ABSTRAK
Kejadian diare pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh yaitu
sebesar 978 orang. Kejadian diare pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, status gizi balita dan pemberian ASI < 2 tahun.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian diare pada balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh
Kabupaten Majalengka tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik
yang bersifat deskriptif analitik menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu balita yang mempunyai anak mengalami diare yang berumur 1-4
tahun yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh pada bulan Januari-April
tahun 2015 yaitu sebesar 182 ibu balita dengan jumlah sampel 65 orang. Sampel yang
diambil menggunakan teknik simple random sampling, yaitu sampel diambil secara acak
sederhana. Hasil penelitian menunjukkan kurang dari setengahnya balita mengalami diare
dengan dehidrasi, lebih dari setengahnya ibu balita berpengetahuan kurang, kurang dari
setengahnya dengan pemberian ASI < 2 tahun. Ada hubungan antara pengetahuan ibu
balita dengan kejadian diare pada balita. Ada hubungan antara status gizi balita dengan
kejadian diare pada balita. Tidak ada hubungan antara pemberian ASI dengan kejadian
diare pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka
tahun 2015.
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
ABSTRACT
PENDAHULUAN
METODOLOGI PENELITIAN
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Pengetahuan f %
Kurang 33 50,8
Baik 32 49,2
Jumlah 65 100,0
Tabel 4.2 menunjukan ibu balita yang balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas
berpengetahuan kurang sebesar 50,8% dan Rajagaluh Kabupaten Majalengka tahun 2015
ibu balita yang berpengetahuan baik sebesar lebih dari setengahnya berpengetahuan
49,2%. Hasil tersebut menunjukan bahwa ibu kurang.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Dari tabel 4.3 didapatkan balita bahwa balita di wilayah kerja UPTD
dengan status gizi bermasalah sebesar 38,5% Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka
dan balita dengan status gizi tidak bermasalah tahun 2015 kurang dari setengahnya dengan
sebesar 61,5%. Hasil tersebut menunjukan status gizi bermasalah.
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI pada Balita di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Dari tabel 4.4 didapatkan balita menunjukan bahwa balita di wilayah kerja
dengan pemberian ASI < 2 tahun sebesar UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten
36,9% dan balita dengan pemberian ASI > 2 Majalengka tahun 2015 kurang dari
tahun sebesar 63,1%. Hasil tersebut setengahnya dengan pemberian ASI < 2 tahun.
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2015
n % n % n %
Kurang 21 63,6 12 36,4 33 100.0
0.002
Baik 7 21,9 25 78,1 32 100.0
Jumlah 28 43,1 37 56,9 65 100.0
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat square, yakni value = 0.002 kurang dari
bahwa ibu balita yang berpengetahuan kurang nilai α (0,05) yang berarti hipotesis nol ditolak
dan balitanya mengalami diare dengan atau ada hubungan antara pengetahuan ibu
dehidrasi sebanyak 21 orang (63,6%),
balita dengan kejadian diare pada balita di
sedangkan ibu balita yang berpengetahuan
wilayah kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh
baik dan balitanya mengalami diare dengan
Kabupaten Majalengka tahun 2015.
dehidrasi sebanyak 7 orang (21,9%).
Perbedaan proporsi ini menunjukkan
hasil yang bermakna dapat terlihat dari uji chi
Tabel 4.6 Hubungan Status Gizi Balita dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2015
n % n % n %
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
Gizi bermasalah 20 80,0 5 20,0 25 100.0
0.000
Gizi tidak bermasalah 8 20,0 32 80,0 40 100.0
Jumlah 28 43,1 37 56,9 65 100.0
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat square, yakni value = 0. 000 kurang dari
bahwa balita dengan status gizi bermasalah nilai α (0,05) yang berarti hipotesis nol ditolak
dan mengalami diare dengan dehidrasi
atau ada hubungan antara status gizi balita
sebanyak 20 orang (80,0%), sedangkan balita
dengan kejadian diare pada balita di wilayah
dengan status gizi tidak bermasalah dan
kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten
mengalami diare dengan dehidrasi sebanyak 8
Majalengka tahun 2015.
orang (20,0%).
Perbedaan proporsi ini menunjukkan
hasil yang bermakna dapat terlihat dari uji chi
Tabel 4.7 Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2015
n % n % n %
ASI < 2 tahun 11 45,8 13 54,2 24 100.0
0.933
ASI > 2 tahun 17 41,5 24 58,5 41 100.0
Jumlah 28 43,1 37 56,9 65 100.0
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat uji chi square, yakni value = 0. 933 lebih
bahwa balita dengan pemberian ASI < 2 tahun dari nilai α (0,05) yang berarti hipotesis nol
dan mengalami diare dengan dehidrasi gagal ditolak atau tidak ada hubungan antara
sebanyak 11 orang (45,8%), sedangkan balita
pemberian ASI dengan kejadian diare pada
dengan pemberian ASI > 2 tahun dan
balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas
mengalami diare dengan dehidrasi sebanyak
Rajagaluh Kabupaten Majalengka tahun 2015.
17 orang (41,5%).
Perbedaan proporsi ini menunjukkan
hasil yang tidak bermakna dapat terlihat dari
PEMBAHASAN
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
tahun 2015 didapatkan lebih dari setengahnya bisa dikarenakan kesibukan ibu balita, faktor
ibu balita berpengetahuan kurang yaitu ibu seperti ASI tidak lancar, penyakit pada ibu
sebesar (50,8%). Masih adanya ibu yang yang tidak memungkinkan untuk menyusui.
berpengetahuan kurang dikarenakan proses Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh,
penerimaan informasi yang diterima ibu pada 6 bulan pertama kehidupan, risiko
masih kurang, latar belakang pendidikan ibu mendapat diare adalah 30 x lebih besar.
balita dan budaya masyarakat yang masih Pemberian susu formula merupakan cara lain
menganut adat istiadat dan kepercayaan. dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu
Pengetahuan ibu yang kurang tentang diare formula, biasanya menyebabkan risiko tinggi
pada balita disebabkan karena responden terkena diare sehingga mengakibatkan
hanya berada pada tingkat tahu dan belum terjadinya gizi buruk.
sampai memahami, mengaplikasikan, Hasil penelitian menunjukkan adanya
menganalisa, mensintesis dan mengevaluasi hubungan pengetahuan ibu balita dengan
terhadap suatu materi yang berkaitan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja
kejadian diare ini (Notoatmodjo, 2003). UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten
hasil penelitian pada faktor status gizi Majalengka tahun 2015. Pada ibu balita yang
balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas berpengetahuan rendah banyak ditemukan
Rajagaluh Kabupaten Majalengka tahun 2015 mengalami diare dengan dehidrasi, karena
didapatkan kurang dari setengahnya balita pengetahuan merupakan dasar dari
dengan status gizi bermasalah yaitu sebesar terbentuknya perilaku ibu khususnya dalam
(38,5%). Pada balita yang mengalami status merawat balita yang diare. Ketidakmampuan
gizi bermasalah dikarenakan keterbatasan ibu dalam merawat balita yang dirae
wawasan dan pengetahuan ibu tentang gizi berpengaruh pada berat dan lamanya diare.
pada balita masih kurang, pengelolaan Hasil ini tidak bertentangan dengan hasil
makanan untuk balita tidak memenuhi syarat penelitian Fariani (2002) mengemukakan
gizi yang baik dan keadaan ekonomi keluarga bahwa ada hubungan yang bermakna antara
yang tidak mencukupi kebutuhan gizi balita. pengetahuan dan kejadian diare pada balita,
Status gizi merupakan salah satu indikator dengan nilai = 0,001 < alpha (0,005). Tidak
kesehatan dan kesejahteraan anak. Problem
terdapat kesenjangan antara teori, hasil
status gizi balita berupa malnutrisi. Gizi masih
penelitian, dan kenyataannya di lokasi
merupakan masalah utama problem
penelitian menunjukkan bahwa asumsi
kesehatan masyarakat di negara-negara
adanya hubungan pengetahuan ibu balita
berkembang. Diperkirakan sepertiga balita di
dengan kejadian diare pada balita di wilayah
seluruh dunia mengalami malnutrisi. Anak
kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten
kurang gizi memiliki resiko diare yang lebih
Majalengka tahun 2015 terbukti dengan nilai
tinggi. Diketahui mortalitas termasuk yang
(0,002) < (0,05).
disebabkan oleh diare meningkat menjadi 2
kali lipat untuk setiap desil di bawah 80% Dari hasil penelitian menunjukkan
berat menurut umur (Misnadiarli, 2008). adanya hubungan antara status gizi balita
Berdasarkan hasil penelitian pada dengan kejadian diare pada balita di wilayah
faktor pemberian ASI pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten
kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka tahun 2015. Hal ini dapat dilihat
Majalengka tahun 2015 didapatkan kurang dari banyaknya balita dengan status gizi
dari setengahnya balita dengan pemberian ASI bermasalah yang mengalami diare dengan
< 2 tahun yaitu sebesar (36,9%). Pada balita dehidrasi. Status gizi balita yang bermasalah
yang pemberian ASI nya kurang dari 2 tahun akan berakibat menurunnya imunitas
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
penderita terhadap berbagai infeksi terutama balita kurang memanfaatkan pemberian ASI
bakteri penyebab diare. Karena pada dasarnya pada balita, atau berhenti menyusui sebelum
tubuh memiliki 3 macam untuk menolak berusia 2 tahun dan balitanya mengalami
infeksi yaitu melalui sel (imunitas seluler) diare dengan dehidrasi. Selain itu factor
melalui cairan (imunitas humoral) dan pemberian ASI bukan satu-satunya factor yang
aktifitas leukosit polimer fonukleus. Hasil mempengaruhi kejadian diare pada balita,
penelitian ini sejalan dengan hasil studi kasus masih ada factor lain yang lebih
Shintamurniawati (2006) di wilayah kerja mempengaruhi kejadian diare pada balita.
Kabupaten Semarang status gizi kurang nilai p Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
(0,001) < 0,005 (OR= 2,54; 95 % CI=1,54-4,18) penelitian Suhendar (2008) didapatkan dari
menunjukan adanya hubungan antara status hasil uji chi square nilai p (0,016) < (0,05)
gizi dengan kejadian diare pada balita. Tidak menunjukan adanya hubungan antara
ada kesenjangan antara teori dan hasil pemberian ASI dengan kejadian diare pada
penelitian sejenis dengan kenyataan balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas
dilapangan bahwa asumsi adanya hubungan Pagaden Kabupaten Subang. Terdapat
antara status gizi balita dengan kejadian diare kesenjangan antara teori, hasil penelitian, dan
terbukti secara hipotesis, dengan nilai p kenyataannya di lokasi penelitian
(0,000) < (0,005).Hasil penelitian menunjukkan bahwa asumsi adanya
menunjukkan tidak ada hubungan antara hubungan antara pemberian ASI pada balita
pemberian ASI pada balita dengan kejadian dengan kejadian diare pada balita di wilayah
diare pada balita di wilayah kerja UPTD kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten
Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Majalengka tahun 2015 tidak terbukti dengan
tahun 2015. Hal ini dikarenakan banyak ibu nilai (0,933) > α (0,05).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil peneltian dapat pengetahuan ibu balita dengan kejadian diare
disimpulkan kurang dari setengahnya balita pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas
mengalami diare dengan dehidrasi, untuk Rajagaluh Kabupaten Majalengka tahun 2015,
tingkat pengetahuan ibu tentang kejadian ada hubungan antara status gizi balita dengan
diare lebih dari setengahnya ibu balita kejadian diare pada balita di wilayah kerja
berpengetahuan kurang, balita di wilayah UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten
kerja UPTD puskesmas Rajagaluh kurang dari Majalengka tahun 2015, dan tidak ada
setengahnya dengan status gizi bermasalah, hubungan antara pemberian ASI dengan
dan kurang dari setengahnya balita di wilayah kejadian diare pada balita di wilayah kerja
kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh di beri ASI < UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten
2 tahun. Dan diketahui ada hubungan antara Majalengka tahun 2015.
SARAN
Saran kepada petugas kesehatan agar dapat melihat langsung secara nyata. Petugas
memberikan informasi kepada ibu balita
tentang pencegahan diare dengan praktek
langsung cara pencegahan diare pada balita
atau demonstrasi langsung agar ibu balita
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
kesehatan agar mengoptimalkan peran
posyandu sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan kepada masyarakat khususnya
dalam memantau perkembangan gizi balita.
Petugas kesehatan agar memberikan
konseling kepada ibu balita
tentang
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
pencegahan diare dengan memberikan ASI sebagai bentuk upaya untuk memperdalam
secara penuh sampai 2 tahun atau lebih dan khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam
mengadakan program khusus untuk upaya pencegahan diare.
meningkatkan pengetahuan selain dengan Sebagai sumbangsih ilmu
penyuluhan dan konseling. pengetahuan khususnya ilmu keperawatan
Saran untuk peneliti diharapkan dari komunitas dan keperawatan anak tenang
hasil penelitian ini dapat diaplikasikan oleh factor resiko kejadian diare dan sebagai bahan
peneliti dalam kondisi nyata dilapangan kajian dan informasi bagi ilmu keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Hasan, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : Balai Pustaka.
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Hidayat, 2007. Metode Penelitian Keperawatan
Pendekatan Jakarta : Renika Cipta. dan teknik Analisa Data. Penerbit
Salemba medika. Depkes RI 2007
, 2007. Prosedur Penelitian
Pendekatan Praktek. Jakarta : Lingga, 2008. Resep-Resep Obat Tradisional.
Rineka Cipta. Jakarta : Penebar Swadaya.
Asnil, 2003. Gastroenteritis Akut. Jakarta :
Pustaka Zik-Zik. Mansjoer, 2009. Kapita selekta kedokteran.
Edisi 3. Jakarta : Media
Depkes RI, 2000. Referensi Kesehatan. Aesculapius.
http://creasoft.wordpress.com
Muslim, 2004. Indikator Kesehatan
, 2002. Pedoman pemberantasan Masyarakat www.bappenas.go.id
penyalit saluran pernafasan akut.
Jakarta : Departemen Kesehatan Nilamsari, 2009. Tips Hidup Sehat dan Panjang
RI. Umur. Yogyakarta : Araska.
Dinkes Majalengka, 2011. Profil Dinas . 2007. Promosi Kesehatan Teori dan
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
Kesehatan Majalengka. Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Majalengka : Dinkes Cipta.
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016
Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan
Metodologi Penelitian Ilmu Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Transkultural. Jakarta : EGC.
Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta. Salemba Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi.
Medika. Bogor : Bumi Aksara.
Pudjiadi, 2000. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Sudomo, 2010. Kontribusi pemberian MP-
Edisi Keempat. Jakarta: Balai ASI pada Balita.
Penerbit FKUI. http://www.scribd.com
Ramaiyah. 2002. Asi dan Menyusui. Jakarta : Utami, 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta :
Bhuana Ilmu Populer Kelompok Trubus Agriwidya. Anggota
Gramedia. IKAPI.
Sekaran. 2000. Metodologi Penelitian Untuk Utaminingsih. 2010. Menjadi Dokter Bagi Anak
Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Anda. Yogyakarta : Cakrawala
Ilmu.
Soekirman. 2000. Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi VIII. Jakarta : Widjaja, 2001. Mengatasi Diare Dan Keracunan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Pada Balita. Jakarta : Kawan
Indonesia. Pustaka.
Sutanto, 2001. Analisis Univariat dan Bivariat. Yuliana, 2009. Faktor yang Mempengaruhi
FKMUI : Depok. Sikap dan Perilaku Kesehatan.
Http://www.IndoSkripsi.com.
Sudarti, Endang. 2010. Asuhan Kebidanan Diakses tanggal, 30 Maret 2015.
Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume II Nomor 3 Februari 2016