolehkan
 Pola makan diberikan 3x makanan utama dan 3x selingan, satu
selingan diberikan pada malam hari untuk mencegah hipoglikemik
 Tingkatkan konsumsi serat sebanyak 25 gr/hari
 Vitamin dan mineral cukup
 Tingkatkan aktifitas fisik selama 30 menit/hari, sebanyak 3-5x
perminggu
Prekripsi diet Jenis diet : Diet Diabetes Melitus
Bentuk : biasa
Rute : oral
Frekuensi : 3x makanan utama, 3x makanan selingan
Energi : 30 x 63.7= 1911 + 286.6 = 2197.65 kkal  75% = 1648.24 kkal
Protein : 10% x 2197.65= 54.94 g  75% = 41.2 g
Lemak : 25% x 2197.65 = 61.0 g  75% = 45.78 g
Karbohidrat: 65% x 2197.6 = 357.12 g  75% = 267.84 g
Edukasi  Memberikan informasi mengenai diet diabetes melitus, tujuan dan
prinsipnya
 Memberikan informasi mengenai bahan makanan yang dianjurkan
dan dilarang
 Memberikan informasi terkait pentingnya serat bagi penderita DM
 Memberikan informasi terkait pentingnya aktifitas fisik bagi
penderita DM
Konseling  Menetapkan tujuan bersama dengan pasien
 Berdiskusi dengan ibu balita terkait menu alternative yang akan
dibuat untuk klien
 Berdiskusi dengan ibu terkait jajanan yang baik yang ada di sekitar

125
rumah
 Menganjurkan untuk senantiasa mengontrol berat badan dan gula
darah
 Menganjurkan untuk melakukan olah raga selama 30 menit/hari,
minimal 3x dalam seminggu
 Menganjurkan untuk segera diberi permen/air gula apabila terjadi
hipoglikemik
 Menganjurkan untuk mengganti selingan makanan manis dengan
buah atau sayuran
Koordinasi  Berkoordinasi dengan dokter untuk memantau kadar gula darah
Asuhan serta pemberian makan pasien baik dari segiwaktu, jumlah maupun
jenis apabila diberi obat khusus
 Berkoordinasi dengan istri klien dalam penyediaan makan klien

4.Monitoring dan Evaluasi


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Asupan Meningkatkan Setiap hari Dengan asupan
asupan makan meningkat,
menjadi 75% dari diharapkan tanda dan
kebutuhan total gejala berkurang
apabil terpenuhi serta mencegah
maka ditingkatkan penurunan berat
menjadi 85% badan berlebih
Pengetahuan Mampu memilih 1 minggu Pasien dapat memilih
makanan yang sesuai makanan sesuai
dengan keadaan dengan yang
dianjurkan.
Biokimia Menurunkan kadar 1 minggu GDS puasa turun
gula darah mendekati normal

MENU SEHARI
Wakt Gra Penuka Energ Protei Lema
Hidangan B Makanan KH
u m r i n k
nasi merah nasi merah 100 1 175 4 40
ikan b.kuning ikan nila 55 1 50 7 2
minyak
6:30
sawit 10 2 100 10
sayur bayam bayam 50 0.5 12.5 0.5 2.5
melon 180 1 50 12
Jumlah 387.5 11.5 12 54.5
9:00 buah potong mangga 75 1.5 75 18

126
semangka 95 0.5 25 6
melon 90 0.5 25 6
Jumlah 125 0 0 30
nasi merah nasi 150 1.5 262.5 6 60
ikan balado ikan tongkol 40 1 50 7 2
minyak
12:00 sawit 5 1 50 5
tumis waluh waluh 25 0.25 6.25 0.25 1.25
tempe 25 0.5 37.5 2.5 1.5 3.5
semangka 95 0.5 25 6
70.7
Jumlah 431.25 15.75 8.5 5
puding
mangga agar-agar 5
14:30 mangga 90 1 50 12
santan 20 1 50 5
gula 13 1 50 12
Jumlah 150 0 5 24
nasi merah nasi merah 150 1.5 262.5 6 60
semur daging d. sapi 55 1 75 7 5
17:00 minyak
sawit 5 1 50 5
tumis sawi sawi 25 0.25 6.25 0.25 1.25
61.2
Jumlah 393.75 13.25 10 5
jus alpukat alpukat 90 1.5 75 7.5
20:00 gula pasir 13 1 50 12
susu full
cream 100 0.5 62.5 3.5 3 5
Jumlah 187.5 3.5 10.5 17
Jumlah Total 257.
1675 44 46 5

127
Nama Mahasiswa : IFA DWIJAYANTI
NIM : P17331115428
Konseling Gizi Anak Susah Makan
DESKRIPSI KONSELING PASIEN
Nama : An
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Diagnosa : Susah makan
An , 6 tahun, merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, Ibunya bekerja dirumah
sebagai wiraswasta dan tidak mempunyai kebiasaan merokok. sejak kecil an. sudah sering di
rawat di rumah sakit karena demam. An memiliki penyakit alergi terhadap dingin sehingga ia
selalu mengenakan pakaian tebal, ketika musim dingin datang, An akan batuk batuk sebagai
tanda akan alerginya, karena batuk inilah membuat an sangat susah untuk makan. Ibu
bingung untuk membuat anaknya makan ketika alergi dinginnya kambuh. BB saat ini 14,5 kg
dan tinggi badan 95cm.
Hasil recall 24 jam menunjukan bahwa anak pada pagi hari makan dengan nasi,sayur
sop, telur ayam kampung setengah matang dan ikan lele, kemudian minum susu ultra 125ml.
pada siang hari makan dengan nasi, sop, susu ultra dan roti. kemudian meminum yakult 1
botol. Pada malam hari makan dengan nasi dan sop saja.
MENU

Jam menu bahan makanan berat E KH P L


Pagi sandwich roll Roti 40 175 40 4
Tomat
Salada
ayam tanpa kulit 70 50 7 2
mayonaise 10 25 2,5
susu susu sapi 200 125 10 7 6
Selingan jasuke jagung rebus 62,5 87,5 20 2
Keju 17,5 62,5 5 3,5 3
Siang bento Nasi 100 175 40 4
omelet Telur 50 75 7 5
Wortel 25 6,25 1,25 0,3
Tahu 55 37,5 3,5 2,5 1,5
Minyak 5 50 5
Snack buah Pepaya 110 50 12
pisang coklat Pisang 50 50 12
Malam Coklat 13 50 12

128
mie goreng
seafood Mie 100 87,5 20 2
Udang 35 50 7 2
Sawi 25 6,25 1,25 0,3
Minyak 2,5 25 2,5
Jumlah 1025 160 43 26,5

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


1. Nutritional Assessment
Indikator Data Normal Interpretasi
Client Data Personal Memilliki
History Nama : An keluhan susah
Umur : 6 tahun makan karena
Peran dalam keluarga : anak alergi dingin
pertama dari 2 bersaudara
Jenis kelamin : laki laki
Suku : sunda
Riwayat Medis/Kesehatan
Pasien/Klien
Keluhan : susah makan
Lain lain : mengidap alergi
terhadap dingin
Perawatan/Terapi/Pengobat
an
Perawatan/terapi medis: dari
bayi hingga umur 3 tahun
sering dirawat karena demam
Riwayat Sosial
Faktor sosio ekonomi :
menengah ke atas
Pekerjaan : ibu : wiraswasta

Antropometri d) BB : 14, 5 kg d) BB ideal = Berat badan


Data e) TB : 95 cm 19 kg kurang
f) IMT : 16,1 kg/m2 e) IMT =
19,5-23,8
Physical Data
Food History m) Asupan energi total : 6 Standar Energi : 64,6%
70,2kkal pembanding Protein : 69,6%
n) Asupan lemak total : menggunakan Lemak : 68%
23,4 gr rumus schofield Karbohidrat :
o) Asupan protein total : dengan 61,8%
27,1 gr menggunakan
p) asupan kh total :88 gr
BB aktual

129
q) Pola makan/snack : 3x dengan FA 1,26
makan utama Energi : 1036,6
r) Variasi makanan : kkal
tidak bervariasi Protein : 38,8 gr
s) Edukasi/konseling diet Lemak : 34,6 gr
masalalu : belum Karbohidrat :
pernah menerima
142,46 gr
edukasi dan konseling
diet untuk anak
t) motivasi : ada
keinginan ibu untuk
menaikan bb anaknya
u) Alergi makanan : tidak
ada
v) Kesukaan makanan :
sosis

2. Diagnosis Gizi
Domain Asupan
Asupan oral inadekuat berkaitan dengan terbatasnya daya terima makan karena
kesulitan mengunyah akibat batuk dan alergi dingin yang diderita ditandai dengan
asupan energi 64,6%, Protein : 69,6%, Lemak : 68%, Karbohidrat : 61,8%

Domain Klinis
Berat badan kurang berkaitan dengan asupan oral inadekuat ditandai dengan IMT 16
kg/m2

3. Intervensi Gizi
Tujuan Intervensi 4. Meningkatkan asupan oral secara bertahap menjadi
75% dengan cara memodifikasi makanan untuk anak
5. Menaikan berat badan anak 0,5 kg/minggu
Preskripsi diet Jenis diet :gizi seimbang
Bentuk makanan : biasa dan lunak dengan kondisi sakit gigi
Pola makan : 3x makan utama 2x selingan
Frekuensi : 5x
Rute pemberian : oral
Rekomendasi Diet 1. Jenis diet : diet rendah garam III
2. Kebutuhan zat gizi :
Energi : 1036,6 kkal
Protein : 38,8 gr terdiri dari protein hewani dan nabati
Lemak : 34,6 gr diutamakan lemak tak jenuh ganda
Karbohidrat : 142,46 gr

130
3. Diutamakan bahan makanan segar
4. modifikasi makanan yang cocok untuk anak sekolah
Edukasi Pengetahuan :
5. Diberikan edukasi tentang pentingnya makan
makanan seimbang dan beragam sesuai kebutuhan
bagi kesehatan tubuh.
6. Diberikan edukasi mengenai cara modifikasi bahan
makanan.
Aplikasi :
4. Diberikan tips untuk memodifikasi makanan.
5. Diberikan solusi tentang pemilihan makanan.
6. Diberikan edukasi tentang pentingnya pentingnya
asupan makan anak ..
Konseling 10. Mendengarkan keluhan dalam menjalani diet bagi
ibu dan anak , mendengarkan kedala dalam
menjalani diet dan bersama sama mencari solusi
yang tepat
11. Bersama sama menetapkan tujuan yang ingin
dicapai dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut
12. Memberikan contoh menu untuk dirumah
13. Memberikan motivasi untuk agar tetap semangat
dalam mendukung diet yang dijalani anaknya
4. Monitoring dan Evaluasi

Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target


Meningkatkan Membandingkan Setiap hari Asupan oral
asupan oral asupan makanan meningkat secara
saat ini dengan bertahap menjadi
kebutuhan 75%
Menaikan berat Setiap minggu Berat badan anak
badan naik menjadi 15kg

131
NAMA MAHASISWA : ABD RIZKY FAUZY R.

NIM : P17331115432

KONSELING GIZI PENYAKIT GINJAL (konseling dalam gedung)

DESKIRPSI KONSELING PASIEN

Nama Pasien : Ny. SS

Umur : 63 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Diagnosis : Gagal ginjal kronik

Ny. SS berusia 63 tahun seorang guru SMA di salah satu sekolah yang ada di
Cimahi. Tinggal bersama suami dan anaknya di daerah Bandung. Ny SS memiliki Berat
badan 56 kg dan tinggi badan 151 cm, pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi, asam
urat, kolesterol dan DM sejak 3 tahun yang lalu. Ny SS mendapat rujukan dari rumah sakit
untuk melakukan konseling kepada Ahli gizi dengan keluhan BAK sedikit, sakit perut bagian
bawah daerah ginjal. Sebelumnya pernah mendapatkan konseling gizi terkait DM. Pasien
berkeinginan sembuh dari penyakitnya sehingga datang ke ahli gizi untuk konsultasi, pusing
dan lemas. Hasil pemeriksaan lab pasien meliputi glukosa darah 400 mg, kreatinin 2 mg/dl,
ureum 60 mg/dl. data klinis meliputi tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 50x/menit.
Respirasi 20x/menit, suhu tubuh 36˚C. Pasien tidak bisa beraktifitas secara normal karena
sakit bagian ginjal saat melangkah, tidak bisa naik turun tangga. Pasien menyukai ikan
bandeng dan makanan tinggi natrium seperti gorengan, dan juga menyukai sayur dan buah
pasien memiliki kebiasaan makan 2x makanan lengkap dengan sekali makan menghabiskan
nasi 1,5 centong nasi, ikan goreng 1 potong tempe 1 potong dan sayur 2 sendok sayur dan 2x
selingan seperti buah-buahan.

Hasil anamnesa gizi dengan recall 1x24 jam diperoleh energi 1419,2 Kkal, protein
54,8 gram, lemak 53,9 gram, Karbo

hidrat 180,6 gram

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


1. Nutritional Assesment
Indikator Data Normal interpretasi

132
 Ny. SS
 Usia 63 tahun
 Seorang guru SMA
 Tinggal bersama suami
dan anaknya
Client  Riwayat penyakit
history hipertensi, DM, dan
kolesterol sejak 3 tahun
yang lalu
 Memiliki keluhan BAK
sedikit, sakit perut
bagian bawah daerah
ginjal, lemas dan pusing.
 BB : 56 kg  BB normal : 51 Kg  BB : Normal
Antropom
 TB : 151 cm  IMT : 22,37 Kg/m2  IMT : Normal
etri data
 IMT : 24,56 kg/m2
 TD : 130/80 mmHg  TD : 120/80 mmHg  TD : hipertensi
Clinical  RR : 20x/menit  RR : 20x/menit  RR : normal
History  Nadi : 50x/menit  Nadi : 50x/menit  Nadi : normal
 Suhu : 36˚C  Suhu : 36-37,8 ˚C  Suhu : normal
Recall 1x24 jam Kebutuhan berdasarkan Asupan oral
role of tump inadekuat
 E : 1419,2 kkal
 P : 54,8 gr  E : 1785 kkal
 L : 53,9 gr  P : 38,25 gram (8,6%)
Dieteri  Kh : 180,6 gr  L : 49,6 gr (25%)
history Kebiasaan makan  KH : 296,31gram
Sudah menjalankan (66,4%)
diet penyakit DM tapi
masih mengkonsumsi
makanan tinggi
natrium

2. Diagnosis Gizi
Domain intake
NI.2.1. Asupan oral inadekuat berkaitan dengan penurunan daya terima makan
karena penyakit ginjal ditandai dengan asupan energi 79,5%, protein 143,4%, lemak
108,7%, Kh 61% dari total kebutuhan,
Domain Perilaku Lingkungan
Nn.1.7. pemilihan Makanan yang Salah berkaitan dengan asupan oral inadekuat,
kurang motivasi diet ditandai dengan asupan protein 143,4%, dan lemak 108,7% dari
total kebutuhan, dan masih mengkonsumsi makanan tinggi natrium seperti asin-asinan

133
Domain klinis
Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit ginjal dan DM
dibuktikan dengan kreatinin 2 mg/dl, ureum 60 mg/dl, gula darah 400 mg/dl

3. Intervensi Gizi
Tujuan intervensi 3. Meningkatkan asupan oral mencapai 90% sesuai kebutuhan
4. Meningkatkan pengetahuan mengenai makanan yang baik
untuk dikonsumsi khusus untuk penyakit ginjal dan DM
5. Menurunkan kadar ureum, kreatinin dan glukosa darah
mencapai normal
Rekomendasi 9. Energi cukup yaitu 35 kkal/kgBB
10. Protein rendah, yaitu 0,75 g/KgBB, protein hewani dan
nabati
11. Lemak cukup, yaitu 25% dari total kebutuhan, utamakan
lemak tak jenuh ganda
12. Karbohidrat cukup, 66,4% dari total kebutuhan. Kh
kompleks
13. Natrium dibatasi, 1-4 gram perhari
14. Kalium dibatasi
15. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak urin keluar + 500 ml
16. Vitamin dan mineral cukup
Preskirpsi diet 6. Diet : diet rendah protein (ginjal)
7. Frekuensi makan 6 kali dengan 3 kali makan utama, 3 kali
makanan selingan
8. Porsi kecil dan sering
9. Bentuk makanan padat dan lunak
10. Rute oral
Edukasi 7. Memberikan informasi tentang pedoman gizi seimbang dan
makanan rendah protein
8. Memberikan informasi tentang pentingnya diet rendah protein
terhadap penyakit ginjal
9. Memberikan pengetahuan mengenai modifikasi makanan
10. Memberikan informasi mengenai makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk balita
11. Memberikan informasi mengenai bahaya/ dampak dari
kurangnya asupan dalam waktu yang lama
12. Menggunakan botol minum untuk mengontrol asupan
cairan
Konseling 7. Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga pasien mengenai
permasalahan yang terjadi selama asuhan gizi
8. Memecahkan masalah secara bersama dengan pasien dan
keluarga pasien
9. Menentukan tujuan yang akan dicapai secara bersama-sama
10. Menganjurkan memilih makanan yang sehat dan tidak
tinggi natrium
11. Membangun komitmen/perjanjian untuk melakukan
konseling kembali dan proses monitoring lanjutan

134
Koordinasi 2. Koordinasi dengan keluarga pasien agar proses asuhan gizi
asuhan berjalan sesuai tujuan yang akan dicapai
3. Koordinasi dengan dokter mengenai kondisi medis

4. Monitoring dan Evaluasi


Indikator
Evaluasi Pelaksanaan Target
monitoring
Setiap hari
Asupan makan teratur dan
Asupan selama 1 90%
membaik
minggu
Data lab (kreatinin, ureum,
Klinis gula darah) mencapai 1 bulan sekali 100%
normal
Setiah hari
Memilih makan yang sehat
Perilaku selama 1 100%
dan yang dianjurkan
minggu

135
Nama Mahasiswa : Zidnie Silmi Kaffah
NIM : P17331115426
Konseling Gizi Penyait Tidak Menular
DESKRIPSI KONSELING PASIEN
Nama : Ny LS
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa : Hipertensi
Alamat : 01/11
Ny LS, 70 tahun, sudah 40 tahun menjanda dan merantau dari Medan ke Bandung.
Demi menopang hidupnya dan ketiga anaknya, Ny LS bekerja sebagai penjual es di Pasar
Cimindi. Pada saat ini ketiga anaknya telah menikah dan Ny LS tinggal dirumah sendiri. Ny
LS mengaku bahwa tekanan darahnya memang sudah biasa tinggi karena merasa tingkat
stressnya tinggi dan sudah beberapa kali dirawat di RS akibat tekanan darahnya yang tinggi,
terakhir Ny LS dirawat disalah satu rumah sakit di Medan pada Januari 2018 dengan
pembayaran menggunakan BPJS. Selain itu, dikeluarganya, Ibu dari Ny LS juga menderita
hipertesi. Ny LS mengaku sudah sering mendapatkan konseling terkait diet pada penyakit
hipertensi dan sudah membatasi makanan asin seperti kerupuk, keripik, sarden, sosis, kornet,
abon, ikan asin dan telur asin, bahkan Ny LS juga sudah membatasi penggunaan kecap, tidak
memakan makanan yang dioalh dengan cara digoreng serta membatasi penambahan garam
pada makanan dan sudah membiasakan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari. Semenjak
telah mendapatkan koseling dari rumah sakit, Ny LS rutin melakukan olahraga peregangan
sekitar 15 menit sehari. Ny LS juga mengaku telah membatasi asupan kacang-kacangan
karena memiliki penyakit asam urat. Ny LS mengaku banyak pikiran dan meskipun kini etiga
anaknya telah menikah dan tinggal bersama keluarganya masing masing, Ny LS megaku hal
itu tidak mengurangi beban pikirannya. Sekarang yang menjadi ke khawatirannya adalah Ny
LS taut jika harus meninggal sendirian dirumahnya dan tidak ada orang tau.
Saat kunjungan ke puskesmas, tekanan darahnya 160/90 dan disertai keluhan pusing
dan sakit gigi. Ny LS memiliki kebiasaan makan 3x makan utama dan 2x selingan. Makanan
selingan yang biasa dikonsumsi adalah biskuit kaleng. Berat badan saat ini 45 kg dan tinggi
badan 145 cm. Tabel dibawah ini merupakan data hasil recall 1x24 jam.
Jadwal energy protein ( fat ( Kh ( Na K
Makan Menu g (kcal) g) g) g) (mg) (mg)
nasi putih 100 130 2,4 0,2 28,6 0 29
ikan pindang
Pagi
kembung 30 42 8 0,9 0 485,4 172,8
sayur sop 150 156 2,7 10,5 15,8 42 319,5
Pear fresh 90 47,1 0,4 0,3 11,2 1,8 112,5
Snack Pagi
pepaya 90 35,1 0,5 0,1 8,8 2,7 231,3

136
pisang ambon 30 27,6 0,3 0,2 7 0,3 118,8
nasi putih 100 130 2,4 0,2 28,6 0 29
ikan pindang
Siang
kembung 30 42 8 0,9 0 485,4 172,8
sayur sop 150 156 2,7 10,5 15,8 42 319,5
Biscuits 21 104,7 1,3 5,4 12,5 17,2 14,7
Snack Siang
jeruk manis 55 25,9 0,5 0,1 6,5 0 99,6
nasi putih 75 97,5 1,8 0,2 21,5 0 21,8
ikan pindang
Malam
kembung 25 35 6,7 0,7 0 404,5 144
sayur sop 100 104 1,8 7 10,5 28 213
TOTAL 1132,9 39,5 37,2 166,8 1509,3 1998,3

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


1. Nutritional Assessment
Indikator Data Normal Interpretasi
Client Data Personal Memilliki riwayat
History Nama : Ny LS hipertensi
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : perempuan Memiliki tingkat
Suku : batak stress yang tinggi
Riwayat Medis/Kesehatan
Pasien/Klien
Keluhan : pusing dan sakit
gigi
Kardiovaskular : memiliki
riwayat hipertensi dari ibunya
dan telah lama mengidap
penyakit hipertensi
Lain lain : mengidap penyakit
asam urat
Perawatan/Terapi/Pengobat
an
Perawatan/terapi medis : telah
4x dirawat di RS akibat
penyakit hipertensi, terakhir
dirawat pada bulan Januari
2018 di RS medan
Riwayat Sosial
Faktor sosio ekonomi :
menengah kebawah
Situasi rumah/hidup : tinggal
sendiri dirumah
Pekerjaan : berjualan es

137
dipasar
Tingkat stress sehari hari : Ny
Ls mengaku banyak pikiran
akibat ditinggalkan suami dan
harus membesarkan ketiga
anaknya sendirian, setelah
ketiga anaknya menikah dan
tinggal dengan keluarganya
masing masing,beban pikiran
Ny LS tidak berkurang karena
sekarang kekhawatirannya
adalah takut meninggal
sendirian dan tidak ada yang
tahu dia meninggal karena dia
hanya tinggal sendirian
dirumah
Antropometri g) BB : 45 kg f) BB ideal = Berat badan dan
Data h) TB : 146,3 cm 146,3-100= IMT normal
i) IMT : 21 46,3 kg
(karena
pasien
berusia >60
tahun,
perhitunga
n BBI tidak
dikurangi
10%)
g) BB normal
= 41,67-
50,93 kg
h) IMT =
19,5-23,8
Physical Data c) Penampilan Normal tekanan Hipertensi stage 1
keseluruhan : tidak darah 120/80
tampak kurus, tidak mmHg
lemas
d) Gigi : sakit gigi
e) Tekanan darah :
160/90 mmHg
Food History w) Asupan energi total : Standar Energi : 71,6%
1132,9 kkal pembanding Protein : 66,6%
x) Asupan lemak total : menggunakan Lemak : 92,9%
32,7 gr rumus Harris Karbohidrat :
y) Asupan protein total : Benedict dengan 68,9%
39,5 gr menggunakan Na : 125,8%
z) Asupan karbohidrat
BB aktual
total :166,8 gr
dengan FA 1,55
aa) Asupan natrium total :
1509,3 mg Energi : 1583

138
bb) Asupan kalium total : kkal
1998,3 mg Protein : 59,3 gr
cc) Pola makan/snack : 3x Lemak : 35,2 gr
makan utama 2x Karbohidrat :
selingan 257,2 gr
dd) Variasi makanan : Untuk diet
tidak bervariasi
rendah garam III
ee) Preskripsi diet
Na : 1200 mg
masalalu : sudah
menerapkan diet
hipertensi
ff) Edukasi/konseling diet
masalalu : sudah
pernah menerima
edukasi dan konseling
diet hipertensi
gg) Alergi makanan : tidak
ada
hh) Kesukaan makanan :
tidak ada
ii) Makan sendirian :
karena tinggal dirumah
sendiri, Ny LS selalu
makan sendirian
jj) Penggunaan obat yang
diresepkan :
Soldextam, Costan
Porte
kk) Kesiapan merubah
perilaku terkait gizi :
Ny LS nampak siap
untuk merubah
perilaku terkait gizi
dan siap untuk
menerapkan informasi
yang didapatkan
ll) Aktifitas fisik : rutin
olahraga berupa
olahraga peregangan
15 menit/hari

2. Diagnosis Gizi
Domain Asupan
Kelebihan asupan Natrium berkaitan dengan pengetahuan yang tidak lengkap terkait
gizi ditandai dengan sudah menerapkan diet hipertensi tetapi masih mengkonsumsi
makanan tinggi natrium seperti ikan bandeng dan biskuit; asupan natrium 125%
kebutuhan

Asupan oral inadekuat berkaitan dengan terbatasnya daya terima makan karena

139
kesulitan mengunyah atau mengigit akibat sakit gizi ditandai dengan asupan energi
71,6%, protein 66,6% dan karbohidrat 68,9%
Domain Perilak
Pemilihan makan yang salah berkaitan dengan pengetahuan yang tidak lengkap terkait
gizi ditandai dengan sudah menerapkan diet hipertensi tetapi masih mengkonsumsi
makanan tinggi natrium seperti ikan bandeng dan biskuit

3. Intervensi Gizi
Tujuan Intervensi 6. Menurunkan asupan natrium secara bertahap
menjadi 100% kebutuhan dengan cara pemilihan
bahan makanan dan pengurangan penggunaan
garam setiap hari selama 1 minggu
7. Meningkatkan asupan oral secara bertahap menjadi
90% dengan cara pemberian makan sesuai
kebutuhan yang dihitung berdasarkan rumus Harris
Benedict menggukanan BBA dan FA 1,55 dengan
memperhatikan kemampuan pasien untuk menerima
makanan setiap hari selama 1 minggu
8. Memperbaiki pemilihan makan yang salah dengan
cara pemberian edukasi dan konseling selama 1
minggu
Preskripsi diet Jenis diet : diet rendah garam III
Bentuk makanan : modifikasi makanan biasa dan lunak
berkaitan dengan kondisi sakit gigi
Pola makan : 3x makan utama 2x selingan
Frekuensi : 5x
Rute pemberian : oral
Rekomendasi Diet 12. Jenis diet : diet rendah garam III
13. Kebutuhan zat gizi :
Energi : 1583 kkal
Protein : 59,3 gr, terdiri dari protein hewani dan nabati
Lemak : 35,2 gr, diutamakan lemak tidak jenuh ganda
Karbohidrat : 257,2 gr, diutamakan karbohidrat
kompleks
Na : 1200 mg
K : 3916,667 mg
Ca : 833,33 mg
Vitamin A : 416,7 mcg
Vitamin C : 62,5 mg
Cairan : 2000 ml
14. Bahan makanan beragam

140
15. Diutamakan bahan makanan segar
16. Dibatasi bahan makanan yang mengandung tinggi
natrium termasuk penggunaan margarin
17. Dibatasi penggunaan bumbu sumber natrium
Edukasi Pengetahuan :
7. Diberikan edukasi tentang pentingnya makan
makanan seimbang dan beragam sesuai kebutuhan
bagi kesehatan tubuh.
8. Diberikan edukasi tentang diet rendah garam.
9. Diberikan edukasi tentang pentingnya berolahraga
teratur
10. Diberikan edukasi tentang bahan makanan yang
sebaiknya dihindari yaitu bahan makanan yang
tinggi natrium seperti makanan yang diawetkan,
makanan kalengan, makanan kering kemasan dan
makanan yang diolah dengan garam yang tinggi
Aplikasi :
18. Diberikan tips untuk mengurangi penambahan
garam pada saat pengolah makanan.
19. Diberikan solusi tentang pemilihan makanan.
20. Diberikan edukasi tentang pentingnya memanage
stres terhadap kesehatan.
21. Diberikan edukasi tentang membaca label makanan
terait kandungan natrium.
Konseling 14. Mendengarkan keluhan dalam menjalani diet bagi,
mendengarkan kedala dalam menjalani dietbalita
dan bersama sama mencari solusi yang tepat
15. Membantu menyadari bahwa ada masalah gizi pada
dirinya
16. Bersama sama menetapkan tujuan yang ingin
dicapai dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut
17. Memberikan contoh menu untuk dirumah
18. Memberikan motivasi untuk agar tetap semangat
dalam mendukung diet yang dijalani

4. Monitoring dan Evaluasi


Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Menurunkan Membandingkan Setiap hari Asupan natrium
asupan natrium asupan natrium saat turun secara
ini dengan bertahap menjadi
kebutuhan 100% kebutuhan
Meningkatkan Membandingkan Setiap hari Asupan oral
asupan oral asupan makanan meningkat secara
saat ini dengan bertahap menjadi
kebutuhan 90%
Memperbaiki Membandingkan Setiap minggu Jenis makanan

141
pemilihan makan jenis makanan yang yang dikonsumi
yang salah dikonsumsi dengan beragam dan
prinsip diet sesuai dengan
ketetuan diet

142
Nama Mahasiswa : Lisantri Puspa Wening

NIM : P17331115440

Konseling Gizi Penyakit Tidak Menular

Nama : Bpk. Cd

Umur : 56 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Diagnosa : Hipertensi

Bpk. Cd berusia 56 tahun seorang pedagang mainan dan balon. Mempunyai


seorang istri dan tidak mempunyai anak. Keduanya mempunyai BPJS. Bpk. Cd
memeriksakan kesehatannya ke puskesmas karena mengalami batuk berdahak dari kemarin
malam, selain itu Bpk. Cd didiagnosa hipertensi oleh dokter dengan tekanan darah 150/110
mmHg. Hipertensinya ini diakibatkan oleh penyakit DM yang telah lama dideritanya. Bpk.
Cd memiliki BB 48,1 kg, TB 152,9 cm. Bpk. Cd jarang berolahraga dan belum pernah
mendapat penyuluhan atau konseling gizi. Bpk. Cd jarang berolahraga.

Pola makan Bpk. Cd yaitu 3x makan makanan berat dan jarang mengonsumsi
selingan. Makanan kesukaan Bpk. Adalah tahu dan ikan digoreng/digulai. Dari hasil recall
1x24 jam kemarin didapat: makan pagi Bpk. Cd memakan nasi putih 3 ctg sedang, tumis
toge+tahu 1 ½ sdk sayur, telur ceplok 1 bh. Makan siang, dengan nasi putih 3 ctg, telur
ceplok 1 bh, tumis toge+tahu 1 ½ sdk sayur. Makan malam memakan 3 ctg nasi putih, 1 ptg
sedang ikan goreng. Yang biasa memasak adalah istrinya.

Proses Asuhan Gizi Terstadar

Indikator Data Normal Interpretasi

Data Personal:

Umur 56 thn

Client History Laki-laki

Seorang kepala rumah


tangga

143
Riwayat Medis:

Didiagnosa Hipertensi dan


hipertensinya berakibat
dari DM

Sudah lama tidak cek gula


darah.

Riwayat Sosial: Keterbatasan ekonomi

Keluarga menengah ke
bawah karena seorang
pedagang balon dan maian.

Mempunyai seorang istri


dan tidak mempunyai anak.

Physical Tekanan darah 150/100 Normal: 120/80 mmHg Hipertensi


mmHg

BB: 48,1 kg

Antropometri TB: 152,9 cm

IMT: 20,5 (normal)

- Hasil Recall: Pola makan 3x makan Asupan oral inadekuat


E: 1338,2 kkal (78,7%) makanan berat sehari.
Pemilihan bahan
P: 45,3 g (71%) E: 1700,4 kkal makanan yang salah

L: 38,9 g (103%) (10BB+6,25TB+-5U+5)


FA
KH: 198 g (71,7%%)
Food History
(453+955.6-280+5) 1,5
Serat: 3,4 g
P: 15% = 63,77 g
Natrium: 153,6 mg
L: 20% = 37,79 g
- Masih mengonsumsi
nasi putih dengan KH: 65% = 276.32 g
jumlah yang cukup

144
banyak Na: 2000 mg
- Pola makan 3x sehari
tanpa selingan
- Belum pernah
mendapat konseling
gizi sebelumnya
- Mengonsumsi obat
hipertensi
- Menyukai sayur tahu
dan gule ikan/ikang
goreng.
- Kurang beraktifitas
fisik karena
kesibukkan
berdagang.

Diagnosis Gizi

Domain Intake

Asupan oral inadekuat berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat DM, kurang
pengetahuan terkait gizi, serta terbatasnya ekonomi ditandai dengan asupan energi hanya
78.7%.

Domain Perilaku

Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan kurang pengetahuan akan makanan dan zat
gizi ditandai dengan belum pernah mendapat penyuluhan atau pun konseling gizi dan asupan
lemak (103%)

Intervensi Gizi

Tujuan Intervensi 3. Meningkatkan asupan oral secara bertahap


4. Meningkatkan pengetahuan gizi lansia terkait
hipertensi dan DM

145
Rekomendasi - Diet Rendah Garam+DM
- Bentuk makanan: Padat
- Rute Pemberian: Oral
- Frequensi pemberian: 3x utama, 3x selingan
Preskripsi diet E: 1700,4 kkal

(10BB+6,25TB+-5U+5) FA

(453+955.6-280+5) 1,5

P: 15% = 63,77 g

L: 20% = 37,79 g

KH: 65% = 276.32 g

Na: 2000 mg

Serat: 25 g

- Hindari makanan yang mengadung glukosa sederhana


- Hindari makanan awetan
- Batasi garam
- Mengikuti anjuran 3J untuk DM
- Menggarami makanan saat akan dimakan (bukan saat
dimakan)
- Perbanyak asupan serat
Edukasi 5. Memberi edukasi tentang prinsip dan tujuan diet DM
serta Hipertensi
6. Memberi edukasi tentang bahaya makanan awetan
7. Memberika edukasi tentang 3J untuk DM
Konseling 3. Mendiskusikan tentang pemilihan makanan yang baik
dikonsumsi oleh Bpk. Cd
4. Mendiskusikan tentang pengolahan makanan yang
baik dengan Bpk. Cd
5. Mendiskusikan kesulitan yang dihadapi Bpk. Cd
dalam menjalani diet.
6. Menganjurkan Bpk. Cd untuk rutin cek kesehatan ke

146
Puskesmas
Koordinasi Asuhan 2. Membuat komitmen dan memberi motivasi dengan
Bpk. Cd supaya mengikuti anjuran diet
Monitoring dan Evaluasi

Domain Evaluasi Waktu

- Asupan energi sehari - Dalam 3 Hari


sebesar 85%
Asupan
- Asupan lemak sehari - Dalam 3 hari
sebesar 90%
- Mampu memilih - Dalam 1 bulan
makanan yang sesuai
Perilaku
dengan prinsip diet
DM & Hipertensi
- Tekanan darah turun - Dalam 1 minggu
Physical mendekati
normal/tidak naik

147
Nama Mahasiswa : Riana
NIM : P17331115431

KONSELING GIZI IBU HAMIL


Nama : Ny. E
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

Ny. E berusia 34 tahun, seorang ibu rumah tangga. Ny. E sedang hamil anak ke 8
dengan usia kehamilan 31 minggu. Kegiatan sehari-hari adalah mengurus ketujuh anaknya.
Ny. E tinggal bersama suami. Ny. E baru pertama kali mengunjungi konseling gizi atas dasar
rekomendasi bidan. Ny. E rutin melakukan pemeriksaan sesuai jadwal ke puskesmas dengan
pembayaran BPJS. Keluhan pada saat awal kehamilan adalah mual muntah. Namun saat ini
sudah jarang muntah dan hanya mual sesekali dan keluhan yang dirasakan adalah nyeri perut
bagian bawah dan kurang nafsu makan.
Ny. E memiliki kebiasaan makan 3x sehari dengan sesekali ngemil. Hasil recall 1x24
jam yakni pagi hari nasi 1 centong, tumis sayuran 2 sdm. Pada jam 10.00 makan bubur
kacang 1 mangkok. Siang hari nasi 2 centong, tahu goreng 1 buah, tempe goreng 1 buah dan
tumis sayuran 2 sdm. Pada sore hari biskuit 2 buah dan pisang 1 buah. Pada malam hari
makan sama seperti makan siang. Hasil recall 1x24 jam yakni energi 1178 kkal, protein 39,5
gr, lemak 52,9 gr dan karbohidrat 144,4 gr.
Berat badan saat ini adalah 52,6 kg. Berat badan sebelum hamil yakni 45 kg. Namun
pada awal kehamilan sempat turun berat badan hingga 40 kg karena mual muntah. Tinggi
badan 144 cm. Tekanan darah 110/90 mmHg. Hb: 10,6 g/dl. Pada awal kehamilan tidak rutin
minum tablet tambah darah, 2 bulan terakhir rutin meminum TTD atas rekomendasi bidan.

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


1. Assesment Gizi
1. Client History
CH 1.1.1 Umur : 34 tahun
CH 1.1.3 JK : Perempuan
CH 1.1.9 Peran dalam Keluarga : Ibu
CH 2.1.1 Keluhan : saat ini : nyeri perut bagian bawah
: awal kehamilan : mual muntah
CH 2.1.6 Gynecological : Hamil anak ke-8, usia kehamilan 31 minggu

148
CH 2.2.1 Perawatan : rutin memeriksakan kehamilan sesuai jadwal
CH 3.1.6 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Kesimpulan : Ny.E hamil anak ke-8 trimester 3 keluhan nyeri perut bagian bawah dan
kurang nafsu makan

2. Food History
FH 1.1.1.1 Asupan energi total : 1178 kkal (55,07%)
FH 1.2.2.2 Jumlah makanan : pagi nasi ½ p, sayuran 2 sdm, siang dan malam
: nasi 1p, tahu ½ p, tempe 1p, sayuran 2 sdm, selingan bubur kacang hijau, biskuit ½ p
dan buah 1p
FH 1.2.2.2 Jenis Makanan : gizi seimbang
FH 1.2.2.3 Pola Makan : 3x utama 2x selingan
FH 1.2.2.5 Variasi Makanan : bervariasi
FH 1.5.1.1 Asupan lemak total : 52,9 gr (89.04%)
FH 1.5.3.1 Asupan protein total : 39,5 gr (49,25%)
FH 1.5.5.1 Asupan KH total : 144,4 gr (45%)
FH 2.1.2.1 Edukasi/Konseling : Belum pernah konseling gizi sebelumnya
Kesimpulan : Asupan oral inadekuat

3. Antropometri Data
AD 1.1.1 Tinggi Badan : 144 cm
AD 1.1.2 Berat Badan : 52,6 kg  sebelum hamil 45 kg, awal
kehamilan 40 kg.
AD 1.1.4 Perubahan BB : 7,6 kg (trimester 3 : 11,5-16 kg) (kurang)
AD 1.1.5 IMT (sebelum hamil) : 21,7 kg/m2 (normal)
Kesimpulan : Pertambahan BB tidak adekuat

4. Biokimia Data
BD 1.10.1 Hb : 10, 6 g/dl (wanita hamil : > 11g/dl) (rendah)
Kesimpulan : Perubahan nilai lab

5. Physical Data
PD 1.1.21 Tekanan Darah : 110/90 mmHg (normal)
Kesimpulan : Tekanan darah normal

6. Comparative Standar
CS 1.1.1 Estimasi kebutuhan energi : 655 + 9,6BB + 1,8TB - 4,7U x PA (1,55) =
1838,92 kkal + 300 kkal (trimester 3) = 2138,92 kkal
CS 1.1.2 Metode estimasi kebutuhan : Harris Benedict
CS 2.1.1 Estimasi kebutuhan lemak : 25% x 2138,92 / 9 = 59,41 gr
CS 2.2.1 Estimasi kebutuhan protein : 15 % x 2138,92 /4 = 80,20 gr
CS 2.3.1 Estimasi kebutuhan KH : 60% X 2138,92 /4 = 320,83 gr
CS 3.1.1 Estimasi kebutuhan cairan : 1500 + 20 (25) = 2000 ml

149
2. Diagnosis Gizi
NB 2.1 Asupan Oral Inadekuat berkaitan dengan nyeri perut bagian bawah dan
kurang nafsu makan ditandai dengan asupan energi 55,07%, protein 49,25%, dan
pertambahan BB kurang dari dianjurkan.
NC 2.2 Perubahan nilai lab berkaitan dengan tidak meminum tablet tambah darah
pada awal kehamilan ditandai dengan Hb 10,6 gr/dl (rendah)

3. Intervensi Gizi
1. Tujuan
 Meningkatkan asupan sesuai kebutuhan menjadi 80% selama 1 minggu.
 Memperbaiki nilai lab dengan mampu memilih makanan sesuai dengan
rekomendasi yakni bahan makanan yang tinggi Fe.

2. Preskripsi
Jenis Diet : Diet gizi seimbang Frekuensi : 3x utama 2x selingan
Bentuk : Biasa Porsi kecil sering
Rute : Oral

3. Rekomendasi Diet
 Energi cukup yakni 2138,92 kkal.
 Protein cukup yakni 80,20 gr. Diutamakan biolgik tinggi seperti daging sapi,
ayam, hati, telur dan ikan.
 Lemak cukup yakni 59,41 gr. Diutamakan sumber lemak MUFA dan PUFA
seperti minyak zaitun, alpukat dan kacang-kacangan.
 Karbohidrat cukup yakni 320,83 gr. Diutamakan karbohidrat kompleks.
 Cairan cukup yakni 2000 ml/ hari
 Cukup sayuran (khususnya sayuran hijau) dan buah sebagai sumber serat serta
vitamin dan mineral terutama vit A, B2, B9, B6, B12 dan C serta mineral Fe,
Zn, dan Ca. Masing-masing minimal 3P setiap hari.
 Menghindari makanan yang diawetkan seperti makanan kaleng
 Menghindari daging/telur/ikan yang diolah belum matang karena berisiko
mengandung bakteri berbahaya
 Membatasi makanan bergas seperti nangka, durian, kol, ubi jalar karena dapat
menyebabkan nyeri ulu hati pada ibu hamil.
 Makan dengan porsi kecil dan sering untuk mengurangi keluhan nyeri perut
bagian bawah.

150
4. Kebutuhan Zat Gizi Makro dan Mikro
Energi = 2138,92 kkal Serat = 36 gr
Lemak = 59,41 gr Vit C = 85 mg
Protein = 80,20 gr Vit B6 = 1,7 mg
Karbohidrat = 320,83 gr Vit B9 = 600 mg
Cairan = 2000 ml Ca = 1200 mg
Vit A = 850 mcg Fe = 39 mg

5. Edukasi Gizi
 Edukasi gizi seimbang dan peningkatan kebutuhan selama kehamilan.
 Edukasi untuk tetap meminum tablet tambah darah minimal 90 tablet.
 Edukasi untuk menghindari daging/telur/ikan yang diolah belum matang
karena berisiko mengandung bakteri berbahaya
 Membatasi makanan bergas seperti nangka, durian, kol, ubi jalar karena dapat
menyebabkan nyeri ulu hati pada ibu hamil.

6. Konseling Gizi
 Makan teratur sesuai kebutuhan porsi kecil namun sering
 Berolahraga kecil seperti berjalan untuk membantu proses persalinan
 Membatasi garam dan mengurangi makanan yang dikalengkan
 Meningkatkan asupan tinggi Fe seperti sayuran hijau yakni bayam, brokoli,
kangkung ; sumber hewani seperti hati, daging, dan telur ; sumber kacang-
kacangan seperti tahu tempe, kedelai, kacang hijau
6. Koordinasi
 Kolaborasi dengan bidan terkait kondisi kehamilan.

4. Rencana Monitoring dan Evaluasi


Parameter Indikator Pelaksanaan
Asupan Asupan Energi 80% Setiap Minggu
Asupan Protein 80%
Antropometri Pertambahan BB Setiap Minggu
mendekati normal sesuai
yang dianjurkan
Nilai lab Hb normal 1 bulan

151
Nama Mahasiswa : Dea Intania Gustiani

NIM : P17331115414

Konseling Pasien DM

DESKRIPSI KONSELING PASIEN DM


Nama : Ny. Tuti Juwarsih
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Diabetes Melitus
Ny. Berusia 54 tahun seorang ibu rumah tangga. Ny.TJ tinggal bersama suami
dan seorang anaknya. Saat datang ke puskesmas mengeluh pusing dan lemas. Ny.TJ
didiagnosa dibetes melitus dan sering melakukan pemeriksaan rutin sesuai jadwal ke
puskesmas.
Ny.TJ memiliki kebiasaan makan 3x makan utama dan 2x makan selingan
setiap harinya dengan nasi, lauk hewani, dan sayur. Dari hasil recall asupan energy
Ny.TT sebanyak 1041,8 kkal, lemak 76,3 gram, protein 57,7 gram, KH 27,4 gram.
Makanan yang sering dikonsumsi yaitu apel, pear, papaya, pisang, ayam goreng,
sayur sop, sayur bayam, dan kangkung. Ny.TJ sangat menyukai buah pisang dan
papaya. Saat ini mengonsumsi obat metpormin, amodiun, kaborse. Berat badan
NY.TJ saat ini 64 kg dengan tinggi badan 146 cm dan tekanan darah 150/85 mmHg.
Hasil pemeriksaan gula darah sewaktu NY.TJ adalah 126 g/dl.
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
1. Assesment Gizi

Indikator Data Normal Interpretasi

Client  Umur : 54 tahun


History  Jenis kelamin :
perempuan
 Keluhan : pusing dan
lemas
 Endokrin : Diabetes
melitus
 Sosio ekonomi :

152
menengah
 Pekerjaan : ibu rumah
tangga
Dietary  Asupan energy total :  Kebutuhan Asupan oral
History 1014,8 kkal (103,8%) energy total : berlebih
 Pola makan : 3x 977,5 kkal
makan utama, 2x  Kebutuhan
makan selingan lemak total :
 Asupan lemak total : 27,15 gram
76,3 gram (281%)  Kebutuhan
 Asupan protein total : protein total :
57,7 gram (157,4%) 36,66 gram
 Asupan KH total : 27,4  Kebutuhan
gram (18,7%) KH total :
 Kesukaan makanan : 146,625 gram
menyukai pisang dan
pepaya
Antropometri  Berat badan : 64 kg  BBI : 46 kg Ny.Tj mengalami
Data  Tinggi badan : 146 cm  IMT : 19,42 obesitas tk.1
 IMT : 30,02 kg/m2 kg/m2
Biochemycal  GDS : 126 mm/Hg
Data
Physical  Tekanan darah : Ny.TJ mengalami
Data 150/85 mmHG hipertensi.

2. Diagnosis Gizi
N.C.3.3. Kelebihan berat badan berkaitan dengan asupan oral berlebih ditandai dengan
IMT 30,02 kg/m2, asupan energy 103,8% dari kebutuhan, asupan lemak 281% dari
kebutuhan, dan asupan protein 157,4% dari kebutuhan.

3. Intervensi Gizi
Tujuan 1. Menurunkan berat badan mendekati normal dengan pemberian
asupan sesuai kebutuhan.
Rekomendasi 1. Energy cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat

153
badan normal. Kebutuhan energy ditentukan dengan
memperhitungkan kebutuhan untuk metabolism basal sebesar
25 kkal/BB, dikurangi koreksi umur, dan ditambah factor
aktifitas (977,5 kkal).
2. Kebutuhan protein yaitu 15% dari kebutuhan energy total
(36,66%).
3. Kebutuhan lemak sedang yaitu 25% dari kebutuhan energy
total, dalam bentuk <10% lemak jenuh, 10% dari lemak tak
jenuh ganda, sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan
kolesterol makanan dibatasi, yaitu ≤ 300 mg/hari.
4. Kebutuhan KH 60% dari kebutuhan energy total.
5. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai murni. Bila
kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan
mengonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energy
total.
6. Asupan serat 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air
yang terdapat dalam sayur dan buah.
7. Natrium 3000mg/hari (1 sdt garam)
8. Memperhatikan 3J (jadwal, jumlah, jenis)
9. Mengurangi makanan yang mengandung garam dan vetsin
untuk menghindari kenaikan tekanan darah
Preskripsi 1. Jenis diet DM
2. Frekuensi makan 3x makan utama dan 3x makan selingan
3. Porsi kecil tapi sering
4. Bentuk makanan biasa
5. Rute oral
Edukasi 1. Memberikan informasi mengenai diet DM
2. Memberikan informasi mengenai makanan yang dianjurkan
dan tidak dianjurkan
3. Memberikan informasi mengenai pengaruh zat-zat gizi
terhadap kadar gula darah dan tekanan darah
4. Mengajarkan cara membaca label makanan

154
Konseling 1. Membantu dalam pemilihan bahan makanan
2. Menganjurkan untuk melakukan olahraga secara teratur saat
gula darah normal
Koordinasi 1. Melibatkan keluarga dalam melaksanakan dan memonitoring
Asuhan dalam menjalankan diet
4.Monitoring dan Evaluasi

Indikator Evaluasi Pelaksanaan


Asupan Asupan sesuai kebutuhan Setiap Minggu
(100% dati TE)
Antropometri Penurunan berat badan Setiap Minggu
mendekati normal

155
Nama Mahasiswa : Shafira Dwiana Fitriani
NIM : P17331115436

Konseling Gizi Penyakit Tidak Menular

DESKRIPSI KONSELING GIZI PASIEN


Nama : Ny. R
Umur : 46 Tahun
TB : 146,3cm
BB : 78,4kg
Diagnosa : Hipertensi

Ny. R berusia 46 tahun seorang ibu rumah tangga. Kegiatan sehari-hari mengurus
rumah dan kadang-kadang membantu kakaknya mencuci, memasak, dll. Ny. R tinggal
bersama suami yang sudah pensiun, dan ketiga anaknya. Ny. R memiliki riwayat hipertensi di
keluaga. Ini pertama kalinya Ny. R datang ke puskesmas dengan indikasi hipertensi. Sudah
memiliki kartu jaminan kesehartan untuk berobat. Berat badan saat ini 78,4kg dan tinggi
badan 146,3 cm.
Saat kunjungan ke puskesmas tekanan darah 140/80 mmHg disertai keluhan pusing
dan mual. Ny. R menyukai makanan seperti tape singkong dan tape ketan. Ny.R menyukai
sayuran dan buah-buahan. Makanan selingan yang disukai adalah kerupuk, keripik dan
gorengan. Suka menggunakan sosis dan bakso untuk campuran memasak sayur sop. Ny. R
tidak pernah melakukan olahraga. Hasil recall 24 jam diperoleh energi 2074,1 kkal,
karbohidrat 318,1 gram, protein 46,3 gram, lemak 69,9 gram dan natrium 131.6 mg.

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


1. Nutritional Assesment
Indikator Data Normal Interpretasi
Client Data Personal Memilliki riwayat
History Nama : Ny R hipertensi
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : perempuan

Riwayat Medis/Kesehatan
Pasien/Klien
Keluhan : pusing dan mual
Kardiovaskular : memiliki

156
riwayat hipertensi di
keluarganya
Riwayat Sosial
Faktor sosio ekonomi :
menengah kebawah
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Antropometri j) BB : 78,4 kg i) BB ideal = Obesitas
Data k) TB : 146,5 cm 146,5-100x
l) IMT : 36,51 kg/cm² (10%
146,5-100)
= 41,9 kg
BB normal
= 41,9 -
51,15 kg
j) IMT =
19,5-23,8
Physical Data f) Penampilan Normal tekanan Pre - Hipertensi
keseluruhan : tampak darah 120/80
gemuk mmHg
g) Sistem Pencernaan :
mual
h) Tekanan darah :
140/80 mmHg
Food History a) Asupan energi total : Standar Energi : 118,15 %
energi 2074,1 kkal pembanding Protein : 70,33%
b) Asupan lemak total : menggunakan Lemak : 143,35%
69,9 gr rumus Harris Karbohidrat :
c) Asupan protein total : Benedict dengan 120.8 %
46,3 gr menggunakan
d) Asupan karbohidrat
BB aktual, FA
total :318,1 gr
1,55 dengan
e) Asupan natrium total :
131.6 mg pengurangan
f) Pola makan/snack : 3x 500kkal
makan utama 2x Energi :
selingan 2.255,47 kkal –
g) Variasi makanan : 500 = 1755,47
tidak bervariasi kkal
h) Alergi makanan : tidak Protein : 65,83
ada gr
i) Kesukaan makanan : Lemak : 48,76
tape singkong & ketan, gr
gorengan, keripik Karbohidrat :
j) Penggunaan obat yang
263,32
diresepkan : amlodipin
mm) Kesiapan gr
merubah perilaku Untuk diet
terkait gizi : Ny R rendah garam III
nampak siap untuk Na : 1200 mg

157
merubah perilaku
terkait gizi dan siap
untuk menerapkan
informasi yang
didapatkan
nn) Aktifitas fisik : tidak
pernah olahraga

2. Diagnosis Gizi
Domain Asupan
Kelebihan Berat Badan (Obesitas) berkaitan dengan asupan energy berlebih dan
kurang nya aktivitas fisik ditandai dengan IMT 36,51 kg/m², asupan energy 118,15%
dari kebutuhan, sering mengonsumsi keripik dan kerupuk, dan tidak pernah
berolahraga.

Kelebihan Asupan Energi berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang makanan


dan zat gizi ditandai dengan asupan energy 118,15% dari kebutuhan dan suka makan
makanan berkalori tinggi (yang di goreng-goreng)
Domain Perilaku
Kurang Pengetahuan Terkait Makanan dan Gizi berkaitan dengan perilaku yang salah
terkait pemilihan makanan ditandai dengan tidak mengetahui makanan mana yang
harus dihindari dan dibatasi, belum pernah terpapar mengenai informasi terkait diet
hipertensi.

3. Intervensi Gizi
Tujuan Intervensi 9. Memberikan makanan seusai kebutuhan, 1 minggu
10. Menurunkan berat badan 0,5kg dengan mengurangi
asupan sebanyak 500kkal/hari, 1 minggu
11. Meningkatkan pengetahua dalam pemilihan makan
yang tepat dengan cara pemberian edukasi dan
konseling, 1 minggu
Preskripsi diet Jenis diet : diet rendah garam III
Bentuk makanan : modifikasi makanan biasa dan lunak
berkaitan dengan mual
Pola makan : 3x makan utama 2x selingan
Frekuensi : 5x
Rute pemberian : oral
Rekomendasi Diet 5. Jenis diet : diet rendah garam III
6. Kebutuhan zat gizi :
Energi : 1755,47 kkal
Protein : 65,83 gr, terdiri dari protein hewani dan nabati
Lemak : 48,76 gr, diutamakan lemak tidak jenuh ganda

158
Karbohidrat : 263,32 gr, diutamakan karbohidrat
kompleks
Na : 1200 mg
K : 3916,667 mg
Ca : 833,33 mg
Vitamin A : 416,7 mcg
Vitamin C : 62,5 mg
Cairan : 2000 ml
7. Bahan makanan beragam
8. Diutamakan bahan makanan segar
9. Dibatasi bahan makanan yang mengandung tinggi
natrium termasuk penggunaan margarin
10. Dibatasi penggunaan bumbu sumber natrium
Edukasi Pengetahuan :
11. Diberikan edukasi tentang pentingnya makan
makanan seimbang dan beragam sesuai kebutuhan
bagi kesehatan tubuh.
12. Diberikan edukasi tentang diet rendah garam.
13. Diberikan edukasi tentang pentingnya berolahraga
teratur
14. Diberikan edukasi tentang bahan makanan yang
sebaiknya dihindari yaitu bahan makanan yang
tinggi natrium seperti makanan yang diawetkan,
makanan kalengan, makanan kering kemasan dan
makanan yang diolah dengan garam yang tinggi
Aplikasi :
11. Diberikan tips untuk mengurangi penambahan
garam pada saat pengolah makanan.
12. Diberikan solusi tentang pemilihan makanan.
13. Diberikan edukasi tentang membaca label makanan
terait kandungan natrium.
Konseling 19. Mendengarkan keluhan dalam menjalani diet bagi,
mendengarkan kedala dalam menjalani dietdan
bersama sama mencari solusi yang tepat
20. Membantu menyadari bahwa ada masalah gizi pada
dirinya
21. Bersama sama menetapkan tujuan yang ingin
dicapai dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut
22. Memberikan contoh menu untuk dirumah
23. Memberikan motivasi untuk agar tetap semangat
dalam mendukung diet yang dijalani

159
4. Monitoring dan Evaluasi
Indikator Evaluasi Pelaksanaan Target
Menurunkan berat Membandingkan Setiap minggu Berat badan turun
badan berat badan saat ini 0,5kg/ minggu
dengan berat badan
sebelumnya
Asupan Membandingkan Setiap hari Asupan energy,
asupan makanan lemak dan
saat ini dengan karbohidrat tidak
kebutuhan melebihi
kebutuhan,
menurun menjadi
90% dari
kebutuhan
Meningkatkan Diberikan Setiap minggu Meningkatnya
pengetahuan terkait pertanyaan seputar pengetahuan
makanan dan gizi apa yang sudah di terkait pemilihan
edukasi dan di makanan, jenis
konseling makanan yang
dikonsumi
beragam dan
sesuai dengan
ketetuan diet

160
3.8 Hasil Penyuluhan Gizi
3.8.1 Penyuluhan Dalam Gedung
Materi Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil dan Anemia Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil
Pemateri Zidnie Silmi Kaffah
Materi Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil dan Anemia Defisiensi Besi Pada Ibu
Penyuluhan Hamil
Sasaran Ibu hamil dan pasien puskesmas
Tempat Puskesmas Cibeureum
Waktu Senin 20 Agustus 2018 09.45-11.00
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 16
Notulensi :
Materi meliputi tentang definisi gizi seimbang, manfaat konsumsi gizi
seimbng bagi ibu hamil, peningkatan kebutuhan ibu hamil menurut usia
kehamilan, definisi anemia defisiensi besi, faktor resiko anemia
defisiensi besi, dampak, tanda dan gejala serta cara pencegahannya.

Pertanyaan :
Apakah benar jika makanan yang dimakan oleh ibu hamil, semua
nutrisinya buat janinnya sementara ibunya hanya dapat ampasnya saja?

Jawab :
Kurang tepat. Pada saat kehamilan, makanan yang ibunya makan
terbagi dua, untuk ibu dan janinnya. Jadi, ibu dan janin sama sama
mendapatan nutrisi.

Checking Question :
Sasaran telah mengetahui tentang definisi gizi seimbang, manfaat
konsumsi gizi seimbng bagi ibu hamil, peningkatan kebutuhan ibu
hamil menurut usia kehamilan, definisi anemia defisiensi besi, faktor
resiko anemia defisiensi besi, dampak, tanda dan gejala serta cara
pencegahannya.

161
PENYULUHAN ASAM URAT

Pemateri Salma Fauzia Azka


Materi Penyuluhan Asam Urat atau GOUT
Sasaran Pengunjung puskesmas
Tempat Puskesmas Cibeureum
Waktu 20 Agustus 2018
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil penyuluhan Peserta yang hadir : 18 orang

Notulensi :
Materi yang diberikan tentang pengertian asam urat atau gout,
faktor resiko penyakit asam urat, tanda dan gejala, titik serang
penyakit asam urat pada umumnya, cara mencegah, dan
pengaturan makan bagi orang dengan penyakit asam urat termasuk
memberikan materi tentang golongan bahan makanan tinggi purin
sebagai makanan yang tidak dianjurkan dan golongan bahan
makanan yang dianjurkan.

Pertanyaan :
Makanan apa yang boleh dikonsumsi jika banyak yang tidak
bolehnya ?

Jawaban :
Meskipun banyak bahan makanan yang sebaiknya dihindari untuk
dikonsumsi, masih ada bahan makanan lain yang dapat menjadi
opsi bagi penderita penyakit asam urat untuk dikonsumsi, yakni
bahan makanan golongan ke-3 yang memiliki kandungan purin
rendah (dapat diabaikan) dan dapat dimakan setiap hari yakni nasi,
ubi, singkong, jagung, roti, mie, tepung beras, susu, telur, keju,
wortel, labu siam, buncis, kembang kol, pisang, melon, pepaya,
gula, lemak dan minyak.
Pada bahan makanan golongan ke-2 pun tidak sama sekali
disebutkan bahwa bahan makanan tersebut tidak boleh untuk
dimakan, hanya saja golongan tersebut sebaiknya dibatasi

162
konsumsinya maksimal 50-75 gr atau 1-1,5 ptg untuk hewani atau
100 gr (1 mangkok) untuk sayuran dalam sehari.

Checking Question :
Pengunjung puskesmas mengetahui pengertian penyakit asam urat,
faktor resiko, tanda dan gejala, titik serang penyakit asam urat
pada umumnya, cara mencegah, dan pengaturan makannya bagi
orang dengan penyakit asam urat termasuk bahan makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan.

MATERI DIABETES MELITUS

Pemateri Ifa Dwijayanti

Materi Penyuluhan Diabetes Melitus

Sasaran Pengunjung Puskesmas

Tempat Ruang tunggu puskesmas

Waktu Selasa,21 Agustus 2018 pukul 08.30 – 09.15

Metoda Ceramah tanya jawab

Media Poster

Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 12 orang pengunjung puskemas

Notulensi : materi mengenai pengertian diabetes, gejala diabetes, cara


menanggulangi diabetes, pola makan untuk diabetes , makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi diabetes.

Pertanyaan : apakah yang obesitas termasuk ke dalam gejala


diabetes?

Jawaban : Iya termasuk

Checking Question : Audience mengerti materi yang disampaikan


mengenai diabetes

163
MATERI HIPERTENSI
Pemateri Riana
Materi Penyuluhan Hipertensi
Sasaran Pengunjung Puskesmas
Tempat Puskesmas Cibeureum
Waktu Kamis, 23 Agustus 2018 pukul 08.15-09.00
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster dan Leaflet
Hasil Penyuluhan Peserta yang Hadir : 20
Notulensi :
Materi yang disampaikan yaitu pengertian hipertensi, nilai normal
hipertensi, gejala hipertensi, faktor risiko, faktor penyebab, makanan
yang dihindari dan dianjurkan

Pertanyaan :
Bagaimana cara mengolah makanan agar tidak banyak garam

Checking Question :
Para audience mengetahui arti hipertensi, tekanan darah normal,
makanan yang dihindari dan makanan yang diperbolehkan

MATERI GIZI SEIMBANG


Pemateri Shafira Dwiana Fitriani
Materi Penyuluhan Gizi Seimbang
Sasaran Pengunjung Puskesmas
Tempat Puskesmas Pembantu (PUSTU) Cibeureum
Waktu Kamis, 23 Agustus 2018 09.00
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster dan Leaflet

164
Hasil Penyuluhan Peserta yang Hadir : 20
Notulensi :
Materi yang disampaikan yaitu pengertian gizi seimbang, contoh
menu gizi seimbang, porsi sehari tiap bahan maknan, anjuran minum
air putih sehari, anjuran olahraga teratur, anjuran jaga kebersihan
dan anjuran pemantauan rutin berat badan.

Pertanyaan:
Olahraga teratur itu seperti apa?

Checking Question :
Para audience mengetahui arti gizi seimbang, porsi makan sehari,
apa saja yang dianjurkan.

MATERI KOLESTEROL

Pemateri Dea Intania Gustiani


Materi Penyuluhan Penatalaksanaan Makanan pada Penyakit Kolesterol
Sasaran Pengunjung Puskesmas
Tempat Puskesmas Cibeureum
Waktu Kamis, 23 Agustus 2018 08.15-09.00
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta hadir : 20 orang

Notulensi :
Materi yang disampaikan yaitu pengertian kolesterol,
tanda dan gejala kadar kolesterol tinggi, cara mencegah
kadar kolesterol tinggi

Pertanyaan : Makanan yang tidak boleh dan boleh


dikonsumsi untuk penderita kolesterol tinggi.

Checing Question :

165
Pengunjung Puskesmas mengetahui tanda dan gejala kadar
kolesterol tinggi.

Materi 1000 HPK dan Stunting

Pemateri Tyas Rahmawati


Materi Penyuluhan 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Stunting
Sasaran Ibu balita
Tempat Puskesmas pembantu
Waktu Kamis 23 Agustus 2018, pukul 09.00- 10.30
Metoda Ceramah, Tanya jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 12 orang ibu balita/lansia
Notulensi :
Materi yang diberikan yaitu :
1. pengertian 1000 HPK dan Stunting
1000 HPK adalah masa sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun,
sedangkan stunting adalah
2. Dampak 1000 HPK
Stunting, sulit berkonsentrasi, mudah sakit.
3. Cara agar kebutuhan terpenuhi selama 1000 HPK
Terdiri dari 9 cara
4. Ciri stunting :
Tubuh pendek , pertumbuhan terlambat, pertumbuhan gigi terlambat,
sulit menangkap pelajaran
4. Cara mengatasi stunting
Menerapkan ASI eksklusif dan memenuhi kebutuhan gizi selama
1000 HPK

Pertanyaan :
1. Apakah bayi yang tidak ASI eksklusif harus diberi MP-ASI pada usia

166
6 bulan?

Jawaban :
1. Ya, karena system pencernaan bayi baru dapat mencerna secara
optimal pada usia 6 bulan

Checking question :
Peserta mengetahui terkait pengertian 1000 HPK dan stunting, peserta
mampu menyebtkan cara mengatasi stunting dan cara agar kebutuhan
terpenuhi selama 1000 HPK

MATERI DIABETES MELITUS

Pemateri Shafira Dwiana Fitriani

Materi Penyuluhan Diabetes Melitus

Sasaran Pasien Prolanis

Tempat Puskesmas Pembantu (PUSTU) Cibeureum

Waktu Jumat, 24 Agustus 2018 pukul 08.30 – 09.15

Metoda Ceramah tanya jawab

Media Poster

Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 12 orang pengunjung puskemas

Notulensi : materi mengenai pengertian diabetes, gejala diabetes,


cara menanggulangi diabetes, pola makan untuk diabetes ,
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi diabetes.

Pertanyaan : apakah yang obesitas termasuk ke dalam gejala


diabetes?

Checking Question : Audience mengerti materi yang


disampaikan mengenai diabetes, dapat melakukan pemilihan

167
makanan yang baik untuk diabetes, dapat mengetahui makanan
yang harus di batasi dan dihindari untuk diabetes.

MATERI STUNTING

Pemateri Lisantri Puspa Wening


Materi Penyuluhan Stunting pada anak
Sasaran Pengunjung Puskesmas
Tempat Puskesmas Cibeureum
Waktu Jum’at, 24 Agustus 2018 pukul 09.00
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta yang Hadir : 11
Notulensi :
Materi yang disampaikan yaitu pengertian Stunting, bahaya
Stunting, pencegahan Stunting,
Pertanyaan :
Bagaimana cara mengetahui bayi beresiko stunting saat baru lahir?
Checking Question :
Menanyakan apa saja cara untuk mencegah stunting.

MATERI GERMAS

Pemateri Lisantri Puspa Wening


Materi Penyuluhan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

168
Sasaran Pengunjung Puskesmas
Tempat Puskesmas Cibeureum
Waktu Jum’at, 24 Agustus 2018 pukul 10.00
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta yang Hadir : 11
Notulensi :
Materi yang disampaikan yaitu pengertian Germas, macam-macam
gerakan masyarakat hidup sehat, focus germas,
Pertanyaan :
Maksud dari cek kesehatan secara berkala?
Checking Question :
Jadi sekarang sudah tahu apa itu germas?
Fokus Germas saat ini?

3.8.2 Penyuluhan Luar Gedung


MATERI 1000 HPK

Pemateri Shafira Dwiana Fitriani

Materi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)


Penyuluhan

Sasaran Ibu Bayi dan Balita

Tempat Posyandu RW 11

Waktu Senin, 20 Agustus 2018 09.30 – 10.00

Metoda Ceramah Tanya Jawab

169
Media Poster

Hasil Penyuluhan Peserta yang Hadir : 13 orang

Notulensi:

Materi tentang pengertian 1000 HPK, dampak kurang gizi, yang harus
dihindari, dan cara agar gizi bayi pada periode emas dapat dipenuhi
dengan sempurna

Checking Questions:

Ibu bayi dan balita mengetahui apa itu 1000 HPK dan bagaimana cara
agar gizi bayi dapat terpenuhi dengan inisiasi menyusu dini selama 1
jam saat baru lahir, ASI eksklusif selama 6 bulan pertama berikutnya di
dampingi dengan MP-ASI, bayi ditimbang setiap bulan, mendapatkan
kapsul vit A dan imunisasi lengkap, dan membiasakan mencuci tangan
dengan sabun.

MATERI STUNTING

Pemateri Shafira Dwiana Fitriani

Materi Stunting
Penyuluhan

Sasaran Ibu Bayi dan Balita

Tempat Posyandu RW 11

Waktu Senin, 20 Agustus 2018 10.00 – 10.30

Metoda Ceramah Tanya Jawab

Media Poster

Hasil Penyuluhan Peserta yang Hadir : 13 orang

Notulensi:

170
Materi tentang pengertian stunting, prevalensi stunting di Indonesia,
cara pencegahan stunting

Checking Questions:

Ibu bayi dan balita mengetahui apa itu stunting dan bagaimana cara
mencegah stunting dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama, dan pemberian ASI sampai 2 tahun, asupan gizi seimbang
selama 1000 HPK, berprilaku hidup bersih dan sehat serta
membiasakan anak dengan berolahraga.

MATERI PEMBERIAN MAKAN ANAK DAN BAYI SERTA MENGATASI ANAK


SULIT MAKAN

Pemateri Lisantri Puspa Wening

Materi Penyuluhan Pemberian makan anak dan bayi serta mengatasi anak sulit makan

Sasaran Ibu Bayi dan Balita

Tempat Posyandu RW 11

Waktu Senin, 20 Agustus 2018 09.00 – 09.30

Metoda Ceramah Tanya Jawab

Media Poster

Hasil Penyuluhan Peserta yang Hadir : 13 orang

Notulensi:

Materi tentang pengertian ASI, cara pemberian makan bayi hingga


anak umur 5 tahun yang baik dan benar, pengertian Gizi Seimbang,
penyebab anak sulit makan, gejala anak sulit makan, dan cara
menanggulangi anak sulit makan.

Pertanyaan:

171
Mengapa anak jadi makin tidak mau makan kalua dipaksa?

Checking Question:

Ibu balita mengetahui waktu pemberian MP-ASI dan makanan anak


yang tepat dan sesuai, pengertian ASI eksklusif, dan cara mengatasi
anak sulit makan.

MATERI HIPERTENSI
Pemateri Tyas Rahmawati
Materi Hipertensi
Penyuluhan
Sasaran Ibu balita dan lansia
Tempat Posbindu Rw 11
Waktu Senin 20 Agustus 2018, pukul 10.00-10.30
Metoda Ceramah, Tanya jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 12 orang ibu balita/lansia
Notulensi :
Materi yang diberikan yaitu :
1. pengertian hipertensi
yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan tekanan darah yang lebih dari
140/90 mmHg
2. factor resiko hipertensi :
obesitas, pria usia diatas 45 th, wanita usia diatas 55 th, riwayat
keluarga hipertensi
3. komplikasi hipertensi :
stroke, gangguan jantung, gangguan ginjal, gangguan penglihatan
4. penyebab hipertensi :
konsumsi makanan tinggi Natrium, merokok, jarang beraktifitas fisik,
5. bagaimana mencegah hipertensi :
tingkatkan aktifitas fisik 30 menit/hari minimal 3 kali dalam seminggu,
perbanyak konsumsi sayur dan buah yang tinggi serat, kurangi konsumsi

172
garam,

Pertanyaan :
1. Apakah stress dapat memicu hipertensi ?
2. makanan apa saja yang tinggi natrium ?

Jawaban :
1. ya, stress merupakan salah satu penyebab hipertensi karena saat stress
tubuh akan mengeluarkan hormone yang dapat membuat tekanan darah
meningkat
2. makanan yang asin seperti keripik, serta makanan yang berpengawet
seperti nugget dan sosis

Checking question :
Peserta mengetahui terkait pengertian hipertensi, penyebab penyakit
hipertensi, pasien dapat menyebutkan cara mencegah hipertensi .

MATERI GIZI BALITA 0-5 TAHUN DAN CARA MENYIASATI ANAK SUSAH
MAKAN

Pemateri Abd Rizky Fauzy R

Materi Penyuluhan Gizi balita 0-5 tahun dan cara menyiasati anak susah makan

Sasaran Ibu bayi dan balita

Tempat Posyandu RW 28

Waktu Senin,20 Agustus 2018 pukul 09.30 – 11.30

Metoda Ceramah tanya jawab

Media Poster

Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 20 orang ibu balita

Notulensi : Materi tentang pengertian ASI, MPASI dan gizi


seimbang. metoda PMBA. Tips mengatasi anak sulit makan

173
diantaranya pemberian makan tidak dengan paksaan, memberikan
pola makan secara teratur, membuat variasi menu, memberikan makan
dengan porsi kecil tapi sering dan menyediakan alat makan khusus
untuk ballita yang sudah bisa makan sendiri.

Pertanyaan : bagaimana cara meningkatkan berat badan anak tetapi


anak sulit makan?

Jawaban : perbaiki terlebih dahulu pola makan secara teratur,


dimodifikasi makannya agar anak tidak cepat bosan, menu di
variasikan dan berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering, berikan
makan dalam susasana nyaman, berikan makanan dan selingan yang
padat kalori seperti lemper atau lontong.

MATERI 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

Pemateri Ifa Dwijayanti

Materi Penyuluhan materi 1000 hari pertama kehidupan

Sasaran Ibu bayi dan balita

Tempat Posyandu RW 28

Waktu Senin,20 Agustus 2018 pukul 11.30 – 12.30

Metoda Ceramah tanya jawab

Media Poster

Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 20 orang ibu balita

Notulensi : Materi mengenai penegertian 1000 HPK. Akibat


kekurangan gizi pada masa 1000 HPK yaitu mudah sakit, stunting,
dan sulit mengikuti pelajaran. Cara agar kebutuhan gizi bayi di 1000
HPK dapat dipenuhi dengan sempurna dengan asi ekslusif, IMD,
Kebersihan rumah tangga, tidak merokok, tidak minum minuman
bersoda dan tidak sering makan mie.

174
Pertanyaan : -

Checking Question : Audience mengerti materi yang disampaikan


mengenai 1000 HPK.

MATERI STUNTING

Pemateri Ifa Dwijayanti

Materi Penyuluhan Stunting

Sasaran Ibu bayi dan balita

Tempat Posyandu RW 28

Waktu Senin,20 Agustus 2018 pukul 11.30 – 12.30

Metoda Ceramah tanya jawab

Media Poster

Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 20 orang ibu balita

Notulensi : materi mengenai Stunting, fakta stunting, pencegahan


stunting dengan ASI Ekslusif.

Pertanyaan :-

Checking Question : Audience mengerti materi yang disampaikan


mengenai stunting

MATERI 1000 HPK

Pemateri Dea Intania Gustiani


Materi Penyuluhan 1000 HPK
Sasaran Ibu bayi dan balita
Tempat Posyandu RW 15
Waktu Selasa, 21 Agustus 2018 09.00-09.30

175
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta hadir : 15 orang
Notulensi :
Materi yang disampaikan yaitu pengertian 1000 HPK,
dampak kurang gizi, dan cara agar gizi bayi pada periode
emas dapat dipenuhi dengan sempurna.
Pertanyaan : -
Checing Question :
Ibu bayi dan balita mengetahui dampak asupan gizi
kurang.

MATERI 1000 HPK


Pemateri Salma Fauzia Azka
Materi Penyuluhan 1000 HPK
Sasaran Ibu bayi dan balita
Tempat Posyandu RW 21
Waktu Selasa, 21 Agustus 2018
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil penyuluhan Peserta yang hadir : 20 orang

Notulensi :
Materi yang diberikan tentang pengertian, cara memenuhi kebutuhan gizi
anak di 1000 HPK, manifestasi, dan manfaatnya.

Pertanyaan :
Apakah boleh jika menambahkan susu kental manis ke susu formula yang
diberikan ke anak sebagai pemanis?

Jawaban :
Kental manis merupakan bahan makanan tambahan yang dapat digunakan
untuk menambah rasa manis pada makanan, jika kental manis diberikan
dengan tujuan untuk menambah rasa manis saja maka dapat diberikan
tetapi jika diberikan sebagai susu merupakan hal yang tidak benar karena

176
kandungannya tidak sama dengan susu. Namun perlu diketahui juga
bahwa memberikan anak makanan-makanan yang manis dapat
menimbulkan beberapa masalah salah satunya adalah karies gigi pada
anak, untuk itu dalam memberikan makanan pada anak sebaiknya sesuai
dengan anjuran pesan gizi seimbang.

Checking Question :
Ibu balita mengetahui pengertian 1000 HPK, mengerti bagaimana cara
pemenuhan gizi anak di 1000 HPK serta mengerti manfaat dan
manifestasi dari 1000 HPK.

MATERI STUNTING
Pemateri Salma Fauzia Azka
Materi Penyuluhan Stunting
Sasaran Ibu bayi dan balita
Tempat Posyandu RW 21
Waktu Selasa, 21 Agustus 2018
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil penyuluhan Peserta yang hadir : 20 orang

Notulensi :
Materi yang diberikan tentang pengertian stunting, penyebab,
prevalensi, manifestasi dan cara mencegah stunting.

Checking Question :
Ibu balita mengetahui pengertian stunting, mengetahui penyebab dan
mengetahui prevalensi stunting di Indonesia, memahami manifestasi
stunting, dan bagaimana cara pencegahan stunting pada balita.

177
MATERI 1000 HPK
Pemateri Tyas Rahmawati
Materi 1000 Hari Pertama Kehidupan
Penyuluhan
Sasaran Ibu balita
Tempat Posyandu Rw 20
Waktu Selasa 21 Agustus 2018, pukul 09.00- 10.30
Metoda Ceramah, Tanya jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 12 orang ibu balita/lansia
Notulensi :
Materi yang diberikan yaitu :
1. pengertian 1000 HPK
1000 HPK adalah masa sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun,
2. Dampak 1000 HPK
Stunting, sulit berkonsentrasi, mudah sakit.
3. Cara agar kebutuhan terpenuhi selama 1000 HPK
Terdiri dari 9 cara

Checking question :
Peserta mengetahui terkait pengertian 1000 HPK dan stunting, peserta
mampu menyebtkan cara mengatasi stunting dan cara agar kebutuhan
terpenuhi selama 1000 HPK

MATERI STUNTING
Pemateri Tyas Rahmawati
Materi Stunting
Penyuluhan
Sasaran Ibu balita

178
Tempat Posyandu Rw 20
Waktu Selasa 21 Agustus 2018, pukul 09.00- 10.30
Metoda Ceramah, Tanya jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 12 orang ibu balita/lansia
Notulensi :
Materi yang diberikan yaitu :
1. pengertian Stunting
2.. Cara mengatasi stunting
Menerapkan ASI eksklusif dan memenuhi kebutuhan gizi selama 1000
HPK
3. Dampak Stunting
Otak mengecil sehingga sulit menangkap pelajaran
Pertanyaan :
1. Apa ciri-ciri stunting selain pendek ?

Jawaban :
1. pertumbuhan melambat dan sulit menangkap pelajaran

Checking question :
Peserta mengetahui terkait pengertian 1000 HPK dan stunting, peserta
mampu menyebtkan cara mengatasi stunting dan cara agar kebutuhan
terpenuhi selama 1000 HPK

MATERI STUNTING

Pemateri Dea Intania Gustiani


Materi Penyuluhan Stunting
Sasaran Ibu bayi dan balita
Tempat Posyandu RW 15

179
Waktu Selasa, 21 Agustus 2018 09.30-100
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta hadir : 15 orang
Notulensi :
Materi yang disampaikan yaitu pengertian stunting,
prevalensi stunting di Indonesia, dan cara pencegahan
stunting.
Pertanyaan : -
Checing Question :
Ibu bayi dan balita mengetahui cara mencegah stunting
dengan pemberian asupan gizi seimbang.

MATERI PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)

Pemateri Riana
Materi Penyuluhan Pemberian Makan pada Bayi dan Anak
Sasaran Ibu Bayi dan Balita
Tempat Posyandu RW 15
Waktu Selasa, 21 Agustus 2018 pukul 09.30-10.00
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster dan Leaflet
Hasil Penyuluhan Peserta yang Hadir : 16
Notulensi :
Materi yang disampaikan yaitu pengertian ASI Eksklusif, Prinsip
Gizi Seimbang, MPASI 6-9 Bulan, MPASI 9-12 Bulan, MPASI 12-
24 Bulan, PMBA 2-5 Tahun, Kesulitan Makan pada anak, Tips
Mengatasi Anak Sulit Makan
Pertanyaan :
Bagaimana cara mengatasi anak sulit makan karena bosan
Checking Question :
Para audience mengetahui makanan terbaik bagi anak 0-6 bulan
yakni ASI, MPASI pada tiap fase umur.

180
MATERI PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK

Pemateri Zidnie Silmi Kaffah


Materi Penyuluhan Pemberian Makan Bayi dan Anak
Sasaran Ibu balita dan balita
Tempat Posyandu Melati RW 21
Waktu Selasa 21 Agustus 2018 09.30-10.00
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 20
Notulensi :
Materi meliputi tentang Asi esklusif, PMBA berdasakan usia,
tahapan makan bayi dan anak, definisi gizi seimbang dan anak sulit
makan, gejala sulit makan dan tips mengatasi anak sulit makan.

Pertanyaan :
1. Bagaimana cara menyiasati anak yang tidak suka makan
sayur?
2. Bagaimana dengan konsumsi vitamin komersial?
3. Anak saya belum waktunya makan makanan padat seperti
nasi, tapi dia ga mau makan bubur, bagaimana cara
mensisatinya?

Jawab :
1. Sayurnya bisa diolah dengan bahan makanan lain atau
mungkin bisa diolah menjadi berbagai bentuk sehingga anak

181
tidak mengenali bahwa makanan tersebut mengandung
sayur.
2. Lebih baik makan vitamin yang alami dari sayur dan buah.
3. Bisa disiasati dengan memberikan bubur yang sedikit lebih
matang sehingga terlihat seperti nasi namun teksurnya
masih mirip dengan bubur.

Checking Question :
Sasaran telah mengetahui tentang Asi esklusif, PMBA berdasakan
usia, tahapan makan bayi dan anak, definisi gizi seimbang dan anak
sulit makan, gejala sulit makan dan tips mengatasi anak sulit
makan.

MAKANAN JAJANAN YANG BAIK

Pemateri Tyas Rahmawati


Materi Penyuluhan Makanan Jajanan yang Baik
Sasaran Anak SD kelas 1
Tempat SD Hikmah Teladan
Waktu Jumat,24 Agustus 2018, pukul 08.30-10.30
Metoda Ceramah, Tanya jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 1 kelas

Notulensi :

Materi yang diberikan yaitu :


1. cara memilih makanan jajanan yang baik

Kenali pangan yang aman, jaga kebersihan, baca label, ketahui


kandungan gizi, konsumsi air putih yang cukup, perhatikan warna
rasa dan aroma, batasi minuman beraroma dan berasa, batasi
konsumsi makanan cepat saji, batasi makanan ringan, perbanyak
konsumsi makanan berserat, anak obesitas kurangi konsumsi gula
dan garam berlebih

182
Pertanyaan :

1. berapa konsumsi minum air yang cukup ?

Jawaban :

1. minimal 8 gelas perhari

Checking question :

Peserta mampu menyebutkan kembali cara memilih makanan jajanan


yang baik

MATERI GIZI SEIMBANG

Pemateri Dea Intania Gustiani


Materi Penyuluhan Gizi Seimbang
Sasaran Anak SD
Tempat MI Al Hidayah
Waktu Sabtu, 25 Agustus 2018 09.00-10.00
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta hadir : 20 orang

Notulensi :
Materi yang disampaikan yaitu pengertian gizi seimbang, 4 prinsip
gizi seimbang.

Pertanyaan : -

Checing Question :
Audiens mengetahui maksud dari gizi seimbang.

MATERI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI SEKOLAH

183
Pemateri Riana
Materi Penyuluhan Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah (PHBS)
Sasaran Anak SD kelas IV dan V
Tempat SD MI Al Hidayah
Waktu Sabtu, 25 Agustus 2018 pukul 09.00-10.00
Metoda Ceramah Tanya Jawab dan Praktek
Media Poster dan Leaflet
Hasil Penyuluhan Peserta yang Hadir : 20 orang
Notulensi :
Materi yang disampaikan yaitu pengertian hidup bersih dan sehat,
14 indikator hidup bersih dan sehat di sekolah, 7 langkah cuci
tangan

Pertanyaan : -

Checking Question :
Para audience mengetahui cara cuci tangan 7 langkah, contoh
rambut, pakaian, kuku sepatu yang bersih dan tidak.

MATERI MAKANAN JAJANAN


Pemateri Zidnie Silmi Kaffah
Materi Penyuluhan Makanan Jajanan
Sasaran Anak kelas 4 dan 5
Tempat SD Al Hidayah
Waktu Sabtu 25 Agustus 2018 09.30-10.30
Metoda Ceramah Tanya Jawab
Media Poster
Hasil Penyuluhan Peserta yang hadir : 20

184
Notulensi :
Materi meliputi tentang bagaimana cara memilih makanan jajanan, apa
saja zat berbahaya yang dikandung makanan jajanan dan game untuk
melihat pengetahua anak dalam memillih makanan jajanan.

Pertanyaan :
4. Bagaimana caranya memilih makanan jajanan yang aman?

Jawab :
4. Pilih jajanan ditempat yang bersih dan warna makanannya tidak
terlalu mencolok. Usahakan jajan makanan yang terbuat dari
bahan makanan yang aman.

Checking Question :
Sasaran telah mengetahui tentang bagaimana cara memilih makanan
jajanan dan apa saja zat berbahaya yang dikandung makanan jajanan.

3.9 LAPORAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH HASIL PENJARINGAN


SDN CIBEUREUM 5
Jumlah siswa 72 siswa
Siswa yang diukur 71
Siswa yang tidak diukur 1
Status gizi
Normal 63
IMT/U Kurang 4
Gemuk 4
Normal 61
TB/U
Pendek 10
SDN CIBEUREUM 7
Jumlah siswa 38 siswa
Siswa yang diukur 37
Siswa yang tidak diukur 1

185
Status gizi
Normal 30
IMT/U Kurang 4
Gemuk 3
Normal 35
TB/U
Pendek 2
SDN TUNAS MEKAR
Jumlah siswa 54 siswa
Siswa yang diukur 53
Siswa yang tidak diukur 1
Status gizi
Normal 39
IMT/U Kurang 4
Gemuk 10
Normal 44
TB/U
Pendek 9
SDN TUNAS HARAPAN
Jumlah siswa 33 siswa
Siswa yang diukur 31
Siswa yang tidak diukur 2
Status gizi
Normal 1
IMT/U Kurang 30
Gemuk 0
Normal 31
TB/U
Pendek 0
MI Ar – Riyadl
Jumlah siswa 48 siswa
Siswa yang diukur 44

186
Siswa yang tidak diukur 4
Status gizi
Normal 15
IMT/U Kurang 25
Gemuk 3
Normal 44
TB/U
Pendek
SD Alkautsar
Jumlah siswa 41 siswa
Siswa yang diukur 35
Siswa yang tidak diukur 6
Status gizi
Normal 27
IMT/U Kurang 0
Gemuk 8
Normal 32
TB/U
Pendek 3
SDN CIBEUREUM MANDIRI 2
Jumlah siswa 160 siswa
Siswa yang diukur 154
Siswa yang tidak diukur 6
Status gizi
Normal 120
IMT/U Kurang 15
Gemuk 19
Normal 141
TB/U
Pendek 13
MI CIMINDI 1
Jumlah siswa 22 siswa

187
Siswa yang diukur 21
Siswa yang tidak diukur 1
Status gizi
Normal 3
IMT/U Kurang 18
Gemuk 0
Normal 21
TB/U
Pendek 0
MI Al Hidayah
Jumlah siswa 10 siswa
Siswa yang diukur 10
Siswa yang tidak diukur
Status gizi
Normal 6
IMT/U Kurang 2
Gemuk 2
Normal 10
TB/U
Pendek 0

188
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Program Intervensi Gizi Masyarakat yang dilakukan di Puskesmas Cibeureum pada
tanggal 20-31 Agustus 2018, didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Masalah kesehatan (10 besar pola penyakit) dan masalah gizi yang ada di Puskesmas
Cibeureum yaitu:
1) Nasofaringitis akut
2) Hipertensi primer
3) Faringitis akut
4) Dyspepsia
5) Arthritis lainnya
6) Penyakit infeksi saluran pernapasan atas akut (ISPA)
7) Periapical abscess without sinus
8) Dermatitis lain, tidak spesifik (eksema)
9) Myalgia
10) Non insulin dependen diabetes melitus
2. Kegiatan gizi di dalam Gedung terdiri dari upaya promotif, preventif, dan kuratif serta
rehabilitative baik rawat jalan maupun rawat inap yang dilakukan di dalam
puskesmas. Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari pelayanan gizi rawat
jalan dengan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
1) Konseling pasien rawat jalan sebanyak 19 orang dengan berbagai kategori usia
dan penyakit serta masalah gizi yang dilakukan di pojok gizi.
2) Penyuluhan dalam gedung dengan materi :
 Gizi dan anemia pada ibu hamil
 Tatalaksana makanan pada penyakit asam urat
 Tatalaksana makanan pada penyakit diabetes melitus
 1000 HPK
 Gizi seimbang
 Stunting dan germas
 Tatalaksana makanan pada penyakit hipertensi
 Tatalaksana makanan pada penyakit kolesterol
 Keluarga sehat dan PHBS

189
3. Kegiatan pelayanan gizi di luar gedung ditekankan ke arah promotif dan preventif
serta sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Beberapa kegiatan
pelayanan gizi di luar gedung dalam rangka upaya perbaikan gizi yang dilaksanakan
oleh Puskesmas antara lain:
1) Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi
2) Konseling Gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM)
3) Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
4) Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A
5) Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu Hamil dan Ibu
Nifas
6) Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan
7) Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)
8) Surveilence Gizi
9) Pembinaan Gizi di Institusi
10) Kerjasama lintas sektor dan lintas program
4.2 Saran
1. Proses monitoring dan tindak lanjut terhadap balita kasus dilakukan secara
berkala dengan waktu intervensi yang lebih lama agar progres lebih terlihat
dan status gizi normal dapat tercapai.
2. Kegiatan pennyuluhan, terutama dengan sasaran kelompok rentan lebih sering
dilakukan.

190
Lampiran

191

Anda mungkin juga menyukai