Menyetujui,
Pembimbing, Mahasiswa,
Mengetahui,
Ka. Prodi,
ii
KATA PENGANTAR
iii
RINGKASAN
Desa Pegayut masih terdapat rumah yang belum memenuhi kriteria rumah
sehat. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan edukasi
kepada masyarakat ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai
rumah sehat untuk meningkatkan kesehatan rumah sehingga penyakit berbasis
lingkungan rumah dapat dikurangi. Metode yang digunakan dalam kegiatan
penyuluhan pada pengabdian masyarakat ini yaitu dengan memberikan
penyuluhan dan leaflet. Materi yang disajikan berkaitan dengan rumah sehat
seperti indikator rumah sehat dan penyakit yang ditimbulkan bila rumah tidak
sehat. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah warga masyarakat di
Desa Pegayut khususnya di dusun 2 dan 4.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul...........................................................................................i
Lembar Pengesahan.....................................................................................ii
Kata Pengantar............................................................................................iii
Ringkasan...................................................................................................iv
Daftar Isi......................................................................................................v
BAB I. Pendahuluan...................................................................................1
A. Analisis Situasi................................................................................1
B. Permasalahan Masyarakat...............................................................3
BAB II. Solusi Permasalahan......................................................................5
A. Solusi yang Ditawarkan..................................................................5
BAB III. Metode Pelaksanaan.....................................................................7
A. Nama dan Jenis Kegiatan................................................................7
B. Waktu dan Tempat..........................................................................7
C. Peserta.............................................................................................7
D. Tahap Kegiatan...............................................................................7
BAB IV. Luaran dan Target Capaian..........................................................9
A. Target Luaran..................................................................................9
B. Rencana Capaian............................................................................9
BAB V. Biaya dan Jadwal.........................................................................10
A. Anggaran Biaya............................................................................10
B. Jadwal Kegiatan............................................................................10
BAB VI Hasi dan Luaran yang Dicapai....................................................11
A. Hasil Kegiatan...............................................................................11
B. Luaran...........................................................................................11
BAB VII Kesimpulan dan Saran................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................12
B. Saran..............................................................................................12
Daftar Pustaka............................................................................................13
Lampiran....................................................................................................14
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal
yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah,
tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan antara anggota keluarga,
tempat berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga
merupakan status lambang sosial. Perumahan merupakan kebutuhan dasar
manusia juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Karena itu
pengadaan perumahan merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan
tersedianya standar perumahan merupakan isu penting dari kesehatan
masyarakat. Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi
syarat kesehatan sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat
tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan saran yang terkait, seperti
penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan
tersedianya pelayanan sosial.(Wibisono et al. 2014)
Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu
indikator Indonesia Sehat 2010 dan target Millenium Deveploment Goals
(MDGs) tahun 2015. Target rumah sehat yang akan dicapai dalam Indonesia
Sehat 2010 ditentukan sebesar 80% (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2003). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia pada tahun 2007,
persentase rumah sehat Indonesia pada tahun 2007 adalah 50,79%. Jumlah ini
masih dibawah target yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2007 yaitu
75% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
Hampir setiap hari orang bertempat tinggal di rumah. Apabila rumah tidak
sehat maka akan berpengaruh terhadap kesehatan. Penyakit yang terkait
dengan lingkungan rumah yang tidak sehat bervariasi tergantung kondisi
perumahan misalnya penerangan, ventilasi, kelembaban udara, kondisi
debu/kebersihan, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2008). Berbagai penyakit timbul di masyarakat
1
seperti diare, infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA), TB paru, tetanus,
malaria, demam berdarah dan lain sebagainya. Penyakit-penyakit tersebut
sangat erat kaitannya dengan keadaan lingkungan yang kurang sehat.
Lingkungan perumahan merupakan salah satu diantaranya yang selalu
berinteraksi dengan manusia, karena kurang lebih separuh hidup manusia akan
berada di rumah. Rumah yang buruk/kumuh dapat mendukung terjadinya
penularan penyakit dan gangguan kesehatan seperti infeksi saluran napas,
infeksi pada kulit, infeksi akibat infestasi tikus, arthropoda (filum terbesar dari
hewan), kecelakaan, mental dan sick building syndrome yang terdiri dari batuk
kering, iritasi mata dan THT (Telinga Hidung Tenggorokan), kulit kering dan
gatal, badan lemah lebih dari dua minggu. Sehingga kualitas rumah akan
berdampak pada kondisi kesehatannya (Eka, 2011).
Untuk menciptakan rumah sehat maka masyarakat perlu mengetahui
komponen yang harus dimiliki rumah sehat adalah (1) Fondasi yang kuat
untuk meneruskan beban bangunan ke tanah dasar, memberikan kestabilan
bangunan, dan merupakan konstruksi penghubung antara bangunan dengan
tanah; (2) Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10cm dari
pekarangan dan 25cm dari badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah
panggung dapat terbuat dari papan atau anyaman bambu; (3) Memiliki jendela
dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan masuknya sinar matahari
dengan luas minimum 10% luas lantai; (4) Dinding rumah kedap air yang
berfungsi untuk mendukung atau menyangga atap, menahan angin dan air
hujan, melindungi dari panas dan debu dari luar, serta menjaga kerahasiaan
(privacy) penghuninya; (5) Langit-langit untuk menahan dan menyerap panas
terik matahari, minimum 2,4 m dari lantai, bisa dari bahan papan, anyaman
bambu, triplek atau gipsum; serta (6) Atap rumah yang berfungsi sebagai
penahan panas sinar matahari serta melindungi masuknya debu, angin, dan air
hujan. Rumah yang sehat juga bersinergi dengan sisi penghematan, baik biaya
maupun energi. Berhemat bukan cuma tentang pemilihan bahan dan material
namun termasuk juga bagaimana cara pemakaiannya dan perawatannya. Jika
kebersihan rumah sudah dijaga dengan baik, dibersihkan secara teratur, bahan
2
makanan dan sisa makanan disimpan aman dan suasana rumah (penukaran
udara segar, ventilasi, dan cahaya) nyaman maka sebagaian besar hama
penyakit tidak akan masuk (Reisna 2010).
Pengetahuan masyarakat tentang rumah sehat masih sangat rendah sekali
yaitu hanya 48%, selain itu tingkat pendidikan juga sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan tentang rumah sehat. Penelitian Antonius (2010),
menunjukkan bahwa persentase responden yang memiliki pengetahuan baik
tentang kepemilikan rumah sehat yaitu sebesar 60,8% dan kurang baik sebesar
39,2%. Menurut Rogers (2007), pengetahuan merupakan indikator yang
memungkinkan seseorang untuk mempunyai rumah yang layak dan sehat.
Upaya pengendalian faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya ancaman
kesehatan telah diatur dalam Kemenkes RI No. 829/MenKes/SK/VII/1999
tentang persyaratan kesehatan perumahan. Berdasarkan Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2014, diketahui bahwa pencapaian rumah sehat di Indonesia
yaitu sebesar 61,81%. Sedangkan target nasional yang ditetapkan yaitu sebesar
80% (Depkes RI, 2014).
B. Permasalahan Masyarakat
Berdasarkan analisis situasi di atas, disimpulkan masalah yang terjadi di
masyarakat disebabkan karena kualitas rumah dan juga perilaku penghuni
yang sangat mempengaruhi kondisi kesehatan rumah. Menurut hasil survei di
Desa Pegayut di dusun 2 dan dusun 4 masih ada beberapa ditemukannya
rumah-rumah yang belum termasuk kriteria rumah sehat yaitu masih
ditemukannya ketersediaan lahan yang sempit dengan jumlah penghuni yang
tidak sesuai, masih ditemukannya rumah-rumah yang belum mempunyai
jamban menggunakan septitank dan juga masih belum adanya pengelolaan
sampah yang tertata dengan baik. dengan melihat kondisi tersebut tentunya
akan mempengaruhi derajat kesehatan keluarga, dimana nantinya akan
ditemukan berbagai masalah yaitu faktor resiko yang dapat menimbulkan
berbagai jenis penyakit, dengan mengacu pada analisis situasi di atas maka
masyarakat perlu diberikan peningkatan pengetahun agar dapat mengetahui
syarat-syarat rumah yang sehat yang dapat mendukung kebutuhan pokok agar
3
penghuninya dapat berkarya sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Oleh
karena itu diperlukan peyuluhan kesehatan tentang rumah sehat.
4
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN
5
d. Fasilitas dapur
Mempunyai cerobong asapn dapur yang berguna untuk mencegah
ganguan pernafasan dan lingkungan rumah menjadi kotor.
e. Ventilasi
Penggunaan ventilasi yang cukup dapat menghasilkan sirkulasi yang
baik. Ventilasi juga menjadi kriteria rumah sehat dari kemenkes, yang
diatur sebagai berikut. Untuk luas penghawaan atau ventilasi alamiah
yang permanen minimal 10% dari luas lantai.
2. Pemilihan media edukasi juga sangat penting. Dalam hal ini tim memilih
media edukasi leaflet untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan
pendekatan meliputi : memberikan pemahaman dan pengetahuan rumah
sehat yang layak huni.
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
7
Penyuluhan dilakukan secara door-to-door (dari rumah ke rumah)
3) Membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri dan menyebutkan maksud dan tujuan
diadakannya kegiatan pengabdian masyarakat.
4) Memberikan pre test
5) Menjelaskan pentingnya rumah sehat untuk meningkatkan
kesehatan rumah yang merupakan kebutuhan dasar manusia
untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga
b. Kegiatan Monitoring Evaluasi
Setelah kegiatan edukasi diberikan akan dilakukan post test untuk
mengukur kemampuan masyarkat terhadap materi yang telah
diberikan. Hasil dari semua rangkaian kegiatan akan adibuat laporan
akhir yang disertai dengan pendokumentasian kegiatan pengabdian
masyarakat.
8
BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
A. Luaran
Hasil dari kegiatan pelaksanaan pengabdian masyarakat tentang Upaya
Peningkatan Pengetahuan Tentang Rumah Sehat pada Masyarakat Desa
Pegayut akan di publikasikan di jurnal nasional pengabdian masyarakat yang
terakreditasi, leaflet memiliki HaKI serta dapat dijadikan sebagai bahan ajar
baik bagi mahasiswa D3 Kesehata Lingkungan maupun masyarakat Desa
Pegayut khususnya di dusun 2 dan 4.
B. Target Capaian
Edukasi dilakukan sebagai upaya pencapaian peningkatan pengetahuan
tentangupaya peningkatan pengetahuan tentang rumah sehat pada masyarakat
Desa Pegayut. Edukasi diberikan melalui penyampaian materi dengan
menggunakan leaflet. Akhir dari kegiatan, leaflet dan Upaya Peningkatan
Pengetahuan Tentang Rumah Sehat pada Masyarakat Desa Pegayut diberikan
dengan tujuan masyarakat Desa Pegayut Darat Kecamatan Pemulutan
Kabupaten Ogan Ilir akan dapat mempelajari lebih mendalam tentang rumah
sehat.
9
BAB V
JADWAL KEGIATAN
A. Jadwal Kegiatan
Januari
No Kegiatan
31 01 02 03 04 05 06 07
1 Pembuatan rancangan proposal
pengabdian masyarakat
2 Pengajuan rancangan proposal
pengabdian masyarakat
3 Pengurusan administrasi
4 Tahap persiapan
5 Tahap pelaksanaan
6 Pembuatan laporan
7 Tahap pelaporan
10
BAB VI
HASIL DAN LUARAN YANG DIPAKAI
A. Hasil Kegiatan
1. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dengan melakukan
musyawarah dengan masyarakat terkait dengan permasalahan yang ada di
desa Pegayut. Mahasiswa datang dari rumah ke rumah untuk melakukan
pengkajian di dusun 2 dan 4. Hasil dari pengkajian didapatkan banyak
masyarakat yang belum memenuhi kriteria rumah sehat.
2. Proses kegiatan dilakukan dengan izin dari Kepala Desa pegayut. Adapun
persiapan kegiatan edukasi menggunakan leaflet, pre test dan post test
tentang upaya pencapaian peningkatan pengetahuan tentang rumah sehat
pada masyarakat Desa Pegayut. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dari
rumah ke rumah warga Desa Pegayut. Hasil evaluasi kegiatan edukasi
didapatkan rerata responden dapat menjelaskan tentang rumah sehat
3. Hasil dari kegiatan ini adalah mayoritas masyarakat tidak memiliki
plafon, warga mengolah sampah dengan cara dibakar, pencahayaan masih
kurang karena masih banyak warga yang tidak menggunakan genteng
kaca, masih banyak yang membuang sampah di pekarangan rumah dan di
sungai, dan masi terdapat 24% masyarakat yang tidak menggunakan
septic tank yaitu sebanyak 51.
11
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat tentang upaya
peningkatan pengetahuan tentang rumah sehat dapat disimpulkan bahwa :
1. Masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya rumah sehat dan menjaga kesehatan rumah.
2. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini telah dilaksanakan dan berjalan
dengan lancar. Masyarakat telah mengetahui pentingnya menjaga
kesehatan rumah dan memahami komponen rumah sehat sederhana yang
layak untuk dihuni. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan standar
kesehatan penghuninya.
B. Saran
Dengan adanya kegiatan penyuluhan kesehatan tentang rumah sehat
diharapkan masyarakat dapat merealisasikannya dan dapat memperbaiki hal-
hal yang menjadi persyaratan rumah sehat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Wibisono, Arif Fajar et al. 2014. “Upaya Peningkatan Pengetahuan Rumah Sehat
Bagi Keluarga.” 3(1): 17–20.
13
14