Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 1

Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009

Sari Ilda1, Ayu Rahmawati2, Dina Fadilah3, Firliansyah Darmawan4, Laihan Pratiga5
DIII Kesehatan Lingkungan, Sains dan Teknololgi, Institusi Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang
Jl. Jenderal Ahmad Yani, 13 Ulu, Palembang
Email: dinafadilah17@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan
dan kematian. Survey Kesehatan Nasional menunjukkan bahwa diare merupakan penyebab kematian
nomor dua yaitu sebesar 23,0% pada balita dan nomor tiga yaitu sebesar 11,4% pada bayi. Faktor
lingkungan merupakan faktor yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan
tinja. Kecamatan Nogosari tahun 2007 sebanyak 181 balita, tahun 2008 sebanyak 293 balita, sedangkan
pada tahun 2009 sebanyak 328 balita. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari
Kabupaten Boyolali Tahun 2009. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk survey yang
bersifat observasional dengan metode pendekatan cross-sectional. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sumber air minum yang digunakan berhubungan dengan terjadinya diare akut dengan nilai p<0,05
dan besarnya Rasio Prevalensi sebesar 3,10. Kesimpulan: Ada hubungan antara sumber air minum
dengan kejadian diare pada balita.

Keyword: Diare, Air Minum, Balita


Tabel Analisis Chi-Square
Distribusi Responden menurut kejadian diare dengan Balita stunting

Kejadian Diare Balita Stunting Total OR (95% CI) P value


Kasus Kontrol
n % n % n %
T idak 7 21,9 25 78,1 30 100 0,061 0,000
Ya 23 82,1 5 17,9 28 100 0,017-0,219
Jumlah 30 50,0 30 50,0 60 100

Hasil analisis hubungan antara tidak terjadi kejadian diare dengan Balita yang mengalami stunting
diperoleh sebanyak 7 (21,9%) balita yang mengalami kasus stunting, sedangkan kontrol balita stunting
ada 25 (78,1%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan antara
proporsi kejadian balita stunting dengan kejadian diare (ada hubungan yang signifikan kejadian diare dan
Balita yang mengalami stunting). Dari hasil analisis diperoleh pula OR= 0,061, artinya balita yang tidak
diare mempunyai peluang 0,061 kali untuk terkena kasus stunting dibanding balita yang kontrol stunting.

Anda mungkin juga menyukai