Anda di halaman 1dari 16

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Profil Instansi
1. Keadaan Umum
Nama Puskesmas : UPTD Puskesmas Tanjung Pura
Alamat Organisasi : Jalan Sei awan -Tanjung Pura Desa Tanjung Pura
Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang Provinsi
Kalimantan Barat
Status pelayanan : Tidak Rawat Inap

Doc.ig pusktanjungpura
Gambar 1 UPTD Puskesmas Tanjung Pura

2. Letak Geografis
Puskesmas Tanjung Pura adalah salah satu dari 24 Puskesmas yang ada
di daerah kabupaten Ketapang yang terletak di kecamatan Muara Pawan dengan
jarak tempuh dari pusat kota +24 km ke pesisir utara kota Ketapang dan
merupakan daerah pedalaman yang semua desa binaan puskesmas Tanjung
Pura dapat di tempuh dengan kendaraan roda dua. Saat sekarang ini memiliki
desa binaan sebanyak 4 desa yang terdiri dari, Desa Tanjung Pura ,Desa Mayak,
Desa Ulak Medang, Desa Tanjung Pasar Yang semuanya memiliki luas wilayah +
56.358 km2, untuk itu kami tampikan gambaran wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Pura
Batasan wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pura dengan tempat lainnya
adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sungai melayu
b. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Nanga Tayap
c. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Satong
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sungai Awan

Gambar 2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Pura

Jumlah penduduk daerah binaan Puskesmas Tanjung Pura Tahun 2021 adalah
3.888 jiwa, dibandingkan dengan luas daerah binaan puskesmas Tanjung Pura
+20.517 km2 dengan mayoritas penduduk terbesar adalah suku Melayu, dan lainnya
adalah suku Madura, suku Jawa, suku Bugis, dan Tiong Hoa yang bermata
pencaharian sebagai petani , nelayan, pencari kayu dan sisanya berwiraswasta.
Mayoritas penghasilan penduduk didapat dari sungai dan pertanian yang mana
sistim penangkapan hasil menggunakan alat yang sangat sederhana sedangkan dari
pertanian masih mengharapkan dengan sistim tanam tinggal, yaitu penggerjaan
pertanian hanya mengharapkan hasil tanpa adanya perawatan dan pemupukan yang
secara modern. Atas dasar itulah jumlah kunjungan dari pelayanan puskesmas
sangat di pengaruhi oleh perekonomian masyarakat dan ini tarjadi pada masa
penanaman dan masa panen.

3. Sarana Pelayanan Kesehatan


Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Tanjung Pura pada saat
sekarang ini sudah cukup memadai untuk pelayanan kesehatan yang sifatnya hanya
pelayanan kesehatan dasar dan disetiap desa juga memiliki tempat pelayanan
kesehatan yang mana untuk menjangkau pusat pelayanan kesehatan juga tidak terlalu
jauh hal inilah yang sangat membatu kami didalam melakukan tugas sebagai tenaga
kesehatan. Untuk lebih jelasnya kami tampilkan jumlah dan letak sarana tempat
pelayanan kesehatan
Disamping saran tempat pelayanan kesehatan kami juga difasilitasikan oleh
pemerintah kabupaten ketapang saran penunjang untuk penanganan masalah
kesehatan dengan fasilitas sebagai berikut :
Tabel 1 Sarana Pelayanan Kesehatan

4. Sumber
No DesaDaya Manusia (SDM) Kesehatan
Jenis Sarana Jumlah Keterangan

1 Tanjung Pura Puskesmas Induk 1 buah


Poskesdes 1 Buah
2 Ulak Medang Puskesmas pembantu 1 buah
Poskesdes 1 buah
3 Tanjung pasar Puskesmas pembantu 1 buah
Poskesdes 1 buah
4 Mayak Puskesmas pembantu 1 buah
Poskesdes 1 buah
Gambaran tenaga kesehatan yang ada dipuskesmas Tanjung Pura yaitu, tenaga
PNS 21 orang, PPPK 1 orang, PTT 13 orang honorer 3 orang. Total pegawai
berjumlah 38 orang pada tahun 2022 ini dengan latar pendidikan yang berfariasi,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan

No Jabatan Jumlah
1. Dokter 1
2. Perawat 12
3. Perawat gigi 2
4. Bidan 9
5. Petugas Farmasi 1
6. Analis 2
7. Epidemiologi 1
8. Tenaga kesehatan masyarakat 2
9. Gizi 3
10. Administrasi 3
Total 38

B. Visi Dan Misi Organisasi


a. Visi
Visi UPTD Puskesmas Tanjung Pura yaitu “Masyarakat Kecamatan Muara Pawan
Hidup Sehat dan Mandiri”
b. Misi
Mendorong Pembangunan Berwawasan Kesehatan;
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan meningkatkan
peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan baik promotif, preventif maupun
kuratif;
Menyelenggarakan pelayanan
rawat jalan yang bermutu, efektif,
efisien, adil dan merata serta
terjangkau bagi masyarakat
Tanjung Pura dan sekitarnya

C. Struktur Organisasi

.
Gambar 1 Struktur Organisasi
D. Tugas Dan Fungsi Organisasi
Tugas pokok Puskesmas sesuai dengan Peraturan Bupati Ketapang No 14 Tahun
2021 Tentang Kedudukan, Sususnan Organisasi, Tugas Dan Fungsi,Serta Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Pada Dinas Kesehatan
adalah sebagai berikut :
Tugas Puskesmas berdasarkan Perbub No 14 Tahun 2021 Pasal 5 adalah
sebagai berikut :

1. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai


tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya
2. Untuk mencapai tujuan pembangunan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakan dengan
pendekatan keluarga
3. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan salah satu
cara UPTD Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan akses pelayanan Kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1)
Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

1. Pengordinasian penyusunan rencana dan program kerja puskesmas


2. Pelaksanaan tugas teknis operasionnal dan penunjang puskesmas
3. Pelaksana urusan administrasi
4. Pelaksanaan monitoring serta pelaporan pelaksanaan tugas
5. Penyelenggara UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
6. Penyelenggara ukp tingkat pertama di wilayah kerjanya
7. Peaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala Dinas
E. Uraian Tugas Jabatan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 tentang uraian
tugas perawat ahli pertama menerangkan bahwa Tugas pokok Perawat adalah
melakukan kegiatan pelayanan keperawatan yang meliputi asuhan
keperawatan, pengelolaan keperawatan dan pengabdian pada masyarakat.
Rincian kegiatan perawat ahli pertama yaitu

1. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;


2. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
3. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
4. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
5. melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko
infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;
6. melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
7. melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak
pada pelayanan kesehatan;
8. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
9. merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
10. membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;
11. menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan,
menetapkan tindakan);
12. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,
menetapkan tindakan);
13. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/
kritikal;
14. melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
15. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/intra/post operasi;
16. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
18. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;
19. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;
20. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
21. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
22. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan
suhu tubuh;
23. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
24. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
25. melaksanakan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu;
26. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
27. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
28. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
29. melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;
30. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
31. melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
32. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;
33. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;
34. melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi;
35. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal
bedah;
36. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak;
37. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas;
38. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas
39. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa;
40. melakukan perawatan luka;
41. melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan
tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;
42. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;
43. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
44. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
45. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
46. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan
sebagai ketua tim/perawat primer;
47. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
48. melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas
kesehatan;
49. melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi
ketenagaan perawat; dan
50. melakukan preseptorship dan mentorship
BAB III

KONSEP NILAI-NILAI DASAR ASN BERAKHLAK

A. Identifikasi Nilai-Nilai BerAKHLAK

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai
Aparatur Sipil Negara pasal 10 ayat 3 yang ditandatangani pada 3 februari 2022 tentang
standar kerja perilaku pegawai dengan nilai – nilai dasar ASN BerAKHLAK. Dalam
mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN yang
profesional, kompeten, dan berintegritas yang berkarakter BerAKHLAK. Indikator-
indikator dari nilai dasar BerAKHLAK antara lain:

1. Berorientasi Pelayanan

Berorientasi Pelayanan sebagai nilai dan menjadi dasar pembentukan budaya


pelayanan tentu tidak akan dengan mudah dapat dilaksanakan tapa dilandasi oleh
perubahan pola pikir ASN, didukung dengan semangat penyederhanaan birokrasi yang
bermakna penyederhanaan sistem, penyederhanaan proses bisnis dan juga transformasi
menuju pelayanan berbasis digital.
Dalam mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik,
tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan
dengan memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrative.
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan public.
Berdasarkan ketentuan PermepanRB bahwa setiap ASN perlu berperilaku untuk
masing-masing aspek BerAKHLAK dalam Berorientasi Pelayanan antara lain:

a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;


b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu
bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain tugas dan fungsi yang melekat pada pegawai ASN, pegawai ASN juga
berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional. Peran tersebut dilaksanakan melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/
organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabillitas adalah
kewajiban untuk mempertanggung jawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan public kepada atasan, Lembaga Pembina dan lebih luasnya kepada public
(Matsiliza dan Zonke, 2017).
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku
tersebut adalah:

a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin


dan berintegritas tinggi.
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien.
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.

3. Kompeten
Berdasarkan kebijakan Undang Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014, prinsip dasar
dalam pengelolaan ASN yaitu berbasis merit. Dalam hal ini seluruh aspek pengelolaan
ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Termasuk dalam
pelaksanaanya tidak boleh ada perlakuan diskriminatif, seperti karena hubungan agama,
kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif. Sesuai Peraturan
Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi
meliputi:

a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat


diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis
jabatan
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit
organisasi
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus
dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan
peran, fungsi dan Jabatan.
4. Harmonis

Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat
kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi
karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan
internal, dan kinerja secara keseluruhan. Beberapa peran ASN dalam kehidupan
berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya adalah sebagai berikut:

a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam
artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil,
berarti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus
obyektif, jujur, transparan.
b. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral
dan adil karena tidak berpihak dalam memberikan layanan
c. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong
baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang
membutuhkan pertolongan.
d. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS juga harus menjadi
tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa menjadi bagian dari problem solver
(pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah (trouble maker).

5. Loyal
Loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita
organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pegawai ASN harus memiliki Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan yang kuat
sebagai wujud loyalitasnya kepada bangsa dan negara dan mampu
mengaktualisasikannya dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa berlandaskan
Pancasila dan UUD Tahun 1945.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan Negara.

6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimilki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
Dalam KKBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah menyesuaikan diri dengan
keadaan.
Berikut ini adalah panduan perilaku adaptif :
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
c. Bertindak proaktif.
Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam
pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan
lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan
iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya. Kebutuhan kemampuan
beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan organisasi dalam menjalankan
fungsinya. Dalam hal ini organisasi maupun individu menghadapi permasalahan yang
sama, yaitu perubahan lingkungan yang konstan, sehingga karakteristik adaptif
dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual. Budaya adaptif
dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang
berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan.
7. Kolaboratif

Berkaitan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaberasi dan


collaborative governance yaitu “value generated from an alliance between two or
more firms aiming to become more competitive by developing shared routines” Dyer
and singh (1998, dalam celik et al, 2019).

Berikut ini adalah Panduan Perilaku kolaboratif :


a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Praktik kolaborasi memberikan gambaran tentang panduan perilaku
kolaboratif. Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021), menunjukkan bahwa
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah
adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi
manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif
antara entitas public.

B. Kedudukan dan Peran ASN


Berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor:
14/K.1/PDP.07/2022 tentang Kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil,
mata pelatihan untuk pembelajaran agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam rangka
mendukung terwujudnya Smart Governance sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan adalah Manajemen ASN dan Smart ASN. Penjabaran lebih
lanjut mengenai Manajemen ASN dan Smart ASN adalah sebagai berikut.
1. Manajemen Aparatul Sipil Negara

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN


yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

a. Pelaksana kebijakan public


b. Pelayan public; dan
c. Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik dan kode perilaku ini
sangat penting dalam birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan. Fungsi
tersebut, antara lain:

a. Sebagai pedoman, panduan birokrasi public/aparatur sipil negara dalam


menjalankan tugas dan kewanangan agar tindakannya dinilai baik.
b. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi public/aparatur
sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya

2. Smart ASN
Untuk menciptakan Smart ASN menuju birokrasi 4.0, sekurang-kurangnya
terdapat 8 (delapan) karakteristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakteristik
tersebut meliputi :
a. Integritas
b. Nasionalisme
c. Profesionalisme
d. Wawasan global
e. IT dan Bahasa asing
f. Hospitality
g. Networking
h. Entrepreneurship
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.

Anda mungkin juga menyukai