Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SWOT KIA

ANALISA SWOT  PROGRAM KIA (KESEHATAN IBU DAN ANAK) DI PUSKESMAS


CILACAP SELATAN II STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG

Didalam UU pokok Kesehatan Tanggal 15 – 10 -1960 BAb 1 pasal 1 telah di nyatakan


bahwa ,” Tiap warga Negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi – tingginya dan
perlu di ikut sertakan dalam usaha – usaha kesehatan pemerintah “.Sehubungan dengan hal
tersebut di atas ,para ibu dan keluarganya serta masyarakat lainya, di samping sebgai objek , juga
harus di ikut sertakan sebagai subjek dalam usaha – usaha kesehatan pemerintah , mereka
sebagai potensi dalam masyarakat harus di ikut sertakan dalam usaha – usaha BKIA yang
bersangkutan .Dimana hal tersebut merupakan azas intergrasi dari pelayanaan dalam usaha KIA ,
sehingga secara optimal usaha – usaha BKIA yang bersangkutan akan mencapai tujuan seperti
yang di harapkan dalam kegiatan BKIA tersebut .
            Di dalam pasal 9 Jo.2 , juga telah di nyatakan bahwa , tujuan pokok UU yang di maksud
adalag SSB : “ meningkatkan derajat kesehatan ibu ,bayi dan anak sampai usia 6 bulan ,menjaga
dan mencegah jangan sampai ketiga subjek ini tergolong dalam “vulnerable group (golongan
terrancam bahaya )”
            Sehubungan dengan hal  yang di kemukakan terakhir di atas , pemerintah mengadakan
usaha – usaha khusus untuk kesehatan keturunan dan pertumbuhan anak yang sempurna , serta
lingkungan masyarakat dank e olahragaan .
             Di dalam pasal 3 telah di nyatakan pula bahwa ,Pertumbuhan anak yang sempurna dalam
lingkungan yang sehat adalah penting untuk mencapai generasi sehat dan bangsa yang kuat .
BKIA adalah Balai Kesehatan Ibu dan Anak merupakan wadah untuk usaha – usaha KIA.BKIA
berada di bawah koordinasi Dinas KIA Departemen kesehatan.

B.  TUJUAN
Untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa dalam manajemen
keperawatan dan keperawatan komunitas.
C. Manfaat
1.   Dapat menganalisis program-program di puskesmas
2.   Dapat mengetahui mengenai masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat
3.   Dapat lebih memahami mengenai keperawtan komunitas
D.    GAMBARAN LOKASI PRAKTEK PUSKESMAS CILACAP SELATAN II
1.      Letak Geografis
Puskesmas Selatan II terletak di RT 05/RW03 kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan
Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap. Puskesmas ini terletak di tepi jalan raya sehingga mudah
dijangkau masyarakat. Jarak dari pusat pemeritahan kecamatan 1 km, jarak dari ibu kota
kabupaten 2 km, jarak dari ibukota propinsi 246 km, dan jarak dari ibu kota Negara 428 km.
Wilayah kerja puskesmas Cilacap Selatan II memiliki daerah berupa daratan rendah yang
dekat dengan pantai perbatasan dengan samudra hindia. Ketinggian tanah puskesmas Cilacap
Selatan II dari permukaan laut 4 m dengan suhu udara rata-rata 30 c  dengan banyaknya curah
hujan 2.000-3.000 mm. wilayah kerja Puskesmas  Cilacap Selatan II terbagi menjadi dua wilayah
kerja yaitu wilayah kerja Kelurahan Cilacap dan wilayah kerja Kelurahan Tegalkamulyan
dengan jumlah penduduk masing-masing kerja  kelurahan Cilacap 18.000 jiwa dan wilayah kerja
kelurahan Tegalkamulyan15.791 jiwa.
2.      Batas wilayah kerja puskesmas Cilacap Selatan II yaitu:
a.       Sebelah Utara : Berbatasan dengan kelurahan martasinga
b.      Sebelah Timur : Berbatasan dengan (dari utara ke selatan) Kelurahan Gumilir, Kelurahan
Kebonmanis, Kelurahan Gunung Sumping, Kelurahan Sidanegara, Kelurahan Sidakaya.
c.       Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Cilacap
d.      Sebelah Barat : Berbatasan dengan Samudra Hindia
3.      Akses Transportasi
Semua kelurahan dapat di jangkau dengan roda 4maupun roda 2. Jarak ke ibukota
Kabupaten Cilacap ± 5 Km. Letak Kecamatan Cilacap Selatan berdekatan dengan pantai (Teluk
Penyu). Wilayah ini dilalui angkutan umum dari Banyumas ke Cilacap. Sarana transportasi yang
bisa di gunakan warga antara lain becak, sepeda ontel, sepeda motor, angkudes, mini bus, dan
mobil pribadi.
4.      Tugas pokok dan Fungsi
a.    Tugas pokok dan Fungsi Puskesmas
     Melaksanakan sebagai tugas dinas kesehatan kabupaten dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan secara komprehensif kepada masyarakat di wilayah kerjanya., melalui upaya
pembangunan berwawasan kesehatan, kemandirian hidup sehat bagi perorangan, keluarga dan
masyarakat serta upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan strata
pertama, kesehatan sehingga terwujud masyarakat yang memiliki derjat kesehatan yang setinggi
tingginya.
b.   Rincian tugas:
1)      Menyusun rencana kerja tahuan dan bulanan, penyelenggaraan upaya  komprehensif di wilayah
kerja puskesmas.
2)      Menyelenggarakan pelayanan upaya kesehatan meliputi kegiatan promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, KIA dan KB, pencegahan dan pemberantasan penyakit, peningkatan gizi
masyarakat, pengobatan dasar dan upaya program pengembanga sesuai dengan kebutuhan
wilayah puskesmas.
3)      Menyelenggarakan pembinaan terhadap puskesmas pembantu, bidan di desa/poliklinik
kesehatan desa dan berbagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) lain meliputi
posyandu, pos upaya kesehatan kerja, poskestren, warung obat desa, dll.
4)      Koordinasi penyelenggaraan upaya di wilayah kerja puskesmas serta pelaksanaan rujukan medik
dan non medik.
c.       Tugas Tambahan:
Melaksanakan kegiatan pelayanan medis dasar dan tindakan sesuai dengan keahlian dan
kewenangan yang dimiliki serta ketersediaan sarana prasarana medism puskesmas.
5.      Fasilitas 
Puskesmas Cilacap Selatan II merupakan puskesmas dengan tempat perawatan  yang
memiliki fasilitas seperti ditunjukan Tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 5. Fasilitas Puskesmas Cilacapo Selatan II
No Fasilitas Layanan Jumlah Frekuensi
Pelayanan
1 Poliklinik Umum 1 Setiap hari, jam kerja
2 Poliklinik Gigi 1 Setiap hari, jam kerja
3 Poliklinik KIA 1 Setiap hari, jam kerja
4 Apotik 1 Setiap hari, jam kerja
5 Poliklinik Paru 1 Rabu, jam kerja
6 Poliklinik MTBS 1 Setiap hari, jam kerja
7 Ambulans 1 unit Setiap hari, jam kerja

Sumber : Data Puskesmas 2008

BAB II
TINJAUAN TEORI
A.   PENGERTIAN KIA
Program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan dan menjadi masalah nasional karena sangat menentukan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) pada generasi mendatang. Program ini bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu
tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu. Sasaran
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua 
Negara, diantaranya adalah : Meningkatkan kesehatan ibu dengan target untuk 2015 :
Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
Hasil survei menunjukkan bahwa AKI di Indonesia telah turun menjadi 307 per 100.000
kelahiran hidup antara 1998–2001, hal itu perlu ditafsirkan secara hati-hati mengingat
keterbatasan metode penghitungan yang digunakan. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di
Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau
persalinan. Dengan kecenderungan seperti ini, pencapaian target MDG untuk menurunkan AKI
akan sulit bisa terwujud kecuali apabila dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat
laju penurunannya.
Menurut WHO (2005), angka kematian ibu di dunia sekitar 470/100.000 kelahiran
hidup atau setengah juta wanita meminggal setiap tahunnya disebabkan karena kehamilan.
Sebagian besar kematian ibu terjadi di negara berkembang Asia dan Afrika dengan 480/100.000
kelahiran hidup dibandingkan dengan negara maju (27/100.000). Sebagian besar juga terjadi di
negara berpendapatan menengah ke bawah.
Angka kematian ibu (AKI) melahirkan yang terjadi pada saat kehamilan maupun 
persalinan,  42  hari  pasca  persalinan    di  Indonesia  masih  tinggi dibandingkan dengan AKI
di negara ASEAN lainnya, di Negara kita AKI masih menduduki urutan tertinggi di negara
ASEAN. Departemen  Kesehatan  mengklaim pada  tahun  2003  sebesar  307  per  100.000 
kelahiran  hidup, hal ini berarti bahwa  lebih dari 18.000 ibu meninggal per tahun atau dua ibu
meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Besaran 
ini merupakan  tingkatan  yang  tinggi  setelah  Laos,  Kamboja  dan  Miyanmar, permasalahan 
itu  merupakan  permasalahan  yang  amat  besar  yang berdampak pada   kualitas SDM di 
Indonesia. AKI di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara
anggota ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65,
dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Berdasarkan kesepekatan internasional, tingkat
kematian maternal (maternal Mortality Rate) didefinisikan sebagai jumlah kematian maternal
selama 1 tahun dalam 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari
waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan
millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.

B. ANALISIS SWOT
SWOT adalah sebuah singkatan dari Strenghths (S), Weakness (W), Opportunities (O),
dan Threats (T). Analisa SWOT sendiri memiliki tujuan untuk memisahkan masalah pokok dan
memudahkan pendekatan strategis dalam suatu bisnis atau organisasi.
Banyak para ahli mendefinisikan arti analisis SWOT. Stephen Pelayanan Mary dan
Robbins Coulter (1999, 229) mendefinisikan analisis SWOT adalah suatu analisis organisasi
dengan menggunakan kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman dari lingkungan.
Menurut Rangkuti, Freddy (2000 : 18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
“Definisi analisa SWOT secara umum adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.”
Penjelasan dari masing-masing SWOT , sebagai berikut:
1.     Strenghts (kekuatan)
          Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program
pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.

2.  Weaknesses (Kelemahan)
      Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang
dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih
mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan
itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.
3.  Opportunity (kesempatan)
Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi
organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan
atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon
masyarakat atau isu yang sedang diangkat.
4.  Threat (ancaman)
Adalah faktor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi
berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang
terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of
stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum
berkembang.

STRENGTHS    WEAKNESSES

                  Skills and abilities


                  Funding lines
                  Commitment to positions
                  Contacts and partners

                   Existing activities


OPPORTUNITIES  THREATS

                  Other organizations relevant to issue


                  Resources : financial, technical, human
                  Political and policy space

                   Other groups or forces

C.PEMERIKSAAN DAN PELAYANAN ANTENATAL TERFOKUS


1.      Tujuan focused antenatal care
a.       Menjelaskan antenatal care (ANC )
b.      Mendiskusikan frekuensi dari waktu kunjungan antenatal
c.       Menjelaskan elemendasar rencana persalinan termasuk persiapan menghadapi ko,plikasi
d.      Menjelaskan keterampilan interpersonal interpersonal untuk melakukan ANC yang efektif
e.       Menjelaskan komponen pencataan untuk memeriksa ANC
2.      Meningkatkan kesehatan dan keselamatan  ( surbival) ibun bayi baru lahir melalui
a.  Deteksi dini dan pengobatan pada masalah dan komplikasi
b. Pencegahan komplikasi dan penyakit
c.  Persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi
d.                                                      Promosi kesehatan
3.   Pelayanan antenatal trodisional
a.       Penekanan
a)      Bersifat ritual, pelayanan rutin, berdasarkan bukti ilmiah, intervensi terarah pada tujuan
b)      Kunjungan yang sering
Tujuan memberikan perhatian khusus pada kebutuhan klien
Tidak lagi di anjurkan :
a.       Kunjungan rutin berulang kali
Membebani perempuan dan system pelayanan kesehatan
b.      Pengukuran dan pemeriksaan urine
a)      Berat badan dan tinggi badan ibu
b)      Edema kali
c)      Posisi janin sebelum 36 minggu
c.       Pelayanan berdasarkan pada penelitian risiko
4.      Pendekatan risiko bukan merupakan strategi ANC yang efektif, karena
a.       Penekanan
a)      Bersifat ritual,pelayanan rutin, berdasarkan bukti ilmiah, intervensi terarah pada tujuan
b)      Kunjungan yang sering
c)      Tidak memberikan perhatian khusus pada kebutuhan klien
d)     Pada umumnya ibu dengan risiko tinggi,menjalani persalinan tampa komplikasi
e)      Penggunaan secara tidak efisien sumber daya yang terbatas
f)       Pelayanan antenatal terfokus
Berdasarkan bukti ilmiah ( evidence based ) intervensi mengarah pada tujuan
a.       Membicarakan masalah kesehatan yang sering terjadi dan berpengaruh pada ibu serta BBL
b.      Disesuaikan uuntuk populasi / daerah tertentu
c.       Sesuai dengan usia kehamilan
d.      Berdasarkan pemikiran rasional yang  kuat
e.       Individual, tervokus pada pelayanan pada ibu berdasarkan :
a)      Kebutuhan dan kecemasaan spesifik
b)      Keadaan
c)      Riwaya, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
d)     Sumber daya yang tersedia
D.PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
1.      K1
Diisi dengan jumlah ibu hamil yang kontak dengan petugas pertama kalidan diberi buku KIA
2.      K2
a.    Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali,
dengan distribusi pemberian pelayanan yang di anjurkan adalah satu kali dalam triwulan
pertama, satu  kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan
b.   Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup minimal :
a)         Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b)         Ukur tekanan darah
c)         Skrining status imunisasi tetanus ( danpemberian tetanus toksoid )
d)        Ukur tinggi fundus uteri
e)         Pemberian tablet besi (90 tablet selama hamil )
f)          Temu wicara ( pemberian komunikasi interpersonal  dan konseling )
g)         Test labortorium sederhana ( hb, protein urine ) dan atau berdasarkan  indikasi (HbsAG,
Sifilis , HIV,Malaria,TBC )
3.      TT 1 (Pertama )
Ibu hamil yang mendapat kan suntikan tetanus toksoidpertama kali dari hasil penelusuran /
riwayat mendpatkan iminisasi TT.
4.      TT 2 ( Kedua )
Pemberian  tetanus toksoid yang diberikan kedua kali dengan interval pemberian dengan TT
yang pertama berjarak minimal 1 bulan
5.      TT 5 (Long Life )
Pemberian TT dengan dosis ke 5 yang diberikan dengan interval suntikan ke empat minimal 1
tahun.
6.      Fe 1
Pemberian tablet besi sebanyak 30 tablet dan diberikan pada periode  trimester  kehamilan
pertama
7.      Fe 3
Pemberian tablet besi sebanyak 30 tablet dan diberikan dengan intervaldengan suntikantrimester
pertama.
8.      Deteksi resiko tenaga kesehatn
Penapisan deteksi adanya risiko yang dapat berakibat buruk pada kehamilan, persalinan ,dan saat
nifas yang ditemukan oleh tenaga kesehatanpada periode waktu yang ada dalam satu wilayah
9.      Masyarakat
Penapisan deteksi adanya risiko yang dapat berakibat buruk pada kehamilan, persalinan ,dan saat
nifas yang ditemukan oleh  pada masyarakat ( kader, dukun, masyarakat ) pada periode waktu
yan
 Ada dalam satuan wilayah.
10.  Rujukan kasus resiko tinggi
Jumlah kasus kedaruratan / penyakit / factor resiko yang dilakukan rujukan dipelayanan lanjut
pad peride waktu  yang ada dalam satuan wilayah teertentu.
a)   Rujukan resiko tinggi maternal terdiri dari ibu hamil bersalin dan nifas )
b)   Rujukan resiko tinggi neonatal.neonatus adalah bayi umur 1-28 hari yaitu rujukan pada bayi
karena penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkankesakitan,kecacatan,dan
kematian.neonatus dengan komplikasi : asfiksia, ikterik, hipotermi, tetanus
neonatorum,infeksi/sepsis,trauma lahir,BBLR, Sindrom gangguan pernafasaan, kelainan
congenital.

BAB III
ANALISIS SWOT
1.      Strengths (kekuatan)
a.       Tenaga kesehatan terjun langsung kemasyarakat dengan melakukan pemeriksaan secara
langsung melalui posiandu kepada ibu hamil,post partum dan balita
b.      Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan.
c.       Bentuk pelayanan kesehatan bagi keluarga difokuskan pada pelayanan kesehatan ibu (yaitu
pelayanan kebidanan dasar, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas).
d.      Bumil telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas perawatan maupun ke rumah sakit.
e.       Tenaga kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di tengah-tengah masyarakat bekerja
sama dengan masyarakat setempat baik individu, kelompok, tenaga kesehatan lain (bidan desa,
dukun beranak, dokter, dsb
f.       Pelayanan yang diberikan maksimal dari tenaga kesehatan ( mengenai penyampaian informasi )
g.      Meningkatnaya motifasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan
h.      Pelayanan yang diberikan cukup maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai
masalah kesehatan

2.      Weakness (kelemahan)
a.       Pada ruang KIA tidak adanya tempat untuk menyimpan tabung tes urine
b.      Tempat penyimpanan vaksin kurang tertata rapih
c.       Masih ada ibu yang belum termotifasi tentang pentingnya imunisasi pada anak
d.      Banyaknya kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana jika tidak ada tenaga kesehatan.

3.      Opportunities (peluang)
a.       Pemerintah daerah  telah melatih banyak bidan, dan mengirim mereka ke seluruh daearah
pedesaan
b.      Adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu.
c.       Tersedianya fasilitas media massa yang dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi
tentang kesehatan.
d.      Adanya keterlibatan kader dalam kegiatan posyandu.
e.       Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem JPKM yang disubsidi oleh
pemerinta, dan JAMPERSAL untuk ibu  melahirkan.
f.       Pemerintah telah menyukseskan program kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan dan
memperluas sarana dan prasarana kesehatan
g.      Adanya peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan ditolong oleh bidan bukan
oleh dukun.
h.      Adanya kebijakan Jamkesmas.

4.      Threats (ancaman)
a.       Perekonomian, informasi dan teknologi yang rendah berdampak pada peningkatan resiko lebih
tingginya angka kematian ibu.
b.      Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil dan balita.
c.       Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul seperti  pendarahan,
keracunan kehamilan yang disertai kejang - kejang, aborsi, dan infeksi.
d.      Tidak semua kelahiran adalah darurat, namun berpotensi menjadi keadaan darurat.

BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan dan menjadi masalah nasional karena sangat menentukan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) pada generasi mendatang. Program ini bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal.
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasikan berbagai
faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strenghts) dan kelemahan-kelemahan
(Weaknesses). Suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-
ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi.

B.     Saran
Pertahankan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat mengenai kesehatan dan Ukuran
keberhasilan layanan kesehatan dapat dilihat dari layanan yang diberikan. Oleh karena itu maka
semua layanan kesehatan harus melaksanakan Gugus Kendali Mutu (GKM).

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Dainur. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat Kegiatan KIA di Puskesmas dan
Permasalahannya. Jakarta : EGC.
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Polewali Mandar. 2008.
NirWana_My blog My ZoNe di 21:04
Sumber : Program Kesehatan di Puskesmas
Mbah Yat ⋅ Januari 27, 2009.

Anda mungkin juga menyukai