SEJARAH PERINASIA
1
Sejarah Perinasia adalah sejarah tentang kolaborasi
berbagai disiplin ilmu yang memiliki perhatian terhadap periode
kehidupan yang paling awal dari kehidupan manusia. Terhitung
dari saat konsepsi sampai usia neonatal (28 hari). Jika
dijumlahkan dalam satuan hari maka 280 hari (intra uteri)
ditambah 28 hari (ekstra uteri) yaitu 308 hari. Hampir sepertiga
waktu dalam 1000 hari pertama kehidupan.
Sejarah Perinasia juga merupakan cerita dari sekelompok
klinisi yang memiliki kepedulian atas kemanusian. Kesadaran
akan pentingnya kebersamaan dalam memperjuangkan manusia
di periode paling awal kehidupan (perinatal). Cerita tentang para
pendiri (founding father and mother) yang meletakkan milestone
“rumah besar” Perinasia hari ini.
Gagasan Ketua PP Perinasia saat ini DR Dr Ali Sungkar
SpOG(K) untuk menuliskan sejarah Perinasia adalah gagasan
seorang berjiwa pemenang. Karena menghormati sejarah adalah
ciri jiwa yang besar. Ada niat yang kuat untuk menghormati dan
mengenang para pendiri, pendahulu yang telah berbuat banyak
bagi Perinasia.
Kejujuran menceritakan sejarah Perinasia adalah
esensial dengan prinsip “mikul duwur mendem jero”
(menyunjung tinggi hal-hal positif dan meletakkan kekurangan
SEJARAH PERINASIA
2
sebagai bagian introspeksi yang dijaga dan dimasukkan ke dalam
untuk perbaikan). Menuliskan dengan pahatan di atas batu
pualam tentang hal-hal positif dan melukiskan, hal-hal yang
kurang di atas pasir pantai yang akan segera disapu ombak
lautan.
Buku sejarah Perinasia memberi manfaat berupa
pelajaran tentang menghadapi berbagai masalah organisasi,
program dan bagaimana menjaga kesinambungan kegiatan,
kerjasama dan kebersamaan. Buku sejarah ini juga bermanfaat
dalam menguatkan rasa memiliki organisasi dan menjaga roh
persatuan dari berbagai latar belakang keilmuan untuk bakti
kepada kemanusiaan.
Banyak keterbatasan dalam penulisan buku ini.
Kurangnya data, terbatasnya kemampuan mengingat seluruh
kegiatan dan peristiwa, orang, tempat dan waktu. Kekurangan
dari semua itu adalah ruang untuk melakukan perbaikan dan
revisi dan melengkapi di waktu mendatang. Karena buku sejarah
sesungguhnya buku harian (diary) yang harus terus menerus diisi
dan dituliskan.
Semoga rumah besar Perinasia ini terjaga, bertumbuh
menjadi lebih lapang, kokoh teduh untuk mampu melindungi,
mengayomi ide, program dan pelayanan untuk kemanusiaan
SEJARAH PERINASIA
3
khususnya di masa perinatal. Semoga Perinasia mampu menjadi
ladang tempat menumbuhkan gagasan dan upaya membangun
sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas unggul,
mandiri dan berbudaya agar mampu menjadi bangsa pemenang
di kancah dunia global. Amin.
Salam,
SEJARAH PERINASIA
4
DAFTAR ISI
SEJARAH PERINASIA
5
3.4 ARAH PENGEMBANGAN ORGANISASI.................... 34
3.5 KANTOR PERINASIA .................................................... 37
BAB IV: ANGGARAN DASAR (AD) DAN
ANGGATAN RUMAH TANGGA (ART)............................. 38
BAB V: KEGIATAN .............................................................. 76
5.1 KEGIATAN ORGANISASI ............................................. 76
5.2 RENCANA KEGIATAN.................................................. 78
5.3 INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM ................ 90
5.4 MONITORING DAN EVALUASI .................................. 90
BAB VI: PRESTASI............................................................... 91
BAB VII: TANTANGAN....................................................... 92
7.1 ANALISIS POSISI ORGANISASI .................................. 92
7.2 POSISI ORGANISASI DAN ANALISIS KUADRAN .... 94
7.3 KONDISI INTERNAL DAN EKSTERNAL PERINASIA
TAHUN 2012.......................................................................... 96
7.4 PEMBOBOTAN, PEMERINGKATAN (RATING)
DAN NILAI .......................................................................... 103
BAB VIII: KESAN DAN PESAN ........................................ 112
BAB IX: LAMPIRAN .......................................................... 186
SEJARAH PERINASIA
6
DAFTAR TABEL
SEJARAH PERINASIA
7
DAFTAR GAMBAR
SEJARAH PERINASIA
8
DAFTAR SKEMA
SEJARAH PERINASIA
9
BAB I
SEJARAH BERDIRINYA PERINASIA
SEJARAH PERINASIA 1
0
Masa perinatal didefinisikan sebagai periode yang berawal sejak
usia kehamilan 28 minggu sampai 7 hari setelah kelahiran, di
mana masa ini merupakan masa yang paling krusial dalam
memengaruhi angka morbiditas dan mortalitas baik bagi ibu
maupun bayi. Pada awalnya, Perinatologi berkembang
berdasarkan pada keprihatinan atas tingginya angka kematian
pada masa perinatal dan neonatal (sampai 28 hari pasca
kelahiran). Meskipun demikian, ilmu Perinatologi sendiri
berkembang jauh lebih luas daripada itu. Perinatologi menaruh
perhatian pada penanganan komprehensif segala hal yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi, fisiologi maternal, janin,
dan neonatus dimulai sejak sebelum terjadinya kehamilan sampai
42 hari pasca kelahiran. Perinatologi menangani pula data survei
epidemiologi mengenai dampak yang terjadi akibat proses
kehamilan dan kelahiran terhadap kelangsungan dan kualitas
hidup ibu dan bayi, seperti terjadinya retardasi mental dan
komplikasi lainnya. Tujuan dari Perinatologi ini adalah mencapai
intact survival atau keselamatan yang utuh, di mana proses
reproduksi bukan hanya terdiri dari proses pembuahan,
kehamilan, dan kelahiran hidup saja, namun juga usaha untuk
menjamin tumbuh kembang yang seutuhnya. Didasari pemikiran
tersebut, Perinatologi jelas bukan hanya menjadi ranah ilmu
SEJARAH PERINASIA 1
1
Obstetri dan Ginekologi saja, namun juga melibatkan bidang
ilmu lain khususnya Pediatri dan Anestesi serta tidak menutup
kemungkinan bagi berbagai pihak yang menaruh perhatian
terhadap penanganan pada masa-masa krusial ini.
Awal berdirinya Perinasia tercetus pada saat
berlangsungnya Penataran Perinatologi, kerjasama antara
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dengan
The Royal Australian College of Obstetricians and
Gynaecologist, yang diselenggarakan oleh Bagian Obstetri &
Ginekologi dan Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM,
pada tahun 1981. Ketika itu almarhum Prof. dr. Sudradji, SpOG
yang juga peserta penataran mendorong almarhum Prof. Dr. dr.
Gulardi H. Wiknjosastro, SpOG(K) dan dr. Winahyo
Hardjoprakoso, SpOG untuk mendirikan suatu wadah yang dapat
mengembangkan Perinatologi di Indonesia, yang kemudian
dikenal dengan sebutan Perinasia (Perkumpulan Perinatologi
Indonesia). Tepatnya pada 13 Juni 1981, berdirilah Perinasia
yang ditandai dengan penandatanganan Piagam oleh 59 orang.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan pengesahan
perkumpulan saat itu ditugaskan kepada Panitia Persiapan
Perkumpulan Perinatologi Indonesia yang diketuai almarhum dr.
SEJARAH PERINASIA 1
2
Harun Harahap, SpOG. Saat ini piagam tersebut masih
terpampang di ruang tamu kantor Perinasia
Satu tahun setelah berdirinya Perinasia, diadakan pertemuan
yang akhirnya memilih Prof. dr. Hans E. Monintja, SpA(K)
sebagai Ketua Umum Perinasia pertama. Tahun 1985, Dr. R.
Hariadi, SpOG (Surabaya) terpilih menjadi Ketua Umum
Perinasia kedua. Lalu pada tahun 1988, Prof. Gulardi terpilih
sebagai Ketua Umum yang ketiga dan saat kepemimpinan beliau,
Perinasia yang tadinya lebih mencurahkan perhatian pada
intervensi di bidang klinis, secara perlahan fokus ke arah
community health. Diakuinya hal tersebut terjadi karena adanya
gap (celah) antara penangankan klinis dengan kebutuhan yang
ada di masyarakat. Namun kondisi ini dianggap lebih
menguntungkan karena Perinasia langsung memenuhi tuntutan
masyarakat. Sejak kepemimpinan Prof. Gulardi jugalah Perinasia
mulai berkiprah sebagai anggota FAOPS (Federation of Asia
Oceania Perinatal Society).
Setelah berkiprah 30 tahun, telah banyak perubahan di
organisasi Perinasia, diantaranya kepengurusan yang silih
berganti dalam 10 periode, jumlah cabang di tingkat provinsi
berkembang menjadi 23 cabang, ragam aktivitas organisasi
bertambah dari tahun ke tahun, dan sejak 1991, Perinasia yang
SEJARAH PERINASIA 1
3
awal mulanya menumpang kesekretariatan di RSCM telah
memiliki kantor sendiri.
SEJARAH PERINASIA 1
4
Prof. Dr. dr. Gulardi H. Wiknjosastro, SpOG(K)
Ketua Umum Perinasia 2 periode: 1988-1991 & 1991-
1994 (2 periode)
SEJARAH PERINASIA 1
5
dr. Titut. S. Pusponegoro, SpA
Ketua Umum Perinasia 2000-2003 (Wafat 26 Maret
2001)
SEJARAH PERINASIA 1
6
dr. Trijatmo Rachimhadhi, SpOG(K)
Ketua Umum Perinasia 2006-2009 dan 2009-2012 (2
periode)
SEJARAH PERINASIA 1
7
Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG(K), Jakarta
Ketua Umum Perinasia 2016-2018 dan 2018-2021 (2
periode)
SEJARAH PERINASIA 1
8
1.2. SEKILAS TENTANG PERINATOLOGI
PERINATOLOGI adalah Ilmu yang mempelajari
kesehatan janin dalam kandungan dan kesehatan bayi baru lahir.
Ilmu perinatologi merupakan bagian dari ilmu kedokteran
reproduksi.
SEJARAH PERINASIA 1
9
Masa Kehamilan/Masa Gestasi
Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat
kelahiran, dihitung dari hari pertama haid terakhir (menstrual age
of pregnancy).
Kehamilan cukup bulan (term/aterm) : masa gestasi 37-42
minggu (259 - 294 hari) lengkap.
Kehamilan kurang bulan (preterm) : masa gestasi kurang
dari 37 minggu (259 hari).
Kehamilan lewat waktu (postterm) : masa gestasi lebih dari
42 minggu (294 hari).
Bayi cukup bulan (term infant) : bayi dengan usia gestasi 37
- 42 minggu.
Bayi kurang bulan (preterm infant) : bayi dengan usia
gestasi kurang dari 37 minggu.
Masa Perinatal
Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Ukuran statistik : masa sejak kehamilan
28 minggu sampai dengan 28 hari sesudah lahir (batasan lama).
Sekarang menjadi masa sejak kehamilan 22 minggu, karena
viabilitas dan harapan hidup janin yang makin besar pada usia
kehamilan yang lebih muda (menurut ICD-10 WHO). Ukuran
SEJARAH PERINASIA 2
0
biologis : masa sejak terjadinya konsepsi sampai satu bulan
sesudah lahir, dihitung sejak hari pertama haid terakhir.
Masa Neonatal
Masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah
kelahiran.
Neonatus
Bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah
lahir.
Neonatus dini : usia 0-7 hari
Neonatus lanjut : usia 7-28 hari.
SEJARAH PERINASIA 2
1
Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR)/extremely
very low birthweight infant : bayi lahir hidup dengan berat
badan lahir kurang dari 1000 g.
Abortus : bayi lahir dengan berat badan kurang dari 500 g,
dan / atau usia gestasi kurang dari 20 minggu. Angka
harapan hidup amat sangat kecil, kurang dari 1%.
Kematian Janin
Kematian sebelum terjadinya pengeluaran yang lengkap
hasil konsepsi dari ibunya, tanpa memandang masa kehamilan.
Kematian ditandai dengan tidak adanya usaha pernapasan atau
tanda-tanda kehidupan yang lain seperti pulsasi jantung, pulsasi
tali pusat atau pergerakan otot-otot.
SEJARAH PERINASIA 2
2
Lahir Mati (Stillbirth)
Kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati, yang telah
mencapai umur kehamilan 28 minggu atau berat lahir sekurang-
kurangnya 1000 g.
Kematian Perinatal
Kematian perinatal: kematian pada masa kehamilan 28 minggu
sampai dengan 7 hari sesudah lahir.
Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate) : jumlah
kematian perinatal dikali 1000 lalu dibagi dengan jumlah bayi
lahir hidup dan lahir mati.
Kematian neonatal dini (early neonatal death): kematian bayi
pada 7 hari pertama sesudah lahir, (jika kurang dari satu hari,
gunakan hitungan yang sesuai - jam atau menit).
Kematian neonatal lanjut (late neonatal death): kematian bayi
pada hari ke 7 - 28 sesudah lahir.
SEJARAH PERINASIA 2
3
obstetri dan ginekologi, dokter spesialis lain, dokter umum,
bidan, perawat, ahli kesehatan masyarakat, psikolog dan individu
lain yang tertarik kepada masalah kesehatan bayi baru lahir.
Organisasi ini bersifat nirlaba, independen, serta bertujuan
membantu upaya penurunan morbiditas dan mortalitas perinatal
di Indonesia melalui peningkatan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir. Dalam upaya mencapai tujuannya, Perinasia bekerja sama
lintas profesi (terutama dengan POGI, IBI, PPNI, IDI dll.) dan
lintas sektor.
Setelah berkiprah kurang lebih 3 dekade, telah banyak
perubahan di organisasi PERINASIA, diantaranya kepengurusan
yang silih berganti dalam 13 periode, jumlah Cabang di tingkat
propinsi berkembang menjadi 23 Cabang, ragam aktifitas
organisasi bertambah dari tahun ke tahun, dan sejak 1991,
PERINASIA yang awal mulanya menumpang kesekretariatan di
RSCM, sejak 25 April 2016 telah memiliki kantor sendiri.
Masa bakti pengurus PERINASIA adalah selama 3 (tiga)
tahun, dengan sekretariat berkedudukan di ibukota Negara
Republik Indonesia. Anggota PERINASIA wajib menjunjung
tinggi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga PERINASIA,
serta peraturan dan keputusan PERINASIA. Sampai dengan
KONAS PERINASIA XII di Banjarmasin, dengan 23 Cabang
SEJARAH PERINASIA 2
4
serta 5 Cabang Persiapan di tingkat provinsi di Indonesia,
terdaftar 5.581 anggota multidisiplin yang terdiri dari dokter
spesialis obstetri dan ginekologi, dokter spesialis anak, dokter
spesialis anestesi, dokter umum, ahli kesehatan masyarakat,
bidan, perawat, psikolog, dan profesi lain yang mempunyai minat
yang besar terhadap masalah kesehatan ibu dan bayi baru lahir di
Indonesia.
KONAS KE-
Tahun Lokasi Ketua Tema
Penyelenggara
SEJARAH PERINASIA 2
5
Kesehatan Untuk
Semua Tahun
2000
SEJARAH PERINASIA 2
6
Guna Dalam
Menurunkan
Angka Kematian
dan Kesakitan Ibu
dan Perinatal
SEJARAH PERINASIA 2
7
Indonesia Sehat
2010
dr. M. Syafak Upaya
X 2009 Balikpapan
Hanung, SpA Peningkatan
Kualitas Hidup
Bayi Berat Lahir
Rendah
SEJARAH PERINASIA 2
8
Anak Menuju
Indonesia Sehat”
SEJARAH PERINASIA 2
9
BAB II
VISI MISI ORGANISASI
MISI
Misi internal:
Misi eksternal:
SEJARAH PERINASIA 3
0
3) Menjadi mitra pemerintah dan instansi/organisasi terkait
lain dalam bidang pendidikan, pelayanan, dan penelitian
perinatologi.
4) Menjadi organisasi perantara antara bidang kedokteran
dasar dan bidang terapan.
SEJARAH PERINASIA 3
1
BAB III
ORGANISASI
3.1 TUJUAN
Tujuan pokok PERINASIA ialah meningkatkan mutu
anggotanya dan mutu pelayanan perinatal untuk kepentingan
masyarakat dengan usaha:
1. Meningkatkan derajat dan kesehatan perinatal dalam
pembangunan manusia
2. Menyebarluaskan penerangan ilmiah dan populer dalam hal
perinatologi.
3. Merumuskan standar terbaik dalam pendidikan,
perlengkapan, sistem pelayanan dan merangsang riset
perinatologi.
4. Memberikan nasehat dan bekerja sama dengan pemerintah
dan instansi yang berwenang dalam bidang perinatologi.
5. Mengadakan dan memelihara hubungan internasional yang
serupa di luar negeri.
6. Menyelenggarakan kongres mengenai perinatologi dan
menyelenggarakan pertemuan yang berhubungan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan
perinatologi.
SEJARAH PERINASIA 32
7. Menjembatani dunia ilmiah/biomedis dengan ilmu terapan.
SEJARAH PERINASIA 33
5. Mutu
BUDAYA
Profesional yang ramah, jujur dan bertanggung jawab dalam
Tim Terpadu.
MOTTO
Menuju kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi
SEJARAH PERINASIA 34
4. Menjadi pedoman bagi unit kerja dalam
merencanakan program dan kegiatan serta
pembiayaannya sesuai dengan prioritas dan
kemampuan organisasi.
SEJARAH PERINASIA 35
VISI
2020
2019
2018
5
2017
2016
RKAP 2016 RKAP 2017 RKAP 2018 RKAP 2019 RKAP 2020
MISI
Pembenahan Inisiasi Monev Penyempurnaan Optimalisasi
organisasi, kerjasama kegiatan program baru kerjasama lintas
(kebijakan/ dengan Pengemb. sektor sesuai
manajemen) PEMDA/ Implementasi program visi Perinasia
Peningkatan organsasi lain hasil monev penelitian
kerjasama dg. Pengemb.
organisasi lain Inisiasi
penelitian program baru
Perencana
program baru Optimalisasi Optimalisasi
program lama kerjasama
lintas sektor
Skema 1. Pelaksanaan
Arah sesuai visiOrganisasi
Pengembangan
program baru Perinasia
Perencanaan
SEJARAH PERINASIA 36
3.5 KANTOR PERINASIA
Kantor PERINASIA kini beralamat di Jl Tebet Timur
Dalam IIIM no 9 JAKARTA SELATAN, memiliki luas lahan
215 m2.
SEJARAH PERINASIA 37
BAB IV
ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH
TANGGA (ART)
ANGGARAN DASAR
Mukadimah
- Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa
Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari
kaum penjajah, maka setiap warga negara
berkewajiban mengisi kemerdekaan itu dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju
tercapainya kehidupan rakyat yang sehat, adil dan
makmur.
- Menyadari bahwa Profesi di Bidang Perinatologi
mempunyai tanggung jawab untuk turut mengisi
kemerdekaan bangsa yang berasaskan Pancasila dan
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, dengan
membina masyarakat yang sehat jasmaniah dan
rohaniah, khususnya kesehatan dan kesejahteraan ibu
dan bayi Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan
Nasional Bangsa Indonesia yaitu untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
SEJARAH PERINASIA 38
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan kesejahteraan
sosial.
- Meyakini bahwa untuk sampai kepada derajat
pengabdian yang setinggi-tingginya, dan hasil guna
yang sebesar-besarnya, dalam usaha meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi Indonesia
tersebut, maka seluruh Profesi yang bekerja dan
berminat di Bidang Perinatologi perlu
dipersatukan dalam satu wadah organisasi bernama
Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
- Meyakini bahwa tujuan dan cita-cita organisasi yang
luhur hanya dapat dicapai atas petunjuk Tuhan Yang
Maha Esa, serta disertai usaha-usaha teratur, terencana
dan penuh kebijakan, digerakkan dengan pedoman dan
langkah-langkah organisasi yang terarah sebagai
berikut:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Profesi yang bekerja dan atau berminat di Bidang
Perinatologi adalah semua tenaga kesehatan dan non
SEJARAH PERINASIA 39
kesehatan warga negara Indonesia yang telah mendapat
ijasah dan berminat di bidang kesehatan dan kesejahteraan
ibu dan bayi.
2. Organisasi yang mewadahi seluruh Profesi di Bidang
Perinatologi di Indonesia adalah Perkumpulan
Perinatologi Indonesia.
3. Ibu adalah calon ibu, ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu
pasca melahirkan.
4. Bayi adalah sejak lahir sampai berusia satu tahun.
SEJARAH PERINASIA 40
BAB II
NAMA, KEDUDUKAN, DAN WAKTU
Pasal 2
Organisasi ini bernama Perkumpulan Perinatologi
Indonesia disingkat PERINASIA. Dalam hubungan
Internasional dipergunakan terjemahan The Indonesian
Society of Perinatology.
Pasal 3
Pengurus Harian PERINASIA berkedudukan di Ibu Kota
Negara Republik Indonesia.
Pasal 4
PERINASIA didirikan di Jakarta pada tanggal 13 bulan
Juni 1981 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
BAB III
ASAS
Pasal 5
PERINASIA berasaskan Pancasila, berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945.
BAB IV
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 6
SEJARAH PERINASIA 41
PERINASIA bertujuan untuk :
1. Meningkatkan derajat dan kesehatan masyarakat
khususnya di bidang kesehatan dan kesejahteraan ibu
dan bayi dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya.
2. Mengembangkan serta meningkatkan ilmu dan
pelayanan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi.
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota.
Pasal 7
Untuk mencapai tujuannya PERINASIA berusaha:
1. Berpartisipasi aktif dalam membina dan
meningkatkan mutu pelayanan masyarakat kesehatan
dan kesejahteraan ibu dan bayi di Indonesia.
2. Berpartisipasi aktif dalam penyebarluasan
pengetahuan ilmiah dan populer dalam bidang
kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi.
3. Berperan aktif dalam memberikan pengarahan,
pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan
pendidikan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi di
Indonesia.
SEJARAH PERINASIA 42
4. Merumuskan standar terbaik dalam pendidikan,
perlengkapan, sistem pelayanan dan mengembangkan
riset kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi.
5. Menjalin kerjasama dengan pemerintah dan instansi
yang berwenang, organisasi- organisasi profesi dan
organisasi seminat lainnya di dalam dan di luar negeri,
dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan ibu dan
bayi.
6. Membina dan meningkatkan kemampuan profesi
anggota
7. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Perinasia.
8. Berpartisipasi aktif dan mendukung semua program
pemerintah yang berdampak positif pada pelayanan
kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota PERINASIA terdiri atas:
1. Anggota biasa
SEJARAH PERINASIA 43
2. Anggota luar biasa
3. Anggota kehormatan
BAB VI
ORGANISASI
Pasal 9
Organisasi terdiri dari :
1. Badan Legislatif, yaitu Sidang Organisasi Kongres
Nasional PERINASIA
2. Badan Eksekutif:
a. Pengurus Pusat
b. Pengurus Cabang
c. Badan Khusus adalah badan yang dibentuk oleh
Pengurus Pusat untuk membantu pengurus
melaksanakan program kerjanya, terdiri dari:
1. Koordinator Program
2. Badan lain yang dianggap perlu
SEJARAH PERINASIA 44
BAB VII
KEKAYAAN
Pasal 10
Kekayaan Perkumpulan diperoleh dari:
1. Iuran anggota
2. Sumbangan-sumbangan dalam bentuk apapun yang sah
dari badan-badan pemerintah, swasta atau perorangan
dari dalam dan luar negeri, yang tidak bertentangan
dengan maksud tujuan Perkumpulan dan tidak mengikat.
3. Hasil kegiatan perkumpulan.
BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 11
1. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan dalam Sidang
Organisasi Kongres Nasional PERINASIA.
2. Rencana perubahan tersebut diajukan oleh Pengurus
Pusat atau oleh Pengurus Cabang.
3. Usulan perubahan Anggaran Dasar harus disampaikan
kepada Pengurus Pusat selambat- lambatnya 3 bulan
sebelum Kongres Nasional PERINASIA.
SEJARAH PERINASIA 45
BAB IX
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 12
Pembubaran PERINASIA diselenggarakan oleh Kongres
Luar Biasa yang khusus diselenggarakan untuk keperluan
tersebut
BAB X
PERATURAN TAMBAHAN
Pasal 13
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga sepanjang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar.
SEJARAH PERINASIA 46
melaksanakan jalannya organisasi, baik ke dalam maupun
ke luar.
Pasal 2
PERINASIA mengupayakan peningkatan ilmu dan mutu
pelayanan kesehatan masyarakat khususnya di bidang
kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi di dalam wilayah
negara Republik Indonesia.
Pasal 3
PERINASIA bekerjasama dengan instansi pemerintah
maupun swasta, organisasi profesi, organisasi seminat,
dan organisasi lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan, peningkatan usaha pelayanan, riset dan
pendidikan kesehatan masyarakat khususnya di bidang
kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi.
Pasal 4
PERINASIA mengadakan dan memelihara hubungan
internasional baik dengan organisasi- organisasi profesi
maupun organisasi seminat lain. Tujuannya adalah
tukar-menukar pengalaman dan pengetahuan, tukar-
SEJARAH PERINASIA 47
menukar tenaga atau sumber daya manusia (SDM) yang
dimiliki oleh PERINASIA untuk meningkatkan dan
mengembangkan ilmu serta pelayanan di bidang kesehatan
dan kesejahteraan ibu dan bayi.
Pasal 5
PERINASIA mendorong para anggotanya untuk selalu
meningkatkan pengetahuan, dengan mengikuti
perkembangan ilmu, serta mengadakan penelitian-
penelitian, hasilnya disebarluaskan kepada seluruh
anggota dan masyarakat.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 6
Anggota
1. Anggota biasa adalah tenaga kesehatan dan non
kesehatan, berijasah, warga negara Indonesia, yang
berminat dan bersedia menyumbangkan tenaga dan
pikiran baik dalam pengembangan sistem pelayanan,
pendidikan maupun penelitian kesehatan masyarakat,
SEJARAH PERINASIA 48
khususnya di bidang kesehatan dan kesejahteraan ibu
dan bayi.
2. Anggota luar biasa adalah individu dalam masyarakat
yang mempunyai minat dalam pengembangan sistem
pelayanan, pendidikan dan penelitian bidang kesehatan
masyarakat , khususnya di bidang kesehatan dan
kesejahteraan ibu dan bayi.
3. Anggota kehormatan adalah individu yang berjasa dalam
pengembangan pendidikan, penelitian, atau pelaksanaan
program PERINASIA.
Pasal 7
Penerimaan anggota
1. Calon anggota biasa dan luar biasa mengajukan
permintaan tertulis untuk menjadi anggota kepada
Pengurus Cabang, dengan mengisi formulir
keanggotaan.
2. Pengurus Cabang mengadakan evaluasi mengenai data-
data calon, dan apabila memenuhi syarat dapat langsung
diterima sebagai anggota.
3. Pengurus Cabang menentukan seorang calon diterima
sebagai anggota biasa atau anggota luar biasa.
SEJARAH PERINASIA 49
4. Pengusulan seorang menjadi anggota kehormatan
dilakukan oleh Pengurus Pusat atau Pengurus Cabang.
5. Penerimaan anggota kehormatan ditetapkan dengan
Surat Keputusan Pengurus Pusat.
6. Keanggotaan berlaku seumur hidup
Pasal 8
Pemberhentian anggota
1. Seorang anggota kehilangan keanggotaannya oleh
karena:
a. meninggal dunia
b. atas permintaan sendiri secara tertulis
c. diberhentikan
2. Seorang anggota diberhentikan karena bertindak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, atau melakukan pelanggaran hukum
pidana dan telah dinyatakan bersalah oleh pengadilan
3. Pemberhentian anggota diusulkan oleh Pengurus Cabang
disertai data-data tertulis dan diputuskan sementara oleh
Pengurus Pusat.
4. Anggota yang diberhentikan sementara dapat membela
diri di depan Pengurus Pusat yang dihadiri oleh Pengurus
SEJARAH PERINASIA 50
Cabang yang mengusulkan. Bila pembelaan tersebut
diterima maka hak-hak keanggotaan yang bersangkutan
direhabilitasi. Apabila pembelaannya tidak diterima
maka yang bersangkutan akan diberhentikan secara
tetap.
5. Dalam hal luar biasa, Pengurus Pusat dapat
melakukan pemberhentian sementara secara langsung
dengan pemberitahuan kepada Pengurus Cabang yang
bersangkutan.
Pasal 9
Hak dan kewajiban anggota
1. Hak anggota
a. Setiap anggota berhak mendapat perlindungan dan
kesetiakawanan dalam melaksanakan tugas
organisasi dan program PERINASIA
b. Anggota biasa mempunyai hak mengeluarkan
pendapat, hak memilih, hak dipilih dan hak mengikuti
kegiatan organisasi
c. Anggota luar biasa dan anggota kehormatan
mempunyai hak mengeluarkan pendapat dan hak
mengikuti semua kegiatan organisasi, tanpa hak
untuk memilih atau dipilih.
SEJARAH PERINASIA 51
d. Mendapatkan Kartu Tanda Anggota yang diterbitkan
oleh Pengurus Pusat.
2. Kewajiban anggota
a. Menjunjung tinggi dan mengamalkan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERINASIA.
b. Berperan dalam mengembangkan pendidikan,
penelitian dan pelayanan program- program
perinatologi di Indonesia.
c. Melaksanakan segala keputusan-keputusan
Kongres Nasional dan Pengurus PERINASIA.
d. Melengkapi persyaratan administrasi keanggotaan
PERINASIA.
BAB III
KONGRES NASIONAL
Pasal 10
1. membahas perkembangan organisasi serta
perkembangan perinatologi.
2. Kongres Nasional mempunyai 2 sidang, yaitu sidang
organisasi dan sidang ilmiah.
SEJARAH PERINASIA 52
3. Sidang Organisasi Kongres Nasional PERINASIA
adalah badan legislatif tertinggi PERINASIA yang
merupakan musyawarah utusan Cabang dan Pengurus
Pusat.
4. Sidang Ilmiah Kongres Nasional PERINASIA adalah
kegiatan ilmiah yang membahas perkembangan
perinatologi terkini di tingkat nasional maupun
internasional.
5. Kongres Nasional diadakan sekali dalam 3 tahun.
6. Dalam keadaan mendesak, Kongres Nasional Luar Biasa
PERINASIA dapat diadakan atas usul Pengurus Pusat,
atau salah satu Cabang dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah Cabang.
Pasal 11
Kekuasaan dan wewenang Kongres Nasional
Tugas dan wewenang rapat organisasi dalam Kongres
Nasional adalah :
1. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga PERINASIA.
2. Menetapkan rencana strategis (renstra) organisasi.
3. Menilai pertanggungjawaban hasil kerja Pengurus Pusat
SEJARAH PERINASIA 53
4. Memilih dan menetapkan Ketua Umum.
5. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pertimbangan.
6. Menetapkan dan mengesahkan Cabang baru.
7. Menentukan besarnya iuran anggota.
8. Menetapkan tempat penyelenggaraan kongres berikutnya.
Pasal 12
Penyelenggaraan Kongres Nasional PERINASIA
1. Penyelenggara Kongres Nasional PERINASIA adalah
Pengurus Pusat dan Cabang terpilih.
2. Pengurus Pusat bersama Pengurus Cabang terpilih
membentuk Panitia Penyelenggara Kongres Nasional
PERINASIA yang disahkan oleh Pengurus Pusat.
3. Panitia Penyelenggara Kongres Nasional PERINASIA
merupakan suatu badan otonom dalam hal organisasi,
administrasi dan perbendaharaan, dan bertanggung jawab
kepada Pengurus Pusat.
4. Dalam menyelenggarakan Kongres, Panitia
Penyelenggara mengacu pada Panduan
Penyelenggaraan Kongres yang telah ditetapkan oleh
Pengurus Pusat.
SEJARAH PERINASIA 54
5. Sidang Organisasi pada Kongres Nasional dianggap sah
jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah dari
jumlah utusan Cabang. Jika yang hadir kurang dari 50%,
sidang ditunda selambat - lambatnya dalam 2 kali 15 menit
dan dianggap sah tanpa memandang jumlah peserta yang
hadir.
6. Sidang organisasi Kongres Nasional PERINASIA
dipimpin oleh Ketua Cabang Penyelenggara Kongres
didampingi oleh Sekretaris Umum Pengurus Pusat.
7. Keputusan-keputusan diambil atas musyawarah mufakat,
atau pemungutan suara yaitu suara terbanyak.
8. Peserta Sidang Organisasi Kongres Nasional
PERINASIA adalah utusan Cabang, Pengurus Pusat,
Badan Khusus, Dewan Pertimbangan dan Peninjau.
9. Utusan cabang terdiri dari Pengurus Cabang dan
atau Anggota Biasa cabang bersangkutan yang ditunjuk
dengan Surat Mandat. Utusan Cabang harus membawa
Surat mandat dari Pengurus Cabang yang bersangkutan.
10. Hak suara Cabang sesuai dengan jumlah anggota setiap
cabang setelah menyelesaikan kewajiban organisasi akan
menentukan besarnya hak suara sebagai berikut.
11. Setiap Cabang yang memiliki:
SEJARAH PERINASIA 55
- kurang dari 25 anggota mendapat hak 1 suara
- 25-50 anggota utusan Cabang mendapat hak 2 suara
- 51-100 anggota mendapat hak 3 suara
- 101-300 anggota mendapat hak 4 suara
- lebih dari 300 anggota mendapat hak 5 suara. Jumlah
maksimum Utusan Cabang adalah 5 orang.
12. Setiap Cabang mempunyai hak untuk mengirimkan 2
orang Peninjau. Peninjau mempunyai hak bicara tetapi
tidak memiliki hak suara.
BAB IV
PENGURUS PUSAT
Pasal 13
Status dan struktur Pengurus Pusat
1. Pengurus Pusat adalah Badan Eksekutif tertinggi
organisasi PERINASIA dan bertanggung jawab kepada
Kongres Nasional PERINASIA.
2. Masa bakti Pengurus Pusat adalah tiga tahun atau sampai
dengan Kongres Nasional PERINASIA berikutnya.
3. Setelah pertanggungjawaban pada akhir masa jabatan,
Pengurus Pusat menjadi demisioner sampai terbentuknya
Pengurus Pusat Baru.
SEJARAH PERINASIA 56
4. Pengurus Pusat Baru mulai menjalankan tugasnya segera
setelah dilakukan serah terima dengan Pengurus Pusat
demisioner, paling lambat dalam 30 hari setelah
penyelenggaraan kongres.
5. Ketua Umum Pengurus Pusat tidak boleh memangku
jabatannya lebih dari dua kali masa bakti berturut-turut.
6. Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Ketua Umum
b. Ketua I
c. Ketua II
d. Sekretaris Umum
e. Bendahara
f. Beberapa anggota
g. Badan Khusus terdiri dari :
- Koordinator Program
- Dewan Redaksi Majalah PERINASIA
Pasal 14
Tugas dan wewenang Pengurus Pusat
1. Menyusun dan melaksanakan program kerja yang
berlandaskan keputusan-keputusan dan tujuan pokok
PERINASIA yang ditetapkan oleh Kongres Nasional.
SEJARAH PERINASIA 57
2. Membentuk Badan Khusus untuk melaksanakan program-
programnya.
3. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi
pemerintah, organisasi profesi, dan badan-badan lain di
dalam dan di luar negeri yang dipandang perlu, dalam
rangka usaha mencapai tujuan PERINASIA.
4. Monitoring dan koordinasi terhadap pelaksanaan tugas-
tugas Pengurus Cabang dalam hal mengamankan
pelaksanaan keputusan-keputusan Kongres Nasional.
5. Mewakili PERINASIA di tingkat Nasional dan
Internasional.
6. Melantik Pengurus Cabang.
7. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan dan kekayaan
perkumpulan selama masa jabatannya kepada Kongres
Nasional.
8. Dalam melaksanakan program kerjanya Pengurus Pusat
dapat mempergunakan tenaga yang dipandang perlu demi
kelancaran organisasi.
SEJARAH PERINASIA 58
3. Mengeluarkan keputusan-keputusan yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga untuk kelancaran jalannya organisasi.
4. Mengarahkan, mengawasi, memberikan pembinaan dan
bertanggung jawab atas seluruh kegiatan PERINASIA
selama masa jabatannya.
5. Mewakili PERINASIA di tingkat Nasional maupun
Internasional.
Tugas Ketua-ketua
1. Ketua I adalah Ketua Eksekutif Harian dan merupakan
Wakil Ketua Umum dalam kegiatan organisasi.
2. Ketua I mempunyai wewenang penuh atas nama Ketua
Umum dalam memimpin kegiatan rutin organisasi
PERINASIA.
3. Melakukan koordinasi semua unsur kepengurusan dalam
sistem organisasi PERINASIA.
4. Ketua II mempunyai tugas koordinasi bidang riset dan
pendidikan.
5. Ketua I dan Ketua II bertanggung jawab kepada Ketua
Umum.
SEJARAH PERINASIA 59
Tugas Sekretaris Umum dan Bendahara
1. Sekretaris Umum bertugas memimpin dan
bertanggungjawab atas administrasi organisasi, serta
membantu Ketua Umum agar dapat menjalankan tugas
dan wewenangnya dengan lancar.
2. Bendahara bertugas mengelola, mengatur, dan
bertanggung jawab atas keuangan serta kekayaan
PERINASIA Pusat.
3. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.
Badan Khusus
1. Koordinator Program
a. Membantu Pengurus Pusat dalam melaksanakan
program kegiatan sesuai bidangnya.
SEJARAH PERINASIA 60
b. Koordinator program dibantu oleh Penanggung
Jawab Program
c. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum.
SEJARAH PERINASIA 61
c. Mengadakan hubungan dan tukar menukar bahan dan hasil
penerbitan dengan berbagai penerbit lainnya baik di dalam
atau di luar negeri.
d. Bertanggung jawab pada Ketua Umum.
Pasal 15
Rapat Kerja, Rapat Pleno, Rapat Pengurus Harian dan
Rapat Koordinasi
Rapat Kerja
a. Rapat Kerja adalah rapat yang diselenggarakan oleh
Pengurus Pusat dan dihadiri oleh Dewan Pertimbangan,
Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, dan Badan Khusus
b. Menetapkan program kerja PERINASIA sesuai amanat
Kongres Nasional PERINASIA untuk dilaksanakan pada
masa bakti kepengurusan
c. Menetapkan Kompendium PERINASIA
d. Rapat Kerja diadakan sekurang-kurangnya 2 kali dalam
masa bakti kepengurusan
e. Rapat Kerja pertama diselenggarakan paling lambat 6
bulan setelah penyelenggaraan Kongres Nasional
PERINASIA.
SEJARAH PERINASIA 62
f. Rapat kerja terakhir diselenggarakan paling lambat 3
bulan sebelum penyelenggaraan Kongres Nasional
PERINASIA.
g. Rapat Kerja dipimpin oleh Ketua Umum
Rapat Pleno
1. Rapat Pleno adalah rapat Pengurus Pusat lengkap
2. Menyusun, menilai, dan menyempurnakan program kerja
Pengurus Pusat
3. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Umum
4. Diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam
setahun
SEJARAH PERINASIA 63
Rapat Koordinasi
1. Rapat Koordinasi adalah rapat antara Pengurus Pusat
dengan para Koordinator Program
2. Diselenggarakan sekurang-kurangnya 6 bulan sekali atau
atas permintaan Pengurus Pusat
3. Rapat Koordinasi dipimpin oleh Ketua I
BAB V
DEWAN PERTIMBANGAN
Pasal 16
Status
1. Ketua Dewan Pertimbangan dipilih dan ditetapkan dalam
Kongres Nasional
2. Anggota dipilih oleh Ketua Dewan Pertimbangan.
3. Jumlah anggota Dewan Pertimbangan, maksimal 5
termasuk Ketua.
Tugas
1. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Ketua
Umum, baik diminta maupun tidak, secara tertulis.
2. Mengadakan rapat sekurang-kurangnya satu kali dalam
satu tahun.
3. Bertanggung jawab pada Kongres Nasional.
SEJARAH PERINASIA 64
BAB VI
PENGURUS CABANG
Pasal 17
Status dan Struktur Pengurus
SEJARAH PERINASIA 65
c. Sekretaris
d. Bendahara
e. Beberapa anggota
8. Pengurus Cabang dapat membentuk Dewan Pertimbangan
Cabang dengan keanggotaan sesuai kebutuhan.
Pasal 18
Tugas dan Wewenang Pengurus Cabang
1. Menyusun serta melaksanakan program dan peraturan
yang ditetapkan oleh Kongres Nasional PERINASIA dan
Pengurus Pusat.
2. Menyusun dan melaksanakan program Cabang
3. Mengusahakan dan mengadakan dana untuk membiayai
kegiatan Cabang.
4. Menyusun peraturan-peraturan yang berlaku bagi
Cabangnya sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
5. Melakukan koordinasi dengan Instansi
Pemerintah/Organisasi lain dalam rangka mencapai
tujuan PERINASIA.
6. Memberikan laporan kepada Pengurus Pusat sekurang-
kurangnya sekali setahun
SEJARAH PERINASIA 66
Tugas dan wewenang Ketua
1. Memimpin kegiatan Cabang
2. Mengatur pembagian tugas antar anggota pengurus
Cabang
3. Bertindak keluar atas nama Pengurus Cabang
4. Bertanggungjawab kepada Rapat Anggota
SEJARAH PERINASIA 67
Tugas dan wewenang Anggota
1. Melaksanakan dan mengamankan tugas yang diberikan
oleh Ketua
2. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Ketua baik
diminta maupun tidak
3. Bertanggung jawab kepada Ketua Cabang
Pasal 19
RAPAT ANGGOTA
1. Status
a. Rapat Anggota adalah badan legislatif tertinggi di
tingkat Cabang
b. Rapat Anggota merupakan rapat lengkap yang
dihadiri segenap Anggota Cabang
c. Rapat Anggota diselenggarakan oleh Pengurus
Cabang, sekurang-kurangnya 2 kali selama masa
bakti
SEJARAH PERINASIA 68
d. Dalam keadaan luar biasa Rapat Anggota dapat
diadakan sewaktu-waktu, atas usul
e. sekurang-kurangnya 5 (lima ) Anggota dan
mendapat persetujuan sekurang-kurangnya oleh
setengah dari jumlah Anggota Biasa yang ada
2. Kekuasaan dan wewenang
a. Menetapkan Program Kerja Cabang sesuai dengan
Program Kerja Pengurus Pusat
b. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Cabang
c. Memilih Ketua Cabang
SEJARAH PERINASIA 69
BAB VII
KEKAYAAN
Pasal 20
1. Kekayaan PERINASIA diperoleh dari uang pangkal dan
uang iuran anggota, usaha serta sumbangan-sumbangan
yang sah dan tidak mengikat dari organisasi dalam
maupun luar negeri.
2. Besarnya uang pangkal dan uang iuran ditetapkan dalam
Sidang Organisasi Kongres Nasional PERINASIA.
3. Pengurus Cabang berkewajiban menarik uang pangkal dan
iuran dari anggota
4. Pengurus Cabang berkewajiban menyerahkan 50 % uang
pangkal dan 25 % uang Iuran anggotanya kepada
Pengurus Pusat.
5. Pengurus Cabang dapat mengusahakan penambahan dari
sumber-sumber yang sah dan tidak mengikat.
PENGHARGAAN PERINASIA
Pasal 21
1. Penghargaan PERINASIA diberikan sebagai pengakuan
atas prestasi individu/ kelompok/ organisasi
SEJARAH PERINASIA 70
kemasyarakatan yang berjasa terhadap perkembangan
kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi .
2. Jenis penghargaan
a. Penghargaan Titut S. Pusponegoro, diberikan kepada
yang dianggap berjasa dan memiliki dedikasi prima
untuk pelayanan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan
bayi di lapangan
b. Penghargaan Achmad Suryono, diberikan kepada
yang dianggap berjasa dalam penelitian dan
pengembangan di bidang kesehatan dan kesejahteraan
ibu dan bayi .
c. Penghargaan Gulardi H. Wiknjosastro, diberikan
kepada yang dianggap berjasa dalam bidang
organisasi dan pengembangan di bidang kesehatan dan
kesejahteraan ibu dan bayi.
Pasal 22
Tatacara pemberian penghargaan PERINASIA
1. Nama-nama calon penerima penghargaan diusulkan oleh
Cabang PERINASIA dan atau Pengurus Pusat paling
lambat 6 bulan sebelum pelaksanaan Kongres
Nasional PERINASIA
SEJARAH PERINASIA 71
2. Pemilihan calon penerima penghargaan dilakukan oleh
Panitia Pemilih yang dibentuk oleh Pengurus Pusat
3. Kriteria penilaian dikembangkan oleh Panitia Pemilih
berdasarkan panduan penerima penghargaan PERINASIA
ATRIBUT PERINASIA
Pasal 23
Atribut PERINASIA terdiri dari Lambang, Himne dan Mars
1. Lambang ditentukan oleh Kongres Nasional.
2. Perubahan lambang harus diajukan sekurang-kurangnya
tiga bulan kepada Pengurus Pusat dan harus diputuskan
dalam Kongres Nasional
3. Lambang hanya dipakai untuk kegiatan atau program yang
ada hubungannya dengan Perkumpulan.
Pasal 24
1. Lambang PERINASIA adalah kotak persegi panjang
berwarna biru berisi elips sebagai simbol uterus berwarna
putih dengan janin presentasi kepala menengok ke kiri
2. Himne PERINASIA adalah himne ciptaan Dadang Syarif
E dan aransemen oleh Arvin Zaenullah
3. Mars PERINASIA adalah Mars ciptaan Nazardi Oyong
SEJARAH PERINASIA 72
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN
RUMAH TANGGA
Pasal 25
1. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga ditetapkan dalam Rapat Organisasi Kongres
Nasional PERINASIA
2. Rencana perubahan tersebut diajukan oleh Pengurus Pusat
atau oleh Pengurus Cabang.
3. Usulan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga harus disampaikan kepada Pengurus Pusat
selambat-lambatnya 3 bulan sebelum Kongres Nasional
PERINASIA.
SEJARAH PERINASIA 73
BAB X
PEMBUBARAN ORGANISASI PERINASIA
Pasal 26
1. Kongres Luar Biasa yang khusus diselenggarakan untuk
keperluan tersebut.
2. Usulan pembubaran harus disampaikan kepada Pengurus
Pusat dalam waktu selambat- lambatnya 3 bulan sebelum
Kongres Luar Biasa tersebut dan harus disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 jumlah Cabang.
3. Keputusan pembubaran harus disetujui dengan dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) jumlah
Cabang dan dengan sekurang-kurangnya 3/4 (tiga
perempat) jumlah suara yang ada.
4. Kekayaan PERINASIA sesudah dibubarkan diserahkan
kepada suatu Badan Sosial.
PERATURAN TAMBAHAN
Pasal 27
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERINASIA ini
diatur di dalam Kompendium PERINASIA oleh Pengurus
Pusat sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran
SEJARAH PERINASIA 74
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
dipertanggungjawabkan pada Kongres Nasional
PERINASIA berikutnya.
SEJARAH PERINASIA 75
BAB V
KEGIATAN
SEJARAH PERINASIA 76
4. Pelatihan Manajemen Makanan Pendamping ASI
5. Pelatihan Manajemen Laktasi
6. Pelatihan Konseling Menyusui Modul 40 Jam (Standar
WHO/KEMKES/UNICEF)
7. Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk YANKES level I-
II
8. Pelatihan Resusitasi Neonatus
9. Pelatihan Membantu Bayi Bernapas
10. Pelatihan Membantu Menyelamatkan Ibu
SEJARAH PERINASIA 77
CABANG Penanganan Komprehensif BBLR dalam 3in1 Obgyn
BALI Meeting. Diikuti 80 peserta bidan, PPDS Obgin, PPDS
Anak, dokter umum (Desember 2017).
CABANG Lari pagi dan Konseling ASI di Car Free Day Pekanbaru, 16
RIAU Oktober 2016.
CABANG World Breastfeeding Week Foundation of Life, 5 Agustus
KALSEL 2018 (Kerjasama IDAI – PERINASIA – AIMI – IDI – POGI
CABANG KALSEL)
CABANG Workshop USG Kegawatdaruratan Obstetri dan Resusitasi
JABAR Neonatus untuk Dokter Umum. Bandung, 3 Oktober 2018
CABANG Menulis liputan hasil Audit Kematian Ibu dan Bayi di
ACEH Langsa dan liputan kegiatan pelatihan resusitasi neonatus di
Banda Aceh. Masuk berita Koran di Aceh.
SEJARAH PERINASIA 78
Tim koordinasi Bidang Riset
Melaksanakan penelitian multisenter “Kematian Perinatal dan
Neonatal di Rumah Sakit di Indonesia”
SEJARAH PERINASIA 79
5. Lebih terlibat dalam organisasi internasional terkait yaitu
FAOPS (Federation of Asia Oceania Perinatal Societies).
SEJARAH PERINASIA 80
5. Pengumpulan data Kehamilan remaja di setiap cabang, bila
memungkinkan penelitian epidemiologi tetang kehamilan
remaja.
6. Membuat kajian Ilmiah tentang dampak Perkawinan remaja
untuk bekal melakukan uji meteriil ulang tetang UU
Perkawinan, sehingga usia perkawinan untuk wanita 19
tahun.
7. Kerja sama dengan kelompok yang peduli tentang kesehatan
reproduksi
8. Mengedukasi tokoh masyarakat/warga di lingkungan kantor
PP Perinasia tentang Kesehatan Reproduksi Remaja agar
keberadaan Perinasia lebih dikenal dan dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat sekitar.
SEJARAH PERINASIA 81
Kanguru (PMK) telah terbukti dapat meningkatkan
kelangsungan hidup dan kualitas BBLR.
Analisis Situasi
Kekuatan:
Pelatihan PMK Perinasia telah dilaksanakan secara rutin
Tim Pelatih PMK merupakan pakar di bidangnya masing-
masing
Tim Pelatihan PMK didukung oleh pengelola program
yang berpengalaman
Sarana pendudkung pelatihan lengkap
Kelemahan
Peninjauan materi belum dilakukan secara berkala
Belum punya tempat penyelenggaraan sendiri (masih harus
sewa)
Peluang
Adanya kebijakan pemerintah terkait program PMK
Terbukanya kerjasama dengan institusi pendidikan,
pelayanan kesehatan, dan institusi lainnya
Tantangan
Masih ditemukannya berbagai masalah di pelayanan
kesehatan dalam mengimplementasikan perawatan metode
kanguru diantaranya kurangnya dukungan manajemen
SEJARAH PERINASIA 82
Masih terbatasnya tenaga kesehatan yang telah
mendapatkan pelatihan perawatan metode kanguru di
pelayanan kesehatan
Sasaran Strategis
1. Meningkatnya cakupan praktik PMK
2. Termutakhirkannya modul PMK
3. Terjalinnya kerjasama dengan institusi lain dalam
mensosialisasikan PMK
4. Didapatkannya gambaran pelaksanaan dan penerimaan
PMK di masyarakat melalui penelitian
SEJARAH PERINASIA 83
Termutakhir Telaah Modul v
kannya literature terbarukan
modul PMK Merevisi
Modul
Terjalinnya Menangka Adanya satu v
kerjasama p peluang kejasama
dengan kerjasama dengan
institusi lain yang institusi lain
dalam ditawarkan
mensosialisa Menginisia
sikan PMK si
kerjasama
Didapatkann Penelitian 1 kali v
ya gambaran –
pelaksanaan kerjasama
dan dengan
penerimaan Tim
PMK di Koord.
masyarakat Penelitian
melalui
penelitian
SEJARAH PERINASIA 84
Rencana Kerja Program Metodologi Penelitian
1. Pelatihan rutin Metodologi Penelitian tiap 4 bulan,
bergantian di Yogyakarta dan Jakarta. Pelatihan
terselenggara bila peserta 20 orang.
2. Pelatihan di luar yang rutin bekerjasama dengan
Cabang/Institusi lain
SEJARAH PERINASIA 85
RS dengan adanya Capacity Building yang terjadwal dengan
baik.
1. Melaksanakan Pelatihan Resusitasi Neonatus setahun 36
kali.
2. Menerjemahkan Buku PRN Edisi 7, 2016
3. Mensosialisasikan perubahan materi Buku PRN edisi 7,
2016 pada seluruh pelatih setelah buku selesai (2017)
4. Meningkatkan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak
terkait untuk pelaksanaan PRN di daerah (organisasi profesi,
Dinkes, Rumah Sakit Umum Daerah, mitra lain)
5. Meningkatkan peran pelatih-pelatih di daerah untuk
sosialisasi & melatih.
SEJARAH PERINASIA 86
Rencana Kerja Program Membantu Bayi Bernapas
1. Melaksanakan Pelatihan Membantu Bayi Bernapas bersama
Perinasia Cabang dan Dinas Kesehatan (minimal 20 peserta).
2. Meningkatkan peran pelatih-pelatih di daerah untuk sosialisasi
& melatih.
3. Sosialisasi materi HBB melalui seminar dan pertemuan yang
relevan
4. Merencanakan TOT HMS & HBB secara Terintegrasi
(kerjasama LDSC & Kemkes) 2016
5. Menggalakkan rekrutmen pelatih muda Obgin di daerah untuk
HMS & HBB.
6. Meningkatkan kerjasama dengan IBI, Dinkes dan mitra lain
SEJARAH PERINASIA 87
5. Mengadakan evaluasi program minimal 6 bulan sekali.
6. Meningkatkan peluang kerjasama dengan institusi
pemerintah/swasta/ pihak terkait lainnya.
7. Meningkatkan peluang kegiatan “Pemantapan Kapasitas dan
Peningkatan kompetensi” Konselor Menyusui
8. Menginisiasi berdirinya tempat praktik konseling menyusui
SEJARAH PERINASIA 88
Rencana Kerja Program Stabilisasi Neonatus
1. Revisi dan cetak ulang buku – MOU dengan Perinasia untuk
penyelenggaraan pelatihan.
2. Sosialisasi program pelatihan di website
Perinasia, dan rencana akan diselenggarakan 2-3 bulan sekali.
3. Pelatihan stabilisasi 2-3 bulan sekali, dan akan ditambahkan
bila banyak yang memerlukan.
4. Sosialisasi dan mengadakan networking dengan jejaring
(Dinas Kesehatan, dsb).
5. Akhir tahun 2016 mengadakan pertemuan untuk tim pelatih
baru.
SEJARAH PERINASIA 89
5.3. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
1. Terlaksananya program-program ilmiah, riset, dan
pelatihan sesuai target yang ditetapkan dan hasil
monitoring evaluasi.
2. Meningkatnya cakupan peserta pelatihan dilihat dari
pelaporan.
3. Meningkatnya peran Perinasia dalam bidang kerjasama,
dinilai dari banyaknya kegiatan bersama jejaring.
4. Adanya laporan keuangan yang akuntabel dan transparan
EVALUASI
Pencapaian misi dilakukan setiap tahun, sedangkan
pencapaian program kegiatan dilaksanakan setiap 6 bulan.
Aspek-aspek yang dievaluasi meliputi hasil kegiatan
bulanan, proses pelaksanaan kegiatan, dan faktor
penghambat pelaksanaan kegiatan.
SEJARAH PERINASIA 90
BAB VI
PRESTASI
PENGHARGAAN PERINASIA
PERINASIA memberikan 3 (tiga) jenis penghargaan
sebagai pengakuan atas prestasi individu/kelompok/organisasi
kemasyarakatan yang berjasa terhadap PERINASIA dan atau
perkembangan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi.
Penghargaan Titut S. Pusponegoro, diberikan kepada yang
dianggap berjasa dan memiliki dedikasi prima untuk
pelayanan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi di lapangan.
Penghargaan Achmad Suryono, diberikan kepada yang dianggap
berjasa dalam penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan
dan kesejahteraan ibu dan bayi. Penghargaan Gulardi H.
Wiknjosastro, diberikan kepada yang dianggap berjasa dalam
bidang organisasi dan pengembangan di bidang kesehatan dan
kesejahteraan ibu dan bayi.
SEJARAH PERINASIA 91
BAB VII
TANTANGAN
SEJARAH PERINASIA 92
O (+)
Kuadran II Kuadran I
w (+) S (+)
T (+)
Gambar 1. Posisi organisasi
berdasarkan hasil analisis
SWOT
SEJARAH PERINASIA 93
7.2. POSISI ORGANISASI dan ANALISIS KUADRAN
Berdasarkan hasil analisis SWOT posisi organisasi
dapat terletak di Kuadran I, II, III atau IV (lihat Gambar 1)
1. Kuadran I (Pengembangan dan Pertumbuhan)
Dalam kuadran ini kekuatan yang dimiliki perusahaan
lebih dominan dari pada kelemahannya. Selain itu,
peluang untuk tumbuh yang dimiliki organisasi
sangat bagus, maka perlu dipupuk dana yang lebih
besar untuk investasi/pengembangan organisasi
dalam mengejar pertumbuhan.
2. Kuadran II (Stabilisasi dan Konsolidasi Internal)
Dalam kuadran ini peluang untuk tumbuh masih ada
dengan terlebih dahulu melakukan stabilisasi dan
konsolidasi internal, karena masih terdapat
kelemahan faktor internal baik dalam bidang
keuangan, organisasi, sumber daya manusia serta
sarana dan prasarana.
3. Kuadran III (Penciutan Kegiatan)
Dalam kuadran ini organisasi menghadapi tantangan
yang cukup berat, karena tidak mempunyai peluang
untuk tumbuh, pasarnya menurun dan kondisi internal
lemah, sehingga perlu dilakukan penciutan usaha.
SEJARAH PERINASIA 94
4. Kuadran IV (Diversifikasi Kegiatan)
Dalam kuadran ini pasar organisasi sangat kecil dan tingkat
pertumbuhan rendah, sehingga perlu dilakukan diversifikasi
usaha.
SEJARAH PERINASIA 95
7.3. KONDISI INTERNAL dan EKSTERNAL
PERINASIA TAHUN 2012
Perinasia adalah suatu organisasi yang bergerak
dalam bidang jasa pelayanan, pendidikan, pelatihan,
penelitian dan usaha lainnya dalam bidang kesehatan.
Dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi yang
berkesinambungan, analisis secara sistematis untuk
mengidentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan
ancaman) suatu organisasi harus senantiasa dilakukan
guna menentukan posisi organisasi tersebut. Analisis
SWOT dilakukan mengacu kepada 4 (empat)
perspektif Balanced Score Card yaitu:
a) Keuangan (Perspektif Finansial)
b) Pelayanan (Perspektif Pelanggan)
c) Organisasi (Perspektif Proses Bisnis Internal)
d) Sumber Daya Manusia (Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan)
FAKTOR INTERNAL
SEJARAH PERINASIA 96
1. Keuangan (Perspektif Finansial)
a. Kekuatan
Pengelolaan keuangan mandiri
Likuiditas dan solvabilitas tinggi
b. Kelemahan
Sistem informasi dan pengelolaan
keuangan belum balk
Penggunaan dana belum efisien dan
efektif
Utilisasi asset masih rendah
SEJARAH PERINASIA 97
a. Kekuatan
Mempunyai sistem jaringan yang balk
Administrasi terintegrasi
b. Kelemahan
Organisasi belum berorientasi kepada
pencapaian visi dan misi Perinasia
Sarana, prasarana dan alat perlu
ditingkatkan
Proses layanan kepada pelanggan belum
optimal
SEJARAH PERINASIA 98
Sistem karier dan sistem merit belum
diterapkan
FAKTOR EKSTERNAL
1. Keuangan (Perspektif Financial)
a. Peluang
Peluang untuk melakukan berbagai kegiatan
profit di masyarakat untuk peningkatanpelayanan
kesehatan maternal dan perinatal sangat besar
Kerja sama finansial terbuka
b. Ancaman
Harga bahan, alat, imbalan jasa meningkat,
sehingga biaya operasional meningkat
Pangsa pasar berkurang karena organisasi lain
lebih aktif dan lebih baik dalam berperan dan
berkontribusi di berbagai kegiatan di
bidang kesehatan maternal dan perinatal.
SEJARAH PERINASIA 99
Kesadaran masyarakat untuk
meningktakan derajat kesehatan
maternal dan perinatal semakin tinggi
Kebutuhan masyarakat untuk
memperoleh pelayanan, pendidikan,
pelatihan dan penelitian dalam bidang
kesehatan maternal dan perinatal
semakin meningkat
b. Ancaman
Pelayanan organisasi lain lebih
kompetitif
Sarana/prasarana organisasi lain lebih
lengkap
SEJARAH PERINASIA 10
0
Terbuka peluang untuk meningkatkan
status organisasi Perinasia
b. Ancaman
Kualitas proses bisnis internal
organisasi pesaing lebih baik dalam
aspek kecepatan, ketepatan,
kenyamanan dan informasi
Organisasi lain lebih agresif dalam
hunting project
SEJARAH PERINASIA 10
1
Masuknya SDM profesional dari luar
negeri
Pembajakan SDM Perinasia oleh
organisasi pesaing
Kompensasi organisasi pesaing lebih
menarik
SEJARAH PERINASIA 10
2
7.4. PEMBOBOTAN, PEMERINGKATAN (RATING) dan
NILAI
Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut
diberi bobot berdasarkan pengaruhnya masing-masing
terhadap kinerja organisasi yang diukur dari kontribusi
yang dihasilkan dan besarnya usaha.
Pembobotan dilakukan dengan cara memberi bobot
dalam persentase (%) untuk masing-masing faktor sesuai
dengan besarnya peranan terhadap kinerja organisasi.
Pemeringkatan (rating) dilakukan dengan skala 1
— 5 untuk masing-masing faktor sesuai dengan
besarnya peranan terhadap kinerja organisasi.
5 = sangat kuat
4 = kuat
3 = cukup
2 = lemah
1= sangat lemah
Nilai masing-masing faktor diperoleh dari perkalian antara
angka bobot dengan angka pemeringkatan.
ANALISIS SWOT
Tabel 5. Bobot, Peringkat dan Nilai Faktor Internal
SEJARAH PERINASIA 10
3
Faktor Internal
Uraian Bobot Peringkat Nilai Ket.
(%)
A. Kekuatan
1. Keuangan (Finansial)
6 4 24
a. Pengelolaan keuangan mandiri
b. Likuiditas dan solvabilitas tinggi 6 4 24
2. Pelayanan/Pelatihan/Penelitian (Pelanggan)
8 5 40.
a. Pelatihan berkualitas tinggi
b. Peralatan pelatihan lengkap 6 5 30
3. Organisasi (Proses Bisnis Internal)
a. Mempunyai sistem jaringan yang baik 5 4 20
b. Administrasi terintegrasi 5 4 20
4. Sumber Daya Manusia (Pembelajaran)
a. Sumber Daya Manusia berkompetensi
tinggi
(belum ada personil yang memenuhi 6 4 24
b. Sumber daya
kualifikasi manusia
akuntansi/ 8 4 32
berkomitmen/dedikasi
Sarjana Akuntansi) tinggi
Sub-Total A 50 214
Uraian Bobot Peringkat Nilai Ket.
(%)
B. Kelemahan
1. Keuangan (Finansial)
a. Sistem pengelolaan
7 4 28
keuangan belum baik
(masih manual, belum semua
SEJARAH PERINASIA 10
standar akuntansi) 4
b. Penggunaan dana belum 4 3 12
c. Utilisasi asset masih rendah 4 3 12
efisien dan efektif
2.
Pelayanan/Pelatihan/Penelitia
n (Pelanggan) 8 5 40
a.
b. Monitoring dan evaluasi
Integrasi pelatihan perlu 3 3 9
3. Organisasi
masih lemah
ditingkatkan (Proses Bisnis
Internal)
a. Organisasi belum berorientasi 6 4 24
kepada pencapaian visi dan misi 5 3 9
Perinasialayanan kepada
Proses 6 4 24
b. Sarana, prasarana dan alat
pelanggan
4. Sumber Daya Manusia
perlu
belumditingkatkan
optimal
(Pembelajaran)
a. Belum ada program
pengembangan SDM yang 4 2 8
komprehensif 3 3 9
Sub-Total
b. Sistem karier B
dan sistem 50 175
Total A— B 39
merit belum diterapkan
SEJARAH PERINASIA 10
5
Tabel 5. Bobot, Peringkat dan Nilai Faktor Eksternal
Faktor Eksternal
Uraian Bobot PeringkatNilaiKet.
(%)
C. Peluang
1. Keuangan (Finansial)
a. Peluang berbagai kegiatan profit untuk6
meningkatkan kesehatan ibu dan anak 8 4 32
besar
2. Pelayanan (Pelanggan)
b.
a. Kerja sama finansial
Kesadaran lebih terbuka
masyarakat untuk 68 45 24
40
meningkatkan kesehatan ibu dan anak
semakin tingi
b. Kebutuhan masyarakat untuk 6 5 30
memperoleh pelayanan, pendidikan,
pelatihan dan penelitian bidang
kesehatan ibu dan anak meningkat
3. Organisasi (Proses Bisnis Internal) 4 3 12
a. Kerja sama dengan institusi kesehatan,
pendidikan dan penelitian pemerintah
pusat & daerah terbuka 6 4 24
b. Peluang untuk meningkatkan status
Perinasia
SEJARAH PERINASIA 10
6
4. Sumber Daya Manusia 4 4 16
(Pembelajaran)
a. Peluang untuk meningkatkan
kompetensi SDM besar karena
peluang kerja sama dengan institusi
Sub-Total C
pendidikan lebih terbuka 50
8 5 218
40
b. Peluang untuk merekrut SDM
profesional besar PeringkatNilai Ket
Bobot((%)
D. Ancaman
1. Keuangan (Finansial) 4 4 16
a. Harga bahan, alat, dan imbal jasa
b. Pangsa pasar berkurang 8 5 40
meningkat
2. Pelayanan (Pelanggan)
7
a. Pelayanan organisasi lain lebih 4 28
b. Sarana/prasarana organisasi lain
kompetitif 3 2 6
lebih lengkap
3. Organisasi (Proses Bisnis Internal)
a. Kualitas proses bisnis 6 3 18
internal organisasi lain lebih baik
dalam aspek kecepatan,
ketepatan, kenyamanan dan
informasi 5 3 15
b. Organisasi lain lebih agresif
dalam 'hunting project" SEJARAH PERINASIA 10
7
4. Sumber Daya Manusia 4 3 12
(Pembelajaran)
b. PembajakanSDM
a. Masuknya SDMprofesional
Perinasia oleh
dari 8 3 24
c. Kompensasi organisasi lain lebih
organisasi
luar negeripesaing 5 3 15
menarik
Sub-Total D 50 174
Total C — D 44
Tabel 6. Nilai (S-W) dan (O-T)
Nilai
No. Faktor Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1 Keuangan 48 52 56 56
2 Pelayanan 70 49 70 34
3 Organisasi 40 57 36 33
4 Sumber Daya Manusia 56 17 56 51
Jumlah 214 175 218 174
Nilai (S-W) dan (O-T) 39 44
39
SEJARAH PERINASIA 10
8
T (-)
O
(+) 44,39 48
W (-) S (+)
SEJARAH PERINASIA 11
0
1. Mengembangkan sistem keuangan yang efektif dan
efisien, akuntabel dan transparan.
2. Meningkatkan mutu layanan (termasuk pendidikan,
pelatihan dan penelitian), produktivitas layanan serta
tercapainya kepuasan pelanggan.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana.
4. Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
Sumber Daya Manusia.
SEJARAH PERINASIA 11
1
BAB VIII
KESAN DAN PESAN
Wawancara yang Pernah dilakukan dengan Beberapa
Aktivis Perinasia
SEJARAH PERINASIA 11
3
Dokter yang memiliki hobby nonton dan membaca beragam
buku terutama mengenai politik, budaya dan kesehatan ini,
mengaku pertama kali ragu-ragu dengan ajakan beberapa rekan
sejawatnya untuk terlibat di Perinasia karena pada saat itu ia
melihat bahwa Perinasia lebih banyak berurusan dengan masalah
keluarga berencana dan kesehatan masyarakat, sementara ia
sendiri bergelut di bidang pediatri gawat darurat yang sudah
memakai teknologi tinggi dan pada masa itu NICU (Neonatal
Intensive Care Unit) di Indonesia masih sulit dilaksanakan.
Keraguan Dr. Imral untuk bergabung dengan Perinasia
diutarakan kepada pimpinannya dan saat itu pimpinannya
memberi lampu hijau dengan catatan bahwa semua yang
dilakukan tidak menyimpang dari pendekatan pediatri gawat
darurat.
SEJARAH PERINASIA 11
4
Perinasia kelak, Perinasia dapat menjadi ajang pertemuan para
dokter dan tenaga kesehatan dalam penggunaan baik teknologi
tepat guna maupun teknologi tinggi untuk menolong dan
menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.
SEJARAH PERINASIA 11
5
DR. Dr. Nani Dharmasetiawani, SpA
SEJARAH PERINASIA 11
6
Alisjahbana, SpA(K) – mantan Ketua Umum Perinasia dan Alm.
Dr. Titut S. Pusponegoro, SpA – juga mantan Ketua Umum
Perinasia Pusat.
SEJARAH PERINASIA 11
8
Di bawah ini adalah sepenggal petikan wawancara tertulis
dengan Dr Nani:
T: Mengapa ingin menjadi dokter? Khususnya dokter
anak?
J: Terus terang ketika masih di SMA, saya ingin
menjadi seorang arsitek. Tetapi ternyata masuk
kedokteran dan enjoy aja.
SEJARAH PERINASIA 11
9
J: Ingin menulis, kalau ada kesempatan mengajar
juga boleh.
T: Prinsip hidup?
J: Mengalir seperti air, asal tidak salah arah.
T: Bagaimana menyikapi suatu kegagalan atau
keberhasilan?
J: Bila gagal, coba lagi, mungkin belum waktunya
berhasil. Bila gagal lagi, nilai apakah ada cara
atau alternatif lain, lalu pertimbangkan tindak
lanjutnya. Bila berhasil, sadari bahwa
keberhasilan adalah gabungan dari semua usaha
diri sendiri dan orang-orang/teman-teman kita;
dan yang utama adalah bahwa kita dapat
mengendalikan diri sendiri.
T: Apa harapan untuk Perinasia?
J: Perinasia dapat menjadi tempat untuk mereka yang
berminat pada kesejahteraan ibu dan anak.
T: Apa suka duka menjadi bendahara di Perinasia?
J: Sukanya, mendapat pengalaman dan teman-teman.
Dukanya, nggak kepikiran tuh...
SEJARAH PERINASIA 12
0
Demikian wawancara tertulis dengan Dr. Nani. Siapapun yang
pernah mengenalnya pasti pernah merasakan kesederhanaan
yang dimilikinya dan yang paling penting bahwa komitmen yang
telah dijalaninya selama ini, terbukti telah membuahkan hasil.
Ditulis oleh: Hesti Tobing
SEJARAH PERINASIA 12
1
Prof. DR. Dr. Gulardi H. Wiknjosastro, SpOG(K)
SEJARAH PERINASIA 12
2
SpOG untuk mendirikan suatu wadah yang dapat
mengembangkan Perinatologi di Indonesia.
SEJARAH PERINASIA 12
3
yang juga pernah mendudukkan beliau sebagai salah seorang
Sekretaris Jenderal di sana. Bahkan di tingkat dunia, Prof.
Gulardi juga menjadi salah seorang pendiri World Federation of
Perinatal Medicine. Pengalamannya dalam berorganisasi baik di
tingkat nasional maupun internasional membuatnya menjadi
pembicara yang sering diundang dalam pertemuan ilmiah di
dalam maupun luar negeri.
SEJARAH PERINASIA 12
4
Keberhasilan Program Manajemen Laktasi”, dimana semua
cabang harus bisa berpartisipasi aktif membuat program kegiatan
yang berkaitan dengan program manajemen laktasi, entah
seminar 2 jam, pelatihan 2 hari atau apa saja yang mendukung.
SEJARAH PERINASIA 12
5
dan menamatkan pendidikan Spesialis Obgin pada tahun 1976,
serta memperoleh gelar Doktor tahun 1992 di universitas yang
sama ini mengatakan baru bisa tenang di alam kubur jika Angka
Kematian Perinatal telah turun sampai 80% secara nasional.
Mimpi indahnya adalah jika di Indonesia terbentuk Tim
Perinatologi di tiap RS. Tidak mudah menyatukan berbagai pihak
dari multidisiplin ilmu dan itu hanya bisa dicapai jika ada wadah
dan kerjasama tim yang baik.
SEJARAH PERINASIA 12
6
baik ia tak sungkan memberi pujian dan memberi angka 8 atau
10. Alasannya, jika diberi angka 5 atau 6, mereka kadang terlena
& tidak sadar bahwa mereka jelek.
SEJARAH PERINASIA 12
7
Prof. Dr. HANS ELDIH MONINTJA, SpA(K)
SEJARAH PERINASIA 12
8
sebagai ilmu yang mengupayakan tumbuh kembang hasil
reproduksi secara optimal dan dilahirkan dari ibu yang sehat.
Perinasia adalah organisasi ”seminat”. Hal itu diartikan bahwa
dengan pengetahuan minimal tentang perinatologi, orang
tersebut dapat mengembangkan diri. Seminat juga diartikan
dapat mengorbankan diri. Organisasi didirikan untuk mencapai
cita-cita. Sense of belonging kepada cita-cita diwujudkan melalui
perkumpulan.
SEJARAH PERINASIA 12
9
Perinasia dulu benar-benar tidak punya apa-apa. Tidak ada kas,
tidak ada stempel, tidak ada kop surat, jadi benar-benar kosong.
Upaya pencarian dana dilakukan dengan membuat proposal ke
Ford Foundation dan mendapat tanggapan dari penyandang dana
tersebut. Ketika itu Hans dan Gulardi (Ketua Umum dua periode
berturut-turut yaitu tahun 1988-1994) sangat aktif membuat
proposal dan melakukan lobbying ke sana.
SEJARAH PERINASIA 13
0
J: Menjual ide Perinasia supaya masyarakat kenal
Perinasia, sementara pemantapan organisasi harus
terus menerus dilakukan. Dulu yang dilakukan adalah
mengidentifikasi masalah kemudian merumuskan
masalah, dan menanganinya dengan cara-cara yang up
to date, tepat guna dari grassroot level. Sekarang
malah sedang dipikirkan ke arah ”Antenatal
Diagnosis” (mis: kalau ada hidrocephalus dicoba
diselesaikan selama janin berada dalam kandungan).
SEJARAH PERINASIA 13
1
J: Saya adalah anak pertama dari 4 bersaudara, lahir dari
seorang guru SD. Adik saya yang kedua wanita, sudah
meninggal. Yang ketiga adalah insinyur pertanian,
dan yang ke-empat adalah guru besar di IPB.
SEJARAH PERINASIA 13
2
teman menjalani pendidikan kedokteran sampai
bertahun-tahun, saya hanya menjalaninya selama 5½
tahun dan upaya keras itu saya lakukan karena
ekonomi yang akan bertambah bengkak jika berlama-
lama di pendidikan.
SEJARAH PERINASIA 13
3
dipindahkan ke Kodim 133 Bolaang Mongondow
(Bolmong) sebagai Perwira Kesehatan Dinas Militer
(Pakesdim) 133 Bolmong, KaDinkes Bolmong,
KaRumkit Kotamobagu. Pada bulan Desember 1963,
masih dalam status anggota tentara, saya masuk ke
Bagian Anak FK-UI dan lulus menjadi dokter anak
bulan Desember tahun 1966.
T: Mengapa masuk ke bagian anak?
J: Di daerah, saya paling sering melakukan operasi.
Namun hal ini sulit saya kerjakan bila menghadapi
pasien anak-anak. Diajak bicara sulit. Ini menjadi
tantangan bagi saya untuk menghadapi anak-anak.
Terlebih menghadapi bayi yang begitu lemah dan
tidak dapat diajak berkomunikasi. Dan hal itu jugalah
yang membuat saya menekuni bidang perinatologi,
karena saya sangat menyukai tantangan.
SEJARAH PERINASIA 13
4
Toraja-Ambon, yang kedua menikah dengan orang
Batak–Sibuea, yang ketiga Vienno-salah seorang
manajer di PT Wyeth menikah dengan orang Betawi,
yang satu masih di New Zealand, dan anak perempuan
menikah dengan WNI keturunan Cina. Cucu saat ini 7
orang. Isteri saya sekarang aktif dalam kegiatan
pelayanan rohani.
T: Prinsip hidup?
J: ”JALAN LURUS-LURUS AJA”. Belajar dari ibu
saya, pernah saya menanyakan langsung ke ibu saya
tentang bagaimana ibu dapat memberikan anak-
anaknya ASI. Dengan sederhana ibu saya menjawab,
”Tuhan kasih bayi ya... Tuhan kasih ASI”. Dulu khan
SEJARAH PERINASIA 13
5
tidak ada pilihan makanan bagi seorang ibu untuk
menghidupi bayinya.
SEJARAH PERINASIA 13
6
Prof. Dr. Rulina Suradi, SpA(K), IBCLC
SEJARAH PERINASIA 13
7
Laktasi yang awalnya dirasa tidak akan laku dipasarkan, di
tangannya kini sudah berjalan 39 angkatan (sejak Maret 2002
sampai bulan Maret 2006) dengan jumlah lebih dari 2.000 orang
tenaga kesehatan yang sudah dilatih.
Lulus dari SMAN IIIB Jakarta pada tahun 1958, ia dan teman
sebangkunya mendaftar ke ITB jurusan Farmasi karena ia sangat
menyenangi pelajaran ilmu kimia dan biologi. Namun
sebenarnya sang ayah, Prof. Idrak Jassin, MA (1911-1984) yang
juga adalah paman dari sastrawan terkenal H.B. Jassin, sangat
menginginkan putri pertamanya itu menjadi dokter, alasannya
karena ia sendiri pernah bercita-cita menjadi dokter dan terpaksa
gagal dengan alasan biaya. Namun secara tidak sengaja teman
sebangku mendaftarkannya ke Fakultas Kedokteran UI, padahal
ketika itu pendaftaran seharusnya sudah ditutup tetapi
diperpanjang 2 hari. Akhirnya Rulina remajapun lulus tes
keduanya, walau akhirnya ia memutuskan untuk masuk
Kedokteran karena pertimbangan letak ITB di luar Jakarta dan
kuliahnyapun berpindah-pindah tempat.
SEJARAH PERINASIA 13
8
melamar ke bagian Ilmu Kebidanan FK-UI. Sayangnya,
kebijakan Kepala Bagian saat itu mensyaratkan semua wanita
harus menandatangani kontrak untuk tidak hamil dan
mempunyai anak selama masa pendidikan. Akhirnya ia memilih
ke bagian Ilmu Kesehatan Anak dan memilih jurusan
Perinatologi sehingga berhubungan juga dengan ibu bersalin dan
bayinya. Kepergian putra keduanya pada usia 7 bulan (alm.
Firman Hadiwibowo) semakin memperkuat tekadnya untuk
mendalami Perinatologi.
SEJARAH PERINASIA 13
9
Training in Pediatrics University of Singapore (1973), Advanced
Study in Perinatology, Kobe University, Japan (1980), Advaced
Course in Lactation Management, Wellstart San Diego, USA
(1989).
SEJARAH PERINASIA 14
0
Di bawah ini adalah sepenggal petikan wawancara tertulis
dengan Prof. Rulina:
SEJARAH PERINASIA 14
1
ditingkatkan kegiatan untuk orang awam atau ada
acara keluarga bersama?
SEJARAH PERINASIA 14
2
T : Pernahkah mengalami/merasa mengalami
kegagalan hidup? Bagaimana mengatasinya?
J : Alhamdullilah tidak menganggap sesuatu kejadian itu
sebagai kegagalan, sebab kegagalan itu adalah
permulaan dari sukses dan setiap kejadian itu pasti ada
tujuannya dan kita cari saja hikmahnya.
T : Hobi?
J : Jalan-jalan menikmati keindahan alam karunia
ALLAH SWT bersama keluarga, membaca dan
mengisi teka-teki silang, menonton. Mengajar juga
dianggap hobi membagi ilmu. Dahulu waktu masih
muda, pernah hobi olahraga.
Oleh: Hesti Tobing
SEJARAH PERINASIA 14
3
Prof. DR. Anna Alisjahbana, dr. SpA(K)
SEJARAH PERINASIA 14
4
diperbanyak dan digunakan oleh banyak pihak. Contohnya:
timbangan pegas dengan warna yang dibuat bagi dukun bayi
untuk membedakan bayi berat lahir rendah yang memerlukan
rujukan dan KMS terpadu yang pernah dibuatnya dan
disosialisasikan ke hampir seluruh daerah di Indonesia ini. Alat
ini tidak dipatenkan karena alat ini dapat menolong banyak bayi
dari kematian dan meningkatkan rujukan. Di jaman
kepemimpinannya jugalah ia memotivasi Perinasia untuk
membuat model alat resusitasi sederhana yang saat ini dikenal
dengan istilah ”Sungkup Resusitasi”.
SEJARAH PERINASIA 14
5
melahirkan serta membesarkan ketiga anaknya dahulu, barulah
ia melanjutkan kembali kuliahnya hingga menjadi dokter umum
pada tahun 1962. Tahun 1968 ia lulus sebagai dokter spesialis
anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,
Bandung. Gelar Doktor diraihnya pada tahun 1993 di Erasmus
University Rotterdam, Netherlands dengan tesis “The
Implementation of the Risk Approach by Traditional Birth
Attendants in Tanjungsari, West-Java”. Pada tahun 1996 ia
dikukuhkan sebagai Profesor Emeritus dalam bidang pediatrik di
FK Universitas Padjadjaran.
SEJARAH PERINASIA 14
6
kanguru, penelitian lintas budaya, (3) Tatalaksana bayi baru lahir
yang mencakup resusitasi asfiksia-lahir (mulai memperkenalkan
penggunaan sungkup untuk menolong bayi baru lahir yang
membutuhkan tindakan resusitasi) dan Metode Kanguru di
Puskesmas, (4) manajemen bayi-baru-lahir di luar rumah sakit
(Management of the sick neonate) dan (5) penelitian mengenai
pengukuran Fundus Uteri yang dilakukan sebagai penelitian
Multisenter dengan bagian-bagian ObGin. Kelima penelitian itu
dapat dijalankan dan mulai disosialisasikan di beberapa propinsi
di Indonesia dengan dana dari World bank (melalui Departemen
Kesehatan dan WHO). Karena pada saat itu Prof. Anna juga
merangkap menjadi Direktur WHO Collaborating Center for
Perinatal Care (1992-2003). Penelitian-penelitian tadi disusun
sedemikian sehingga Perinasia menjadi subcontractor dari
penelitian yang peneliti utamanya adalah Prof. Anna sendiri.
Beberapa uji coba dari kegiatan penelitian yang dikembangkan,
akhirnya dapat diterapkan di beberapa daerah seperti Metode
Kanguru yang sampai saat ini menjadi salah satu program
pelatihan di Perinasia. Tindakan ini sekaligus berdampak
terhadap perbaikan kondisi keuangan di Perinasia. Saat itu
Perinasia dikenal sebagai perkumpulan profesi yang dipandang
oleh World-Bank, WHO dan Ford Foundation bertujuan
SEJARAH PERINASIA 14
7
memperkenalkan dan melindungi hak-hak profesi dan bukan
merupakan suatu lembaga research sehingga untuk mendapatkan
project research menjadi sulit. Salah satu sikap yang dianjurkan
untuk keberlangsungan hidup (sustainability) Perinasia dan yang
kemudian disepakati oleh pimpinan Perinasia saat itu adalah
bahwa Perinasia harus mencari kegiatan (penelitian dan kursus
hasil penelitian) yang akhirnya menjadi sumber pemasukan
keuangan Perinasia. Dengan demikian Perinasia akan mandiri
dan tidak tergantung dari donasi pabrik obat dan pabrik susu.
SEJARAH PERINASIA 14
8
dana yang bertahap dari Pemerintah. Untuk itu, beliau tidak
segan-segan untuk mentransfer sejumlah dana yang diperlukan
(biasanya merupakan sisa-sisa dana penelitian) kepada Perinasia
sebagai pinjaman sementara tanpa bunga. Pada tahun 1997, yaitu
saat Konas Perinasia ke-6 di Manado yang bertema ”Penggunaan
Teknologi Tepat Guna Untuk Menurunkan Angka Kematian dan
Kesakitan Ibu dan Bayi”, dilakukan penandatanganan dengan Dr.
Groberg dan tim dalam hal memperkenalkan program Resusitasi
Bayi metode American Academy of Pediatric dan American
Heart Association, yang hingga kini masih menjadi salah satu
kegiatan Perinasia.
SEJARAH PERINASIA 14
9
diuntungkan dengan teknologi kedokteran mutakhir adalah bayi-
baru-lahir yang hanya 10-20% itu atau ia mengistilahkan bayi-
bayi dari the haves. Perinasia sampai saat ini dinilainya sudah
maju dibandingkan beberapa tahun silam, namun ia
mengingatkan bahwa Perinasia masih kurang menjangkau
pelayanan dan penanganan dengan teknologi tepat-guna.
Professor dengan berbagai pengalaman lapangan dan puluhan
kegiatan penelitian maupun sosial di bidang kesehatan ibu dan
anak ini menghimbau agar orang-orang di Perinasia dapat
mengembangkan alat-alat dan metodologi yang bisa diterapkan
di tengah-tengah masyarakat ditingkat akar bawah (grassroot
level).
SEJARAH PERINASIA 15
0
merupakan tenaga persalinan teknis, sedangkan dukun–bayi
berperan sebagai emotional supporter. Dengan demikian
kemitraan dapat berjalan lebih baik dan masing-masing pihak
mendapat penghargaan yang sama.
SEJARAH PERINASIA 15
1
anak-anak usia 0-5 tahun yang mengalami gangguan
perkembangan. Surya berarti matahari dan Kanti berarti sinar
sehingga diartikannya bahwa dalam kegelapan masih ada
seberkas sinar terang. Di yayasan ini juga ia mengembangkan
teknologi tepat-guna dengan memadukan beberapa multidisiplin
ilmu terkait seperti medis, psikolog, dokter anak, neurolog,
psikiater dan berbagai tenaga terapis. Perjuangannya di lembaga
ini telah membuatnya meraih penghargaan ”Aktion
Sonnenschein Medaille” dari Aktion Sonnenschein International
Congress of German Sosial Pediatric Association pada tahun
1991. Ikatan Dokter Anak Indonesia juga pernah
menganugrahinya penghargaan atas segala upaya yang dilakukan
di bidang kesehatan ibu dan anak pada tahun 1993. Tidak kurang
dari 10 penghargaan telah ia terima baik dari dalam maupun luar
negeri atas komitmennya memperbaiki kondisi kesehatan ibu dan
anak di Indonesia.
Pada tahun 2003 sampai saat ini, Prof. Anna menjadi konsultan
dan penasehat ”Frontiers for Health (F2H)” Foundation yang
bekerjasama dengan UNICEF mendirikan program” Taman
Posyandu” yang bertujuan mempersiapkan generasi mendatang
melalui program Taman Posyandu. Dalam kegiatannya program
SEJARAH PERINASIA 15
2
ini menggabungkan komponen kesehatan, gizi dan
perkembangan psiko-sosial anak. Dalam implementasinya
sasaran program adalah ibu hamil sampai anak mencapai usia 6
tahun. Program yang dilandaskan Pemberdayaan Masyarakat ini
menjadikan indikator keberhasilan sebagai tolok ukur yaitu anak-
anak sehat dan siap sekolah. Kerjasama dengan berbagai
lembaga internasional dan pemerintahan menghasilkan Taman
posyandu yang jumlahnya mendekati 1000 taman Posyandu di
17 propinsi di Indonesia dari Aceh sampai propinsi Papua.
SEJARAH PERINASIA 15
3
dr. Trijatmo Rachimhadhi, SpOG(K)
SEJARAH PERINASIA 15
4
“Profesi saya ialah dokter spesialis kebidanan dan subbagian
yang saya tekuni adalah fetomaternal yang lingkupnya adalah
seputar ibu hamil/bersalin/melahirkan/nifas/menyusui dan bayi
baru lahir. Fokus utama bidang pekerjaan saya ialah kesehatan
dan kesejahteraan ibu dan bayinya. Perinasia bergerak dalam
lingkup yang sama. Kalau di fakultas ruang gerak utamanya
adalah keilmuan, maka untuk membumikan ilmu itu ke
masyarakat, Perinasia adalah salah satu organisasi yang tepat.”
SEJARAH PERINASIA 15
5
Hari-harinya semasa kecil dari masuk Sekolah Dasar hingga
SMA dilewatinya di daerah kelahirannya yaitu di Solo. Pada
tahun 1965 ia memilih untuk melanjutkan sekolah di Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada tahun 1971, gelar dokter disandangnya. Suami dari Drg. Sri
Untari Dwiarsi (ibu rumah tangga) dan ayah dari Aryaprabu
Pratomo (pilot), Dwihananto Danardono (semoga tahun ini lulus
dokter), serta Hapsari Nareswari (sarjana ekonomi) kemudian
ditugaskan di daerah Ngabang – Mempawah, Kalimantan Barat
yang berpenduduk asli Dayak, Melayu serta mayoritas Cina dan
Madura, selama 4 tahun.
SEJARAH PERINASIA 15
6
yaitu saya sendiri. Jadi saya laksanakan seluruh fungsi dokter,
baik sebagai dokter anak, penyakit dalam, bedah, kebidanan dan
lainnya. Karena banyak melakukan tindakan kebidanan
termasuk bedah kebidanan, maka akhirnya saya memilih Bagian
Kebidanan.”
SEJARAH PERINASIA 15
7
boleh ditolak. Alasannya apa saya tidak tahu. Padahal saat itu
posisi saya di Bagian Kebidanan FKUI bukan senior apa lagi
paling senior.”
SEJARAH PERINASIA 15
8
yang berbeda. Berminat di PKMI, karena PKMI bergerak di
bidang KB dan KB adalah salah satu upaya untuk kesehatan dan
kesejahteraan ibu, termasuk upaya untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.”
SEJARAH PERINASIA 15
9
“Hobby saya banyak. Catat saja. Wayang, musik/karawitan,
membaca, melukis, tanaman, memelihara dan beternak
unggas/burung, akuarium air tawar/air laut, olah raga, mancing
dan lain-lain.”
SEJARAH PERINASIA 16
0
makna tersendiri yang dalam. Uraian sastra, filsafat, dialog,
musik yang mengiringi dan lainnya tidak sama. Setiap adegan
mempunyai arti tersendiri dan memberi kenikmatan tersendiri.
Dalam tangan dalang yang baik, walaupun dalam 3 hari
berturut-turut setiap hari dia harus mementaskan cerita yang
sama, penyajian dan filsafat yang disampaikan tidak akan sama,
meskipun akhir cerita sama. Itulah yang menarik untuk dilihat
dan dinikmati.”
SEJARAH PERINASIA 16
1
BELAJAR SEPANJANG HAYAT. Demikian prinsip hidup
yang dianutnya hingga kini. Segala sesuatu menarik karena ada
yang dipelajari. Namun menyikapi segala masalah yang tidak
dapat diselesaikannya, demikian ia berujar,
SEJARAH PERINASIA 16
2
Dr. M. Andalas, SpOG
SEJARAH PERINASIA 16
3
sesuai dengan kondisi di negara kita. Aturan baku tentang syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh sukarelawan belum ada sehingga
banyak penolong tidak kompeten. Sosialisasi masalah gempa dan
tsunami masih sangat kurang, sehingga masyarakat tidak pernah
tahu tsunami, bila mereka tahu, ratusan ribu korban bisa
dihindari.
SEJARAH PERINASIA 16
4
dipilih menjadi anggota Panitia Tetap Organisasi dan Nominasi.
Tahun 2001, atas dukungan dana dari IAMANEH (International
Association for Maternal and Neonatal Health), ia mendapat
beasiswa mewakili Perinasia mengikuti “Postgraduate Course on
Reproductive Medicine and Reproductive Biology” di Geneva,
Swiss.
SEJARAH PERINASIA 16
5
Yashtina Ratu, SE dan mereka menikah pada tahun 1990.
Mereka dikaruniai 3 orang anak yaitu Visa Yunanda, M. Shanan
Asyi, dan M. Rizal Akbar.
SEJARAH PERINASIA 16
6
Dokter yang mempunyai hobi jalan-jalan, tennis, memancing dan
fotografi ini masih aktif melakukan praktek sebagai ahli
kebidanan dan kandungan di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh, juga di beberapa RS jejaring seperti RS Kesdam dan
Klinik Putroe Phang PKBI Aceh (di klinik ini, ia juga sebagai
pengelola). Selama 2 periode berturut-turut yaitu tahun 2001-
2008, ia pernah terpilih menjadi Pudek (Pembantu Dekan)
bidang keuangan/administrasi dan saat ini ia ditunjuk menjadi
wakil direktur pengembangan sumber daya manusia (SDM)
RSUD Dr. Zainoel Abidin, namun tetap aktif dalam pendidikan
dan pengajaran. Tidak ketinggalan, selain aktif menjadi
penasehat PKBI Aceh, wakil ketua NU NAD, pengurus IDI
Aceh, dan Yayasan ayah 3 anak ini pun ikut mengurus sekolah
menengah atas Unggul Fajar Harapan Banda Aceh sebagai ketua
komite sekolah dimana kedua anaknya kini mengenyam
pendidikan.
SEJARAH PERINASIA 16
7
Pada minggu pertama pasca tsunami, Dr. Andalas pernah
melakukan operasi caesar dengan menggunakan lampu senter
dan pasiennya pulang ke rumah dalam 12 jam pasca operasi
karena takut gempa berulang. Ia pun pernah menolong ektraksi
vakum tengah malam dijemput bidan dan keluarga, akan tetapi
saat pulang ke tempat pengungsian, ia terpaksa naik sepeda
dengan menempuh jarak sekitar 6 km karena bensin motor habis.
Kejadian tersebut dianggapnya merupakan pengalaman yang
sangat istimewa dalam hidupnya. Dalam keteguhannya
memegang prinsip untuk terus berkarya membantu masyarakat
yang membutuhkan tenaganya, ia juga pernah merasakan
kebanggaan juga kekecewaan.
SEJARAH PERINASIA 16
8
Dr. I Wayan Retayasa, SpA(K)
SEJARAH PERINASIA 16
9
dalam penggalian dana maupun pencarian peserta pelatihan.
Penyegaran terhadap bidan di beberapa kabupaten telah kami
lakukan, selain ikut juga dalam kegiatan audit maternal perinatal.
Kami juga mengirim staf Perinasia dalam pelatihan fellowship di
rumah sakit, baik di dalam maupun di luar negeri.”
Tingginya angka kematian bayi di masyarakat yang sebenarnya
bisa diselamatkan, memotivasi dokter spesialis anak ini
bergabung dengan Perinasia sejak tahun 1998. Di samping itu,
dokter yang dilahirkan di Kuta pada tanggal 29 Desember 1959
mengaku bahwa ia sangat suka dengan bayi dan senang
mengamati perkembangan bayi. Kecintaannya pada anak kecil
membuatnya melakukan stimulasi dini terhadap semua anak-
anaknya dan hasilnya ternyata cukup bagus untuk
perkembangannya. Dengan sang istri, Dra. Ni Wayan Joni,
mereka dikaruniai 4 orang anak, yang pertama Putu Krisna
Dwivayana (20, putra) yang saat ini menjalani pendidikan
kedokteran di FK Hang Tuah Surabaya, anak ke dua adalah Made
Diah Ayu (18, putri) yang saat ini duduk di semester 2 FK Wijaya
Kusuma, yang ke tiga Nyoman Ayu Wulan (14, putri) duduk di
kelas 3 SMP dan yang ke empat Ketut Satria (11, putra) duduk di
kelas 6 SD.
SEJARAH PERINASIA 17
0
“Sebagai seorang ayah, saya orangnya demokratis dan menjadi
teman anak-anak, juga selalu mendorong anak-anak agar mau
maju. Mungkin karena sering diajak menghadiri kegiatan ilmiah
maka dua anak saya sudah mengikuti jejak saya untuk menjadi
dokter. Kami memberi kebebasan pada anak untuk memilih
metode belajarnya dan mengikuti kegiatan extra kurikuler di
sekolah. Sebagai seorang suami, saya biasanya mengajak istri
dan anak jalan-jalan tiap hari libur ke objek wisata atau pedesaan
untuk membina keharmonisan rumah tangga kami.”
“Menurut ibu dan bapak saya, dahulu sewaktu masih bayi, saya
sudah diberitakan meninggal oleh karena diare. Tetapi berkat
SEJARAH PERINASIA 17
1
pertolongan dokter dari Inggris yang kebetulan mengontrak
tanah kakek saya, hanya dengan memberikan air kelapa saya bisa
diselamatkan. Sejak ingat cerita itu keinginan menjadi dokter
semakin kuat. Betapa mulianya tugas dokter tersebut sehingga
bisa menyelamatkan orang yang hampir meninggal. Sewaktu
WKS (Wajib Kerja Sarjana) di Sumbawa dulu, saya sering
bertemu dengan Dr. Djelantik, SpA(K), beliau adalah senior saya
di Mataram. Terinspirasi oleh beliau dan kesukaan saya dengan
anak-anak, saya memutuskan untuk memilih menjadi dokter
anak.” (Dokter Djelantik saat ini adalah Ketua Perinasia Cabang
Nusa Tenggara Barat).
SEJARAH PERINASIA 17
3
murah sampai eksklusif. Saat ini kami sedang membangun
restoran di kawasan hotel.
“Puji syukur kepada Tuhan, sampai saat ini saya belum pernah
merasa gagal dalam hidup. Namun pernah ada pengalaman buruk
yang saya alami yaitu ketika saya didiagnosa menderita
Lymphoma Maligna (Kanker Kelenjar Getah Bening) tahun
1985. Perasaan saya waktu itu seperti tunggu eksekusi saja, 6
bulan atau 1 tahun berikutnya. Mulanya tidak terima tetapi
kemudian pasrah. Keluarga sangat sedih dan bertekad untuk
mengobati sampai sembuh walau harus jual tanah atau ke luar
negeri, tapi ternyata tidak sampai jual tanah. Saya sudah
menjalani kemoterapi dan radioterapi di Surabaya tetapi tidak
tuntas. Saya meninggalkan tugas sebagai dokter muda di RS
selama 6 bulan untuk berobat. Karena saya pasrah dan dapat
menerima, saya mau diobati walau sudah tahu efek samping
kemoterapi dan radioterapi. Saya berdoa terus dan membuat
catatan di buku harian biar ada yang dibaca bila saya sudah
meninggal. Setelah pengobatan 6 bulan, saya merasa tidak apa-
apa. Saya merasa sembuh, jadi obat tidak dilanjutkan. Syukur
sudah 23 tahun tidak kumat. Mungkin karena kebesaran Tuhan
SEJARAH PERINASIA 17
6
dan semangat hidup saya yang tinggi serta ditemukan pada
stadium dini, saya bisa sembuh.”
SEJARAH PERINASIA 17
8
Dr. Achmad Mediana, SpOG
SEJARAH PERINASIA 17
9
T: Pengalaman apa yang dirasakan ketika pertama kali
bergabung dengan Perinasia?
SEJARAH PERINASIA 18
0
3. Membuat Program E-Learning, atau pembelajaran lewat
dunia maya, yang bisa diakses terutama oleh anggota,
maupun masyarakat pada umumnya.
SEJARAH PERINASIA 18
1
seminar lagi, serta merealisasikan Program e-Learning ini.
Mudah–mudahan bukan hal yang muluk dengan dukungan
rekan Pengurus yang lain.
SEJARAH PERINASIA 18
2
berpraktek hanya sampai umur 60 tahun saja ini, mengaku
menyediakan waktu khusus untuk keluarga, yaitu 4 hari
dalam seminggu dengan tidak berpraktek di sore hari.
Suami dari Ibu Jaju Darini dan ayah dari M. Reza Cahyana
dan Raisa Chairunnisa ini ternyata adalah penggemar
olahraga. ”Berenang 2x seminggu, golf 2x dalam sebulan,
serta Jalan Pagi”, jawabnya ketika ditanya apa hobby dan
bagaimana resepnya menjaga kebugaran fisik. Selain itu,
beliau juga aktif dalam kegiatan sosial, minimal 1 bulan sekali
mengunjungi Posyandu binaannya di daerah Ciawi, atau
melakukan kegiatan sosial lain bersama rekan-rekan dokter
dari RS Gandaria.
SEJARAH PERINASIA 18
3
J : Ada beberapa, diantaranya
SEJARAH PERINASIA 18
4
T: Terakhir, mungkin ada pesan untuk anggota Perinasia Jaya?
SEJARAH PERINASIA 18
5
BAB IX
LAMPIRAN
SEJARAH PERINASIA 18
6
SEJARAH PERINASIA 18
7
Kegiatan Pelatihan Resusitas Neonatus
SEJARAH PERINASIA 18
8
SEJARAH PERINASIA 18
9
Kegiatan Pelatihan Helping Babies Breath
SEJARAH PERINASIA 19
0
Kegiatan MP-ASI
SEJARAH PERINASIA 19
1
ANGGOTA PERINASIA PER SEPTEMBER 2018
NO CABANG JUMLAH
1 Aceh 82
2 Bali 133
5 Jambi 107
SEJARAH PERINASIA 19
2
11 Lampung 96
12 Maluku 21
15 Papua 170
16 Riau 237
18 Sulawesi Tengah 45
19 Sulawesi Utara 76
23 Kepulauan Riau 31
NO NON CABANG
24 Sulawesi Tenggara 8
SEJARAH PERINASIA 19
3
25 Bengkulu 34
26 Kalimantan Tengah 56
27 Kalimantan Barat 83
28 Sulawesi Barat 5
TOTAL 6001
SEJARAH PERINASIA 19
4
SUSUNAN PENGURUS PUSAT PERINASIA
PERIODE 2018 - 2021
SEJARAH PERINASIA 19
5
Anggota Prof. Dr. dr. Ari Yunanto SpA(K),
SH, IBCLC
Dr. dr. Dewi A. Wisnumurti, SpA(K)
dr. Nuswil Bernolian, SpOG(K),
MARS
Yeni Rustina, SKp, MApp.Sc, PhD
Heru Herdiawati, SST., SH., MH
SEJARAH PERINASIA 19
6
Penanggung Jawab
Program
SEJARAH PERINASIA 19
7
Penatalaksanaan BBLR dr. Setyadewi Lusyati, SpA(K), PhD
untuk Yankes
Level I-II & Stabilisasi
Neonatus
DEWAN
PERTIMBANGAN
Ketua dr. Trijatmo Rachimhadhi, SpOG(K)
Wakil ketua dr. M. Syafak Hanung, SpA
Prof. dr. Ariawan Soejoenoes,
SpOG(K)
Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PH
SEJARAH PERINASIA 19
8
Prof. dr. Rulina Suradi Sp A(K),
IBCLC
dr. Sri Durjati, MSc, PhD, SpGK,
IBCLC
SEJARAH PERINASIA 19
9
11 ACEH Prof. Dr. dr. Mohd. Andalas, SpOG(K)
12 SUMBAR Dr. dr. Mayetti, SpA(K)
13 RIAU dr. Nazardi Oyong, SpA
14 LAMPUNG Dr. dr. Prambudi Rukmono, SpA(K)
15 SUMSEL dr. Afifa Ramadanti, SpA(K)
16 JAMBI dr. Mustarim, SpA(K)
17 SUMUT Dr. dr. Makmur Sitepu, SpOG(K)
18 SULUT Prof. dr. Sarah Salendu Warouw, SpA(K)
19 NTB Dr. H. Agus Rusdy Hariawan Hamid,
SpOG(K)
20 PAPUA dr. Sandra Bulan, SpA(K)
21 KEPRI dr. Indra Yanti, SpA, MARS
22 SULTENG Non aktif
23 MALUKU Non aktif
SEJARAH PERINASIA 20
0