Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaiakan laporan akhir laboratorium klinik keperawatan
komunitas (School Health Nursing). Meskipun banyak hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan laporan akhir ini
tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing kami ibu Ns
Fatimah, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom dan beserta kepala sekolah dan guru-guru
SMA Widya Manggala yang telah membantu dan membimbing kami dalam
mengerjakan karya ilmiah ini dan melaksanakan penyuluhan mengenai
pentingnya cuci tangan bersih dengan organ reproduksi Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil
laporan akhir ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan akhir ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
3.1 Pengkajian Keperawatan Kelompok ........................................................... 25
3.2 Diagnosa Keperawatan Kelompok .............................................................. 26
3.3 Perencanaan Keperawatan Kelompok ......................................................... 29
3.4 Implementasi Keperawatan Kelompok ....................................................... 30
3.5 Evaluasi Keperawatan Kelompok ............................................................... 31
BAB IV ................................................................................................................. 32
PEMBAHASAN ................................................................................................... 32
4.1 Pengkajian Keperawatan di Sekolah ........................................................... 32
4.1.1 Data Dasar Anggota Kelompok ............................................................ 32
4.1.2 Upaya Peningkatan Kesehatan............................................................. 36
4.2 Diagnosa Keperawatan Kelompok Khusus: Sekolah .................................. 41
4.3 Perencanaan Keperawatan Kelompok Khusus: Sekolah ............................. 41
4.3.1 Analisa Data .......................................................................................... 41
4.3.2 Prioritas masalah menurut Stanhope dan Lancaster 2016: ................... 43
4.4 Rencana Keperawatan ................................................................................. 44
4.5 Implementasi Keperawatan di Sekolah ....................................................... 47
4.6 Rencana Tindak Lnjut ................................................................................. 48
BAB V................................................................................................................... 49
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................. 49
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 49
5.2 Rekomendasi ............................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa mencuci tangan sangat
penting guna mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan.
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan diharapkan siswa-siswi kelas X IPA
SMA Widya Manggala di kelurahan Kampung Rambutan, kecamatan
Ciracas, Jakarta Timur mampu memahami, mengaplikasikan dan
merubah perilaku cuci tangannya.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
6
2.1.4 Peran Dan Tugas Perawat Di Sekolah
Peran perawat sekolah menurut American Academy of Pediatric (AAP)
tahun 2001, perawat sekolah memberikan pendidikan kesehatan, promosi
kesehatan, memberikan asuhan keperawatan terhadap anak cidera, deteksi
dini, pengecekan imunisasi yang telah diperoleh oleh anak, dan melakukan
rujukan kepada pelayanan kesehatan. (Stanhope& Lancaster,2002)
7
kesehatan pada anak yang mempunyai kebutuhan kesehatan khusus, termasuk
anak dengan penyakit kronis dan disability (cacat/ketidakmampuan) pada
berbagai tingkat. Sebagai pemimpin dari tim kesehatan sekolah, perawat
sekolah harus mampu mengkaji tingkat status kesehatan murid,
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat menyebabkan rintangan pada
progress pembelajarannya, dan membangun rencana perawatan kesehatan
untuk menejemen masalah di setting sekolah.
8
penyakit infeksius, dan melaporkan penyakit menular yang wajib dilaporkan
oleh hokum. Selain itu, perawat sekolah menyediakan lingkungan yang aman
dengan berpartisipasi dalam pengimplementasian monitoring keamanan
lingkungan (tempat bermain, kualitas udara di dalam ruangan, dan bencana
alam potensial).
9
6) Perawat Sekolah Memberikan Peran Kepemimpinan Untuk Kebijakan
Dan Program Kesehatan
Sebagai ahli perawat kesehatan di dalam system sekolah, perawat sekolah
adalah pemimpin dalam mengembangkan dan mengevaluasi kebijaksanaan
kesehatan sekolah. Kebijaksanaan ini meliputi promosi kesehatan dan
pencegahan, manajemen prnyakit kronis, mengkoordinasi program kesehatan
sekolah, kebijaksanaan kesejahteraan sekolah, manajemen krisis/bencana,
menejemen kondisi emerjensi medis, pencegahan dan intervensi kesehatan
mental, menejemen penyakit akut, dan menejemen dan pencegahan peyakit
infeksi.
10
masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih
dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social
support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian
masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada
tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002).
11
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus
dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses
membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi
tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (aspek practice).
12
Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu,
pendekatan kelompok, dan pendekatan masyarakat umum.
13
2.2.4 Strata PHBS di Sekolah
a. Memelihara rambut agar bersih dan rapih
b. Memakai pakaian bersih dan rapih
c. memberantas jentik nyamuk
d. mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
e. Memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih
f. menggunakan jamban yang bersih dan sehat
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
h. Memakai sepatu bersih dan rapih
i. menggunakan air bersih
j. Berolahraga teratur dan terukur
k. mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun
l. Tidak merokok di sekolah
m. membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah (sampah basah,
sampah kering, sampah berbahaya)
n. Tidak menggunakan NAPZA
14
dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal
seminggu sekali.
c. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan Bersih
Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan
membersihkannya sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku secra
rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS
minimal seminggu sekali.
15
dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin
(menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh darah);
Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan CO
(menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen
sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok di sekolah dapat
menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat sekolah dari
kemungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut diatas. Sekolah
diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan
sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi
diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan
diharapkan mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap
rokok.
16
dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk
melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali.
17
beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun
dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang
kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun
selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di
tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta
dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti: diare, disentri,
kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA), dan flu burung.
18
dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga
diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.
19
melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah Tiga program pokok
(Trias) UKS (Depkes RI 2003 dalam Efendi, 2009).Penjelasan mengenai
Trias UKS, sebagai berikut :
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat
baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran/ latihan yang diperlukan bagi peranannya saat
ini maupun di masa yang mendatang. Tujuan pendidikan kesehatan :
a) Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu
kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b) Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif
terhadap prinsip hidup sehat.
c) Peserta didik dapat memiliki ketrampilan dalam melaksanakan
hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan
perawatan kesehatan.
d) Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari
yang sesuai dengan syarat kesehatan.
e) Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan
perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
f) Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk
bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang seimbang.
g) Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip
pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan
kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h) Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh
buruk dari luar.
i) Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan
derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan
tubuh yang baik terhadap penyakitnya.
20
2.4 Keterkaitan PHBS dengan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya untuk membina dan mengembangkan
kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program
pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha-
usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di
lingkungan sekolah. Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan
masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta
lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama sehingga akan membentuk
perilaku hidup sehat dan menghasilkan derajat kesehatan yang optimal.
(Effendy, 1998).
21
pelayanan kesehatan (School Health Service), dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat. Dengan demikian dengan adanya fasilitas Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) akan sangat menunjang terwujudnya perilaku hidup bersih dan
sehat di sekolah.
Perawat sekolah merupakan salah satu dari beberapa orang yang ditempatkan
untuk memberikan arahan terhadap program kesehatan sekolah terkoordinasi.
Perawat dapat berperan sebagai manajer, konsultan, pendidik, pelaksana
maupun peneliti di bidang keperawatan dengan area khusus sekolah. Perawat
dapat melaksanakan skrining kesehatan, memberikan pelayanan dasar untuk
luka dan keluhan minor dengan memberikan pengobatan sederhana,
memantau status imunisasi siswa dan keluarganya dan aktif juga dalam
mengidentifikasikan anak-anak yang mempunyai masalah kesehatan. Perawat
perlu memahami peraturan yang ada menyangkut anak usia sekolah seperti
memberikan libur kepada siswa karena adanya penyakit menular, kutu, kudis,
dan parasit lain. Dalam melaksanakan perannya sebagai konsultan terutama
untuk para guru, perawat dapat memberikan informasi tentang pentingnya
memberikan pengajaran kesehatan di kelas, pengembangan kurikulum yang
22
terkait dengan kesehatan, serta cara-cara penanganan kesehatan yang bersifat
khusus dan kecacatan (Sumijatun, 2005).
23
d. Supervisi dan evaluasi pada tenaga kesehatan yang lain dan
mendukung personal
24
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN
25
riwayat penyakit, alat bantu yang digunakan, pola olahraga, dan pola
tidur.
2. Pengkajian terkait upaya peningkatan yang ada di kelompok meliputi :
fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia untuk kelompok, pelayanan
kesehatan yang dimanfaatkan oleh kelompok, fasilitas pendidikan yang
tersedia dan fasilitas pendidikan yang dapat dimanfaatkan, lingkungan
sekitar tempat tinggal anggota kelompok, status ekonomi (sumbangan,
jenis pekerjaan, rata-rata pendapatan perbulan), status sosial budaya dan
spiritual (sarana ibadah, kegiatan keagamaan, kepercayaan yang
bertentangan dengan penanggulangan masalah kesehatan, serta kegiatan
sosial), komunikasi meliputi alat komunikasi yang digunakan dalam
kelompok serta efektivitas proses komunikasi antar anggota dalam
kelompok, fasilitas rekreasi yang tersedia, serta pengkajian terkait
kebiasaan atau perilaku dalam kelompok berupa pemeliharaan
kebersihan diri dan pengelolaan makanan bersih dan sehat.
26
keperawatan kelompok ditulis tanpa menyebutkan penyebab (etiologi) dari
masalah kesehatan yang dialami. Cara menentukan diagnosis keperawatan
yang telah disepakati adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi keluhan klien.
2. Memasukkan domain.
3. Memasukkan kelas.
4. Melihat definisi diagnosis.
5. Melihat batasan karkteristik.
27
Daftar Diagnosis Keperawatan Kelompok
28
10022603 Ketidakmampuan
memanajemen regimen
latihan
10000918 Ketidakmampuan
mempertahankan kesehatan
10022140 Ketidaksiapan meningkatkan
keamanan
10001274 Masalah perilaku seksual
10032386 Risiko terjadinya penyakit
10032355 Risiko cidera lingkungan
10022247 Penyalahgunaan rokok
29
kriteria NOC dan NIC pada diagnosis keperawatan kelompok menggunakan
pendekatan prevensi primer, sekunder, dan tersier.
30
4. Kemitraan : melakukan negosiasi/lobbying dan menjalin kerja
sama dengan pihak terkait (Dinas Kesehatan, Puskesmas,
Kelurahan, Kecamatan) dalam melakukan implementasi.
31
BAB IV
PEMBAHASAN
32
A desemb n k 0/8 8 0 6 0 0 nemi
er 2000 0 s
3 Alif L 16 SM 7 april Islam Beta Bai 12 6 2 3 17 1 33,3 Ana - Tida 7 jam - KBB tingkat
A 2001 wi k 0/9 8 0 6 6 0 nemi k berat
0 0 s olahr
aga
4 Aldi L 16 SM 26 juli Islam Beta Bai 12 7 2 3 - - Ana - Ya 7 jam - -
A 2000 wi k 0/7 0 0 6 nemi
0 s
5 Arzeti P 15 SM 11 Islam Jawa Bai 10 8 2 3 15 4 17 Ana - Tida 6 jam - normal
A agustus k 0/7 0 0 6 5 1 nemi k
2001 0 s olahr
aga
6 Arya L 16 SM 11 juli Islam Beta Bai 13 8 2 3 - 5 Ana - Tida 4 jam - -
A 2000 wi k 0/7 2 0 6 1 nemi k
0 s olahr
aga
7 Ayu P 15 SM 14 juli Islam Beta Bai 11 7 2 3 15 4 19,5 Ana - Tida 6 jam - normal
A 2001 wi k 0/7 8 0 6 3 5 nemi k
0 s olahr
aga
8 Bima L 15 SM 24 juni Kriste Sund Bai 11 8 2 3 16 5 18,3 Ana - Ya 6 jam - normal-
A 2001 n a k 0/7 0 0 6 5 0 nemi
0 s
9 Dais P 16 SM 31 Islam Beta Bai 10 6 2 3 14 3 19 Ana - Kada 6 jam - normal
A Desem wi k 0/7 4 0 6 4 8 nemi ng-
ber 0 s kada
2000 ng
1 Davit L 16 SM 20 Islam Jawa Bai 12 7 2 3 16 6 25 Ana - Ya 7 jam - normal
0 A desemb k 0/8 0 0 6 5 8 nemi
er 2000 0 s
1 Dina P 16 SM 21 Islam Beta Bai 10 7 1 3 15 4 17,5 Ana - Ya 8 jam - normal
33
1 A desemb wi k 0/7 7 8 6, 7 3 nemi
er 2000 0 5 s
1 Daud L 15 SM 2 Islam Beta Bai 13 8 2 3 17 8 28,7 Ana - Ya 5 jam - KBB tingkat
2 A desemb wi k 0/8 0 0 6, 1 4 nemi berat
er 2001 0 3 s
1 Dien L 16 SM 2 Kriste Jawa Bai 11 7 2 3 17 5 17,3 Ana - Ya 8 jam - kurus
3 A desemb n k 0/7 5 0 7 0 0 nemi
er 2000 0 s
1 Dwi P 16 SM 6 april Islam Sund Bai 90/ 6 1 3 15 5 20,6 Ana - Ya 5 jam - Normal
4 A 2001 a k 60 5 8 6, 9 2 nemi
6 s
1 Felin P 16 SM 11 Kriste Batak Bai 12 6 1 3 15 4 18,7 Ana - Jaran 7 jam - Normal
5 A februari n k 0/8 8 9 6 5 5 nemi g-
2001 0 s jaran
g
1 Fabian L 18 SM 6 april Kriste Batak Bai 90/ 6 1 3 16 6 22,9 Ana - Ya 4 jam - Normal
6 us A 1999 n k 60 5 8 6, 2 0 nemi
7 s
1 Ferry L 16 SM 23 Kriste Batak Bai 12 7 2 3 15 6 26,9 Ana - Ya 7 jam - KBB Ringan
7 A septem n k 0/8 0 0 6, 9 8 nemi
ber 0 8 s
2000
1 Ghina P 15 SM 07-02- Islam Sund Bai 90/ 6 1 3 15 5 20,8 Ana - Ya 8 jam - Normal
8 A 2002 a k 60 5 8 6 8 0 nemi
s
1 Hirvin P 16 SM 23-02- Islam Beta Bai 10 7 2 3 15 5 21,6 Ana - Kada 7 jam - Normal
9 a A 2001 wi k 0/8 0 0 6 5 2 nemi ng-
0 s kada
ng
2 Jelita P 16 SM 20-01- Islam Jawa Bai 12 7 2 3 16 6 24,6 Ana - Jaran 6 jam - KBB Ringan
0 A 2001 k 0/7 1 0 6 0 3 nemi g
0 s
34
2 Nauva L 16 SM 07-03- Islam Beta Bai 11 6 2 3 16 6 21,5 Ana - Ya 7 jam - Normal
1 l A 2001 wi k 0/9 5 0 6 7 0 nemi
0 s
2 Meisy P 15 SM 22-03- Islam Sund Bai 90/ 7 1 3 15 5 21,5 Ana - Ya 7 jam - Normal
2 a A 2001 a k 60 0 9 6 6 1 nemi
s
2 M, L 15 SM 15-07- Islam Beta Bai 11 6 1 3 17 6 19,9 Ana - Ya 7 jam - Normal
3 Irsyad A 2001 wi k 0/7 8 9 6, 5 1 nemi
0 2 s
2 Mufid P 16 SM 23-03- Islam Beta Bai 11 7 2 3 16 5 19,5 Ana - Jaran 7 jam - Normal
4 a A 2001 wi k 0/7 0 0 6 0 0 nemi g-
0 s jaran
g
2 Pretty P 15 SM 09-08- Kriste Batak Bai 11 6 1 3 16 4 17,9 Ana - Ya 7 jam - Normal
5 A 2001 n k 0/7 8 8 7 2 7 nemi
0 s
2 Rollin P 15 SM 15-06- Islam Beta Bai 10 6 2 3 15 4 18,6 Ana - Jaran 7 jam - Normal
6 A 2001 wi k 0/7 8 0 7 2 3 nemi g-
0 s jaran
g
2 Rizka P 16 SM 22-01- Islam Beta Bai 11 7 1 3 15 4 16,8 Ana - Ya 8 jam - Kurus
7 A 2001 wi k 0/7 0 8 6 6 1 nemi
0 s
2 Sita P 16 SM 19-11- Islam Jawa Bai 11 7 2 3 16 5 20,3 Ana - Ya 7 jam - Normal
8 A 2000 k 0/7 2 0 7 0 2 nemi
0 s
2 Shasa P 16 SM 09-03- Islam Jawa Bai 11 7 2 3 16 6 23,8 Ana - Ya 8 jam - KBB Ringan
9 A 2001 k 0/7 0 0 6 5 5 nemi
0 s
3 Sofia P 15 SM 13-10- Kriste Batak Bai 11 7 1 3 16 4 17,7 Ana - Jaran 4 jam - Normal
0 A 2001 n k 0/7 2 8 6, 1 6 nemi g-
0 5 s jaran
35
g
3 Syafir P 16 SM 10-12- Islam Jawa Bai 11 7 2 3 16 6 22,6 Ana - Ya 7 jam - Normal
1 a A 2000 k 0/7 5 0 7 3 0 nemi
0 s
36
3. Makanan tambahan 3. Kepercayaan
yang
bertentangan
dengan
penanggulangan
masalah
kesehatan
4. Vitamin tambahan 4. Kegiatan sosial Kerja bakti
(kerjabakti,
arisan, dll)
5. Pelayanaan kesehatan
6. Lainnya
C Fasilitas Pendidikan G Komunikasi
1. Fasilitas pendidikan 1. Alat komunikasi
yang tersedia untuk yang digunakan Handphone
kelompok dalam kelompok
a. Playgroup a. telepone
b. TK b. Handphone
c. SD c. Faximile
d. SMP/MTS d. d. Lainnya
e. SMA/MA
f. Universitas/Sekolah
tinggi
g. Lainnya
2. Fasilitas pendidikan yang 2. Efektivitas proses
dimanfaatkan untuk komunikasi antar
kelompok untuk kegiatan anggota dalam
penyuluhan kesehatan, kelompok
pembelajaran di kelompok,
dll
D Lingkungan sekitar tempat H Fasilitas rekreasi
tinggal anggota kelompok yang tersedia untuk
37
kelompok
1. Sumber air bersih 1. Taman
2. Dapur umum 2. Pantai
3. Tempat pembuangan 3. Sarana olahraga Lapangan
sampah
4. Sarana MCK (berapa 4 Toilet 4. Lainnya
jumlahnya
5. Saluran pembuangan Selokan
limbah
6. Lainnya
J. Kebiasaan /
Perilaku dalam
kelompok
1. Pemeriksaan
kebersihan diri
2. Pengelolaan
makanan bersih
dan sehat
MENGETAHUI :
38
A. Pengkajian
1. Identitas kelompok
a. Umur : 15 - 18 thn
b. Besar kecilnya Kelompok : 40 orang dari 1 kelas X IPA
c. Agama yang di anut : Islam, Kristen
d. Lokasi : Sekolah Menengah Atas Widya Manggala
2. Masalah kesehatan yang terjadi
Hasil Data Berdasarkan Kelompok
DATA DEMOGRAFI
1. Jumlah siswa : 40 orang dari 1 kelas X IPA
Siswa yang terkaji: 31 orang
Perempuan : 18 orang
Laki-laki : 13 orang
Tidak terkaji : 9 orang
1) Distribusi siswa yang tidak melakukan cuci tangan dengan benar sebelum dan
sesudah makan setelah di skrinning.
27 dari 31 siswa kelas X IPA yang telah dikaji tidak melakukan cuci
tangan dengan benar sebelum dan sesudah makan
4 dari 31 siswa kelas X IPA yang telah dikaji melakukan cuci tangan biasa
sebelum dan sesudah makan
2) Distribusi siswa yang tidak mengetahui cara cuci tangan dengan benar setelah
di skrinning.
31 dari 31 siswa kelas X IPA yang telah dikaji tidak mengetahui cara cuci
tangan dengan benar
0 dari 31 siswa kelas X IPA yang telah dikaji mengetahui cara cuci tangan
dengan benar
2. Klasifikasi data
87% siswa tidak melakukan cuci tangan dengan benar sebelum dan sesudah
makan
13% siswa mencuci tangan biasa sebelum dan sesudah makan
39
100% siswa tidak mengetahui cara mencuci tangan dengan benar
0% siswa mengetahui cara mencuci tangan dengan benar
40
4.2 Diagnosa Keperawatan Kelompok Khusus: Sekolah
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
2. Ketidak Efektifan Manajemen Kesehatan
41
makan Ketidak efektifan
- 27 dari 31 siswa kelas X manajemen
IPA yang telah dikaji kesehatan
mengatakan tidak - Fasilitas UKS sudah ada
mengetahui cara mencuci namun masih belum
tangan yang benar dimanfaatkan secara
- 4 dari 31 siswa (13%) maksimal.
kelas X IPA mengatakan - PJ UKS masih seorang
mencuci tangan sebelum guru olahraga dan
dan sesudah makan kemahasiswaan bukan
seorang perawat.
- Kepala Sekolah
mengatakan PJ UKS
bergantian secara
kondisional
- PJ UKS mengatakan UKS
tidak berjalan dengan baik
- PJ UKS mengatakan belum
ada program/kegiatan
khusus untuk UKS
42
4.3.2 Prioritas masalah menurut Stanhope dan Lancaster 2016:
Beratnya
Konsekuensi Masalah bisa Jumlah
Kesadaran Motivasi Kemampuan Adanya
No Masalah Keperawatan Masalah teratasi dengan Skor
Kelompok Kelompok Perawat Pakar
Jika tidak resolusi
diatasi
1 Prilaku Kesehatan 4 5 5 3 5 4 26
Cenderung Berisiko
2 Ketidak efektifan 4 3 3 3 4 3 20
manajemen kesehatan
Keterangan Pembobotan:
1 = sangat rendah
2 = rendah
3 = cukup
4 = tinggi
5 = sangat tinggi
43
4.4 Rencana Keperawatan
FORMAT RENCANA
44
Data Kode Diagnosa Kode NOC Kode NIC
45
Data Kode Diagnosa Kode NOC Kode NIC
46
Data Kode Diagnosa Kode NOC Kode NIC
- Tidak terdapat
fasilitas mencuci
tangan di area
sekolah kecuali
kamar mandi
47
4.6 Rencana Tindak Lnjut
No Dx Tujuan Rencana Hari/Tgl Pj Dana Media
1. Perilaku Setelah mengikuti Pendidikan kesehatan Selasa/ 2 Badriyant Mahasiswa Ppt
Kesehatan kegiatan tentang cuci tangan benar Mei 2017 o poster
Cenderun pendidikan dan hubungannya dengan Devi
g Beresiko kesehatan: kesehatan reproduksi pada Risma
Memberikan siswa kelas X IPA Putri
pendidikan Menempelkan poster pada Tika
kesehatan tentang area sekolah tentang cuci Yeyen
cuci tangan benar tangan benar
dan hubungannya
dengan kesehatan
reproduksi pada
siswa kelas X IPA,
siswa kelas X IPA
dapat
mengaplikasikanny
a dalam kegiatan
sehari-hari.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
1. Jumlah siswa : 40 orang dari 1 kelas X IPA
Siswa yang terkaji: 31 orang
Perempuan : 18 orang
Laki-laki : 13 orang
Tidak terkaji : 9 orang
1) Distribusi siswa yang tidak melakukan cuci tangan dengan benar sebelum
dan sesudah makan setelah di skrinning.
27 dari 31 siswa kelas X IPA yang telah dikaji tidak melakukan cuci
tangan dengan benar sebelum dan sesudah makan
4 dari 31 siswa kelas X IPA yang telah dikaji melakukan cuci tangan
biasa sebelum dan sesudah makan
2) Distribusi siswa yang tidak mengetahui cara cuci tangan dengan benar
setelah di skrinning.
31 dari 31 siswa kelas X IPA yang telah dikaji tidak mengetahui
cara cuci tangan dengan benar
0 dari 31 siswa kelas X IPA yang telah dikaji mengetahui cara cuci
tangan dengan benar
2. Klasifikasi data
87% siswa tidak melakukan cuci tangan dengan benar sebelum dan sesudah
makan
13% siswa mencuci tangan biasa sebelum dan sesudah makan
49
hubungannya dengan kesehatan reproduksi pada siswa kelas X IPA dan
Menempelkan poster pada area sekolah tentang cuci tangan benar
Dapat disimpulkan dari implementasi yang dilakuan adalah :
Siswa/siswi mengatakan pendidikan kesehatan yang diberikan oleh
mahasiswa menambah ilmu dan wawasan dan bermanfaat
Siswa/siswi mengatakan sangat senang mendapatkan informasi
kesehatan
Klien tampak kooperatif
Klien mendemonstrasikan kembali bagaimana langkah-langkah cuci
tangan yang benar dengan sabun ataupun handrub
5.2 Rekomendasi
1. Untuk Siswa/siswi
Dianjurkan untuk mempraktikan kebiasaan mencuci tangan dalam
kehidupan sehari-hari terutama pada saat ingin membersihkan area
reproduksi
Dianjurkan kepada siswa/i untuk membawa handrub sendiri
2. Untuk Sekolah
Menyediakan tempat cuci tanngan diarea sekolah
Fasilitas yang di uks dapat digunakan dengan baik
50
DAFTAR PUSTAKA
51