Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Health Sains: p–ISSN : 2723-4339 e-ISSN : 2548-1398

Vol. 1, No. 5, November 2020

PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) PADA ANAK DENGAN


DIARE DI RUMAH SAKIT UMUM KELAS B KABUPATEN SUBANG

Hera Hijriani, Aat Agustini, Atih Karnila


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Majalengka, Jawa Barat, Indonesia
Email: herahijriani5910@gmail.com, aatagustini.mjl@gmail.com, rizkikarnila@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Tanggal diterima: 5 November Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mencapai
2020 71,92, angka ini meningkat sebesar 0,53 poin atau tumbuh
Tanggal revisi: 15 November sebesar 0,74 persen dibandingkan tahun 2018. Penyakit
2020 diare masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia
Tanggal yang diterima: 25 angka kesakitan diare untuk semua golongan umur adalah
November 2020 sekitar 120-360 per 1000 penduduk(12%-36%). Tujuan
Kata kunci: penelitian ini yaitu hubungan pengetahuan ibu tentang
Pengetahuan; Kejadian perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dengan kejadian diare
Diare; Hubungan pada anak di ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas B
Pengetahuan dengan Kejadian Kabupaten Subang. Metode yang digunakan dalam
Diare penelitian ini adalah penelitian korelasional. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 84 responden, pengambilan data
dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data
berupa data primer. Hasil penelitian menunjukkan
pengetahuan kategori baik (57,1%). Angka kejadian diare
berada pada kategori diare tanpa dehidrasi (56%). Analisis
Bivariat (Chi Square) variabel pengetahuan dengan
kejadian diare p.Value = 0,000 (p.Value <0,05) Kesimpulan
penelitian yang penulis lakukan adalah terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada
anak di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas B
Kabupaten Subang. Saran dari penelitian ini adalah promosi
kesehatan tentang PHBS keluarga dan pencegahan diare
balita perlu dilakukan terutama di tingkat Poliklinik dan
Ruang rawat inap.

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 293


Ariska Pramesti Sagita Cahyani, Putri Aprilia Aini H, Ertien Rining Nawangsari

Pendahuluan 2018 tercatat sebanyak 1.287 (10,40%) anak


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dengan diare golongan umur < 1 tahun,
pembangunan manusia di Indonesia terus 5.312 (13,43 %)anakdengan diare golongan
mengalami kemajuan. Di mana, Indeks umur 1-4 tahun, 12.806(6,98%) anak dengan
Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia diare golongan umur 5-14 tahun, dan
mencapai 71,92, angka ini meningkat sebesar sebanyak 12.409 (7,24 %) anak dengan diare
0,53 poin atau tumbuh sebesar 0,74 persen golongan umur 15-24 tahun. Selanjutnya
dibandingkan tahun 2018. Salah satu prevalensi diare di Kabupaten Subang
indikator meningkatnya IPM di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2018 kejadian diare
adalah keberhasilannya yaitu mampu tercatat sebanyak 2.379 (5,61%) jiwa.
ditekannya angka kejadian penyakit menular Sedangkan prevalensi kejadian diare pada
seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas Balita tercatat sebanyak 184 (9,58%)
(ISPA), Pneumonia, Tuberkulosis Paru, (Kemenkes, 2019).
Hepatitis, Diare, dan Malaria (BPS,2020). Diare merupakan peningkatan
frekuensi dan perubahan konsitensi faeces
Penyakit diare merupakan penyebab yang disebabkan oleh agen infeksi pada
kematian kedua pada anak di bawah lima gastrointestinal dan sering terjadi pada
tahun dengan jumlah 525.000 (0,030%) anak balitadan terjadi paling sedikit 3 kali dalam
setiap tahun. Secara global, ada hampir 1,7 24 jam.Sementara untuk bayi dan anak-anak,
miliar kasus penyakit diare anak-anak setiap pengeluaran tinja > 10 g/kg/24 jam,
tahun. Kejadian diare dapat berlangsung sedangkan rata- rata pengeluaran tinja normal
beberapa hari dan dapat menimbulkan bayi sebesar 5-10 g/kg/24 jam seperti yang
dehidrasi.Penyebab utama kematian akibat diungkapkan oleh (Juffrie et al., 2010).
diare adalah dehidrasi dan penyebab lainnya Faktor-faktor kejadian diare
adalah infeksi bakteri septik.Anak dipengaruhi oleh kurang memadainya
kekurangan gizi atau memiliki gangguan penyediaan air bersih, air yang tercemar oleh
kekebalan serta orang pengindap HIV paling tinja, sarana kebersihan yang masih kurang,
berisiko mengalami diare yang mengancam tempat pembuangan tinja yang tidak hygienis
jiwa (Organization, 2017). kebersihan lingkungan dan perorangan yang
Angka kesakitan kematian akibat diare kurang dan kebersihan makanan yang kurang
masih relatif tinggi. Beberapa survey di memadai. Secara klinis penyebab diare dapat
Indonesia menunjukkan angka kesakitan dikelompokkan menjadi enam golongan yaitu
diare untuk semua golongan umur adalah karena infeksi, malabsorbsi, alergi,
sekitar 120-360 per 1000 penduduk (12%- keracunan, immunodefinisit, dan penyebab
36%), dan untuk golongan balita menderita lain. (Ginting, 2018).
satu atau dua kali episode diare pada setiap Perilaku hidup bersih dan sehat
tahunnya, 76% kematian karena diare terjadi (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pada bayi dan balita terutama 2 tahun pengalaman belajar atau menciptakan suatu
pertama usia bayi. Pada bayi kasus diare kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok
menduduki urutan kedua setelah Infeksi dan masyarakat, melalui komunikasi,
Saluran Pernafasan Atas (ISPA) sebagai informasi dan edukasi, untuk meningkatkan
penyebab kematian (Sani & Abidin, 2014). pengetahuan, sikap dan perilaku, dengan
Prevalensi diare di Indonesia menurut pendekatan pimpinan (advokasi), bina
karakteristik berdasarkan Riskesdas 2018 suasana (social support) dan pemberdayaan
tercatat sebanyak 18.225 (9%) anak dengan masyarakat (empowerman) sebagai upaya
diare golongan umur < 1 tahun, 73.188 (11,5 mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,
%) anak dengan diare golongan umur 1-4 agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat,
tahun, 182.338 (6,2 %) anak dengan diare menjaga, memelihara dan meningkatkan
golongan umur 5-14 tahun, dan sebanyak kesehatan (Kemenkes, 2017).
165.644 (6,7 %) anak dengan diare golongan Berdasarkan hasil laporan bulanan
umur 15-24 tahun (Kemenkes, 2019). Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B
Prevalensi diare di Provinsi Jawa Barat Kabupaten Subang bulan Januari-Desember
menurut karakteristik berdasarkan Riskesdas 2019 tercatat sebanyak 545 anak terkena

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 293


diare, tercatat pada bulan Januari sebanyak diare pada anak di ruang Anggrek Rumah
47 (8,62%), Februari sebanyak 37 Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang.
(6,79%), Maret sebanyak 43 (7,89%), April
sebanyak 49 (8,99%), Mei sebanyak 43 Metode Penelitian
(7,89%), Juni sebanyak 47 (8,62%), Juli Rancangan penelitian yang digunakan
sebanyak 47(8,62%), Agustus sebanyak 47 adalah rancangan penelitian korelasional,
(8,62%), September sebanyak 50 (9,17%), dalam hal ini peneliti berupaya mencari
Oktober sebanyak 50 (9,17%), November hubungan antar variabel dan menguji
sebanyak 43 (7,89%) dan bulan Desember berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2016).
sebanyak 42 (7,71%) (Rekam Medik RSUD Desain yang digunakan adalah cross sectional,
Kelas B Kab. Subang, 2019). yaitu jenis penelitian yang menekankan pada
Dari data tersebut peneliti kemudian waktu pengukuran atau observasi data variabel
melakukan studi pendahuluan pada 10 ibu independen dan dependen hanya satu kali,
yang anaknya dirawat, dimana 4 ibu (40 %) pada satu saat, dengan maksud bahwa
memiliki anak tidak dengan riwayat diare, rancangan ini menggambarkan hubungan
ketika diwawancarai semua ibu mengatakan penyakit dan paparannya sehingga pokok
paham tentang apa itu Perilaku Hidup Bersih permasalahannya yang ada dapat terungkap.
dan Sehat (PHBS), seperti harus mencuci Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
tangan dengan air dan sabun saat hendak hubungan pengetahuan ibu tentang tentang
memberi makan pada anak, harus perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dengan
mengantarkan anak untuk BAB di kejadian diare pada anak di ruang Anggrek
toilet/jamban, air minum harus berada dalam Rumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten
wadah yang bersih dan selalu tertutup, serta Subang.
manfaat PHBS bagi keluarga mereka yaitu Populasi adalah wilayah generasi yang
agar keluarga menjadi sehat dan tidak mudah terdiri dari atas subjek yang mempunyai
sakit. kuantitas dan karakteristik tertentu yang
Sedangkan pada 6 ibu (60 %) yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
memiliki balita dengan riwayat diare, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
diketahui bahwa semua ibu belum 2017). Adapun jumlah populasi yang diambil
mengetahui tentang apa itu PHBS dan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
manfaat PHBS bagi keluarganya sendiri, anaknya diare sedang dirawat di Ruang
yaitu 2 orang ibu (33,3%) menjawab tidak Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah KelasB
selalu mengantarkan anaknya untuk BAB di Kabupaten Subang bulan Januari-Desember
jamban dikarenakan sibuk bekerja sehingga 2019 sebanyak 545 orang.
terkadang anak BAB di sembarang tempat, 1 Cara pengambilan sampel dalam
orang ibu (16,7%) hanya mencuci tangan penelitian ini menggunakan teknik purposive
dengan air tanpa sabun sebelum memberi sampling disebut juga judgement sampling.
makan pada anak karena ibu beranggapan Adalah suatu teknik penetapan sampel
bahwa mencuci tangan dengan air saja sudah dengan cara memilih sampel di antara
cukup, dan 3 orang ibu (50%) tidak selalu populasi sesuai dengan yang dikehendaki
menyimpan air dalam keadaan tertutup peneliti dengan memperhatikan kriteria
karena beranggapan bahwa air yang sudah inklusi dan eklusi, sehingga sampel tersebut
dimasak sampai mendidih sudah bebas dari dapat mewakili karakteristik populasi yang
segala macam kuman penyakit. dikenal sebelumnya. Berdasarkan pemilihan
Berdasarkan uraian diatas, maka teknik sampel yang peneliti pilih, maka
peneliti ingin melakukan penelitian tentang peneliti memilih subjek pada ibu yang
hubungan pengetahuan ibu tentang perilaku memiliki anak dengan diare yang dirawat di
hidup bersih sehat (PHBS) dengan kejadian

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 293


Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah
Kelas B Kabupaten Subang (Nursalam, Tabel 4.2
2016), Jadi, jumlah sampel dalam penelitian Gambaran Kejadian Diare Pada Anak
ini adalah sebanyak 84 responden. Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas B
Analisis data dilakukan dengan Kabupaten Subang
menggunakan perangkat lunak komputer N Pengetahuan Jumlah Presentase
melalui dua jenis analisis statistik, yaitu : o
a. Analisis Univariat 1. Diare Tanpa 47 56
Analisa ini dilakukan untuk melihat Dehidrasi
presentase/proporsi tiap variabel dari hasil 2. Diare Dehidrasi 20 23,8
penelitian. Analisis presentase ini Ringan/Sedang
bertujuan menghitung jumlah kategori 3. Diare Dehidrasi 17 20,2
dari jawaban responden dan menghasilkan Berat
distribusi frekuensi dari persentase dari Total 84 100
tiap variabel. Variabel-variabel yang ada
dalam penelitian ini dianalisis dengan
Tabel 4.3
menggunakan teknik analisis kuantitatif
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
yaitu menggunakan angka-angka dari data
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
yang terkumpul kemudian diambil
Dengan Kejadian Diare Pada Anak Di
kesimpulan secara umum (Notoatmodjo,
Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas
2015).
b. Analisis Bivariat B Kabupaten Subang
Penget Kejadia
Analisis ini digunakan untuk ahuan n diare
mendeskripsikan tabulasi silang antara
Diare Diare Dehi To % P
variabel bebas dan variabel terikat serta tanp dehidra drasi tal Va
mencari hubungan antara keduanya. a si Berat lue
dehid ringan/s
Kriteria pengujian adalah ; bila ρ value ≤ α rasi edang
(0,05) maka ada hubungan yang signifikan, N N N
tetapi bila ρ value > α (0,05) maka tida ada % % %
Kurang 11 14 11 36 100 0,0
hubungan yang signifikan. Analisis ini
baik 30,6 38,9 30,6 48 100 00
digunakan untuk melihat adanya hubungan Baik 36 6 6
antara variabel independen dan variabel 75 12,5 12,5
dependen. Dalam analisa ini uji statistik Total 47 20 17 84 200
yang digunakan Chi-Square. 56 23,8 20,2

Pembahasan
Hasil Penelitian 1. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang
Tabel 4.1 Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dengan Kejadian Diare Pada Anak di
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas
B Kabupaten Subang.
No Pengetahuan Jumlah Presentase Berdasarkan hasil penelitian terhadap
1. Kurang 38 42,9 pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup
Baik Bersih Sehat (PHBS), pengetahuan ibu
2. Baik 48 57,1 dengan kategori baik tentang Perilaku
4 Total 84 100

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 293


Hidup Bersih Sehat (PHBS) lebih tinggi Hasil penelitian ini menunjukkan
yaitu 48 responden (57,1%) dibandingkan bahwa kejadian anak dengan diare tanpa
pengetahuan ibu dengan kategori kurang dehidrasi lebih tinggi yaitu 47 responden
baik tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (56%) dibandingkan kejadian diare pada
(PHBS) yaitu 36, responden (42,9%). Hal anak dengan diare dehidrasi ringan/sedang
ini menunjukkan bahwa lebih dari yaitu 20 responden (23,8%), dan diare
setengahnya responden telah mendapatkan dehidrasi berat yaitu 17 responden
informasi yang baik tentang diare, melihat (20,2%). Kondisi ini dimungkinkan
data tersebut tenaga kesehatan diupayakan karena data yang diambil dalam penelitian
dapat memberikan penyuluhan secara kali ini peneliti langsung mendapatkan
komprehensif khususnya tentang diare, data dari keluarga. Hal ini berarti bahwa
sehingga di masa mendatang pengetahuan data yang didapatkan peneliti adalah data
ibu tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat pada keluarga yang anaknya mempunyai
(PHBS) lebih baik lagi. riwayat atau sedang mengalami diare yang
Menurut (Notoatmodjo, 2015) bahwa dirawat dirumah atau yang dibawa ke
pengetahuan merupakan hasil dari tahu, tempat pelayanan kesehatan.
dan terjadi setelah orang Penyakit diare di Indonesia
melakukanpenginderaan terhadap suatu merupakan salah satu masalah kesehatan
objek tertentu. Penginderaan terjadi masyarakat, karena tingginya angka
melalui panca indera manusia, yakni indera kesakitan dan angka kematian akibat
penglihatan, pendengaran, penciuman, diare. Dari beberapa penelitian dilaporkan
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan bahwa insiden diare bervariasi dari tahun
manusia diperoleh melalui mata dan ke tahun.
telinga. 3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Pengetahuan mempengaruhi perilaku Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
seseorang, mencakup respons seseorang dengan Kejadian Diare pada Anak di
terhadap sakit dan penyakit, persepsinya Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas
terhadap sakit, pengetahuan tentang B KabupatenSubang.
penyebab dan gejala penyakit, pengobatan Hasil penelitian diketahui bahwa ada
penyakit, dan sebagainya (Notoatmodjo, sebanyak diketahui sebanyak 36 responden
2015). Hasil penelitian lain diketahui (75%) memiliki pengetahuan baik tentang
bahwa pengetahuan ibu tentang PHBS Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
sebagian berada pada kategori cukup dengan kejadian diare tanpa dehidrasi,
sebanyak 36 orang (61,0%) menunjukan sedangkan diantara ibu dengan
ada hubungan antara pengetahuan ibu pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak
tentang PHBS (YUVRISTA, 2019). Hasil 11 responden (30,6%) dengan kejadian
penelitian dapat dijadikan tolok ukur diare tanpa dehidrasi. Hasil uji statistik Chi
tingkat pengetahuan, sehingga responden Square diketahui p.Value = 0,000 (p.Value
mampu meningkatkan wawasannya > 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa
terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ada hubungan yangbermakna antara
(PHBS) sesuai dengan standar yang pengetahuan tentang Perilaku Hidup
dicanangkan oleh pemerintah, mengenal Bersih Sehat (PHBS) dengan
tatacara penanganan diare di rumah tangga. kejadiandiare.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
2. Gambaran kejadian diare pada anak di teori yang dikemukakan oleh
ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas (Notoatmodjo, 2018), yang mengatakan
B Kabupaten Subang. bahwa pengetahuan seseorang terhadap

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 293


kesehatan merupakan salah satu faktor pencegahan diare difokuskan pada
predisposisi yang mempengaruhi perilaku penerapan PHBS dalam tatanan rumah
seseorang, jadi jika ibu tidak pernah tangga. Pelaksanaan monitoring dan
mendapatkan informasi atau penyuluhan evaluasi untuk pendampingan penerapan
tentang diare akan berpengaruh terhadap PHBS keluarga juga harus diperhatikan
pemahaman ibu tentang diare, khususnya dengan memberdayakan SDM yang
padaanaknya. tersedia baik di Poliklinik maupun Rawat
Penelitian sejalan dengan penelitian Jalan.
(Widyastuti, 2012) tentang Faktor-Faktor
yang berhubungan dengan perilaku ibu Kesimpulan
tentang pencegahan diare pada Anak Balita Lebih dari setengahnya pengetahuan
di Wilayah Kerja Puskesmas 4 Ulu ibu tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat
Palembang tahun 2012. Hasil penelitian (PHBS) berada pada kategoribaik. Lebih dari
menunjukkan terdapat hubungan tingkat setengahnya angka kejadian diare berada
pengetahuan terhadap kejadian diare
pada kategori diare tanpadehidrasi. Terdapat
Pvalue0,000.
hubungan yang bermakna antara pengetahuan
Penelitian ini sejalan pula dengan
ibu tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat
penelitian (YUVRISTA, 2019)
menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang (PHBS) dengan kejadian diare p.Value =
cukup tentang PHBS cenderung memiliki 0,000 (p.Value >0,05).
balita dengan diare (77,8%), p-value 0,003
< α 0,05 yang berarti ada hubungan antara
pengetahuan ibu tentang PHBS dengan BIBLIOGRAFI
kejadian diare pada balita. Selanjutnya
hasil penelitian tidak sejalan dengan Ginting, Lia Angryani. (2018). Asuhan
penelitian yang dilakukan (Irianty, Hayati, Kebidanan Pada Ny. A Masa Hamil
& Riza, 2018) Tentang Pengetahuan Trimester Iii Sampai Dengan Keluarga
Keluarga tentang Perilaku Hidup Bersih Berencana Di Klinik Bersalin Rosmery
dan Sehat (PHBS) dengan kejadian Diare Barus Kecamatan Patumbak Tahun
pada Balita. Kesimpulan dari penelitian ini 2017.
adalah pengetahuan tidak berhubungan Irianty, Hilda, Hayati, Ridha, & Riza, Yeni.
dengan kejadian diare Pvalue 0,112. (2018). Hubungan Perilaku Hidup Bersih
Pengetahuan merupakan hasil dari Dan Sehat (Phbs) Dengan Kejadian
pengindraan manusia seperti melihat, Diare Pada Balita. Promotif: Jurnal
mendengar, mencium, raba, rasa dan Kesehatan Masyarakat, 8(1), 1–10.
lainnya terhadap suatu objek tertentu, Juffrie, M., Soenarto, S. S. Y., Oswari, H.,
dalam hal ini pengetahuan di pengaruhi Arief, S., Rosalina, I., & Mulyani, N. S.
oleh mata dan telinga. Respon seseorang (2010). Buku Ajar Gastroenterologi-
terhadap sakit dan penyakit, pengetahuan Hepatologi. In Jakarta: Badan Penerbit
gejala, penyebab, pengobatan Idai.
mempengaruhi perilaku seseorang. Kemenkes, R. I. (2017). Analisis Lansia Di
(Notoatmodjo, 2015). Indonesia. Jakarta: Pusat Data
Peningkatan promosi kesehatan Informasi Kementrian Kesehatan Ri.
tentang PHBS keluarga dan pencegahan Kemenkes, R. I. (2019). Rencana Strategis
diare balita perlu dilakukan terutama di Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
tingkat Poliklinik dan Ruang rawat inap. 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Peningkatan promosi kesehatan untuk Ri.

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 293


Notoatmodjo, S. (2015). Promosi Kesehatan
Dan Perilaku Kesehatan (Cetakan V).
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (. (2018). Metodologi
Penelitian Kesehatan, Jakarta. Rineka
Cipta.
Nursalam, Nidn. (2016). Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Salimba
Medika.
Organization, World Health. (2017). Global
Hepatitis Report 2017. World Health
Organization.
Sani, Nopi, & Abidin, Zainal. (2014).
Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Ibu Balita Dengan Kejadian Diare
Akut Pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Candra Mukti Kabupaten
Tulang Bawang Barat. Jurnal Ilmu
Kedokteran Dan Kesehatan, 1(3).
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Widyastuti, Tri. (2012). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
Terhadap Pencegahan Diare Pada Anak
Balita Di Wilayah Kerja Puekesmas 4
Ulu Palembang Tahun 2012. Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Yuvrista, Yuliana. (2019). Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Phbs Dengan
Kejadian Diare Pada Balita Di Desa
Jubelan. Universitas Ngudi Waluyo.

Copyright holder:
Hera Hijriani, Aat Agustini, Atih Karnila (2020)

First publication right:


Jurnal Health Sains

This article is licensed under:

Jurnal Health Sains Vol. 1, No. 5, November 2020 293

Anda mungkin juga menyukai