1
Pengkajian
PENGKAJIAN
1. Identitas kelompok
a. Umur : 60-75 thn
2
b. Besar kecilnya Kelompok : 10
c. Agama yang di anut : Islam
d. Lokasi Puskesmas (Poli Lansia): Tangerang
2. Masalah kesehatan yang terjadi
Hasil Data Berdasarkan Kelompok
DATA DEMOGRAFI
1. Jumlah Pasien : 10 orang
Perempuan :5 orang
Laki-laki : 5orang
Jumlah 10
2. Distribusi Lansia yang mempunyai masalah kesehatan Depresi berdasarkan jumlah lansia
yang telah di skrinning
Yang mengalami Depresi 1 dari 10
Jumlah 10
Yang tidak mengalami masalah 2 dari 10
Jumlah 10
Klasifikasi data
Masalah Psikososial
70%. Demensia
30% tidak mengalami masalah
Analisa Data
ANALISA DATA
3
No DATA Masalah
1. DS :- Klien mengatakan sering lupa jika ada janji Resiko Sindrome Lansia lemah
- Klien mengatakan sering lupa makan
4
Prioritas Masalah
Masalah Kriteria (Score)
Resiko Sindrome Lansia lemah IIIII II 7
Ketidakefektifan pemeliharaan III 3
kesehatan
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Sindrome Lansia lemah
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
5
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN GERONTIK DI PUSKESMAS LANSIA
6
memulai kontak
- panggil pasien
dengan jelas, dengan
nama ketika memulai
interakasi, dan bicara
perlahan.
- Berikan satu arahan
sederhana pada suatu
waktu.
- Bicara dengan suara
jelas, rendah hangat
nada menghormati
- Duduklah pasien di
kelompok meja kecil
tiga sampai lima
orang dalam aktivitas
makan, dengan tepat.
- Pilih aktivitas
kelompok dan
aktivitas satu lawan
satu yang di arahkan
7
pada kemampuan-
kemampuan kognitif
dan minat.
8
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD Perawat
Keperawatan
Selasa/ 11 Resiko sindrom 1. membuat terapi aktivitas kelompok S : lansia memahami terapi yang
April lansia lemah dengan terapi modalitas diberikan perawat
2017 O : Lansia terlihat ikut serta TAK
dengan baik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
9
RENCANA TINDAK LANJUT
10
TERAPI MODALITAS LANSIA DENGAN DIMENSIA
1. TOPIK KEGIATAN
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
3. LANDASAN TEORI
a. Pengertian
11
dan lambat ditangani. Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia, masalah
demensia ini semakin sering dijumpai. Pemahaman yang benar tentang
penyakit ini petng dimiliki agar penyakit demensia dapat dideteksi dan
ditangani sedini mungkin.
b. Gejala Demensia
12
masalah besar di balik penurunan daya ingat yang dialami oleh orang tua
mereka.
Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada
Lansia, mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi
seperti ini dapat saja diikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan
memperparah kondisi Lansia. Pada saat ini mungkin saja Lansia menjadi
sangat ketakutan bahkan sampai berhalusinasi. Di sinilah keluarga membawa
Lansia penderita demensia ke rumah sakit di mana demensia bukanlah
menjadi hal utama fokus pemeriksaan.
Intervensi pada Demensia
a. Orientasi
- Tujuan : Membentuk pasien berfungsi dilingkungannya
- Tulis nama petugas pada kamar pasien jelas, besar, sehingga dapat dibaca
- pasien
- Orientasikan pada situasi lingkungan
- Perhatikan penerangan terutama dimalam hari
- Kontak personal dan fisik sesring mungkin
- Libatkan dalam kegiatan terapi modalitas
b. Keluarga dan masyarakat
- Siapkan keluarga untuk menerima keadaan pasien
- Siapkan fasilitas dalam berinteraksi dengan dimasyarakat
- Perlu bantuan dalam merawat 24 jam dirumah, yang diprogramkan melalui
Puskesmas
Pos-pos pelayanan kesehatan dirumah sakit
c. Gangguan daya ingat :
- Mulai percakapan dengan menyebut nama anda dan panggil nama pasien
- Hindarkan konfrontasi atas pernyataan pasien yang salah
- Penataan barang pribadi jangan dirubah
- Lakukan progran orientasi
B. Waktu
30 menit
13
4. STRUKTUR KELOMPOK
a. Setting Tempat
Ruangan Terbuka
= Leader
= Fasilitator
= Klien
= Observer
b. Hari/tanggal
Tugas:
Memimpin jalanya Terapi Modalitas Orientasi Realita
Merencanakan, mengontrol dan mengendalikan jalanya terapi
Membuka acara
Menjelaskan aturan main (cara permainan dan waktu permainan)
Memimpin terapi modalitas
Menutup acara diskusi
3. Fasilitator
Tugas:
Memfalisitasi pasien dalam terapi modalitas orientasi realita
Mengarahkan pasien yang kurang kooperatif
4. Observer
Tugas:
Mengobservasi jalannya terapi modlitas orientasi realita, mulai dari
persiapan, proses dan penutup dengan format evaluasi perilaku
Menilai aspek kemampuan pasien dalam memperkenalkan diri
E. Langkah-langkah
14
Tahap pre interaksi :
1. Melakukan pengecekan program terapi dokter dan validitas data.
2. Mencuci tangan.
Tahap Orientasi :
1. Memberikan salam terapeutik.
2. Klarifikasi perasaan klien.
3. Melakukan kontrak (waktu,tempat, topik)
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Tahap Kerja :
1. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman.
2. Duduk berhadapan (untuk kelompok disesuaiakan).
3. Leader : memimpin langkah-langkah pelaksanaan terapi orientasi realita.
Memandu satu klien untuk melihat jam atau kalender, tempat atau
ruangan dengan tata letak perabotan (meja kursi, ruang tidur dan
seterusnya secara satu per satu dan perlahan lahan (metode bisa variasi).
Pertama-tama satu topik dulu, misalnya mengenai waktu, selanjutnya ke
orientasi tempat /orang.
Mengajurkan klien tersebut untuk menjelaskan kembali waktu yang telah
disampaikan perawat, dan tanggal serta ruang yang tadi telah disampaikan.
Memandu pada lansia lain secara bergantian untuk memberitahukan jam
dan tanggal, orang, tempat, saat ini.
Secara bergantian juga pada lansia yang lainnya.
4. Fasilisator : memfasilitasi kemampuan hubungan sosial masing-masing
klien pada saat dilakukan terapi.
5. Leader : mengobservasi kemampuan klien dalam terapi modalitas.
6. Observer : Mengobservasi kemampuan klien dalam pelaksanaan terapi.
Memberi penelitian terhadap masing-masing lansia yang dilakukan terapi.
Tahap Terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan klien.
2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
15
3. Rencanakan tindak lanjut yang dapat klien lakukan sehari-hari sesuai
dengan kegiatan yang telah dilakukan. Dapat dibuat jadwal kegiatan.
4. Kontrak yang akan datang :
Topik : sepakati kegiatan yang akan datang
Waktu: sepakati waktu pertemuan yang akan datang
Tempat : sepakati tempat pertemuan yang akan datang.
F. Perilaku yang diharapkan
1. Persiapan
a. Terapis/perawat
Identifikasi masalah pasien sebelum pelaksanaan
Eksplorasi perasaaan diri sebelum bertemu pasien dan menjalankan
terapi aktifitas kelompok
Siapkan alat dan media yang diperlukan
Tempat dan waktu ditentukan
b. Klien
Siap mengikuti terapi modalitas orientasi realita
Hadir 5 menit sebelum acara dimulai
Mengetahui tata tertib yang telah ditentukan
2. Proses
a. Perawat melakukan kegiatan terapi modalitas orientasi realita sesuai
dengan perencanaan
b. Perawat dapat mengantisispasi hal-hal yang terjadi saat dilakukan terapi
c. Pasien dapat mengikuti terapi sampai selesai
3. Hasil
a. Perawat dapat menjalankan tugasnya terapi sesuai terapis
b. Klien dapat memahami tujuan dari terapis dan mencapai kriteria hasil pada
setiap pertemuan.
5. TATA TERTIB
16
c. Peserta tidak diperkenankan makan dan merokok selama terapi
d. Peserta tidak meninggalkan kegiatan sebelum kegiatan selesai
e. Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
f. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan mengangkat tangan terlebih dahulu
dan berbicara setelah dipersiapkan.
g. Apabila peserta akan meninggalkan tempat kegiatan ijin terlebih dahulu pada
terapis
6. ALAT BANTU
a. kertas
b. pulpen
c. Lembar observasi pasien
7. ANTISIPASI MASALAH
8. PENUTUP
17
Demikian proposal ini kami susun, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam
proses penulisan. Atas perhatian dan dukungannya kami ucapkan terima kasih.
18
DAFTAR PUSTAKA
19