Anda di halaman 1dari 19

Kasus

Di sebuah Puskesmas XX di bagian poli lansia, setelah dilakukan pengkajian terdapat


10 lansia, 5 laki-laki dan 5 perempuan. 7 orang menderita demensia, dan 3 orang
lainnya tidak mengalami masalah. Beberapa lansia sering mengeluh lupa waktu, jam,
hari, dll. Setelah dilakukan pemgkajian dan persetujuan dari lansia, maka dilakukan
intervensi terapi aktivitas kelompok untuk 10 lansia dengan terapi modalitas yaitu,
terapi kognitif yang dipandu oleh mahasiswa s1 keperawatan Univ. MH. Thamrin.

1
Pengkajian

Fasilitas, yankes No Register


Nama Perawat yg Tanggal Pengkajian
Mengkaji
Nama kelompok Puskesmas Lansia Alamat

1. DATA DASAR ANGGOTA KELOMPOK

N Nama JK Usia Pendidikan Agama Suku


o
1 Widuri P 62 S1Pendidika Islam Lampung
n
2 Adipati L 65 D3 Pajak Islam Jawa
3 Sukinem P 64 SMA Islam Sunda
4 Kemal L 64 TNI Kristen Sunda
5 Suriah P 73 S1 Akutansi Islam Jawa
6 Bahrudin L 70 SMA Islam Palemban
g
7 Silaloho L 73 SMA Islam Jawa
8 Nina P 68 D3 Bidan Islam Jawa
9 Farida P 67 SMA Islam Betawi

1. STATUSKESEHATAN ANGGOTA KELOMPOK

STATUS GIZI Tanda-tanda Vital Riwayat Masalah Psikososial


TB BB Tekanandarah Nadi Suhu RR Penyakit
167 73 130/80 72 36,5 22 DM Dementia
150 81 120/70 80 36 24 Jantung Demensia
161 75 140/80 78 36 20 DM Demensia
164 76 110/60 72 36 20 Katarak Tidak ada masalah
166 85 120/70 78 36,0 24 Asma Demensia
153 80 150/80 76 37 22 Hipertens Demensia
i
158 81 110/70 76 36 20 DM Tidak ada masalah
159 84 100/60 78 36,5 20 Anemia Depresi
168 85 140/80 78 36.5 22 Hipertens Demensia
i
172 76 150/70 80 37 22 Hipertens Demensia
i

PENGKAJIAN
1. Identitas kelompok
a. Umur : 60-75 thn

2
b. Besar kecilnya Kelompok : 10
c. Agama yang di anut : Islam
d. Lokasi Puskesmas (Poli Lansia): Tangerang
2. Masalah kesehatan yang terjadi
Hasil Data Berdasarkan Kelompok
DATA DEMOGRAFI
1. Jumlah Pasien : 10 orang
Perempuan :5 orang
Laki-laki : 5orang

2. Mayoritas agama : Islam

1. Distribusi lansiayang mempunyai masalah Demensia kurangberdasarkan jumlah pasienyang


telah di skrinning.

Yang mengalami demensia7 dari 10

Jumlah 10

Yang tidak mengalami masalah 2 dari 10


Jumlah 10

2. Distribusi Lansia yang mempunyai masalah kesehatan Depresi berdasarkan jumlah lansia
yang telah di skrinning
Yang mengalami Depresi 1 dari 10
Jumlah 10
Yang tidak mengalami masalah 2 dari 10
Jumlah 10

Klasifikasi data
Masalah Psikososial

70%. Demensia
30% tidak mengalami masalah

Analisa Data

Yang mengalami demensia 70%


Yang tidak mengalami masalah 30%

ANALISA DATA

3
No DATA Masalah
1. DS :- Klien mengatakan sering lupa jika ada janji Resiko Sindrome Lansia lemah
- Klien mengatakan sering lupa makan

DO : - 70% lansia mengalami demensia


2. DS :- klien mengatakan anakya jarang menjenguk
Ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan
DO :- 70% lansia terlihat tidak rapih dan terlihat
murung

4
Prioritas Masalah
Masalah Kriteria (Score)
Resiko Sindrome Lansia lemah IIIII II 7
Ketidakefektifan pemeliharaan III 3
kesehatan
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Sindrome Lansia lemah
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

5
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN GERONTIK DI PUSKESMAS LANSIA

Data Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi

Ds : 00231 Resiko Sindrome 0908 Memori; 6460 Manajemen demensia:


-Klien mengatakan sering Lansia lemah 090801 Mengingat informasi - Identifikasi pola-pola
lupa jika ada janji
-Klien mengatakan sering baru saja terjadi perilaku biasa untuk
lupa makan
secara akurat kegiatan seperti tidur,
DO : 090802 Mengingat informasi penggunaan obat,
- 70% lansia mengalami yang terbaru secara eliminasi, asupan
demensia akurat makanan, dan
Mengingat informasi
090803 perawatan diri.
yang sudah lama - Tentukan riwayat
secara akurat fisik, sosial,
psikososial, kebiasaan
dan rutinitas pasien.
- Kenangan gelang
identitas pasien
- perkenalkan diri saat

6
memulai kontak
- panggil pasien
dengan jelas, dengan
nama ketika memulai
interakasi, dan bicara
perlahan.
- Berikan satu arahan
sederhana pada suatu
waktu.
- Bicara dengan suara
jelas, rendah hangat
nada menghormati
- Duduklah pasien di
kelompok meja kecil
tiga sampai lima
orang dalam aktivitas
makan, dengan tepat.
- Pilih aktivitas
kelompok dan
aktivitas satu lawan
satu yang di arahkan

7
pada kemampuan-
kemampuan kognitif
dan minat.

8
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD Perawat
Keperawatan
Selasa/ 11 Resiko sindrom 1. membuat terapi aktivitas kelompok S : lansia memahami terapi yang
April lansia lemah dengan terapi modalitas diberikan perawat
2017 O : Lansia terlihat ikut serta TAK
dengan baik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

9
RENCANA TINDAK LANJUT

NO DX TUJUAN RENCANA HAR PJ DANA MEDIA


I/TG
L
1 Resiko Setelah Melakukan terapi Selas Ns. Tio 1. kertas
sindrom mengikuti aktivitas a/ 11 2. pulpen
lansia lemah kegiatan Terapi kelompok, terapi April 3. Lembar
aktivitas oreintasi realita 2017 observasi
pasien
Kelompok
terapi orientasi
realita selama
30
menit,diharapka
n lansia mampu
orientasi waktu,
tempat, orang,
dan situasi

10
TERAPI MODALITAS LANSIA DENGAN DIMENSIA

1. TOPIK KEGIATAN

Terapi Modalitas Orientasi Realita

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum

1. Pasien mampu memperkenalkan dirinya dengan baik.


2. Pasien dapat berorientasi pada waktu, tempat, orang dan situasi dengan
baik
b. Tujuan Khusus

1. Pasien mampu menyebutkan namanya sendiri.


2. Pasien mampu menyebutkan tempat, waktu, orang dan situasi.
3. Pasien mampu meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota
kelompok, berkomunikasi dan saling memperhatikan antar anggota
kelompok.

3. LANDASAN TEORI
a. Pengertian

Demensia adalah nama lain dari penyakit pikun. Penyakit ini


muncul seiring bertambahnya usia dan biasanya menimpa pada orang-orang
tua yang sering kita sebut kakek/nenek. Secara garis besar keadaan demensia
dibagi atas dua golongan, yakni demensia primer dan sekunder. Demensia
alzheimer tergolong dalam demensia primer. Sedangkan demensia sekunder
antara lain disebabkan karena penyakit stroke, cidera otak berat (pada
petinju), infeksi otak, menggunakan narkoba, dan lain sebagainya. Selain
faktor usia, faktor keturunan juga disebut-sebut menyebabkan munculnya
penyakit ini.
Demensian adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
penurunan kemapuan daya ingat dan piker tanpa adanya penurunan fungsi
kesadaran. Demensia atau kepikunan sering kali dianggap wajar pada lansia
karena merupakan bagian dari penuaan yang normal. Faktor ketidaktahuan,
baik dari pihak keluarga , masyarakat, maupun oihak kesehatan mengenai
tanda gejala demensia, dapat menyebabkan demensia sering tidak terdeteksi

11
dan lambat ditangani. Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia, masalah
demensia ini semakin sering dijumpai. Pemahaman yang benar tentang
penyakit ini petng dimiliki agar penyakit demensia dapat dideteksi dan
ditangani sedini mungkin.
b. Gejala Demensia

Gejala penderita demensia adalah adannya perubahan kepribadian dan


tingkah laku sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Lansia dengan
usia enam puluh lima tahun keatas. Lansia penderita demensia tidak
memperlihatkan gejala yang menonjol pada tahap awal, mereka sebagaimana
Lansia pada umumnya mengalami proses penuaan dan degeneratif.
Kejanggalan awal dirasakan oleh penderita itu sendiri, mereka sulit
mengingat nama cucu mereka atau lupa meletakkan suatu barang.
Tanda-tanda demensia alzheimer antara lain
1. Lupa akan kejadian yang baru dialami
2. Kesulitan dalam berbahasa
3. Kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari
4. Sering salah menaruh barang-barang
5. Tidak dapat membuat keputusan
6. Serta kesulitan dalam hitung-menghitung sederhana.
7. Sering mengulang kata-kata
8. Tremor
9. Kurang koordinasi gerakan
10. Risiko kecelakaan
11. Kurang konsentrasi
Gejala gangguan perilaku lain yang sering dialami penderita penyakit ini
adalah mereka jadi mudah tersinggung, sering merasa cemas, sulit tidur,
pencuriga, sering keluyuran, bahkan berperilaku memalukan, misalnya
telanjang di depan umum, pergi ke kantor dengan pakaian tidur, dan
sebagainya. Lansia sering kali menutup-nutupi hal tersebut dan meyakinkan
diri sendiri bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia mereka. Kejanggalan
berikutnya mulai dirasakan oleh orang-orang terdekat yang tinggal bersama,
mereka merasa khawatir terhadap penurunan daya ingat yang semakin
menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa bahwa mungkin Lansia kelelahan
dan perlu lebih banyak istirahat. Mereka belum mencurigai adanya sebuah

12
masalah besar di balik penurunan daya ingat yang dialami oleh orang tua
mereka.
Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada
Lansia, mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi
seperti ini dapat saja diikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan
memperparah kondisi Lansia. Pada saat ini mungkin saja Lansia menjadi
sangat ketakutan bahkan sampai berhalusinasi. Di sinilah keluarga membawa
Lansia penderita demensia ke rumah sakit di mana demensia bukanlah
menjadi hal utama fokus pemeriksaan.
Intervensi pada Demensia
a. Orientasi
- Tujuan : Membentuk pasien berfungsi dilingkungannya
- Tulis nama petugas pada kamar pasien jelas, besar, sehingga dapat dibaca
- pasien
- Orientasikan pada situasi lingkungan
- Perhatikan penerangan terutama dimalam hari
- Kontak personal dan fisik sesring mungkin
- Libatkan dalam kegiatan terapi modalitas
b. Keluarga dan masyarakat
- Siapkan keluarga untuk menerima keadaan pasien
- Siapkan fasilitas dalam berinteraksi dengan dimasyarakat
- Perlu bantuan dalam merawat 24 jam dirumah, yang diprogramkan melalui
Puskesmas
Pos-pos pelayanan kesehatan dirumah sakit
c. Gangguan daya ingat :
- Mulai percakapan dengan menyebut nama anda dan panggil nama pasien
- Hindarkan konfrontasi atas pernyataan pasien yang salah
- Penataan barang pribadi jangan dirubah
- Lakukan progran orientasi
B. Waktu
30 menit

13
4. STRUKTUR KELOMPOK
a. Setting Tempat

Ruangan Terbuka
= Leader
= Fasilitator
= Klien
= Observer
b. Hari/tanggal

Kamis, 29 Mei 2017


c. Waktu

10.00 s.d 10.30


d. Pengorganisasian
1. Jumlah dan nama klien
2. Leader dan uraian tugas

Tugas:
Memimpin jalanya Terapi Modalitas Orientasi Realita
Merencanakan, mengontrol dan mengendalikan jalanya terapi
Membuka acara
Menjelaskan aturan main (cara permainan dan waktu permainan)
Memimpin terapi modalitas
Menutup acara diskusi
3. Fasilitator

Tugas:
Memfalisitasi pasien dalam terapi modalitas orientasi realita
Mengarahkan pasien yang kurang kooperatif

4. Observer
Tugas:
Mengobservasi jalannya terapi modlitas orientasi realita, mulai dari
persiapan, proses dan penutup dengan format evaluasi perilaku
Menilai aspek kemampuan pasien dalam memperkenalkan diri

E. Langkah-langkah

14
Tahap pre interaksi :
1. Melakukan pengecekan program terapi dokter dan validitas data.
2. Mencuci tangan.
Tahap Orientasi :
1. Memberikan salam terapeutik.
2. Klarifikasi perasaan klien.
3. Melakukan kontrak (waktu,tempat, topik)
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Tahap Kerja :
1. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman.
2. Duduk berhadapan (untuk kelompok disesuaiakan).
3. Leader : memimpin langkah-langkah pelaksanaan terapi orientasi realita.
Memandu satu klien untuk melihat jam atau kalender, tempat atau
ruangan dengan tata letak perabotan (meja kursi, ruang tidur dan
seterusnya secara satu per satu dan perlahan lahan (metode bisa variasi).
Pertama-tama satu topik dulu, misalnya mengenai waktu, selanjutnya ke
orientasi tempat /orang.
Mengajurkan klien tersebut untuk menjelaskan kembali waktu yang telah
disampaikan perawat, dan tanggal serta ruang yang tadi telah disampaikan.
Memandu pada lansia lain secara bergantian untuk memberitahukan jam
dan tanggal, orang, tempat, saat ini.
Secara bergantian juga pada lansia yang lainnya.
4. Fasilisator : memfasilitasi kemampuan hubungan sosial masing-masing
klien pada saat dilakukan terapi.
5. Leader : mengobservasi kemampuan klien dalam terapi modalitas.
6. Observer : Mengobservasi kemampuan klien dalam pelaksanaan terapi.
Memberi penelitian terhadap masing-masing lansia yang dilakukan terapi.
Tahap Terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan klien.
2. Beri pujian atas keberhasilan klien.

15
3. Rencanakan tindak lanjut yang dapat klien lakukan sehari-hari sesuai
dengan kegiatan yang telah dilakukan. Dapat dibuat jadwal kegiatan.
4. Kontrak yang akan datang :
Topik : sepakati kegiatan yang akan datang
Waktu: sepakati waktu pertemuan yang akan datang
Tempat : sepakati tempat pertemuan yang akan datang.
F. Perilaku yang diharapkan
1. Persiapan
a. Terapis/perawat
Identifikasi masalah pasien sebelum pelaksanaan
Eksplorasi perasaaan diri sebelum bertemu pasien dan menjalankan
terapi aktifitas kelompok
Siapkan alat dan media yang diperlukan
Tempat dan waktu ditentukan

b. Klien
Siap mengikuti terapi modalitas orientasi realita
Hadir 5 menit sebelum acara dimulai
Mengetahui tata tertib yang telah ditentukan

2. Proses
a. Perawat melakukan kegiatan terapi modalitas orientasi realita sesuai
dengan perencanaan
b. Perawat dapat mengantisispasi hal-hal yang terjadi saat dilakukan terapi
c. Pasien dapat mengikuti terapi sampai selesai
3. Hasil
a. Perawat dapat menjalankan tugasnya terapi sesuai terapis
b. Klien dapat memahami tujuan dari terapis dan mencapai kriteria hasil pada
setiap pertemuan.

5. TATA TERTIB

a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan terapi modalitas orientasi realita


b. Berpakaian rapi dan bersih

16
c. Peserta tidak diperkenankan makan dan merokok selama terapi
d. Peserta tidak meninggalkan kegiatan sebelum kegiatan selesai
e. Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
f. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan mengangkat tangan terlebih dahulu
dan berbicara setelah dipersiapkan.
g. Apabila peserta akan meninggalkan tempat kegiatan ijin terlebih dahulu pada
terapis
6. ALAT BANTU

a. kertas
b. pulpen
c. Lembar observasi pasien

7. ANTISIPASI MASALAH

a. Penanganan klien yang tidak aktif


Memanggil pasien
Memberi kesempatan kepada pasien untuk menjawab sapaan perawat

b. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit


Panggil nama pasien
Tanya alasan pasien meninggalkan permainan
Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
pasien boleh kembali lagi

c. Bila ada klien lain ingin ikut


Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien yang telah
dipilih
Beritahu pasien bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh
pasien tersebut

8. PENUTUP

17
Demikian proposal ini kami susun, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam
proses penulisan. Atas perhatian dan dukungannya kami ucapkan terima kasih.

18
DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai